Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal Sosial Humaniora Terapan

Volume 2 Issue 1 Article 7

12-25-2019

PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA


TARIK WISATA AIR DI KOTA DEPOK
Rahmi Setiawati
Program Studi Penyiaran Program PendidikanVokasi Universitas Indonesia, rahmisetyawati@yahoo.com

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jsht

Recommended Citation
Setiawati, Rahmi (2019) "PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AIR
DI KOTA DEPOK," Jurnal Sosial Humaniora Terapan: Vol. 2: Iss. 1, Article 7.
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7

This Article is brought to you for free and open access by UI Scholars Hub. It has been accepted for inclusion in
Jurnal Sosial Humaniora Terapan by an authorized editor of UI Scholars Hub.
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK
WISATA AIR DI KOTA DEPOK

Rahmi Setiawati
Program Studi Penyiaran Program PendidikanVokasi Universitas Indonesia
Corresponding Author: rahmisetyawati@yahoo.com

ABSTRAK
Depok merupakan kota dengan sebutan 1000 Setu, sehingga Pemkot Depok berencana membuat objek
wisata air dengan memanfaatkan situ yang ada di wilayahnya. Salah satunya adalah Situ Rawa Besar
yang dijadikan objek wisata air. Untuk menciptakan optimalisasi dalam mencapai tujuan tersebut perlu
adanya kebijakan Pemerintah Kota Depok dalam mewujudkan Situ Rawa Besar sebagai objek wisata air.
Sehingga diperlukan revitalisasi untuk memberdayakan potensi wisata dan kreasi Situ Rawa Besar yang
dapat memberikan manfaat ekonomi dari aspek pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
proses revitalisasi, mengetahui hambatan dan kemudahan di dalam proses revitalisasi di Situ Rawa Besar.
Penelitian ini menggunakan tinjauan konsep revitalisasi, pengembangan wisata air dan kepariwisataan.
Metode analisis yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara,
observasi dan studi kepustakaan yang digunakan yaitu berupa kajian pustaka; dan berupa dokumen
kebijakan yang terkait dengan revitalisasi Situ Rawa Besar. Hasil penelitian sangat diperlukan
melakukan revitalisasi Situ Rawa Besar yang dilaksanakan sesuai dengan rancangan dengan
memperhatikan aspek peningkatan fasilitas, daya tarik, aksesibilitas, dan manajemen destinasi, selain itu
Situ Rawa Besar sebagai objek wisata air dilakukan sekaligus untuk penataan kualitas air dan
pengelolaan sampah, serta meningkatkan sumber daya manusia dan dukungan masyarakat sekitar.
Sehigga disarankan perlu adanya koordinasi antara pemerintah provinsi dengan daerah dan dinas-dinas
terkait terus ditingkatkan, sehingga ke depan dapat terbentuk ikon situ untuk pariwisata Kota Depok.
Kata kunci : Revitalisasi, Situ, Daya Tarik (Atraksi) Wisata Air, Perencanaan wisata air

ABSTRACT
Depok is a city called 1000 Setu, so the Depok City Government plans to create a water tourism object
by utilizing the existing situ in its area. One of them is Situ Rawa Besar which is used as a water tourist
attraction. To create optimization in achieving these goals, it is necessary to have a policy of the Depok
City Government in realizing Situ Rawa Besar as a water tourism object. So that revitalization is needed
to empower tourism potential and the creation of Situ Rawa Besar which can provide economic benefits
from the aspect of tourism. This study aims to determine the revitalization process, determine the
obstacles and facilities in the revitalization process in Situ Rawa Besar. This study uses a review of the
concept of revitalization, water tourism development and tourism. The analytical method used is a
qualitative method by collecting data through interviews, observation and study of literature used in the
form of literature review; and in the form of policy documents related to Situ Rawa Besar revitalization.
The results of the research are very necessary to revitalize Situ Rawa Besar which is carried out in
accordance with the design by taking into account aspects of improving facilities, attractiveness,
accessibility, and destination management, besides Situ Rawa Besar as a water tourism attraction is
carried out at the same time for structuring water quality and waste management, as well as increasing
human resources and support of surrounding communities. So it is suggested that there is a need for
coordination between the provincial government and the regions and related agencies to continue to be
improved, so that in the future it can form an icon for tourism in Depok City.
Keywords: Revitalization, Situ, Attraction (Attractions) Water Tourism, Water tourism planning

70

Published by UI Scholars Hub, 2023 1


Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2 [2023], Iss. 1, Art. 7

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PENDAHULUAN air agar dapat meningkatkan pendapatan daerah
Kota Depok saat ini selalu melakukan dan kesejahteraan masyarakat sekitar Situ rawa
perkembangan dan perluasan diberbagai sektor besar Dengan adanya program tersebut,
seperti sektor perekonomian dan pariwisata. diharapkan menimbulkan kesadaran dari warga
Dalam perkembangan sektor pariwisata, Kota sekitar untuk dapat mengembangkan potensi
Depok masih dalam tahap mengembangkan dan wilayah nya
melakukan revitalisasi diberbagai tempat Program yang dicanangkan akan mampu
pariwisata, salah satunya sektor pariwisata air membangun kesadaran warga sekitar terhadap
yang telah ada maupun yang akan dijadikan potensi wisata air, keberlanjutan lingkungan, dan
tempat sektor pariwisata baru di Depok. Salah penggerak roda perekonomian dengan timbulnya
satu sektor pariwisata air (wisata tirta) yang ada usaha kecil menengah melalui budidaya ikan
dan telah dilakukan revitalisasi yakni Situ Rawa karamba. Hal ini akan menimbulkan kebanggan
Besar, yang terletak tepat di jantung kota Depok. bagi warga sekitar karena dapat mengelola
Situ rawa besar memiliki luas 13 Ha, Situ ini wilayahnya menjadi ladang keuntungan dan
merupakan kawasan penyangga dan resapan air memiliki Situ yang bersih dan sehat untuk
untuk wilayah Kota Depok dan sekitarnya. didatangi. perekonomian di daerah tersebut.
Danau yang membentang dari Jalan Wijaya Misalnya, membuat kripik ikan, membuat bakso
Kusuma hingga Jalan Dukuh Pasar Lama ikan, dan bisa juga menjual benih-benih ikan air
tersebut juga pernah dimanfaatkan sebagai tawar tersebut.
penyangga kegiatan ekonomi. Namun, saat ini Permasalahan saat ini yang ada, belum
perlu dilakukan revitalisasi oleh pemerintah, agar maksimalnya pemanfaatan situ tersebut untuk
situ rawa besar menjadi nyaman untuk dijadikan menaikkan tingkat perekonomian daerah sekitar
tempat wisata air, tempat memancing, dan dalam bidang perikanan. Untuk objek wisata
ditambah pula dengan adanya dermaga apung sendiri sudah terlihat pengembangan yang baik
yang diisi oleh perahu eretan yang sangat dari dampak revitalisasi seperti di situ rawa
membantu warga setempat dalam keefektivan besar. Pemanfaatan sektor perikanan ini akan
waktu berkendara. Dermaga apung tersebut pun menjadi potensi yang besar bagi warga sekitar
malah menjadi objek wisata baru untuk para untuk menaikkan tingkat perekonomian mereka.
pengunjung mengabadikan momen dan ber Pada situ rawa kalong, tambak ikan malah
swafoto bersama keluarga. menjadi salah satu faktor pencemaran air di situ
Sektor perairan yang dapat dimanfaatkan tersebut, ini juga merupakan permasalahan yang
dari Situ tersebut yakni belum dikembangkannya harus segera dibenahi agar tidak ada lagi
olahan hasil perikanan yang ada di Situ tersebut. pencemaran air akibat pengelolaan tambak yang
Pada sektor perikanan ini, dapat dengan cara telah ada. Berdasarkan pemberitaan pada
mengedukasi para bapak-bapak di daerah sekitar kompas.com bahwa Situ Rawa Besar Akan
untuk dapat mem-budidayakan ikan-ikan air Ditata dan Dinormalisasi, yaitu bahwa
tawar dikawasan tersebut dengan cara membuat Pemerintah Kota Depok mengajukan dana
karamba ikan di daerah sekitar tepi Situ namun hibah senilai Rp 28 miliar ke Pemerintah
dengan memanfaatkan lahan yang tepat guna Provinsi DKI Jakarta untuk menata dan
sesuai arahan dari Dinas Pertanian dan Perikanan menormalisasi tiga situ. Tiga situ yang tahun ini
Kota Depok. Lalu untuk para ibu rumah tangga akan ditata dan dinormalisasi adalah Situ Rawa
daerah sekitaran situ rawa besar diajarkan untuk Besar, Situ Pladen, dan Situ Sawangan. Menurut:
mampu mengelola olahan ikan tersebut menjadi Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
produk hasil UKM, yang akan berdampak untuk Ruang (PUPR) Kota Depok Manto Djorghi
menaikkan potensi Depok dikenal sebagai daerah mengatakan, penataan dan normalisasi situ
seribu setu, hal ini dapat dimanfaatkan dan bertujuan mengurangi titik banjir di Depok yang
dikelola dengan baik sebagai daya tarik wisata wilayahnya berbatasan dengan Jakarta.

71

https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7 2
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
“Sehingga apabila hujan deras, air hujan tangga, Podsi Jawa Barat sepakat tak terlalu
tersebut akan tertahan di situ-situ Depok dan mempersoalkan selama arus air tenang dan tak
mencegah meluapnya air hujan tersebut ke membahayakan atlet yang berlaga.
Jakarta yang akan menyebabkan banjir,” ucap "Ini sifatnya hanya promosi dayungnya
Manto saat dihubungi, Senin (14/1/2019). saja. Sarana yang bagus juga untuk
Manto mengatakan, pihaknya akan memperkenalkan dayung. Karena di tempat lain
menggandeng swasta untuk menormalisasi dan seperti Jakarta, itu di Banjir Kanal, jadi dengan
menata tiga situ. Menurut dia, Detail arus. Jadi tidak bisa optimal buat target,"
Engineering Design (DED) sudah dilaksanakan ujarnya.
pada tahun anggaran 2018. Normalisasi Sedangan menurut Irwan, Abdullah (56),
dilakukan dengan pembangunan turap sungai dan warga Kelurahan Depok Jaya upaya Pemkot
saluran air. Depok dalam mempromosikan gelaran yang
Selain itu, pihaknya juga telah dibalut pentas seni dan budaya masih minim
mengajukan penambahan alat berat untuk promosi. Dia mencontohkan ketiadaan spanduk
memaksimalkan normalisasi situ. Hingga kini, Festival Perahu Naga yang desainnya
pihaknya masih menunggu persetujuan Pemprov menampilkan sosok Wakil Wali Kota Depok M.
DKI terkait penataan dan normalisasi tiga situ Idris Abdul Shomad dan Wakil
tersebut. Berikut kutipan: Wali Kota Depok Pradi Supriatna di Jalan
“Tidak bisa dilelang apabila belum ada Margonda.
kepastian dari Pemprov DKI. Apakah sudah "Promosinya kurang, di sepertinya
ditetapkan di APBD Pemprov DKI, kami masih pembuatan acara ini agak dadakan. Di Margonda
belum dapat kabar,” ujar Manto. saja enggak ada spanduk atau baliho promosi,
Ia berharap, pengajuan hibah ini segera baru depan gapura Situ ada spanduk. Jadi orang
disetujui Pemprov DKI. Dengan demikian, enggak banyak yang tahu," ucap Abdullah.
pengerjaan normalisasi dan penataan tiga situ Digratiskannya warga Depok yang
dapat cepat terealisasi. hendak menonton juga tak sukses mengajak
Selain itu, Situ Rawa Besar dapat warga hadir dalam kegiatan yang dimulai sejak
digunakan sebagai obyek wisata, melalui festival pukul 08.00 WIB hingga 16.00 WIB. Sejak
perahu naga, tetapi minat dari masyarakat depok dimulai hingga acara berakhir tak ada lonjakan
masih rendah. Berdasarkan pemberitaan penonton yang signifikan selain dari kerabat tim
tribunjakarta.com, beberapa pendapat terkait pendayung yang beranggotakan 12 orang.
dengan acara festival perahu naga. Namun acara Dipindahnya lokasi dari Situ Pedongkelan
tersebut tidak sesuai dengan harapan yaitu ke Situ Rawa Besar karena belum beresnya
penontonya sepi Menurut Wakil Sekum Podsi pengerjaan proyek diduga turut jadi sebab
Jabar, Irwan Setiawan menduga minimnya akses sepinya pengunjung. Pun begitu, Irwan tak
dan promosi lomba yang diikuti 34 tim ini jadi kehilangan harapan olahraga dayung dapat
sebab sedikitnya penonton yang datang. memikat masyarakat sehingga regenerasi atlet
"Karena tempatnya kurang memadai. Dari dan pamornya terus meningkat.
sisi akses, macet, dan lain sebagainya. Dan "Awalnya di Situ Pedongkelan, karena
belum ke arah sana (promosi)," kata Irwan terkendala pekerjaan. Ini jadi ajang promosi,
di Situ Rawa Besar, Minggu (2/12/2018). karena terus terang dayung kesulitan untuk
Selain masalah akses lokasi dan minim rekrutmen atlet. Olahraga air yang rata-rata
promosi, Irwan menuturkan hal serupa turut mindsetnya ekstrem," sambung Irwan.
terjadi di tempat lain karena pamor olahraga Berdasarkan hasil review di laman
dayung tak sebeken cabang olahraga lainnya. google, pada tahun 2018, ada beberapa review
Karenanya, meski air bagus yang diberikan oleh pengunjung di laman
di Situ Rawa Besar tercemar limbah rumah google :

