Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

ANALISIS KANDUNGAN BASA TANAH AKIBAT PENGGUNAAN PUPUK

KOMPOS DAN PUPUK KANDANG PADA INCEPTISOL DI KEBUN JERUK


BALITJESTRO

Analysis of Soil Alkaline Content Due to the Use of Compost and Manure on Inceptisols
in Citrus Gardens Balitjestro

Roby Nurdianto, Retno Suntari1 dan Soemarno2


Departemen Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, Jl. Veteran 1 Malang, 62145
*Penulis korespondensi: robynurdianto17@gmail.com

Abstract

Orange is a leading fruit plant in Indonesia. East Java is an area that produces the largest citrus fruit in
Indonesia, at 34.2% (BPS, 2022). Land use and the lack of effectiveness of fertilization and the
continuous use of inorganic fertilizers result in land degradation. Therefore, it is necessary to make
efforts to improve the quality of citrus orchard land by applying compost and manure to increase the
availability of nutrients and improve the physical, chemical and biological properties of the soil. This
study used a simple Completely Randomized Design (CRD) with 8 treatments and 4 replications. The
treatment consisted of P1: top layer and control, P2: bottom layer and control, P3: top layer and
compost, P4: bottom layer and compost, P5: top layer and cow manure, P6: bottom layer and cow
manure, P7 : top layer and goat manure, P8: bottom layer and goat manure. The results showed that the
application of compost to topsoil had a significant effect on increasing the Ca-dd content of the soil at
8 and 12 MSI. Treatment of application of goat manure on topsoil had an effect on increasing soil Mg-
dd at 8 and 12 MSI. Treatment of goat manure on topsoil significantly increased soil Na-dd content at
4, 8 and 12 MSI. The application of compost to the subsoil significantly affected the increase in soil pH
values at 8 and 12 MSI. The application of various organic materials has the effect of increasing the
value of soil pH, CEC and C-organic.

Keywords: Orange, compost, manure, soil chemichal properties

Pendahuluan dikembangkan di Indonesia. Daerah dengan


produksi jeruk tertinggi di Indonesia adalah
Jeruk merupakan salah satu tanaman buah Jawa Timur.
unggulan di Indonesia. Jeruk memiliki berbagai Badan Pusat Statistik (2022)
macam manfaat untuk dapat meningkatkan menunjukkan bahwa Jawa Timur memiliki
kesehatan tubuh karena banyak mengandung produksi tanaman jeruk Siam sebesar 822.260
vitamin, terutama vitamin C dan A. Oleh karena ton pada tahun 2021. Indonesia memiliki
itu jeruk dapat dijadikan sebagai tanaman buah produksi jeruk Siam sebesar 2,4 juta ton pada
unggulan yang memiliki nilai ekonomi yang tahun 2021, dengan demikian Jawa Timur
tinggi bagi petani. Jeruk dapat dimanfaatkan menghasilkan produksi jeruk Indonesia sebesar
untuk berbagai macam olahan, seperti jus jeruk, 34,2%. Tingginya produksi jeruk Siam di Jawa
puding jeruk hingga sambal jeruk. Selain Timur pada tahun 2021 masih belum bisa
memiliki berbagai macam manfaat, tanaman mengungguli produksi jeruk Siam di Jawa
jeruk juga dapat tumbuh dengan baik pada Timur pada tahun 2019 yang mencapai 985.455
berbagai kondisi iklim dan tanah di Indonesia. ton. Penurunan produksi tanaman jeruk tersebut
Beragam keistimewaan tersebut menjadikan disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya
jeruk sebagai tanaman buah yang sangat adalah penurunan kualitas tanah dan rendahnya
digemari dan memiliki potensi besar untuk dapat efisiensi pupuk. Walaupun jeruk dapat tumbuh
dengan baik pada berbagai macam tanah, namun KTK tanah, C-organik tanah, Ca-dd, Mg-dd,
jeruk dapat memiliki produksi yang lebih tinggi Na-dd. Dosis pupuk organik yang diaplikasikan
jika ditanam pada tanah yang sesuai dengan adalah sebesar 30 ton ha-1.
kebutuhannya. Munawar (2005) menyatakan
bahwa kondisi tanah yang sesuai dapat
Pelaksanaan penelitian
mendukung pertumbuhan tanaman sehingga Persiapan tanah
dapat mendapatkan hasil yang baik, atau pada Tanah diambil dari Kebun Jeruk
nilai pH 5,6-7,6 (BBSDL, 2011). Balijestro, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Analisis awal pupuk menunjukkan bahwa Secara geografis lokasi pengambilan sampel
pupuk kompos, pupuk kandang sapi dan pupuk tanah terletak pada 7o54’18o LS dan
kandang kambing memiliki kandungan hara 112o32’05’ BT dengan ketinggian 850–900
yang sesuai dengan syarat baku mutu pupuk mdpl dan suhu rerata mencapai 18-25o C
permentan 2018. Pupuk kompos memiliki pH (Gambar 5). Sampel tanah yang sudah diambil
(6,9), C-organik (12,27%), Ca (3,16%), Mg dikering-anginkan selama 5 hari kemudian tanah
(0,36%), Na (0,35%). Pupuk kandang kambing dihaluskan dan diayak hingga lolos ayakan 2
memiliki pH (6,9), C-organik (12,39%), Ca mm. Selanjutnya tanah yang lolos ayakan 2 mm
(2,55%), Mg (0,21%), Na (1,47%). Pupuk ditimbang seberat 10 kg dan dimasukkan dalam
kandang sapi memiliki kandungan pH (6,9), C- pot.
organik (15,72%), Ca (3,71%), Mg (0,03%), Na Persiapan pupuk
(0,39%).
Pupuk kompos dan pupuk kandang (sapi,
Aplikasi bahan organik tentunya
kambing) diperoleh dari UPT Kompos FP UB
diharapkan dapat meningkatkan kualitas fisika,
dan petani, kemudian dikering anginkan, lalu
kimia dan biologi tanah di kebun jeruk
digiling dan diayak hingga lolos ayakan 2 mm.
Balitjestro. Oleh karena itu, kondisi tanah pada
Selanjutnya Pupuk kompos dan pupuk kandang
lahan kebun jeruk balitjestro memerlukan
(sapi, kambing) yang lolos ayakan 2 mm
analisis unsur hara Ca, Mg dan Na akibat
ditimbang sesuai dosis.
aplikasi berbagai bahan organik untuk
meningkatkan kualitas tanah pada lahan tersebut Penyiraman
dengan harapan dapat meningkatan produksi Penyiraman dilakukan 1 kali dalam
tanaman jeruk. seminggu sesuai kapasitas lapang.
Analisis tanah
Bahan dan Metode Analisis awal dilakukan pada topsoil,
subsoil, dan bahan perlakuan. Analisis awal
Waktu dan lokasi penelitian pada sampel tanah meliputi pH, C-organik, Ca-
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan dd, Mg-dd, Na-dd dan KTK tanah. Analisis awal
Juli hingga Desember 2022. Pengambilan pada bahan perlakuan (kompos, pupuk kandang
sampel dilakukan di Kebun Jeruk Balitjestro. kambing, dan pupuk kandang sapi) meliputi pH,
Proses inkubasi dilakukan di Rumah Kaca C-organik, N-total, P-total, dan K-total. Analisis
Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya tanah penelitian dilakukan 3 kali yaitu pada 4, 8
Malang. Analisis tanah dilakukan di dan 12 MSI (minggu setelah inkubasi).
Laboratorium kimia tanah, Departemen
Manajemen Sumberdaya Lahan, Fakultas Analisis data
Pertanian, Universitas Brawijaya. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan analisis ragam (ANOVA) taraf
Metode Penelitian 5% untuk mengetahui pengaruh dari perlakuan.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Apabila terdapat pengaruh dilakukan uji lanjut
Acak Lengkap (RAL) dengan 8 perlakuan dan 4 BNT taraf 5% untuk mengetahui perbedaan
ulangan. Perlakuan terdiri dari P1 (topsoil), P2 antar perlakuannya.
(subsoil), P3 (top soil dan pupuk kompos), P4
(subsoil dan pupuk kompos) P5 (topsoil dan Hasil dan pembahasan
pupuk kandang sapi) P6 (subsoil dan pupuk
kandang sapi) P7 (topsoil dan pupuk kandang Analisis Awal Tanah
kambing) P8 (subsoil dan pupuk kandang Hasil analisis awal tanah disajikan pada
kambing). Parameter pengamatan meliputi: pH, Tabel 1. Hasil analisis awal topsoil
menunjukkan nilai pH; C-organik; Ca-dd, Mg- pH; C-organik; Ca-dd, Mg-dd, Na-dd; KTK
dd, Na-dd; KTK tanah dan KB pada topsoil tanah dan KB pada topsoil berturut-turut: 4,80
berturut-turut: 5,40 (masam); 1,70% (rendah); (masam); 0,64% (sangat rendah); 6,13 Cmol kg-
5,28 Cmol kg-1 tanah (rendah); 0,85 Cmol kg-1 1
tanah (sedang); 0,32 Cmol kg-1 tanah (sangat
tanah (rendah); 0,29 Cmol kg-1 tanah (rendah); rendah); 0,25 Cmol kg-1 tanah (rendah); 25,33
26,75 Cmol kg-1 tanah (tinggi); dan 24,89% Cmol kg-1 tanah (tinggi); 26,80% (rendah).
(rendah). Sedangkan subsoil menunjukkan nilai

