Professional Documents
Culture Documents
Spesifikasi Teknis Jembatan Rangka A60
Spesifikasi Teknis Jembatan Rangka A60
SPESIFIKASI TEKNIS
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... v
i
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.4 Metodologi.................................................................................................... 31
7.7.4 Delivery................................................................................................. 46
ii
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
iii
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
iv
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Marking Komponen Jembatan................................................................... 4
v
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Gambar 36 Grafik beda tinggi abutmen dan pilar (1 bentang jembatan) .................. 48
Gambar 37 Grafik Beda Tinggi Abutmen Dan Pilar (2 Bentang Jembatan). ............ 49
vi
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
vii
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tool Kit/ Peralatan Pemasangan Jembatan .................................................. 9
Tabel 7 Gaya Pretension dan Momen Torsi Pengencangan Baut 8.8 ..................... 82
Tabel 8 Gaya Pretension dan Momen Torsi Pengencangan Baut F10T .................. 82
viii
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Pembuatan Spesifikasi Teknis untuk struktur jembatan Rangka A60m ini bertujuan
sebagai parameter dalam mendesain struktur yang akan digunakan oleh PT Bakrie
Metal Industries. Spesifikasi teknis ini yang digunakan oleh PT Bakrie Metal
Industries sesuai dengan peraturan SNI, spesifikasi, dan persyaratan desain.
1
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
2
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
3
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
3.1 Umum
4
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
3) Setiap barang, bundel atau drum harus ditandai secara jelas dengan label sesuai
nomor identifikasi paket, berat serta dimensi dari paket.
4) Setiap barang atau bagian perakitan yang dipak terpisah untuk angkutan harus
diberi label dengan nomor item setiap barang.
5) Pembungkusan harus cukup kuat untuk diangkat dan tahan pada cuaca tropis,
termasuk temperatur yang ekstrim, korosif (garam dan hujan).
5
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
6
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
8
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Penanganan alat dapat dilakukan secara rutin dengan cara sebagai berikut :
1) Sebelum alat digunakan hendaknya diperiksa dulu kelengkapannya.
2) Harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
3) Setelah digunakan, semua alat harus dibersihkan kembali dan tidak boleh
disimpan dalam kondisi kotor.
4) Kelengkapan alat tersebut harus dicek terlebih dahulu sebelum disimpan.
5) Setiap alat yang memiliki petunjuk penggunaan, hendaknya membaca terlebih
dahulu instruksi dalam buku petunjuk.
6) Alat yang memerlukan kalibrasi harus dicek keabsahan kalibrasinya untuk menjaga
kondisi alat ukur tetap sesuai dengan spesifikasinya.
9
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Pastikan tempat penyimpanan grease oil disimpan di tempat yang kering agar
tidak tercampur dengan zat cairan yang lain.
3) Selain penyimpanan yang tepat, hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a) Selalu tutup dengan rapat setelah digunakan dan jangan sampai grease
oil tumpah.
b) Jangan menghirup bau grease oil.
10
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Jika sambungan las komponen pecah atau rusak, maka ujung bahan yang ada
harus dibersihkan, kemudian dipersiapkan untuk diadakan pengelasan kembali. Jika
kerusakan yang terjadi diperkirakan akan berulang kembali maka disarankan agar
dibuat rencana khusus untuk hal ini.
3) Kerusakan komponen lainnya
Jika komponen jembatan mengalami kerusakan dan tidak memungkinkan
untuk diperbaiki atau dipasang maka harus diganti dengan komponen lain sesuai
dengan jenis dan spesifikasi material yang disyaratkan dengan dibuktikan oleh hasil
pengujian atau mill certificate.
11
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
12
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
dengan :
VDZ adalah kecepatan angin rencana pada elevasi rencana, Z (km/jam)
V10 adalah kecepatan angin pada elevasi 10000 mm di atas permukaan
tanah atau di atas permukaan air rencana (km/jam)
VB adalah kecepatan angin rencana yaitu 90 hingga 126 km/jam pada
elevasi 1000 mm, yang akan menghasilkan tekanan seperti yang
disebutkan dalam 9.6.1.1 dan Pasal 9.6.2.
Z adalah elevasi struktur diukur dari permukaan tanah atau dari permukaan
air dimana beban angin dihitung (Z > 10000 mm)
Vo adalah kecepatan gesekan angin, yang merupakan karakteristik
meteorologi, untuk berbagai macam tipe permukaan di hulu jembatan
(km/jam)
Zo adalah panjang gesekan di hulu jembatan, yang merupakan karakteristik
meteorologi,(mm)
V10 dapat diperoleh dari:
Grafik kecepatan angin dasar untuk berbagai periode ulang, survei angin
pada lokasi
jembatan, dan jika tidak ada data yang lebih baik, perencana dapat
mengasumsikan bahwa
V10 = VB = 90 s/d 126 km/jam.
