Proposal Miza

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 55

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD

NEGERI 002 BAGAN BESAR

PROPOSAL

(Diajukan Guna Memenuhi Syarat Untuk Mengikuti Seminar Proposal)

Oleh:

Mizatul Akmal
NIM: 0101.19.0044

FAKULTAS TARBIYAH

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM

TAFAQQUH FIDDIN

DUMAI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-

Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH

MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 002 BAGAN BESAR”

Shalawat beserta salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita

Nabiyyullah Muhammad SAW yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan

kepada umatnya dan memberi motivasi untuk selalu menjadi yang lebih baik.

Penyusunan proposal ini dimaksud sebagai salah satu syarat untuk

mengikuti seminar proposal pada program studi Pendidikan Agama Islam (PAI)

Fakultas Tarbiyah di Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin (IAITF) Dumai.

Dalam proses penyusunan proposal ini banyak sekali bimbingan, bantuan, dan

dorongan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibunda tercinta Elhami dan Ayahanda tercinta Akhyar serta keluarga

besarku yang selalu mendo’akan kasih sayang, cinta, dukungan, dan

kepercayaan serta bantuan moril dan materil.

2. Suamiku tercinta Zulfajri dan anakku tersayang yang selalu memberikan

semangat dan dukungan dalam penyelesaian proposal ini.

i
3. Bapak Dr. H. Muhammad Rizal Akbar, S.Si, M.Phill Selaku Ketua

Yayasan Tafaqquh Fiddin Dumai.

4. Bapak Dr. H. Ahmad Roza’i Akbar, S.Ag, M.H Selaku Rektor Institut

Agama Islam Tafaqquh fiddin Dumai.

5. Bapak Faizal Nurmatias, S.Si, M.E Selaku Wakil Rektor I Institut Agama

Islam Tafaqquh fiddin Dumai.

6. Ibu Windayani, M.Pd Selaku Wakil Rektor II Institut Agama Islam

Tafaqquh fiddin Dumai.

7. Bapak Dr. Rasyidi, M.Pd.I Selaku Wakil Rektor III Institut Agama Islam

Tafaqquh fiddin Dumai.

8. Ibu Tuti Syafrianti, M. Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama

Islam Tafaqquh Fiddin Dumai.

9. Bapak Imam Wahyudi, M.Pd.I Selaku Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah

Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai.

10. Bapak Deni Suryanto, M.Pd Selaku Ketua Program Studi Institut Agama

Islam Tafaqquh Fiddin Dumai.

11. Ibu Herni Hartati, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing Proposal yang telah

memberikan masukan, pemahaman serta membimbing penulis hingga

penulis bisa melanjutkan untuk menyelesaikan proposal ini semaksimal

mungkin.

12. Bapak dan Ibu Dosen Institut Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai yang

telah banyak membekali penulis dengan ilmu pengetahuan dan motivasi

sebagai bekal dalam kehidupan dan pengabdian dalam masyarakat.

ii
13. Ibu Dwi Juwita Ningsih, S. Pd Selaku kepala sekolah dan para guru serta

staf karyawan di SD Negeri 002 Bagan Besar yang telah memberi izin dan

bantuan untuk menyelesaikan proposal ini.

14. Teman-teman Pendidikan Agama Islam tahun 2019, terima kasih atas

segala bantuan selama ini semoga selalu sukses dan cita-citanya tercapai.

15. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya proposal ini yang

tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Penulis menghanturkan ucapan maaf apabila terdapat kesalahan dalam

penyusunan Proposal ini. Akhirnya, semoga proposal ini dapat menambah ilmu

pengetahuan bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Dumai, Februari 2023

MIZATUL AKMAL
NIM: 0101.19.0044

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................i


DAFTAR ISI ...................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................7
1.3 Batasan Masalah ......................................................................................................8
1.4 Rumusan Masalah ....................................................................................................8
1.5 Tujuan Penelitian .....................................................................................................9
1.6 Manfaat Penelitian ..................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................... 11
2.1 Kerangka Teoritis ................................................................................................... 11
2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar ............................................................................ 11
2.1.2 Ciri-ciri Motivasi Belajar ................................................................................ 12
2.1.3 Fungsi Motivasi Belajar .................................................................................. 12
2.1.4 Faktor-faktor Motivasi Belajar ........................................................................ 15
2.2 Kreativitas Peserta Didik ........................................................................................ 18
2.2.1 Pengertian Kreativitas Peserta Didik ...............................................................18
2.2.2 Ciri-ciri Kreativitas Peserta Didik ...................................................................21
2.2.3 Bentuk-Bentuk Kreativitas Siswa ....................................................................23
3.3 Hasil Belajar Siswa ................................................................................................ 24
3.3.1 Pengertian Hasil Belajar Siswa ........................................................................24
3.3.2 Indikator Hasil Belajar Siswa ..........................................................................26
3.3.3 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam ........................................................27
3.3.4 Hubungan Kreativitas dengan Hasil Belajar ....................................................28
2.4 Konsep Operasional ............................................................................................. 30
2.5 Penelitian Yang Relevan ........................................................................................ 31
2.6 Hipotesis ................................................................................................................ 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 37
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian................................................................................ 37

iv
3.1.1 Tempat Penelitian ............................................................................................37
3.1.2 Waktu Penelitian .............................................................................................37
3.2 Populasi dan Sampel .............................................................................................. 37
3.2.1 Populasi ...........................................................................................................37
3.2.1 Sampel.............................................................................................................38
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 39
3.4 Teknik Analisa Data ............................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 48

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hasil Belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui

kegiatan belajar dan mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional. Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa

setelah mengalami aktivitas belajar. Hasil belajar dapat ditentukan apabila

seseorang tersebut mempunyai tujuan dalam proses pembelajaran. Proses tersebut

memiliki standar dalam mengukur perubahan atau perkembangan jiwa peserta

didik dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan belajar mengajar. Dengan

demikian, proses belajar mengajar akan memiliki tujuan tertentu sehingga dalam

pelaksanaannya akan berjalan sistematis dan terarah. Hasil belajar adalah proses

untuk melihat sejauh mana siswa dapat menguasai pembelajaran yang ditandai

dengan bentuk angka, huruf, atau simbol tertentu yang disepakati oleh pihak

penyelenggara pendidikan.

Proses pembelajaran merupakan rangkaian kegiatan yang mempunyai

tujuan, yaitu diperolehnya hasil belajar pada diri siswa. Hasil belajar itu berupa

perubahan tingkah laku, baik berbentuk kecakapan, berpikir, sikap, maupun

keterampilan melakukan suatu kegiatan tertentu. Terjadinya perubahan itu

dipengaruhi beberapa faktor, bisa dari dalam diri siswa maupun dari luar diri

siswa. Salah satu faktor dari luar adalah faktor guru. Segala sesuatu yang

dilakukan guru baik dalam memberikan rangsangan, bimbingan, pengarahan, dan

1
2

dorongan untuk terjadinya proses pembelajaran. (Sri Narwati, Creative Learning

Menjadi Guru Kreatif dan Favorit, 2017)

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan

rumusan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi

pula oleh kemampuan guru sebagai perancang belajar-mengajar. Untuk itu guru

dituntut menguasai taksonomi hasil belajar yang selama ini dijadikan pedoman

dalam perumusan tujuan instruksional yang tidak asing lagi bagi setiap guru di

mana pun ia bertugas. Hanya saja masalahnya bagaimana implikasinya dalam

perencanaan belajar-mengajar yang harus dibuat oleh guru sebelummengajar

dalam bentuk satuan pelajaran. (Usman D. M., 2006)

Nana Sudjana mengatakan Hasil dari proses belajar yang dilakukan oleh

siswa adalah hal yang diukur dalam proses evaluasi, atau dengan kata lain hasil

belajar siswa. Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki

oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Masing-masing jenis hasil

belajar tersebut dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Meskipun demikian dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, rumusan hasil belajar

siswa ditujukan pada klasifikasi yang dilakukan oleh Benjamin Bloom. Bloom

membagi hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Kognitif adalah hal-hal yang terkait dengan intelektual seseorang,

misalnya menghafal, memberikan definsi, mengerjakan soal, mengarang, dan

sebagainya. Afektif adalah hal-hal yang terkait dengan sikap seseorang.

