Professional Documents
Culture Documents
Pendidikan Masa Renaissance
Pendidikan Masa Renaissance
net/publication/331248431
CITATION READS
1 51,224
2 authors:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
REACE (Relating, Exploring, Applying, Cooperating and Evaluaring) Learning Model View project
IbM KELOMPOK USAHA GULA MERAH BATOK DI DESA BORI’SALLO KEC. PARANGLOE View project
All content following this page was uploaded by A.M.Irfan TAUFAN Asfar on 21 February 2019.
Abstrak
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa. Essensi
dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan bahwa manusia bukan
hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi mereka harus
memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia lahir ke dunia
untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini, baru setelah itu
menengadah ke surga. Renaissance lebih tertuju kepada hal-hal yang konkrit seperti
kepada alam semesta dan kepada manusia, juga kepada kehidupan bermasyarakat serta
sejarah. Pada masa renaissance, manusia pada saat itu menemukan dua hal yaitu, dunia
dan dirinya sendiri. Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan
sehingga membagi ilmu pengetahuan, misalnya ilmu sosial menjadi ilmu bumi, ilmu
sejarah dan begitu pula dengan ilmu eksakta seperti ilmu alam.
Kata kunci: Renaissance, peradaban modern, agama dan ilmu pengetahuan, ilmu
social, ilmu eksakta
Abstract
Renaissance is the starting point of a modern civilization in Europe. One of the essence
of the spirit of the Renaissance is the view that humans not only think of the fate in the
hereafter like the spirit of the Middle Ages, but they must think of their lives in this
world. Renaissance made humans born into the world to cultivate, perfect and enjoy
this world, only after looking up to heaven. Renaissance is more focused on concrete
things such as the universe and to humans, also to social life and history. During the
Renaissance, humans at that time discovered two things, namely, the world and itself.
There are changes in the field of religion and science that divide knowledge, for
example social science into earth science, history and so does exact sciences such as
natural science.
Keywords: Renaissance, modern civilization, religion and science, social sciences,
exact sciences
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 1
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 2
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
sebagai masa individualistis, masa kemajuan dari berbagai ikatan dan kewajiban
lama. Subjek manusia pribadi menuntut haknya. Manusia tidak lagi berpaling dari
dunia tetapi sebaliknya menghadapi dunia. Agama Kristen tidak menjadi dasar hidup
lagi. Gereja bukan satu-satunya tempat keselamatan.
Renaissance mempunyai arti penting dalam sejarah kebudayaan Barat.
Renaissance adalah masa kekuasaan, kesadaran, keberanian, kepandaian yang luar
biasa, kebebasan dan seringkali semua itu tidak ada batasnya.
Manusia Renaissance ditandai dengan pemilikan ilmu pengetahuan lebih dari
satu, maksudnya menguasai banyak ilmu pengetahuan. Agama menjadi hal yang
hanya mengenai individu, perhatian orang lebih banyak ditujukan untuk dunia.
Di jaman Renaissance, manusia hidup bebas dalam menentukan corak
hidupnya dan tidak lagi terikat oleh doktrin gereja. Pengaruh Renaissance makin
lama makin meresap di berbagai bidang hidup, sehingga bertambah banyak orang,
teristimewa dari golongan cendekiawan, mulai melepaskan diri dari kuasa Firman
Tuhan. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan umum mulai memisahkan diri dari
ajaran dan dogma agama Kristen. Terutama ilmu alam yang berdasarkan ilmu pasti,
mulai bertentangan dengan pandangan Gereja yang sampai masa itu diajarkan dan
dipercaya sebagai kebenaran ilahi.
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 3
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
dan pada tahun 1600 M dihukum mati dengan dibakar hidup-hidup. Paham Helio
Centris kemudian dimunculkan kembali oleh fisikiawan Jerman Johannes Kapler
(1571-1630) dan Galileo Galilei (1564-1642) dengan penemuan teleskop
sederhana yang menjadikan Galileo harus dipenjara hingga umur 70 tahun,
kemudian Galileo bertobat dikarenakan ketakutan nasibnya akan sama dengan
Bruno (Surajiyo, 2010:86).
