Professional Documents
Culture Documents
Pengembangan Kumer Di Pesantren
Pengembangan Kumer Di Pesantren
Pengembangan Kumer Di Pesantren
elitael646@gmail.com
Abstract:
Society 5.0 is a human-centered and technology-based society concept. The super smart
society era (society5.0) is an important aspect in developing an independent learning
curriculum through Islamic religious education lessons in Islamic boarding schools because
it focuses on humans as objects and is technology-based. Curriculum is a description of the
vision, mission and educational goals of an institution or educational institution. The
curriculum is also a central value content that will be transformed to students to achieve
educational goals. In the era of society 5.0, the development of an independent learning
curriculum is very important to use in Islamic religious education subjects in Islamic
boarding schools because this independent curriculum is one of the basic references in
Islamic religious education subjects in Islamic boarding schools. The main aim of writing
and researching this article is to explain the development of an independent learning
curriculum in Islamic religious education subjects in Islamic boarding schools in the era of
society 5.0. The method used in this writing and research is qualitative through a form of
reference in obtaining data. This research uses reference data sources in the form of books,
journals and other sources.
Abstrak :
Society 5.0 merupakan sebuah konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis
teknologi. Era super smart society (society5.0) salah satu aspek penting dalam
mengembangkan kurikulum merdeka belajar melalui pelajaran pendidikan agama islam di
pesantren karena memusatkan manusia sebagai objek dan berbasis teknologi. Kurikulum
merupakan deskripsi dari visi, misi, dan tujuan pendidikan suatu institusi atau lembaga
pendidikan. Kurikulum juga merupakan sentral muatan-muatan nilai yang akan
ditransformasikan kepada para peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam era
society 5.0 pengembangan kurikulum merdeka belajar sangat penting digunakan pada mata
pelajaran pendidikan agama islam di pesantren karena kurikulum merdeka ini menjadi salah
satu dasar acuan dalam mata pelajaran pendidikan agama islam di pesantren. Tujuan utama
penulisan dan penelitian artikel ini adalah untuk menjelaskan pengembangan kurikulum
merdeka belajar pada mata pelajaran pendidikan agama islam di pesantren era society 5.0.
Metode yang digunakan dalam penulisan dan penelitian ini adalah kualitatif melalui bentuk
rujukan dalam memperoleh data. Penelitian ini menggunakan sumber data rujukan berupa
buku, jurnal, dan sumber lainnya.
Kata Kunci : Kurikulum Merdeka, Pendidikan Agama Islam, Pesantren, Era Society
5.0
PENDAHULUAN
1 Vivin Nurwachidatin Nisa, Zaenab Tri Lestari, Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Mambaus Sholihin
pada Kebijakan Pemerintah di Era Society 5.0 (Journal on Education Vol 05 : 2022), hal 2.
2
Dwi Wulan Sari, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dan Urgensinya Dalam
Menghadapi Era Society 5.0 (Kuttab:2023), hal 46.
konsep perencanaan yang melibatkan materi dalam pembelajaran. Taylor menjelaskan
komponen perencanaan terdiri atas tiga prinsip yaitu, keteraturan, keterpaduan dan
kontinuitas.
Oleh karena itu tujuan artikel ini untuk memahami perkembangan kurikulum pada
mata pelajaran pendidikan agama islam era society 5.0 mengingat terdapat pesantren yang
masih mempertahankan prinsip pesantren tradisional tanpa menggabungkan kurikulum umum
atau negeri dengan pelajaran pesantren dan juga pesantren yang sudah menerapkan
kurikulum merdeka sebagai bahan acuan pendidikan yang digunakan. Dalam artikel ini akan
membahas lebih lanjut tentang pengembangan kurikulum merdeka dalam mata pelajaran
pendidikan agama islam era society 5.0. Sehingga pembaca bisa mengetahui seberapa besar
perkembangan kurikulum merdeka pada mata pelajaran pendidikan agama islam di era
society 5.0
Contoh yang dapat dirasakan saat ini adalah penggunaan robot dalam membantu
meringankan pekerjaan manusia baik dalam membersihkan rumah, saat di restoran, dan
sebagainya yang mampu dikendalikan dengan PC serta internet. Pada era society maka
manusia akan semakin terbantu dengan segala prosesnya karena lebih otomatis dan praktis.
Dapat dikatakan saat ini teknologi bukan menguasai manusia melainkan dengan segala
3Dwi Wulan Sari, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dan Urgensinya Dalam
Menghadapi Era Society 5.0 (Kuttab:2023), hal 48.
kelebihannya maka dapat membantu manusia untuk hidup dengan nyaman. Era Society dapat
juga dimaksudkan sebagai konsep pada masyarakat dan memiliki pusat pada manusia atau
disebut dengan human-centered dan memiliki basis teknologi technology based.4
Era society 5.0 yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
harus menjadi perhatian utama pendidikan nasional, khususnya pesantren. Setiap guru,
pengasuh, dan kiai di pesantren harus melakukan proses belajar mengajar yang sejalan dan
selaras dengan tuntutan Era society 5.0. Agar pelajar atau peserta didik dapat mengikuti
pendidikan dan pembelajaran untuk menjadi manusia yang memiliki pemahaman Islam yang
4Dwi Wulan Sari, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dan Urgensinya Dalam
Menghadapi Era Society 5.0 (Kuttab:2023), hal 52.
benar serta memiliki wawasan yang luas dan terbuka seiring dengan perkembangan dunia
saat ini. Sudah dipastikan jika pesantren tetap mempertahankan sistem pembelajaran
tradisional tanpa memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang, maka
pesantren tidak akan mampu bersaing dan menjawab setiap tantangan arus informasi dan
teknologi. Tetapi di sisi lain, apabila pesantren mampu menggabungkan keduanya maka akan
melahirkan generasi yang cerdas dan siap menghadapi setiap tantangan di dunia dalam hal
ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, tidak meniadakan tradisi dan ciri khas pesantren
yang sudah ada sejak lama. Meskipun teknologi banyak membantu dalam semua kegiatan
masyarakat, teknologi juga dapat menyebabkan kerusakan jika tidak dikendalikan dengan
baik. 5Hal ini masih berlaku dalam pondok bebasic salaf.