Gaya total beban angin tidak boleh diambil kurang dari 4,4 kN/mm pada bidang
tekan dan 2,2 kN/mm pada bidang hisap pada struktur rangka dan pelengkung, serta
tidak kurang dari 4,4 kN/mm pada balok atau gelagar.
13
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
14
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
15
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
16
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
17
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
18
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Komponen Struktur
Sekunder
Gusset Plate - ASTM A572/ JIS Fy min = 355 MPa
G3106 SM 490 YA/B
Filler/ Plat Pengisi - ASTM A36/ JIS G3101 Fy min = 245 MPa
SS 400
Aksesoris:
Baut, Nut Material - ASTM A490/ JIS-B- Fu min = 1000 Mpa
1186-F10T atau setara
Expansion joints (Siku) - ASTM A36/ JIS G3101 Fu min = 245 Mpa
SS 400
Proteksi Galvanize:
Semua Komponen - Galvanis (A123)/ Minimum Coating :
Jembatan Painting - 100 μ
- 125 μ
- 60 μ
Baut, Nut Material - ASTM A153
Beton
Lantai Jembatan - K-350 Fc min = 30 Mpa
29
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
30
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.4 Metodologi
Perencanaan yang matang mengenai tahapan-tahapan dalam menyelesaikan
pekerjaan fabrikasi mutlak diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
spesifikasi yang disyaratkan. Selain menjamin mutu yang dihasilkan, perencanaan juga
harus memperhitungkan keselamatan kerja semua yang terlibat dalam proses
pelaksanaan pekerjaan sehingga tercapai Zero Accident. Untuk itu perlu dibuatkan
tahapan pekerjaan yang akan menjadi acuan dalam pelaksanaannya.
31
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Incoming A
Material
QC- NG QC
WI/QC/IM/10/01 BMI/IV/MR/01 WI/QC/BL/10/05
check Verify
BMI/IV/QC/01 BMI/IV/QC/16
Yes Yes
Marking WI/Fab/P/09/08
Prime Coat
QC-check
Quantity
QC WI/QC/PC/10/06
Yes Verify
WI/QC/DP/10/02 QC-check
Quantity
QC- WI/QC/TC/10/08
Yes check
WI/QC/FW/10/03
Verify
NG QC-
Yes BMI/IV/MR/01 WI/QC/TC/10/09
check
WI/Fab/W/09/05
BMI/IV/QC/17
Welding
WI/Fab/W/09/06
Yes
Finished
goods FGTN
WI/QC/W/10/04 QC- NG BMI/IV/MR/01
check Sto/KS/04
Yes
WI/Fab/MPl/09/06A
Metal Finish
BMI/IV/QC/14 QC
Check
BMI/IV/QC/15
Yes or
WI/Fab/BL/09/07 Blasting
To Galvanize
32
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Pada tahap ini akan dibuat model Jembatan Rangka dalam bentuk 3 Dimensi
dengan menggunakan software Tekla Structure. Pemodelan mengacu pada gambar
desain, adapun tahapan dari proses pemodelan adalah sebagai berikut:
3D X-Y-Z Grid data inputting.
Menggambar penyelarasan geometris dan garis ruang, dalam hal ini dengan
titik kontrol setiap bagian dengan jarak 1m longitudinal.
Semua komponen dan koneksi gambar sesuai dengan gambar kontrak.
(Steel profile, Built-up member, polygon plate, knuckle line, welding line, joint
line, bolt holes dll). Nomor identifikasi (tanda) setiap komponen ditentukan
selama fase ini dan terakhir urutan penomoran dari setiap bagian dan rakitan
akan dilakukan secara otomatis.
Secara visual dan secara otomatis memeriksa pemodelan 3 dimensi (Spacing,
interfering, access route, clash between components dll.).
33
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
34
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
35
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
2. Spesifikasi alat :
36
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
37
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.7.2.4 Marking
Proses Marking pola cutting hanya dilakukan pada material yang akan
dipotong menggunakan mesin manual, untuk pemotongan menggunakan mesin CNC
hanya melakukan input NC file pada mesin CNC.
