Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 13

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Reproduksi Bakteri


Bakteri pada umumnya melakukan suatu proses reproduksi ataupun proses berkembang
biak dengan cara aseksual (yakni vegetatif atau biasa disebut tidak melalui proses kawin) dengan
cara membelah diri. Proses pembelahan sel-sel pada siklus hidup bakteri merupakan proses
pembelahan yang bersifat biner, yakni pada setiap sel akan melakukan proses membelah dirinya
menjadi dua bagian dengan ukuran sama rata. Pada beberapa macam dan jenis bakteri yang
berada dalam suatu lingkungan yang memiliki kesesuaian dapat melakukan proses membelah
dalam kurun waktu setiap 20 menit sekali. (Nur, 2020)
Bakteri tidak mengalami mitosis dan meiosis. Hal ini merupakan perbedaan penting
antara bakteri (prokariot) dengan sel eukariot. Bakteri mengadakan pembiakan dengan dua cara,
yaitu secara aseksual dan seksual. Pembiakan secara aseksual dilakukan dengan pembelahan,
sedangkan pembiakan seksual dilakukan dengan cara transformasi, transduksi , dan konjugasi.
Namun, proses pembiakan cara seksual berbeda dengan eukariota lainnya. Sebab, dalam proses
pembiakan tersebut tidak ada penyatuan inti sel sebagaimana biasanya pada eukarion, yang
terjadi hanya berupa pertukaran materi genetika (rekombinasi genetik). (Lina, 2023)
2.1.1. Reproduksi Bakteri Secara Aseksual
Pada bakteri, aseksual berarti tidak dibutuhkan adanya organisme selain dirinya dalam
menghasilkan keturunan. Oleh karena itu, pada bakteri, ketika disebutkan reproduksi aseksual
maka yang dimaksud adalah pembelahan biner.
Definisi pembelahan biner adalah reproduksi satu sel menjadi dua sel yang kemudian dari
dua sel menjadi 4 sel. Dalam pembelahan biner, setiap satu bakteri mampu menghasilkan satu
anakan identik dari dirinya.
Pembelahan biner bakteri berbeda dengan pembelahan sel pada sel multiseluler. Pada sel
multiseluler, pembelahan tersebut adalah mitosis sedangkan pada sel bakteri, disebut amitosis
atau pembelahan secara langsung. Hal tersebut karena tidak melalui fase fase yang ada pada
pembelahan sel mitosis.
Sebagai contoh kasus pembelahan biner bakteri adalah Escherichia coli yang membelah
setiap 20 menit sekali. Jadi, ketika ada 1 bakteri E. coli pada awalnya, maka 20 menit kedepan
menjadi 2 bakteri, 20 menit setelahnya akan ada 4 bakteri. 20 menit lagi 8 bakteri. Dalam satu
jam, 1 bakteri E. coli menjadi 8 bakteri.
Namun dalam pembelahan biner ini ada suatu pembatas pertumbuhan, dimana ketika
jumlah mikroba itu sendiri membelah diri terlalu banyak dan teracuni oleh penumpukan sisa-sisa
metabolisme mereka sendiri. (Rahman, 2004)
Pada pembelahan biner, sifat sel anak yang dihasilkan sama dengan sifat sel induknya.
Pembelahan biner mirip mitosis pada sel eukariot. Perbedaannya adalah pembelahan biner pada
sel bakteri tidak melibatkan serabut spindle dan kromosom. Pembelahan Biner dapat dibagi atas
tiga fase, yaitu sebagai berikut :
1. Fase pertama, sitoplasma terbelah oleh sekat yang tumbuh tegak lurus.
2. Fase kedua, tumbuhnya sekat akan diikuti oleh dinding melintang.
3. Fase ketiga, terpisahnya kedua sel anak yang identik. Ada bakteri yang segera berpisah dan
terlepas sama sekali. Sebaliknya, ada pula bakteri yang tetap bergandengan setelah pembelahan,
bakteri demikian merupakan bentuk koloni.
2.1.2. Reproduksi Bakteri Secara Seksual
Bakteri melakukan reproduksi secara seksual dengan cara rekombinasi gen, dimana
terdapat dua indukan yang saling berinteraksi dalam menghasilkan keturunan.
Definisi rekombinasi gen adalah peristiwa terbentuknya DNA rekombinan melalui
tercampurnya sebagian materi gen dari dua sel bakteri yang berbeda.
Berbeda dengan pembelahan biner yang menghasilkan anakan yang identik dengan
induknya, rekombinan gen menghasilkan dua bakteri dengan materi genetik campuran kedua
induknya.
Rekombinasi genetik adalah pemindahan secara langsung bahan genetik (DNA) di antara
dua sel bakteri. Berikut ini beberapa cara pembiakan bakteri dengan cara rekombinasi genetik :
1. Transformasi
Transformasi adalah perpindahan materi genetik berupa DNA dari sel bakteri yang satu
ke sel bakteri yang lain. Pada proses transformasi tersebut ADN bebas sel bakteri donor akan
mengganti sebagian dari sel bakteri penerima, tetapi tidak terjadi melalui kontak langsung. Cara
transformasi ini hanya terjadi pada beberapa spesies saja, . Contohnya : Streptococcus
pnemoniaeu, Haemophillus, Bacillus, Neisseria, dan Pseudomonas. Bakteri bakteri ini mampu
melakukan transformasi akibat adanya enzim enzim khusus.
Diguga transformasi ini merupakan cara bakteri menularkan sifatnya ke bakteri lain.
Misalnya pada bakteri Pneumococci yang menyebabkan Pneumonia dan pada bakteri patogen
yang semula tidak kebal antibiotik dapat berubah menjadi kebal antibiotik karena transformasi.
Proses ini pertama kali ditemukan oleh Frederick Grifith tahun 1982.
Dalam teknologi rekayasa gen, bakteri yang tidak dapat melakukan transformasi secara
alamiah, dapat memeberikan perlakuan atau memaksa bakteri tersebut. Salah satu metodenya
adalah dengan pemberian kalsium klorida atau proses kejut-panas (heat shock). (Nur, 2020)