Namun yang perlu kita ketahui saat ini, bahwa terdapat pondok pondok yang sudsh
menerapkan kurikulum merdeka seperti contohnya beberapa pesantren modern yang saat ini
sistem pendidikan nya sudah memakai kurikulum merdeka dan menganut pendidikan dari
pemerintah. Kurikulum merdeka juga banyak memberikan pendidikan yang bermutu.
2. Kreativitas dan Inovasi Kurikulum Merdeka memberikan ruang bagi individu untuk
mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran mereka. Nilai ini penting dalam
membangun masyarakat holistik di era Society 5.0 yang ditandai oleh kemajuan teknologi
dan permintaan untuk solusi yang inovatif dalam menghadapi kompleksitas masalah sosial
dan lingkungan.
3. Kolaborasi dan Kerjasama Kurikulum Merdeka mendorong individu untuk bekerja sama,
berkolaborasi, dan berbagi pengetahuan dengan orang lain. Nilai ini relevan dalam
membangun masyarakat holistik di era Society 5.0 yang menekankan pentingnya kerjasama
antarindividu, organisasi, dan sektor dalam mencapai tujuan yang lebih besar.
5
V ivin Nurwachidatin Nisa, Zaenab Tri Lestari, Kurikulum Pendidikan Pondok Pesantren Mambaus Sholihin
pada Kebijakan Pemerintah di Era Society 5.0 (Journal on Education Vol 05 : 2022), hal 6.
4. Etika dan Tanggung Jawab Sosial Kurikulum Merdeka menekankan pentingnya etika
dalam pembelajaran dan pengembangan diri, untuk mengembangkan tanggung jawab sosial
terhadap komunitas dan lingkungan. 6
a. Sistem pembelajaran yang utuh dan terdiri dari kurikulum, pendidikan karakter,
pembelajaran berbasis teknologi, sosial dan budaya, kewirausahaan dan evaluasi
b. Satuan pendidikan merupakan komponen yang terdiri dari unit sekolah, ruang kelas,
rehabilitasi ruang kelas, ruang belajar yang nyaman, asrama bagi siswa dan guru, kultur
sekolah dan manajemen dan peralatan yang dibutuhkan
6
Erlis Wulandari Kurniawati, Membangun Masyarakat Holistik Di Era Society 5.0 Melalui Implementasi
Pembelajaran Pai Pada Kurikulum Merdeka (2023), hal 7.
c. Pemberian beasiswa bagi siswa yang memiliki minat dan bakat
Dapat dipahami bahwa dengan adanya konsolidasi dari beberapa komponen yang ada,
maka struktur pendidikan memerlukan keterbaruan dalam menghadapi society 5.0. Gerakan
yang dirancang oleh pemerintah salah satunya yaitu gerakan literasi dengan menguat bersama
dan menggeser gerakan literasi baru. Dwi Nurani menyampaikan dalam memajukan era
society 5.0 perlunya enam core literasi diantaranya literasi data, literasi data memaparkan
kecakapan dalam analisis dan membaca informasi (bid data). Selanjutnya, literasi teknologi
yang memaparkan bagaimana fungsi dari teknologi yang mencakup dalam fungsi mesin yang
terdiri dari pengkodean, pembelajaran mesin, kecerdasan buatan dan prinsip dalam teknik
biotek. Kemudian literasi manusia terdiri atas desain, komunikasi, humainiora. 7
PENUTUP
Dalam berkembangnya zaman dan canggihnya teknologi perlu bagi masyarakat untuk
mengenal dan memahami perubahan zaman agar tidak gaptek sehingga dalam penerapan di
dunia pendidikan tidak kalah jauh pola yang digunakan sehingga sesuai dengan pola modern
saat ini. Era society 5.0 yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
harus menjadi perhatian utama pendidikan nasional, khususnya pesantren. Setiap guru,
pengasuh, dan kiai di pesantren harus melakukan proses belajar mengajar yang sejalan dan
selaras dengan tuntutan Era society 5.0. Agar pelajar atau peserta didik dapat mengikuti
pendidikan dan pembelajaran untuk menjadi manusia yang memiliki pemahaman Islam yang
benar serta memiliki wawasan yang luas dan terbuka seiring dengan perkembangan dunia
saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
7Dwi Wulan Sari, Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Dan Urgensinya Dalam
Menghadapi Era Society 5.0 (Kuttab:2023), hal 57.
Dwi Wulan Sari. (2023). Manajemen Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Dan Urgensinya Dalam Menghadapi Era Society 5.0. Kuttab: Jurnal Ilmu Pendidikan Islam
Prodi Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Lamongan Vol. 07.
Vivin Nurwachidatin Nisa, Zaenab Tri Lestari. (2022). Kurikulum Pendidikan Pondok
Pesantren Mambaus Sholihin pada Kebijakan Pemerintah di Era Society 5.0. Journal on
Education Vol 05.