Psikomotorik adalah hal-hal yang terkait dengan gerakan. (Yustisianisa, 2012)


3

Membangkitkan motivasi tidaklah mudah, untuk itu usaha-usaha guru

sangat penting dalam proses belajar. Khususnya pelajaran Pendidikan Agama

Islam. Pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu aspek penting

yang perlu diajarkan kepada para siswa di sekolah.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti saat melakukan

Praktek Pengalaman Lapangan juga terdapat kurangnya motivasi belajar di SD

Negeri 002 Bagan Besar, salah satu kasus yang penulis temukan di kelas V masih

banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran Pendidikan Agama Islam , misalnya

siswa di Sekolah Dasar mereka merasa pelajaran ini mudah dan tidak perlu

dipelajari. Mereka tidak menyadari bahwa hasil belajar Pendidikan Agama Islam

itu sangat penting, karena bidang studi Pendidikan Agama Islam mempengaruhi

hasil nilai kelulusan atau kenaikan kelas. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran

siswa dan minimnya motivasi belajar yang diberikan oleh guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam. Hal ini akan berdampak pada hasil yang tidak

memuaskan bahkan pada saat kelulusan masih ada siswa yang tidak lulus pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Guru merupakan faktor terpenting untuk

memberikan dan menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar. Keterlibatan guru

dalam memotivasi siswa sangat menentukan keberhasilan dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam agar tercapainya tujuan pengajaran yang diharapkan.

Motivasi belajar setiap siswa, satu dengan yang lainnya bisa jadi tidak

sama. Hal ini muncul karena perbedaan individual yang berkaitan dengan

kemampuan, minat, cita-cita, gaya belajar dan komoditi psikologis. Misalnya,

seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi
4

akan diberikan hadiah oleh orang tuanya. Contoh lainnya, seorang mahasiswa

mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cumlaude.

Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan

membahagiakan orang tuanya.

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk

melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan menjamin

kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan

dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat diperlukan. Sebab

seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin

melakukan aktivitas belajar. Akan tetapi, motivasi belajar setiap siswa bisa

berbeda-beda seperti ilustrasi di atas, sebab motivasi dipengaruhi oleh beberapa

faktor (Sri Narwati, Creative Learning Menjadi Guru Kreatif dan Favorit, 2017).

Motivasi belajar pada peserta didik dapat menjadi lemah. Lemahnya

motivasi akan melemahkan kegiatan, sehingga mutu hasil belajar akan menjadi

rendah. Motivasi belajar pada diri peserta didik perlu diperkuat terus menerus,

agar peserta didik memiliki motivasi belajar yang kuat, sehingga hasil belajar

yang diraih oleh peserta didik dapat optimal.

Selain motivasi, ada faktor lain yang dapat mempengaruhi hasil belajar

peserta didik, yaitu kreativitas. Keberhasilan kegiatan proses belajar mengajar

tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajar melainkan sangat dipengaruhi oleh

kreativitas peserta didik terhadap materi yang diajarkan. Kreativitas peserta didik

dalam proses pembelajaran akan menyebabkan aktivitas yang timbul dari peserta
5

didik yang akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang

akan mengarah pada peningkatan hasil belajar.

Seperti yang dijelaskan oleh Gagne dalam bukunya Ekawana yang

berjudul penelitian tindakan kelas yang menyatakan bahwa:

“Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari dalam diri

siswa antara lain sikap, perhatian, kreativitas, intelegensi, minat, motivasi dan

aktivitas belajar. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain

keadaan keluarga, keadaan awal, tempat tinggal, guru yang mengajar, cara

mengajar dan lingkungan sekolah”.

Motivasi belajar dan kreativitas dapat meningkatkan hasil belajar pada

peserta didik. Hal tersebut sesuai jika diterapkan dan dikembangkan dalam

pembelajaran PAI. Sesungguhnya menumbuhkan motivasi belajar dan kreativitas

peserta didik itu sangat penting. Seorang guru harus bisa menumbuhkan semangat

kepada peserta didik. Karena dengan motivasi belajar dan kreativitas peserta

didik, guru akan lebih mudah dalam mencapai tujuan belajar mengajar dan tujuan

pendidikan.

Peserta didik memiliki keinginan untuk berhasil dalam proses belajar,

namun pada kenyataannya berbagai upaya yang dilakukan oleh peserta didik

dalam meningkatkan hasil belajar tidak jarang menemui hambatan-hambatan yang

menyebabkan peserta didik mengalami kegagalan dalam mencapai hasil belajar

sesuai dengan yang diharapkan. Sesungguhnya menumbuhkan motivasi belajar

dan kreativitas peserta didik itu sangat penting. Seorang guru harus bisa

menumbuhkan semangat kepada peserta didik. Karena dengan motivasi belajar


6

dan kreativitas belajar peserta didik, guru akan lebih mudah dalam mencapai

tujuan belajar mengajar dan tujuan pendidikan (Jazila, 2020).

Hasil observasi sementara dari data penelitian selama PPL kurang lebih 2

bulan, Peneliti melakukan observasi di SD Negeri 002 Bagan Besar, dalam

observasi tersebut peneliti menemukan masalah. Pertama ketika siswa mengikuti

proses belajar mengajar cenderung lebih pasif dan bermalas-malasan. Kedua

motivasi belajar siswa yang tidak terbentuk, siswa seperti tidak antusias dalam

mengikuti belajar mengajar. Ketiga siswa terkadang mengabaikan penjelasan

guru. Keempat siswa lebih suka mengobrol dan menyebabkan suasana kelas

menjadi berisik. Dan kelima rata-rata hasil belajar studi Pendidikan Agama Islam

siswa yang masih dalam kategori cukup. Apabila dalam kegiatan belajar mengajar

terus terjadi hal yang demikian, tentunya akan memberikan dampak yang tidak

baik.

Motivasi belajar siswa itu dapat muncul dari diri siswa sendiri maupun

dari faktor luar. Pada kenyataannya dalam kegiatan belajar mengajar, terkadang

motivasi siswa tidak terbentuk. Siswa juga akan terus menerus tidak memiliki

motivasi dalam belajar dan akan berpengaruh pada hasil belajarnya. Karena

motivasi belajar itu merupakan faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar

siswa. Ketika siswa tidak senang mengikuti pembelajaran atau memiliki motivasi

yang kurang, tentunya guru harus membangun dan menciptakan motivasi belajar

siswa. Guru dapat membangun dan menciptakan motivasi siswa itu dengan

pengelolaan kelas yang baik. Seperti dengan menggunakan metode pembelajaran,


7

model pembelajaran, penataan ruangan, penataan tempat duduk siswa dan media

pembelajaran yang bervariasi.

Di SD Negeri 002 Bagan Besar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada

mata pelajaran PAI adalah 78. Namun ternyata terdapat masalah terhadap proses

dalam capaian hasil belajar siswa, diantaranya siswa selalu diberikan model

pembelajaran konvensional yang menjadikan siswakurang aktif saat proses belajar

mengajar sehingga siswa kurang mampu mengembangkan potensi-potensi nya

karena model pembelajaran yang kurang mendukung. Selain itu, kurang

terlatihnya kemampuan berpikir kreatif siswa membuat mereka kurang handal

dalam melihat berbagai kemungkinan jawaban atas penyelesaian masalah yang

ada. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru hendaknya memilih stategi dan

model pembelajaran yang selaras dengan pengembangan kemampuan berpikir

kreatif siswa sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 002

Bagan Besar. Salah satu solusinya adalah guru dapat menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) dalam pelajaran PAI.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian lebih lanjut dengan judul “PENGARUH MOTIVASI BELAJAR

DAN KREATIVITAS SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS V DI SD NEGERI 002 BAGAN

BESAR”.

1.2 Identifikasi Masalah

a. Siswa kurang termotivasi dalam belajar

b. Siswa kurang perhatian di dalam belajar


8

c. Siswa kurang berkreativitas dalam belajar

d. Siswa kurang minat dalam belajar

e. Absensi siswa sering tidak hadir

f. Siswa kurang efektif memanfaatkan waktu dan sumber belajar

g. Siswa lambat menguasai materi tertentu

h. Hasil belajar kurang maksimal

1.3 Batasan Masalah

Karena terlalu luasnya permasalahan yang akan diteliti, maka agar

penelitian ini lebih terarah hasilnya, penelitian hanya membahas Mengenai

Motivasi Belajar, Kreativitas Siswa, dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

PAI Kelas V Di SD Negeri 002 Bagan Besar.

1.4 Rumusan Masalah

Merujuk kepada latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Pengaruh Motivasi Belajar di SD Negeri 002 Bagan Besar?

b. Bagaimana Kreativitas Siswa di SD Negeri 002 Bagan Besar?

c. Bagaimana Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 002 Bagan Besar?

d. Bagaimana Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar siswa di SD

Negeri 002 Bagan Besar?

e. Bagaimana Pengaruh Kreativitas Siswa Terhadap Hasil Belajar Siswa di

SD Negeri 002 Bagan Besar?

f. Bagaimana Pengaruh Motivasi Belajar dan Kreativitas Siswa Terhadap

Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 002 Bagan Besar?


9

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Motivasi Belajar di SD Negeri

002 Bagan Besar.

b. Untuk mengetahui Bagaimana Kreativitas Siswa di SD Negeri 002

Bagan Besar.

c. Untuk mengetahui Bagaimana Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 002

Bagan Besar.

d. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap

Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 002 Bagan Besar.

e. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Kreativitas Siswa Terhadap

Hasil Belajar Siswa di SD Negeri 002 Bagan Besar.

f. Untuk mengetahui Bagaimana Pengaruh Motivasi Belajar dan

Kreativitas Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar Siswa di SD Negeri

002 Bagan Besar.

1.6 Manfaat Penelitian

a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk tugas akhir dari perkuliahan

di perguruan tinggi dan bagi penulis untuk memperoleh sarjana pendidikan

Islam yang sekarang bergelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada pada fakultas

Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran

terhadap pengembangan teori yang berkaitan dengan penelitian ini.


10

c. Sebagai sumbangan pemikiran penulis nantinya bagi SD Negeri 002

Bagan Besar.

d. Sebagai landasan untuk mengembangkan penelitian yang lebih luas lagi

tentang perilaku siswa.

e. Sebagai informasi kepada masyarakat luas dan lembaga terkait dengannya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis

Kajian teoritis dimaksudkan untuk menjelaskan teori-teori yang menjadi

landasan berfikir untuk melaksankan suatu penelitian. Setiap penelitian

memerlukan kerja sama dalam memecahkan masalah. Untuk itu perlu disusun

kerangka teori yang memuat pokok pikiran serta menggambarkan darimana

penelitian akan diteliti. Beberapa teori akan diuraikan dibawah ini:

2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang

untuk melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan

sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan

menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga

diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar, motivasi sangat

diperlukan. Sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar

tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Akan tetapi, motivasi belajar

setiap siswa bisa berbeda-beda seperti ilustrasi di atas, sebab motivasi

dipengaruhi oleh beberapa faktor (Sri Narwati, Creative Learning Menjadi

Guru Kreatif dan Favorit, 2017).

Motivasi adalah kemauan, kehendak, keinginan, daya yang mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu. Para ahli dan psikologi sependapat bahwa

motivasi sangat penting untuk keberhasilan siswa belajar. W.S Winkel

11
12

menyatakan motif adalah daya penggerak dari dalam subjek untuk melakukan

aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Leon Joseph,

seorang seniman Prancis di abad 19 bisa memotivasi pelajar melalui nasihatnya

“Kebahagiaan adalah mereka yang berani bermimpi dan berani berkorban demi

mewujudkan mimpinya”. (Sri Narwati, Creative Learning Menjadi Guru

Kreatif dan Favorit, 2017)

2.1.2 Ciri-ciri Motivasi Belajar

H.J.M Hermans menyebutkan bahwa ciri-ciri orang yang mempunyai

motivasi adalah:

a. Kecenderungan mengerjakan tugas-tugas yang menantang namun

tidak berada diatas kemampuannya.

b. Keinginan untuk berusaha dan bekerja sendiri serta menemukan

penyelesaian sendiri.

c. Keinginan kuat untuk maju dan mencapai taraf keberhasilan yang

sedikit diatas taraf yang dicapai sebelumnya.

d. Orientasi pada masa depan, kegiatan belajar dipandang sebagai jalan

menuju realisasi cita-cita.

e. Keuletan dalam Bekerja. (Warti, 2013)

2.1.3 Fungsi Motivasi Belajar

Prayitno Sardiman, 1988: mengatakan bahwa fungsi dari motivasi dalam

PBM adalah:

a. Menyediakan kondisi yang optimal bagi terjadinya belajar.

b. Menguatkan semangat siswa dalam belajar.


13

c. Menimbulkan perhatian siswa agar mau belajar.

d. Mengingatkan perhatian siswa agar mau dan menemukan serta memilih.

jalan/tingkah laku yang sesuai untuk mendukung pencapaian tujuan

belajar maupun tujuan hidup jangka panjang.

Motivasi siswa untuk menerima pelajaran berbeda-beda, ada yang

memiliki motivasi tinggi dan ada pula motivasi rendah. Cara menumbuhkan

motivasi belajar pada siswa diantaranya sebagai berikut:

a. Sukses akademis

b. Pentingnya nilai tinggi

c. Kepuasan belajar

d. Cari Tehnik Belajar Sedikit dengan Hasil Belajar banyak

e. Ketahui posisi anda di dalam kelas

Cara menumbuhkan motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut:

a. Sukses akademis

Prestasi akademis yang baik, adalah motivasi untuk mempertahankan dan

mengembangkan potensi diri anak. Dengan mengikuti teknik-teknik belajar

yang efisien, maka tidak sulit untuk mendapatkan nilai diatas rata-rata.

b. Pentingnya nilai tinggi

Jika anda selalu mendapat nilai tinggi, maka akan lebih mudah memasuki

perguruan tinggi atau sekolah favorit yang lebih luas dan lengkap, lebih

murah dan bermutu.


14

c. Kepuasan Belajar

Kalau anda belajar merasa dipaksa, pertanda anda kurang punya motivasi.

Pertama kali anda mempelajari sesuatu bolehlah merasa terpaksa. Akan

tetapi, makin lama anda pelajari, anda akan mendapatkan kepuasan

tersendiri.

d. Cari Teknik Belajar Sedikit dengan Hasil Besar

Temukan teknik, waktu dan lingkungan belajar yang member hasil yang

maksimal bagi anda. Anda mungkin mengatakan dalam hati “Ah, buang

waktu saja melakukan evaluasi seperti itu” Mungkin anda benar. Bukankah

anda akan menikmati hasilnya berpuluh-puluh tahun kemudian! Sebab,

meskipun anda sudah bekerja nanti, anda masih tetap akan belajar untuk

kemajuan karir anda sendiri.

e. Ketahui di mana Posisi Anda di Dalam Kelas

Apakah anda berada pada sepuluh persen terbaik, 25% teratas, 50%

ditengah atau 25% terbawah. Dengan mengetahui posisi anda, anda dapat

menentukan target objektif yang harus anda capai. Kalau anda sekarang ada

pada rank ke - 35, anda bisa buat target untuk berada di rank ke 20 pada

semester yang akan dating. Kemudian pada rank ke 15 pada semester

berikutnya: dan seterusnya sampai tertinggi. Motivasi belajar siswa sangat

mempengaruhi hasil belajar. (Warti, 2013)


15

2.1.4 Faktor-faktor Motivasi Belajar

Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan

mengapa terjadi perbedaan motivasi belajar pada diri masing-masing siswa,

diantaranya:

a. Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan

hasrat seksual

b. Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan

intelektual

c. Perbedaan kasih sayang (love needs) yang diterimanya

d. Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya, prestise memiliki

mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.

e. Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan

bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam

dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Selain itu, ada dua faktor yang juga berpengaruh terhadap motivasi

belajar siswa, diantaranya:

1. Motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk

karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk

mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan. Faktor

internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang

termasuk dalam faktor internal adalah intelegensi (kecerdasan), minat,

bakat, emosi, fisik, dan sikap. Intelegensi dalam proses pendidikan

dianggap sangat penting sehingga dipandang menentukan dalam hal


16

berhasil dan tidaknya seseorang dalam belajar. Istilah lain dari

Intelegensi adalah kecerdasan, untuk menyatakan seseorang itu cerdas

atau memiliki intelegensi tinggi apabila orang tersebut dapat dengan

cepat dan berhasil menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapinya

(Nursalim dkk, 2007: 97). Minat adalah keinginan dan kegairahan yang

tinggi, terhadap sesuatu (Muhibbin Syah, 1995: 136).

