Neurosains Dalam Pembelajaran

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 9

MAKALAH

NEUROSAINS DALAM PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Suyadi, M.A

Disusun oleh:

Azie Rizka Lestari (23200011044)

PRODI INTERDISCIPLINARY ISLAMIC STUDIES

KOSENTRASI PSIKOLOGI PENDIDIKAN ISLAM

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2023
Kata Pengantar

Bismillahirrahmanirrahim…

Allahummasholli’ala sayyidinaa Muhammadinil faatih…

Lima ughliq wal khaatim limma sabaq…

Naashiril haqqi bil haqq wal hadi ila shiraati mustaqim…

Wa’ala alihi wa ashabihi ajmain…

Alhamdulillah, puji syukur kita kepada Tuhan Azza Wa Jalla dengan sepenuh hati, lisan
keyakinan dan juga amal perbuatan. Sholawat berbingkai salam tercurahkan kepada sang kekasih
Nabi Muhammad SAW. karena berkat beliaulah kita semua bisa merasakan cahaya iman dan
islam dengan ilmu pengetahuan. Sehinnga kami dapat menyelsaikan makalah ini guna memenuhi
tugas individu mata filsafat ilmu keislaman dengan judul “ Neurosains Dalam Pembelajaran”

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan tidak
terlalu luas memiliki pengalaman dan pemahaman. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
segala bentuk saran dan kritik dari pembaca. Penulis berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia dan pendidikan.

Yogyakarta, 11 Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Belajar neurosains menekankan pada kinerja otak yaitu tentang bagaimana
keseluruhan proses berfikir, dari proses berpikir yang dilakukan akan menghasilkan
sebuah pengetahuan, sikap, prilaku atau tindakan. Dalam sudut pandang neurosais,
kualitas seorang anak dapat dinilai dari berbagai factor, termasuk perkembangan otak dan
fungsi kognitifnya, kemampuan motoric, Kesehatan fisik dan mental, dan interaksi
sosialnya.1
Perkembangan neurosains sebagai sebuah pengetahuan mengenai sistem syaraf
atau tentang otak manusia saat ini mengalami kemajuan yang signifikan. Para pakar terus
melakukan penelitian mengenai hubungannya dengan kehidupan manusia termasuk dunia
pendidikan dimana keunikan dari perkembangan kemampuan otak sangat terkait dengan
output capaian dari sebuah proses pendidikan. Namun, terkadang manusia berpikir seperti
teknologi-teknologi tersebut dimana otak digunakan sebagai tempat penyimpanan
semata. Padahal kenyataannya, otak belajar dengan campuran berbagai emosi, ingatan,
niat, dan sebagainya yang membentuk kehidupan mentalnya. Untuk itulah, dalam proses
pembelajaran, sebenarnya otaklah yang memasukkan informasi ke dalam wadah yang
sebelumnya telah berisi informasi-informasi yang berkaitan sehingga membutuhkan
restrukturisasi, penyusunan, dan penilaian Kembali
Namun peran seorang pengajar dan orang tua dalam mendidik anak ternyata
masih jarang memperhatikan bidang kajian tentang neurosains, sehingga menyebabkan
munculnya suasana pembelajaran yang pasif dan tidak optimal dalam merangsang sel-sel
saraf di dalam otak manusia.2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimasud dengan neurosains dalam pembelajaran?
2. bagaimana ruang lingkup neurosains dalam pembelajaran?

