Professional Documents
Culture Documents
Jenis-Jenis Bullying Dan Penanganannya Di SD N Man
Jenis-Jenis Bullying Dan Penanganannya Di SD N Man
Lina Muntasiroh
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI
Semarang Email: linamuntasiroh@gmail.com
Abstract
Bullying is not a new phenomenon in the world of Indonesian education. This is
evidenced by the abundance of news about the acts of violence in print media
and on television screens. Like the case that just happened in Brebes about
students who pulled the chair of their female friends who were about to sit
resulted in a fracture of the tailbone which was able to cause paralysis. This
research to determine the types of bullying and its handling at SD N
Mangunharjo, Semarang City. This research is a descriptive qualitative
research that explains and describes the type of bulllying that occurs from
class III-VI SD N Mangunharjo Semarang City which consists of victims and
perpetrators of bullying. In addition there were also interviews with teachers
and principals. The types of bullying that occurred included: Name of parents,
funny names, and teasing. In addition students also carry out verbal bullying
by commanding, cheering, and forcing. Physical bullying involves throwing a
paper ball, pushing, pulling a headscarf, pinching, pulling a chair to be
occupied, and hitting. Handling is carried out by giving direction every
morning apples, ceremonies, reprimands and punishments that educate.
Abstrak
Tindak bullying bukanlah fenomena baru didunia pendidikan Indonesia.
Adanya kasus yang terjadi baru saja di Brebes tentang siswa yang menarik
kursi teman perempuannya yang hendak duduk berakibat retak tulang ekor
yang mampu menyebabkan kelumpuhan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui jenis-jenis bullying dan penangannannya di SD N Mangunharjo
Kota Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif yang
menjelaskan dan menggambarkan jenis bulllying yang terjadi dari kelas III-VI
SD N Mangunharjo Kota Semarang yang terdiri dari korban dan pelaku
bullying. Selain itu juga adanya wawancara dari guru serta kepala
sekolah.Jenis-jenis bullying yang terjadi diantaranyabullying verbal dan fisik
berupa : memanggil dengan nama orang tua, nama yang lucu,meledek,
memerintah, dan menyoraki. Bullying secara fisik berupa melempar bola
kertas, mendorong, menarik jilbab, mencubit, menarik kursi yang hendak
diduduki, dan memukul. Penanganan yang dilakukan dengan memberikan
arahan setiap apel pagi, upacara, teguran, dan hukuman yang mendidik.
p:106- 1
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)
PENDAHULUAN
sekolah sudah tidak aman dari
Bullying merupakan kejadian di
perilaku kekerasan.
mana satu atau sekelompok siswa
Bullying yang terjadi di sekolah
menekan siswa yang lain, biasa
memiliki 3 karakteristik yang
disebut dengan bullying. Menurut
terintegrasi yaitu: 1) tindakan yang
Tattum dalam Siswati (2009) bullying
sengaja dilakukan pelaku untuk
adalah “….the willful, conscious
menyakiti korban, 2) tindakan yang
desire to hurt another and put him/her
dilakukan tidak seimbang sehingga
under stress”. Olweus (1993) juga
menimbulkan rasa tertekan pada
mengatakan hal yang serupa bahwa
korban, dan 3) tindakan yang
bullying adalah perilaku negatif yang
dilakukan secara berulangulang
mengakibatkan seseorang dalam
(Astuti, 2008).
keadaan tidak nyaman/terluka dan
Salah satu faktor yang
biasanya terjadi berulang-ulang
mempengaruhi bullying adalah usia
“repeated during successive
anak sekolah (6-12 tahun), dimana
encounters”.
pada periode ini anak mulai diarahkan
Menurut Aris Merdeka Sirait
keluar dari kelompok keluarga dan
dalam Moh Zainal (2016), kejadian
mulai berinteraksi dengan lingkungan
bully di Sekolah Dasar seperti
sosial yang akan berdampak pada
fenomena gunung es karena sedikit
hubungan interaksi dengan teman
yang melaporkan. Berdasarkan
sebaya. Para peneliti dari Kings
catatan Komnas Perlindungan Anak
College, London, meneliti sekitar
Indonesia di tahun 2013, KPAI
7.771 anakanak, dan sekitar
menerima 3.339 kasus pelanggaran
seperempat dari mereka (28 persen)
terhadap anak dan 16% pelaku adalah
ditindas atau di bully antara usia tujuh
anak usia kurang dari 14 tahun.
dan sebelas tahun, dan hal tersebut
Jumlah ini meningkat menjadi 4.965
terbawa hingga di usia 50 tahun
kasus di tahun 2014, dimana pelaku
(Renny, 2014).
bully meningkat menjadi 26%. Hal ini
Di Jepang, school bullying
menggambarkan bahwa lingkungan
dikenal dengan istilah „ijime‟. hal ini
ditandai dengan gangguan berupa
2 p:106-
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X
p:106- 3
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)
4 p:106-
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X
p:106- 5
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)
6 p:106-
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X
p:106- 7
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)
8 p:106-
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X
p:106- 9
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X (online)
Garis panduan tersebut antara lain: jilbab, menarik kursi ketika hendak
Mulai dengan pendefinisian perilaku duduk, dan menjegal. Kekerasan
buli yang jelas dan dapat diterima, verbal yaitu : memanggil dengan
mengakui bahwa perilaku buli sebutan orang tua, mengejek, dan
berlaku dalam berbagai bentuk, memarahi.
mengenali apa yang berlaku di 2. Upaya yang dilakukan Guru SD N
sekolah, menyusun rencana tindakan, Mangunharjo Kota Semarang
menyediakan kebijakan anti bullying, adalah dengan memberikan
menyediakan media bagi murid atau nasehat kepada siswa. Memberikan
kelompok murid tentang apa yang pemantauan ketika jam istirahat,
akan dilakukan bagi membantu mengadakan apel pagi setiap hari
mereka, mendorong tingkah laku jumat dan senam bersama, dan
yang dapat mendatangkan pengaruh memberikan motivasi dan
positif terhadap tingkah laku semangat kepada siswa yang
interpersonal murid, mengatasi setiap sering terkena bullying. Guru juga
kejadian bullying secara bijaksana, menerapkan sikap toleransi dan
menyediakan bantuan kepada murid saling menghargai sesama teman
yang menjadi korban buli, bekerja dengan sistem kurikulum 2013
secara konstruktif dengan pihak lain yang membantu siswa dalam
terutama orang tua atau komite pengembangan kepribadian siswa.
sekolah. Berdasarkan kesimpulan yang
telah disusun, peneliti mencoba
SIMPULAN memberikan saran untuk mencegah
Beradasarkan hasil yang telah bullying, yaitu:
diajabarkan sebelumnya mengenai a. Guru menambah wawasan perihal
identifikasi perilaku bullying di bullying dari buku, artikel, jurnal,
Sekolah Dasar Negeri Mangunharjo atau surat kabar, dan internet agar
dapat disimpulkan sebagai berikut: memahami secara utuh bullying
1. Jenis bullying dibagi menjadi dua, dan penanganannya.
kekerasan fisik dan verbal. b. guru diharapkan mengenali
Kekerasan fisik berupa, mencubit, karakteristik pelaku dan korban
memukul, mendorong, menarik bullying agar dapat mencegah dan
10 p:106-
Jurnal Sinektik
Volume 2 Nomor 1 , Edisi Juni 2019
Prodi PGSD Universitas Slamet Riyadi
ISSN 2620-6560 (print) ISSN 2620-746X
p:106- 11