Menurut Ahmad (1980: 79), minat adalah kecenderungan seseorang

pada hal-hal tertentu adalah karena mereka merasa tertarik pada hal-hal

tertentu, biasanya disertai dengan rasa senang pada hal-hal tertentu.

Pandangan umum mengatakan bahwa seseorang akan lebih berhasil jika

belajar dalam bidang yang sesuai dengan bakatnya. Memandang mengenai

bakat- bakat peserta didik seawal mungkin sangat penting, agar mereka

dapat memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan bakatnya

masing-masing. Mengidentifikasi bakat seseorang bukanlah hal yang mudah

menurut (Nursalim dkk, 2007: 110).

2. Motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari

orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi

psikologis orang yang bersangkutan. Faktor eksternal adalah faktor yang

berasal dari kondisi luar diri siswa. Kondisi yang berasal dari luar diri

siswa diantaranya adalah: Keluarga, sekolah, dan masyarakat. Faktor

keluarga yang dapat mempengaruhi proses belajar siswa, antara lain pola

asuh orang tua, cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga

(misalnya akrab, saling tidak peduli, sering cekcok atau bertengkar),


17

suasana rumah (misalnya selalu ada keributan), kebudayaan keluarga

(misalnya disiplin ketat dan kurang disiplin), serta keadaan sosial-

ekonomi keluarga (misalnya ekonomi tinggi, menengah, atau bawah dan

terpandang atau tidak). Faktor dari lingkungan sekolah yang dapat

mempengaruhi proses belajar siswa, antara lain metode mengajar yang

digunakan guru (misalnya berpusat pada guru atau berpusat pada siswa),

jenis kurikulum yang diberlakukan, hubungan antara guru dengan siswa

(misalnya sangat akrab, terbuka atau sangat tertutup), hubungan antar

siswa (misalnya adanya persaingan atau kerja sama), model disiplin

sekolah yang dikembangkan, jenis mata pelajaran dan beban belajar

siswa, waktu sekolah (misalnya masuk pagi atau masuk siang), keadaan

gedung sekolah, kuantitas tugas rumah, media pembelajaran yang sering

digunakan, dan sebagainya. Faktor-faktor di lingkungan masyarakat yang

dapat mempengaruhi proses belajar siswa termasuk jenis kegiatan yang

siswa ikuti dalam komunitas (misalnya, klub pemuda, pengelola masjid

atau tidak berpartisipasi dalam kegiatan apa pun), teman bermain siswa

(misalnya status sosial, jenjang sekolah sama lebih tinggi atau lebih

rendah), media massa yang dikonsumsi (misalnya berita, gosip, olahraga,

dan sebagainya), kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di masyarakat dan

sebagainya (Irham, 2013 :129)

Bagi siswa yang selalu memerhatikan materi pelajaran yang

diberikan, bukanlah masalah bagi guru. Di dalam diri siswa tersebut ada

motivasi, yaitu motivasi intrinsik. Siswa yang demikian biasaanya


18

dengan kesadaran sendiri memerhatikan penjelasan guru. Rasa ingin

tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan. Berbagai

gangguan yang ada disekitarnya, kurang dapat memengaruhinya agar

memecahkan perhatiannya. Lain halnya bagi siswa yang tidak ada

motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak

diperlukan. Disini tugas guru adalah membangkitkan motivasi peserta

didik sehingga ia mau melakukan belajar.

Berikut ini beberapa strategi yang digunakan guru untuk menumbuhkan

motivasi belajar siswa diantaranya: (Sri Narwati, Creative Learning Menjadi

Guru Kreatif dan Favorit, 2017)

1. Membantu siswa menentukan tujuan dan cita-cita

2. Hargai setiap individu

3. Reward dan punishment

4. Ciptakan semangat berkompetensi yang jujur

5. Belajar bukan karena paksaan

6. Bantu siswa untuk fokus

7. Tidak ada kamus menyerah

8. Membutuhkan waktu dan kesabaran.

2.2 Kreativitas Peserta Didik

2.2.1 Pengertian Kreativitas Peserta Didik

Menurut John M. Echols dan Hasan Shadily, Ditinjau dari asal katanya,

kreativitas berasal dari bahasa Inggris creativity yang berarti “daya cipta”.

Adapun secara kontekstual, pengertian kreativitas cukup beragam. Menurut


19

Dedi Supriadi,dari berbagai pengertian yang ada, ditemukan adanya titik

kesamaan, yaitu kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru,

baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang

ada sebelumnya.

Sutrisno menyatakan bahwa sedemikian pentingnya makna kreativitas,

guru harus memahami bahwasanya setiap siswa memiliki tingkat keragaman

yang berbeda satu sama lain. Kegiatan pembelajaran seyogyanya didesain agar

masing-masing siswa dapat mengembangkan potensinya secara maksimal,

dengan memberikan kesempatan dan kebebasan secara konstuktif (N.N, Etika

Profesi Guru, 2012).

Secara harfiah, makna kata kreativitas berisi tentang kata kreatif yang

diartikan sebagai kemampuan untuk menciptakan, memiliki, daya cipta.

Departemen Pendidikan dan kebudayaan, Komite Penasehat Nasional bidang

Pendidikan Kreatif dan Pendidikan Budaya menggambarkan kreativitas

sebagai bentuk aktivitas imajinatif yang mampu menghasilkan sesuatu yang

bersifat original (murni / asli) dan memiliki nilai.

Menurut Anna Craft, Kreativitas adalah kemampuan istimewa seseorang

yang didominasi oleh kekuatan imajinasi dan gerak mencipta. Kreativitas

bukanlah potensi khusus yang diwariskan secara turun-temurun melalui

persilangan genetik semata, tetapi kemampuan yang terbentuk atau dibentuk

melalui proses pengalaman, pembelajaran, imajinasi dan berpikir manusia.

Menurut Jasa Ungguh Muliawan, Kreativitas merupakan kemampuan

seseorang untuk menciptakan, memadukan pemikiran dan imajinasi sehingga


20

menghasilkan sesuatu yang bersifat original baik berupa ide-ide, kegiatan dan

performa unik yang dapat menarik minat banyak orang atau sebagai

kemampuan untuk memberikan gagasan baru dalam upaya pemecahan

masalah. Kreativitas bukanlah potensi khusus yang diwariskan secara turun-

temurun, melainkan terbentuk melalui proses pengalaman, pembelajaran,

imajinasi dan berpikir manusia. (Handoyo, 2018)

Menurut Supriadi, Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk

melahirkan sesuatu yang baru,baik berupa gagasan maupun kerja nyata, yang

relatif berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Menurut Francis H.Cartier juga mengatakan ,”hanya ada satu cara saat

seseorang membutukan sebuah ide baru, yaitu dengan menggabungkan atau

penyatuan dua ide atau lebih yang di milikinya ke dalam suatu penjajaran

baru,untuk menemukan suatu hubungan diatara ide-ide tersebut yang belum

pernah mereka sadari sebelumnya.”Bedasarkan pendapat pendapat tersebut,

Arthur koestler menyatakan bahwa orisinalitas kreatif tidak berarti

menciptakan atau menghasilkan sebuah ide-ide dari suatu ketiadaan melainkan

dari suatu penggabungan pola-pola pikiran-pikiran yang telah terbentuk dengan

baik. Tindakan kreatif itu menyingkap, menyeleksi, mengubah susunan,

menggabungkan, menyitesiskan fakta-fakta, ide-ide, keahlian, dan

keterampilan yang sudah ada.