Tabel 1. Analisis Awal Tanah


Tanah Parameter Nilai Kriteria
pH H2O (1:1) 5,4 Masam
pH KCl (1:1) 4,8 Masam
C-Organik (%) 1,70 Rendah
Ca-dd (Cmol kg-1 tanah) 5,28 Rendah
Tanah lapisan atas
Mg-dd (Cmol kg-1 tanah) 0,85 Rendah
(top soil)
Na-dd (Cmol kg-1 tanah) 0,29 Rendah
K-dd (Cmol kg-1 tanah) 0,24 Rendah
KTK (Cmol kg-1 tanah) 26,75 Tinggi
KB (%) 24,89 Rendah
pH H2O (1:1) 4,8 Masam
pH KCl (1:1) 4,2 Masam
C-Organik (%) 0,64 Sangat Rendah
Tanah lapisan
Ca-dd (Cmol kg-1 tanah) 6,13 Sedang
bawah (sub soil)
Mg-dd (Cmol kg-1 tanah) 0,32 Sangat Rendah
Na-dd (Cmol kg-1 tanah) 0,25 Rendah
K-dd (Cmol kg-1 tanah) 0,09 Sangat rendah
KTK (Cmol kg-1 tanah) 25,33 Tinggi
KB (%) 26,80 Rendah
Keterangan: Kriteria bedasarkan Balai Penelitian Tanah (2009)

pH tanah sebesar 4,8 dengan kriteria masam. Dari tabel 2


Dari hasil analisis ragam didapatkan bahwa dapat dilihat bahwa pH tanah dari seluruh
aplikasi berbagai bahan organik berpengaruh perlakuan memiliki kriteria netral dan agak
nyata terhadap peningkatan pH tanah. Hasil masam.
analisis dasar, pH topsoil adalah sebesar 5,4
dengan kriteria masam dan pH subsoil adalah

Tabel 2. Nilai pH tanah Setelah Aplikasi Pupuk Organik


Waktu Pengamatan
Perlakuan Minggu Setelah Inkubasi (MSI)
4 tn k p (%) 8 ** k p (%) 12 ** k p (%)
P1 6,6 N 0 6,1 b AM 0 6,1 a AM 0
P2 6,7 N 0,00 5,9 a AM 0,00 6,0 a AM 0,00
P3 7,0 N 5,97 6,3 c AM 3,79 6,3 b AM 3,65
P4 6,6 N -1,19 6,4 c AM 7,24 6,4 c AM 7,81
P5 6,9 N 5,44 6,2 c AM 2,61 6,4 c AM 5,37
P6 6,5 N -2,49 6,4 c AM 7,07 6,4 c AM 6,61
P7 6,4 AM -2,38 6,3 c AM 2,77 6,2 b AM 2,34
P8 6,8 N 1,60 6,2 bc AM 4,44 6,2 b AM 4,11
Keterangan: Kriteria bedasarkan Balai Penelitian Tanah (2009): AM: Agak Masam; M: Masam; N: Netral;Angka
pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada Uji BNT 5%. P1: TS (K);
P2: SS (K); P3: TS + pupuk kompos; P4: SS + pupuk kompos; P5: TS + pukan sapi; P6: SS + pukan sapi; P7:
TS + pukan kambing; P8: SS + pukan kambing. (TS: top soil, SS: subsoil), (K): kontrol, (k): kriteria (p)%: jumlah
peningkatan. tn: tidak berbeda nyata; *: berbeda nyata; **: berbeda sangat nyata.

