Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 62

PERANAN MODAL SOSIAL EKONOMI DALAM

DIVERSIFIKASI PEKERJAAN MASYARAKAT PETANI

CENGKEH DI DESA TONSAWANG KECAMATAN

TOMBATU MINAHASA TENGGARA

SKRIPSI

Oleh :

Fernando wola

18081106008

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO 2022
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
Nama : Fernando Wola
Nim 18081106008
Jurusan : Sosiologi
Program Studi : Sosiologi
Judul Skripsi : PERANAN MODAL SOSIAL EKONOMI DALAM
DIVERSIFIKASI PEKERJAAN MASYARAKAT PETANI
DI DESA TONSAWANG KECAMATAN TOMBATU
MINAHASA TENGGARA

TELAH

DIPERTAHANKAN DI DEPAN KOMISI PENGUJI DALAM


UJIAN SKRIPSI PADA TANGGAL 1 DESEMBER 2022 DI RUANG UJIAN
JURUSAN SOSIOLOGI

DISAHKAN DAN DISETUJUI

OLEH:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Drs. Antonius Purwanto, MA Dr. Evelin J R. Kawung S.Sos, MSi


NIP. 195805061985031003 NIP. 197010121995122001
MENGETAHUI :

Ketua Jurusan Sosiologi Sekretaris Jurusan Sosiologi

Dr. Shirley Y.V. I. Goni, S.Sos, MSi Dr. Evelin J.R. Kawung, S.Sos, MSi
NIP. 197305221997022001 NIP. 197010121995122001

DEKAN :

Dr.Drs. Novie R.Pioh, M.Si


NIP. 196011301989031001

i
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi ini adalah benar

karya saya sendiri atau bukan hasil karya orang lain dan saya ajukan sebagai

persyaratan memperoleh gelar strata satu pada JURUSAN SOSIOLOGI Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi Manado.

Bahwa skripsi tersebut telah memenuhi kaidah ilmiah, norma akademik dan

norma hukum sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17

Tahun 2010 tentang Pencegahan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi.

Apabila ternyata dikemudian hari terbukti Skripsi ini bukan karya saya

sendiri, maka saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar yang saya sandang

dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Manado, 1 Desember 2022


Yang Membuat Pernyataan

Fernando Wola
NIM : 18081106008

ii
MOTTO

Skripsi ini Saya Persembahkan Kepada,

Papa, Mama, yang selalu menopang saya selama menjalani perkuliahan ini, baik

topangan doa maupun usaha. Juga untuk keluarga besar yang sudah memberikan

dukungan dalam bentuk apapun. Tak lupa juga untuk kawan-kawan seperjuangan

yang sudah bersedia menjadi tempat untuk sharing sekaligus menjadi zona

nyaman kedua bagi diri ini.

iii
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang karena

berkat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan

waktunya. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan tulus kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Oktovian Berty Alexander Sompie, M.Eng, selaku Rektor

Universitas Sam Ratulangi Manado.

2. Dr. Drs.Novie Revlie Pioh, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Politik Universitas Sam Ratulangi Manado.

3. Dr. Alfon Kimbal, S.Sos, M.Si, selaku Wakil Dekan bidang Akademik dan

Kerjasama Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi Manado.

4. Dr. Drs. Johny Revo Elia Tampi, M.Si, selaku Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum dan Keuangan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Sam Ratulangi Manado.

5. Dr. Donald K. Monintja S.Sos, M.Si, Selaku Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi

Manado.

6. Dr. Shirley Y.V.I Goni, S.Sos M.Si, selaku Ketua Jurusan Sosiologi Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi Manado, serta sebagai Penguji

2 yang telah memberikan masukan dan arahan bagi penulis dalam penulisan

skripsi ini.

iv
7. Dr. Eveline Jeanetta Rieke Kawung, S,Sos. M.Si, Selaku Sekertaris Jurusan

Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi Manado.

8. Dr, Antonius Purwanto M.Si, Selaku Dosen Pembimbing 1 yang selama dalam

tahap penulisan skripsi sudah banyak meluangkan waktu untuk membantu dan

memberikan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Dr. Eveline Jeanetta Rieke Kawung, S,Sos. M.Si, Selaku Dosen Pembimbing 2

peneliti yang turut memberikan masukan dalam pengerjaan skripsi ini.

10. Dra. Femy Tasik., M.Si, Selaku Dosen Penguji 1 yang dengan sabar turut

memberikan saran dalam penulisan penulis.

11. Dra, Juliana Tumiwa, Msi Selaku Dosen Penguji 3 yang dengan sabar turut

memberikan saran dalam penulisan penulis.

12. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sam Ratulangi Manado, terima kasih untuk semua ilmu dan nasihat

yang diberikan dari awal semester sampai akhir semester kepada penulis.

Terima kasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang sudah memberikan

dukungan dan motivasi kepada penulis :

1. Kepada Orang Tua Papa Feri Wola, Mama Nansi Pulu dari segala bentuk cinta

dan kasih sayang, pengorbanan serta didikannya, saya bisa memperoleh

pendidikan yang sebaik-baiknya sehingga bisa mencapai gelar S-1 di Universitas

Sam Ratulangi Manado.

v
2. Almarhum Oma Agustina Elias yang sudah merawat saya dari masa kecil

selalu menopang sekaligus membantu saya selama menjalani kehidupan

perkuliahan ini sampai saya bisa berhasil mendapatkan gelar S-1.

3. Sahabat-sahabat perjuangan angkatan 2018 jurusan sosiologi di kampus,

GibranHairudin, Yosua Rompas, Ryo Umboh, Franciano Frans, Stevano Wagey,

Bryan Rorong,Suryaningsih, Melinda, Indah katuuk, Yulma, Imelda, Grenli

Lomban, Dhiva Citraningtyas, dan Maulidi Ibrahim, dan Seluruh kawan-kawan

seperjuangan dalam GmnI. Dari mereka juga yang menjadi tempat bertanya serta

berdiskusi dalam pengerjaan skripsi ini.

4. Dan juga untuk Sahabat-sahabat dalam pelayanan Rohani Victor Bangsa,

Juliandro Mabuca, Efraim Bangsa, Natanael Taiwiland, dan seluruh rekan-rekan

pelayanan Shine Ministry, yang selalu menopang dan mendukung saya dalam doa.

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan

rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan studi S-1 dengan menyusun

skripsi yang berjudul “PERANAN MODAL SOSIAL EKONOMI DALAM

DIVERSIFIKASI PEKERJAAN DI DESA TONSAWANG KECAMATAN

TOMBATU MINAHASA TENGGARA”.

Skripsi ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar

S.SOS pada program studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Sam Ratulangi.

Penulis sangat menyadari bahwasanya dalam penulisan skripsi ini masih

terdapat kekurangan, untuk itu penulis berharap akan adanya kritik dan saran yang

konstruktif dari para pembaca. Penulis berharap, semoga skripsi ini bisa menjadi

manfaat bagi siapapun yang membacanya.

vii
RIGKASAN

Fernando Wola NIM : 18081106008, “ Peranan Modal Sosial Ekonomi dalam


Diversifikasi Pekerjaan Masyarakat Petani Cengkeh di Desa Tonsawang
Kecamatan Tombatu Minahasa Tenggara “

Pembimbing I; Dr. Drs . A. Purwanto, MA

Pembimbing II; Dr. Evelin J.R Kawung, S.Sos, M.Si

Indonesia sendiri merupakan negara agraris yang sebagian besar


penduduknya bekerja dilahan pertanian.Lahan pertanian menjadi salah satu faktor
penunjang kebutuhan hidup masyarakat terutama masyarakat
pedesaan.Masyarakat pedesaan pada umumnya adalah masyarakat yang
mengagunakan sumber daya alam pada bidang agraris, di mana masyarakat
tersebut secara turun temurun melakukan aktivitas pada sektor pertanian, sehingga
masyarakat yang ada di daerah pedesaan dan pinggiran memperoleh penghasilan
atau mengandalkan usaha yang bergerak di bidang pertanian.
Perubahan orientasi petani merupakan perubahan pandangan atau cara
berfikir untuk mencukupi kebutuhan tidak hanya dari sektor pertanian, tetapi juga
mengandalkan dari sektor nonpertanian.Walaupun para petani pada umumnya
mengerjakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan pertanian, namun
dalam masyarakat pedesaan juga terdapat beberapa jenis pekerjaan yang tidak
merupakan dari kegiatan pertanian seperti melakukan pekerjaan yang lain untuk
memenuhi kebutuhan hidup,banyak petani melakukan pekerjaan keduanya-
duanya, masing-masing sebagai pekerjaan utama dan pekerjaan
sampingan.Kecukupan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat dikatakan
terjangkau bila pendapatan rumah tangga cukup untuk menutupi keperluan rumah
tangga dan pengembangan usahanya yang sebagian besar di dapatkan dari aspek
pertanian.
Diversifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh petani cengkeh cukup
beragam,yakni dengan mengandalkan fisik dan keahlian seperti: kuli bangunan,
ojek, berdagang, buruh upahan.Bekerja sebagai petani cengkeh jelas memiliki
waktu luang yang relatif banyak dan tenggang waktu.

Kata Kunci : Peranan Modal Sosial Ekonomi, Diversifikasi Pkerjaan, Masyarakat


Petani

viii
SUMMARY

Fernando Wola NIM : 18081106008, “ The Role of Socio-Economic Capital in Job


Diversification of Clove Farmer Community in Tonsawang Village, Tombatu
District, Southeast Minahasa "

Supervisor I; Dr. Drs . A. Purwanto, MA

Supervisor II; Dr. Evelin J.R Kawung, S.Sos, M.Si

Indonesia itself is an agricultural country where most of the population


works on agricultural land. Agricultural land is one of the supporting factors for
the needs of the community, especially rural communities. Rural communities in
general are people who use natural resources in the agrarian sector, where these
people have traditionally carried out activities in the agricultural sector, so that
people in rural and peripheral areas earn income or rely on businesses engaged in
agriculture.
Changes in farmer orientation are changes in views or ways of thinking to
meet the needs not only of the agricultural sector, but also rely on the non-
agricultural sector. Although farmers generally do various jobs related to
agriculture, in rural communities there are also some types of work that are not
from agricultural activities such as doing other jobs to meet the needs of life,
many farmers do both jobs, respectively as main jobs and side jobs. Adequacy and
economic needs for the community are said to be affordable if household income
is sufficient to cover household needs and business development which is mostly
obtained from agricultural aspects.
The diversification of work carried out by clove farmers is quite diverse,
namely by relying on physical and expertise such as: building porters, motorcycle
taxis, trading, wage labor. Working as a clove farmer obviously has relatively
much free time and grace period.

