Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 5

A.

Judul
Pembuktian Hukum Ohm
B. Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah untuk mempelajari hubungan arus listrik,
tegangan listrik, dan hambatan listrik yang lebih dikenal dengan hukum Ohm.
C. Teori Dasar
Ketika suatu medan listrik diberikan kepada sebuah dielektrik, akan terjadi
polarisasi terhadap dielektrik tersebut. Tetapi jika medan tersebut diberikan ke
daerah yang mempunyai muatan bebas, muatan tersebut akan bergerak dan timbul
suatu arus listrik sebagai ganti polarisasi medium tersebut.

Ketika muatan bebas ditunjukkan dalam sebuah benda seperti electron-


elektron dalam suatu logam, yang gerakannya merintangi interaksinya terhadap
ion-ion positif sehingga membentuk lattice Kristal logam. Ketika tidak terdapat
medan listrik eksternal , electron-elektron tersebut bergerak ke segala arah dan
tidak ada transportasi muatan netto atau arus listrik. Tetapi jika digunakan sebuah
medan listrik eksternal,terjadi aliran gerakan dari gerakan electron sembarang
sehingga terjadi arus listrik. Tampaknya alamiah untuk menganggap bahwa
kekuatan dari arus tersebut sesuai dengan intensitas medan listrik, dan bahwa
persesuaian ini merupakan konsekuensi langsung dari struktur internal logamnya.

Untuk membuktikan hubungan ini, dapat ditinjau dengan hukum Ohm, yang
menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan,
perbandingan antara perbedaan potensial ∆ V antara dua titik dari konduktor
dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini
disebut tahanan listrik (hambatan) R dari konduktor antara dua titik. Jadi hukum
Ohm bisa dinyatakan sebagai :

∆𝑉 ∆𝑉
= R atau I= 𝑅
𝐼

V merupakan beda tegangan (beda potenssial), I adalah arus yang lewat


pada penghantar dan R hambatan dari penghantar. Persamaan (1)
menunjukkan bahwa Hukum Ohm berlaku jika hubungan antara V dan I
adalah linier.
Hukum ini diformulasikan oleh ahli fisika Jerman, George Ohm (1787-
1854), ternyata berlaku dengan ketelitian yang mencengangkan terhadap
konduktor pada cakupan harga ∆V, I dan suhu yang luas . Prinsip Ohm ini adalah
besarnya arus listrik yang mengalir melalui sebuah penghantar metal pada
rangkain, Ohm menentukan sebuah persamaan yang simple menjelaskan
hubungan antara tegangan, arus dan hambatan yang saling hubungan. Tetapi
beberapa zat terutama semi-konduktor , tidak mengikuti hukum Ohm. (Durbin,
2005)
Dari persamaan yang di atas, kelihatan sekali bahwa R (hambatan) dinyatakan
dalam satuan SI sebagai Volt/ampere atau m2kg s-1C-2 dan disebut Ohm (Ω). Jadi
satu Ohm adalah tahanan suatu konduktor yang dilewati arus satu ampere ketika
perbedaan potensialnya dijaga satu volt di ujung-ujung konduktor tersebut. Arus
dinyatakan dengan Ampere, bersimbol I. Tegangan dinyatakan dengan volt,
bersimbol V atau E (Alonso, 3003).

Hukum Ohm menggambarkan bagaimana arus, tegangan, dan tahanan


berhubungan. Hukum Ohm dapat diterapkan dalam rangkaian tahanan seri. Yang
dimaksud dengan rangkaian tahanan seri adalah tahanan dihubungkan ujung ke
ujung atau dalam suatu rantai.
Untuk mencari arus yang mengalir pada rangkaian seri dengan tahanan
lebih dari satu , diperlukan jumlah total nilai tahanan-tahanan tersebut. Hal ini
dapat dimengerti karena setiap tahanan yang ada pada rangkaian seri akan
memberikan hambatan bagi arus untuk mengalir (Hayt, 1991 )

D. Metode Penelitian
1. Variabel-variabel
a. Variabel bebas : Tegangan listrik
b. Variabel tetikat : Arus listrik
c. Variabel kontrol : Resistor
2. Alat dan Bahan
a. Resistor 1 Kohm sebanyak 1 buah
b. Digital multi meter 2 buah
c. Papan rangkaian PCB 1 set
d. Sumber tegangan DC
e. Kabel-kabel penghubung secukupnya.
3. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dalam percobaan ini yaitu sebagai berikut:
a. Membuat rangkaian pada gambar 1 berikut ini pada papan rangkaian

Gambar 1 Skema pengujian

b. Memasang alat ukur pada rangkaian pengujian yang sudah dibuat, pasang
voltmeter paralel dengan resistor dan ampere meter seri dengan resistor.
c. Menyalakan sumber tegangan secara bertahap dan mengamati arus listrik
dan tegangan listrik yang terukur.
d. Mencatat hasil pengamatan dalam tabel berikut ini.

Tabel 1 hasil pengukuran tegangan dan arus listrik


Tegangan Listrik Arus Listrik
E. Hasil dan Pembahasan
1. Data hasil Percobaan
Tabel 1. Data hasil Pengukuran

R = 1.200

Tegangan listrik (V) Arus listrik (I)


11 0,0102
13 0,0111
15 0,0128
17 0,0145
19 0,0158

2. Grafik 1.1 Hubungan Antara Tegangan (V) terhadap Arus Listrik (I)

0.018
0.016
0.014
Arus Listrik

0.012
0.01
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 5 10 15 20
Tegangan Listrik

Dapat dilihat bahwa arus yang mengalir lebih kecil dari tegangan sumber
dan tegangan di Voltmeter sehingga arus didalam suatu rangkaian listrik akan
berbanding lurus dengan tegangan listrik dan berbanding terbalik dengan
hambatan listrik. Berdasarkan dari hasil grafik diatas, dapat di ketahui bahwa nilai
dari tegangan catudaya mempengaruhi nilai tegangan input Voltmeter.Dengan
kata lain Tegangan Catudaya dan Tegangan Voltmeter bersifat Konstan.

KESIMPULAN
Dari eksperimen adalah nilai dari suatu tegangan baik dari Catu daya dan
Voltmeter akan selalu berbanding lurus terhadap Arus yang mengalir pada suatu
rangkaian dan selalu berbanding terbalik dengan Hambatannya pula. Hal ini
berarti Percobaan diatas membuktikan salah satu teori hokum kelistrikan yang
dikeanal dengan Hukum Ohm

Daftar Pustaka
Alonso,dkk. 2003. Dasar-dasar Fisika Universitas. Jakarta: Erlangga
Durbin,dkk. 2005. Rangkaian Listrik. Jakarta: Erlangga
Hayt, Wiliam.1991. Rangkaian Listrik edisi keenam Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Tim Penyusun. 2018. Modul Praktikum Elektronika Dasar. Gorontalo:
Laboratorium Dasar Jurusan Fisika Universitas Negeri Gorontalo. Hal 3-
4

You might also like