7.7.2.5 Cutting
Setelah lembaran pelat sesuai dengan ketebalan, grade dan dimensi, maka
material yang telah diberi marking siap untuk dilakukan proses cutting dengan
menggunakan mesin Flame Cutting. Mesin flame cutting yang dipakai bisa Straight
Cutting, Semi Automatis atau CNC Flame Cutting.
Bila Produk diterima, akan ditempatkan pada tempat dengan label OK, sedangkan bila
produk ditolak/reject maka akan dilakukan perbaikan (Rework).
38
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
39
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
2. Setelah itu naikan flange atas untuk welding spot-spot sehingga bisa terangkai
menjadi H.Beam, tapi sebatas tack Weld.
Setelah proses fi up selesai dilakukan oleh Fitter, maka QC Inspector akan melakukan
pengecekan dengan langkah sebagai berikut :
1. Periksa shop drawing
- Beri stempel pada shop drawing / gambar kerja :
For : “ QC INSPECTION “
2. Setting
- Periksa ukuran yang diminta
- Periksa diagonal
- Periksa gap untuk lasan
3. Frequency Checking : 100%
4. Bila OK, beri tanda (√) dengan marker warna hijau
40
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Setelah Web dan Flange Bawah dan Flange Atas di fitt-up, maka untuk
permanen welding dilakukan pengelasan pada bagian yang di tack weld dengan
menggunakan Mesin Welded Beam / Mesin Semi Automatic / Submerged Arc Welding
(SAW).
7.7.2.8 Straightening
7.7.2.9 Drilling
41
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.7.2.10 Assembly
Proses Assembly dilakukan pada bagian-bagian tertentu diantaranya
Cross Girder / Gelagar memanjang, Stringer, Portal Diafragma dan Bracing
42
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.7.2.11 Welding
Setelah pengelasan selesai maka Welding Inspector akan mengecek dengan langkah
sebagai berikut :
1. Periksa shop drawing
- Jenis pengelasan
- Bagian – bagian yang dilas
- Panjang, jarak antara las
- Tinggi dan lebar las
2. Jika standard welding ditampilkan pada design, periksa :
- Proses : SMAW / GMAW / SAW
- Position : Horizontal / Vertical / Over head / Flat
- Electrode class, Wire Diameter ( mm )
- Throat ( mm ), L E G ( mm )
- Welding Curent ( Ac / Dc )
- Material Thickness ( mm )
- Passing ( Pass )
- Visual
43
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.7.2.12 Finishing
44
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.7.2.13 Galvanizing
Setelah proses fabrikasi yang telah melalui tahap finishing, maka proses
selanjutnya adalah tahap galvanize. Frequency Checking : Visual 100 % dengan
pemeriksaan dilakukan per unit/batch (pcs). Bila OK, maka QC Inspector akan
member tanda ( √ ) dengan marker warna hijau dan membuat laporan pada Form No.
: BMI/IV/QC/16.
7.7.3 Packing
45
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
7.7.4 Delivery
Pada proses delivery, proses loading akan dilakukan dengan prosedur yang
berlaku di PT. BMI, sesuai dengan persyaratan standar kemanan dan penyesuaian
penggunaan armada yang mempertimbangkan type produk yang akan dikirim, rute
dan loksi penerimaan produk.
46
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Standar toleransi yang berlaku di PT. Bakrie Metal Industrie terlampir dalam
dokumen standar “Quality Inspection Plan”.
47
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Abutment dan pilar sebagai tumpuan direncanakan untuk memikul beban dan
gaya–gaya yang ditimbulkan oleh jembatan rangka baja di atasnya. Abutmen dan pilar
harus dilengkapi dengan blok landasan beton, baut–baut dan sebagainya untuk
keperluan pemasangan jembatan rangka baja dan perletakan–perletakan seperti
yang di jelaskan pada gambar–gambar lampiran.
Camber sisa
jembatan
BENTANG 1
48
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
BENTANG 1 BENTANG 1
8.1.2 Pematokan
Detail kepala Abutmen harus dilaksanakan sesuai dengan gambar–gambar
dalam kontrak yang diterbitkan secara terpisah, dan harus dikerjakan sesuai dengan
denah dan elevasi yang ditunjukan pada gambar–gambar tersebut. Bila tidak
disebutkan lain dalam spesifikasi teknis, angka toleransi pada daftar di bawah ini
dapat digunakan untuk acuan pembuatan abutmen/pilar.