Kreativitas anda di tentukan sejauh mana anda menginginkan hal-hal

baru. Motivasi ini di landasi sejauh mana anda menginginkan perbaikan dalam
21

hidup atau sejauh mana anda sedang mengalami kesulitan. (Sri Narwati,

Creative Learning Menjadi Guru Kreatif dan Favorit, 2017)

2.2.2 Ciri-ciri Kreativitas Peserta Didik

Amabille (1983) menyampaikan bahwa penentuan kriteria kreativitas

menyangkut tiga dimensi yaitu:

a. Dimensi proses, segala produk yang dihasilkan dari proses itu

dianggap sebagai produk kreatif.

b. Dimensi person, sering dikatakan sebgai kepribadian kreatif.

c. Dimensi produk-produk kreatif, menunjuk pada hasil perbuatan,

kinerja atau karya seseorang dalam bentuk barang atau gagasan.

Setiap orang pada dasarnya memiliki kreativitas dengan tingkat yang

berbeda-beda. Kreativitas seseorang tidak berlangsung dalam kevakuman,

melainkan didahului oleh hasil-hasil kreativitas orang-orang yang berkarya

sebelumnya. Dapat dikatakan juga sebagai kemampuan seseorang menciptakan

kombinasi baru dari hal yang telah ada sehingga menghasilkan sesuatu yang

baru. (Sri Narwati, Creative Learning Menjadi Guru Kreatif dan Favorit, 2017)

Dalam GBHN 1993 Kebijakan tentang Pengembangan Kreativitas

dinyatakan bahwa pengembangan kreativitas (daya cipta) hendaknya dimulai

pada usia dini, yaitu di lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan

pertama dan dalam pendidikan pra-sekolah. (Utami Munandar, 2014).

Sund menyatakan dalam buku Slameto (2015: 147-148) bahwa individu

dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri, yaitu sebagai

berikut:
22

1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar.

2. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru.

3. Panjang akal.

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti.

5. Cenderung lebih menyukai tugas yang berat dan sulit.

6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan.

7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas.

8. Berpikir fleksibel.

9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban

lebih banyak.

10. Kemampuan membuat analisis dan sintesis.

11. Semangat bertanya serta meneliti.

12. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik.

13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa individu yang

memiliki kreativitas dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu sebagai berikut:

a. Rasa ingin tahu yang tinggi.

b. Berpikir fleksibel.

c. Imajinatif.

d. Ulet.
23

2.2.3 Bentuk-Bentuk Kreativitas Siswa

Menurut bentuknya, dalam buku yang ditulis Jasa Ungguh Muliawan

(2016:58-65), materi kreativitas pada anak usia sekolah dapat dibedakan dalam

7 jenis. Ketujuh jenis tersebut adalah:

a) Kemampuan Mengenali suatu Objek.

b) Kemampuan Berbicara.

c) Kemampuan Berpikir/Menalar.

d) Kemampuan Berperilaku.

e) Kemampuan Menyusun Kembali.

f) Kemampuan Berimajinasi.

g) Kemampuan Merangkai Bentuk

Menurut Jasa Ungguh Muliawan ada beberapa hal atau cara

yang dapat digunakan untuk menumbuh-kembangkan kreatifitas. Cara-cara itu

antara lain:

a) Pembiasaan.

b) Latihan

c) Supply (penyediaan) Media Perantara

d) Memakai Tenaga Bantu.

e) Pembelajaran Formal.

Harus kita akui, bahwa dalam kenyataannya guru tidak dapat

mengajarkan kreativitas, tetapi ia dapat memungkinkan kreativitas muncul,

memupuknya dan merangsang pertumbuhannya.


24

Menurut Slameto, berikut ini merupakan cara mengajar guru yang dapat

mendorong kreativitas anak secara keseluruhan, yaitu:

a) Belajar adalah sangat penting dan sangat menyenangkan.

b) Anak patut dihargai dan disayangi sebagai pribadi yang unik.

c) Anak hendaknya menjadi pelajar yang aktif.

d) Anak perlu merasa bebas untuk mendiskusikan masalah.

e) Pengalaman belajar hendaknya dekat dengan pengalaman dunia nyata

(Handoyo, 2018).

3.3 Hasil Belajar Siswa

3.3.1 Pengertian Hasil Belajar Siswa

Menurut Rusman, Hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang

diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga

penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat bakat, penyesuaian sosial,

jenis-jenis keterampilan, cita-cita, keinginan dan harapan.

Secara sederhana, menurut Ahmad Susanto, yang dimaksud dengan hasil

belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan

belajar. (Handoyo, 2018)

Menurut Bloom dan Krathwohl, hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan

belajar mengajar. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa hasil belajar dapat terlihat

dari tingkah laku siswa. Hal ini memberikan pula petunjuk bagi guru dalam

menentukan tujuan-tujuan dalam bentuk tingkah laku yang diharapkan dari

dalam diri siswa (Usman, 2006).


25

Hasil belajar siswa dapat diketahui berdasarkan hasil yang diperoleh

siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Informasimengenai kinerja

siswa tersebut bisa didapatkan dari pengamatan keaktifan siswa, wawancara

tentang kesulitan belajar, wawancara tentang hal-hal terkait, pengalaman

langsung saat kegiatan pembelajaran, dan sebagainya.

Menurut Dr. Nana Sudjana, beberapa aspek yang dapat dilihat dari hasil

belajar yang dicapai oleh siswa antara lain adalah :

a) Perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku siswa setelah menyelesaikan

pengalaman belajarnya.

b) Kualitas dan kuantitas penguasaan tujuan instruksional oleh para siswa.

c) Jumlah siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional minimaldari

jumlah instruksional yang harus dicapai

d) Hasil belajar tahan lamadiingat dan dapat digunakan sebagai dasar dalam

mempelajari bahan berikutnya.

Menurut Gagne yang ditulis dalam buku Fajri Ismail (2016:39)

menyebutkan hasil belajar dibagi menjadi lima kategori yaitu:

1) Informasi verbal.

2) Keterampilan intelektual.

3) Strategi kognitif.

4) Keterampilan motorik.

5) Sikap
26

3.3.2 Indikator Hasil Belajar Siswa

Menurut Deni Kurniawan, Indikator hasil belajar adalah ciri-ciri yang

tampak, dapat dilihat, teramati dan dapat diukur sebagai ciri penunjuk bahwa

seseorang telah belajar, yaitu adanya perubahan.Indikator hasil belajar ini

adalah sejumlah kompetensi dasar.Artinya, indikator hasil belajar adalah

sejumlah kemampuan kecil, tugas-tugas yang merupakan komponen dari suatu

kompetensi dasar.

Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris (2018: 15) beberapa hal yang

menjadi indikator keberhasilan siswa dalam belajar adalah sebagai berikut:

1) Antusias siswa mengerjakan tugas.

2) Keaktifan siswa mengemukakan pendapat.

3) Keberanian siswa bertanya.

4) Keberanian siswa menjawab pertanyaan.

Selain itu, menurut Syaiful Bahri Djamarah (2010: 411), indikator yang

dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan hasil belajar seseorang

adalah sebagai berikut:

a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan mencapai

prestasi tinggi, baik secara individu maupun kelompok.

b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran khusus telah dicapai

peserta didik baik secara individu maupun kelompok (Handoyo, 2018).


27

3.3.3 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan pelajaran bahasa

yang wajib dipelajari oleh setiap murid/siswa dari mulai mengenal pendidikan

yaitu TK, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA sampai dengan perguruan tinggi.

Menurut Dzakiah Darajat, Pendidikan Agama Islam adalahproses

pendidikan dimana Nabi Muhammad SAW, telah mengajak orang untuk

beriman dan beramal serta berakhlak sesuai dengan ajaran Islam dengan

berbagai metode dan pengajaran. Pendapat tersebut memberikan gambaran

bahwa pendidikan Islam itu lebih banyak ditujukan kepada perbaikan sikap

mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan diri

sendirimaupun terhadap orang lain. Di samping itu pendidikan Islam tidak

hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga bersifat praktis. Ajaran Islam tidak

memisahkan antara iman dan amal shaleh, oleh karena itu pendidikan Islam

adalah sekaligus pendidikan iman dan penddikan amal.