Pada Tahun 1642 bertepatan dengan meninggalnya Galileo lahirlah ilmuan
baru Ishac Newton, seorang penemu teori Gravitasi Bumi, sehingga dengan
penemuanya berhasil mendobrak kebodohan Gereja dan mengubah worldview baru
bagi eropa dalam memahami agama. Newton tidak hanya mengkritik gereja dalam
masalah sains, akan tetapi dia juga mengkritik teori Trinitas, seperti yang dikatakan
dalam bukunya The Philosophical Origins of Gentile Theology bahwa sebenarnya
nabi Nuh telah membuat agama bebas tahayul dimana tidak ada kitab suci yang
berisi wahyu-wahyu dan tidak ada lagi misteri, tapi Tuhan yang bisa dikenal melalui
perenungan Rasional terhadap alam semesta. Pada Tahun 1670 M mengumumkan
bahwa ajaran trinitas dibawa oleh Athanasius untuk mencari muka orang-orang
pagan yang baru masuk agama Kristen sekaligus Athanius sendiri yang memberikan
tambahan-tambahan terhadap Injil. Sehingga Newton berakhir pada kesimpulan
bahwa Tuhan bisa di capai oleh akal melalui perenungan alam semesta seperti tokoh
pendahulunya Rene Decrates yakni bukan melalui Al-kitab (Hardiman, 2011:10).
Keruntuhan otoritas Gereja menjadikan bangsa Eropa terbagi menjadi dua
aliran dalam memahami Agama, Pertama, Aliran Deisme, dimana aliran ini masih
mempercayai akan adanya Tuhan tapi tidak mempercayai akan ayat-ayat Tuhan.
Tokoh-tokohnya antara lain: Rene Descartes (1596-1650 M), Martin Luther(1483-
1556 M), Huldrych Zwingli (1483-1556 M), John Calvin (1509-1564 M), Ishac
Newton (1642-1724 M), John Lock (1632-1704), Immanuel Kant (1724-1804 M)
dan para pengikut-pengikut mereka seperti Calvinis (Pengikut John Calvin),
Lutheran (Pengikut Martin Luher). Diantara ajaran-ajarannya yang paling mendasar
adalah: Pertama, Beriman kepada satu Tuhan yang disebut “Deus” melalui
kotemplasi akal baik melalui Mekanika (seperti Newton) atau Matematika (seperti
Descartes). Kedua, Tidak mempercayai mitos wahyu, Ketiga, Tidak mempercayai
mukjizat yang bersifat misterius dan bertentangan dengan akal sehat. Keempat,
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 4
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
mempercayai Tuhan sebegai pencipta alam dari ketiadaan (Cratio ex nihilo). Kelima,
membagi kehidupan kepada: Alam, Tuhan dan Akal.
Aliran Kedua, adalah Atheisme atau Materialisme, yang pertama
meluncurkan gagasan ini adalah George Wilhelm Friedrich Hegel (1770-1831 M)
dengan menyatakan dalam bukunya Phenomenology of Mind (1807 M) bahwa Roh
Universal hanya bisa mencapai kesempurnaan jika menenggelamkan dirinya
kedalam kondisi-kondis batas ruang dan waktu. Roh universal paling mungkin di
wujudkan dalam pikiran manusia. Jadi, manusai juga harus membuang konsep lama
tentang Tuhan transenden agar dapat memahami bahwa dirinya memiliki sifat
Tuhan juga. Selanjutnya, gagasan secular Hegel dilanjutkan muridnya Ludwig
Feuerbach (1804-1872 M) yang menyatakan bahwa agama dapat memisahkan
manusia dari Tuhan, Tuhan itu sempurna sedangkan manusia tidak, Tuhan itu abadi
sedangkan manusia fana, Tuhan itu maha kuasa sedangkan manusia lemah. Karl
Marx (1818-1883 M), menulis dalam buku Economic and Philosophical Manuscript
bahwa agama merupakan gejala masyarakat yang sakit, agama adalah candu
masyarakat yang bisa menerima sistem sosial yang rusak. Agama menghilangkan
keinginan untuk menemukan obat dengan mengalihkan perhatian dari dunia ini
kepada akhirat. Ketidak percayaan atas Tuhan dibuktikan pula secara `Ilmiah` oleh
Charles Darwin (1809-1882 M), dalam buku kontroversinya The Origin of Species
by Means Natural Selection (1859) dengan teori evolusinya, Darwin menolak teori
yang telah lama dipercayai Gereja yaitu teori cratio ex nihilo. Dengan teorinya
tersebut, Darwin mencoba memisahkan interfensi Tuhan dalam penciptaan alam
dan kehidupan mahluk hidup di dunia ini. Atheisme berpuncak pada deklarasi
kematian Tuhan pada tahun 1882 oleh Friedrich Nietzsche (1844-1900 M) melalui
bukunya The Gay Science.