49
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
1. Denah
a) Abutment atau pilar (diukur dari garis perletakan) 20 mm
b) Baut angker setelah digrouting 5 mm
3. Elevasi Permukaan
a) Permukaan abutment/pilar ± 20 mm
b) Permukaan atas blok landasan beton ± 5 mm
5. Perletakan
a) Elevasi/permukaan ±5 mm
b) Lokasi/posisi 20 mm
Gambar-gambar yang terdapat pada Buku Petunjuk ini atau pada gambar
lampiran menunjukan posisi melintang dan memanjang untuk jarak dari pusat ke pusat
dan perletakan, dan juga antara elevasi blok landasan beton dengan ketinggian akhir
dari lantai jembatan pada seluruh bentang.
Semua ukuran yang ditunjukan pada gambar diasumsikan terdapat lapisan
pengerasan aspal beton setebal 5.0 cm yang akan digelar diatas lantai beton dan jika
lapisan aspal ditiadakan maka ukuran yang ada harus disesuaikan.
dan pasir 1:3. Campuran tadi harus langsung dimasukkan disekitar baut angkur
dengan menggunakan tongkat besi untuk pemadatan.
Baut angkur harus dipasangkan (diposisikan) pada tempatnya dengan kuat
sehingga bila telah selesai pengecoran beton diperoleh posisi yang mempunyai
toleransi yang disebutkan diatas. Ulir baut pada bagian atas angkur harus diberi
minyak gemuk (pelumas) dan dilindungi sepanjang waktu.
8.1.4 Perletakan
Bagian abutmen atau pilar bawah dan tengah harus dibangun sebelum
jembatan baja dipasang. Dinding abutmen atas (back wall) tidak boleh dicor sebelum
lantai jembatan selesai dicor dan keseluruhan bentang jembatan didudukan pada
perletakan yang permanen. Penulangan untuk dinding tersebut untuk sementara
dapat dibengkokan untuk memudahkan pemasangan jembatan, tetapi diusahakan
agar pembengkokan tidak merusak tulangan tsb. Blok landasan perletakan dan
penahan pergerakan horizontal harus diselesaikan terlebih dulu sebelum dilakukan
pemasangan.
Proses tahapan pekerjaan bangunan bawah (abutmen atau pilar) di lapangan
secara umum dapat dilihat pada foto-foto di bawah ini.
.
51
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Pada saat akhir perakitan rangka jembatan, jarak antara seismic buffer dan
lateral stopper dengan blok beton penahan lateral dan penahan akhir harus sesuai
dengan yang diinginkan dalam gambar.
Untuk mendapatkan jarak yang tepat, pada saat pemasangan dapat dilakukan
pengurangan atau penambahan balok penahan sampai diperoleh jarak yang tepat,
lalu masukan dan pasangkan beton sehingga balok penahan ini terpasang setelah
penahan gempa dan pengikat ditempatkan sebelumnya. Gunakan papan bekisting
dengan ketebalan yang sesuai untuk blok beton. Pindahkan papan bekisting tersebut
bila beton sudah terbentuk.
52
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Kaki-kaki tiang perancah yang duduk di dasar sungai terlebih dahulu harus
diberi sepatu dari drum isi beton yang berfungsi sebagai pemberat agar ketika awal
pemasangan tiang perancah tidak hanyut dan cukup memberikan kuat tumpu antara
tiang dan dasar sungai, selanjutnya antara titik tiang perancah digabungkan agar satu
sama lain saling mengikat dan dapat beerja sama memikul beban jembatan.
1500
250 1500 250
250 1000 250 Balok Kayu
Susun Silang
Variable
Variable
Beton 21 Drum
53
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
5. Setelah duduk pasang lateral stop dan seismic buffer penuhkan pembautan
dan kencangkan 100% dengan kunci torsi.
6. Grouting lobang dudukan angkur dan celah lateral stop serta sismic buffer.
7. Pasanglah bridgedeck, steel expansion joint dan penulangan lantai, dan
lanjutkan finishing pengecoran.
Pelaksanaan perakitan di lapangan dengan perancah hanya dapat di lakukan
pada kondisi sungai dangkal dan arus rendah (memungkinkan). Siapkan peralatan
yang di perlukan dan pastikan kondisi abutmen telah mengeras (layak pakai).
Perhatikan kekuatan dan bentuk perancah sesuai dengan kebutuhan.
Berikut urutan langkah pemasangan jembatan rangka baja :
54
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
55
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
56
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
57
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
1. Siapkan alat yang diperlukan dan pastikan kondisi abutmen sudah mengeras (
layak pakai). Padatkan dan ratakan area perakitan sampai tidak terjadi
penurunan. Pasang balok kayu sebagai alas yang ditumpuk rapi kurang lebih
setinggi 0.75 meter. Pasang bagian jembatan (Cross Girder) di atas balok kayu,
sesuaikan dengan tempat dan level pada gambar penempatan.