72

Published by UI Scholars Hub, 2023 3


Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2 [2023], Iss. 1, Art. 7

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 1. Review Situ Rawa Besar di Laman Google.com

Berikut merupakan gambar-gambar terkini situ


rawa besar yang diambil oleh para pengunjung :

Gambar 2. Situ Rawa Besar

Berdasarkan data dari hasil pemberitaan, penelitian ini adalah : Bagaimana Program
bahwa situ rawa besar masih memiliki potensi Revitalisasi Situ Rawa Besar Sebagai Daya Tarik
daya tarik wisata air, dengan harapana adanya Wisata Air, sesuai dengan kondisi Kota Depok
perubahan yang signifikan mengenai keberadaan yang memiliki banyak situ, sehingga dikenal
tempat situ rawa besar ini untuk pembangunan dengan sebutan 1000 situ?
pariwisata, untuk dioptimalisasi lebih lanjut
kedepannya oleh pihak-pihak terkait. TINJAUAN PUSTAKA
Kondisi perubahan situ rawa besar, yang Kawasan Pariwisata Air
saat ini semakin memprihatinkan yaitu kondisi Kawasan pada hakekatnya merupakan
lingkungan yang tidak terawat, banyaknya suatu wilayah yang lingkupnya lebih sempit.
sampah dan sarana prasarana yang rusak Menurut UU No.24 Tahun 1992 dijelaskan
misalnya toilet, sarana parkir, tidak adanya bahwa wilayah adalah ruang yang merupakan
tanda yang memberikan informasi serta loket kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait
masuk yang tidak terpakai kembali, diperlukan padanya yang batas dan sistemnya ditentukan
suatu perencanaan revitalisasi situ rawa besar berdasarkan aspek administratif atau aspek
dalam mewujudkan sebagai obyek wisata air. fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah
Berdasarkan permasalahan kondisi situ dengan fungsi utama lindung atau budidaya.
rawa besar, maka rumusan masalah pada

