Professional Documents
Culture Documents
LP KMB Hidrosefalus R.ok
LP KMB Hidrosefalus R.ok
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah KMB Profesi Ners
Dosen Koordinator : Hikmat Rudyana,, S.Kp., M.Kep
Dosen Pembimbing : Musri, S.Kp., MNg
DISUSUN OLEH :
RIZKI NABELLA
2350321021
CIMAHI
2023
I. Konsep Teori Hidrosefalus
A Anatomi Fisiologi
1 Anatomi
sisterna magna pada dasar otak dan ruangan subaraknoid. Ruangan ini mulai
terbentuk pada minggu kelima masa embrio. Sistem ventrikel dan ruang
otak. Cairan ini mengalir ke foramen Monro ke ventrikel III, kemudian melalui
pergerakan dari cairan transepidermal dari otak menuju sistem ventrikel. Bagi
anak-anak usia 4-13 tahun rata-rata volume cairan liqour adalah 90 ml dan 150
atau 500 ml / hari. Sekitar 14% dari total volume tersebut mengalami absorbsi
a. Pembentukan CSF
Normal CSF diproduksi + 0,35 ml / menit atau 500 ml / hari dengan
demikian CSF di perbaharui setiap 8 jam. Pada anak dengan hidrosefalus,
produksi CSF ternyata berkurang + 0, 30 / menit. CSF di bentuk oleh PPA;
1. Plexus choroideus (yang merupakan bagian terbesar
2. Parenchym otak
3. Arachnoid
b. Sirkulasi CSF
Melalui pemeriksaan radio isotop, ternyata CSF mengalir dari tempat
pembentuknya ke tempat ke tempat absorpsinya. CSF mengalir dari II
ventrikel lateralis melalui sepasang foramen Monro ke dalam ventrikel III,
dari sini melalui aquaductus Sylvius menuju ventrikel IV. Melalui satu
pasang foramen Lusckha CSF mengalir cerebello pontine dan cisterna
prepontis. Cairan yang keluar dari foramen Magindie menuju cisterna
magna. Dari sini mengalir kesuperior dalam rongga subarachnoid spinalis
dan ke cranial menuju cisterna infra tentorial.Melalui cisterna di
supratentorial dan kedua hemisfere cortex cerebri. Sirkulasi berakhir di
sinus Doramatis di mana terjadi absorbsi melalui villi arachnoid.
B Definisi Hidrosefalus
Kata hidrosefalus diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydro yang berarti air,
dan cephalus yang berarti kepala. Secara umum hidrosefalus dapat didefiniskan
sebagai suatu gangguan pembentukan, aliran, maupun penyerapan dari cairan
serebrospinal sehingga terjadi kelebihan cairan serebrospinal pada susunan saraf
pusat, kondisi ini juga dapat diartikan sebagai gangguan hidrodinamik cairan
serebrospinal. Hidrosefalus merupakan gangguan yang terjadi akibat kelebihan
cairan serebrospinal pada sistem saraf pusat.(Agung and Sari 2013).
Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial
yang meninggi,
sehingga terdapat pelebaran ventrikel. Pelebaran ventrikuler ini akibat
ketidakseimbangan antara produksi dan absorbsi cairan serebrospinal. Hidrosefalus
selalu bersifat sekunder, sebagai akibat penyakit atau kerusakan otak. Adanya
kelainan-kelainan tersebut menyebabkan kepala menjadi besar serta terjadi
pelebaran sutura-sutura dan ubun-ubun.(Kebidanan and Kemenkes 2020).
Hidrosefalus adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikelserebral,
ruang subarachnoid atau ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hidrosefalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertmbahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial
yang meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan
serebro spinal (Ngastiyah,2007).
Hidrosefalus merupakan sindroma klinis yang dicirikan dengan dilatasi yang
progresif pada system ventrikuler cerebral dan kompresi gabungan dari jaringan –
jaringan serebral selama produksi CSF berlangsung yang meningkatkan kecepatan
absorbsi oleh vili arachnoid. Akibat berlebihannya cairan serebrospinalis dan
meningkatnya tekanan intrakranial menyebabkan terjadinya peleburan ruang – ruang
tempat mengalirnya liquor (Mualim, 2010).
C Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu
tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan
CSS diatasnya. Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah:
- Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim,atau
infeksi intrauterine meliputi :
- Stenosis aquaductus sylvi
- Spina bifida dan kranium bifida
- Syndrom Dandy-Walker
- Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah
2. Didapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, atau perdarahan
- Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis
terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis
dan daerah lain. penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis.
- Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap
tempat aliran CSS. pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan
ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma
yang berasal dari cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III
disebabkan kraniofaringioma.
- Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan
fibrosis leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
D Tanda dan Gejala
Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan lingkar kepaa yang cepat membesar.
Selain itu, akan muncul benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala. Selain
perubahan ukuran kepala, gejala hidrosefalus yang dapat dialami bayi dengan
hidrosefalus adalah:
- Rewel
- Mudah mengantuk
- Tidak mau menyusui
- Muntah
- Pertumbuhan terhambat
- Kejang
Pada anak-anak, dewasa, dan lansia, geja;a hidrosefalus yang muncul
tergantung pada usia penderita. Gejala-gejala tersebut antara lain:
- Sakit kepala
- Penurunan daya ingat dan konsentrasi
- Mual dan muntah
- Gangguan pengelihatan
- Gangguan koordinasi tubuh
- Gangguan keseimbangan
- Kesulitan menahan buang air kecil
- Pembesaran kepala (Harsono,2015)
E Klasifikasi
1 Waktu Pembentukan
a. Hidrosefalus Congenital, yaitu Hidrosefalus yang dialami sejak
dalamkandungan dan berlanjut setelah dilahirkan
b. Hidrosefalus Akuisita, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah bayidilahirkan
atau terjadi karena faktor lain setelah bayi dilahirkan (Harsono,2006).
2 Proses Terbentuknya Hidrosefalus
a. Hidrosefalus Akut, yaitu Hidrosefalus yang tejadi secara mendadak yang
diakibatkan oleh gangguan absorbsi CSS (Cairan Serebrospinal)
b. Hidrosefalus Kronik, yaitu Hidrosefalus yang terjadi setelah cairanCSS
mengalami obstruksi beberapa minggu (Anonim,2007)
3 Sirkulasi Cairan Serebrospinal
a. Communicating, yaitu kondisi Hidrosefalus dimana CSS masih biaskeluar dari
ventrikel namun alirannya tersumbat setelah itu.
b. Non Communicating, yaitu kondis Hidrosefalus dimana sumbatanaliran CSS
yang terjadi disalah satu atau lebih jalur sempit yangmenghubungkan
ventrikel-ventrikel otak (Anonim, 2003).
4 Proses Penyakit
a. Acquired, yaitu Hidrosefalus yang disebabkan oleh infeksi yangmengenai otak
dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkusotak (meninges).
b. Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau
cederatraumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan otak
atauathrophy (Anonim, 2003).
F Patofisiologi (Pathway)
mengalami atrofi dan tereduksi menjadi pita yang tipis. Pada gray matter terdapat
pembesaran gray matter tidak mengalami gangguan. Proses dilatasi itu dapat
merupakan proses yang tiba – tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada
kedudukan penyumbatan. Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi
dan anak kecil sutura kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi
peningkatan massa cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan
mengembang dan terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit
ventrikel lateral dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas
yaitu penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di luar
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi
ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP sebelum
sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi kapasitas normal
sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan ketiadaan absorbsi total akan menyebabkan
normal yang pada didning rongga memungkinkan kenaikan absorpsi. Jika route
kolateral cukup untuk mencegah dilatasi ventrikular lebih lanjut maka akan terjadi
keadaan kompensasi.
G Pathway Hidrosefalus
Gangguan Fungsi
Meningkatkan alirah
Gastrointestinal
darah ke bagian nyeri
Kelembaban
Kompres Hangat
Kemerahan/luka,
Nyeri Akut
terdapat lesi
1 Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan penyuluhan
genetic, penerangan keluarga berencana serta menghindari perkawinan antar
keluarga dekat. Proses persalinan/kelahirandiusahakan dalam batas-batas
fisiologik untuk menghindari trauma kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar
suatu saat lebih dipilih dari pada menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu
lahir.
2 Terapi Medikamentosa
Hidrosefalus dewngan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada
umumnya tidak memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid
dengan dosis 25 – 50 mg/kg BB. Pada keadaan akut dapat diberikan menitol.
Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan meskipun hasilnya kurang
memuaskan. Pembarian diamox atau furocemide juga dapat diberikan. Tanpa
pengobatan “pada kasus didapat” dapat sembuh spontan ± 40 – 50 % kasus.
3 Pembedahan :
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi.
Misalnya Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga
dapat mengeluarkan LCS kedalam rongga cranial yang disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalah memberikan pengertian pada
keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya :
kateter “shunt” obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari
ventrikel otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan
ventrikuloatrial atau ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahansilikon khusus, yang tidak menimbulkan
raksi radang atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk
selamanya. Penyulit terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi,
atau dislokasi.
4 Terapi
Pada dasarnya ada 3 prinsip dalam pengobatan hidrosefalus, yaitu :
a) mengurangi produksi CSS
b) Mempengaruhi hubungan antara tempat produksi CSS dengan tempat absorbsi
c) Pengeluaran likuor ( CSS ) kedalam organ ekstrakranial.
Penanganan hidrosefalus juga dapat dibagi menjadi :
a. Penanganan sementara
Terapi konservatif medikamentosa ditujukan untuk membatasi evolusi
hidrosefalus melalui upaya mengurangi sekresi cairan dari pleksus khoroid
atau upaya meningkatkan resorbsinya.
b. Penanganan alternatif ( selain shunting )
Misalnya : pengontrolan kasus yang mengalami intoksikasi vitamin A, reseksi
radikal lesi massa yang mengganggu aliran likuor atau perbaikan suatu
malformasi. saat ini cara terbaik untuk malakukan perforasi dasar ventrikel
dasar ventrikel III adalah dengan teknik bedah endoskopik.
c. Operasi pemasangan “ pintas “ ( shunting )
Operasi pintas bertujuan mambuat saluran baru antara aliran likuor dengan
kavitas drainase. pada anak-anak lokasi drainase yang terpilih adalah rongga
peritoneum. baisanya cairan ceebrospinalis didrainase dari ventrikel, namun
kadang ada hidrosefalus komunikans ada yang didrain rongga subarakhnoid
lumbar. Ada 2 hal yang perlu diperhatikan pada periode pasca operasi, yaitu
pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan.
kelancaran dan fungsi alat shunt yang dipasang. infeksi pada shunt
meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan
kematian.
I Penatalaksanaan Medis
1 Pemeriksaan fisik:
- Pengukuran lingkaran kepala secara berkala. Pengukuran ini penting untuk
melihat pembesaran kepala yang progresif atau lebih dari normal
- Transiluminasi
- Pemeriksaan darah:
Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk hidrosefalus
2 Pemeriksaan cairan serebrospinal
Analisa cairan serebrospinal pada hidrosefalus akibat perdarahan atau
meningitis untuk mengetahui kadar protein dan menyingkirkan kemungkinan
ada infeksi sisa
3 Pemeriksaan radiologi:
- X-foto kepala: tampak kranium yang membesar atau sutura yang melebar.
- USG kepala: dilakukan bila ubun-ubun besar belum menutup.
- CT Scan kepala: untuk mengetahui adanya pelebaran ventrikel dan
sekaligus mengevaluasi struktur-struktur intraserebral lainnya
II. Konsep Asuhan Keperawatan
1 Pengkajian
format nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku bangsa, alamat,
penanggung jawab.
Hal yang sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
b. Riwayat Kesehatan
terjadi.
sebelumnya, riwayat adanyanya neoplasma otak, kelainan bawaan pada otak dan
riwayat infeksi.
d. Riwayat perkembangan
Kelahiran premature. lahir dengan pertolongan, pada waktu lahir menangis keras
atau tidak. Riwayat penyakit keluarga, mengkaji adanya anggota generasi terdahulu
e. Pengkajian psikososiospritual
Pengkajian mekanisme koping yang digunakan klien dan keluarga (orang tua)
untuk menilai respon terhadap penyakit yang diderita dan perubahan peran dalam
keluarga dan masyarakat serta respon atau pengruhnya I dalam kehidupan sehari-
hari. Baik dalam keluarga maupun masyarakata. Apakah ada dampak yang timbul
pada klien dan orang tua, yaitu timbul seperti ketakutan akan kecatatan, rasa
cemas, rasa ketidak mampuan untuk melakukan aktivitas secara optimal. Perawat
gangguan neurologis yang akan terjadi pada gaya hidup individu. Perspektif
perawatan dalam mengkaji terdiri atas dua masalah: keterbatasan yang diakibatkan
oleh deficit neurologis dalam hubungan dengan peran sosial klien dan rencana
pelayanan yang akan mendukung adaptasi pada gangguan neurologis didalam
f. Riwayat Alergi
Data yang diperoleh dari pasien, apakah pasien mempunyai Riwayat alergi obat
ataupun makanan.
D.0077
D.0054
3) Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif ditandai dengan neoplasma otak D.0017
3 Intervensi Keperawatan yang mungkin muncul
No Diagnosa Keperawatan Standar Luaran Keperawatan Indonesia Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
1 Nyeri Akut berhubungan dengan agen Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen Nyeri (I.08238)
Observasi :
pencedera fisik (mis.Prosedur Operasi) selama … x 24 jam diharapkan tingkat nyeri
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
D.0077 (L.08066) menurun dan membaik, dengan kualitas, intensitas nyeri
kriteria hasil : - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri non verbal
a. Keluhan nyeri menurun
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
b. Meringis menurun nyeri
c. Kesulitan tidur menurun - Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
d. Ketengangan otot menurun
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
e. Muntah menurun - Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di
f. Mual menurun berikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
g. Pupil dilatasi menurun Terapeutik :
h. Frekuensi nadi membaik - Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis.terapi pijat, aromaterapi, terapi music,
i. Tekanan darah membaik
hipnosi,dll)
j. Pola tidur membaik - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
k. Fungsi berkemih membaik Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
l. Nafsu makan membaik - Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
Edukasi :
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetic secara tepat
- Ajarkan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian analgetic, jika perlu
2 Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Dukungan Mobilisasi (I.05173)
dengan gangguan neuromuskuler D.0054 selama … x 24 jam diharapkan mobilitas fisik Observasi
(L.05042) meningkat dan menurun dengan - Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
kriteria hasil : - Identifikasi toleransi fisik melakukan pergerakan
a. Pergerakan ektremitas meningkat
- Monitor frekuensi jantung dan tekanan darah sebelum
b. Kekuatan otot meningkat
memulai mobilisasi
c. Rentang gerak (ROM) meningkat
- Monitor kondisi umum selama melakukan mobilisas
d. Nyeri menurun
Terapeutik
e. Gerakan terbatas menurun
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
(misal. pagar tempat tidu)
- Fasilitasi melakukan pergerakan, Jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Ajarkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
(misal. duduk di tempat tidur, duduk di sisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke kursi)
3 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektid Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (I.09325)
ditandai dengan neoplasma otak D.0017 selama … x 24 jam diharapkan perfusi serebral Observasi
meningkat dan menurun (L.02014) dengan - Identifikasi penyebab peningkatan TIK (mis. lesi,
kriteria hasil : gangguan metabolisme, edema serebral)
a. Tingkat kesadaran meningkat - Monitor tanda atau gejala peningkatan TIK (mis.
b. Kognitif meningkat tekanan darah meningkat, tekanan nadi melebar,
c. Tekanan intrakranial menurun bradikardia, pola napas ireguler, kesadaran menurun)
d. Sakit kepala menurun - Monitor MAP (Mean Arterial Pressure)
e. Demam menurun
- Monitor CVP (Central Verious Pressure), jika perlu
- Monitor PAWP, jika perlu
- Monitor PAP, jika perlu
- Monitor ICP (Intra Cranial Pressure), jika tersedia
- Monitor CPP (Cerebral Perfusion Pressure)
- Monitor gelombang ICP
- Monitor status pernapasan
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor cairan serebro-spinalis (mis. warna,
konsistensi)
Terapeutik
- Minimalkan stimulus dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
- Berikan posisi semi Fowler
- Hindari manuver Valsava
- Cegah terjadinya kejang
- Hindari penggunaan PEEP
- Hindari pemberian cairan IV hipotonik
- Atur ventilator agar PaCO2 optimal
- Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
- Kolaborasi pemberian pelunak tinja, jika perlu
4 Implementasi Keperawatan
5 Evaluasi Keperawatan
mengukur respon klien terhadap tindakan keparahan dan kemajuan klien kearah
capaian tujuan.
Evaluasi merupakan kegiatan yang terjadi pada setiap langkah dari proses
diatas. Evaluasi ini juga disebut evaluasi proses. Semua dicatat pada formular
pencatatan perkembangan.
DAFTAR PUSTAKA
Apriyanto1, Rhonaz Putra Agung2, Fadillah Sari 3. 2013. Hidrosefalus Pada Anak1 Dokter
Spesialis Bedah Saraf RSUD Raden Mattaher, Jambi.JMJ, Volume1, Nomor 1, Mei
2013, Hal: 61 – 67
Darsono dan Himpunan dokter spesialis saraf indonesia dengan UGM. 2005 BukuAjar
Neurologi Klinis. Yogyakarta: UGM Press.
Tim Pokja SDKI PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan
Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia .
Tim Pokja SIKI PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan
Tindakan Keperawatan . Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Wong...[et.al]. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Alih bahasa : Agus Sutarna,
Neti.Juniarti, H.Y. Kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia : Egi Komara Yudha....[et
al.].Edisi 6.Jakarta : EGC