Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 7

PROVINSI PAPUA

KEPUTUSAN BUPATI JAYAPURA


NOMOR L88.4172 TAHUN 2021
TENTANG
PEMBERIAN IZIIT TEMPAT PEITYIMPAITAI| SEMENTANA LIMBAH BERBA}IAYA
DAIiI BERACTIII XIPADA P/r. SI'MBERI'AYA SEWATAUA DI DISTRIK SENTAIII
KABUPATEN JAYAPT'RA PROVINSI PAPUA

BT'PATI JAYAPURA,
Menimbang : a. bahwa kegiatan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) oleh
P[. Sumberdaya Sewatama perlu dilengkapi dengan izin
tempat penyimpanan sement€ra limbah berbahaya dan
beracun;
b. bahwa berdasarkan Surat Permohonan PT. Sumberdaya
Sewatama, Tanggal L5 Oktober 202O Perihal Permohonan Izin
Tempat Penyimpanan Sementara GPS) Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (LB3) dan Surat Perbaikan Fasilitas
PLTD Sentani Tanggal 4 Maret 2O2l sefia berdasarkan hasil
verifikasi teknis yang dilakukan oleh Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jayapura Tanggal O4 Desember 2O2O terhadap
Tempat Penyimpanan Sementara [IPS) Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (TPS LB3) PI. Sumberdaya Sewatama,
kegiatan usaha tersebut telah memenuhi persyaratan untuk
memperoleh Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3);
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b di atas perlu menetapkan
Keputusan Bupati Jayapura tentang Pemberian Izin Tempat
Penyimpanan Sementara Limbah Berbahaya dan Beracun
kepada PT. Sumberdaya Sewatama di Distrik Sentani
Kabupaten Jayapura Provinsi Papua;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1969 tentang Pembentukan
Propinsi Otonom Irian Barat dan Kabupaten-kabupaten
Otonom di Propinsi Irian Barat (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1969 Nomor 47, Tambahan l,embaran Negara
Republik Indonesia Nomor 29O7);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 199O Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419);
3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi
Khusus Bagi Provinsi Papua (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 20OL Nomor 135, Tambahan kmbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4151) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008
2
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2OOZ tentang penataan
Ruang (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7
Nomor 68, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4725);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negira
Republik Indonesia Tahun 2OO9 Nomor 6g, Tambahan
l€mbaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
6, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tanbal:an Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang_
Undang Nomor 9 Tahun 2O1S (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan kmbaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2A2O tentang Cipta Kerja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
145, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2O2L tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan
Hidup (Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 32);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2OLg tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektroni[
(tembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2O1g Nomor 90,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6215);
10. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2072 tentang pedoman penyusunan Dokumen
Lingkungan Hidup (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2012 Nomor 990);
11. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor lg Tahun
2OO9 tentang Tata Cara Perizinan pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun;
12. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun
2O13 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 39);
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P. 12 / MENLHK/ SETJEN/ PLB .3 / S I 2O2O tentang peyimpanan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
13. Peraturan Daera-h Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jayapura Tahun 2OOA_2O29
(Lembaran Daerah Kabupaten Jayapuri Tahun 19 Nomor 21); '
Memperhatikan : 1. Berita Acara verffikasi Teknis Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Jayapura Nomor : 660.1/SL/BA_LB}/X|2O2O
3

2. Surat Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura


Nomor :
660.1/0i/Rek-LB3/IV2O2l Tanggal 18 Januari
2O2l Perihal Rekomendasi Izin Tempat pcnyimpanan
Sementara (TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(LB3) a.n Pf. Sumberdaya Sewatama di Distrik Sentani
Kabupaten Jayapura;