1
Salamah eka Susanti, pembelajaran anak usia dini dalam kajian neurosains” triligo, vol.2, no, 1, 2021,
hal. 56.
2
Hamdan husein batubara, educational neurisains dalam pendidika dasar, Pendidikan dasar,
3. Bagaimana kedudukan neurosains dalam pembelajaran?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian neurosains dalam pemebelajaran.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup neurosains dalam pembelajaran.
3. Untuk mengetahui kedudukan reurosains dalam pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Neorosains Dalam Pembelajaran
Neurosains merupakan bidang studi yang mengkhususkan pada penelitian ilmiah
tentang sistem saraf, khususnya otak dan seluruh fungsi sistem saraf. Secara etimologi,
neurosains adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari tentang sistem saraf,
terutama mempelajari neuron atau sel saraf dengan pendekatan melalui banyak cabang
ilmu. Sedangkan secara terminologi, neurosains merupakan bidang ilmu yang
mengkhususkan pada studi saintifik terhadap sistem saraf. Atas dasar ini, neurosains juga
disebut sebagai ilmu yang mempelajari otak dan seluruh fungsi-fungsi saraf belakang.3
Sedangkan menurut Hanum, neurosains adalah ilmu pembelajaran yang
menghubungkan proses kognitif dalam otak dalam otak manusia dengan perilaku
manusia itu sendiri. Artinya otak akan melakukan perintah kepada tubuh dan perintah
tersebut akan mengaktifkan daerah penting di dalam otak.4
Pada dasarnya, neurosains merupakan cabang dari ilmu biologi yang
dikembangkan sedemikian rupa untuk mencapai fokus bahasan tertentu. Sehingga
pembahasan neurosains dalam pembelajaran tidak terlepas kaitannya dengan struktur dan
fungsi-fungsi otak.5
Neurosains juga mengkaji tentang kesadaran dan kepekaaan otak dari segi
biologi, persepsi, ingatan, dan kaitannya dengan pembelajaran. Sistem syaraf dan otak
merupakan bagian fisikal bagi proses pembelajaran manusia. Neurosains merupakan
penelitian tentang otak dan pikiran. Studi tentang otak menjadi landasan dalam
pemahaman tentang bagaimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia luar dan
khususnya yang dialami manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi yang lain.6
Jadi neurosain dalam pembelajaran dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan
tentang fungsi otak dan system saraf otak dalam proses pembelajaran dan pengajaran,
3
Aminul wathon, “neurosains dalam Pendidikan”, jurnal lentera: kajian keagamaan, keilmuan dan
teknilogi, 14(1), 2016, Hal.285
4
Mardiah, Dkk, “Analisis Relevansi Neurosains Dengan Pembelajaran Dan Kesehatan Spiritual”, Journal
On Education, 4(4), 2022, hal 1492
5
Hengki Wijaya, Pendidikan Neurosains Dan Implikasi Dalam Pendidikan Masa Kini, 2018, Hal, 2-3
6
Salamah eka Susanti, “pembelajaran anak usia dini dalam kajian neurosains”, trilogo, 2(1), 2021, hal, 55.
yang melibatkan pemahaman bagaimana otak manusia bekerja, bagaimana informasi
diproses, dan bagaimana factor saraf dapat mempengaruhi pembelajaran. Tujuan utama
dari ilmu ini adalah untuk mempelajari dasar-dasar biologis dari setiap perilaku. Artinya,
tugas utama dari neurosains adalah menjelaskan perilaku manusia dari sudut pandang
aktivitas yang terjadi di dalam otaknya.

B. Ruang lingkup neurosains dalam pembelajaran


Neurosains adalah bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara sistem saraf dan
perilaku, termasuk proses kognitif, pembelajaran, ingatan, dan pengambilan keputusan.
Dalam konteks pembelajaran, neurosains memiliki ruang lingkup yang luas dan relevan
yang mencakup beberapa aspek penting:7
1. Seluler-Molekuler
Lingkup kajian seluler-molekuler ini mempelajari berbagai macam sel saraf
dan bagaimana mereka melakukan fungsi-fungsi spesifik yang berbeda satu
dengan yang lain untuk menghasilkanpelbagai perilaku yang kompleks, seperti
emosi, kognisi, dan tindakan. Lebih singkatnya ketiganya adalah emosi dan rasio
yang menjadi satu kesatuan dalam jaringan neural dari akal sehat. Hal tersebut
memunculkan pengetahuan dan tindakan yang diakibatkannya.
2. Sistem Saraf
Biding sistem saraf mengkaji sel-sel saraf yang berfungsi sama dalam
sebuah sistem yang kompleks. Misalnya, masalah penglihatan dikaji dalam
"sistem visual"; masalah gerakan dikaji dalam "sistem isotonik" atau sistem
kinestetik; masalah pendengaran dikaji dalam "sistem auditori"; dan seterusnya.
3. Neurosains Perilaku
Neurosains perilaku mengkaji bagaimana berbagai sistem syaraf
bekerja sebagaimana disebutkan di atas bekerja sama untuk menghasilkan
perilaku tertentu. Misalnya, bagaimana saraf visual, saraf auditori,saraf
motorik memproses informasi(materi pelajaran) secara simultan (meskipun hanya
salah satu yang dominan).

7
Aminul wathon, neurosains dalam Pendidikan, lentera kajian keagamaan, keilmuan dan teknologi, Vol.13,
No. 2, 2015, hal 138-139.
4. Neurosains Sosial (Sosiosains)
Bidang ini mempelajari bagaimana "otak sosial" manusia berperan
dalam membantu manusia membentuk hubungan dengan orang lain.
Kemampuan manusia untuk menjalin hubungan dengan orang lain merupakan nature-
nya yang tersimpan secara biologisdalam otak. Meskipun bukan merupakan
sistem yang terlokalisasi dan mudah diidentifikasi dengan jelas, "otak sosial"
memiliki akar yang kuat dalam interaksi antara pelbagai bagian. Komponen
lobus frontal, seperti cortex prefrontal, cortex orbitofrontal dan cortex
ventromedial merupakan komponen utama yang bertanggung jawab untuk itu.
Instrumentasi Teknologi Neurosains dalam aplikasinya dalam Pembelajaran.