Kedua paham inilah yang merasuki masyarakat Eropa dari mulai akhir abad
ke 17 masehi sampai sekarang, sebagai konsekuensi sekaligus rival atas praktek-
praktek otoritas gereja yang selama beratus-ratus tahun bangsa Eropa merasa
dibodohi dan dikekang olehnya. Pemikiran manusia pada Abad Pertengahan ini
mendapat doktrinasi dari gereja. Hidup seseorang selalu dikaitkan dengan tujuan
akhir (ekstologi). Kehidupan manusia pada hakekatnya sudah ditentukan oleh
Tuhan. Maka tujuan hidup manusia adalah mencari keselamatan. Pemikiran tentang
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 5
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 6
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 7
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Perubahan-perubahan yang terjadi akibat upaya untuk keluar dari kondisi Abad
Pertengahan menjadi latar belakang langsung munculnya Renaissance, sebagai
berikut:
• Kehidupan sosial masyarakat Eropa yang tidak lagi mau terbelenggu oleh
ikatan gereja. Mereka memalingkan diri dari kehidupan akhirat kepada
keduniaan sehingga pengaruh gereja merosot. Kehidupan materialistis
semakin berkembang mendesak kehidupan keagamaan.
• Masyarakat berlomba-lomba memasuki kawasan kota dagang dan kota
industri, menjadi buruh dengan tujuan berusaha merubah kehidupan
ekonomi ke arah yang lebih baik. Petani-petani yang pada Abad Pertengahan
setia mengerjakan tanah para bangswan feodal, kini hilang berganti dengan
golongan masyarakat baru yang disebut buruh pabrik.
• Seiring dengan laju urbanisasi, berubah pula fungsi kota dari fungsi politis
menjadi juga pusat perdagangan dan industri.
• Munculnya kaum borjuis sebagai kelompok baru yang kaya dan mampu
menyaingi kaum bangsawan. Kelompok borjuis yang menguasai
perdagangan tidak suka pada kelompok bangsawan dan gereja, sehingga
hanya mau membayar pajak kepada raja. Akhirnya raja kembali memegang
kekuasaan politik tertinggi yang ditaati perintahnya oleh seluruh lapisan
masyarakat.
• Naskah-naskah ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Kuno dijumpai
kembali oleh masyarakat Barat, dibawa oleh ilmuwan yang lari dari
Konstantinopel ke Italia setelah Konstantinopel jatuh ke tangan Turki.
• Timbulnya kota-kota dagang yang makmur akibat perdagangan mengubah
perasaan pesimistis (zaman Abad Pertengahan) menjadi optimistis. Hal ini
juga menyebabkan dihapuskannya sistem stratifikasi sosial masyarakat
agraris yang feodalistik. Maka kebebasan untuk melepaskan diri dari ikatan
feodal menjadi masyarakat yang bebas. Termasuk kebebasan untuk
melepaskan diri dari ikatan agama sehingga menemukan dirinya sendiri dan
menjadi fokus pada kemajuan diri sendiri. Antroposentrisme menjadi
pandangan hidup dengan humanisme menjadi pegangan sehari-hari. Selain
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 8
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
C. Karakteristik Renaissance
Renaissance merupakan titik awal dari sebuah peradaban modern di Eropa.