Keywords : The Role of Socio-Economic Capital, Job Diversification, Farming

Community

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ...................................................... ii

MOTTO ................................................................................................................ iii

UCAPAN TERIMAKASIH................................................................................. iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

RIGKASAN ........................................................................................................ viii

SUMMARY .......................................................................................................... ix

BAB 1...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6

BAB II .................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 8


2.1 Pengertian Tanaman Cengkeh ....................................................................... 8
2.2 Pengertian Petani ........................................................................................... 8
2.3 Jenis-jenis Petani ......................................................................................... 11
2.4 Kebutuhan Modal Petani ............................................................................. 15
2.5 Karakteristik Petani ..................................................................................... 17
2.6 Pengertian Diversifikasi Pekerjaan.............................................................. 18
2.7 Modal ekonomi dan modal sosial ................................................................ 19
2.8 Peranan Modal Ekonomi Sosial Dalam Diverifikasi .................................. 20
2.9 Landasan Teori Tindakan Sosial (Max Weber).......................................... 21

BAB III ................................................................................................................. 24

METODOLOGI PENELITIAN ........................................................................ 24

x
3.1 Metode Penelitian ........................................................................................ 24
3.2 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 24
3.3 Fokus Penelitian dan Penentuan Informan .................................................. 24
3.4 Sumber Data ................................................................................................ 25
3.5 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 25
3.6 Analisis Data ............................................................................................... 26

BAB IV ................................................................................................................. 28

HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................... 28


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................... 28
4.1.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian ........................................................ 28
4.1.2 Letak Geografis..................................................................................... 29
4.3.1 Demografi ............................................................................................. 29
4.1.4 Pekerjaan............................................................................................... 30
4.1.5 Agama ................................................................................................... 30
4.2 Hasil Wawancara ......................................................................................... 30
4.2.1 Deskripsi Hasil Wawancara .................................................................. 30
4.2.2 Rangkuman Hasil Wawancara .............................................................. 38
4.3 Pembahasan ................................................................................................. 40
4.3.1 Peranan Modal Sosial Ekonomi Dalam Diversfikasi Pekerjaan ........... 40
4.3.2 Pengaruh Modal Sosial Ekonomi Dalam Diversivikasi Pekerjaan ....... 41

BAB V.................................................................................................................. 43

KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 43


5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 43
5.2 Saran ............................................................................................................ 44

Daftar Pustaka..................................................................................................... 45

PEDOMAN WAWANCARA ............................................................................. 47

DOUMENTASI ................................................................................................... 49

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia sendiri merupakan negara agraris yang sebagian besar

penduduknya bekerja dilahan pertanian.Lahan pertanian menjadi salah satu faktor

penunjang kebutuhan hidup masyarakat terutama masyarakat pedesaan.Masyarakat

pedesaan pada umumnya adalah masyarakat yang mengagunakan sumber daya alam

pada bidang agraris, di mana masyarakat tersebut secara turun temurun melakukan

aktivitas pada sektor pertanian, sehingga masyarakat yang ada di daerah pedesaan dan

pinggiran memperoleh penghasilan atau mengandalkan usaha yang bergerak di

bidang pertanian.

Pembangunan pertanian bertujuan menaikan taraf hidup dan pendapatan

masyarakat petani, pertumbuhan kesempatan kerja dan berusaha, meningkatkan gizi

dan kebutuhan rumah tangga sehari-hari dalam masyarakat petani desa.Di samping

sebagai petani yang menghasilkan bahan pangan seperti cengkeh,pala, jagung,dan

juga berbagai macam tanaman lain.Dari segi pendapatan dan kesejahteran taraf hidup

mereka masih rendah.Dari aspek modal ekonomi, dampak konversi lahan pertanian,

permasalahan lain yang dihadapi petani sangatlah kompleks. Mulai dari masalah

modal, gagal panen karena cuaca maupun kekeringan dan hama, serta anjloknya

harga hasil pertanian saat panen.Beban pertanian yang lebih berat akan mendorong

terjadinya perubahan orientasi petani untuk bisa mencukupi segala kebutuhannya.

1
Perubahan orientasi petani merupakan perubahan pandangan atau cara berfikir

untuk mencukupi kebutuhan tidak hanya dari sektor pertanian, tetapi juga

mengandalkan dari sektor nonpertanian.Walaupun para petani pada umumnya

mengerjakan berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan pertanian, namun dalam

masyarakat pedesaan juga terdapat beberapa jenis pekerjaan yang tidak merupakan

dari kegiatan pertanian seperti melakukan pekerjaan yang lain untuk memenuhi

kebutuhan hidup,banyak petani melakukan pekerjaan keduanya-duanya, masing-

masing sebagai pekerjaan utama dan pekerjaan sampingan.Kecukupan dan keperluan

ekonomi bagi masyarakat dikatakan terjangkau bila pendapatan rumah tangga cukup

untuk menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan usahanya yang sebagian

besar di dapatkan dari aspek pertanian.

Interaksi yang dilakukan oleh individu-individu dalam memenuhi

kebutuhannya, mengakibatkan dinamika sosial masyarakat pedesaan.Menurut

Soekanto Hubungan sosial merupakan hasil dari interaksi (rangkaian tingkah laku)

yang sistematik antara dua orang atau lebih. Suatu hubungan sosial akan ada jika tiap-

tiap orang dapat meramalkan secara tepat macam tindakan yang akan datang dari

pihak lain terhadap dirinya.modal sosial dapat menjadi modal stimulan yang dimiliki

oleh petani desa untuk terbukanya peluang dan potensi modal lainnya,dan hubungan

sosial yang tersedia disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang ada pada individu

yang bersangkutan.

Pengembangan kelompok tani juga menjadi wahana dan proses tukar menukar

informasi serta menjadi jaringan sosial di antara mereka sebagai wadah proses

2
pembelajaran, kerja sama, unit penyedia sarana dan cara berkesinambungan. Fakta

menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya yang memiliki pekerjaan ganda baik

dari sektor pertanian maupun nonpertanian merupakan hal yang biasa di pedesaan.

Sumber pendapatan masyarakat bukan hanya dari satu sumber, melainkan dari

beberapa sumber, yang dalam hal ini dikatakan masyarakat tersebut memiliki sumber

pendapatan yang beragam dan biasa disebut dengan diversifikasi pekerjaan.

Diversifikasi pekerjaan yang dilakukan masyarakat dalam suatu rumah tangga

dilakukan guna meningkatkan status sosial ekonomi dan kesejahteraan keluarga.

Diversifikasi pekerjaan juga dilakukan guna membantu menyokong usaha utama

dalam meningkatkan pendapatan masyarakat, khusus masyarakat pedesaan.

Diversifikasi pekerjaan di pedesaan diharapkan dapat memberikan nilai

tambah bagi masyarakat pedesaan maupun lingkungan, dimana dengan usaha

diversifikasi masyarakat pedesaan terutama petani memiliki peluang untuk

memaksimalkan pendapatannya mana kala ada waktu luang, kegagalan panen, dan

lahan yang kosong di lingkungan masyarakat. Secara langsung diversifikasi pekerjaan

di pedesaan diharapkan dapat memperbaiki dan menjadi sumber perubahan

khususnya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.

Desa tonsawang merupakan salah satu desa dari 12 desa di wilayah

Kecamatan Tombatu, Kabupaten Minahasa tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, jarak

perjalanan dari desa ke ibukota kabupaten 24 Km, sedangkan jarak tempuh ke ibukota

provinsi 99,4 Km. Masyarakat desa tonsawang sebagian besar memiliki lahan

perkebunan tanaman cengkeh, pada umumnya tanaman cengkeh akan berbunga satu

3
tahun sekali dan masa panennya juga dilakukan setahun sekali, hal ini juga sangat

tergantung pada keadaan iklim daerah tersebut,dan sangat berpengaruh terhadap hasil

panen yang tidak menentu.

Oleh karena itu, masa panen tanaman cengkeh yang bersifat musiman yang di

panen satu tahun sekali,dan juga sangat tergantung pada lingkungan cuaca, bekerja

sebagai petani cengkeh tentu memiliki waktu luang yang relatif banyak.Untuk

menunggu masa panen tanaman cengkeh masyarakat petani cengkeh lebih memilih

untuk melakukan berbagai penganekaragaman pekerjaan atau disebut dengan

diversifikasi pekerjaan.

Diversifikasi pekerjaan yang dilakukan oleh petani cengkeh cukup

beragam,yakni dengan mengandalkan fisik dan keahlian seperti: kuli bangunan, ojek,

berdagang, buruh upahan.Bekerja sebagai petani cengkeh jelas memiliki waktu luang

yang relatif banyak dan tenggang waktu.Menunggu masa panen cengkeh, masyarakat

yang bekeja sebagai petani cengkeh memilih melakukan penganekaragaman

pekerjaan. Penganekaragaman pekerjaan yang dilakukan masyarakat petani cengkeh

selain menjadi strategi adaptasi dalam mensejahterakan keluarga, diversifikasi

pekerjaan secara langsung juga ikut mengurangi masyarakat pengangguran dan

membantu menampung tenaga kerja yang ada di Desa Tonsawang Kecamatan

Tombatu.

Dengan adanya diversifikasi pekerjaan di tengah-tengah aktivitas pertanian

cengkeh masyarakat diharapkan akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan

4
masyarakat petani cengkeh itu sendiri. Sebagian besar masyarakat Desa Tonsawang

kecamatan Tombatu, secara ekonomi sosial dalam diversifikasi pekerjaan sebagai

strategi untuk sosial ekonomi bukan untuk kebutuhan hidup semata namun juga

memiliki tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan norma-norma dan budaya

dari dalam masyarakat Desa Tonsawang Kecamatan Tombatu yaitu mapalus di mana

masyarakat petani saling bergotongroyong bekerjasama untuk kepentingan bersama

seperti melakukan kegiatan membuka kebun baru, membersihkan kebun,dan juga

memanen hasil pertanian,dan pembangunan rumah,dan acara ibadah kedukaan dll.

Fenomena yang terjadi di atas dapat mendorong tingginya mobilitas

pekerjaan dari sektor pertanian ke sektor nonpertanian.Sementara itu kesempatan

kerja non pertanian masih merupakan barang langka di pedesaan. Hal ini mendorong

petani untuk menggunakan sisa waktu kerjanya dipertanian untuk bekerja disektor

non-pertanian,baik di sector informal, atau sebagai tenaga kerja musiman di

kota.Kesempatan kerja di luar pertanian bagi penduduk desa lebih banyak

dipengaruhi dan ditunjang oleh pengeluaran pemerintah daripada oleh pertumbuhan

pertanian itu sendiri.Petani bekerja di luar pertanian sekedar untuk memenuhi

kebutuhan pokok keluarganya, dan bukanlah karena alasan ekspansi usaha.Oleh

karena itu perlu altematif lapangan kerja luar pertanian yang dapat dengan mudah

dijangkau oleh petani perdesaan..Namun, meningkatnya kebutuhan keluarga,

semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat perdesaan, dan semakin besarnya

peluang mendapatkan fasilitas modal diduga lebih banyak mendorong tingginya

5
alokasi kerja petani di non pertanian daripada dorongan dari sector pertanian itu

sendiri

Modal Sosial Ekonomi memiliki peranan penting bagi aktivitas masyarakat

petani Desa Tonsawang. Dalam peran sosial, dapat menonjolkan sifat persatuan dan

kesatuan bersama untuk mencapai tujuan bersama juga dalam aspek ekonomi ini

berfungsi untuk mencegah dari resesi perekonomian akibat dari individualis dan

kapitalisme yang ada di Minahasa tenggara khususnya Desa Tonsawang kecamatan

Tombatu. Berdasarkan realita tersebut maka peneliti tertarik untuk mengetahui

Peranan modal ekonomi dan modal sosial dalam diversifikasi pekerjaan petani

cengkeh di desa Tonsawang Kecamatan Tombatu.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana pernan modal ekonom sosial dalam diversifikasi pekerjaan petani

cengkeh?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini untuk mengetahui peranan modal ekonomi dan modal

sosial dalam diversifikasi pekerjaan petani cengkeh.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat untuk masyarakat agar mengetahui informasi tentang Peran modal

ekonomi dan modal sosial dalam diversifikasi pekerjaan petani cengkeh.

2. Manfaat untuk institusi pendidikan agar menjadi acuan dalam dunia

pendidikan tentang peran modal ekonomi dan modal sosial dalam

diversifikasi pekerjaan petani.

6
3. Manfaat untuk mahasiswa agar dapat menambah wawasan serta menjadi

acuan untuk penelitian-penelitian yang akan dilakukan berikutnya.

4. Manfaat untuk peneliti dapat menjadi pengetahuan baru serta memberi

pengalaman dalam melakukan penelitian.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanaman Cengkeh

Cengkeh (Syzygium aromaticum L.) merupakan tanaman pohon dengan

batang besar berkayu keras yang tingginya mencapai 20–30 m. Tanaman ini

mampu bertahan hidup hingga lebih dari 100 tahun dan tumbuh dengan baik di

daerah tropis dengan ketinggian 600–1000 meter di atas permukaan laut (dpl)

(Danarti dan Najiyati, 2003).

Tanaman cengkeh memiliki 4 jenis akar yaitu akar tunggang, akar lateral,

akar serabut dan akar rambut. Daun dari tanaman cengkeh merupakan daun

tunggal yang kaku dan bertangkai tebal dengan panjang tangkai daun sekitar 2–3

cm (Nuraini, 2014). Daun cengkeh berbentuk lonjong dengan ujung yang runcing,

tepi rata, tulang daun menyirip, panjang daun 6–13 cm dan lebarnya 2,5–5 cm.

Daun cengkeh muda berwarna hijau muda, sedangkan daun cengkeh tua berwarna

hijau kemerahan (Kardinan, 2003).

2.2 Pengertian Petani


Petani menurut Hadiutomo (2012:2) adalah orang yang melakukan

kegiatan pada sektor pertanian baik pertanian kebun,ladang, sawah, perikanan,

dan lainya pada suatu lahan yang diusahan dengan tujuan keuntungan ekonomi.

Petani dapat dibedakan berdasarkan bentuk kegiatannya yaitu petani pemilik

penggarap, petani penyewa, petani penyakap (penggarap), petani penggadai dan

petani sebagai buruh tani. Sedangkan menurut Rodjak (2006:11) petani

merupakan unsur usaha tani yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan

8
tanaman atau ternak agar dapat tumbuh dengan baik, ia berperan sebagai

pengelola usaha tani.Petani sering digambarkan sebagai individu yang bekerja

disektor pertanian, penghasilannya sebagian besar berasal dari sektor pertanian.

Pemberdayaan para petani ini cukup rumit, hal ini didasarkan pada karakteristik

petani yang kompleks.

Dalam pengertian yang luas Petani mencakup semua usaha kegiatan yang

melibatkan pemanfaatan makhluk hidup (termasuk tanaman, hewan, dan mikroba)

untuk kepentingan manusia.Petani adalah orang yang memiliki mata pencarian

atau pekerjaan utama dalam bidang pertanian.Di dalam kesehariannya, petani

biasanya hidup dalam dua dunia. Pada satu sisi, masyarakat petani pada umumnya

tinggal di daerah-daerah pedesaan, terpisah dari dunia luar. Mereka sangat serius

di dalam mengelola pertanian di desanya dan cenderung memiliki orientasi

pandangan ke dalam (inward looking orientation). Namun, di sisi lain, ma-

syarakat petani sangat tergantung dari dunia luar. Berdasarkan sejarah, kehidupan

petani dan sistem pertanian di Indonesia dewasa ini, tidak lepas dari pengaruh

ekonomi pasar secara nasional maupun internasional dan dinamika politik masa

lalu.

Demikian pula, dengan kian pesatnya perkembangan ekonomi global

dewasa ini.Maka, tidak terelakkan lagi petani-petani desa di negara kita telah

terbawa dalam arus mekanisme sistem ekonomi dunia (world system) yang

didominasi oleh sistem kapitalis (bandingkan Rose-berry 1989).

Pada umumnya, dalam melakukan usaha taninya, petani terlibat dalam

kegiatan yang sangat kompleks dan penuh risiko. Mereka, dalam keseharian

9
mengelola usaha taninya, harus berinteraksi mempengaruhi dan dipengaruhi oleh

lingkungan sistem biofisik lokal (ekosistem), misalnya iklim, kelembaban udara,

tanah, air, mikro organisme, jenis-jenis tanaman, hewan, tumbuhan pengganggu,

hama, dan penyakit. Bahkan di antara faktor-faktor biofisik tersebut, beberapa di

antaranya bersifat fenomena alam yang tidak dapat dikendalikan petani, misalnya

perubahan iklim, cu-rah hujan, kekeringan, timbulnya hama baru dan lain-

lain.Istilah ”petani” dari banyak kalangan akademis sosial akan memberikan

pengertian dan definisi yang beragam. Sosok petani mempunyai banyak dimensi,

sehingga berbagai kalangan memberi pandangan sesuai dengan ciri-ciri yang

dominan.

Moore dalam bukunya Social Origins of Dictatorship and Democracy and

Peasant in the Making of the Modern World (1966:243) mencatat tiga

karakteristik petani, yaitu: subordinasi legal, kekhususan kultural, dan pemilikan

de facto atas tanah.Secara umum pengertian petani adalah seseorang yang bekerja

untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dari kegiatan usaha pertanian, baik berupa

usaha pertanian di bidang tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,

dan perikanan.

Wolf sebagaimana dikutip Teodor Shanin (1985:49) memberikan istilah

peasant untuk petani yang bercirikan: penduduk yang secara eksistensial terlibat

dalam cocok tanam dan membuat keputusan otonom tentang proses cocok tanam.

Mereka bercocok tanam dan beternak di daerah pedesaan, tidak di dalam ruangan-

ruangan tertutup (greenhouse) di tengah kota atau di dalam kotak-kotak yang

diletakkan di atas ambang jendela.Dari aspek tempat tinggal, secara umum petani

tinggal di daerah pedesaan, dan juga di daerah-daerah pinggiran kota.Pekerjaan

10
pokok yang dilakukan untuk kelangsungan hidup mereka adalah di bidang

pertanian. Umumnya pekerjaan petani terkait dengan penguasaan atau

pemanfaatan lahan.

Mosher (1987:198) memberi batasan bahwa petani adalah manusia yang

bekerja memelihara tanaman dan atau hewan untuk diambil manfaatnya guna

menghasilkan pendapatan.Batasan petani menurut Departemen Pertanian

Republik Indonesia adalah pelaku utama agribisnis, baik agribisnis monokultur

maupun polikultur dari komoditas tanaman pangan, hortikultura, peternakan,

perikanan dan atau komoditas perkebunan.

2.3 Jenis-jenis Petani


Klasifikasi Petani menurut Sastraatmadja (2010:13), berdasarkan

kepemilikan tanah, petani dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu: 1) Petani

buruh atau buruh tani adalah petani yang sama sekali tidak memiliki lahan 2)

Petani gurem adalah petani yang memiliki lahan sawah antara 0,1 sampai 0,50

hektar. 3) Petani kecil, adalah petani yang memiliki lahan 0,51 sampai 1 hektar. 4)

Petani besar, adalah petani yang memiliki lahan lebih dari satu hektar.

Golongan petani menurut Wahyudin (2005:39) di bagi menjadi tiga yaitu:

1) Petani Kaya: yakni petani yang memiliki luas lahan pertanian 2,5 ha lebih. 2)

Petani Sedang: petani yang memiliki luas lahan pertanian 1 sampai 2,5 ha. 3)

Petani Miskin: petani yang memiliki luas lahan pertanian kurang dari 1 ha.

1. Petani berdasarkan orientasi/tujuan bertani

Tipe petani satu ini kemudian dibagi lagi menjadi dua, yaitu berorientasi

ekonomi dan berorientasi non-ekonomi ( Rossita dkk, 2017).

11
• Berorientasi ekonomi, tipe petani satu ini menggunakan prinsip

ekonomi dalam usaha taninya yakni memanfaatkan biaya seefisien

mungkin untuk memperoleh hasil panen yang maksimal.Tipe petani ini

pada setiap usahanya taninya selau menghitung setiap biaya

pengeluaran,dan pemasukan hasil panen, menghitung keuntungan dan

kerugian yang di tentunya sangat jelas bahwa jenis petani ini memiliki

memiliki management dan pengelolaan keuangan yang baik.Dan

apabila didapati bahwa usaha taninya tidak menguntungkan justru

lebih merugikan maka petani akan mencari komoditas yang cenderung

lebih efesien dan tidak memakan biaya yang cukup besar, proses on

farm nya tidak membutuhkan waktu yang cukup lama namum

menghasilkan pemasukan biaya yang banyak. (Berorientasi non

ekonomi, tipe petani satu ini adalah yang melakukan kegiatan

pertanian hanya digunakan sekedar memenuhi kebutuhan rumah

tangganya dan tidak ada niatan untuk menjual produk hasil tani

mereka.Meskipun tidak menghasilkan keuntungan,petani jenis ini tetap

sama melakukan kegiatan bertani Karena kegiatan bertani merupakan

cara untuk hidup.Walaupun yang sebenarnya tanpa mereka bertani

mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari dengan

membeli sembako tapi denga melakukan kegiatan bertani sendiri,

mereka seperti mendapatkan sebuah kepuasan dan ketenangan batin

yang lebih.

2. Petani berdasarkan penggunaan teknologi

12
Tipe petani satu ini kemudian dibagi lagi menjadi dua yaitu petani

tradisional serta petani modernis.

• Dalam pertanian tradisional, produksi pertanian dan konsumsi sama

banyaknya dan hanya satu atau dua macam tanaman saja (biasanya jagung

atau padi) yang merupakan

• sumber pokok bahan makanan. Produksi dan produktivitas rendah

karenahanyamenggunakan modal hanyasedikit sekali, sedangkan tanah

dan tenaga kerja manusia merupakan faktor produksi yang dominan (Scoot

1981:19).

Petani tradisional adalah tipe petani yang dalam usaha taninya

lebih menggunakan peralatan sederhana seperti cangkul untuk membuat

bedengan atau bajak sapi untuk olah tanah.

• Pada pola pertanian modern terjadi penggunaan teknologi di bidang

pertanian karena hasil pertaniannya sebagian besar untuk komersil atau

untuk memenuhi kebutuhan pasar sehingga penggunaan tenaga manusia

beralih kepada teknologi pertanian yang sifatnya membutuhkan

biayaproduksilebih tinggi. Tentu saja masalah ini akan berdampak pada

pola perilaku dan gaya hidup masyarakat terutama pada masyarakat

pedesaan yang pada mulanya mereka menggunakan prinsip pertanian

subsisten menuju pada masyarakat petani modern. (Adisel,2015)

Petani modernis adalah tipe petani yang selalu berorientasi pada

teknologi terbaru. Mereka tahu dan sadar bahwa teknologi adalah salah

13
satu aspek yang bisa meningkatkan kualitas produksi tani mereka. Oleh

karena itu tipe petani ini tak banyak pikir panjang untuk mengeluarkan

banyak uang demi membeli alat pertanian mutakhir.

a) Jenis petani berdasarkan luas lahan.

Lahan pertanian merupakan penentu dari pengaruh bagi faktor produksi

komoditas pertanian. Secara umum dapat dikatakan bahwa semakin luas lahan

yang ditanami maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan dari lahan

tersebut (Rahim dan Hastuti, 2007).

Sagjoyo (1977) mengelompokan petani ke dalam tiga kategori yaitu :

petani skala kecil dengan luas lahan 0,5 Ha, petani skala menengah dengan

luas lahan 0,5-0,1 Ha, petani skala luas dengan luas lahan 0,1 Ha.

1. Petani Gurem adalah sebutan bagi petani kecil yang memiliki tanah

garapan maksimal setengah hektar atau minimal 0,25 Ha. munculnya

petani Gurem di karena kan beberapa sebab, penyebab yang paling umum

adalah karena petani menjual sebagian lahan mereka ke orang lain

sehingga hak milik lahan pertanian mereka menjadi berkurang atau

terbagi, selain itu adanya bagi hak waris pada anak petani di mana tanah

milik petani akan di bagi sesuai jumlah anak sehingga lahan yang awalnya

luas akan terbagi menjadi beberapa bagian.

2. Petani non gurem adalah petani yang mengelola lahan atau tanah garapan

minimal 0.25 Ha atau bahkan lebih besar petani non gurem tergolong

dalam kelompok tani yang terbilang sudah berkembang atau petani

modern dan tentunya semuanya dikerjakan dengan menggunakan

14
teknologi yang ada dan juga memiliki orientasi keuntungan melalui

penggunaan teknologi tersebut dan mempunyai penghasilan yang cukup

besar.

b). Jenis Petani berdasarkan jenis tanaman

Pola tanam merupakan usaha penanaman pada sebidang lahan dengan

mengatur susunan tata letak dan urutan tanaman selama periode waktu tertentu

termasuk masa pengolahan tanah dan masa tidak ditanami selama periode

tertentu. Di Indonesia yang memiliki iklim tropis biasanya pola tanam disusun

selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan, terutama pada daerah atau

lahan yang sepenuhnya tergantung dari curah hujan. Pemilihan varietas yang

ditanam menjadi penting karena harus disesuaikan dengan keadaan air yang

tersedia ataupun curah hujan.

Pola tanam bisa dibagi menjadi tiga jenis, yaitu pola tanam monokultur,

pola tanam polikultur dan rotasi tanaman. Pola tanam monokultur adalah

pertanian dengan menanam tanaman sejenis. Misalnya sawah ditanami padi saja,

jagung saja, atau kedelai saja. Sedangkan polikultur merupakan pola pertanian

dengan banyak jenis tanaman pada satu bidang lahan yang terususun dan

terencana dengan menerapkan aspek lingkungan yang lebih baik.dan rotasi

tanaman adalah pola tanam yang di kembangkan dengan cara mengati tanaman

budidaya setiap musim.

2.4 Kebutuhan Modal Petani


Terdapat beberapa contoh modal dalam usahatani, misalnya : tanah,

bangunan, alat-alat pertanian, tanaman, ternak, piutang dari bank dan uang tunai.

15
Sumber pembentukan modal dapat berasal dari milik sendiri, pinjaman (kredit

dari bank, dari tetangga atau famili), warisan, dari usaha lain dan kontrak sewa.

Modal dari kontrak sewa diatur menurut jangka waktu tertentu, sampai peminjam

dapat mengembalikan, sehingga angsuran (biasanya tanah, rumah dll) menjadi

dan dikuasai pemilik modal (Shinta, 2011).

Heady dan Dillon (1961) dalam Soekartiwi 1986, mengklasifikasikan

beberapa variabel yang dapat digolongkan sebagai modal. Beberapa macam

penggolongan modal adalah :

1. Modal untuk perbaikan usahatani, terdiri dari biaya penyusutan bangunan

dam, kekayaan yang mudah diuangkan (ternak, makanan ternak, bibit, pupuk

dan lain-lain), kekayaan yang terdiri dari alat-alat pertanian (mesin, alat

untuk pemeliharaan ternak dan lain-lain), dan biaya yang dipergunakan untuk

pemeliharaan (merawat atau mengganti alat-alat, bensin, dan oli).

2. Modal yang terdiri dari mesin dan peralatan pertanian (termasuk penyusutan,

perawatan atau penggantian bila ada yang rusak), biaya pemeliharaan ternak,

makanan ternak, dan lain-lain pembiayan.

3. Modal yang terdiri dari penyusutan mesin-mesin, pembelian makanan ternak,

pupuk dan lain-lain, pembiayaan seperti bensin dan oli.

Menurut Suratiyah (2006), kebutuhan modal dalam jangka waktu yang

berbeda-beda adalah :

1) Kebutuhan modal permanen untuk tanah, alat produksi tahan lama, dan

habis pakai yang permanen.

2) Kebutuhan modal jangka panjang (10 tahun) untuk bangunan, dan

tanaman tahunan yang berumur panjang.

16
3) Kebutuhan modal jangka sedang (1-10 tahun) untuk alat, ternak dan

tanaman keras yang berumur kurang dari 10 tahun.

2.5 Karakteristik Petani


Petani menurut Yuwono (2018:4) memiliki karakteristik yang unik setiap

wilayahnya, berpengaruh pada pola usaha tani yang diusahakan. Semakin

kompleks karakteristik petani semakin beragam usaha pertanian yang dilakukan

dan dijalankan. Berikut adalah sifat-sifat umum yang dimiliki oleh seorang petani

1) Petani sebagai perorangan

2) Petani hidup dibawah kemampuan

3) Petani merupakan kelompok konklusi

4) Petani berbeda satu sama lain

5) Kebanyakan petani terikat dengan kebiasaan-kebiasaan

6) Petani berusaha memperoleh sesuatu

7) Petani curiga dan enggan terhadap hal-hal baru

8) Para petani menghargai jasa baik dan kata sepakat dari keluarga dan tetangga

9) Petani tidak senang didesak dan diberi intruksi apa yang mereka lakukan.

Karakteristik petani dapat dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu

karakter dilihat dari karakter demografi, sosial ekonomi dan sosial budaya

(Agunggunanto, 2011:50). Aspek umur, pendidikan formal dan jumlah

tanggungan keluarga termasuk dalam karakter demografi. Aspek luas lahan

garapan dan pendapatan termasuk karakter sosial ekonomi.

Aspek pekerjaan petani dan kelembagaan termasuk kedalam karakter sosial

budaya.Petani memiliki karakteristik yang dapat dilihat dari segi umur, jenjang

17
pendidikan formal, luas lahan garapan, pengetahuan petani tentang pertanian,

biaya produksi, produksi kebun, pendapatan bersih, jumlah anak dan tanggungan

keluarga, serta pemenuhan kebutuhan pokok petani. Karakteristik petani secara

umum diuraikan dalam beberapa aspek yang mencakup kehidupan petani yaitu

aspek Pendidikan dan Pengetahuan Petani.

2.6 Pengertian Diversifikasi Pekerjaan


Allison dan Ellis (2001) mengemukakan diversifikasi mengurangi risiko

dari kegagalan penghidupan dengan bertumpu pada lebih dari atau sumber

pendapatan.Diversifikasi pekerjaan dilakukan untuk meningkatkan penghasilan

dalam keluarga. Kebutuhan rumahtangga biasa dikatakan besar selain untuk

kehidupan sehari-hari juga untuk pendidikan anak-anak didalan keluarga. Dalam

konteks ekonomi, diversifikasi pekerjaan diarahkan untuk meningkatan

kemakmuran sosial, ekonomi, dan meningkatkan pendapatan petani dengan

tingkat stabilitas yang lebih tinggi. Peningkatan kesejahteraan penduduk desa

didukung oleh peningkatan dan ketersedian sekolah. Jika pendapatan petani

semakin meningkat itu menunjukkan bahwa mampu menyekolahkan anak-

anaknya sampai tingkat kuliah (Pudjiwati 2000).

Diversifikasi juga dianggap sebagai suatu norma. Menurut Barret (2000)

Pandangan tersebut muncul dikarenakan pemikiran bahwa relatif sedikit orang

yang menggantungkan hidupnya hanya pada satu sumber pendapatan ataupun

pekerjaan, maka mereka harus menemukan alternatif bagaimana dapat

meningkatkan kesejahteraan hidup dengan melakukan berbagai pekerjaan.

Kondisi perekonomian (faktor ekonomi) yang semakin sulit dapat menjadikan

diversifikasi pekerjaan sebagai suatu pilihan hidup bagi masyarakat.

18
2.7 Modal ekonomi dan modal sosial
Meij (dalam Riyanto, 2010:18) mengartikan modal sebagai “keloktifitas”

dari barang-barang modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan

yang dimaksud dengan barang-barang modal adalah semua barang-barang yang

ada dalam rumah tangga perusahaan dan fungsi produktifnya untuk membentuk

pendapatan.

Pola (dalam Riyanto, 2010:18) mengartikan modal adalah sebagai suatu

kekuasaan untuk menggunkan barang-barang modal. Dengan demikian modal

adalah yang terdapat dalam neraca sebelah kredit. Adapun yang dimaksud dengan

barang- barang modal adalah barang-barang yang ada dalam perusahaan yang

belum digunakan. Jadi yang terdapat dalam neraca sebelah debit.

1. Modal Ekonomi

Modal ekonomi adalah pokok utama dalam menjalankan suatu bisnis atau

usaha, modal faktor penting dalam menjalankan usahanya, karna modal salah satu

unsur dimana perusahaan dapat menjalankan usahanya dan mendapatkan

keuntungan.

Menurut ahli ekonomi modal adalah kekayaan perusahaan yang dapat

digunakan untuk kegiatan produksi selanjutnya. Sedangkan Menurut Syam

(2014:16) Modal adalah suatu hak yang tersisa atas aktivitas suatu lembaga

(entity) setelah dikurangi kewajibannya.

Menurut Munawir (2014:19)Modal adalah merupakan hak atau bagian

yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang ditunjukkan dalam pos modal (modal

19
saham), surplus dan laba yang ditahan. Atau kelebihan nilai aktiva yang dimiliki

oleh perusahaan terhadap seluruh hutang-hutangnya.

2. Modal Sosial

Coleman (1990) mendefinisikan modal sosial dengan fungsinya. Ini bukan

entitas tunggal, namun kombinasi dari entitas yang berbeda dimana memiliki dua

karakteristik yang sama yaitu merupakan aspek dari struktur sosial, dan

memfasilitasi tndakan tertentu dari individu yang berada dalam struktur itu.

Entitas tersebut termasuk dalam kewajiban, harapan, kepercayaan, dan

arus informasi. Modal sosial melekat pada struktur hubungan antara pelaku dan

hal Ini memfasilitasi tindakan pelaku individual dalam membentuk dasar dari

modal sosial.Coleman mengidentifikasi tiga bentuk modal sosial: timbal balik

(termasuk kepercayaan), saluran informasi dan arus informasi, dan norma-norma

diberlakukan oleh sanksi (dalam Bhandari dan Yasunobu, 2009).

2.8 Peranan Modal Ekonomi Sosial Dalam Diverifikasi


Peran modal sosial membentuk jaringan, rasa kepercayaan, norma sosial,

kepemimpinan, dan solidaritas diantara Setiap Lapisan Masyarakat. Modal sosial

dapat didefinisikan sebagai serangkaian nilai dan norma informal yang dimilki

bersama diantara para anggota suatu kelompok masyarakat yang memungkinkan

terjadinya kerjasama diantara mereka.

Modal sosial sendiri merupakan kapabilitas yang muncul dari kepercayaan

umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian-bagian tertentu darinya.

(Fukuyama, 2002), Sedangkan peran penting modal ekonomi Meij (dalam

Riyanto, 2010:18) mengartikan modal sebagai “keloktifitas” dari barang-barang

20
modal yang terdapat dalam neraca sebelah debit, sedangkan yang dimaksud

dengan barang-barang modal adalah semua barang-barang yang ada dalam rumah

tangga perusahaan dan fungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.

Tentunya peranan modal ekonomi sosial mempunyai instrumen penting

dalam melakukan diversifikasi untuk mengembangkan hasil ekonomi,

meningkatkan taraf pendapatan,dan juga menambah jaringan sosial dalam

masyarakat untuk menjaga kestabilan lingkungan masyarakat itu sendiri.

2.9 Landasan Teori Tindakan Sosial (Max Weber)


Menurut Sugiyono (2017:81) “Teori adalah alur logika atau penalaran,

yang merupakan seperangkat konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara

sistematis.Penelitian ini menggunakan teori tindakan aktor yang dikemukakan

oleh Max Weber. Menurut Weber (Damsar, 2011:41-42), Disebut Tindakan sosial

sejauh tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari individu lain dan

karena itu diarahkan pada tujuan tertentu.

Hal tersebut berorientasi bahwa kegiatan atau usaha yang dilakukan oleh

seseorang berhubungan dengan sumber daya yang terbatas dengan

mempertimbangkan kemampuan, usaha dan keinginan yang akan mereka capai,

untuk memenuhi kebutuhan hidup terhadap barang-barang dan jasa. Sehingga

aktor memilih pekerjaan bertujuan untuk memaksimalkan kebutuhan hidup dalam

keluarga.

Selain itu, Weber (Ritzer, 2002:40-41) membagikan 4 tipe dasar tindakan

yaitu

21
1) Zwerkrational Action, Tindakan yang dilakukan sesorang bersifat murni,

tindakan aktor tidak hanya sekedar menilai cara untuk mencapai tujuan

tetapi, menentukan nilai dari tujuan itu sendiri.

2) Werktrational Action, Tindakan yang dilakukan aktor tidak dapat dinilai

apakah cara-cara yang dipilih itu merupakan cara yang paling tepat

ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan yang tersebut.

3) Affectual Action, Tindakan yang dilakukan aktor dipengaruhi oleh

perasaan emosi. Sehingga tindakan tersebut sangat sukar dipahami apakah

rasional atau kurang rasional.

4) Traditional Action, Tindakan yang dilakukan oleh aktor berdasarkan atas

kebiasaan-kebiasaan dalam mengerjakan sesuatu untuk mencapai suatu

tujuan. Tindakan yang dilakukan aktor dalam memilih pekerjaan dianggap

rasional dalam memenuhi perekonomian keluarga.

Menurut Snel dan Staring (Resmi,2005:6) menyatakan bahwa strategi

bertahan hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara standar oleh

individu dan rumah tangga yang menengah ke bawah secara sosial ekonomi.

Melalui strategi yang dilakukan oleh seseorang, bisa menambah penghasilan lewat

pemanfaatan sumber-sumber yang lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat

pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Selain itu, strategi bertahan

hidup menerapkan pola nafkah ganda yang merupakan bagian dari strategi

ekonomi.

Untuk peningkatan taraf hidup, dengan menambahkan jenis pekerjaan dan

merubah pola mata pencaharian. Pola nafkah ganda, yang dilakukan masyarakat

22
petani bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.Maka dengan pola

tersebut petani dapat bertahan hidup bersama keluarga dalam memenuhi

kebutuhan primer maupun sekunder.

23
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Metode Penelitian kualitatif.

Menurut Danial dan Nanan (2009: 60) mengemukakan pendekatan kualitatif

bahwa pendekatan kualitatif berdasarkan penomenologis menuntut pendekatan

yang holistik, artinya menyeluruh, mendudukkan suatu kajian dalam suatu

konstruksi ganda. Melihat suatu objek dalam suatu konteks „natural‟alamiah apa

adanya bukan parsial.

3.2 Lokasi Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di desa Tonsawang, Kecamatan Tombatu,

Kabupaten Minahasa tenggara, Provinsi Sulawesi Utara.

3.3 Fokus Penelitian dan Penentuan Informan

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif ,

dimana rumusan masalah pada penelitian dijadikan acuan dalam menentukan

fokus penelitian. Penelitian ini difokuskan pada masyarakat petani Desa

Tonsawang Kecamatan Tombatu.

Untuk melengkapi data penelitian, maka peneliti memilih 10 informan

yang merupakan masyarakat petani Desa Tonsawang.

24
3.4 Sumber Data
Data Primer

Data primer merupakan data yang telah diperoleh melalui hasil wawancara

peneliti dengan narasumber.

1. Data sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari

sumbernya. Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang dipakai adalah

sumber data tertulis seperti internet, buku, arsip-arsip yang bersangkutan serta

dokumentasi dari pihak-pihak yang terkait.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik

mengenai gejala atau aktivitas pada objek yang diteliti dengan tujuan untuk

memahami pengetahuan dari fenomena berdasarkan pengetahuan yang sudah

diketahui sebelumnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam

melanjutkan penelitian.

2. Wawancara

Wawancara adalah serangkaian proses percakapan di mana pertanyaan

diajukan kepada narasumber dan jawaban diberikan dengan mengacu pada

percakapan antara pewawancara dan orang yang diwawancarai. Dalam hal ini

pewawancara mengajukan pertanyaan kemudian ditanggapi oleh orang yang

diwawancarai guna mendapatkan informasi. Tanpa wawancara, peneliti tidak akan

bisa mendapatkan informasi yang hanya didapatkan dari responden/narasumber.

25
3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah suatu cara yang digunakan untuk memperoleh data

Dan informasi dalam bentuk gambar yang berupa laporan serta keterangan tempat

yang dapat mendukung penelitian.

3.6 Analisis Data


Menurut Moleong (2017:280-281) analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

seperti yang disarankan oleh data.

1. Reduksi Data

Tahap ini merupakan upaya untuk mencatat berbagai informasi yang

diperoleh dilapangan. Agar informasi tersebut tidak tumpang tindih (overlapping),

dilakukan pemilihan informasi sesuai dengan tema-tema budaya yang sesuai

dengan tujuan penelitian.

2. Display Data

Tahap kedua ini merupakan kegiatan pengklasifikasian secara sistematis,

datadata yang jumlahnya begitu banyak, sukar untuk dipahami secara umum, Oleh

karena itu, dilakukan display data guna mempermudah dalam menarik

kesimpulan.

3. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Setelah melakukan tahap pencatatan atau pengumpulan data, klasifikasi

tahap terakhir yaitu melakukan penarikan kesimpulan dari informasi yang

26
diperoleh. Upaya ini dilakukan untuk mencari relasi atau hubungan antara suatu

informasi dengan lain informasi yang lain sehingga diperoleh makna yang

sesungguhnya, kemudian kesimpulan yang diperoleh sifatnya tentative (tidak

pasti) harus diverifikasi dengan di carikan data baru atau peneliti secara lebih

mendalam guna mendapatkan kesimpulan yang lebih pasti dan terjaminnya

validitas (confrim ablitiy).

27
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Lokasi Penelitian

Tonsawang merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan

Tombatu, Kabupaten Minahasa Tenggara, provinsi Sulawesi Utara,

Indonesia.Asal Mula istilah Tonsawang ini berasal dari Pakasa'an Toundanouw,

menurut sejarah, dikatakan bahwa dahulu di daerah pantai Amurang terdapat

sebuah danau, dan arah tenggara danau terdapat sebuah daerah perbukitan

bernama Batu, di tempat itu berdiam sekelompok orang yang menyebut dirinya

sebagai orang “Toundanouw”, yang berarti "orang dari air". Orang Toundanouw

ini terbagi menjadi 2 kelompok, salah satunya adalah yang sekarang disebut

sebagai orang Tonsawang., sedangkan kelompok satu lagi disebut orang Tombatu.

Walaupun mereka menyebut diri mereka sebagai orang Tonsawang, tapi kadang-

kadang mereka menyebut diri mereka juga sebagai orang Toundanouw. Karena

dilihat dari asal-usul, bahwa orang Tonsawang bersama orang Tombatu, adalah

berasal dari keturunan orang Toundanouw.Di wilayah pemukiman desa

Tonsawang, terdapat peninggalan sejarah yang dikenal dengan nama Lesung

Nawo Oki yang telah berumur ratusan tahun.

28
Penemuan ini menunjukkan bahwa di wilayah hunian desa Tonsawang ini

sejak dahulu telah dihuni manusia, yaitu dengan adanya Lesung Nawo Oki ini.

Lesung Batu Nawo Oki ini berkaitan erat dengan legenda Raja Nawo Oki, yaitu

nama pemimpin orang Tonsawang pada masa lalu, sekitar abad 17.

4.1.2 Letak Geografis


Letak desa tonsawang berada di daerah pegunungan desa tonsawng

berbatasan langsung di wilayah utara dengan desa mundung,dan di bagian selatan

berbatasan dengan desa morea, dan dibagian timur berbatasan dengan desa

molompar.Desa tonsawang beranjak kurang lebih 9 kilometer dari pusat

kecamatan dan pusat pemerintahan kota sejauh 51 kilometer,desa tonsawang

memiliki luas lahan 7382 Km persegi dan memiliki suhu 28-30 derajat celcius.

4.3.1 Demografi
Jumlah Penduduk Desa tonsawang kecamatan tombatu kabupaten

minahasa tenggara pada tahun 2021, sebanyak 165 Kepala keluarga

(KK).Komposisi data penduduk sebagai berikut :

Tabel 1.Jumlah penduduk Desa Tonsawang

No. NAMA JUMLAH LAKI- PEREMPUAN JUMLAH

DUSUN KK LAKI JIWA

1 Tonsawang 165 KK 375 285 660

29
4.1.4 Pekerjaan
Masyarakat Tonsawang pada umumnya hidup sebagai petani. Menanam

berbagai jenis tanaman, seperti padi dan jagung serta sayur-sayuran dan buah-

buahan. Selain itu mereka juga menanam tanaman keras seperti cengkeh, kopra

dan lain-lain.

4.1.5 Agama
Masyarakat Tonsawang, mayoritas adalah pemeluk agama Kristen. Agama

Kristen berkembang dengan pesat di daerah ini sejak masuknya bangsa Portugis,

Spanyol dan Belanda ke daerah ini sekitar akhir abad 17.

Tabel 2.Jumlah agama Desa Tonsawang

NO AGAMA JUMLAH

1 Protestan 97%

2 Katolik 1%

3 Islam 1%

4 Lain-lain 1%

4.2 Hasil Wawancara

4.2.1 Deskripsi Hasil Wawancara


Penelitian ini dilakukan di Desa Tonsawang Kecamatan Tombatu

Minahasa Tenggara dengan judul “Peranan modal ekonomi sosial dalam

diversivikasi pekerjaan masyarakat petani cengkeh”, Peneliti melakukan

wawancara dengan 10 informan yakni masyarakat petani cengkeh.

Hasil wawancara dipaparkan dibawah ini :

A. Informan (MD Masyarakat petani)

Informan ini berumur 46 tahun bekerja sebagai petani cengkeh informan

ini memberikan penjelasan bahwa dalam keseharian di saat memiliki banyak

30
waktu kosong beliau hanya menjaga warung milik keluarganya sendiri dan

warung itu di bangun dari modal hasil pertanian buah cengkeh, di mana warung

tersebut saat ini merupakan sarana untuk menambah biaya perekonomian sehari-

hari dalam keluarga, dan juga dia mengatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir hasil

tanaman cengkehnya belum berbuah dan tentunya tidak mungkin akan selalu

berharap pada hasil buah cengkeh beliau menjelaskan apa saja pekerjaan yang

bisa dia lakukan selagi itu menguntungkan akan dia kerjakan seperti melalukan

pekerjaan makan sewa atau membersihkan lahan perkebunan orang lain,dan juga

pergi ke lahan pertambangan di mana merekan menunggu panggilan dari tetangga

atau kerabat dekat untuk mengajak mereka bekerja.

Dan juga dari beberapa pekerjaan sekaligus yang dikerjakan yaitu

pekerjaan utama sebagai petani cengkeh dan pekerjaan sampingan tentunya

memiliki hasil yang berbeda di mana pekerjaan utama sebagai petani cengkeh

sangat menguntungkan jika memiliki hasil buah dari tanaman cengkeh akan tetapi

untuk saat ini beliau merasa rugi dikarenakan tanaman cengkehnya tidak memiliki

hasil, dan beliau merasa bahwa untuk saat ini pekerjaan sampingan yang masih

lebih menguntungkan dan tentunya sangat membantu dan menopang kebutuhan

keluarga.

B. Informan ( GR Masyarakat petani)

Informan ini berumur 55 tahun bekerja sebagai petani cengkeh dia juga

menjelaskan bahwa dalam keseharianya hanya mengandalkan pekerjaan makan

sewa atau sebagai buruh bangunan, beliau juga mengatakan bahwa dia juga

memiliki pekerjaan sampingan usaha catering makanan di mana usaha tersebut

31
merupakan usahanya sendiri yang modal usahanya dari hasil bertani cengkeh yang

di kumpulkan dan usaha yang dia geluti ini sudah berjalan kurang lebih 4 tahun.

Beliau mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir tanaman

cengkehnya belum memiliki hasil, tentunya beliau sangat bergantung pada

pekerjaan sampingan dan usaha yang dia geluti saat ini dan mengenai hasil dari

pekerjaan sampingan dan pekerjaan utama sebagai petani cengkeh tentu saja dari

dua pekerjaan tersebut beliau mengatakan memiliki keuntungannya masing-

masing tetapi untuk saat ini hasil dari pekerjaan utama yaitu sebagai petani

cengkeh belum memiliki keuntungan dikarenakan tanaman cengkeh belum ada

hasil atau belum berbuah, untuk saat ini pekerjaan sampingan lebih

menguntungkan untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Dan tentunya usaha yang dia jalankan yaitu usaha catering makanan juga

seringkali tidak menentu hanya menunggu jika ada acara tertentu seperti pesta

perkawinan, dan juga acara syukuran lainnya, tentu saja beliau memiliki waktu

yang kosong dan waktu yang kosong itu di isi dengan pekerjaan yang lain yaitu

sebagai pekerja makan sewa dengan membersihkan lahan perkebunan.

C. Informan ( MT Masyarakat petani)

Informan berikutnya berusia 48 tahun pekerjaan sebagai petani cengkeh,

beliau mengatakan dalam keseharianya lebih banyak memiliki waktu renggang

dan beliau juga memiliki usaha warung dan modal usahanya berasal dari hasil

bertani cengkeh, dalam mengisi waktu yang lebih banyak kosong beliau

menggunakan waktunya dengan menjaga warung, dan juga ada pekerjaan yang

lain seperti buruh bangunan dan seringkali beliau menerima pekerjaan tersebut

32
sebagai buruh bangunan mengisi waktu kosong dan juga menambah penghasilan

sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Beliau juga mengatakan dari dua pekerjaan yaitu pekerjaan sampingan dan

pekerjaan utama lebih menguntungkan pekerjaan samingan dan juga usaha yang

ada, di karenakan pekerjaan utama yaitu sebagai petani cengkeh di mana tanaman

cengkeh dalam beberapa tahun terakhir belum memiliki buah dan tentunya sangat

merugikan jadi saat ini beliau sangat bergantung pada pekerjaan sampingan

sebagai buruh bangunan dan usaha warung yang ada.

D. Informan ( ER Masyarakat petani )

Informan berikutnya berusia 41 tahun beprofesi sebagai petani cengkeh

dan juga memiliki modal usaha yaitu warung,beliau menuturkan bahwa dia

seringkali mengisi waktu luang dengan bekerja sebagai buruh sewa untuk

membersihkan lahan perkebunan dari orang lain, sesekali juga beliau bekerja

sebagai buruh bangunan kalau ada tawaran.Beliau menjelaskan dalam kondisi saat

ini di mana yang bersangkutan juga mengalami hal yang sama dengan beberapa

informan sebelumnya bahwa dalam beberapa tahun terakhir tanaman cengkeh

belum membuahkan hasil, tentunya hal ini membuat informan merasa rugi dan

saat ini informan sangat bergantung pada pekerjaan sampingan yang dia kerjakan

saat memiliki waktu yang kosong dan juga lewat usaha warung yang modal

usahanya berasal dari hasil panen tanaman cengkeh.Iforman juga mengatakan dari

dua pkerjaan yang dia kerjakan yaitu pekerjaan utama dan sampingan di kondisi

saat ini yang lebih menguntungkan yaitu pekerjaan sampingan dan juga usaha

warung yang beliau punya, tetapi pekerjaan utama juga sering di kerjakan jika

33
memiliki waktu luang yaitu merawat agar tanaman cengkeh tersebut tudak rusak

atau mati.

E. Informan ( DW Masyarakat petani)

Informan Selanjutnya berusia 55 tahun dan juga berprofesi sebagai petani

cengkeh yang di mana itu merupakan pekerjaan utama, informan berikutnya ini

juga sama halnya dengan informan lain memiliki pekerjaan sampingan dan saat

ini informan memiliki pekerjaan sampingan sebagai buruh bangunan dan jika ada

pekerjaan lain seperti buruh sewa untuk membersihkan lahan perkebuanan petani

lain beliau mengatakan seringkali juga dia melakukanya selagi beliau bisa

mengerjakannya dan memiliki waktu kosong dan menguntungkan akan di

kerjakan pekerjaan tersebut, beliau sangat bergantung pada pekerjaan sampingan

yang di mana hasil dari tanaman cengkehnya sendiri tidak memiliki hasil.Di

kondisi saat ini beliau memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari dengan

melakukan beberapa pekerjaan sampingan, beliau juga mengatakan bahwa untuk

saat tidak bisa hanya berharap pada pekerjaan utama di karenakan hasil tanaman

cengkeh yang belum mengutungkan.Tetapi beliau masih tetap meluangkan

waktunya untuk merawat tanaman cengkeh tersebut meskipun belum mebuahkan

hasil, yang di mana lahan perkebunana yang dia miliki saat ini merupakan warisan

dari orang tua atau ayah dari beliau.

F. Informan ( FH Masyarakat petani)

Informan berikutnya ini berusia 51 tahun beliau juga memeiliki lahan

perkebunan cengkeh dan itu merupakan pekerjaan utama beliau di mana lahan

perkebunan tersebut merupakan miliknya sendiri yang dia buka semenjak masih

34
duduk di bangku SMA, beliau mengatakan bahwa dia juga mengalami hal yang

sama di mana tanaman cengkehnya belum ada hasilnya, dan beliau juga sangat

bergantung pada pekerjaan sampingan di mana beliau mengatakan juga memiliki

pekerjaan sampingan yaitu sebagai pekerja tambang emas yang ada di salah satu

desa di minahasa tenggara di desa morea yang jaraknya tidak jauh dari desa

tonsawang yang jarak tempuhnya (20 km) sekitar 30 menit, di mana pekerjaan

sampingan ini sangat menguntungkan dan hasilnya juga cukup besar dan tentunya

beliau melakukan pekerjaan sampingan tersebut karena memiliki banyak waktu

yang kosong dan kesehariannya dia gunakan untuk pergi ke lahan pertambangan.

Dan sesekali jika beliau mempunyai waktu kosong setelah melakukan

pekerjaan sampingan dia menyempatkan untuk mengurus lahan perkebunan

tanaman cengkeh agar tidak rusak dan tentunya akan memiliki hasil jika saat

sudah waktunya untuk di panen, beliau sendiri mengatakan bahwa kedua

pekerjaan ini memiliki keuntungan yang cukup besar, tetapi untuk kondisi dan

situasi saat ini dengan hasil pertanian cengkeh yang belum memiliki hasil

pekerjaan sampingan sebagai penambang merupakan alternatif untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

G. Informan ( DS Masyarakat petani)

Informan selanjutnya masih berusia 35 tahun memiliki profesi utama yaitu

petani cengkeh dan juga informan memiliki usaha sampingan yaitu usaha counter

pulsa di mana usaha tersebut juga modalnya berasal dari hasil bertani cengkeh,

dan juga beliau selain memiliki usaha sampingan dia mempunyai pekerjaan

sampingan sebagai tukang ojek, beliau menjelaskan setiap pagi hari beliau pergi

35
mengojek dari jam 07:00 wita sampai sekitaran jam 10:00 wita dan setelah itu

beliau lanjut untuk membuka usaha counter pulsanya untuk mengisi sisa waktu

yang kosong.

Dalam penjelasannya beliau mengatakan bahwa seringkali hasil dari

usahanya tidak menentu jadi dia juga melakukan pekerjaan sampingan sebagai

tukang ojek untuk menambah penghasilan, di mana saat ini hasil dari tanaman

cengkeh belum ada hasilnya tentunya beliau sangat bergantung pada pekerjaan

sampingan dan usahanya juga, beliau mengtakan jika ada tawaran pekerjaan lain

tentunya dia akan menerimanya, kadangkala kerabat atau tetangga sering

mengajaknya untuk bekerja sebagai buruh bangunan, dan juga ada yang

menggunakan jasanya sebagai tukang ojek untuk di antarkan ke pasar.

H. Informan ( CT Masyarakat petani )

Selanjutnya informan ini berusia 38 tahun bekerja sebagai petani cengkeh

di mana itu adalah pekerjaan utamanya, seperti yang beliau katakan bahwa dia

juga memiliki pekerjaan sampingan yaitu sebagai pekerja tambang emas yang ada

di desa morea yang berada tidak jauh dari desa tonsawang, dia menjelaskan bahwa

dalam kesehariannya banyak memiliki waktu yang kosong sehingga kenalannya

mengajaknya untuk pergi bertambang di karenakan juga perkebunan cengkeh

yang dia miliki belum memiliki hasil, dan pekerjaan sampingan yang dia lakukan

saat ini sudah berjalan hampir 2 tahun yang dikatakan oleh beliau sendiri

kemudian hasil yang dia dapatkan dari bertambang lumayan cukup menopang

kebutuhan keluarganya dan saat ini juga dia sudah mempunyai usaha warung

yang di mana modal usaha dia bangun berasal dari bekerja sampingan sebagai

36
penamabang dan sampai saat ini beliau masih melakukan pekerjaan

sampingannya, yang di mana awalanya dia hanya di ajak oleh kenalanya dan

sampai saat ini pekerjaan sampingan tersebut sangat menopang bagi kebutuhan

keluarganya.

I. Informan ( DP Masyarakat petani )

Dan informan berikutnya berusia 45 tahun juga mempunyai pekerjaan

sebagai petani beliau sendiri mengatakan bahwa bekerja sebagai petani cengkeh

lebih banyak waktu renggang karena harus menunggu hasil panen cengkeh yang

di mana tanaman cengkeh bersifat tanaman tahunan, tentunya beliau sendiri

mempunyai pekerjaan sampingan untuk mengisi waktu yang kosong dan

seringkali beliau bekerja sebagai buruh upahan untuk memanen hasil cengkeh dari

perkebunan lain atau juga seringkali beliau bekerja membantu membersihkan

perkebunan orang dan di beri upah biasanya yang memberikan tawaran pekerjaan

tersebut adalah kenalannya, dan juga sesekali beliau di berikan tawaran bekerja

sebagai buruh bangunan dan beliau mengatakan jika beliau memiliki kosong tentu

beliau akan mengerjakannya, dan alat-alat yang beliau gunakan saat bekerja entah

sebagai buruh bangunan atau pun sebagai buruh upahan merupakan alatnya

sendiri yang dia beli dari hasil tanaman cengkeh, beliau mengatakan bahwa dalam

kondisi saat ini di mana menunggu waktu panen tanaman cengkeh membutuhkan

waktu yang cukup lama sehingga pekerjaan sampingan sebagai solusi karena jika

hanya berharap pada hasil cengkeh tentunya tidak mungkin untuk mencukupi

kebutuhan sehari-hari, dalam beberapa tahun terakhir beliau sering mengisi waktu

luangnya dengan bekerja apa pun jika di berikan tawaran dari kerabat atau

kenalannya begitulah yang beliau jelaskan.

37
J. Informan ( FK Masyarakat petani )

Informan berikutnya berusia 39 tahun yang juga bekerja sebagai petani

cengkeh beliau menjelaskan bahwa dia sendiri juga melakukan pekerjaan

sampingan untuk mengisi waktu yang kosong dan juga dia lakukan itu untuk

tujuan utama untuk menambah pendapatan dalam memenuhi kebutuhan ekonomi

beliau, dan pekerjaan sampingan yang beliau lakukan adalah sebagai buruh

penebang pohon di mana dia sering meneriman pekerjaan ini dari pabrik meuble

atau furniture, di mana jika dari pihak pabrik membeli pohon dari orang mereka

akan menggunakan jasanya sebagai buruh upahan di mana juga beliau memiliki

keahlian dan berpengalaman memotong pohon dan kebetulan beliau memiliki alat

pemotong pohon yaitu berupa mesin senso, dan alat tersebut sudah lama dia miliki

dan di beli dari hasil tanaman cengkeh dan sekarang dia gunakan mesin tersebut

sebagai modal untuk bekerja sampingan, beliau juga mengatakan seringkali saat

beliau menunggu tawaran pekerjaan sebagai pemotong pohon, beliau juga sering

menerima tawaran pekerjaan sebagai buruh upahan untuk membersihkan lahar

perkebunan orang di mana beliau juga ahli dan memiliki alat pemotong rumput

sehingga beliau dapat melakukan pekerjaan sampingannya dan tentunya sangat

membantu untuk menopang kebutuhan sehari-hari.

4.2.2 Rangkuman Hasil Wawancara


Dari seluruh hasil wawancaran dengan informan terhadap peran modal

sosial ekonomi dalam diversifikasi pekerjaan bagi mereka sangatlah berperan

penting dengan kondisi situasi yang ada di mana tanaman cengkeh sendiri

merupakan tanaman tahunan dan membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk

menunggu waktu panen dari tanaman cengkeh tersebut, tentunya bagi mereka

38
peran modal sosial ekonomi sangat penting di mana dari situlah mereka dapat

membangun jaringan sosial antara satu dengang yang lain di mana mereka saling

memberikan informasi atau pun tawaran pekerjaan di mana mereka memiliki

hubungan sosial yang kuat sehingga juga dapat menciptakan modal ekonomi yang

baik bagi mereka di mana lewat hubungan sosial yang mereka bangun saling

memberikan informasi lewat jaringan sosial yang ada mereka dapat meningkatkan

taraf ekonomi lewat modal ekonomi yang mereka dapatkan di mana lewat

jaringan sosial yang ada mereka sudah bisa membangun usaha sendiri, dan juga

ada dari mereka yang sudah mempunyai modal awal dari hasil utama yaitu

tanaman cengkeh seperti peralatan bekerja yang mungkin mereka gunakan untuk

bekerja sampingan itu juga membangun hubungan sosial di mana mereka dapat

bertukar informasi seperti pada informan 10 yaitu saudara ( FK ) dia sudah

memiliki alat sendiri dan tentunya ini merupakan modal awal bagi dia untuk

mengerjakan pekerjaan sampingannya, dan lewat kerabat dan kenalannya akan

saling memberikan informasi lewat jaringan sosial jika ada yang membutuhkan

jasa untuk menebang pohon.

Sama halnya dengan informan 2 ( GR ) dia sendiri sudah membangun

usaha catering makanan yang cukup lama di mana usaha tersebut dia bangun

modalnya dari hasil menjual hasil panen cengkeh, kita bisa lihat bahwa GR sudah

mempunyai modal usaha dan tentunya lewat usahanya ini dalam modal sosial

ekonomi mempunyai peran penting di mana usaha sampinganya ini membutuhkan

jaringan sosial untuk bertukar informasi jika nantinya ada yang sedang melakukan

acara pesta pasti mereka akan memberikan informasi tersebut lewat hubungan

sosial antara mereka.

39
Dan juga bagi 8 informan lainnya tentunya modal sosial yang mereka

miliki merupakan sarana untuk membangun informasi bagi mereka dan itu

merupakan cara mereka untuk mendapatkan pekerjaan sampingan dan juga

memiliki kaitan erat dengan modal ekonomi yang mereka miliki di mana

keduannya mempunyai kaitan erat untuk menyambung pendapatan keseharian

mereka yang memiliki banyak waktu kosong, dengan adanya peralatan yang

mereka miliki sudah menjadi modal awal bagi mereka untuk dapat bekerja

sampingan dan pekerjaan tersebut mereka dapatkan lewat jaringan sosial

kedekatan emosional satu sama lain sehingga mendapat peluang kerja.Tentunya

bagi mereka peran modal sosial ekonomi memiliki peran penting sehingga

menciptakan keseimbangan bagi mereka baik itu dalam perekonomian keluarga

maupun hubungan sosial satu sama lain.

4.3 Pembahasan
Sesuai dengan hasil penelitian tentang bagaimana peran modal sosial

ekonomi dalam diversfikasi pekerjaan petani cengkeh, dan tentunya perlu

mengetahui lebih dalam tentang peran modal sosial ekonomi dalam diversifikasi

pekerjaan.

4.3.1 Peranan Modal Sosial Ekonomi Dalam Diversfikasi Pekerjaan


Bila dihubungkan dengan materi yang dipaparkan, modal sosial ekonomi

merupakan manfaat ekonomi yang diperoleh masyarakat dan didapat dari bantuan

komununikasi, kerjasama dan kepercayaan.Masih menurut komponen dari modal

sosial adalah ikatan sosial dan jaringan yang dapat diubah menjadi modal

ekonomi.Perna modal sosial ekonomi dalam masyarakat sangat berkaitan erat

dalam hubungan setiap kelompok masyarakat, peran modal sosial terutama hadir

40
sebagai alternative ada keyakinan bahwa modal sosial menyoroti relasi atau

hubungan sosial sedangkan bentuk-bentuk lain dari modal terutama terletak pada

individu saja.Modal ekonomi atau finansial dihubungkan dengan upaya

mengelola, meningkatkan, mengalokasikan dan menggunakan dana yang dimiliki

sebagai sumber daya moneter untuk memperoleh keuntungan ekonomi atau

manfaat sosial melalui kegiatan produktif.

Melihat peran modal sosial ekonomi dalam diversifikasi sebagai

keseluruhan sesuatu yang diarahkan atau diciptakan untuk memudahkan

masyarakat dalam struktur sosialnya membangun rasa kepercayaan dalam

jaringan sosial ekonomi menggambarkan tentang kondisi seseorang atau suatu

masyarakat yang ditinjau dari segi ekonomi. Setiap individu atau masyarakat pasti

menginginkan status ekonomi yang lebih baik. Jika dikaitkan dengan teori

tindakan sosial oleh Max Weber mengatakan bahwa tindakan sosial sejauh

tindakan tersebut memperhatikan tingkah laku dari seseorang dan di arahkan pada

tujuan tertentu. Di mana hal tersebut berorientasi pada kegiatan atau usaha yang di

lakukan oleh seseorang berhubungan dengan sumber daya yang mengandalakan

modal sosial ekonomi untuk menaikan taraf perekonomian.

4.3.2 Pengaruh Modal Sosial Ekonomi Dalam Diversivikasi Pekerjaan

Kata-kata modal (capital) dalam ekonomi adalah sesuatu yang ditanam

(diinvestasikan) untuk kemudian mendapat hasil dari apa yang ditanam itu. Ada

dua modal yang biasanya dikenal dan dibahas dalam ilmu ekonomi mainstream

yaitu, pertama modal fisik (ekonomis) biasanya berupa uang atau alat-alat

berbentuk fisik lain, kedua modal manusia yaitu menyangkut kapasitas atau

41
kemampuan manusia dalam aktifitas ekonomi. Sehingga, baik modal fisik

maupun modal manusia adalah dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi

perusahaan, saat ini banyak juga yang mengasosiasikan modal ekonomi dan

manusia dengan peningkatan kapasitas pemerintahan (good government).

Modal yang sama sekali tidak diungkit dalam teori-teori ekonomi arus

utama (mainstream) dan juga dalam proses pembangunan adalah modal sosial.

Sungguhpun demikian, dalam perkembangannya saat ini modal sosial menjadi inti

pembahasan dalam ilmu-ilmu sosial, seperti bisnis, perilaku bisnis, ilmu politik,

sosiologi dan ekonomi (Bahmani, Galindo, & Méndez, 2010). Bila modal fisik

dan modal manusia cukup dikembangkan secara mandiri (parsial), modal manusia

wajib membutuhkan interaksi (hubungan) sosial. Dengan kata lain interaksi sosial

adalah syarat mutlak dari pengembangan modal sosial. Modal sosial didefinisikan

sebagai keuntungan dari kerjasama jaringan, yaitu, sebagai sumber daya sesuai

dengan modal dan manusia. Definisi modal sosial yang banyak digunakan adalah

yang diungkap oleh Putnam, et al (1993) yang menganggap modal sosial sebagai

kepercayaan, norma dan jaringan.Definisi lain modal sosial tertuang dalam

pemikiran Elinor Ostrom, yang menganggap modal sosial sebagai pengetahuan,

pemahaman,norma, aturan, dan harapan bersama tentang pola interaksi individu

dalam kelompok menghasilkan aktivitas berulang. Namun secara garis besar

modal sosial didefinisikan sebagai aset kolektif dalam bentuk norma-norma

bersama, nilai-nilai, keyakinan, kepercayaan, jaringan, hubungan sosial, dan

lembaga yang memfasilitasi kerjasama dan aksi kolektif yang saling

menguntungkan.

42
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasansebelumnya,dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

(1)Perilaku ekonomi rumah tangga petani dan industri pedesaan dalam

mengalokasikan jam kerjanya pada pekerjaan sampingan tidak jauh berljeda,

meskipun jumlahjamkerja keseluruhandan pendapatan rumah tangga industry

pedesaan relatif lebih besar. (2) Proses transformasi ekonomi di pedesaan dari

sektor pertanian ke sektor industri masih menghadapi banyak kendala, diantaranya

adalah kurang berperannya pendidikan, dan persepsi keluarga dalam mengubah

pola alokasi jam kerja. Tingginya tanggungan keluarga dantingkatpen-didikan

cenderung lebih mengkon-sentrasikan kerja mereka pada pekerjaan pokok, yang

sebagian besar adalah pertanian.(3) Gairah kerja masyarakat pedesaan dapat

dipacu oleh tingginya pendapatan yang diperoleh dan bantuan modal. Hal ini

nampak dari besarnya pengaruh fasilitas kredit dan pendapatan sampingan

dibandingkan variabel lainnya. (4) Pekerjaan sampingan masyarakat perdesaan

tidak banyak menuntut tingginya tingkatpendidikan dan inelastis terhadap tingkat

pendapatan. Keadaan tersebut mengisyaratkan bahwa motivasi masyarakat

pedesaan mencari pekerjaan sampingan bukanlah untuk mengejar pendapatan

sebanyak mungkin, namun sekeda runtuk menutupi kebutuhan.

43
5.2 Saran
Pada pembahasan ini peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

(1) Diciptakan dan dikembangkannya kesempatan kerja baru di pedesaan, yang

dimungkinkan dengan rendahnya pendidikan, keahlian serta kondisi sosial budaya

setempat.(2) Program bantuan modal kerja yang telah dilakukan perlu

ditingkatkan, baik kuantitas ataupun pengasawannya.(3) Sarana dan pransarana

transportasi perlu ditingkatkan mutunya, khususnya bagi desa-desa tertinggal dan

sulit dijangkau oleh angkutan umum.(4) Peningkatan kualitas sumber daya

manusia melalui pendidikan perlu di distribusikan secara merata.

44
DAFTAR PUSTAKA

Anggreini Iseu,Iia Aprilia, 2020, Pengaruh Total Modal dan Beban Operasional

Terhadap Sisa Hasil Usaha (SHU) Pada Koperasi Unit Desa Rikrik Gemi

Soreang,Fakultas Ekonomi Program Studi Akutansi Universitas Bale

Bandung.

Answar,2021,Analisis Pendapatan Agrofrestri Berbasis Cengkeh (Syzgium

Aromaticum) Di Desa Tallang Bulawang,Departemen Kehutanan

Universitas Hasanuddin Makassar.

Dewi, Komala R. 2016. Mata Kuliah Manajemen Usaha Tani. Bali. Agribisnis

Universitas Pertanian Udayana.

Dwiningrum.A.I.Siti,2014, Modal Sosial Dalam Pengembangan Pendidikan

(Perspektif Teori dan Praktik),Yogyakarta : UNY Press.

Hermawan Lucius,2015, Dilema Disverifikasi Produk : Meningkatkan

Pendapatan Atau Menimbulkan Kanibalisme Produk, Universitas Ma

Chung.

Irwan,2015, Strategi Bertahan Hidup Perempuan Penjual Buah-buahan (Studi

Perempuan di PasarRaya Padang Kecamatan Padang Barat),Pendidikan

Sosiologi,STKIP PGRI Sumatera Barat,Vol XIV.

M, Adisel, 2015,Transformasi Masyarakat Petani Dari Trdisional ke

Modern,Kota:”Bogor”, Penerbit :”IPB Press”.

Mandang,Sondakh,Laoh,Harryani Ersy,O. 2020, Karakteristik Petani Berlahan

Sempit di Desa Tolok Kecamatan Tompaso, Agri-SosioEkonomi

Universitas Sam Ratulangi.

45
Maulana,Mohamad,Sri Hery,Susilowati,2021, Luas Lahan Usahatani dan

Kesejahteraan Petani :Eksistensi Petani Gurem dan Urgensi Kebijakam

Reforma Agraria,Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Momongan,G,Deoglory,Michael,Mantiri,Frans,Singkoh,2020. Strategi Dinas

Pertanian Kabupaten Minahasa Dalam Pemberdayaan Masyarakat Petani

Jagung di Desa Tempok Selatan Kecamatan Tompaso,Fakultas Ilmu

Sosial dan Politik Universitas Sam Ratulangi,Vol 2

Ni Luh,P,R,Dewi,Made,S,Utama,Ni,N,Yuliarmi, 2017. Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Produktivitas Usaha tani dan Keberhasilan Program di

Kabupaten Klukung,Bali. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana.

Sarabia, 2017, Klasifikasi Diversifikasi Pekerjaan Petani Padi (Studi Kasus

Petani Padi di Desa Pa’Bentengan Kecamatan Murusu Kabupaten

Maros), Makassar,Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhamadiyah Makassar.

Yasha,F,Ade,2017, Analisis Kebutuhan Modal Kerja Petani Padi Sawah (Studi

Kasus : Desa Pematang Setrak Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten

Serdai Begadai), Medan,Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

46
LAMPIRAN

PEDOMAN WAWANCARA

Perana Modal Ekonomi Sosial dalam Diversifikasi Pekerjaan Masyarakat

Petani Cengkeh di Desa Tonsawang Kecamatan Tombatu

Nama Informan :

Tanggal / Waktu :

Pendidkan Terakhir :

Pertanyaan :

1. Bagaimana petani mengawali mengelolah lahan pertanian ?

2. Apa strategi petani untuk bertahan hidup jika terjadi resiko dalam

pekerjaan

bertani dan pekerjaan sampingan ?

3. Pekerjaan sampingan apa yang dikerjakan ketika petani memiliki

waktu luang

di luar lahan perkebunan ?

47
4. Bagaimana biaya produksi : modal, perawatan peralatan bertani,

tenaga kerja, biaya panen, dan pasca panen ?

5. Bagaimana kelolayalan petani dalam kelompok tani ?

6. Sudah berapa lama menekuni dunia pertania dan pekerjaan

sampingan ?

7. Apakah lahan pertanian yang di kelola sekarang merupakan harta

warisan atau di buka sendiri ?

8. Menurut pendapat bapak selama ini yang bapak rasakan dari kedua

pekerjaan yang bapak geluti selama ini yang mana yang lebih besar

memberikan kontribusi atau sumbangan yang lebih besar terhadap

pendapatan rumahtangga bapak ?

9. Bagaimana cara bapak membagi pekerjaan antara pekerjaan utama

(non usahatani) dengan pekerjaan sampingan (usahatani cengkeh) ?

Berapa jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk kegiatan

usahatani cengkeh dalam satu tahun?

10. Apakah kelompok tani yang ada di desa memiliki kontribusi terhadap

kehidupan keseharian ?

11. Apakah pendapatan dari pekerjaan utama (Usahatani cengkeh) dapat

memberikan kontribusi terhadap pendapatan total rumahtangga ?

12. Apakah pendapatan dari pekerjaan sampingan ( Non usahatani ) dapat

memberikan kontribusi terhadap pendapatan total rumahtangga ?

48
DOUMENTASI

49
50

You might also like