Nilai pH tanah mengalami peningkatan pada bahwa aplikasi pupuk kompos meningkatkan pH
perlakuan P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7 dan P8 dari dibandingkan aplikasi pupuk anorganik.
nilai pH tanah awal (Tabel 6) di setiap waktu Aplikasi kombinasi urea-biokompos
pengamatan yang dilakukan pada 4, 8 dan 12 meningkatkan pH tanah dibandingakn tanpa
MSI. pH tanah yang mengalami peningkatan aplikasi biokompos. Naririratih et al. (2013)
tertinggi di 4 MSI terdapat pada perlakuan menambahkan bahwa pemberian bahan organik
pupuk kompos lapisan atas (topsoil) senilai 7,0 yang berasal dari kompos tanaman atau kotoran
peningkatan nilai pH tertinggi pada 8 dan 12 hewan mampu meningkatkan pH tanah karena
MSI terdapat pada perlakuan P4 nilai pH bahan organik memiliki muatan negatif (OH-,
berturut-turut adalah 6,4 dan 6,4. pH tanah yang COO-) yang memiliki kemampuan mengikat
mengalami peningkatan terendah di 4 MSI logam Al3+, sehingga tidak terjadi reaksi
terdapat pada pupuk kandang kambing lapisan hidrolis Al3+ yang menghasilkan 3 ion H+ yang
atas (topsoil) senilai 6,4 pada 8 dan 12 MSI dapat memasamkan tanah.
terdapat pada P2, dengan nilai pH berturut-turut
adalah sebesar 5,9 dan 6,0. Peningkatan nilai pH
C-organik
pada tanah kontrol disebabkan karena pengaruh Analisis awal (Tabel 1) menunjukkan
air penyiraman yang memiliki pH netral kandungan C-organik tanah pada tanah lapisan
sehingga dapat meningkatkan pH tanah. atas (topsoil) senilai 1,70% dengan kriteria
Aplikasi bahan organik dapat meningkatkan pH rendah dan pada tanah lapisan bawah (subsoil)
tanah. Hal ini sesuai dengan Brady and Weil senilai 0,64% dengan kriteria sangat rendah.
(2017) bahwa aplikasi bahan organik dapat Kandungan C-organik tanah pada bahan organik
meningkatkan pH tanah yang masam kompos, pupuk kandang sapi, pupuk kandang
(menetralkan Al dengan membentuk kompleks kambing adalah senilai 12,27%. Hasil analisis
Al organik) dan dapat meningkatkan ragam didapatkan bahwa aplikasi bahan organik
ketersediaan unsur hara melalui khelat unsur berpengaruh nyata terhadap kandungan C-
hara dengan bahan organik. Penelitian Lymo et organik tanah pada 4, 8, dan 12 MSI. Pengaruh
al. (2012) menunjukkan bahwa aplikasi pupuk aplikasi bahan organik terhadap kandungan C-
kotoran sapi meningkatkan pH lebih tinggi organik disajikan pada Tabel 3.
dibandingkan dengan aplikasi kotoran ayam.
Penelitian Forge et al. (2016) menunjukkan

Tabel 3. Nilai C-organik Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Organik


Waktu Pengamatan
Perlakuan Minggu Setelah Inkubasi (MSI)
4* k p (%) 8 ** k p (%) 12 * k p (%)
P1 1,32 ab R 0 1,38 b R 0 3,25 ab T 0
P2 1,09 a R 0,00 0,68 a SR 0,00 2,90 a S 0,00
P3 1,95 b R 47,04 2,16 c S 56,28 3,07 a T -5,56
P4 1,38 ab R 26,87 2,03 c S 198,3 3,48 ab T 19,76
P5 1,66 b R 25,14 2,12 c S 53,76 4,03 b T 24,10
P6 1,25 ab R 15,12 2,23 c S 228,5 3,38 ab T 16,56
P7 1,77 b R 33,61 2,10 c S 52,13 3,81 b T 17,36
P8 1,25 ab R 14,66 1,74 bc R 155,7 2,95 a S 1,46
Keterangan: Kriteria bedasarkan Balai Penelitian Tanah (2009): SR: Sangat rendah; R: Rendah; S: Sedang; T:
Tinggi; ST: Sangat tinggi; Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada Uji BNT 5%. Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada Uji BNT 5%. P1: TS (K); P2: SS (K); P3: TS + pupuk kompos; P4: SS + pupuk kompos; P5: TS + pukan
sapi; P6: SS + pukan sapi; P7: TS + pukan kambing; P8: SS + pukan kambing. (TS: top soil, SS: subsoil), (K):
kontrol, (k): kriteria (p)%: jumlah peningkatan. tn: tidak berbeda nyata; *: berbeda nyata; **: berbeda sangatnyata.

Tabel 3 menunjukkan bahwa kandungan C- pengamatan yang dilakukan pada 4, 8 dan 12


organik tanah mengalami peningkatan pada P1, MSI. Nilai C-organik tanah tertinggi di 4 MSI
P2, P3, P4, P5, P6, P7 dan P8 di setiap waktu adalah pada perlakuan pupuk kompos lapisan
atas (topsoil) dengan nilai 1,95% dengan kandang sapi. Fikdalillah et al. (2016)
peningkatan sebesar 47,04% kriteria rendah, menyatakan bahwa pemberian pupuk organik
pada 8 MSI nilai C-organik tanah tertinggi kandang sapi dapat emningkatkan secara nyata
adalah pada pupuk kandang sapi lapisan bawah nilai C-organik tanah pada tanah Entisol Sidera.
(subsoil) dengan nilai 2,23% dengan Ditmbahkan bahwa semakin besar dosis aplikasi
peningkatan 228,50%, kriteria sedang dan pada pupuk kandang sapi kaka semakin besar pula
12 MSI nilai C-organik tanah tertinggi terdapat nilai C-organik dalam tanah. Wahyudi (2009)
pada perlakuan pupuk kandang sapi lapisan atas menambahkan bahwa peningkatan C-organik
(topsoil) dengan nilai 4,03% dengan tanah disebabkan oleh sumbangan C-organik
peningkatan sebesar 24,10% kriteria tinggi. tanah yang terdapat pada pupuk kandang sapi
Peningkatan nilai C-organik tanah ini sesuai yang yang berasal dari dekomposisi kotoran sapi
dengan Prasetyo et al. (2009) yang menyatakan yang melepaskan senyawa karbon sebagai
bahwa kendungan C-organik tanah dipengaruhi penyusun utama dari bahan organik itu sendiri.
oleh sumbangan bahan organik yang mengalami Ditambahkan bahwa metan akan digunakan oleh
proses dekomposisi. Hakim (1986) dalam Putra bakteri dan merubahnya menjadi substrat yang
dan Nuraini (2017) menambahkan bahwa bermanfaat, apabila bakteri tersebut mati
penambhaan bahan organik pada tanah masam kemudian melapuk dan akan menghasilkan C-
akan mempercepat proses pembebasan karbon organik dalam tanah. Dilain pihak, aplikasi
sehingga C-organik tanah akan meningkat. berbagai bahan organik pada tanah lapisan atas
Nilai C-Organik tanah tertinggi pada 4 MSI (topsoil) maupun tanah lapisan bawah (subsoil)
adalah pada tanah lapisan atas dengan aplikasi meningkatkan C-organik tanah dengan
pupuk kompos. Suntari et al. (2021) menyatakan bertambahnya wahtu 4, 8 dan 12 MSI nilai C-
bahwa penambahan biochar dan kompos dapat organik semakin tinggi yaotu dari kriteria
meningkatkan nilai C-organik tanah pada tanah rendah menjadi tinggi.
Andisol. Widodo dan Kusuma (2018)
menambahkan bahwa aplikasi kompos juga
KTK Tanah
dapat meningkatkan kandungan C dalam tanah, Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
karena adanya pelepasan unsur C di dalam aplikasi bahan organik berpengaruh nyata
kompos. Selain itu, kompos juga mengandung terhadap peningkatan nilai KTK tanah pada 8
senyawa-senyawa organik seperti asam fulvat MSI dan 12 MSI, namun tidak berpengaruh
dan asam humat, menurut Firda et al. (2016) nyata di 4 MSI. Pengaruh aplikasi bahan organik
asam humat memiliki kandungan C sebesar 40- terhadap peningkatan KTK tanah disajikan pada
80%. Tabel 4.
Nilai C-organik tanah tertinggi pada 8 dan 12
MSI adalah pada perlakuan aplikasi pupuk

Tabel 4. Nilai KTK Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Organik


Waktu Pengamatan
Perlakuan Minggu Setelah Inkubasi (MSI)
4 tn k p (%) 8 ** k p (%) 12 ** K p (%)
P1 35,66 T 0 40,27 a ST 0 53,27 a ST 0
P2 25,24 T 0,00 42,14 a ST 0,00 54,13 a ST 0,00
P3 31,21 T -12,47 56,46 b ST 40,20 72,75 c ST 36,57
P4 32,30 T 27,9 54,42 b ST 29,13 66,36 b ST 22,60
P5 30,69 T -13,9 54,62 b ST 35,62 71,40 b ST 34,04
P6 22,70 S -10,0 55,37 b ST 31,39 67,03 b ST 23,83
P7 32,65 T -8,43 54,91 b ST 36,35 72,94 c ST 36,94
P8 27,11 T 7,39 53,38 b ST 26,68 65,54 b ST 21,08
Keterangan: Kriteria bedasarkan Balai Penelitian Tanah (2009): SR: Sangat rendah; R: Rendah; S: Sedang; T:
Tinggi; ST: Sangat tinggi; Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada Uji BNT 5%. Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada Uji BNT 5%. P1: TS (K); P2: SS (K); P3: TS + pupuk kompos; P4: SS + pupuk kompos; P5: TS + pukan
sapi; P6: SS + pukan sapi; P7: TS + pukan kambing; P8: SS + pukan kambing. (TS: top soil, SS: subsoil), (K):
kontrol, (k): kriteria (p)%: jumlah peningkatan. tn: tidak berbeda nyata; *: berbeda nyata; **: berbeda sangatnyata.
Analisis awal tanah (Tabel 1) menunjukkan dibandingkan dengan tanpa aplikasi pupuk
bahwa nilai KTK tanah pada lapisan tanah atas kompos. Lymo et al. (2012) menambahkan
(topsoil) adalah sebesar 26,75 Cmol kg-1 tanah bahwa aplikasi pupuk kompos secara nyata
dan tanah pada lapisan bawah (subsoil) adalah meningkatkan KTK tanah sebesar 37-47%
sebesar 25,33 Cmol kg-1 tanah, keduanya dibandingkan dengan pemupukan secara
menunjukan nilai kriteria tinggi. Tabel 9 anorganik. Nilai KTK tertinggi pada 12 MSI
menunjukkan bahwa pada perlakuan P1, P2, P3, adalah pada perlakuan pupuk kandang kambing
P4, P5, P6, P7 dan P8 dapat berpengaruh nyata lapisan atas (topsoil) dengan nilai 72,94 Cmol
terhadap peningkatan nilai KTK tanah pada 8 kg-1 tanah dengan peningkatan sebesar 36,94%
dan 12 MSI, namun tidak berpengaruh nyata kriteria sangat tinggi. Aplikasi pupuk kandang
pada 4 MSI dan masih memiliki kriteria tinggi. kambing pada lapisan tanah atas memberikan
Hal tersebut dikarekan pada 4 MSI proses nilai KTK tanah yang tinggi pada 12 MSI.
dekomposisi bahan organik belum berjalan Hartati et al. (2022) menyatakan bahwa aplikasi
dengan baik sehingga tidak berpengaruh nyata pupuk kandang kambing memiliki kandungan
terhadap nilai KTK tanah. Rusmanta et al. C-organik yang tinggi (50,47%) sehingga dapat
(2013) menyatakan bahwa nilai KTK tanah meningkatkan nilai KTK tanah, menyebabkan
dipengaruhi proses dekomposisi dari bahan- unsur hara dapat tersedia dengan baik bagi
bahan organik dalam tanah. tanaman.
Nilai KTK tertinggi pada 8 MSI adalah pada
perlakuan pupuk kompos lapisan atas (topsoil)
Ca-dd Tanah
dengan nilai 56,46 Cmol kg -1 tanah dengan Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
peningkatan sebesar 40,20% kriteria sangat aplikasi bahan organik berpengaruh sangat
tinggi. Aplikasi pupuk kompos menunjukkan signifikan terhadap peningkatan Ca-dd dalam
nilai KTK yang tinggi pada 8 MSI. Sesuai tanah pada 4, 8 dan 12 MSI. Pengaruh aplikasi
dengan Agegnehu et al. (2015) yang kompos terhadap Ca-dd tanah disajikan dalam
menyatakan bahwa aplikasi pupuk kompos dan pada Tabel 5.
pupuk biochar meningkatkan KTK tanah

Tabel 5. Nilai Ca-dd Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Organik


Waktu Pengamatan
Perlakuan Minggu Setelah Inkubasi (MSI)
4* k p (%) 8 ** k p (%) 12 ** k p (%)
P1 13,22 b T 0 16,61 ab T 0 20,82 ab ST 0
P2 13,80 b T 0,0 15,49 a T 0,00 19,47 a T 0,00
P3 13,99 b T 5,87 23,29 c ST 40,27 27,54 c ST 32,26
P4 13,95 b T 1,07 19,23 b T 24,09 23,69 b ST 21,68
P5 14,55 b T 10,06 20,6 bc ST 24,04 24,85 bc ST 19,35
P6 10,98 a T -20,41 16,29 ab T 5,15 20,73 ab ST 6,47
P7 14,15 b T 7,03 18,88 ab T 13,71 22,99 ab ST 10,43
P8 12,98 ab T -5,89 16,48 ab T 6,34 20,65 ab ST 6,06
Keterangan: Kriteria bedasarkan Balai Penelitian Tanah (2009): SR: Sangat rendah; R: Rendah; S: Sedang; T:
Tinggi; ST: Sangat tinggi; Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada Uji BNT 5%. Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada Uji BNT 5%. P1: TS (K); P2: SS (K); P3: TS + pupuk kompos; P4: SS + pupuk kompos; P5: TS + pukan
sapi; P6: SS + pukan sapi; P7: TS + pukan kambing; P8: SS + pukan kambing. (TS: top soil, SS: subsoil), (K):
kontrol, (k): kriteria (p)%: jumlah peningkatan. tn: tidak berbeda nyata; *: berbeda nyata; **: berbeda sangatnyata.

Analisis awal tanah (Tabel 1) menunjukkan bahan organik berpengaruh nyata terhadap Ca-
bahwa kandungan Ca-dd pada tanah lapisan atas dd dalam tanah. Nilai Ca-dd tertinggi pada 4
(topsoil) adalah sebesar 5,28 Cmol kg-1 tanah MSI terdapat pada perlakuan pupuk kandang
dengan kriteria rendah. Tanah lapisan bawah sapi lapisan atas (topsoil) dengan kandungan
(subsoil) memiliki kandungan Ca-dd sebesar Ca-dd sebesar 14,55 Cmol kg-1 tanah dengan
6,13 Cmol kg-1 tanah dengan kriteria sedang. peningkatan sebesar 10,06%, kriteria tinggi.
Tabel 10 menunjukkan bahwa setiap perlakuan Aplikasi pupuk kandang sapi berpengaruh nyata
mengalami peningkatan kandungan Ca-dd untuk peningkatan kandungan Ca-dd pada tanah
akibat penambahan bahan organik. Pemberian lapisan atas (subsoil) dan hanya berbeda dengan
perlakuan perlakuan pupuk kandang sapi tanah Agegnehu et al. (2015) yang menyatakan bahwa
lapisan bawah (subsoil) pada 4 MSI. Hal aplikasi kombinasi 25 ton ha-1 kompos dan
tersebut sesuai dengan penelitian Lymo at al. pupuk anorganik meningkatkan nilai Ca-dd
(2012) yang menyaatakan bahwa aplikasi pupuk tanah menjadi 1,1 Cmol kg-1 tanah dibandingkan
kandang sapi meningkatkan nilai Ca-dd tanah aplikasi pupuk anorganik secara tunggal sebesar
40,6% dibandingkan aplikasi kimia. Selain itu, 0,6 Cmol kg-1 tanah. Penelitian Palanivell et al.
aplikasi pupuk kandang sapi 5 ton ha-1 (2013) menyatakan bahwa aplikasi pupuk
meningkatkan nilai Ca-dd tanah dibandingkan kompos meningkatkan nilai Ca-dd dalam tanah
aplikasi NPK 200 kg ha-1 dari 0,4 Cmol kg-1 dibandingkan pemupukan konvensional dari
tanah menjadi 0,6 Cmol kg-1 tanah. Shisanya et 0,58 Cmol kg-1 tanah menjadi 0,75 Cmol kg-1
al. (2009) menyatakan bahwa aplikasi pupuk tanah. Forge et al. (2016) dala penelitiannya
kandang sapi sebesar 0,06 ton ha-1 setiap musim menyatakan bahwa pupuk kompos dapat
tanam berturut-turut dalam 2 tahun meningkatkan kandungan bahan organik tanah,
meningkatkan nilai ca-dd tanah hingga 0,6 Cmol N, pH, KTK dan konsentrasi Ca-dd dalam tanah.
kg-1 tanah dibandingkan aplikasi 0,06 ton ha-1 Penambahan pupuk kompos 355 kg ha-1 sebagai
urea dengan nilai 0,35 Cmol kg-1 1 tanah. pembenah tanah meningkatkan nilai Ca-dd
Nilai Ca-dd tertinggi pada 8 MSI terdapat pada dibandingkan aplikasi pupuk anorganik dari
perlakuan pupuk kompos lapisan atas (topsoil) 0,04 menjadi 0,16 Cmol kg-1 tanah pada bulan
dengan kandungan Ca-dd sebesar 23,29 Cmol ke-6. Hargreaves et al. (2008) menyatakan
kg-1 tanah dengan peningkatan sebesar 40,27%, bahwa aplikasi kompos sebagai pembenah tanah
termasuk dalam kategori yang sangat tingi. Nilai dari limbah kota dapat meningkatkan Ca-dd
Ca-dd tertinggi pada 12 MSI terdapat pada dalam tanah 1,9 Cmol kg-1 tanah hingga 3, Cmol
perlakuan pupuk kandang kambing lapisan atas kg-1 tanah pada tahun kedua setelah aplikasi.
(topsoil) dengan kandungan Ca-dd sebesar
27,54 Cmol kg-1 tanah dengan peningkatan
Mg-dd Tanah
sebesar 32,26%, termasuk dalam kategori yang Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
sangat tingi. Nilai tertinggi Ca-dd di 8 dan 12 aplikasi bahan organik berpengaruh nyata
MSI terdapat pada perlakuan aplikasi pupuk terhadap peningkatan Mg-dd dalam tanah pada
kompos di tanah lapisan atas (topsoil). Aplikasi 8 dan 12 MSI. Namun tidak berpengaruh nyata
pupuk kompos meningkatkan kandungan Ca-dd pada 4 MSI. Pengaruh aplikasi bahan organik
tanah menjadi sangat tinggi. Hal ini sesuai terhadap Mg-dd tanah disajikan dalam pada
dengan penelitian yang dilakukan oleh Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Mg-dd Setelah Aplikasi Pupuk Organik


Waktu Pengamatan
Perlakuan Minggu Setelah Inkubasi (MSI)
4 tn k p (%) 8* k p (%) 12 ** k p (%)
P1 1,56 S 0 1,48 a S 0 5,70 a T 0
P2 1,14 S 0,00 1,98 ab S 0,00 6,39 a T 0,00
P3 2,18 T 39,72 1,64 a S 102,38 10,13 b ST 112,73
P4 1,48 S 29,41 4,78 b T 74,31 8,83 ab ST 80,54
P5 1,30 S -16,26 4,54 b T 146,48 13,04 bc ST 142,24
P6 2,90 T 153,39 4,16 ab T 183,03 8,17 ab ST 215,55
P7 1,35 S -13,61 5,54 b T 226,29 13,85 c ST 222,74
P8 2,04 T 78,20 4,62 b T 219,27 8,79 ab ST 235,85
Keterangan: Kriteria bedasarkan Balai Penelitian Tanah (2009): SR: Sangat rendah; R: Rendah; S: Sedang; T:
Tinggi; ST: Sangat tinggi; Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada Uji BNT 5%. Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada Uji BNT 5%. P1: TS (K); P2: SS (K); P3: TS + pupuk kompos; P4: SS + pupuk kompos; P5: TS + pukan
sapi; P6: SS + pukan sapi; P7: TS + pukan kambing; P8: SS + pukan kambing. (TS: top soil, SS: subsoil), (K):
kontrol, (k): kriteria (p)%: jumlah peningkatan. tn: tidak berbeda nyata; *: berbeda nyata; **: berbeda sangatnyata.

Analisis awal tanah (Tabel 1) menunjukkan bawah (subsoil) memiliki kandungan Mg-dd
bahwa kandungan Mg-dd pada tanah lapisan sebesar 0,32 Cmol kg-1 tanah dengan kriteria
atas (topsoil) adalah sebesar 0,85 Cmol kg-1 sangat rendah. Tabel 6 menunjukkan bahwa
tanah dengan kriteria rendah. Tanah lapisan setiap perlakuan mengalami peningkatan
kandungan Mg-dd akibat penambahan bahan termasuk dalam kategori yang sangat tinggi.
organik. Nilai tertinggi Mg-dd pada 8 dan 12 MSI
Nilai Mg-dd tertinggi pada 4 MSI terdapat pada terdapat pada perlakuan aplikasi pupuk kandang
perlakuan pupuk kandang sapi lapisan bawah kambing. Aplikasi pupuk kandang kambing
(subsoil) dengan kandungan Mg-dd sebesar 2,90 meningkatkan kandungan Mg-dd yang sangat
Cmol kg-1 tanah dengan peningkatan sebesar tinggi. Verde et al. (2013) menyatakan bahwa
153,39%, kriteria tinggi. Mengalami aplikasi pupuk kandang kambing 10 ton ha-1
peningkatan dari nilai analisis dasar Mg-dd menngkatkan nilai Mg-dd dari 0,3 Cmol kg-1
tanah, namun tidak berpengaruh nyata. Aplikasi tanah menjadi 0,4 Cmol kg-1 tanah. Duffkova et
pupuk kandang sapi dapat meningkatkan al. (2015) menyatakan bahwa aplikasi 10 ton ha-
1
kandungan Mg-dd tanah. Hal ini sesuai dengan lumpur kotoran ternak (kambing) yang
hasil penelitian Agegnehu et al. (2016) yang dilakukan tiga kali dalam satu tahun
menyatakan bahwa aplikasi kombinasi 25 ton meningkatkan ketersediaan Mg dalam tanah
ha-1 pupuk kandang sapi meningkatkan nilai pada 5 tahun berikutnya. Moreira et al. (2011)
Mg-dd tanah dibandingkan dengan pupuk menyatakan bahwa aplikasi 30 ton ha-1 kotoran
anorganik dari 0,4 Cmol kg-1 tanah menjadi 0,5 terak (kambing) meningkatkan nilai Mg-dd
Cmol kg-1 tanah. Ayeni dan Adetunji (2010) sebesar 53% dibandingkan pemupukan
menambahkan bahwa aplikasi kombinasi 0,03 anorganik pada bulan ke-3 setelah aplikasi.
ton ha-1 pupuk kandang sapi dan 0,03 ton ha-1 Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Mg-
Urea meningkatkan nilai Mg-dd hingga 1,3 dd selalu lebih kecil dbandingkan dengan nilai
Cmol kg-1 tanah dibandingkan dengan aplikasi Ca-dd. Hal tersebut sesuai dengan Spectrum
tunggal anorganik. (2017) yang menyatakan bahwa nilai rasio Ca-
Nilai Mg-dd tertinggi pada 8 MSI terdapat pada dd dan Mg-dd tanah optimal pada 6,5:1.
perlakuan pupuk kandang kambing lapisan atas
(topsoil) dengan kandungan Mg-dd sebesar 5,54
Na-dd Tanah
Cmol kg-1 tanah dengan peningkatan sebesar Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa
226,29%, termasuk dalam kategori yang sangat aplikasi bahan organik berpengaruh nyata
tingi. Nilai Mg-dd tertinggi pada 12 MSI terhadap peningkatan Na-dd dalam tanah pada 4,
terdapat pada perlakuan pupuk kandang 8 dan 12 MSI. Pengaruh aplikasi bahan organik
kambing lapisan atas (topsoil) dengan terhadap Na-dd tanah disajikan dalam pada
kandungan Mg-dd sebesar 13,85 Cmol kg-1 Tabel 7.
tanah dengan peningkatan sebesar 222,74%,

