Professional Documents
Culture Documents
Foixxxxxxxxxxxxxxx'
Foixxxxxxxxxxxxxxx'
Foixxxxxxxxxxxxxxx'
PROPOSAL PENELITIAN
Sarjana Keperawatan
Oleh:
020319626
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dukungan dari keluarga dan para sahabat atau teman terdekat sangat
diperlukan dalam penanganan hipertensi. Dukungan dari keluarga merupakan
hal yang sangat berpengaruh positif menyelesaikan masalah. Dukungan
keluarga akan sangat membantu dalam meningkatkan pengetahuan atau
kepatuhan tentang hipertensi dan memberikan dukungan dan motivasi
(Zahidah, 2021) . Pasien yang memiliki dukungan dari keluarga akan
menunjukan perbaikan dalam perawatan dari pada yang tidak mendapatkan
dukungan dari keluarga. Adanya dukungan keluarga sangat membantu dapat
berupa informasi mengenai penyakit atau mengingatkan terhadap kepatuhan
diet rendah garam.
Bentuk dukungan emosinal keluarga yang diberikan dapat berupa
dorongan, semangat, pemberian nasehat, kepercayaan dan perhatian. Bentuk
dukungan tersebut membuat seseorang memiliki perasaan nyaman, yakin,
dipedulikan dan dicintai oleh keluarga sehingga seseorang dapat menghadapi
masalah dan melaksanakan kepatuhan diet hipertensi dengan baik
(Nurman, 2021)
. Keluarga memiliki peranan penting dalam proses pengawasan,
pemeliharaan dan pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi di rumah.
Selain itu, keluarga juga dapat memberikan dukungan dan membuat keputusan
mengenai perawatan yang dilakukan oleh penderita hipertensi
(Sundari et al., 2015).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Rendah Garam Pada Penderita
Hipertensi Dikampung Pulodamar Desa Sukamantri Kecamatan
Tambelang Kabupaten Bekasi Tahun 2023.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi karakteristik penderita hipertensi
b. Mengidentifikasi dukungan keluarga pada penderita hipertensi
c. Mengidentifikasi kepatuhan diet rendah garam pada penderita
hipertensi
d. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
rendah garam penderita hipertensi
D. Manfaat Peneliti
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman serta
penerapan ilmu yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan dalam
melakukan penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu referensi dan acuan
bagi mahasiswa kesehatan Universitas Medika Suherman (UMS) sebagai
bahan bantuan kajian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang
keperawatan terutama hal-hal yang mengenai hubungan dukungan
keluarga dengan kepatuhan diet rendah garam pada penderita hipertensi.
3. Bagi Penderita
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dan
masukan yang bermanfaat untuk melakukan kepatuhan diet rendah garam
hipertensi yang lebih baik
4. Bagi Keluarga
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
2. Etiologi Hipertensi
b. Hipertensi Sekunder
5) Stress
Stress dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara,
ketakutan, tegang atau dibebabani berbagai masalah maka tekanan
darah dapat meningkat, pada umumnya begitu sudah kembali
rileks maka tekanan darah akan turun kembali. Dalam kondisi
stres terjadi respon sel-sel saraf yang menyebabkankelainan
pengeluaran atau pengangkutan natrium. Hubungan antara stress
dengan hipertensi di duga melalui aktivitas saraf simpatis (saraf
yang bekerja ketika beraktivitas) yang dapat meningkatkan tekanan
darah secara bertahap. Stress berkepanjannganatau lama dapat
menyebabakan tekanan darah menjadi tinggi.
b. Faktor yang tidak dapat dikontrol
1) Genetika (Keturunan)
Faktor keturunan atau genetika mempunyai peran yang sangat
besar terhadap timbulnya hipertensi. Hal ini terbukti dan
ditemukan kejadian bahwa hipertensi lebih banyak terjadi pada
kembar monozigot (berasal dari satu sel telur) dibandingkan
heterozigot (berasal dari sel telur yang berbeda), Jika seseorang
termasuk orang yang memiliki sifat genetik hipertensi primer
(esensial) dan tidak melakukan penanganan atau pengobatan maka
ada kemungkinan lingkungannya akan menyebabkan hipertensi
dan berkembang dalam waktu sekitar tiga puluhan tahun
sehingga mulai muncul tanda-tanda dan gejala hipertensi dengan
berbagai komplikasinya atau masalah.
