Professional Documents
Culture Documents
Contoh SDLC Perpustakaan ITB
Contoh SDLC Perpustakaan ITB
sebagai sarana evaluasi kinerja perpustakaan. (disertasi tahun 2014) Oleh: Ena Sukmana
Investigasi Sistem
Tahap Investigasi Sistem bertujuan untuk memperoleh gambaran dan pemahaman tentang
permasalahan dan peluang yang dihadapi dalam pengembangan sistem informasi manajemen
perpustakaan berbasis web yang dituangkan dalam kerangka studi kelayakan sistem. Oleh karena
itu kajian pada tahap ini mencakup segenap proses perencanaan dalam pengembangan sistem.
Studi kelayakan sistem ini dapat dievaluasi melalui 4 aspek, yaitu aspek organisasi, aspek
ekonomi, aspek teknis, dan aspek operasional.
Dalam aspek organisasi, kajian memiliki fokus terhadap dukungan sistem yang
dikembangkan terhadap pencapaian tujuan atau prioritas organisasi. Pada umumnya tujuan
organisasi didasarkan pada visi organisasi. Untuk mencapai visinya, organisasi menyusun program
kegiatan berikut rencana target capaian yang dituangkan dalam rencana bisnis dan anggaran yang
disusun untuk periode tertentu. Dalam dokumen Pedoman Umum Layanan Perpustakaan, UPT
Perpustakaan ITB menyatakan visinya secara umum untuk menunjang keberhasilan visi ITB
dengan menyediakan layanan serta menghimpun pustaka dan akses informasi bagi sivitas
akademika ITB untuk mendukung pelaksanaan tridharma perguruan tinggi, dan bagi masyarakat
untuk mendukung tercapainya masyarakat Indonesia berbasis pengetahuan. Visi umum UPT
Perpustakaan ITB tersebut di bagi dalam 3 periode waktu untuk mencapai visi khusus.
Visi 2011-2015 UPT Perpustakaan ITB diarahkan untuk mencapai status
perpustakaan perguruan tinggi yang sesuai dengan standar nasional (SNI) dan memenuhi
persyaratan akreditasi nasional untuk perguruan tinggi. Visi 2016-2020 menyatakan bahwa
UPT Perpustakaan ITB dirancang untuk mencapai status perpustakaan perguruan tinggi
yang sesuai dengan standar internasional (ISO). Dan visi 2021-2025 UPT Perpustakaan ITB
direncanakan mampu mencapai status perpustakaan perguruan tinggi kelas dunia.
Dengan demikian sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan dituntut
untuk dapat menyajikan data kinerja perpustakaan yang sesuai dengan acuan yang digunakan
dalam proses akreditasi nasional untuk perguruan tinggi serta standard nasional yang berlaku untuk
perpustakaan perguruan tinggi sesuai SNI 7330-2009. Disamping itu, Institut Teknologi Bandung
sebagai lembaga penaung memerlukan data kinerja perpustakaan dalam rangka penyusunan
laporan tingkat institut, serta Perpustakaan Nasional melalui Badan Perpustakaan dan Arsip
Daerah setiap periode tertentu memerlukan data kinerja perpustakaan ITB dalam rangka
penyusunan rencana pengembangan dan kebijakan perpustakaan tingkat nasional. Kebutuhan data
dari pemangku kepentingan tersebut dituntut dapat diakomodasi dalam sistem informasi
manajemen perpustakaan yang dikembangkan. Dengan demikian, secara umum dalam jangka
pendek sistem informasi manajemen perpustakaan dituntut untuk memenuhi kebutuhan
kinerja yang terkait dengan:
1. Persyaratan akreditasi nasional untuk perpustakaan perguruan tinggi
2. Pemenuhan standarisasi perpustakaan perguruan tinggi tingkat nasional
3. Pemenuhan data kinerja perpustakaan untuk tingkat institut
4. Pemenuhan data kinerja perpustakaan untuk Perpustakaan Nasional.
Tahapan analisis sistem bertujuan untuk memperoleh informasi kebutuhan dan keinginan
pengguna serta batasan kriteria dari sistem yang akan dikembangkan. Sistem yang akan
dikembangkan harus dapat mempertemukan kebutuhan pengguna dengan fungsi operasional
sistem yang akan dikembangkan dengan melakukan identifikasi kebutuhan dan identifikasi
fungsional sistem.
