Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 23

KAJIAN PENYEBAB KETERLAMBATAN DAN RENCANA PERCEPATAN

(ACTION PLAN) PEKERJAAN PONDASI BORED PILE


(Studi Kasus Rekonstruksi Jembatan Palu 4)

Rizal Anggiawan
Satker PJN Wilayah I Sulawesi Tengah, BPJN Sulawesi Tengah, Kementerian PUPR
rizal.anggiawan@pu.go.id

Abstract
It is hoped that the reconstruction of the Palu 4 Bridge can revive accessibility so that the
economy and social life of the people of Palu City can more easily and quickly rise. Work must
be planned and carried out properly, especially from the initial stages, namely foundation work.
Good foundation planning that meets the standards needs to be followed up with good
implementation as well. The foundation used in this project is using a bored pile foundation
with a diameter of 1.8 m with an average depth of 68 meters with a total of 44 bored pile
points. Therefore foundation work is one of the critical paths in this entire project. Foundation
work is inseparable from various identified and unidentified problems which result in delays in
the overall work.
Delays can occur due to various factors including internal factors (construction actors),
external factors (outside construction actors) and other factors (such as natural disasters,
management factors, material factors and environmental factors). The purpose of this study
was to identify the factors causing delays in the bored pile foundation work on the Temporary
Embankment Pier 2 with a total of 16 bored pile points. The methods used in this study were
literature studies, discussions, and direct field observations. The results of this study found
that the factors causing delays included: The mobilization of the bored pile tool was not
according to plan, the condition of the tool was not good (damaged), there was still material
left over from the existing bridge that interfered with drilling, and delays in supplying materials.
Keywords: Delay, bored pile

Abstrak
Rekonstruksi Jembatan Palu 4 diharapkan dapat menghidupkan kembali aksesibilitas sehingga
perekonomian dan social masyarakat Kota Palu lebih mudah dan cepat bangkit. Pekerjaan
harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik khususnya dari tahapan awal yaitu
pekerjaan pondasi. Perencanaan pondasi yang baik yang memenuhi standar perlu
ditindaklanjuti dengan pelaksanaan yang baik pula. Pondasi yang digunakan dalam proyek ini
adalah menggunakan pondasi bored pile dengan diameter 1,8 m dengan rata-rata kedalam 68
meter dengan jumlah total 44 titik bored pile. Oleh karena itu pekerjaan pondasi merupakan
salah satu critical path dalam keseluruhan proyek ini. Pekerjaan pondasi tidak lepas dari
berbagai permasalahan yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang mengakibatkan
keterlambatan pekerjaan secara keseluruhan.

Keterlambatan dapat terjadi akibat berbagai faktor diantaranya faktor internal (pelaku
konstruksi), faktor eksternal (diluar pelaku konstruksi) dan faktor lainnya (seperti bencana
alam, faktor manajemen, faktor material dan faktor lingkungan). Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan pekerjaan pondasi bored pile pada
Temporary Embankment Pier 2 dengan total 16 titik bored pile. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi Pustaka, diskusi, dan peninjauan langsung di lapangan. Hasil
penelitian ini didapatkan bahwa faktor yang menyebabkan keterlambatan antara lain:
Mobilisasi alat bored pile tidak sesuai rencana, Kondisi alat yang kurang baik (rusak), Masih
adanya sisa material jembatan eksisting yang mengganggu pengeboran, dan Keterlambatan
penyediaan bahan.

Kata kunci: Keterlambatan, bored pile


I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sungai Palu membagi kota Palu menjadi dua wilayah yaitu Palu Timur dan Palu Barat sehingga
dibutuhkan suatu prasarana seperti jembatan untuk menghubungkan kedua wilayah tersebut.
Pada tahun 2006 silam pemerintah kota Palu membangun Jembatan Ponulele/Jembatan Palu
4 (atau biasa disebut Jembatan Kuning) untuk menghubungkan kedua wilayah tersebut.
Namun pada tahun 2018 terjadi gempa yang cukup dahsyat sehingga menyebabkan
Jembatan Kuning tersebut runtuh. Akibat dari kejadian tersebut aksesibilitas masyarakat dari
Palu Timur ke Palu Barat terganggu sehingga perlunya dibangun kembali jembatan yang
menghubungkan kedua wilayah tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah Indonesia membangun
kembali Jembatan Palu bekerjasama dengan pemerintah Jepang melalui dana hibah. Pada
tahun 2022 ini, dimulai pelaksanaan pekerjaan Jembatan Palu 4 dengan desain yang lebih
massive terhadap bencana alam.