Menurut Muhammad Atiyyah al-Abrasyi, menyatakan ada lima tujuan

Pendidikan Agama Islam, yaitu :

1. Membantu pembentukan akhlak yang mulia

2. Persiapan untuk kehidupan dunia dan kehidupan akhirat

3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatan

4. Menumbuhkan roh ilmiah (scientific spirit) pada pelajardan memenuhi

keinginan untuk mengetahui (curiosity)

5. Menyiapkan pelajar dari segi profesional dan teknis


28

Menurut Abdul Rahman Saleh Abdullah bahwa tujuan dari pada

Pendidikan Islam yang diberikan oleh para pendidik kepada peserta didik ada

3, yaitu :

a. Physical aims (tujuan secara fisik)

b. Spritual aims (tujuan secara rohani)

c. Mental aims (tujuan secara akal pemikiran)

Menurut Hasan Langgulung dalam bukunya Manusia dan Pendidikan,

berpendapat bahwa tujuan Pendidikan adalah untuk menjalankan tiga fungsi

yang secara keseluruhan bersifat normatif, yang mana fungsi-fungsi tersebut

adalah:

1. Menentukan haluan bagi proses pendidikan

2. Pelaksanaan penentuan haluan yang dimaksud yaitu memberiksn

rangsangan, artinya jika haluan dan proses pendidikan tersebut dipandang

bernilai dan ia inginkan, maka tentulah akan mendorong pelajar

mengeluarkan tenaga yang diperlukan menjadi kriteria dalam menilai

proses pendidikan. (Rahmayana, 2020)

3.3.4 Hubungan Kreativitas dengan Hasil Belajar

Menurut Sabrin, mengatakan bahwa Semakin tinggi kreativitas peserta

didik, maka semakin besar pula peluangnya untuk mencapai tujuan dari

pendidikan.Hasil belajar yang diperoleh siswa sangat berkaitan erat dengan

kreativitas yang dimilikinya. Selain itu, dalam buku Utami Munanadar (2014;

183), kreativitas juga berfungsi penuh terhadap peningkatan hasil belajar.

Adapun fungsi kreativitas terhadap hasil belajar adalah sebagai berikut:


29

1. Dengan kreativitas, siswa belajar akan bertambah giat.

2. Pengembangan kreativitas bagi siswa akan dapat memupuk dan

merangsang proses belajar siswa sehingga hasil belajarnya akan baik.

3. Dengan kreatif dalam belajar, maka siswa akan dapat mewujudkan

aktualisasi diri.

4. Kreativitas atau berpikir kreatif

5. Kreativitas memungkinkan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.

6. Dengan berkreativitas akan membantu siswa menempatkan diri dalam

situasi belajar yang tepat. Dengan demikian, kreativitas mempunyai

hubungan yang erat terhadap hasil belajar siswa, sebab anak yang kreatif

selalu memiliki minat belajar yang tinggi, rasa percaya diri serta tidak

mudah putus asa sehingga ia selalu kreatif dalam belajar untuk

memperoleh prestasi belajar yang memuaskan. (Handoyo, 2018)

Di SD Negeri 002 Bagan Besar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

pada mata pelajaran PAI adalah 78. Namun ternyata terdapat masalah terhadap

proses dalam capaian hasil belajar siswa, diantaranya siswa selalu diberikan

model pembelajaran konvensional yang menjadikan siswakurang aktif saat

proses belajar mengajar sehingga siswa kurang mampu mengembangkan

potensi-potensi nya karena model pembelajaran yang kurang mendukung.

Selain itu, kurang terlatihnya kemampuan berpikir kreatif siswa membuat

mereka kurang handal dalam melihat berbagai kemungkinan jawaban atas

penyelesaian masalah yang ada. Untuk mengatasi hal tersebut maka guru

hendaknya memilih stategi dan model pembelajaran yang selaras dengan


30

pengembangan kemampuan berpikir kreatif siswa sehingga mampu

meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri 002 Bagan Besar. Salah satu

solusinya adalah guru dapat menggunakan Model Pembelajaran Berbasis

Proyek (PjBL) dalam pelajaran PAI.

2.4 Konsep Operasional

Konsep operasional merupakan suatu pemberian batasan terhadap konsep

teoritis. Agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang

hendak dicapai, maka sangat perlu penulis mengoperasionalkan konsep-konsep

teori yang masih abstrak ke dalam konsep operasional yang lebih konkrit sehingga

dapat diukur dan diteliti kebenarannya secara empiris.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas dan tidak menimbulkan

kesalahpahaman atas judul penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan

beberapa maksud dari sub judul dengan tujuan agar diperoleh pengertian yang

jelas dan batasan-batasan yang tegas terhadap permasalahan, yaitu:

Variabel Dimensi Indikator


Variabel 1. Faktor Internal a. Siswa dalam belajar memiliki
X.1 kesadaran diri
Motivasi b. Siswa memiliki perhatian dalam
Belajar proses pembelajaran
c. Siswa memiliki kinat dalam
pembelajaran
d. Siswa menganggap pembelajaran
sebagai kebutuhan

2. Faktor Eksternal a. Siswa memiliki dukungan dari orang


tua
b. Siswa memiliki dukungan dari guru
c. Sarana dan prasana diberikan siswa
memadai
d. Keadaan lingkungan konlusif
31

Variabel 1. Dimensi proses a. Segala produk yang dihasilkan dari


X.2 proses itu dianggap sebagai produk
Kreativitas kreatif
Siswa
2. Dimensi person a. Sering dikatakan sebagai kepribadian
kreatif

3. Dimensi produk a. Menunjukkan pada hasil perbuatan,


kreatif kinerja, atau karya seseorang dalam
bentuk barang atau jasa

Variabel Siswa kelas V yang Nilai Rapor Semester Ganjil Tahun


Y terdiri dari kelas VA, ajaran 2022/2023
Kenakalan VB, dan VC
Remaja

2.5 Penelitian Yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Erlis Warti Pengaruh Motivasi Populasi terjangkau pada

Belajar Siswa penelitian ini adalah siswa

terhadap Hasil kelas VI SD Angkasa 10

Belajar Matematika Halim Perdana Kusuma yang

Siswa di SD berjumlah 50 orang,

Angkasa 10 Halim sedangkan sampel penelitian

Perdana Kusuma diambil secara acak

Jakarta Timur sederhana, untuk mengukur

motivasi menggunakan tes

skala sikap yang didasarkan

pada validasi isi dan tes hasil


32

belajar menggunakan soal-soal

yang diberikan sesuai dengan

kurikulum yang berjalan.

Dengan keterandalan dihitung

menggunakan uji normalitas

dan uji homogenitas yang

dilanjutkan dengan uji t (uji

dua pihak) pada signifikan

pada taraf signifikan 0,05.

Pada uji kelompok eksperimen

diperoleh (Y=0,0978 dan L

tabel=0,161 dan X Lo =

0.0974).Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa

“Terdapat pengaruh yang

positif antara motivasi belajar

siswa dengan hasil belajar

matematika siswa, dengan

persamaan regresi

Y=a+bx=29,65+0,605x.

Koefesien korelasi (r)=0,974

signifikan pada 0,05. Angket

yang akan digunakan dalam


33

pengambilan data terdiri dari

variabel X (motivasi belajar),

dan variabel y (hasil belajar

siswa).

2 Middya Boty Hubungan Hubungan Kreativitas Dengan

dan Ari Kreativitas Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas V

Handoyo Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Bahasa

Kelas V Mata Indonesia Di MI Ma’had

Pelajaran Bahasa Islamy Palembang bertujuan

Indonesia Di MI untuk mengetahui hubungan

Ma’had Islamy antarakreativitas dengan hasil

Palembang belajar siswa kelas V di MI

Ma’had Islamy Palembang.

Penelitian ini menggunakan

pendekatan

kuantitatif,sedangkan populasi

dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V MI

Ma’had Islamy yang berjumlah

26 siswa.

Kreativitas belajar siswa secara

umum berada pada kategori

sedang dengan persentase


34

69,24% dan hasil belajar

bahasa Indonesia siswa secara

umum juga pada kategori

sedang dengan persentase

76,92%. Hasil analisis data

menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan

antara kretivitas dengan hasil

belajar bahasa Indonesia siswa

kelas V di MI Ma’had Islamy

Palembang Tahun Ajaran

2017-2018.

2.6 Hipotesis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, hipotesis adalah sesuatu yang

dianggap benar, untuk alasan atau pengutaraan pendapat (teori, proposisi, dan

sebagainya) meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan, dengan kata lain

anggapan dasar.