Tujuan pengembangan sistem informasi manajemen perpustakaan adalah menyediakan data
kinerja perpustakaan sebagai bahan evaluasi dalam rangka pengembangan layanan perpustakaan.
Oleh karena itu dibutuhkan data yang mencerminkan kinerja perpustakaan. Data kinerja
perpustakaan dapat diidentifikasi dari setiap permohonan data dari para pemangku kepentingan.
Para pemangku kepentingan UPT Perpustakaan ITB, seperti pimpinan Institut Teknologi
Bandung, Satuan Pengawas Internal (SPI) ITB, Satuan Penjaminan Mutu (SPM) ITB, dan
Perpustakaan Nasional. Selain itu, data kinerja perpustakaan dapat diidentifikasi dari persyaratan
akreditasi nasional untuk perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh Badan Akreditasi Nasional
Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan standard minimal yang harus dipenuhi oleh perpustakaan
perguruan tinggi sesuai SNI 7330-2009 yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi Nasional
(BSN). Secara umum data kinerja yang diperlukan dibagi dalam 3 aspek, yaitu aspek input, aspek
proses, dan aspek output.
Dalam aspek input terdapat indikator kinerja terkait koleksi perpustakaan sebagai contoh
ilustrasi untuk menyediakan data sebagai berikut:
1. Jumlah judul dan eksemplar dari kategori koleksi wajib, pengaya, maupun pendukung
perkuliahan.
2. Jumlah judul dan eksemplar koleksi perpustakaan terbitan 5 tahun terakhir yang
diadakan.
3. Jumlah judul dan eksemplar koleksi perpustakaan terbitan 5 tahun terakhir
Dalam aspek proses terdapat indikator terkait koleksi perpustakaan yang dapat menyediakan
data sebagai berikut:
1. Waktu pengolahan koleksi
2. Waktu pengadaan koleksi
Dan dalam aspek output terdapat indikator terkait koleksi perpustakaan untuk menyediakan
data berikut:
1. Jumlah koleksi perpustakaan yang diadakan pertahun
2. Jumlah koleksi perpustakaan yang diolah pertahun
3. Jumlah transaksi sirkulasi perkapita
Berdasarkan contoh ilustrasi data koleksi perpustakaan di atas, maka sistem harus
menyediakan data melalui fungsionalitas sistem yang diperlukan. Terkait aspek input,
fungsionalitas sistem yang harus tersedia adalah:
1. Kemampuan sistem untuk membedakan materi koleksi
2. Kemampuan sistem untuk membedakan koleksi baru dan koleksi lama
3. Kemampuan sistem untuk mengolah data tahun terbit koleksi
Dan terkait aspek output, fungsionalitas sistem yang harus tersedia adalah:
1. Kemampuan sistem untuk menghitung jumlah koleksi yang diadakan
2. Kemampuan sistem untuk mengitung jumlah koleksi yang diolah
3. Kemampuan sistem untuk menghitung jumlah transaksi sirkulasi
Tahap Disain Sistem bertujuan untuk merancang sistem agar dapat memenuhi informasi
yang dibutuhkan oleh pengguna sistem. Hasil perancangan sistem disusun dalam suatu spesifikasi
sistem berdasarkan kebutuhan informasi pada tahap analisis sistem sebelumnya. Aspek penting
dalam tahap ini meliputi : sumber masukan, disain proses, keluaran, kontrol manajemen data, dan
manajemen pelaporan. Berdasarkan analisis sistem di atas, maka dilakukan proses disain sistem.