2) Janis kelamin
Pada umumnya para pria lebih terserang hipertensi
dibandingkan dengan para wanita, hal tersebut disebabkan oleh
pria banyak memiliki faktor yang mendorong terjadinya hipertensi
seperti kelelahan, perasaan kurang nyaman, terhadap pekerjaan,
pengangguran dan makanan tidak terkontrol. Biasanya wanita
akan mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah menglami
masa menopause.
3) Umur
Bertambahannya umur/usia kemungkinan seseorang akan
menderita hipertensi juga semakin besar, Penyakit hipertensi
adalah penyakit yang timbul disebabkan interaksi dari berbagai
faktor risiko terhadap munculnya hipertensi, hanya elastisitas
jaringan yang erterosklerosis serta pelebaran pembuluh darah
merupakan faktor penyebab hipertensi pada usia tua.
Secaraumumnya hipertensi pada pria terjadi di atas usia 31
tahun sedangkan pada wanita terjadi setelah berumur 45 tahun.
4. Patofisiologi
Menurut Triyanto (2017) peningkatan tekanan darah di dalam arteri
bisa terjadi melalui beberapa cara dengan jantung memompa lebih kuat
sehingga dapat mengalirkan cairan lebih banyak pada setiap detik arteri
besar kehilangan kelenturanya dan menjadi kaku sehingga tidak dapat
mengembang saat jantung memompa darah melalui arteri. Darah di
setiap denyutan jantung dipaksa melalui pembuluh darah yang sempit
dari biasanya dan mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Tekanan
darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi, yaitu jika arter
kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengarut karena perangsangan
saraf atau hormon dalam darah. Bertambahnya darah dalam sirkulasi
bisa mengakibatkan peningkatan tekanan darah, hal ini terjadi jika
terhadap kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh yang meningkat sehingga
tekanan darah juga dapat meningkat sebaliknya, jika aktivitas memompa
jantung berkurang arteri akan mengalami pelebaran banyak cairan keluar
dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor-faktor dilaksanakan pada perubahan
didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf
yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis), Perubahan fungsi
ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara seperti, jika
tekanan darah meningkat ginjal akan mengeluarkan garam dan air yang
mengakibatkan berkurangnya volume darah dengan mengembalikan
tekanan darah normal. Jika tekanan darah/hipertensi menurun, ginjal
akan mengurangi pembuangan garam dan air sehingga volume darah
bertambah dan tekanan darah kembali normal, ginjal bisa meningkatkan
tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin yang
memicu pada pembentukan hormon angiotensi, yang akan memicu
pelepasan hormon aldosteron. Ginjal adalah organ penting dalam
mengembalikan tekanan darah, karena dari berbagai penyakit dan kelainan
pada ginjal dapat mengakibatkan terjadinya tekanan darah tinggi seperti
penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri
renalis) bisa menyebabkan hipertensi atau tekanan darah tinggi
Peradangan dan cidera pada salah satu atau kedua ginjal bisa
mengakibatkan peningkatan tekanan darah .
5. Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah secara menetap
>140/90 mmHg. Berdasarkan Eight Joint National Committee
(JNC 8), klasifikasi hipertensi dan target tekanan darah untuk penderita
hipertensi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
TDS TDD
No Tekanan Darah
(mmHg) (mmHg)
1 Normal < 120 <80
2 Pra hipertensi 120-139 80-89
3 Hipertensi tingkat 1 140-159 90-99
4 Hipertensi tingkat 2 ≥ 160 ≥ 100
TDS : Tekanan darah sistolik
No Populasi Target
1 < 60 tahun < 140/90 mmHg
2 > 60 tahun < 150/90 mmHg
3 Hipertensi dengan Chronic < 140/90 mmHg
4 Hipertensi dengan Diabetes < 140/90 mmHg
Kaki dan jaringan lain sering disebut edema. Cairan dalam paru-paru
mengakibatkan sesak napas, timbunan cairan ditungkai mengakibatkan
kaki bengkak atau sering disebut edema. Ensefolopati dapat terjadi
terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat), tekanan
yang tinggi pada kelainan ini mengakibatkan peningkatan tekanan
kapiler dan mendorong cairan kedalam ruangan intertisium diseluruh
susunan saraf pusat. Sedangkan menurut Menurut Ahmad (2011).
Hipertensi dapat diketahui dengan cara mengukur tekanan darah secara
teratur, penderita hipertensi jika tidak ditangani dengan baik, akan
memiliki resiko yang paling besar untuk meninggal karena komplikasi
kardiovaskular seperti stoke, serangan jantung, gagal jantung, dan gagal
ginjal, target kerusakan akibat hipertensi antara lain :
2) Dukungan Instrumental
3) Dukungan Informasional
4) Dukungan Emosional
a. Fungsi afektif.
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun untuk berkelanjutan unit keluarga itu sendir, sehingga fungsi
afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Peran
utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini
berhubungan dengan persepsi keluarga dan kepedulian terhadap
kebutuhan sosioemosional semua anggota keluarganya.
b. Fungsi sosialisasi dan status sosial.
Sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang
diberikan dalam keluarg yang ditunjuk untuk mendidik anak – anak 12
tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran sosial orang
dewasa seperti peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status
sosial atau pemberian status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi.
Pemberian status kepada anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak
keluarga, walaupun tradisi saat ini tidak menunjukan pola ngagsa besar
orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi.
Untuk menjamin kontiniutas antar generasi kleuarga dan masyarakat
yaitu menyediakan angagota baru untuk masyarakat.
1) Fungsi perawatan
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang
menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan terhadap
ngagsan dan perlindungan terhadap bahaya..Pelayanan dan praktik
ngagsan adalah fungsi keluarga yang paling relafan bagi perawat
keluarga.
2) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonoi melibatkan keluarga akan sumber daya yang
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai
melalui proses penagmbilan keputusan.
Diet adalah aturan pola makan baik dari porsi, ukuran maupun
kandungan gizi. Al dari ngags Yunani yang berarti cara hidup, di Indonesia
kata diet ini lebih sering ditunjukan dalam suatu upaya menurunkan berat
badan atau mengatur asupan nutrisi tersebut, Sedangkan definisi diet dalam
nutrisi merupakan jumlah makanan yang akan dikonsumsi oleh sesorang.
Jenis diet sangat berpengaruh dari latar belakang seseorang dan keyakinan
yang dianutkan olaeh masyarakat tersebut, yang walaupun manusia
merupakan omnivore naming dare suite kelompok masyarakat biasanya
mempunyai pantangan dalam segala jenis makanan. Diet juga
merupakan salah cara untuk dapat menurunkan hipertens/tekanan darah.
Faktor makanan (kepatuhan diet) adalah hal penting yang dapat
diperhatikan pada penderita hipertensi, penderita hipertensi sebaiknya
patuh menjalankan diet hipertensi agar dapat mencegah terjadinya
masalah/komplikasi yang lebih lanjut. Pada penderita hipertensi harus
tetap menjalankan diet hipertensi setiap hari dengan adanya sakit atau
tidaknya sakit dan gejala yang muncul. Hal tersebut bermaksud agar
kondisi tekanan darah penderita hipertensi tetap stabil sehingga dapat
terhindar dari penyakit hipertensi dan masalah/komplikasinya. (Agrina,
2017).
Seseorang yang mengalami hipertensi atau mempunyai resiko terkena
hipertensi saatnya sudah untuk melakukan pencegahan sedini mungkin.