Rekonstruksi Jembatan Palu 4 ini diharapkan dapat menghidupkan kembali aksesibilitas


sehingga perekonomian dan social masyarakat Kota Palu lebih mudah dan cepat bangkit.
Pekerjaan harus direncanakan dan dilaksanakan dengan baik khususnya dari tahapan awal
yaitu pekerjaan pondasi. Perencanaan pondasi yang baik yang memenuhi standar perlu
ditindaklanjuti dengan pelaksanaan yang baik pula. Pondasi yang digunakan dalam proyek ini
adalah menggunakan pondasi bored pile dengan diameter 1,8 m dengan rata-rata kedalam
68 meter dengan jumlah total 44 titik bored pile. Oleh karena itu pekerjaan pondasi
merupakan salah satu critical path dalam keseluruhan proyek ini. Pekerjaan pondasi tidak
lepas dari berbagai permasalahan yang teridentifikasi maupun tidak teridentifikasi yang
mengakibatkan keterlambatan pekerjaan secara keseluruhan.

Keterlambatan merupakan hal yang sering terjadi dalam pekerjaan konstruksi dan tidak
diharapkan oleh pelaku konstruksi. Keterlambatan dapat terjadi akibat berbagai faktor
diantaranya faktor internal (pelaku konstruksi), faktor internal (diluar pelaku konstruksi) dan
faktor lainnya (seperti bencana alam, faktor manajemen, faktor material dan faktor
lingkungan). Keterlambatan akan menimbulkan kerugian bagi Penyedia Jasa, Owner dan
masyarakat baik dari segi waktu (time), mutu (quality) dan yang paling utama adalah biaya
(cost).

2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diteliti adalah terlambatnya penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
pondasi bored pile pada Temporary Embankment Pier 2 Rekonstruksi Jembatan Palu 4, dan
faktor-faktor penyebabnya.

3. Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan pondasi bored pile.
2. Mencari faktor utama yang mempengaruhi keterlambatan pekerjaan pondasi bored pile.
3. Membuat action plan dan tindakan untuk mengurangi deviasi keterlambatan pekerjaan
pondasi bored pile.

4. Ruang Lingkup Pembahasan


Lingkup tinjauan penelitian yaitu pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile dengan jumlah
16 titik pada Temporary Embankment Pier 2 pada Proyek Rekonstruksi Jembatan Palu 4.

Gambar 1. Temporary Embankment Sisi Timur

II. TINJAUAN PUSTAKA


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), keterlambatan adalah sesuatu hal yang telah
lewat dari waktu yang telah ditentukan. Menurut Ervianto (2004) keterlambatan atau
penundaan (delay) adalah Sebagian waktu pelaksanaan yang tidak dapat dimanfaatkan
sesuai dengan rencana, sehingga menyebabkan beberapa kegiatan yang mengikuti menjadi
tertunda atau tidak dapat diselesaikan tepat sesuai jadwal yang direncanakan.

Penyebab Keterlambatan

Menurut Antill (1989), bahwa keterlambatan proyek disebabkan oleh beberapa faktor dan
faktor-faktor tersebut dari kontraktor, pemilik, maupun selain dari kedua belah pihak.
1. Keterlambatan akibat kesalahan kontraktor, antara lain:
a. Terlambatnya memulai pelaksanaan proyek;
b. Pekerja kurang berpengalaman;
c. Terlambat mendatangkan peralatan;
d. Pengawas dari pelaksana kurang aktif;
e. Perencanaan kerja kurang baik.
2. Keterlambatan akibat kesalahan pemilik, antara lain:
a. Terlambatnya angsuran pembayaran pada kontraktor;
b. Terlambatnya penyediaan bahan;
c. Mengadakan perubahan yang besar;
d. Pemilik menugaskan kontraktor lain untuk mengerjakan proyek tersebut.
3. Keterlambatan yang diakibatkan selain oleh kedua belah pihak diatas, antara lain:
a. Akibat kebakaran yang bukan kesalahan kontraktor, konsultan dan owner;
b. Akibat adanya perang, gempa, banjir, bencana alam lainnya (force majeure);
c. Perubahan moneter.