C. Kedudukan Neurosains Dalam Pembelajaran


Neurosains memiliki peran yang penting dalam pemahaman dan pengembangan
metode pembelajaran. Neurosains memiliki kedudukan yang penting dalam konteks
pembelajaran karena memungkinkan pemahaman yang lebih dalam tentang cara otak
manusia bekrja. Berikut adalah beberapa cara dimana kedudukan neurosains dalam
pembelajaran:
1. Pemahaman tentang proses belajar, neurosains membantu dalam memahami proses-
proses kognitif dan neurobiologis yang terlibat dalam pembelajaran, yang mencakup
bagaimana otak memproses informasi, membentuk ingatan, dan mengembangkan
keterampulan baru.
2. Optimalkan metode pembelajaran, dengan memahami cara otak memproses
informasi, pendidik dapat mengoptimalkan metode pembelajaran. Mereka dapat
mengembangkan strategi mengajar yang efektif, memanfaatkan prinsip-prinsip
neurosains untuk meningkatkan retensi informasi dan pemahaman siswa.
3. Pengembangan teknologi pendidikan, pengetahuan otak juga dapat membantu dalam
pengembangan teknologi pendidikan. Aplikasi pembelajaran berbasis neurosains
dapat merancang pengalaman belajar yang lebih efektif dan menarik.8
4. Pemahaman emosi dan motivasi, neurosains membantu dalam memahami hubungan
antara emosi, motivasi, dan pembelajaran. Sehingga dapat membantu pendidik
8
Vica Dian Aprelia Resti, “Kajian Neurosains Dalam Perkembanan Pembelajaran Biologi Abad 21”, Seminar
Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS, 10(2), 2013, Hal, 3.
memehami bagaimana motivasi siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang
positif.9

KESIMPULAN
Neurosain dalam pembelajaran merupakan sebuah ilmu pengetahuan tentang
fungsi otak dan system saraf otak dalam proses pembelajaran dan pengajaran, yang
melibatkan pemahaman bagaimana otak manusia bekerja, bagaimana informasi diproses,
dan bagaimana factor saraf dapat mempengaruhi pembelajaran. Dengan mempelajari
neurosain dapat membantu dan mempermudah dalam mendidik, membimbing dan
mengarahkan anak dengan baik.
Neurosains bidang ilmu yang mempelajari hubungan antara sistem saraf dan
perilaku, termasuk proses kognitif, pembelajaran, ingatan, dan pengambilan keputusan.
Dalam konteks pembelajaran, neurosains memiliki ruang lingkup yang luas dan relevan
yang mencakup beberapa aspek penting:. Seluler-Molekuler, system saraf, neurosains
perilaku, dan neurosains social.
Dalam pembelajaran neurosains memiliki kedudukan yang penting, hal ini dapat
memberkan wawasan tentang cara otak manusia bekerja dan belajar, sehingga dapat
membantu meningkatkan kualitas Pendidikan an pengajaran.

Daftar Pustaka

9
Deni Nasir Ahmad, “Pembelajaran Dengan Pendekatan Neurosains Dalam Perkembangan Teknologi 4.0”,
Diskusi Panel Nasional Pendidikan Matematika, (2019) Hal, 501.
Ahmad, Deni Nasir. (2019).“Pembelajaran Dengan Pendekatan Neurosains Dalam
Perkembangan Teknologi 4.0”. Diskusi Panel Nasional Pendidikan Matematika.
hal, 501.

Batubara, Hamdan Husein. (2015) “Educational Neuroscience Dalam Pendidikan Dasar”.


JPD. 3(2). hal 138-139.

Resti, Vica Dian Aprelia. (2013).“Kajian Neurosains Dalam Perkembanan Pembelajaran


Biologi Abad 21”.Seminar Nasional X Pendidikan Biologi FKIP UNS. 10(2). Hal,
3.

Mardiah, Dkk. “Analisis Relevansi Neurosains Dengan Pembelajaran Dan Kesehatan


Spiritual”. Journal On Education. 4(4). 2022. hal 1492.

Susanti, Salamah Eka. (2021). “Pembelajaran Anak Usia Dini Dalam Kajian Neurosains”.
Trilogo. 2(1). hal, 55.

Wathon, Aminul. (2015). “Neurosains Dalam Pendidikan”. Lentera Kajian Keagamaan,


Keilmuan Dan Teknologi. Vol.13, No. 2. hal, 138-139.

Wujaya, Hengki.(2028). Pendidikan Neurosains dan Implikasi Dalam Pendidikan Masa


Kini. hal 2-3.

You might also like