Essensi dari semangat Renaissance salah satunya adalah pandangan bahwa manusia
bukan hanya memikirkan nasib di akhirat seperti semangat Abad Tengah, tetapi
mereka harus memikirkan hidupnya di dunia ini. Renaissance menjadikan manusia
lahir ke dunia untuk mengolah, menyempurnakan dan menikmati dunia ini, baru
setelah itu menengadah ke surga. Nasib manusia di tangan manusia, penderitaan,
kesengsaraan dan kenistaan di dunia bukanlah takdir Tuhan melainkan suatu
keadaan yang dapat diperbaiki dan diatasi oleh kekuatan manusia dengan akal budi,
otonomi dan bakat-bakatnya. Manusia bukan budak melainkan majikan atas dirinya.
Inilah semangat humanis, semangat manusia baru yang oleh Cicero dikatakan dapat
dipelajari melalui bidang sastra, filsafat, retorika, sejarah dan hukum.
Dengan semakin kuatnya Renaissance, pada kenyataannya sekularisasipun
berjalan semakin kuat. Hal ini menyebabkan agama semakin diremehkan bahkan
kadang digunakan untuk kepentingan sekulerisasi itu sendiri. Semboyan mereka
“religion was not highest expression of human values”. Bahkan salah seorang yang
dilukiskan sebagai manusia ideal Renaissance oleh Leon Batista Alberti (1404-1472),
secara tegas berani mengatakan “Man can do all things if they will”. Renaissance
mengajarkan kepada manusia untuk memanfaatkan kemampuan dan
pengetahuannya bagi pelayanan kepada sesama. Manusia hendaknya menjalani
kehidupan secara aktif dan memikirkan kepentingan umum bukan hidup
bersenang-senang dalam belenggu moral dan ilmu pengetahuan di menara gading.
Manusia harus berperan aktif dalam kehidupan, bukan sifat pasif seraya pasrah pada
takdir. Namun, manusia menjadi pusat segala hal dalam kehidupan atau inilah yang
disebut dengan Antoposentrisme. Manusia dalam konsep Renaissance, harus berani
memuji dirinya sendiri, mengutamakan kemampuannya dalam berfikir dan
bertindak secara bertanggung jawab, menghasilkan karya seni dan mengarahkan
nasibnya kepada sesama. Keinginan manusia haruslah untuk menonjolkan diri baik
dari keindahan jasmani maupun kemampuan intelektual-intelektualnya.
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 9
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Keinginannya itu dituangkan dalam berbagai karya seni sastra, seni lukis, seni
pahat, seni musik dan lain-lain. Ekspresi daya kemampuan manusia harus terus
berkembang sampai saat ini, sehingga di zaman modern ini pun tidak ada lagi segi
kehidupan manusia yang tidak ditonjolkan.
Pada masa Renaissance ini juga berkembang bentuk pemikiran manusia yang
baru, yang sama sekali terlepas dengan gereja. Diantara pemahaman itu adalah
humanisme, rasionalisme, empirisme, dan materialisme (Tafsir, 2007:126).
1) Humanisme
Zaman Renaissance ini sering juga di sebut sebagai zaman humanisme. Maksud
ungkapan ini adalah manusia diangkat dari abad pertengahan. Pada abad
pertengahan itu manusia di anggap kurang di hargai sebagai manusia.
Kebenaran diukur berdasarkan ukuran dari gereja (kristen), bukan menurut
ukuran yang dibuat oleh manusia. Humanisme menghendaki ukuran haruslah
dari manusia. Karena manusia mempunyai kemampuan berfikir, maka
humanisme menganggap manusia mampu mengatur dirinya dan dunia (Tafsir,
2007:126). Tujuan pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia berani,
bebas, dan gembira. Berani diartikan sebagai percaya kepada diri sendiri,
bukan taat kepada kekuasaan. Tuhan seperti jaman pertengahan. Berani pula
untuk memperoleh kemashuran yang telah dicita-citakan oleh ahli filsafat pada
jaman Yunani dan Romawi. Bebas diartikan lepas dari ikatan gereja dan tradisi,
berkembang selaras, individualistis, bukan manusia kolektifistis seperti pada
abad pertengahan. Gembira berarti menunjukkan dirinya kepada kenikmatan
duniawi, bukan kepada keakhiratan seperti abad pertengahan.