2. Transduksi
Transduksi adalah pemindahan materi genetik bakteri ke bakteri lain dengan perantaraan
virus. Selama transduksi, kepingan ganda ADN dipisahkan dari sel bakteri donor ke sel bakteri
penerima oleh bakteriofage (virus bakteri). Bila virus – virus baru sudah terbentuk dan akhirnya
menyebabkan lisis pada bakteri, bakteriofage yang nonvirulen (menimbulakan respon lisogen)
memindahkan ADN dan bersatu dengan ADN inangnya, Virus dapat menyambungkan materi
genetiknya ke DNA bakteri dan membentuk profag. Ketika terbentuk virus baru, di dalam DNA
virus sering terbawa sepenggal DNA bakteri yang diinfeksinya. Virus yang terbentuk memiliki
dua macam DNA yang dikenal dengan partikel transduksi (transducing particle). Hal tersebut
membuat DNA bakteri inang sebelumnya masuk kedalam bakteri yang lain. Proses inilah yang
dinamakan Transduksi. Cara ini dikemukakan oleh Norton Zinder dan Jashua Lederberg pada
tahun 1952. Proses transduksi dapat anda amati pada gambar dibawah ini.
3. Konjugasi
Konjugasi adalah adalah rekombinasi gen bakteri yang dilakukan secara langsung (direct
method) menggunakan jembatan konjugasi. Jembatan konjugasi adalah Pili (pilus) spesial yang
telah termodifikasi khusus untuk reproduksi seksual konjugasi ini. Ketika dua bakteri induk
saling berdekatan (berdempetan mungkin kata yang lebih tepat), jembatan konjugasi terbentuk
diantara keduanya. Jembatan tersebut, menjadi jalur pertukaran atau transfer materi genetik baik
berupa plasmid ataupun kromosom bakteri. Artinya, terjadi transfer ADN dari sel bakteri donor
ke sel bakteri penerima melalui ujung pilus. Ujung pilus akan melekat pada sel peneima dan
ADN dipindahkan melalui pilus tersebut. Kemampuan sel donor memindahkan ADN dikontrol
oleh faktor pemindahan ( transfer faktor = faktor F ).
Sel yang mengandung materi genetik rekombinan tersebut kemudian memisah dan
membelah diri sehingga terbentuklah 2 sel bakteri baru yang mempunyai sifat rekombinan (sifat
gabungan dua sel bakteri). (Lina, 2023)
Contoh bakteri yang mammpu melakukan konjugasi adalah Salmonella typhi dan
Pseudomomonas sp. Escherichia coli pun dapat melakukan konjugasi ini.
Peristiwa atau proses rekombinasi gen konjugasi dapat diamati pada gambar dibawah ini.