Dengan membagi proses bisnis perpustakaan dalam 4 aktivitas utama, yaitu aktivitas pengadaan
koleksi, aktivitas pengolahan koleksi, aktivitas layanan, dan aktivitas administrasi, maka disain
sistem informasi manajemen perpustakaan diilustrasikan seperti pada gambar 5.
Dalam aktivitas pengadaan didisain rancangan database untuk koleksi pembelian, koleksi
hadiah, dan koleksi pertukaran. Sedangkan dalam aktivitas pengolahan koleksi, database yang
dirancang adalah database DDC, database karya (works), database ekspresi (expression), database
manifestasi (manifestation), dan database satuan (item). Selanjutnya database yang dirancang
untuk aktivitas layanan adalah database peminjaman, pengembalian, perpanjangan pinjaman,
pemesanan, layanan baca, layanan akses, layanan informasi, layanan kegiatan, layanan pinjam
antarperpustakaan, dan layanan keanggotaan. Sedangkan dalam aktivitas administrasi, dirancang
database sarana-prasarana, laporan kinerja lembaga, laporan kinerja staf, statistic, dan database
staf.
Pada tahap ini pengembangan prototipe dapat dilakukan sampai tahap interaksi sistem
dengan pengguna informasi. Sistem informasi manajemen perpustakaan yang dikembangkan ini
berbasis web sehingga pengguna sistem, dalam hal ini Kepala Perpustakaan dan Manajer
perpustakaan, dapat mengakses secara online untuk keperluan evaluasi kinerja perpustakaan atau
keperluan presentasi mengenai kinerja perpustakaan di hadapan para pemangku kepentingan.
Dalam implementasi sistem, komunikasi antara Tim Pengembangan Layanan Perpustakaan
dengan Staf TI berlangsung intensif untuk memastikan disain sistem dapat diimplementasikan
menjadi prototipe sistem. Prototipe sistem informasi manajemen perpustakaan belum sesuai
dengan disain sistem secara sempurna. Meskipun demikian prototipe sistem ini telah mampu
menampilkan data kinerja perpustakaan, terutama terkait dengan koleksi perpustakaan. Oleh
karena itu, sistem lama yang dikembangkan masih tetap aktif digunakan, sampai kondisi di mana
sistem informasi manajemen perpustakaan benar-benar telah sesuai dengan disain sistem yang
telah dirancang.
Untuk mengetahui hasil implementasi dari pengembangan sistem yang dilakukan dapat
dibandingkan antara sistem lama yang dapat di akses melalui alamat situs
http://otomasi.lib.itb.ac.id dengan sistem baru hasil pengembangan di alamat situs
http://webpac.lib.itb.ac.id. Data kinerja perpustakaan ditampilkan melalui menu laporan.
Halaman pertama tampilan dari masing-masing sistem adalah sebagai berikut :
Gambar 2 Perbandingan Halaman Pertama Sistem
Data kinerja terkait koleksi perpustakaan dalam sistem lama hanya menampilkan data materi
koleksi yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, seperti gambar 7 berikut ini.
Gambar 3 Tampilan Kinerja Koleksi Sistem Lama
Sedangkan dalam sistem hasil pengembangan, data kinerja koleksi perpustakaan disajikan
dalam 2 tampilan, yaitu tampilan materi koleksi dan jenis koleksi. Materi koleksi terkait dengan
isi dari koleksi perpustakaan dibandingkan dengan data kinerja yang dibutuhkan, sesuai dengan
hasil tahapan analisis sistem. Dan jenis koleksi berkaitan dengan lokasi fisik koleksi perpustakaan
disimpan. Berikut ini adalah tampilan data kinerja materi koleksi pada sistem hasil pengembangan.
Selain perbandingan data kinerja koleksi perpustakaan, dapat dibandingkan pula data kinerja
layanan peminjaman yang ditampilkan sistem lama dengan sistem yang baru. Pada sistem lama
data kinerja layanan peminjaman tidak dapat ditampilkan, seperti terlihat pada gambar berikut: