Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 2, No. 2, December 2022, Hal.

82-86
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v2i2/6593

PKM Pemberdayaan Orang Tua dan Guru


dalam Stimulasi Tumbuh Kembang Anak di TK Pembina ABA 54
Semarang

Suci Amanati*1, Oktaviani Cahyaningsih1, Dewi Sari Rochmayani1


1
Universitas Widya Husada Semarang, Indonesia
*e-mail: suciamanati02@gmail.com

Abstract
Background: Growth and development is a continued process which is begin from conseption and continue until
mature. The important thing in growth and development for children is in toddler. In toddler period the develop
of languages, creativity, social awareness, emotional, and intellligence grow fast and become foundation for next
development. The ability and children’s development need to stimulation from the parents furthermore the children
may get optimal result for their development. Stimulation is a process to stimulate the basic ability from children
in age of 0-6. There are many kind of stimulations such as visual, verbal, auditory, tactile, propioseptif, vestibular
and gustatory. Attention and affection is the stimulation that children need, for example by talking, stroking,
kissing, playing, hugging, listening and playing music will create a sense of security and confidence in children,
so that children will be more responsive to their environment and develop more. One of the activities that can be
done in the stimulation of growth and development is the activity of early detection of eye health using the "E
card".
Methods: In an effort to socialize the stimulation of growth and development, there are several categories in the
implementation, which consist of lectures, the practice of using the "E card" and evaluation with the targets being
parents, kindergarten teachers, and students at ABA 54 Semarang.
Results: The results of this socialization of growth and development were an increase in knowledge of both parents
and teachers as well as the results of eye health checks that the average eye health condition was good, there were
only a few who needed further consultation with more competent health workers to ensure the health of their eyes.
Conclusion: The basic needs of children for growth and development are generally divided into basic needs,
namely fostering needs, loving needs, and nurturing needs.

Keywords: Parent, Teacher, Stimulation

Abstrak
Latar belakang: Tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi secara konsepsi dan
terus berlangsung hingga dewasa. Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Pada masa
balita ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan intelegensia
berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan berikutnya. Kemampuan dan tumbuh kembang
anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai
umurnya. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun. Berbagai macam
stimulasi seperti stimulasi visual (penglihatan), verbal (bicara), auditif (pendengaran), taktil (sentuhan),
propioseptif, vestibular, pengecapan. Perhatian dan kasih sayang merupakan stimulasi yang diperlukan anak,
misalnya dengan bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain, memeluk, mendengarkan maupun bermain musik
akan menimbulkan rasa aman dan rasa percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih responsif terhadap
lingkungannya dan lebih berkembang. Salah satu kegitatan yang bisa dilakukan dalam stimulasi tumbuh kembang
adalah dengan Kegiatan deteksi dini kesehatan mata dengan menggunakan “kartu E”.
Metode: Dalam upaya sosialisasi stimulasi tumbuh kembang terdapat beberapa kategori pada
penyelenggaraanya yaitu terdiri dari ceramah, praktek penggunaan “kartu E “dan evaluasi dengan sasarannya
adalah orang tua peserta didik, guru TK, dan peserta didik di ABA 54 Semarang.
Hasil: Hasil dalam sosialiasi tumbuh kembang ini adalah adanya peningkatan pengetahuan baik pada orang tua
maupun guru serta hasil dari pemeriksaan kesehatan mata rata rata kondisi kesehatan mata baik hanya ada
beberapa yang memelukan konsultasi lebih lanjut ke tenaga kesehatan yang lebih kompeten untuk memastikan
kondisi kesehatan matanya.
Simpulan: Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi kebutuhan dasar yaitu
kebutuhan asuh, kebutuhan asih, dan kebutuhan asah.

Kata Kunci: Orang Tua, Guru, Stimulasi

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 82


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 2, No. 2, December 2022, Hal. 82-86
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v2i2/6593

1. PENDAHULUAN
Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita. Karena pada masa ini
pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Kemampuan
dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua agar anak dapat tumbuh dan berkembang
secara optimal dan sesuai umurnya. Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur
0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin
sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan
oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota
keluarga lain dan kelompok masyarakat di lingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam
kehidupan sehari-hari.
Aplikasi dari stimulasi yang diberikan tersebut berdasar pada Teori Pyramid of Learning yang
dikembangkan Williams dan Shellenberger, dimana pada piramida pembelajaran ini memiliki 4 tahapan
yang harus dituntaskan pada setiap perkembangannya. tahapan pertama yaitu Sensory System, dimana
hal-hal yang perlu dituntaskan di tahapan awal ini seperti taktil, keseimbangan, penglihatan,
pendengaran, rasa dan lainnya. Kedua yakni Development of Sensory Motor, hal yang perlu dituntaskan
seperti kestabilan postur, mengenali bagian tubuh, kemampuan menerima, motor planning dan lainnya.
Ketiga yakni Perceptual Development of the Motor, hal yang perlu dituntaskan seperti koordinasi mata
dan tangan, kontrol otot mata, adaptasi postur, kemampuan bahasa, visual juga fungsi pusat perhatian
dan lainnya. Tahapan yang keempat disebut Intelectual/Cognitive, dalam tahapan terakhir ini yang perlu
dituntaskan ialah perilaku anak, aktivitas hidup sehari-hari, dan pembelajaran akademik (Jannah,2021).
Salah satu kegiatan stimulasi yang dilakukan pada peserta didik TK PEMBINA ABA 54
Semarang adalah kegiatan stimulasi visual yang yaitu dengan menggunakan “Kartu E”. Pada umumya
kegiatan stimulasi penglihatan jarang dilakukan dan akan dilakukan hanya jika anak ada keluhan
penglihatan maupun jika orang tua merasa ada gejala awal ada gangguan penglihatan pada anak
misalnya kesulitan melihat dari jarak dekat maupun jauh . Sejatinya, stimulasi mata untuk anak-anak
sebaiknya dilakukan untuk memastikan mata anak sehat dan tidak memiliki masalah penglihatan yang
dapat mengganggu aktifitas anak khususnya saat belajar di sekolah dan berpotensi memengaruhi
kesehatan anak dimasa kedepannya. Dengam kegiatan stimulasi visual dengan menggunakan “Kartu E”
maka diharapkan ada informasi tambahan dari pihak sekolah kepada orang tua peserta didik tentang
kondisi kesehatan mata masing masing anaknya.

2. METODE
Adapun metode yang digunakan untuk Dalam Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Di TK Pembina
ABA 54 Kota Semarang adalah metode Ceramah, Diskusi, Praktek dan Evaluasi
Ceramah, metode ini digunakan untuk menjelaskan teori dan konsep yang harus dikuasai oleh
peserta yaitu orang tua dan guru peserta didik TK PEMBINA ABA 54 Semarang berupa materi konsep
tumbuh kembang anak, metode stimulasi tumbuh kembang anak, mengenal masalah Kesehatan pada
Anak, Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif kesehatan pada anak, upaya pencegahan komplikasi
masalah kesehatan kesehatan pada anak.
Diskusi, Pada metode ini peserta yaitu orang tua peserta didik dan guru TK PEMBINA ABA 54
Semarang akan mengkaji dan berdiskusi kemungkinan masalah-masalah kesehatan yang bisa terjadi
pada anak.
Evaluasi , pada akhir pemberian materi para peserta yaitu orang tua dan guru TK PEMBINA
ABA 54 Semarang akan dievaluasi terkait materi stimulasi tumbuh kembang anak yang sudah diberikan,
dengan adanya evaluasi ini diharapkan para orang tua dan guru akan memiliki bekal yang cukup untuk
melaksanakan stimulasi tumbuh kembang pada anak.
Praktek , metode ini digunakan untuk melakukan stimulasi visual dengan menggunakan “kartu
E” pada semua peserta didik TK PEMBINA ABA 54 dengan menerapkan protokol kesehatan secara

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 83


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 2, No. 2, December 2022, Hal. 82-86
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v2i2/6593

ketat karena masih di era pandemi Covid-19, seperti cuci tangan sebelum dan setelah kegiatan, jaga
jarak, dan memakai masker.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel 1. Pengetahuan Orang tua dan Guru Sebelum dan Sesudah Kegiatan IbM
K Paired Differences
Mean Std. Std. 95% Confidence t df Sig. (2-
Deviation Error Interval Of The tailled)
mean Difference
Lower Upper
1. Pre Test
Rangsang
-1.043 .209 0.43 -1.134 -953 -24.000 22 .000
2. Post Test
Rangsang

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2022 dengan hasil sudah diberikan materi kepada
orang tua, guru dan TK Pembina ABA 54 Kota Semarang tentang PHBS. Kegiatan pendampingan
penerapan stimulasi visual pada peserta didik TK Pembina ABA 54 Kota Semarang dengan
menggunakan “Kartu E” dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2022, dan pada tabel 1 didapatkan hasil
nilai p value (significant) 0,000 dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan antara pre test dan post test
pengetahuan tentang stimulas tumbuh kembang. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya pemberian
pengetahuan dan penerapan stimulasi tumbuh kembang pada anak maka pengetahuan orang tua dan guru
juga meningkat.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan kebutuhan kebutuhan anak sesuai
dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap perkembangan awal anak berada pada tahap sensori
motorik. Pemberian stimulasi visual pada anak akan meningkatkan perhatian anak terhadap
lingkungannya,
selain itu salah satu cara untuk mendeteksi dini kesehatan mata pada anak, dalam stimulasi visual
inilah salah satu media yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan “Kartu E”.
Pada tahun-tahun pertama anak belajar mendengarkan. Stimulus verbal pada periode ini sangat
penting untuk perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya. Kualitas dan kuantitas
vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan anak akan belajar menirukan kata-kata
yang didengarnya. Stimulasi visual dan verbal pada permulaan perkembangan anak merupakan
stimulasi awal yang penting, karena dapat menimbulkan sifat-sifat ekspresif misalnya mengangkat alis,
membuka mulut dan mata seperti ekspresi keheranan, dll. Selain itu anak juga memerlukan stimulasi
taktil, kurangnya stimulasi taktil dapat menimbulkan penyimpangan perilaku sosial, emosional dan
motorik.
Perhatian dan kasih sayang juga merupakan stimulasi yang diperlukan anak, misalnya dengan
bercakap-cakap, membelai, mencium, bermain dll.. Stimulasi ini akan menimbulkan rasa aman dan rasa
percaya diri pada anak, sehingga anak akan lebih responsif terhadap lingkungannya dan lebih
berkembang.Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan berbicara, akan senang
melakukan eksplorasi dan manipulasi terhadap lingkungannya. Motif ini dapat diperkuat atau
diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah rekasi yang diberikan terhapap perilaku anak tersebut.
Misalnya anak akan belajar untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat
pujian dari ibu, dan perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. Anak yang dibesarkan dalam
lingkungan yang responsif akan memperlihatkan perilaku eksploratif yang tinggi. Stimulasi verbal juga
dibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan bahasa, anak akan mengembangkan ide-
idenya melalui pertanyaan-pertanyaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan
kognitifnya (kecerdasan).

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 84


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 2, No. 2, December 2022, Hal. 82-86
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v2i2/6593

Pada masa sekolah, perhatian anak mulai keluar dari lingkungan keluarganya, perhatian mulai
teralih ke teman sebayanya. Akan sangat menguntungkan apabila anak mempunyai banyak kesempatan
untuk bersosialisasi dengan lingkungannya. Melalui sosialisasi anak akan memperoleh lebih banyak
stimulasi sosial yang bermanfaat bagi perkembangan sosial anak.
Hal ini sesuai dengan Teori Pyramid of Learning yang dikembangkan Williams dan
Shellenberger, dimana pada piramida pembelajaran ini memiliki 4 tahapan yang harus dituntaskan pada
setiap perkembangannya. tahapan pertama yaitu Sensory System, dimana hal-hal yang perlu dituntaskan
di tahapan awal ini seperti taktil, keseimbangan, penglihatan, pendengaran, rasa dan lainnya. Kedua
yakni Development of Sensory Motor, hal yang perlu dituntaskan seperti kestabilan postur, mengenali
bagian tubuh, kemampuan menerima, motor planning dan lainnya. Ketiga yakni Perceptual
Development of the Motor, hal yang perlu dituntaskan seperti koordinasi mata dan tangan, kontrol otot
mata, adaptasi postur, kemampuan bahasa, visual juga fungsi pusat perhatian dan lainnya. Tahapan yang
keempat disebut Intelectual/Cognitive, dalam tahapan terakhir ini yang perlu dituntaskan ialah perilaku
anak, aktivitas hidup sehari-hari, dan pembelajaran akademik (Jannah, 2021).

4. SIMPULAN
Secara umum terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yaitu: Faktor
genetik dan Faktor lingkungan, lingkungan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak untuk
tumbuh kembang sejak dalam kandungan sampai dewasa. Lingkungan yang baik akan menunjang
tumbuh kembang anak, sebaliknya lingkungan yang kurang baik akan menghambat tumbuh
kembangnya.
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi kebutuhan dasar
yaitu kebutuhan asuh (kebutuhan fisik-biomedis), kebutuhan asih (kasih sayang dari orang tua) dan
kebutuhan asah (stimulasi mental mengembangkan perkembangan kecerdasan, kemandirian, kreativitas,
agama, kepribadian, moral-etika, produktivitas) kebutuhan asah ini lah yang bisa disosialisasikan
diberikan oleh orang tua maupu guru di sekolah untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan
anak.

DAFTAR PUSTAKA
Hairunis, M. N., Salimo, H., & Dewi, Y. L. R. (2018). Hubungan status gizi dan stimulasi tumbuh
kembang dengan perkembangan balita. Sari Pediatri, 20(3), 146-151.
Jannah, N. (2021). Pengembangan Kurikulum Terpadu Berbasis Pyramid of Learning dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Peserta didik di SDIT Al Uswah Pamekasan. As-Suluk: Jurnal
Manajemen Pendidikan Islam, 1(1), 33-48.
Kania, N. (2006). Stimulasi tumbuh kembang anak untuk mencapai tumbuh kembang yang optimal.
Bandung: Universitas Padjajaran.
Maritalia, D. (2009). Analisis pelaksanaan program stimulasi, deteksi dan intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK) balita dan anak pra sekolah di Puskesmas Kota Semarang tahun 2009
(Doctoral dissertation, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro).
Pardamean, Togu & Anne Gracia, (2015). Buku workhshop dasar. Jakarta : Smart Brain Energy.
Buku Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak,
Kementrian Kesehatan 2016.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI Riset Kesehatan Dasar 2013.
Diseminasi hasil riset kemanusiaan tentang epidemiologi penyakit mata Departemen Ilmu Kesehatan
Mata Fakultas Kedokteran UGM bekerjasama dengan Dria Manunggal dan Children Sight
Foundation (CSF).
Siti Kamalia . (2015) .Hubungan Dukungan Keluarga dengan Ketajaman Penglihatan Pada Anak Usia
3 - 6 Tahun Di TK Mahfilud Duror Desa Mojogemi Sukowono Jember , Hal : 1 -12 . Diakses dari
:http://digilib.unmuhjember.ac.id/files/disk1/70/umj1x-sitikamili-3490-1-artikel-.pdf

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 85


Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat: Pengmaskesmas Vol. 2, No. 2, December 2022, Hal. 82-86
DOI: doi.org/10.31849/pengmaskesmas.v2i2/6593

Menkes RI. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan: Infodation. Pusat Data Informasi Kementrian
Kesehatan RI;2014.
Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan pendekatan keluarga tahun 2016
Umiyarni , Dyah . (2018). Panduan Gizi Dan Kesehatan Anak Sekolah . Yogyakarta : Andi Publisher

P-ISSN 2809-6428 | E-ISSN 2809-5251 86

You might also like