58
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
59
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
60
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
61
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
E = Lendutan
0.219
0.169
0.125
0.069
0.200
0.219
0.200
0.169
0.069
0.069
0.169
0.200
0.219
0.219
0.200
0.169
0.069
0.125
0.225
0.125
0.225
0.125
0.0
0.0
0.0
ujung elastis
0.0
P1 P2
12 Bentang Setiap 5 M ( Nominal ) 12 Bentang Setiap 5 M ( Nominal )
1.7 Link
GEOMETRI DASAR DARI BENTANG YANG DIHUBUNGKAN
E
0.169
X
Garis referensi dasar
45.0 M 1.7 60.0 M X = 0.169 x 60
(45+1.7)
Link
= 0.217 M
CONTOH 1 BENTUK TERFABRIKASI UNTUK 45M BENTANG PEMBERAT+60M BENTANG UTAMA
0.169
( Hanya Batang bawah )
E
0.200
X
X = 0.200 x 45+0.169
Garis referensi dasar (40+1.7)
40.0 M 1.7 45.0 M = 0.385 M
Link
CONTOH 2 BENTUK TERFABRIKASI UNTUK 40M BENTANG PEMBERAT + 45M BENTANG UTAMA
( Hanya Batang bawah )
62
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Setiap perancah harus stabil dibantu ikatan sling/tambang yang di ikatkan ke tiang
balok angkuran dikedua sisi bantaran.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah kelurusan dan rencana tahap penarikan
di mana rol harus dijaga stabil dudukannya di darat dan diatas perancah dari
pergeseran akibat pergerakan saat proses penarikan luncuran dan pemasangan
komponen jembatan rangka baja.
Kecepatan penarikan maksimum adalah 8 cm/menit, sehingga untuk mencapai
bentang 30 sampai 60 meter di perlukan waktu maximum dua hari sudah termasuk
pemindahan rol, selama proses peluncuran
Untuk memudahkan penarikan dan supaya reaksi vertikal saat posisi rol ada di
bagian tengah komponen batang bawah tidak terlalu besar, maka batang-batang
stringer dan komponen bridgedeck tidak perlu dipasang tetapi disimpan dibagian
segmen akhir yang juga berfungsi sebagai pemberat serta menjaga timbangan
kestabilan luncuran.
Sebelum pemasangan siapkan peralatan yang diperlukan dan pastikan kondisi
abutmen telah mengeras (layak pakai). Perhatikan kekuatan dan bentuk perancah
sesuai dengan kebutuhan. Sehingga proses luncuran tidak terganggu
Langkah pemasangan yang di sarankan sesuai dengan urutan gambar berikut:
1. Rakit jembatan di atas roller dengan perhitungan perbandingan 60% di
darat dan 40% menjorok ke sungai dengan memasang stringer pada tiap
sisi dan dua segmen ujung yang berfungsi sebagai pemberat dan jalan
untuk transportasi material.
2. Pasang perancah dan roller pada posisinya sesuai dengan gambar, lalu
pasang sling penarik yang dihubungkan dengan motor penarik (dua jalur).
Untuk menghindari pergeseran (tergelincir), perancah diikat ke abutmen
sekuat mungkin.
63
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
4. Pasang perancah dan roller kedua pada posisi seperti pada gambar, dan
tarik rangka jembatan hingga menghubungkan kedua abutmen. Untuk
menghindari pergeseran, perancah kedua diikat ke perancah pertama
yang telah diikat ke abutmen
64
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Pemasangan baut pada pelat sayap atau sisi pelat dan batang-batang diagonal
bentang rangka harus dimasukan dari sebelah dalam dimana kepala baut berada
dibagian dalam gambar berikut di bawah ini
Pelat buhul untuk batang atas dan bawah ukuranya sudah di buat sedemikian
rupa sehingga bila telah terpasang akan di peroleh lawan lendut yang di perlukan.
Pelat buhul untuk batang datar bagian bawah dalam satu seri L, S dan M dapat saling
di gunakan (atau di pertukarkan). Demikian pula untuk batang atas dan bagian bawah
tidak saling di pertukarkan (tandanya berbeda).
Pelat buhul bagian dalam dan bagian luar pada pertemuan batang atas
berbeda pada pelat untuk memasang ikatan angin di laskan pada pelat buhul bagian
dalam, tidak dapat di pertukarkan.