2.2. Pertumbuhan Bakteri


Pertumbuhan merupakan proses perubahan bentuk yang semula kecil kemudian menjadi
besar. Pertumbuhan menyangkut pertambahan volume dari individu itu sendiri. Pertumbuhan
pada umumnya tergantung pada kondisi bahan makanan dan juga lingkungan. Apabila kondisi
makanan dan lingkungan cocok untuk mikroorganisme tersebut, maka mikroorganisme akan
tumbuh dengan waktu yang relatif singkat dan sempurna.
Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran atau subtansi atau masa zat suatu
organisme, misalnya kita makhluk makro ini dikatakan tumbuh ketika bertambah tinggi,
bertambah besar atau bertambah berat. Pada organisme bersel satu pertumbuhan lebih diartikan
sebagai pertumbuhan koloni, yaitu pertambahan jumlah koloni, ukuran koloni yang semakin
besar atau subtansi atau massa mikroba dalam koloni tersebut semakin banyak, pertumbuhan
pada mikroba diartikan sebagai pertambahan jumlah sel mikroba itu sendiri.
Mikroba adalah mikroorganisme yang perlu diketahui kemampuannya untuk tumbuh dan
hidup sebab beberapa diantaranya sering dimanfaatkan untuk keperluan penelitian. Sampai
sekarang ini perkembangan ilmu pengetahuan terus menggali potensi apa yang terdapat di dalam
mikroba, oleh karena itu perlu diketahui seluk beluk dari mikroba itu sendiri. Salah satunya yaitu
faktor- faktor apa saja yang dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Setiap mikroba memiliki
karakteristik kondisi pertumbuhan yang berbeda- beda. Pertumbuhan bakteri pada kondisi yang
optimum lebih cepat jika dibandingkan dengan jamur dan kapang. Hal ini disebabkan karena
bakteri memiliki struktur sel yang lebih sederhana, sehingga sebagian besar bakteri memiliki
waktu generasi hanya sekitar 20 menit jika dibandingkan dengan khamir dan kapang yang
struktur selnya lebih rumit dan waktu generasinya yang cukup lama.
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel (jumlah sel per
satuan isi kultur) ataupun destilasi sel (berat kering dari sel-sel persatuan isi kultur). Dua
parameter ini tidak selalu sama karena berat keringsel rata-rata bervariasi pada tahap berlainan
dalam pertumbuhan kultur, kedua parameter tersebut juga tidak bermakna sama dalam penelitian
mengenai biokimia mikroorganisme atau gizi mikroorganisme. Densitas sel adalahkuantitas yang
lebih bermakna, sedangkan dalam penelitian mengenaiinaktivitas mikroorganisme, kosentrasi sel
adalah kuantitas yang bermakna.
Perhitungan massa sel secara langsung atau tidak langsung seringdigunakan untuk
mengukur pertumbuhan sel selama proses fermentasi, dimanakomposisi substrat atau bahan yang
difermentasi dapat diamati dan diukurdengan teliti. untuk menentukan massa sel mikroba dalam
suatu populasi,dilakukan dengan cara menumbuhkannya dalam suspensi homogen padamedium
yang sesuai dengan konsentrasi (jumlah sel/ml) dan densitasnya(mg/ml), dihitung adanya
peningkatan seiring dengan waktu.
Dalam pertumbuhannya setiap makhluk hidup membutuhkan nutrisi yang mencukupi
serta kondisi lingkungan yang mendukung demi proses pertumbuhan tersebut, termasuk juga
bakteri. Pertumbuhan bakteri pada umumnya akan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pengaruh
faktor ini akan memberikan gambaran yang memperlihatkan peningkatan jumlah sel yang
berbeda dan pada akhirnya memberikan gambaran pula terhadap kurva pertumbuhannya.
Kebutuhan mikroorganisme untuk pertumbuhan dapat dibedakan menjadi dua kategori,
yaitu: kebutuhan fisik dan kebutuhan kimiawi atau kemis. Aspek-aspek fisik dapat mencakup
suhu, pH dan tekanan osmotik. Sedangkan kebutuhan kemis meliputi air, sumber karbon,
nitrogen oksigen, mineral-mineral dan faktor penumbuh.
Pada organisme multiselular (banyak sel), yang disebut pertumbuhan adalah peningkatan
jumlah sel per organisme, dimana ukuran sel juga menjadi lebih besar. Pada organisme
uniselular (bersel tunggal) pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti
pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau suatu biakan. Pada organisme
yang membentuk soenositik (aselular), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi
tidak terjadi pembelahan sel.
2.3. Kurva Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau volume serta ukuran
sel. Pada organisme prokariotik seperti bakteri, pertumbuhan merupakan pertambahan volume
dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel. Pertumbuhan sel bakteri biasanya
mengikuti pola pertumbuhan tertentu berupa kurva pertumbuhan sigmoid (Sumarsih, 2003).
Pertumbuhan bakteri lebih ditunjukkan dengan peningkatan jumlah mikroorganisme dan
bukan peningkatan ukuran sel individu. Tipe pertumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) pembelahan inti tanpa diikuti pembelahan sel sehingga terjadi peningkatan ukuran sel dan 2)
pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sel sehingga terbentuk dua sel yang memiliki
ukuran serupa (Ariesta,2013)
Menurut Pratiwi (2008), bakteri mengalami pertumbuhan dengan melewati 4 fase yaitu :
1. Fase Lag
Fase lag atau disebut juga fase persiapan, fase permulaan, fase adaptasi atau fase
penyesuaian merupakan fase pengaturan suatu aktivitas dalam lingkungan baru. Pada saat
dipindahkan ke media yang baru, bakteri tidak langsung tumbuh dan membelah namun
menyesuaikan terlebih dahulu
2. Fase Log
Terjadi peningkatan populasi bakteri sebanyak dua kali pada interval waktu yang teratur.
Peningkatan aktivitas ini harus diimbangi oleh banyak faktor. Jika faktor tersebut optimal maka
peningkatan kurve akan tampak tajam terhadap garis horizontal.
3. Fase Tetap
Pada fase ini terjadi kompetisi antara bakteri untuk memperoleh nutrisi tumbuh dan
membelah sehingga jumlah bakteri yang hidup menjadi tetap. Beberapa alasan bakteri tidak
melakukan pembelahan sel pada fase statis adalah:
a. Nutrien habis
b. Akumulasi metabolit toksik
c. Penurunan kadar oksigen
d. Penurunan nilai air
4. Fase Kematian
Pada fase kematian mulai terhentinya aktivitas atau dalam pertumbuhan koloni terjadi
kematian yang melebihi bertambahnya individu (Waluyo, 2007).
Gambar 1 : Kurva Fase Pertumbuhan Bakteri