Setelah melakukan survei awal didapatkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
keterlambatan proyek pada pekerjaan bored pile:

1. Penyediaan alat
Jumlah alat yang tersedia masih kurang dibandingkan dengan alat yang dibutuhkan di
lapangan.
2. Penyediaan material
Adanya keterlambatan pengantaran/pengiriman bahan dan alat, perubahan-perubahan
pemakaian material, kerusakan-kerusakan material dan pabrikasi bahan-bahan.
3. Lokasi kerja
Keadaan wilayah Sulawesi Tengah didominasi oleh pegunungan dan kondisi jalan yang
sering terjadi banjir dan longsor di waktu musim hujan sehingga dapat mempengaruhi
waktu mobilisasi material.
4. Keahlian tenaga kerja
Masih minimnya keahlian yang dimiliki oleh tenaga kerja yang ada.

Kurva S merupakan bentuk penyajian yang sering digunakan dalam pekerjaan konstruksi
untuk mengetahui progress suatu pekerjaan. Kurva S berguna untuk mengetahui suatu proyek
mengalami keterlambatan atau tidak sehingga dapat diantisipasi sejak dini.

Fungsi dari Kurvas S yaitu:


1. Mengendalikan pelaksanaan pekerjaan secara realtime dengan membandingkan bobot
persen rencana dengan bobot persen realisasi.
2. Mengendalikan waktu pembayaran pekerjaan sesuai dengan perjanjian dengan
memeriksa realisasi volume.

III. METODE PENELITIAN


1. Melakukan peninjauan secara rutin dan langsung pada proyek saat pekerjaan bored pile
sedang berjalan, dan dirangkum dalam laporan harian.
2. Melakukan wawancara serta konsultasi dengan pihak-pihak terkait dalam proyek tersebut
seperti pengawas lapangan, kontraktor dan para tukang.
3. Melakukan diskusi berupa Weekly Meeting, Monthly Meeting dan Safety Meeting
4. Studi literatur sebagai referensi dalam penulisan usulan yang dibutuhkan dalam penulisan
laporan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keterlambatan Mobilisasi Alat Pekerjaan Bored pile

Berdasarkan spesifikasi, kegiatan mobilisasi dilaksanakan selama 2 bulan setelah


diterbitkannya Commencement of Work (COW) namun dalam realisasinya kegiatan tersebut
tidak dapat dilaksanakan sesuai rencana. Kegiatan mobilisasi alat dapat terpenuhi setelah 4
bulan. Keterlambatan diakibatkan karena proses pengadaan alat yang tidak diatur dengan
baik dan kondisi geografis sehingga mempengaruhi pengiriman seperti adanya bencana alam
yang menghambat pengiriman.

NO URAIAN VOL SATUAN JENIS ANGKUTAN ETD ETA DAYS VIA STATUS
Man Power
1 Tim Pembesian 6 pesawat (smg - palu) 16-Oct 17-Oct 1 ON SITE 17-Oct

2 Crew Bor 11 pesawat (jkt - palu) 16-Oct 17-Oct 1 ON SITE 17-Oct

3 Operator Crane 1 pesawat (sby - palu) 25-Oct 25-Oct 1 Est Onsite 25-Oct

Equipment
1 RCD S 550 28T 1 unit RORO (jkt - mks) 26-Sep 30-Sep 5 Kalla Line JKT - MKS (KM Aishakamilah) ON SITE 05-Oct
Darat (mks - palu) 30-Sep 05-Oct 6

2 Kelly Bar 20 T 2 unit RORO (jkt - mks) 30-Sep 05-Oct 6 Kalla Line JKT - MKS (KM Aishakamilah) ON SITE 08-Oct
Darat (mks - palu) 05-Oct 08-Oct 4

3 Auger XCMG XR 180 D/II


1 54T unit RORO (jkt - mks) 23-Sep 29-Sep 7 Kalla Line JKT - MKS (KM Duta) ON SITE 21-Oct
Darat (mks - palu) 29-Sep 21-Oct 23

4 Drilling Accessories 2 container 40ft Kapal Cargo (jkt-palu) 16-Oct 24-Oct 9 KM Warih Mas On Delivery Est Onsite
TEGU 681 0884 45G1 Pantoloan Port 27-Oct
TEGU 681 2803 45G1
4 container 20ft Kapal Cargo (jkt-palu) 16-Oct 24-Oct 9 KM Tasik Mas On Delivery Est Onsite
TEGU 297 6310 22G1 Pantoloan Port 27-Oct
TEGU 290 2513 22G1
TEGU 298 640622G1
TEGU 296 2847 22G1