Tabel 7. Nilai Na-dd Tanah Setelah Aplikasi Pupuk Organik


Waktu Pengamatan
Perlakuan Minggu Setelah Inkubasi (MSI)
4 ** k p (%) 8 ** k p (%) 12 ** k p (%)
P1 0,61 ab S 0 1,99 b ST 0 2,38 b ST 0
P2 0,48 a S 0,00 1,75 a ST 0,00 2,09 a ST 0,00
P3 0,86 bc T 41,01 2,16 c ST 8,94 2,46 bc ST 3,17
P4 0,70 b S 47,17 2,06 bc ST 17,57 2,45 bc ST 17,29
P5 0,88 c T 43,97 2,26 c ST 13,93 2,65 c ST 11,13
P6 0,89 c T 85,75 2,15 bc ST 23,13 2,70 c ST 29,10
P7 1,08 d ST 77,13 2,44 d ST 22,97 2,79 c ST 16,97
P8 1,00 cd ST 108,24 2,21 c ST 26,22 2,60 c ST 24,14
Keterangan: Kriteria bedasarkan Balai Penelitian Tanah (2009): SR: Sangat rendah; R: Rendah; S: Sedang; T:
Tinggi; ST: Sangat tinggi; Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada Uji BNT 5%. Angka pada kolom yang sama diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata
pada Uji BNT 5%. P1: TS (K); P2: SS (K); P3: TS + pupuk kompos; P4: SS + pupuk kompos; P5: TS + pukan
sapi; P6: SS + pukan sapi; P7: TS + pukan kambing; P8: SS + pukan kambing. (TS: top soil, SS: subsoil), (K):
kontrol, (k): kriteria (p)%: jumlah peningkatan. tn: tidak berbeda nyata; *: berbeda nyata; **: berbeda sangatnyata.