Kurva pertumbuhan mikroorganisme sering kali tidak linear jika seperti fase-fase diatas.
Jika faktor lingkungan yang menyertai tidak memenuhi syarat maka akan terjadi perubahan
kurva pertumbuham. Penyimpangan yang sering terjadi antara lain : 1) fase lag yang terlalu lama
karena faktor lingkungan kurang mendukung, 2) tidak adanya fase lag karena pemindahan ke
lingkungan yang identik, 3) fase eksponensial berulang ulang karena media kultur kontinyu, dan
lain sebagainya (Bimbi, 2013).

2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri


1. Suhu
Bakteri dalam pertumbuhan memiliki suhu optimum atau rentang suhu untuk suatu
pertumbuhan terbaik bakteri. Suhu optimum pada bakteri biasanya berkisar antara 30 oC atau
37 oC (Waluyo, 2007). Suhu yang terlalu ekstrem akan membunuh bakteri dan mempengaruhi
laju pertumbuhan. Panas yang eksrem digunakan untuk mensterilkan preparar. Sedangkan suhu
dingin yang ekstrem juga akan membunuh sel-sel bakteri, namun suhu yang dingin tidak dapat
digunakan secara aman untuk sterilisasi (Endang, dkk, 2003).
2. Konsentrasi Ion Hidrogen (pH)
Sebagian besar organisme (neutrofi) dapat hidup dengan baik pada pH antara 6,0 hingga
8,0. Namun terdapat beberapa bakteri yang hanya mampu bertahan pada asidofil dengan pH
optimal 3,0 atau alkalofi dengan pH optimal 10,0. Contohnya Lactobacillus yang tumbuh pada
pH asam dan Vibrio cholera yang tumbuh pada pH basa. (Brooks, 2008).
3. Kelembaban
Bakteri memerlukan air dalam pertumbuhannya. Proses pengeringan akan membunuh
sebagian besar bakteri (Waluyo, 2007).
4. Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik dan konsentrasi garam untuk sebagian besar organisme harus
dikendalikan. Organisme yang membutuhkan konsentrasi garam tinggi disebut halofilik dan
yang membutuhkan tekanan osmolitas tinggi disebut osmofilik. Osmolalitas diatur oleh bakteri
melalui transpor aktif ion K+ ke dalam sel (Brooks, 2008).
5. Nutrisi
Bakteri Autotrofik (litotrof), untuk pertumbuhannya hanya membutuhkan air, garam
anorganik dan karbon dioksida. Kelompok ini mensintesis karbon dioksida menjadi sebagian
besar metabolit organik esensial. Bakteri heterotrofik (organotrof) membutuhkan karbon organik
untuk pertumbuhannya. Dalam praktek laboratorium, glukosa secara luas digunakan sebagai
sumber karbon organik, tetapi berbagai senyawa lain juga dapat digunakan secara khusus atau
sumber karbon tertentu oleh bakteri yang berbeda. (Rizqy, 2013).

2.5. Pengukuran Pertumbuhan Bakteri


Pertumbuhan diukur dari perubahan jumlah sel atau berat kering massa sel. Jumlah sel
dapat dihitung dari jumlah sel total yang tidak membedakan jumlah sel hidup atau mati, dan
jumlah sel hidup (viable count). Jumlah total sel mikrobia dapat ditetapkan secara langsung
dengan pengamatan mikroskopis, dalam bentuk sampel kering yang diletakkan di permukaan
gelas benda (slide) dan dalam sampel cairan diamati menggunakan metode counting chamber,
misalnya dengan alat Petroff-Hausser Bacteria Counter (PHBC) atau Colony Counter untuk
menghitung bakteri (Sumarsih,2003).
Untuk pengukuran pertumbuhan bakteri pada media padat, dilakukan dengan perhitungan
secara tidak langsung menggunakan metode hitung cawan. Prinsip metode hitung cawan adalah
menumbuhkan bakteri yang hidup pada media agar dan dihitung koloni yang tumbuh dengan
mata telanjang dan disebut colony forming unit (CFU). Metode ini dapat dilakukan dengan
metode tuang dan metode permukaan (Utami, 2018).
BAB III
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Bakteri memiliki setidaknya dua cara untuk bereproduksi, yakni Reproduksi secara
aseksual dan Reproduksi secara seksual. Reproduksi secara aseksual disebut dengan pembelahan
biner adalah reproduksi satu sel menjadi dua sel yang kemudian dari dua sel menjadi 4 sel.
Dalam pembelahan biner, setiap satu bakteri mampu menghasilkan satu anakan identik dari
dirinya. Sedangkan reproduksi seksual dilakukan dengan cara rekombinasi gen, dimana terdapat
dua indukan yang saling berinteraksi dalam menghasilkan keturunan. Rekombinasi gen dibagi
menjadi 3 yakni: transformasi, transduksi, dan konjungsi.
Pertumbuhan mikroorganisme dapat diukur berdasarkan konsentrasi sel (jumlah sel per
satuan isi kultur) ataupun destilasi sel (berat kering dari sel-sel persatuan isi kultur).
Pertumbuhan bakteri lebih ditunjukkan dengan peningkatan jumlah mikroorganisme dan
bukan peningkatan ukuran sel individu. Tipe pertumbuhan dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) pembelahan inti tanpa diikuti pembelahan sel sehingga terjadi peningkatan ukuran sel dan 2)
pembelahan inti yang diikuti dengan pembelahan sel sehingga terbentuk dua sel yang memiliki
ukuran serupa.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Bakteri adalah suhu, konsentrasi ion
hidrogen (pH), kelembaban, tekanan osmotik, dan Nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA

Lina, Yus. (2023). Reproduski Bakteri.


https://www.academia.edu/34330778/Reproduksi_Bakteri. Diakses pada 30 Agustus 2023.
Rahman, Lalu Abd., 2004. Reproduksi Bakteri – Cara Bakteri Berkembang Biak,
https://www.kerajaanbiologi.com/reproduksi-bakteri/. Diakses 30 Agustus 2023.
Juliar Nur, 2020. Cara Reproduksi Bakteri LENGKAP Dengan Gambar dan Contoh.
https://learniseasy.com/reproduksi-bakteri/. Diakses 30 Agustus 2023.
https://fpik.bunghatta.ac.id/files/downloads/E-book/Mikrobiologi%20Hasil%20Perikanan
%20Jilid%201/bab_4_pertumbuhan_bakteri.pdf
https://www.academia.edu/23958203/
pertumbuhan_bakteri_and_faktor_yang_mempengaruhi
https://repository.poltekkes-smg.ac.id/repository/BAB%20II%20-
%20P1337434116080.pdf

You might also like