Semua pelat pengisi di sediakan pada pekerjaan rangka baja. Yang terpenting
di sini bahwa kombinasi yang tepat antara pelat pengisi sesuai dengan rencana
penandaan yang di gunakan masing-masing lokasi.
Pemasangan baut pada pelat sayap atau sisi pelat dan batang-batang diagonal
bentang rangka harus di masukan dari sebelah dalam di mana kepala baut berada di
bagian dalam, harus di gunakan baut-baut dengan ukuran panjang yang sesuai seperti
yang di jelaskan pada gambar.
65
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Penutup ( CV )
66
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Pada perakitan untuk bentangan ini bisa dipilih kombinasi perancah dan
kantilever terrangka ukuran nilai efisiensinya namun secara umum metode kantilever
bentangan pemberat berada didarat dan bentang rakitan diatas sungai. Sebagai
pertimbangan adanya tambahan waktu bongkar pasang dan kerusakan baut yang
menjadi tanggung jawab erektor pada metode kantilver konvensional dan tambahan
peralatan pada luncuran ganda maka biasanya erektor lebih memilih bentang awal
dengan perancah dan bentang selanjutnya dengan kantilvever pemasangan bertahap
seperti umumnya.
67
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
68
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
69
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
70
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
71
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
sambungan bentang pemberat yang pendek dimana batang datar ini juga akan
merupakan bagian yang mengalami gaya yang besar selama pemasangan dibanding
jika batang datar tersebut sudah menjadi bentang-bentang permanen.
Pengikat batang-batang datar bawah harus dipasang pada bagian belakang
(bagian pemberat) untuk dapat menahan pengaliran gaya akibat angin dan untuk
mengikat batang datar bawah yang mengalami tekanan selama proses kantilever.
Nantinya pelat lantai baja dan balok lantai akan menahan aliran gaya tersebut bila
sudah menjadi bentang sempurna.
Lantai tidak boleh dipasang pada bentang terkantilever sebelum pelaksanaan
konstruksi kantilever selesai.
f. Sambungkan pelat buhul bagian dalam dan luar dari bentang kantilever ke
bagian ujung atas dari kedua batang diagonal.
g. Pasangkan kedua batang siku rangka penghubung dan pelat pengganjal bila
diperlukan. Pasang batang datar atas rangka penghubung. Sebelum
pemasangan, bautkan pelat pengisi ke batang datar atas rangka
penghubung. Pasangkan semua baut kecuali pada bagian yang akan
disambungkan ke pelat buhul pada masing-masing ujungnya.
h. Pasang penahan atas balok melintang dari bentang terkantilever, untuk
sementara bila diperlukan lepaskan baut pada bagian dalam sayap disetiap
ujung batang diagonal.
73
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
74
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
sehingga bila dongkrak diturunkan sampai tertutup sepenuhnya maka beban akan
berpindah ke ganjal - ganjal kayu.
Selanjutnya dongkrak dibebaskan (dari beban) dengan jalan menutup
sepenuhnya, dikeluarkan, distel sampai hampir mencapai pengangkatan maksimum,
dan lepaskan ganjal sedemikian rupa sehingga dongkrak bisa dimasukkan kembali.
Selanjutnya beban dipindahkan lagi (kedongkrak) dengan jalan menaikkan kembali
dongkrak, dan ganjal dikurangi tingginya dan prosedur ini diulangi kembali.
Setelah jarak bersih di bawah masing-masing pelat perletakan tinggal kira-kira
20 cm, selanjutnya dipasang perletakan kayu sementara tebal 10 cm dan bentang
diturunkan pada perletakan ini. Perletakan sementara ini dibiarkan tetap pada
tempatnya selama dilakukan pengecoran lantai jembatan, dan kemudian diganti
dengan perletakan–perletakan permanen seperti diuraikan pada tahap berikut secara
garis besar diterangkan dalam gambar.
TAHAP – 1
Letakan donkrak di kedua sisi end cross girder
Angkat kedua sisi jembatan secara bersamaan max 12 cm
Masukan ganjal sementara ( balok kayu atau sejenisnya )
Siapkan bearing pad
TAHAP – 2
Tahan posisi end cross girder dan buka ganjal sementara
Masukan bearing pad
75
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
12 cm Max
TAHAP – 3
Bila posisi bearing pad sudah tepat pada posisinya, turunkan jack penyangga
secara perlahan
TAHAP – 4
Setelah jembatan tepat pada posisinya maka jack di lepaskan bila sudah tidak
ada lagi yang di sesuaikan / justed.