Makanan adalah salah satu ngags atau penyebab yang menjadi pemicu
terjadinya penyakit hipertensi, oleh karena itu sangat memerlukan
pengaturan menu-menu makanan yang dapat dikonsumsi. Pengaturan
makanan yang dimaksud yaitu menerapkan diet rendah garam yang
meliputi diet ringan mengkonsumsi garam dengan jumlah dosis 3,75-7,5
gram /hari, kemudian diet rendah garam menengah dengan jumlah
dosis1,25-3,75 gram/hari dan diet rendah garam berat dengan jumlah
dosis kurang dari 1,25 gram/hari dan diet rendah garam juga dikuti dengan
diet kolestrol dan lemak kemudian diet tinggi serat, serta diet rendah
energi. ( (Psikologi et al., n.d.)).
Menurut Sanita (2017) diet rendah garam dibagi dalam 3 jenis yaitu :
Penyebab
a. Faktor yang dapat di kontrol ( makanan, aktivitas fisik,
obesitas, merokok )
b. Faktor yang tidak dapat di kontrol ( usia, jenis kelamin,
riwayat keluarga)
Hipertensi sekunder
Tanda Gejala (pusing, nyeri Hipertensi
kepala, kelelahan ) Sistolik
Hipertensi primer
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Konseptual
Kepatuhan Diet
Dukungan Keluarga Rendah Garam Pada
Pendrita Hipertensi
B. Definisi Operasional
C. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitik kuantitatif
yang artinya jenis penilitian dimana peneliti akan melakukan hubungan
analisis yang bertujuan untuk menguji suatu hipotesis tentang hubungan
antara variabel dependen dengan variabel independen
(SR-KM-210014_abstract, n.d.)
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang pada menetapkan sang peneliti buat dipelajari sebagai akibatnya
diperoleh berita mengenai hal tersebut, lalu ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2019).
Pada penelitian ini telah dipengaruhi dua variabel, yaitu variabel bebas
(independen) dan variabel terikat (dependen).
Variabel bebas (independen) adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi karena perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (dependen) (Sugiyono, 2019). Variabel independen dalam
penelitian ini merupakan dukungan emosional, dukungan penilaian, dukungan
instrumental, dan dukungan informasional.
Variabel terikat (dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2019).
Variabel dependen pada penelitian ini adalah kepatuhan diet rendah garam
pada penderita hipertensi.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan indera-indera yang dibutuhkan atau
digunakan buat mengumpulkan data, ini berati, menggunakan memakai
indera-indera tadi data dikumpulkan. Ada perbedaan antara alat-alat
penelitian dalam metode kualitatif dengan yang dalam metode penelitian
kuantitatif. Dalam penelitian kualitatif, atau instrumen primer pada
pengumpulan data merupakan insan yaitu, peneliti sendiri atau orang lain
yang membantu peneliti. Dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri yang
mengumpulkan data menggunakan cara bertanya, meminta, mendengar, dan
mengambil. Peneliti bisa meminta donasi menurut orang lain buat
mengumpulkan data di sebut pewawancara. Dalam hal ini, seseorang
pewawancara yang eksklusif mengumpulkan data menggunakan cara
bertanya, meminta, mendengar, & mengambil. Berbeda berdasarkan
penelitian kualitatif, pada penelitian kuantitatif indera pengumpulan data
mengacu dalam satu hal yang digunakan peneliti buat mengumpulkan data,
umumnya digunakan buat menyebut kuisioner. Hal utama berdasarkan
disparitas tadi merupakan pada penelitian kualitatif peneliti sendiri yang
wajib mengumpulkan data berdasarkan sumber, sedangkan pada penelitian
kuantitatif orang yang diteliti (responden) bisa mengisi sendiri kuisioner
tanpa kehadiran peneliti, umpamanya survei electronik atau informasi
lapangan yang dikirimkan (Rahmat et al., n.d.) . Instrument yang dipakai
dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner yang berbentuk
pilihan dimana responden memilih jawaban yang sudah disediakan.
Kuesioner yaitu sebuah alat pengumpulan data yang nantinya data
tersebut dapat diolah untuk menghasilkan suatu infornasi tertentu, kuesioner
pada penelitian ini dilakukan dengan cara mengedarkan suatu pertanyaan atau
daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah objek
tertentu untuk mendapatkan sebuah tanggapan atau informasi jawaban
tersebut
(Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat & Keperawatan Komprehensif Vol, 2023)
.
G. Pengolahan Data
Pengolahan data menurut Hidayat (2019), data yang terkumpul dapat
diolah dengan sistem komputersisasi antara lain sebagai berikut:
1. Pengeditan data (Editing)
Tahap editing dalam sebuah penelitian dapat dilakukan pengecekan
terhadap data yang diperoleh atau yang didapat, editing yang bertujuan
untuk memastikan bahwa data yang telah diperoleh bener-bener sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukkan oleh peneliti.
2. Pengkodean data (Coding)
Coding dapat dilakukan untuk memberikan kode data yg sudah
dikumpulkan selama penelitian ke dalam atau kode yang cocok untuk
keperluan analisis, pemberian kode terhadap data bertujuan untuk
mempermudah suatu proses pengolahan data yang dikelompokan sesuai
dengan tujuan penelitian. Pemberian kode dalam penelitian diberikan
berdasarkan suatu variabel serta kriteria untuk sebuah variabel.
3. Data entry
Data entry digunakan untuk memasukkan sebuah data yang telah
dikumpulkan kedalam sebuah master tabel atau database computer.
4. Cleaning data
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden telah
selesai dimasukkan maka perlu di cek kembali kemungkinan adanya
kesalahan dari kode, ketidak lengkapannya, kemudian dapat dilakukan
pembetulan atau pengkoreksian.
H. Analisis Data
Analisis data merupakan suatu proses atau suatu upaya untuk
mengolah suatu data menjadi sebuah informasi baru sehingga karakteristik
data akan mejadi lebih mudah dimengerti dan dipahami serta berguna untuk
solusi suatu masalah terutama yang terikat dengan penelitian tersebut.
1. Analisis univariat
Analisis univariat merupakan dengan menampilkan sebuah tabel-
tabel distribusi frekuensi untuk melihat sebuah gambaran distribusi
frekuensi responden berdasarkan variabel yang akan diteliti baik dari
variabel dependen maupun indenden.
Rumus :
f
P= x 100 %
n
Keterangan :
P = persentasi
f = frekuensi
n = jumlah sampel
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat merupakan yang bertujuan untuk melihat dua
variabel yang diduga berhubungan, uji statistic yang digunakan yaitu chi-
square dengan menggunakan bantuan perangkat lunak, program statistik,
yang dihasilkan oleh odds rasio yang dapat digunakan untuk melihat
suatu hubungan variabel independen dengan variabel dependen.
Rumus :
(0−E)²
x 2=
E
Keterangan :
x2 : kai kuadrat
O : observasi (kenyataan)
E : ekspetasi atau expected (harapan)
Dengan ketentuan pembaca antara lain sebagai berikut :
a. Perhitungan person chi-square dipakai apabila tabel lebih dari 2x2,
seperti 3x2, 3x3 dan seterusnya.
b. Perhitungan secara continunity correction dipakai apabila tabel 2x2
dan dijumpai dengan nilai expectation (E) kurang dari 5 atau
kurang dari 20% dari jumlah sel yang ada didalam tabel.
c. Perhitungan secara fishers excat test dipakai apabila tabel 2x2 dan
dijumpai dengan nilai expectation (E) yang urang dari 5 atau
kurang dari 20% dari jumlah sel yang ada didalam tabel.
Untuk menentukan sebuah nilai P tergatung pada besarnya derajat
kebebasan (degree of freedom) yang dituliskan dalam :
df = (b-1) x (k-1)
Keterangan :
df : derajat kesehatan
b : jumlah baris di dalam tubuh tabel silang
k : jumlah kolom di dalam tubuh tabel silang
ada tidaknya suatu hubungan secara statistik anatar suatu variabel
independen dengan variabel dependen diuji dengan cara membandingkan
nilai P dengan α = 0,05 dengan kesimpulan yang baca antara lain sebagai
berikut:
a. Apabila nilai P ≤ α (0,05) memiliki ada hubungan secara statistic
antara variabel-variabel yang sedang diuji (Ho ditolak).
b. Apabila nilai P ≥ α (0,05) memiliki arti bahwa tidak ada hubungan
secara statistic antara variabel-variabel yang sedang diuji (Ho diterima
atau gagal ditolak).
Untuk melihat suatu kekuatan hubungan analisis melalui sebuah
perhitungan nilai odds rasio (OR) pada suatu confidence interval (CI)
95%, nilai OR memiliki masing-masing faktor resiko pada jenis penelitian
ini dihitung dengan cara menggunakan rumus OR antara lain sebagai
berikut:
Rumus :
a.d
¿=
b.c
Hasil bacaan nilai OR bisa terbagi atas tiga fenomena antara lain :
a. Apabila nilai OR ¿ 1, maka berarti merupakan faktor resiko.
b. Apabila nilai OR = 1, maka berarti tidak memiliki atau terdapat
asosiasi.
c. Apabila nilai OR ¿ 1, maka berarti merupakan faktor pencegah.
I. Etika Penelitian
Etika penelitian merupakan pedoman perilaku penelitian dalam
melakukan penelitian, mulai dari aktivitas penulisan proposal, pelaksanaan,
pelaporan, hingga publikasi hasil penelitian (Suprajitno, 2016). Beberapa
etika yang dapat dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1. Confidentiality
Confidentiality adalah suatu kegiatan merahasiakan identitas
responden pada saat pengumpulan data, pengolahan data, membuat
laporan, hingga publikasi hasil penelitian (suprajitno, 2016). Bentuk
penerapan dalam penelitian ini adalah responden tidak perlu
mencantumkan nama. Untuk menggantikan peneliti hanya menulis inisial
atau kode sebagai pengganti nama responden (Armi & Nuraeni, 2019).
2. Informed Consent
Informed Consent ialah suatu bentuk persetujuan yang diberikan
responden setelah mendapat informasi yang jelas dan benar tentang
penelitian yang dilakukan (Suprajitno, 2016). Bentuk penerapan dalam
penelitian ini adalah penelitian memberikan informasi penelitian dan
informed consent kepada responden.
3. Right to withdraw
Selama penelitian, responden berhak mengundurkan diri setelah
memberikan informasi dan menyampaikan kepada peneliti (suprajitno,
2016).
4. Potential benefits
Potential benefits berarti suatu manfaat yang diberikan responden
untuk pengembangan teori (suprajitno, 2016). Bentuk penerapannya
peneliti dapat menjelaskan bahwa responden adalah kontributor dalam
pengembangan suatu teori yang dapat bermanfaat bagi orang lain untuk
waktu yang akan datang.
5. Potential harms
Potential harms merupakan suatu kemungkinan risiko yang
diperoleh responden (Suprajitno, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Ansar, J., & Dwinata, I. (2019). DETERMINAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA PENGUNJUNG
POSBINDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BALLAPARANG KOTA MAKASSAR
Determinant of Hypertension Incidence among Posbindu Visitor at Work Area of
Puskesmas Ballaparang Makassar City (Vol. 1).
Hipertensi IJH, Ju., Handayani Idrus, H., & Fattah, N. (n.d.). Effect of Manila Palm Extract
(Achras Zapota L) on mRNA Gene Expression High Motility Group Box 1 (Hmgb1) and
Solubel Tumor Necrosis Factor Alpha (TNF-α) in Mice Infected with Salmonella Typhi.
View project Obesity View project.
https://www.researchgate.net/publication/345559063
Palimbong, S., Dyah Kurniasari, M., Refilda Kiha, R., Studi Teknologi Pangan, P., Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan, F., Kristen Satya Wacana, U., Studi Ilmu Keperawatan, P.,
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, F., Kristen Satya wacana, U., & Studi Ilmu Gizi, P. (n.d.).
KEEFEKTIFAN DIET RENDAH GARAM I PADA MAKANAN BIASA DAN LUNAK TERHADAP
LAMA KESEMBUHAN PASIEN HIPERTENSI. In Jurnal Keperawatan Muhammadiyah (Vol.
3, Issue 1).
Psikologi, J. I., Kesehatan, D., & Adzra, S. (n.d.). GAMBARAN HUBUNGAN DUKUNGAN
KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET HIPERTENSI PADA PASIEN PENDERITA
HIPERTENSI: STUDI LITERATURE REVIEW OVERVIEW OF THE RELATIONSHIP OF FAMILY
SUPPORT WITH HYPERTENSION DIET COMPLIANCE IN HYPERTENSION PATIENTS:
LITERATURE REVIEW STUDY. https://doi.org/10.54443/sikontan.v1i2.360
Purnama Sari, I., Putri, P., Tivanny, T., & Fuanida, U. (2021). Pendidikan Kesehatan Bahaya
Merokok Pada Remaja. Seminar Nasional ADPI Mengabdi Untuk Negeri, 3(1), 142–149.
https://doi.org/10.47841/adpi.v3i1.253
Rahajeng, E., & Tuminah Pusat Penelitian Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian Kesehatan
Departemen Kesehatan, S. R. (n.d.). Artikel Penelitian Prevalensi Hipertensi dan
Determinannya di Indonesia.
Rahmat, A. S., Nengsih, E. R., Azizi, K., & Adibah, T. (n.d.). PENGARUH MODIFIED SELF
HYPNOSIS PADA PENURUNAN KADAR GULA DARAH PENDERITA DIABETES MELLITUS
TIPE II DI RS SENTRA MEDIKA CIKARANG.
Rinawati, R., Baharia Marasabessy, N., Studi Keperawatan Masohi, P., Kesehatan Kemenkes
Maluku Jalan Trans Seram, P., Masohi, K., & Maluku Tengah, K. (2022). Dukungan
Keluarga dan Kepatuhan Diet Rendah Garam pada Penderita Hipertensi Family Support
and Low Salt Diet Compliance in Patients with Hypertension. In Jurnal Kesehatan
Terpadu (Integrated Health Journal (Vol. 13, Issue 2). Online.
Saing Sari, J. H. (2005). Hipertensi pada Remaja Hipertensi pada Remaja Hipertensi pada
Remaja Hipertensi pada Remaja Hipertensi pada Remaja (Vol. 6, Issue 4).
Sartik, S., Tjekyan, RM. S., & Zulkarnain, M. (2017). RISK FACTORS AND THE INCIDENCE OF
HIPERTENSION IN PALEMBANG. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3), 180–191.
https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.3.180-191
SR-KM-210014_abstract. (n.d.).
Sundari, L., Bangsawan, M., Jurusan Keperawatan Tanjungkarang, A., & Jurusan Keperawatan
Poltekkes Tanjungkarang, D. (2015). PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI. In Jurnal Keperawatan: Vol. XI (Issue 2).
Tinggi Ilmu Keperawatan PPNI Jawa Barat, S., & Keperawatan Komprehensif Vol, J. (2023).
COMPREHENSIVE NURSING JOURNAL. https://doi.org/10.33755/jkk
Wahyudi, W. T., Herlianita, R., Pagis, D., Gedong, P., Kota, A., & Lampung, B. (n.d.). Dukungan
keluarga, kepatuhan dan pemahaman pasien terhadap diet rendah garam pada pasien
dengan hipertensi. In Maret (Vol. 14, Issue 1).
Zahidah, N. N. (2021). LITERATURE REVIEW: LOW SALT DIET IN PATIENT WITH HYPERTENSION.
Indonesian Midwifery and Health Sciences Journal, 5(2), 224–231.
https://doi.org/10.20473/imhsj.v5i2.2021.224-231