Pengaruh humanisme dalam organisasi sekolah: orang berpendapat bahwa
negara harus turut campur dalam pengelolaannya. Pengaruh dalam penetapan
bahan pelajaran: terdiri dari artes liberalis yang 7, dengan ditambah ilmu alam,
menggambar, dan puisi (Budi, 2011:8).
2) Rasionalisme
Rasionalisme adalah faham filsafat yang mengatakan bahwa akal (reason)
adalah alat terpenting dalam memperoleh pengetahuan dan mengetes
pengetahuan. Jika empirisme mengatakan bahwa pengetahuan di peroleh
dengan alam mengalami objek empiris, maka rasionalisme mengajarkan bahwa
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 10
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
pengetahuan diperoleh dengan cara berfikir. Alat dalam berfikir itu adalah
kaidah kaidah logis atau kaidah kaidah logika.
Rasonalisme ada dua macam, dalam bidang agama dan filsafat. Dalam bidang
agama rasionalisme adalah lawan autoritas, dalam bidang filsafat rasionalisme
adalah lawan empirisme
Rasionalisme dalam bidang agama adalah kemampuannya untuk mengkritik
ajaran agama, rasionalisme dalam bidang filsafat terutama berguna sebagai
teori pengetahuan. Sebagai lawan empirisme, rasionalisme berpendapat bahwa
sebagian dan bagian penting pengetahuan datang atau bersumber dari
penemuan akal.
3) Empirisme
Empirisme adalah suatu doktrin filsafat yang menekankan peranan
pengalaman dalam memperoleh pengetahuan serta pengetahuan itu sendiri
dan mengecilkan peranan akal, istilah empirisme diambil dari bahasa yunani
empeiria yang berarti coba-coba atau pengalaman (Tafsir, 2007:173).
Empirisme sebagaai lawan rasionalisme berpendapat bahwa pengetaahuan
diperoleh dari pengalaman dengaan cara observasi/penginderaan baik
pengalamaan lahiriyah yang menyangkut dunia maupun pengalaman
batiniyah yang menyangkut pribadi manusia. Pengalaman merupakan faktor
fundamental, dan merupakan sumber dari pengetahuan manusia (Maksum,
2010:357).
4) Materialisme
Paham ini di pelopori oleh Lamettrie (1709-1751). Baginya manusia tak lain
dari mesin begitu pula halnya dengan binatang, sehingga tak ada bedanya
antara manusia dengan binatang. Lamettrie mengingkari prinsip hidup pada
umumnya. Mencoba membuktikan, bahwa bahan (badan) tanpa jiwa mungkin
hidup (bergerak), sedangkan jiwa tanpa bahan (badan) tak mungkin ada,
jantung katak yang dikeluarkaan dari tubuh katak masih berdenyut beberapa
detik (hidup kata Lamettrie), sedangkan tak mungkin ada katak, jika tak ada
badannya. Lamettrie bahwa prinsip hidup itu tak ada dan tentu tak ada prinsip
hidup yang rohani (Poedjawijatna, 1990:123).
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 11
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Disisi lain, filsafat abad pertengahan memiliki perbedaan yang jelas bila
dibandingkan dengan filsafat Renaissance. Yang pertama lebih mencurahkan
perhatiannya kepada hal-hal yang abstrak, sedangkan kepada pengertian-
pengertian, hal-hal yang konkrit, yang nampak, terlalu diabaikan. Sedangkan filsafat
Renaissance lebih tertuju kepada hal-hal yang konkrit seperti kepada alam semesta
dan kepada manusia, juga kepada kehidupan bermasyarakat serta sejarah. Dapat
juga dikatakan bahwa manusia pada saat itu menemukan dua hal yaitu, dunia dan
dirinya sendiri. Dimana pengenalan akan dirinya sendiri terbentuk atas kesadaran
manusia akan nilai pribadinya dan akan kekuatan pribadinya itu.