Menurut Saebani hipotesis merupakan dugaan sementara yang mengandung

pernyataan-pernyataan ilmiah, tetapi masih memerlukan pengujian. Oleh karena

itu, hipotesis dibuat berdasarkan hasil penelitian masa lalu atau berdasarkan data-

data yang telah ada sebelum penelitian dilakukan secara lebih lanjut yang

tujuannya menguji kembali hipotesis tersebut.


35

Untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh variabel X.1 (motivasi belajar,

dan variabel Y hasil belajar), variabel X.2 (kreativitas peserta didik, dan variabel

Y hasil belajar), maka penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:

1. Hipotesa 1:

Hipotesa Alternatif (Ha) : Terdapat hubungan yang signifikan

antara Motivasi Belajar Terhadap Hasil

Belajar Siswa.

Hipotesa Alternatif (Ho) : Tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara Motivasi Belajar Terhadap Hasil

Belajar Siswa.

2. Hipotesa 2:

Hipotesa Alternatif (Ha) : Terdapat hubungan yang signifikan antara

Kreativitas Peserta Didik Terhadap Hasil

Belajar Siswa.

Hipotesa Alternatif (Ho) : Tidak Terdapat hubungan yang signifikan

antara Kreativitas Peserta Didik Terhadap

Hasil Belajar Siswa.

3. Hipotesa 3:

Hipotesa Alternatif (Ha) : Terdapat hubungan yang signifikan antara

Motivasi Belajar dan Kreativitas Peserta

Didik Terhadap Hasil Belajar Siswa.

Hipotesa Alternatif (Ho) : Tidak terdapat pengaruh yang Signifikan

antara Motivasi Belajar dan Kreativitas


36

Peserta Didik Terhadap Hasil Belajar

Siswa.

Dari hipotesis di atas, penulis memiliki dugaan sementara bahwa terdapat

hubungan yang signifikan secara Motivasi Belajar Siswa dan Kreativitas Peserta

Didik terhadap Hasil Belajar siswa di SD Negeri 002 Bagan Besar.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian

3.1.1 Tempat Penelitian

Adapun lokasi atau tempat penelitian yang akan diteliti penulis yaitu di

SD Negeri 002 Bagan Besar yang beralamatkan di Jalan Panti Asuhan Takdir

Illahi, Bagan Besar, Kota Dumai, Riau 28882, Indonesia

3.1.2 Waktu Penelitian

Pada tanggal 7 Januari 2023 saya menjumpai Kepala SD Negeri 002

Bagan Besar untuk melakukan survei awal dan meminta izin untuk

mengadakan penelitian di sekolah. Pada tanggal 6 Februari 2023 saya

menjumpai dosen pembimbing untuk bimbingan pertama. Pada tanggal 21

Februari 2023 saya menemui dosen pembimbing untuk bimbingan kedua. Pada

tanggal 23 Februari 2023 saya menjumpai dosen pembimbing untuk bimbingan

ketiga.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Itulah definisi populasi

dalam penelitian. Populasi di sini maksudnya bukan hanya orang atau makhluk

hidup, akan tetapi juga benda-benda alam yang lainnya. Populasi juga bukan

37
38

hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek atau subyek yang dipelajari, akan

tetapi meliputi semua karakteristik, sifat-sifat yang dimiliki oleh obyek atau

subyek tersebut. Bahkan satu orangpun bisa digunakan sebagai populasi,

karena satu orang tersebut memiliki berbagai karakteristik, misalnya seperti

gaya bicara, disiplin, pribadi, hobi, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, populasi yang diambil dari penelitian ini adalah Semua

siswa kelas V di SD Negeri 002 Bagan Besar, yang terdiri dari kelas VA, VB,

dan VC. Seluruh siswa kelas V berjumlah 65 Siswa.

Jumlah
No Kelas Jumlah
Laki-laki Perempuan

1 VA 11 9 20

2 VB 10 11 21

3 VC 12 12 24

Total 33 32 65

Sumber: TU SD Negeri 002 Bagan Besar

3.2.1 Sampel

Menurut Mardalis sampling atau sampel yaitu sebagian dari seluruh

individu yang menjadi objek penelitian. Tujuan penentuan sampel ialah untuk

memperoleh keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati

hanya sebagian dari populasi. Dalam pengambilan sampel penelitian menurut

Suharsimi, apabila subjeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil

semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Dikarenakan


39

Populasi pada penelitian ini kurang dari 100 maka peneliti mengambil seluruh

dari populasi.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian teknik atau metode pengumpulan data yang lazim di

gunakan antara lain teknik kuesioner atau angket, teknik wawancara , teknik

observasi, dan teknik dokumen. Untuk mengumpulkan data dengan menggunakan

teknik- teknik tersebut, diperlukan alat bantu instrumen dalam penelitian penulis

beberapa instrumen penelitian yaitu:

a. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan terhadap suatu objek menggunakan

alat indra, yaitu melalui penglihatan, peraba, penciuman, dan pengecapan.

Dalam penelitian ini, pengamatan didasarkan atas pengalaman secara

langsung terhadap objek yang diteliti. Pengamatan ini memungkinan

peneliti bisa melihat dan mengamati sendiri serta mencatat perilaku, dan

kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Dengan

demikian,bisa dipeoleh hasil yang konkret dalam penelitian. Observasi ini

dilakukan di sekolah pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung dan

pada waktu istirahat.

b. Wawancara

Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi. Dan hasil

wawancara di tentukan oleh beberapa faktor yang berinteraksi

mempengaruhi arus informasi, faktor - faktor tersebut ialah Perwancara

responden topik penelitian yang bertuang pertanyaan dan situasi


40

wawancara. Teknik wawancara yang di gunakan dalam penelitian ini jenis

wawancara terstruktur, dimana pewawancara sudah mempersiapkan daftar

pertanyaan yang akan di ajukan narasumber.

Disini, peneliti akan melakukan tanya jawab guru SD Negeri 002

Bagan Besar. peneliti menggunakan wawancara terstruktur. Dengan

wawancara terstruktur, peneliti akan lebih mudah dalam melakukan

wawancara. Sebab, peneliti telah merancang terlebih dahulu pertanyaan

dan elternatif jawaban yang mungkin diutarakan oleh kepala sekolah.

Dengan demikian, sebuah wawancara akan mengasilkan data yang

diharapkan secara maksimal dan runtun. Dalam penelitian ini, peneliti juga

menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk menambah keakraban

peneliti dan narasumber. Pernyataan yang dilontarkan juga tidak terlalu

berpatokan pada sebuah yang telah tertulis, namun masih tetap bertanya

seputar pendidikan agama dalam keluarga dan teman sebaya serta

kenakalan remaja.

c. Angket

Teknik angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara

pengumpulan data secara tidak langsung (Peneliti tidak langsung bertanya-

tanya dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga

disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus

dijawab atau direspon oleh responden. Untuk memperoleh data yang akan

di analisis nantinya dalam skripsi maka penulis melakukan penyebaran

angket kepada siswa di SD Negeri 002 Bagan Besar.


41

d. Dokumentasi

Dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung

kepada subjek penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data

yang meneliti berbagai macam dokumen yang berguna untuk bahan

analisis. Teknik dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data

dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen

tertulis, gambar maupun elektronik. Untuk memperoleh data pendukung

yang dibutuhkan dari sumber yang dapat dipercaya, maka digunakan

teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi berguna untuk memperoleh data

tentang jumlah karyawan dan data tentang gambaran umum. Dengan cara

ini peneliti dapat menetukan dan menyusun variabel yang sesuai.

3.4 Teknik Analisa Data

Teknik analisis data merupakan suatu proses mengklasifikasikan,

memberikan kode -kode tertentu, mengolah dan menafsirkan data hasil penelitian

menjadi bermakna.

a. Uji Instrumen

Menyusun instrumen merupakan langkah penting dalam pola prosedur

penelitian. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data

yang diperlukan. Bentuk instrumen berkaitan dengan metode pengumpulan

data, misal metode wawancara yang instrumennya pedoman wawancara.

Metode angket atau kuesioner, instrumennya berupa angket atau kuesioner.

Metode tes, instrumennya adalah soal tes, tetapi metode observasi,

instrumennya bernama chek-list.