Pasang anchor jembatan dan di cor
76
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
jembatan rangka baja permanen ini menggunakan dua tipe baut untuk sambungan.
Sambungan antar komponen utama menggunakan tipe baut mutu tinggi (HSB) grade
F10T tipe M20 dan M24, sedangkan untuk sambungan antar komponen skunder
(sambungan pelat lantai ) menggunakan baut mutu sedang (MB) grade 4.6. tipe M12.
77
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
lapangan menggunakan baut mutu tinggi/high strength bolt sesuai standar JIS B1186
(F10.T) M20 dan M24. Jika terjadi penggantian baut termasuk mur dan ring harus
(perencanaan struktur baja untuk jembatan) dan harus di kencangkan secara penuh,
sesuai dengan kebutuhan minimum tarik pada baut M-24 adalah 257 kN. Baut pada
Baut-baut disuplai lengkap dengan mur dan ring baja keras serta dibungkus di
dalam tempat sesuai ketentuan. Isi setiap tempat baut dicantumkan pada label dan
sedang berukuran diameter 12 mm sesuai JIS B1051. Baut-baut ini dirancang pada
sesuai dengan JIS B1186 (F.8.8) Setiap baut di suplai dengan sebuah mur dan
78
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Jumlah baut yang akan disuplai sesuai kebutuhan baut untuk setiap jembatan
ditambah sejumlah cadangan sebagai pengganti apabila ada baut yang hilang atau
rusak selama pemasangan. Setiap baut, mur atau ring yang tersisa setelah selesai
pemasangan jembatan harus dibersihkan dan dipilih, setelah itu dimasukan ke dalam
kantung dan dikembalikan kepada supervisor/pengawas.
Semua baut, mur dan ring yang disuplai oleh PT. BMI dilapisi dengan galvanis.
Meskipun demikian, baut-baut tersebut harus disimpan di tempat tertutup dan tidak
langsung di atas permukaan tanah dan ditempatkan di tempat yang aman sebelum
dipergunakan untuk menghindari kerusakan.
Baut dan mur yang telah diberi lapisan pelindung dari oli ringan pada bagian
ulirnya, harus diperiksa dahulu dari kotoran sebelum digunakan. Kontaminasi dan
oksidasi berat pada alur baut harus dibersihkan dengan menggunakan sikat atau mur.
Agar mendapatkan pengencangan baut yang benar, saat minyak pelumas didapati
telah hilang, alur baut harus diberi minyak pelumas ringan sebelum dipasang.
Jika pelaksanaan pemasangan jembatan telah selesai, maka peralatan bantu
pemasangan yang dipinjamkan juga termasuk sisa baut, mur, ring harus dibersihkan
serta dipilih untuk dikembalikan dan selanjutnya disimpan di gudang proyek yang
bersangkutan agar terhindar dari kerusakan.
79
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
8.6.7 Perakitan
Baut-baut harus dipasang dengan menggunakan ring di bawah kepala baut,
dan ring baja keras terletak pada sisi mur. Sebelum baut dipasang, lubang-lubang
pada pelat sambung harus disejajarkan posisinya seperti yang terlihat pada gambar
6.5-1. Untuk keperluan ini, dapat digunakan pasak yang telah disediakan. Bila
diperlukan akibat dari lubang yang tidak sejajar, komponen dapat dipukul (pelan) dan
tidak menyebabkan terjadinya kerusakan ataupun pecah-pecah pada lapisan
galvanis. Jika ternyata diperlukan pemukulan yang lebih keras, seluruh baut harus
dikendorkan atau dilepas dan permukaan pertemuan harus diperiksa kelurusannya
dan posisinya.
Tidak boleh ada pemukulan atau pemaksaan pada pemasangan baut karena
dapat merusak ulir pada baut. Sebelum dilakukan pengencangan, baut-baut yang
terpasang harus tegak lurus terhadap permukaan baja.
80
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
81
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
Pada saat kunci terkalibrasi digunakan untuk pemasangan, kunci tersebut harus diatur
untuk memberikan kekencangan tarik tidak kurang dari 5 % dari angka tarik.
Standar momen pengencangan torsi yang dicantumkan di tabel 8 dan tabel 9
diambil dari persamaan hubungan gaya tarik minimum dengan momen torsi. Nilai
tersebut tidak berhubungan secara pasti dengan gaya tarik minimum yang ditentukan
dan hanya boleh digunakan sebagai acuan kasar untuk pengencangan dengan kunci
momen, dengan tidak membebaskan kontraktor untuk mengkalibrasi alat pengencang
dan baut yang telah dikencangkan sesuai dengan nilai pretension yang ditentukan
untuk masing-masing diameter baut.