5 Bentonite 22,5T 1 container 20ft Kapal Cargo (jkt-palu) 16-Oct 24-Oct 9 KM Tasik Mas On Delivery Est Onsite
Meratus CPSU 130 1751 22G1 Pantoloan Port 27-Oct

6 Excavator PC 200 1 unit RORO (jkt - mks) 14-Oct 18-Oct 5 Kalla Line JKT - MKS (KM Aishakamilah) ON SITE 23-Oct
Darat (mks - palu) 18-Oct 24-Oct 7

7 Crawler Crane 7080 1 unit RORO (sby - mks) 16-Oct 18-Oct 3 KM Dharma Kencana VII Mamuju (24okt) Est Onsite
Darat (mks - palu) 18-Oct 25-Oct 8 26-Oct

8 Accessories Crane 4 container 40ft Kapal cargo (sby - palu) 24-Oct 30-Oct 7 Temas Line On Delivery Est Onsite
Shipping 30-Oct

Gambar 2. Jadwal Keterlambatan Mobilisasi Alat Bored Pile

2. Terdapatnya sisa material jembatan eksisting menghambat proses pengeboran


Pekerjaan Pondasi Bored pile pada Temporary Embankment Pier 2 dilakukan pada 16 titik
yang terdapat di sisi timur tepatnya di Kelurahan Besusu Barat. Pekerjaan dilaksanakan
menggunakan alat Reverse Circulation Drilling (RCD) dan mesin Auger dengan estimasi
waktu 3 bulan. Pekerjaan direncanakan diselesaikan sampai akhir bulan Desember 2022.
Denah titik-titik pengeboran digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. Sketsa Titik-Titik Bored Pile

Dari gambar diatas menggambarkan bahwa terdapat 12 bored pile telah selesai dilaksanakan,
sisa 4 bored pile yang belum bisa dilakukan pengeboran karena pada titik-titik tersebut masih
tersisa material jembatan kuning sehingga pekerjaan pengeboran tidak bisa dilaksanakan
menggunakan metode seperti biasa. Titik bored pile yang tidak dapat dilakukan seperti biasa
adalah bored pile no. 14, 13, 10, 12. Penggalian perlu dilakukan untuk mengevakuasi sisa
material tersebut sehingga membutuhkan waktu penyelesaian yang lebih lama.

Kronologi kegiatan pengeboran tercatat dalam diagram dan akibat adanya sisa material
tersebut waktu yang terbuang sebanyak 4 hari seperti yang dijelaskan pada gambar dibawah
ini:

Gambar 4. Catatan Pengeboran (P2-14 dan P2-10)


3. Kondisi alat yang kurang baik (rusak)
Berdasarkan Surat Penyedia Jasa OE/PL4/2301/JY/117 melalui Minutes of Meeting (MOM)
antar stakeholder pada tanggal 11 Januari 2023 telah dilakukan special meeting dan
didapatkan informasi bahwa alat RCD yang sudah dimobilisasi belum dapat digunakan
karena mengalami kerusakan hingga saat ini kondisi alat kurang optimal dalam bekerja.

Berdasarkan surat OE/PL4/22I2/JY/092, telah dilakukan special meeting untuk


mengevaluasi kurang optimalnya alat bored pile. Dari evaluasi diperoleh bahwa
produktivitas pekerjaan bored pile yang seharusnya 3 hari / pile menjadi 3,6 hari / pile
sehingga diperlukan langkah percepatan (action plan) untuk mengejar keterlambatan.

4. Keterlambatan penyediaan bahan


Berdasarkan weekly meeting tanggal 14 Desember 2022, Pekerjaan pengeboran sempat
berhenti selama 7 hari karena stock bentonite habis karena kurang kontrolnya terhadap
penyediaan bahan tersebut sehingga diperlukan action plan untuk pengadaan bahan
bentonite.