Namun dalam banyak hal, manusia justru mengagungkan dirinya dan
menganggap bahwa akal mempunyai wibawa terhadap kebenaran-kebenaran
keagamaan, bahwa kebenaran harus dicapai dengan kekuatan sendiri. Hingga
lambat laun intelektualitas terasing daripada agama yang positif. Intelektualitas
bersifat individualis dan titik tolaknya adalah kebebasan mutlak bagi pemikiran dan
penelitian, bebas daripada tiap wibawa dan tradisi -dalam hal ini tradisi kristen-
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 12
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
yang mana disebutkan bahwa pengetahuan yang pasti bukan didapat dari pewarisan,
melainkan apa yang diperoleh manusia sendiri karena kekuatannya sendiri dengan
penelitian dan penemuan-penemuannya.
E. Dampak Renaissance
Dampak positif :
a. Adanya perubahan dalam bidang agama dan ilmu pengetahuan. Di mana
terjadi pembagian dalam ilmu pengetahuan seperti ilmu lain mulai lepas dari
ilmu agama dan falsafahnya, misalnya ilmu sosial: ilmu bumi, ilmu sejarah
dan lain-lain. Begitu pula dengan ilmu eksak seperti ilmu alam.
b. Kebangunan kembali dari peradaban. Zaman ini membongkar hasil
peradaban Yunani-Romawi.
c. Renaissance telah membentuk masyarakat perdagangan yang berdaya maju.
Keadaan ini telah melemahkan kedudukan dan kekuasaan golongan gereja
yang senantiasa berusaha menyekat perkembangan ilmu dan masyarakat di
Eropa.
d. Tumbuhnya kebebasan, kemerdekaan, dan kemandirian individu.
e. Renaissance telah melahirkan tokoh-tokoh perubahan di Eropa. Antara lain
tokoh perubahan terkenal itu adalah William Harvey yang telah memberi
sumbangan dalam kajian peredaran darah. Renaissance telah melahirkan
masyarakat yang lebih progresif dan wujud semangat mandiri sehingga
membawa kepada aktivitis penjelajahan dan kemajuan
f. Mendorong pencarian daerah baru sehingga berkobarlah era penjelajahan
samudera.
Dampak negatif :
a. Eropa pada periode ini benar-benar mendapat ancaman dari orang-orang
Arab. Pada khalifah Umamyah telah meluaskan wilayah taklukannya hingga
daerah-daerah seputar pintu-pintu gerbang konstantinopel walaupun pada
akhirnya pengepungan yang di lakukan Arab gagal total.
b. Munculnya suatu isu yang di sebut Kontroversi Ikonoklastik yang berisi
bahwa apakah imaji-imaji tentang Tuhan, Kristus, dan sang perawan Maria
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 13
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
serta orang-orang suci baik dalam bentuk gambar maupun patung boleh
dipergunakan di dalam misa atau tidak. Kontroversi ini mengundang
persoalan lama yaitu tentang kebebasan agama yang terpisah dan bebas dari
organisasi politik.
c. Pada masa ini selain terjadi kebangunan kembali juga terjadi kebobrokan
moral. Hal ini dikarenakan tidak adanya suatu norma yang bisa mengatur
kehidupan masyarakat. Sehingga bisa dikatakan bahwa manusia Renaissance
merupakan manusia yang tidak mempunyai pegangan (liar). Keliaran ini
mengakibatkan terjadinya pelanggaran terhadap norma sehingga manusia
mengalami krisis akhlak seperti mabuk-mabukan dan lain-lain. Hal ini tidak
hanya terjadi di kalangan borjuis tetapi juga dikalangan pendeta.
F. Tokoh-Tokoh Renaissance
Tokoh-tokoh Renaissance mempunyai peranan yang penting dalam
Renaissance. Tokoh-tokoh tersebut antara lain.
a) Dante Alighiere (1265-1321 M)
Dante lahir pada tanggal 21 Mei 1265 di Firenze, berasala dari keluarga kaya
raya. Dia pernah menjadi prajurit Firenze, ingin negaranya dapat merdeka
dari pengaruh tiga kerajaan yang lebih besar yaitu Kepausan, Spanyol dan
Perancis. Dante mulai menjadi pengkritik dan penentang atoritas moral
Kepausan yang dinilai tidak adil dan tidak bermoral. Puncaknya dia tuangkan
dalam sebuah buku yang berjudul De Monarchia (On Monarchy) yang berisi
tentang kedudukan dan keabsahan Sri Paus sebagai pemimpin spiritual
tertinggi Gereja Katolik, mengapa sekaligus menjadi raja dunia (Kerajaan
Kepausan) yang otoriter. Hasil karya Dante antaral lain adalah La Vita Nuova
(The New Life) berisi tentang gambaran pertumbuhan cinta manusia.
Comedia yang ditulis ketika dia berada dalam pengasingan panjang di
Revenna. Buku ini berisi tentang perjalanan jiwa manusia yang penuh
kepedihan dalam perjalanan dari dunia ke alam gaib. Tokoh utamanya adalah
Virgilius (nama sastrawan dari zaman Romawi kuno) yang setelah
kematiannya harus melewati tiga fase yaitu inferno (neraka), purgatoria
(pembersih jiwa), dan paradiso (surga).
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 14
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 15
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
filosofis. Machiavelli kawin dan punya enam anak. Dia meninggal dunia
tahun 1527 pada umur 58 tahun.
d) Boccacio (1313-1375 M)
Giovani Boccacio lahir di Certaldo, Italia tahun 1313 dari seorang pedangang
yang berasal dari Firenze. Hasil karyanya antara lain cerita epos seperti
Thebaid atau Aenid, prosa seperti Ameto, puisi seperti Amoroso Visione dan
Ninfale Fiesolan. Puncak karyanya Decamerome, karya sastra lainnya De
genealogis deorum gentilium (On The Genealogy of God) yang tersusun
dalam 15 jilid.
e) Francesco Petrarca (1304-1374 M)
Lahir pada 20 Juli 130 di Tuscan. Belajar hukum di Montpellier dan
melanjutkan ke Universitas Bologna. Namun, lebih tertarik pada seni sastra
dan seni lukis. Dia seorang humanis yang mengagumi hal-hal yang serba
naturalis, polos dan apa adanya. Salah satu ungkapannya pada alam
dituangkan dalam karya lukis yang diberi nama Ikaros.
f) Desiderius Erasmus (1466-1536 M)
Eramus lahir pada 27 Oktober 1466 di Gouda. Ibunya bernama Margaret.
Setelah lulus dari Sekolah Atas kemudian melanjutkan ke biara Agustin di
Styn hingga menjadi pastor kemudian melanjutkan ke Universitas Paris. Hasil
karya Eramus dikelompokan menjadi tiga yaitu:
a. Kelompok karya-karya satiris dengan tujuan ingin mengungkap
segala kelemahan penyakit korup, munafik yang melanda warga
masyarakat, seperti Praise of Folly (1509).
b. Kelompok karya bernada satiris berupa pesan moral yang diharapkan
dapat memperbaiki atau mempengaruhi mentalitas kaum Katolik,
seperti buku yang berjudul Hand Book of the Christian Knight (1501),
The Complaint of peace (1517).
c. Kelompok dalam bentuk terjemahan kitab suci Perjanjian Baru
berdasrakan naskah asli Yunani, seperti Annotations on the New
Testament (1505), The Prince of the Christian Humanists.
g) Martin Luther (1483-1556 M)
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 16
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 17
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
Aksara.
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 18
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar
PENDIDIKAN MASA RENAISSANCE: Pemikiran dan Pengaruh Keilmuan
Pendidikan
Cite: Asfar, AMIT & Asfar, AMIA. 2019. Pendidikan Masa Renaissance: Pemikiran dan
Pengaruh Keilmuan Pendidikan. 19
Author correspondent: http://www.researchgate.net/profile/Amirfan_Asfar