AASHTO mengharuskan prosedur pemasangan untuk dikalibrasi dengan tes
verifikasi minimal setiap hari kerja untuk tiap diameter, panjang, dan mutu baut. Tes
verifikasi harus dilengkapi dengan peralatan yang mampu memberikan indikasi gaya
tarik baut sebenarnya, dengan mengencangkan tiga baut tipikal dari tiap diameter,
panjang, dan mutu baut, dan baut yang dipasang dengan hardened washer. Kunci
harus dikalibrasi ulang keika terjadi perbedaan yang signifikan pada permukaan baut,
ulir, mur atau ring (washer). Pada saat pengukuran gaya puntir dengan menggunakan
kunci terkalibrasi, mur harus diputar searah dengan putaran pengencangan.
Tabel 8 Gaya Pretension dan Momen Torsi Pengencangan Baut 8.8
Pretension Momen Pengencangan Torsi
Diameter Baut
Kgf (Kgf.Mm) (N.m)
M 12 4240 8 76
M 16 7890 19 189
M 20 12750 37 362
M 22 15760 53 524
M 24 18360 65 634
82
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
PERINGATAN: Mur dan baut dengan pelumas yang tidak cukup akan mempersulit
pengencangan yang diinginkan, tenaga yang diperlukan untuk mengencangkan mur
akan lebih besar pada baut yang kurang pelumas dibandingkan pada baut dengan
pelumas yang cukup dan akan terjadi kerusakan, baut yang telah terpasang tersebut
harus dilepaskan kembali, diberi tanda dan dikembalikan ke gudang untuk perhatian.
Jika baut-baut perlu dilumas kembali di lapangan, baut-baut dan mur-mur harus
dibersihkan terlebih dahulu. Oli bertekanan, gemuk harus dilaburkan sedikit mungkin
sesaat sebelum pemasangan, untuk mengurangi kemungkinan melekatnya debu-
debu. Segala bentuk oli, gemuk atau pelumas yang meresap pada kontak permukaan
dari komponen baja harus segera dibersihkan menggunakan cairan pelarut. Lepaskan
pelat penyambung atau pelat dengan bentuk yang diperlukan, biarkan sampai kering
dan sikat dengan sikat kawat sebelum dipasangkan kembali seperti semula.
Pemasangan baut harus seperti yang ditunjukan pada Gambar 43 dan gambar terkait.
Pengencangan baut dilakukan hanya dengan memutar mur. Kepala baut mungkin
ditahan supaya jangan ikut berputar pastikan semua baut pada setiap pertemuan
dikencangkan dengan kunci pas standar sebelum dilakukan pengencangan akhir.
83
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
kerusakan yang disebabkan oleh benturan kendaraan, karat atau rusaknya cat
pelapis, perubahan bentuk dan penurunan atau deformasi. Bila diperlukan
penggantian maka harus dilakukan kajian oleh professional engineer dan bekerja
sama dengan produsen jembatan rangka.
85
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
86
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
• Rambu-rambu K3
2. Tahap Pelaksanaan Pekeijaan:
• Jembatan bebas dari lalu-lintas kendaraan maupun orang.
• Cek/ tandai baut dan mur yang akan diganti
• Lepas dan pasang baut dan mur yang akan diganti satu persatu
dengan kunci baut. Apabila diperlukan cairan untuk melepas baut mur
karena permukaan baut mur yang sudah berkarat lama gunakan
semprot cairan anti karat. Ganti baut mur satu persatu dengan kunci dan
selanjutnya pengencangan dengan kunci momen sesuai dengan
pengencangan akhir
• Cek kembali sambungannya dan beri tanda marking pada baut yang
sudah dikencangkan.
9.4.3.6 Portal
Portal berfungsi untuk mencegah agar kendaraan besar seperti dump truck
atau truk pasir tidak melewati jembatan, Portal berukuran lebar 2,4 meter dan tinggi
2,3 meter akan dipasang dikedua mulut jembatan.
89
PT BAKRIE METAL INDUSTRIES
9.4.3.8 Operator
Pada saat pemeriksaan dan pemeliharaan berlangsung pada kedua arah
masuk jembatan, perlu ditunjuk petugas operator untuk mengatur kendaraan yang
melintasi jembatan, dan dilengkapi oleh baju rompi dengan wama mencolok, bendera
dan handy talky.
90