5. Rencana Action Plan untuk Mengejar Ketertinggalan


Rencana action plan percepatan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi alat bored
pile dan bertujuan untuk mengurangi deviasi minus dan menyelaraskannya dengan
jadwal awal untuk mengejar ketertinggalan. Rencana Action Plan untuk mengejar
ketertinggalan seperti table dibawah ini:
Cast in place pile machine Schedule
2022 2023
No Location Work Item Nov Dec Jan Feb
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Dia 1.8m
Auger
A1
6 piles
West
Dia 1.8m RCD No.2
P1
16 piles

RCD No.1 Obstacle removal RCD No.1


Dia 1.8m
P2
16 piles
Auger

Dia 1.8m RCD No.1


East A2
6 piles

Dia 0.8m Auger


Retaining Wall
23 piles
Reconstruction of Palu 4 Bridges in Central Sulawesi Province Bar Chart Schedule and Progress S-Curve
Date of Actual Progress as of 30th November, 2022
2022 2023 2024

Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 General
Preliminary Survey

Site Office
2 Temporary Work 2E+09
Left Side Bank
Pond Dewatering

Temporary Yard
Installation Removal
Temporary Embankment in River
Right Side Bank
Temporary Yard

Demolition of Existing Bridge


Installation Removal
Temporary Embankment in River
3 Bridge Section
A1
Cast-in-place Concrete Piles
Driving Extraction
Temporary cofferdam
A1 Catch Up
Structural Excavation

Pile Cap

Wall & Wing Wall & parapet

Backfilling
P1
plant
Cast-in-place Concrete Piles
Driving Extraction
Temporary cofferdam
1.5E+09
Structural Excavation

Pile Cap

Pier

Backfilling

Pier Head
P2
plant Obstacle removal
Cast-in-place Concrete Piles
Driving Extraction
Temporary cofferdam

Structural Excavation

Pile Cap

Pier

Backfilling

Pier Head A2 Catch Up


A2
Cast-in-place Concrete Piles
Driving Extraction
Temporary cofferdam

Structural Excavation

Pile Cap 1E+09


Wall & Wing Wall & parapet
Planed Progress
Backfilling
Segment
Assembly Disassembly
Form Traveller(P1 side )
Actual Progress Assembly Disassembly
Form Traveller(P2 side )

Segment(P1 side )

Segment(P2 side )
Catch Up Plan
Bearing
Wheel Guard Expansion Joint
Wheel Guard
Others
Waterproofing

Asphalt Pavement

Drainage Pipe

Road Facilities
4 Embankment
Embankment(Left Side Bank)
Sub-grade

Road Drainage
500000000
Bank Protection

Concrete Curb

Subbase & Base Course

Pavement

Road Facilities
Embankment(Right Side Bank)
Board Pile Concrete Structure
L-Type retaining Wall
H-beam Driving Concrete Panel
Temporary retaining Wall

Sub-grade

Road Drainage

Bank Protection

Concrete Curb
Catch Up Plan
Subbase & Base Course
- Cast in Plece Pile with 3 teams (RCD 2 teams, Auger 1 team)
Pavement
- Construction of P1 and P2 substructure and superstructure in day and night time.
Road Facilities
Temporary Traffiic Detour Permanent Traffiic Detour
Traffiic Detour

0
0 6 12 18 24

2022 2023 2024

Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

Planed Progress (JPY) 17,933,321 52,171,694 74,672,989 130,885,254 130,885,254 151,978,182 173,071,111 38,710,580 55,936,071 76,918,783 62,636,252 31,831,286 40,494,882 55,872,456 19,768,219 62,400,645 118,727,358 121,112,253 116,956,843 139,302,371 137,927,413 116,321,761 42,013,939 57,471,080

Cumulative Plan (JPY) 17,933,321 70,105,015 144,778,004 275,663,258 406,548,512 558,526,695 731,597,806 770,308,386 826,244,457 903,163,240 965,799,492 997,630,778 1,038,125,661 1,093,998,117 1,113,766,336 1,176,166,981 1,294,894,339 1,416,006,592 1,532,963,436 1,672,265,807 1,810,193,221 1,926,514,981 1,968,528,921 2,026,000,000
Plan

Planed Ratio (%) 0.9% 2.6% 3.7% 6.5% 6.5% 7.5% 8.5% 1.9% 2.8% 3.8% 3.1% 1.6% 2.0% 2.8% 1.0% 3.1% 5.9% 6.0% 5.8% 6.9% 6.8% 5.7% 2.1% 2.8%

Cumulative Ratio (%) 0.9% 3.5% 7.1% 13.6% 20.1% 27.6% 36.1% 38.0% 40.8% 44.6% 47.7% 49.2% 51.2% 54.0% 55.0% 58.1% 63.9% 69.9% 75.7% 82.5% 89.3% 95.1% 97.2% 100.0%

Achived Progress (JPY) 23,853,618 41,608,833 31,298,367 10,155,780 55,056,042 148,680,073 196,087,577 131,573,458 74,728,848 72,844,666 65,424,407 40,753,769 48,524,204 46,403,586 39,578,596 67,704,229 124,372,301 119,686,253 117,564,141 140,725,799 138,268,620 119,436,816 85,141,221 86,528,796

Cumulative Progress (JPY)


Actual

23,853,618 65,462,451 96,760,819 106,916,599 161,972,641 310,652,714 506,740,291 638,313,749 713,042,597 785,887,263 851,311,670 892,065,439 940,589,643 986,993,230 1,026,571,825 1,094,276,055 1,218,648,355 1,338,334,608 1,455,898,749 1,596,624,548 1,734,893,168 1,854,329,984 1,939,471,204 2,026,000,000

Progress Ratio (%) 1.2% 2.1% 1.5% 0.5% 2.7% 7.3% 9.7% 6.5% 3.7% 3.6% 3.2% 2.0% 2.4% 2.3% 2.0% 3.3% 6.1% 5.9% 5.8% 6.9% 6.8% 5.9% 4.2% 4.3%

Cumulative Ratio (%) 1.2% 3.2% 4.8% 5.3% 8.0% 15.3% 25.0% 31.5% 35.2% 38.8% 42.0% 44.0% 46.4% 48.7% 50.7% 54.0% 60.2% 66.1% 71.9% 78.8% 85.6% 91.5% 95.7% 100.0%

Deviation 0.3% -0.2% -2.4% -8.3% -12.1% -12.2% -11.1% -6.5% -5.6% -5.8% -5.7% -5.2% -4.8% -5.3% -4.3% -4.0% -3.8% -3.8% -3.8% -3.7% -3.7% -3.6% -1.4% 0.0%
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor yang menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pondasi bored pile
khususnya di sisi timur pada Temporary Embankment Pier 2 meliputi: Mobilisasi
alat bored pile tidak sesuai rencana, Kondisi alat yang kurang baik (rusak), Masih
adanya sisa material jembatan eksisting yang mengganggu pengeboran, dan
Keterlambatan penyediaan bahan.
2. Faktor utama yang mengakibatkan keterlambatan yang cukup lama adalah
Mobilisasi alat bored pile tidak sesuai rencana, hal tersebut mengakibatkan
schedule pelaksanaan awal harus berubah menyesuaikan kondisi yang ada.
3. Rencana action plan telah dibuat dengan skema menggunakan 3 team untuk
pekerjaan bored pile dan menambah jam kerja hingga malam hari untuk
menyelesaikan Pengeboran di Temporary Embankment Pier 2.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmi, F. & Elida, Y. 2001. Analisis Faktor-Faktor Keterlambatan Pelaksanaan Proyek dari
Persepsi Pemilik Proyek pada Proyek Jalan dan Jembatan di Kabupaten Lombok
Timur. Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Khoirunnizam, M. Kajian Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Proyek Jembatan Beton


Penghubung Probolinggo-Kepohbaru.E-ISSN:2808-0947. Jurnal Dearsip, Vol 02 No.
02.

Surat Tokyu Construction Co.Ltd. Catch-Up Plan for the Reconstruction of Palu 4 Bridges.
nomor: OA/PL4/2212/JY/025. Tanggal 19 Desember 2022.

Surat Tokyu Construction Co.Ltd. Report of Obstruction During Cast In Place Pilling Work.
nomor: OE/PL4/2212/JY/083. Tanggal 5 Desember 2022.

Surat Tokyu Construction Co.Ltd. The Clarification of Obstruction During Piling Work Report.
nomor: OE/PL4/2212/JY/099. Tanggal 23 Desember 2022.

Surat Tokyu Construction Co.Ltd. The Clarification of Catch Up Plan for The Construction Work
nomor: OE/PL4/2212/JY/104. Tanggal 23 Desember 2022.
Mengetahui,
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Palu, April 2023
Wilayah I Provinsi Sulawesi Tengah Yang membuat,

Edwin Christofel Manurung, ST, MT. Rizal Anggiawan, ST.


NIP. 197012212002121004 199602122019031003
LAMPIRAN

You might also like