42

Menyusun instrumen pada dasarnya adalah menyusun alat evaluasi,

karena mengevaluasi adalah memperoleh data tentang sesuatu yang diteliti,

dan hasil yang diperoleh dapat diukur dengan menggunakan standar yang

telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Dalam hal ini terdapat dua macam

alat evaluasi yang dapat dikembangkan menjadi instrumen penelitian, yaitu

tes dan non-tes.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,

lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

1) Uji Validitas

Validitas berkaitan dengan sejauh mana ketepatan alat ukur dalam

mengukur apa yang hendak di ukur. Konsep validitas mengacu pada

kelayakan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan sebuah simpulan yang dibuat

berdasarkan skor hasil tes.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau keaslian suatu instrumen. Validitas menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen

yang valid memiliki validitas rendah. Intrumen dikatakan valid apabila

mampu mengukur apa yang diinginkan, dan mampu mengungkapkan data

dari variabel yang diteliti secara tepat.


43

Validitas diuji dengan rumus kolerasi product moment. Uji ini dilakukan

dengan melihat kolerasi atau skor masing- masing item pernyataan. Adapun

rumusnya adalah

∑xy
rxy=
√(∑x2 )(∑𝑦 2)

Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi variabel X dan Y

∑xy : Jumlah skor dalam distribusi X kali Y

∑x 2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor X

∑𝑦 2 : Jumlah kuadrat masing-masing skor Y

2) Uji reliabel

Reliabilitas memiliki nama lain seperti konsistensi, keterandalan,

keterpercayaan, kestabilan, dan lain sebagainya, namun ide utama dari konsep

reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat

dipercaya. Jadi fokus utama dalam uji reliabilitas adalah data yang dihasilkan

dapat dipercaya. Data yang dipercaya merupakan kunci dalam sebuah

penelitian, karena dari data lah analisis dan kesimpulan dibuat. Jika data yang

digunakan adalah data yang handal maka hasil dari sebuah penelitian akan

memuaskan, begitu sebaliknya. Reliabilitas berasal dari terjemahan dari kata

reliability yang mempunyai asal kata rely dan ability. Bila digabungkan,

kedua kata tersebut akan mengerucut kepada pemahaman tentang

kemampuan alat ukur untuk dapat dipercaya dan menjadi sandaran

pengambilan keputusan.
44

Suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel jika instrumen tersebut

dapat menghasilkan data penelitian yang konsisten, karena dengan konsisten

lah sebuah data dapat dipercaya kebenarannya. Jadi sebuah instrumen dapat

dikatakan reliabel jika menghasilkan data yang sama kendati digunakan

dalam waktu yang berbeda asalkan karakteristik dari subjek adalah sama.1

Jadi berdasarkan penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali

untuk mengukur gejala yang sama hasil pengukuran yang diperoleh relative

konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Reabilitas suatu tes pada

umunya diekspresikan secara numerik dalam bentuk koefisien. Koefisien

tinggi menunjukkan reabilitas tinggi. Sebaliknya jika koefisien suatu tes

rendah maka reabilitas tes rendah.

𝑘 1 − ∑ 𝜎𝑏2
𝑟𝐼𝐼 = ( )( )
𝑘−1 𝑏𝑡 2

Keterangan :

rII : realibilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan

bt2 : variabel total

∑𝜎𝑏2 : jumlah varians butir


45

b. Uji prasyarat analisa

1) Uji Normalitas

Uji normalitas pengujian ini bermaksud untuk mengetahui normal atau

tidaknya data yang diperoleh. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan Kolmogrov Smirnov dengan bantuan SPSS versi 21.0 for

windows. Jika probabilitas ≥ 0.05 maka datanya dinyatakan berdistribusi

normal, sebaliknya jika nilai probilitasnya ≤ 0.05 maka datanya dinyatakan

berdistribusi tidak normal.

2) Uji Linearitas data

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linier atau tidak. Dalam hal ini pengujian

tersebut meliputi variabel X1 dengan Y dan variabel X2 dengan Y, dan

data tersebut akan dikatakan linier jika:

a. Nilai signifikasi ≥ 0.05 maka data tersebut linier

b. Nilai signifikasi ≤ 0.05 maka data tersebut tidak linier

Hasil uji linieritas yang dilakukan peneliti dengan menggunakan

bantuan SPSS 21.0 for Windows.

c. Analisis Deskriptif

Untuk mendapatkan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan

yang diteliti maka penulis menggunakan teknik angket. Kemudian data yang

diperoleh diolah dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dengan

menggunakan rumus :

P =𝐹/𝑁 × 100 %
46

Keterangan :

P = nilai presentasi

F = frekuensi responden

N = jumlah sampel (jumlah individu)

NO Interval Kriteria

1 84% s/d 100% Sangat Baik

2 68% s/d 83% Baik

23 52% s/d 67% Sedang

4 36% s/d 51 % Cukup

5 20% s/d 35% Kurang Baik

d. Analisis Regresi

Untuk mencari suatu pengaruh variable terhadap variable lain, alat

analisis yang akan di gunakan adalah analisi regresi. Analisis regresi

sederhana adalah apabila terdapat hubungan kausal (sebab akibat) antara satu

variable bebas (independent) dengan variable terikat (dependent). Adapun

rumusan persamaan regresi :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Variabel terikat (Dependent)

a = Harga Y bila X = 0 (harga constant)

b = Koefisen korelasi regresi untuk variabel terikat yang didasarkan

variabel terikat. Jika b (+) maka naik, bila b (-) maka terjadi

penurunan.
47

Rumusan harga a dan b sebagai berikut :

a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy) b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)


. n(Σx²) – (Σx)² . n(Σx²) – (Σx)²
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Saleh. 1973. Didaktik Pendidikan Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Bloom, 1956. Taxonomy of Educational Objectives. New York: Company, Inc.

Budiman. 2012. Etika Profesi Guru. Yogyakarta: Mentari Pustaka.

Craft, Anna. 2003. Membangun Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press.

Echols, John M. Dan Shadily, Hassan. 1995. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta:
Gramedia.

Herman, M. 1985. Kompedium Didaktik Matematika. Bandung: Penerbit Remaja


Karya CV.

Ismail, Fajri. 2016. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Palembang: Karya Sukses


Mandiri.

Jeeny Rahmayana. 2020. Desain Pembelajaran Agama Islam. Yogyakarta:


Samudra Biru.

Jihad, Asep dan Abdul Aziz. 2017. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi
Pressindo.

Langgulung, Hasan. 1989. Manusia dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Alhusna,


Cet. II.

Middia Botty dan Ari Handoyo. 2018. “Hubungan Kreativitas Dengan Hasil
Belajar Siswa Kelas V Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di MI Ma’had
Islamy Palembang.” JURNAL Ilmiah PGMI (2).

Muhammad Atiyyah al-Abrasyi. 1964. At-Tarbiyyah Al-Islamiyyah. Mesir: ‘Isa


Babil Halabi.

Muliawan, Jasa Ungguh. 2016. Mengembangkan Imajinasi dan Kreativitas Anak.


Yogyakarta: Penerbit Gava Media.

Munandar, Utami. 2014. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:


Rineka Cipta.

48
49

Sabrin. 2011. Hubungan Antara Kreativitas Siswa Dengan Hasil Belajar Akutansi
Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kendari. Prodi Ekonomi FKIP Universitas
Haluoleo.
Slameto. 2015. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.

Sri Narwati. 2017. CREATIVE LEARNING Kiat Menjadi Guru Kreatif dan
Favorit. Yogyakarta: Familia.

Sudjana, Nana. 1989. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Sudjati, H. 2010. Kumpulan Materi Perkualiahan Penilaian Hasil Belajar


Sekolah Dasar. Ditjen PMPTK

Supriadi, Dedi. 1994. Kreativitas dan Kebudayaan Iptek. Bandung: Alfabeta.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.


Jakarta: Prenada Media Group.

Sutrisno. 2005. Revolusi Pendidikan di Indonesia, Membedah Metode, dan Teknik


Pendidikan Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Usman Moh.Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosda


Karya.

Warti, Erlis. 2013. “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa di SD Angkasa 10 Halim Perdana Kusuma Jakarta
Timur.” JURNAL Pendidikan Matematika STKIP Garut (1).

Winkel, W .S. 1987. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Gramedia.

Zakiah Daradjat. 2012. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, cet. X.

Http:/eprints.ums.ac.id/38670/11/BAB%203.pdf.

You might also like