Analisis awal tanah (Tabel 1) menunjukkan (subsoil) memiliki kandungan Na-dd sebesar
bahwa kandungan Na-dd pada tanah lapisan atas 0,25 Cmol kg-1 tanah dengan kriteria rendah.
(topsoil) adalah sebesar 0,29 Cmol kg -1 tanah Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian bahan
dengan kriteria rendah. Tanah lapisan bawah
organik berpengaruh nyata untuk meningkatkan tanah pada 12 MSI dengan nilai sebesar 72,94
kandungan Na-dd pada tanah. Cmol kg-1 dengan peningkatan sebesar 36,94%.
Nilai Na-dd tertinggi pada 4, 8 dan 12 MSI
terdapat pada perlakuan pupuk kandang Daftar Pustaka
kambing tanah lapisan atas (topsoil) dengan
masing masing nilai sebesar 1,08 Cmol kg -1 Agegnehu, G., A.M. Bass, P.N. Nelson, B.
tanah, 2,44 Cmol kg-1 tanah dan 2,79 Cmol kg-1 Muirhead, G. Wright dan M.I. Bird. 2015.
tanah dengan peningkatan berturut-turut adalah Biochar and Biochar-Compost as Soil
sebesar 77,13, 22,97, 16,97%, kriteria sangat Amendment: Effect of Peanut Yield and
tinggi. Aplikasi pupuk kandang kambing Soil Properties and Greenhouse Gas
memberikan peningkatan yang signifikan Emissions in Tropical North Queensland,
terhaadp kandungan Na-dd tanah. Hartati Australia. Agriculture, Ecosystem and
(2022) menyatakan bahwa aplikasi pupuk Environment, 213(1): 72-85.
kandang kambing dapat meningkatkan nilai Na- Agegnehu, G., A.M. Bass, P.N. Nelson dan M.I.
dd. Aplikasi pupuk kandang kambing dapat Bird. 2016. Benefits of Biochar, Compost
meningkatkan kandungan Na-dd dari 0,3 Cmol and Biochar-Compost for Soil Quality,
kg-1 tanah menjadi 0,8 Cmol kg-1 tanah. Maize Yield and Greenhouse Gas
Ditambahkan bahwa peningkatan kandungan Emissions in a Tropical Agricultural Soil.
Na-dd akibat aplikasi pupuk kandang kambing Science of the Total Environment, 543(1):
tidak lepas dari kandungan pupuk kandang 295–306.
kambing yang tinggi. Ayeni, L.S. dan M.T. Adetunji. 2010. Integrated
Application of Poultry Manure and Mineral
Kesimpulan Fertilizer on Soil Chemical Properties,
Nutrient Uptake, Yield and Growth
Perlakuan aplikasi pupuk kompos pada tanah
Components of Maize. Nature and Science,
lapisan atas (topsoil) berpengaruh nyata
8(1): 60-67.
terhadap peningkatan kandungan Ca-dd tanah
pada 8 dan 12 MSI yaitu masing masing sebesar Badan Pusat Statistik Indonesia. 2022. Produksi
23,29 dan 27,54 Cmol kg-1 tanah dengan Jeruk Siam di Indonesia tahun 2019-2021.
peningkatan berturut-turut sebesar 40,27 dan BPS. Jakarta.
32,26%. Perlakuan aplikasi pupuk kandang BBSDLP. (2011). Petunjuk Teknis Evaluasi
kambing pada tanah lapisan atas (topsoil) Lahan Untuk Komoditas Pertanian. Balai
berpengaruh pada peningkatan Mg-dd tanah Besar Sumber Daya Lahan Pertanian.
pada 8 dan 12 MSI yaitu masing masing sebesar Bogor. p 161.
5,54 dan 13,85 Cmol kg-1 tanah dengan Brady, N. C., R. R. Weil. 2017. The Nature and
peningkatan berturut-turut sebesar 226,29 dan Properties of Soil. Pearson. Edinburgh. pp
222,74%. Perlakuan pupuk kandang kambing 393-553.
pada tanah lapisan atas (topsoil) berpengaruh Duffková, R., M. Hejcman dan H Libichová.
nyata meningkatkan kandungan Na-dd tanah 2015. Effect of Cattle Slurry on Soil and
pada 8 dan 12 MSI yaitu masing masing sebesar Herbage Chemical Properties, Yield and
2,44 dan 2,79 Cmol kg-1 tanah dengan Nutrient Balance and Plant Species
peningkatan sebesar 22,97 dan 16,97%. Composition of Moderately Dry
Perlakuan aplikasi pupuk kompos padatanah Arrhenatherion Grassland. Agriculture,
lapisan bawah (subsoil) berpengaruh nyata Ecosystem and Environment, 213: 281-
terhadap peningkatan nilai pH tanah pada 8 dan 289.
12 MSI dengan nilai 6,4 dengan peningkatan
berturut-turut sebesar 7,24 dan 7,81%. Fikdalillah., M. Basir., I. Wahyudi. 2016.
Perlakuan pupuk kandang sapi pada tanah Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang SApi
lapisan atas (topsoil) berpengaruh nyata terhadap Serapan Fosfor dan Hasil
terhadap peningkatan C-organik pada 12 MSI Tanaman Sawi Putih (Brasicca pekinensis)
dengan nilai sebesar 4,02% dengan peningkatan pada Entisols Sidera. E-J. Agrotekbis 4(5):
sebesar 228,5%. Perlakuan pupuk kandang 491-499.
kambing pada tanah lapisan atas (topsoil) Firda., O. Mulyani., A. Yuniarti. 2016.
berpengaruh nyata meningkatkan nilai KTK Pembentukan, Karakterisasi serta Manfaat
Asam Humat terhadap Adsorbsi Logam Efficiency. African Journal of
Berat. Soilrens 14(2): 10-16. Biotechnology, 12 (13): 1500-1507.
Forge, T., E. Kenney, N. Hashimoto, D. Neilsen Prasetyo B.H., N.Suharta dan E. Yatno. 2009.
dan B. Zebarth. 2016. Agriculture, Karakteristik Tanah-Tanah Bersifat Andik
Ecosystems and Environment Compost and dari Bahan Piroklastis Masam di Dataran
Poultry Manure as Preplant Soil Tinggi Toba. Jurnal Tanah Dan Iklim 29
Amendments for Red Raspberry: (2): 1-14.
Comparative Effects on Root Lesion Putra, B.P., Y. Nuraini. 2017. Kajian Berbagai
Nematodes, Soil Quality and Risk of Dosis Pupuk Cair Fermentasi Lendir
Nitrate Leaching. Agriculture, Ecosystems Cacing Tanah (Lumbricus rubellus)
and Environment 223 (2): 48–58. terhadap Fosfor, C-organik dan pH pada
Hargreaves, J., M.S. Adl, P.R. Warman dan Inceptisol. Jurnal Tanah dan Sumberdaya
H.P.V. Rupasinghe. 2008. The Effects of Lahan 4 (2): 521-524.
Organic Amandment on Mineral Element Rusmanta Y.B.J., B. Rumhayati dan C. Bisri.
Uptake and Fruit Quality of Raspberries. 2013. Distribusi Vertikal Karbon Organik
Plant and Soil, 308(1): 213-226 Total (KOT) dan Hubungannya dengan
Hartati, T. M., I. A. Rahman dan H. M. Alkatiri, Kapasitas ukar Kation (KTK) pada Tanah
2022. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Hutan Rawa Sekunder di Sempadan Sungai
Kambing terhdap Pertumbuhan dan Hasil Kumb, Merauke, Papua.Sains dan Terapan
Tanaman Caisim (Brasicca campetris) di Kimia 2(7): 79-88.
Inceptisol. Agricultural Jurnal. 5 (1) 95-99. Sanjaya T.P., J. Syamsiyah, D.P. Ariyanto dan
Lyimo, H.J.F., R.C. Pratt dan R.S.O.W. Komariah. 2014. Pelindihan Unsur Kalium
Mnyuku. 2012. Composted Cattle and (K) dan Natrium Material Vulkanik Hasil
Poultry Manure Provide Excellent Fertility Erupsi Gunung Merapi 2010 (Simulasi
and Improved Management of Gray Leaf Laboratorium). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Spot in Maize. Field Crops Research, 126 2(29): 87-95
(2): 97-103. Suntari, R., G. Abel., A. Citraresmini. 2021.
Moreira, M., M. Lopes-Mosquera, M. Cunha, Pengaruh Biochar Sekam Padi dan Kompos
M.J.S. Osĕs, T. Rodríguez dan E.V. Carral. terhadap C-organik, N-total, C/N Tanah,
2011. Effect of Organic Fertilizers on Soil Serapan N, dan Pertumbuhan Tanaman
Physicochemistry and on The Yield and Jagung di Ultisol. Jurnal Tanah dan
Botanical Composition of Forage over 3 Sumberdaya Lahan 8 (2): 451-460.
Years. Journal of The Air and Waste Verde, B. Serafim, Danga, B. Oginga, Mugwe
Management Association, 61(7): 778-785. dan J. Njeri. 2013. Effect of Manure, Lime
Munawar A. 2005. Kesuburan Tanah dan and Mineral P Fertilizer on Soybean Yields
Nutrisi Tanaman. IPB Press. Bogor. pp 44- and Soil Fertility in a Humic Nitisol in The
53. Central Highland of Kenya. International
Nariratih I., Damanik, dan Sitanggang. 2013. Journal of Agricultural Science Reseach,
Ketersediaan Nitrogen Pada Tiga Jenis 2(9): 283-291.
Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Wahyudi, I. 2009. Manfaat Bahan Organik
Organik dan Serapannya Pada Tanaman Terhadap Peningkatan Ketersediaan Fosfor
Jagung. Jurnal Online Agroekoteknologi dan Penurunan Toksisitas Aluminium di
3(1): 479-488. Ultisol. J. Agroland 16(4): 265– 272.
Palanivell, P., K. Susilawati, O.H. Ahmed dan Widodo, K. H., Z. Kusuma. 2018. Pengaruh
A.M. Muhamad. 2013. Effect of Crude Kompos Terhadap Sifat Fisik Tanah dan
Humin and Compost Produced from Pertumbuhan Tanaman Jagung di
Selected Waste on Zea mays Growth, Inseptisol. Jurnal Tanah dan Sumberdaya
Nutrient Uptake and Nutrient Use Lahan 5 (2): 959-967.

You might also like