MEMUTUSI(AN:
Menetapkan
KESATU Memberikan Izin Tempat Penyimpanan Sementara (TpS) Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) kepada:
1. Nama Bidang Us$a PT. Sumberdaya Sewatama
2. Bidang Usaha Pembangftit Listrik Tenaga Diesel
(PLrD)
3. Penanggung Jawab Usaha Direktur
4. Pelaksana Kegiatan PT. Sumberdaya Sewatama
5. Alamat kantor Gedung T\ILT 2 Lantai I, Jalan
Cilandak KKO Raya No.l Jakarta
Selatan
6. Lokasi Kegiatan PLTD Sentani, Kelurahan Sentani
Kota, Distrik Sentani Kabupaten
Jayapura
7. Titik Koordinat TPS LB3 S:2o34Tt2.O"
E: 14Oo3O'4O.7"
KEDUA PI. yang berkegiatan di
Sumberdaya Seuratama PLTD Sentani
Jalan Eluay No.3 Kelurahan Sentani Kota Distrik Sentani
Kabupaten Jayapura bergerak dibidang pembangkit Listrik
Tenaga Diesel (PLTD).
KETIGA Dalam melaksanakan kegiatan Tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LBB) penanggung
Jawab Kegiatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. mematuhi jenis limbah bahan berbahaya dan beracun
berupa minyak pelumas bekas (oli bekas, oli pendingin
bekas), Iilter bekas (filter udara, filter oli alat berat), limbah
elektronik (lampu TL bekas, cartridge bekas), kain majun
bekas dan sejenis battery bekas, battery kering bekas, aki
bekas, slugde, limbah kimia (air pencucian mesin diesel), dan
kemasan terkontaminasi B3/kemasan bekas 83 (kaleng cat,
kaleng tiner dan drum);
2, mengikuti persyaratan yang dicantumkan dalah peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
MENLHK/ SE"TJEN/ PLB .3 / 5 / 2O2O tentang peyimpanan
P. 1 2 /
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
' 3. melaksanakan tata cara penyimpanan dengan kbtentuan
. sebagai berikut:
a. mengatur supaya limbah bahan berbahaya dan beracun,
disimpan rnenurut jenis dan karakteristiknya, pada
temoat vans srrdah difentrrlran.
4

b. menghindari terjadinya tumpahan, ceceran dari jenis-


jenis Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yairg di
simpan khususnya dari jenis-jenis yang mudah ierbakar
atau meledak, dan melakukan prosedur hntse keeping
yang baik harus dilaksanakan; dan
c. mencatat setiap arus jumlah pindah limbah El3 yang
masuk maupun keluar dari tempat penyimpanan limbah,
sesuai dengan jenis dan jumlahnya dalam formulir
kegiatan penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun.
4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun yang disimpan wajib
diupayakan sebagai berikut:
a. penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
menyerahkan limbah bahan berbahaya dan beracun ke
pihak pengumpul yang telah memiliki izin pengumpul
atau ke fasilitas pengolahan yang telah mempunyai izin
Pemanfaatan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan;
b. dilakukah upaya 3R (redue, reuse, recgctq untuk
keperluan sendiri, sesuai silat dan karakteristiknya
limbah tersebut dengan mengacu kepada peraturan yang
berlaku; dan
c. dimanfaatkan oleh pihak lain sebagai bahan baku
dan/ atau pendulmng kegiatan industri tertentu, yang
telah memiliki izin pemanfaatan dari Kementerian
Lingkurrgan Hidup dan Kehutanan.
KEEMPAT : PI. Sumberdaya Sewatama wajib memenuhi persyaratan-
persyaratan sebagai berikut:
1. Jenis Limbah yang disimpan:

a. penanggung jawab kegiatan tidak diperkenankan


menyimpan dan menerima limbah Bg dari pihak atau
sumber lain selain yang tercantum dalam Dikhrrn KETIGA
keputusan ini;
b.jika menyimpan jenis limbah 83 di luar Diktum KETIGA
angka 1, maka penanggung jawab kegiatan wajib
melaporkan atau melakukan konsultasi ke Bupati
Jayapura dan/atau Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Jayapura; dan
c. label atau simbol kemasan disesuaikan dengan jenis dan
karakteristik limbah bahan berbahaya dan teiacnn g.Ae1.
. 2. Bangunan Penyimpanan:
a. rancangan bangunan dan luas penyimpanan sesu4i.
dengan jenis, jumlah dan karakteristiknya:
1) Ukuran bangunan tempat Penyimpanan Sementara
(TPS) Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3) pT.
5

2) Terletak pada koordinat:


S : 2 034'02.O"
E: 14003040.7"
3) Desain tempat penyimpanan seperti dokrrmen terlampir;
4) Desain tempat penyimpanan sementara seperti dokumen
terlampir;
b. lokasi dan kondisi tempat penyimpanan tersebut pada
huruf a di atas tidak dapat diubah maupun dipindahkan
tanpa seizin Bupati Jayapura dan mencatat neraca Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
c. tidak diperkenankan menyimpan sementara limbah bahan
berbahaya dan beracun di tempat lain selain tempat
sebagaimana huruf a;
d. huruf a di atas harus mengacu kepada lampiran I
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Nomor P.12lMENLHK/SETJEN/PLB.3/5/2O2O tentang
Peyimpanan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun;
e. mencegah terjadinya tumpahan/ceceran Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
3. Melakukan Penyimpanan Limbah 83 paling lama:
a.90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah dihasilkan, untuk
limbah 83 yang dihasilkan sebesar 5O kg (lima puluh kilo
gram) per hari atau lebih;
b. 180 (seratus delapan puluh) hari sejak limbah 83
dihasilkan, untuk limbah El3 yang dihasilkan kurang dari
50 kg (lima puluh kilo gram) per hari untuk limbah Bg
kategori 1;
c.365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak limbah 83
dihasilkan, untuk limbah 83 yang dihasilkan kurang dari
50 kg (lima puluh kilo gram) per hari untuk limbah Bo
kategori 2 dari sumber tidak spesilik dan sumber spesifik
umum; atau
d.365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak limbah 83
dihasilkan, untuk limbah 83 kategori 2 dan sumber
spesifik khusus.
4. Meny'usun dan menyampaikan laporan penyimpanan limbah
83 paling sedikit memuat:
a. Sumber, nama, jumlah dan karakteristik Limbah 83;
b. Pelaksanaern penyimpanan limbah 83; dan
c. Pemanfaatart Limbah 83, Pengolahan Limbah 83 dan/atau
Penimbunan Limbah 83 yang dilakukan sendiri ole.,h.
pemegang izin dan/atau penyerahan Limbah Bg kepadd
pengumpul Limbah 83, Pemanfaatan Limbah 83,
Pengolahan Limbah B3 dan/atau Penimbunan limbah BS;
6

5. Kesehatan dan Keselamatan Kerja:


Peralatan Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang umum
(standart) harus dimiliki oleh penanggung jawab kegiatan,
termasuk antara lain alarm, Peralatan Pemadam Kebakaran,
shouer/ ege utasl4 dan fasilitas tanggap darurat.
KELIMA Penanggung jawab kegiatan diwqjibkan melaporkan realisasi
kegiatan penyimpanan limbah bahan berbahaya dan beracun
sebagaimana Diktum KEIIGA dan Diktum KEEMPAT angka 4
ggkurang kurangnya 1 (satu) kali dalah S (tiga) bulan
ditujukan kepada:
1. Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan u.p Deputi Bidang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun dan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun;
2. Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan Hidup Regional papua
dan Papua Barat;
3. Gubernur Provinsi Papua u.p. Kepala Dinas Kehutanan dan
Lingkungan Hidup Provinsi Papua; dan
4. Bupati Jayapura melaui Kepala Dinas Linglugan Hidup
Kabupaten Jayapura.
I(EENAM Segala kerugian yang timbul dari kegiatan/usaha baik berupa
pencema-ran, kerusakan lingkungan atau biaya pemulihan
sepenuhnya menjadi beban pemegang izin.
KETUJUH : Bupati Jayapura dapat melakukan pencabutan izin apabila
berdasarkan pertimbangan/rekomendasi teknis dari Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura emegang lnn
P,

melakukan pelanggaran yang disyaratkan dalam Keputusan ini


dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
KEDELAPAN : Izin Penyimpanan Sementara sebagaimana dimaksud pada
Diktum KESATU berlaku 5 (lima) tahun sejak tanggat
ditetapkan dan sela4jutnya akan dilakukan evaluasi serta
meninjau kembali untuk kepastian perpanjang/pemberian
perpanj angan izin berikutnya.
KESEMBILAN: Izin Tempat Penyirnpanan Sementara (TPS) Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun (LB3) dapat diperpanjang dengan
mengajukan permohonan perpanjangan sekurang kurangnya 6O
(enam puluh) hari kerja sebelum berakhirnya izin tersebut,
7
KESEPULUH : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Sentani
pada tanggal 2 Februari 2021
BUPATI JAYAPI'RA,
ttd
MATITIUS AWOITAII% SE., M.St.

Salinan sesuai
sesuai dengan aslinya
DAERAII IIABI'PATEN.'AYAPT'RA
HI'I(UM D/IN

NrP. 197208201993041001
SALINAN Keputusan ini disampalkan kepada Yth. :
1. Gubernur Provinsi Papua;
2. Ketua DPRD Kabupaten Jayapura;
3, Inspektur Kabupaten Jayapura;
4, Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Jayapura;
5. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jayapura;
6. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dipedomani.

You might also like