Professional Documents
Culture Documents
KLP 6 Strategi Pembelajaran Sejarah
KLP 6 Strategi Pembelajaran Sejarah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu Negara yang bijak adalah Negara yang mengenal masa lalunya
(sejarah). Mengapa kita sebagai satu kesatuan negara indonesia harus mengenal
sejarah negara kita sendiri??
Karena satu hal ” Sejarah itu akan berulang kembali”. Segala kejadian, hal yang
pernah terjadi di masa lampau, suatu saat akan terjadi pula di masa berikutnya dengan
bebrapa variasi namun esensinya tetap sama. Selanjutnya kita akan belajar dari masa
lalu dan tidak mengulangi kesalahan pendahulu.
Selain itu, dengan mengenal, mempelajari catatan sejarah, kita akan timbul rasa
menghargai atas apa yang kita miliki sebagai bangsa. Betapa besar pengormaban dan
perjuangan para pahlawan juga pendekar dalam rangka untuk merebut kemerdekaan
bangsa ini. Pengorbanan jiwa raga, harta, dan nyawa. Semua itu harus kita sadari,
hormati dan kita jadikan sebagai teladan yang baik dalam hidup kita.
Salah satu sejarah perjalanan Bangsa Indonesia ini adalah peristiwa pertempuran di
Ambarawa, pertempuran inipun terjadi paska proklamasi kemerdekaan Indonesia,
dimana para penjajah masih terus berusaha menguasai Indonesai walau Indonesia
telah mengproklamasikan kemerdekaannya. Pertempuran Ambarawa terjadi pada
tanggal 20 November 1945 dan berakhir sampai dengan tanggal 15 Desember 1945,
antara pasukan TKR (indonesia) melawan pasukan sekutu (inggris). Ambarawa
merupakan sebuah kota yang terletak diantara dua kota yakni Semarang dan
magelang, juga diantara Semarang dan Salatiga.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kondisi Indonesia pasca proklamasi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
BAB I.........................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................2
BAB II........................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Kondisi Indonesia pasca proklamasi..................................................3
B. Kronologis pertempuran Ambarawa..................................................3
BAB III......................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................9
A. Kesimpulan........................................................................................9
B. Saran...................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................10
BAB II
PEMBAHASAN
21 November 1945 sekitar pukul 05.30 pertahanan BPI dan TKR terjadi keributan
karena tepat dari arah belakang pertahanan, terjadi penyusupan tentara Jepang yang
menembak mati dua orang pemuda, Surat anggota BKR TKR Ambarawa dan Suwito
anggota BPI Ambarawa..
Namun, ketika pasukan Sekutu dan NICA telah sampai di Ambarawa dan
Magelang untuk membebaskan para tawanan tentara Belanda, para tawanan tersebut
malah dipersenjatai sehingga menimbulkan kemarahan pihak Indonesia. Insiden
bersenjata timbul di kota Magelang, hingga terjadi pertempuran. Di Magelang, tentara
Sekutu bertindak sebagai penguasa yang mencoba melucuti Tentara Keamanan
Rakyat dan membuat kekacauan. TKR Resimen Magelang pimpinan Letkol. M.
Sarbini membalas tindakan tersebut dengan mengepung tentara Sekutu dari segala
penjuru. Namun mereka selamat dari kehancuran berkat campur tangan Presiden
Soekarno yang berhasil menenangkan suasana. Kemudian pasukan Sekutu secara
diam-diam meninggalkan Kota Magelang menuju ke benteng Ambarawa. Akibat
peristiwa tersebut, Resimen Kedu Tengah di bawah pimpinan Letkol. M. Sarbini
segera mengadakan pengejaran terhadap mereka. Gerakan mundur tentara Sekutu
tertahan di Desa Jambu karena dihadang oleh pasukan Angkatan Muda di bawah
pimpinan Oni Sastrodihardjo yang diperkuat oleh pasukan gabungan dari Ambarawa,
Suruh dan Surakarta.
Hari Minggu Legi, 25 November 1945 pukul 09.00 Seksi Soengkono yang
beranggotakan 48 orang baru saja masuk ke gedung tua di deusun Baran Dukuh
setelah tiga hari tiga malam bertugas di sektor utara.
Tiba-tiba terlihat dua pesawat Dakota dan tiga pesawat Mustang melintas
berputar di kota Ambarawa. Dua pesawat Dakota terbang merendah menerjukan
payung parasut di lapangan militer Turonggo Ceta membawa keperluan logistik.
Ternyata setelah berputar dua tiga kali tiga pesawat mustang membagi daerah
serangan. Satu mustang terbang ke utara menuju Bandungan,memberondongkan
senapan mesin kemudian terbang ke barat, terus ke selatan dan ke timur dan
menjatuhkan bom di rumpun bambu yang hingga kini berbekas lubang selebar 8
meter dengan kedalaman 2,5 meter. Serangan ini terjadi sekitar pukul 11.00 di desa
Bandungan, Ambarawa. Pesawat mustang yang ke dua melaju ke sektor barat ke arah
kecamatan Jambu. Inilah awal tragedi gugurnya Letnan Kolonel Isdiman.
Hari itu pukul 05.30 telah datang di desa Klurahan, kecamatan Jambu Beliau
Letkol Isdiman, seorang Dan Res I Divisi V Purwokerto. Beliau adalah orang
kepercayaan Kolonel Soedirman yang bertugas mengatur siasat dalam Petempuran
Ambarawa. Beliau akan bertemu dengan Mayor Imam Androngi, Dan Yon TKR
Banyumas yang ikut menggiring tentara sekutu mundur dari Magelang ke Ambarawa.
Kolonel Soedirman berkehendak agar Mayor Imam Androngi tidak memikul tugas
ganda yaitu sebagai Dan Yon tempur sekaligus perwira siasat. Untuk itu sedianya
dilakukan serah terima di SD Klurahan, kecamatan Jambu.
Pada berondongan ke dua Letkol Isdiman tertembus peluru senapan mesin 12,
7 mm yang menyebabkan pahanya hancur. Kemudian Mayor Imam Androngi
memerintahkan pengawal dan sopirnya untuk melarikan Letkol Isdiman ke RS
Magelang. Komando pertempuran diambil alih oleh Letkol Gatot Subroto. Namun
pada subuh 26 November 1945 Letkol Isdiman telah menghadap ke hadirat Illahi
sebagai kusuma bangsa. Letkol Isdiman dimakamkan di Yogyakarta. Untuk
mengenang jasanya, didirikanlah Museum Isdiman. Selain itu di Klurahan Juga
terdapat Monumen dan Masjid Isdiman
Pesawat mustang ke tiga menyerang sektor timur dan memberondong dan
menjatuhkan bom di kecamatan Tuntang. Sasaran berikutnya adalah desa Kesongo
dan Lopait. Ketika pesawat terbang rendah ternyata sudah disiapkan sebuah truk
yang memuat sebuah senjata anti serangan udara Batalyon TKR dari Jebres,
Surakarta yang diatur enam orang Heiho. Pesawat itu pun disergap dengan tembakan
tepat menembus pesawat mustang ini. Akhirnya pesawat ini jatuh dengan posisi
kepala menghujam rumpun enceng gondok di rawa.
Warga dusun Sumurup, desa Ngasinan yang siaga segera menuju ke lokasi jatuhnya
pesawat dan bersama-sama membantai pilot itu dan membuangnya ke rawa.
Masyarakat tidak tahu masalah hukum perang internasional dan apa Konvensi Jenewa
itu.Semboyan “bunuhlah musuhmu, sebelum kamu dibunuh oleh musuhmu.” berlaku.
(Sarmudji.2001. hal 24)
Menurut penuturan seorang mantan Heiho dan TKR Jebres, almarhum Bapak Djapar
dan kesaksian warga desa Kesongo, dua mustang yang mengetahui jatuhnya mustang
di sektor timur langsung menyerang desa Kesongo. Enam heiho bersama truk yang
mengangkut senjata tertembak dan terbakar.
Musuh terusir dari Banyubiru pada tanggal 5 Desember 1945. Setelah mempelajari
situasi pertempuran, pada tanggal 11 Desember 1945 Kolonel Sudirman mengambil
prakarsa untuk mengumpulkan setiap komandan sektor. Dalam kesimpulannya
dinyatakan bahwa musuh telah terjepit sehingga perlu dilaksanakan serangan yang
terakhir, rencana serangan disusun sebagai berikut:
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertempuran Ambarawa pada tanggal 20 November berakhir tanggal 15
Desember 1945, antara pasukan TKR melawan pasukan inggris. Ambarawa
merupakan kota yang terletak antara kota Semarang dan magelang, serta Semarang
dan Salatiga. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh mendaratnya pasukan Sekutu dari
Divisi India ke-23 di Semarang pada tanggal 20 oktober 1945. Pemerintah Indonesia
memperkenankan mereka untuk mengurus tawanan perang yang berada di penjara
Ambarawa dan Magelang.
B. Saran
Dari kejadian palagan Ambarawa ini maka kami menyarankan beberapa hal,
diantaranya:
1. Sebagai generasi muda maka harus selalu menghargai jasa para pahlawan.
2. Tanamkan sikap rela berkorban, dan semangat berjuang demi bangsa dan
negara seperti yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita.
Https://www.gramedia.com/literasi/tokoh-yang-terlibat-dalam-pertempuran-
ambarawa/ Di akses Tanggal 5 oktober 2023