https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7 73 4
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Berdasarkan UU No.9 Tahun 1990 jelas dan positif atas suatu kawasan sebagai
dijelaskan bahwa pengertian kawasan wisata suatu tujuan wisata, organisasi industri
adalah suatu kawasan yang mempunyai luas pariwisata yang efektif, tingkat kerjasama
tertentu yang dibangun dan disediakan untuk yang tinggi di antara operator-operator
kegiatan pariwisata. Apabila dikaitkan dengan perseroaan dan tujuan lainnya
pariwisata air, pengertian tersebut berarti suatu 5. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,
kawasan yang disediakan untuk kegiatan seperti gesekan-gesekan dan kompetisi yang
pariwisata dengan mengandalkan obyek atau tidak perlu antar operator pariwisata
daya tarik kawasan perairan. Pengertian kawasan perseorangan, tingkah laku yang tidak
pariwisata ini juga diungkapkan oleh seorang bersahabat dari masyarakat lokal terhadap
ahli yaitu Inskeep (1991:77) sebagai area yang wisatawan, kerusakan alam dan aset sejarah,
dikembangkan dengan penyediaan fasilitas dan hilangnya identitas budaya, hilangnya pangsa
pelayanan lengkap (untuk rekreasi/relaksasi, pasar, kepadatan yang terlalu tinggi,
pendalaman suatu pengalaman/kesehatan). kemacetan dan masalah lalu lintas, polusi,
Sedangkan pengertian kawasan pariwisata dan lain-lain.
secara umum adalah suatu kawasan dengan luas Elemen-elemen suatu rencana kepariwisataan
tertentu yang dibangun atau disediakan untuk oleh Page (1995, p. 171) disebutkan sebagai
memenuhi kebutuhan pariwisata dan jasa wisata. berikut:
Dalam lingkup yang lebih luas kawasan 1. Lingkungan alam dan sosial ekonomi.
pariwisata dikenal sebagai Resort City yaitu 2. Daya tarik dan kegiatan-kegiatan wisata.
perkampungan kota yang mempunyai tumpuan 3. Akomodasi
kehidupan pada penyediaan sarana dan prasarana 4. Transportasi
wisata seperti penginapan, restoran, olah raga, 5. Elemen-elemen kelembagaan.
hiburan dan penyediaan jasa tamasya lainnya. 6. Prasarana lainnya.
Apabila kawasan pariwisata tersebut 7. Fasilitas, utilitas, dan pelayanan wisata
mengandalkan pemandangan alam berupa lainnya.
kawasan perairan sebagai ciri khasnya, maka 8. Pasar wisata domestik dan internasional.
penyediaan sarana dan prasarana serta hiburan 9. Penggunaan prasarana wisata oleh
atau atraksi wisatanya diarahkan untuk penduduk setempat.
memanfaatkan dan menikmati kawasan perairan Pariwisata akan terwujud dengan adanya
tersebut. suasana dan fasilitas pendukung, lingkungan
alam dan sosial ekonomi serta masyarakat dan
Perencanaan Wisata Air pengunjung dengan berbagai macam
Menurut Mill dan Morrison (1985, p. 48), ketertarikan. Ada lima pendekatan untuk
sedikitnya terdapat lima alasan utama bagi perencanaan wisata yang diidentifikasikan oleh
dilakukannya perencanaan pariwisata, yaitu: para ahli. Lima pendekatan ini dapat diterapkan
1. Mengidentifikasikan alternatif pendekatan pula dalam perencanaan wisata air. Empat
untuk: pemasaran, pengembangan, organisasi diantaranya dikemukakan oleh Getz (1987:45)
industri, kepedulian wisata, layanan dan dan ditambah lagi satu pendekatan yang
aktivitas pendukung. dikemukakan oleh Page (1995:185). Pendekatan-
2. Menyesuaikan pada hal-hal yang tidak dapat pendekatan tersebut dapat diuraikan sebagai
diperkirakan seperti kondisi perekonomian berikut :
umum, situasi permintaan dan penyediaan 1. Boosterism
energi. Merupakan suatu pendekatan sederhana
3. Mempertahankan keunikan: sumber daya yang melihat pariwisata sebagai suatu
alam, budaya lokal, arsitektur lokal, atribut positif untuk suatu tempat dan
monumen sejarah dan landmarks, events dan penghuninya. Obyek-obyek yang terdapat
aktivitas lokal, taman-taman dan kawasan di suatu lingkungan ditawarkan sebagai aset
olahraga di luar, dan lain-lainnya di daerah bagi pengembangan kepariwisataan tanpa
tujuan wisata. memperhatikan dampaknya, yang menurut
4. Menciptakan hal-hal yang diinginkan seperti: Hall (1991:22) nyaris dapat dikatakan
tingkat pemahaman yang tinggi akan bukan sebagai suatu bentuk dari
manfaat- manfaat dari pariwisata, kesan yang perencanaan pariwisata. Masyarakat

74

Published by UI Scholars Hub, 2023 5


Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2 [2023], Iss. 1, Art. 7

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
setempat tidak dilibatkan dalam proses menetapkan agenda yang perlu
perencanaan dan daya dukung wilayah yang dimodifikasi untuk memasukkan
ada tidak begitu dipertimbangkan. kebutuhan dan keinginan masyarakat
2. The Economic-Industry Approach lokal di dalam proses perencanaan dan
a. Pendekatan ini merupakan pendekatan penentuan keputusan. Jadi, community
yang sangat luas digunakan oleh kota- tourism planning ini menganggap penting
kota yang menganggap pariwisata suatu pedoman pengembangan pariwisata
sebagai suatu industri yang dapat yang dapat diterima secara sosial (social
mendatangkan manfaat-manfaat acceptable).
ekonomi bersama-sama dengan b. Pendekatan ini menekankan pada
penciptaan lapangan kerja serta pentingnya manfaat-manfaat sosial dan
munculnya kesempatan- kesempatan kultural bagi masyarakat lokal bersama-
dalam pembangunan. Konsep pariwisata sama dengan suatu range pertimbangan
dengan pendekatan ini adalah sebagai ekonomi dan lingkungan. Menurut
suatu ekspor bagi sistem perkotaan, dan Haywood (1988), dalam penerapan
pemasaran digunakan untuk menarik rencana, “bentuk politis” dari proses
pengunjung yang merupakan perencanaan tersebut seringkali terjadi
pembelanja tertinggi. 5. Sustainable Approach (Sustainable tourism
b. Tujuan-tujuan ekonomi lebih planning)
dinomorsatukan daripada tujuan-tujuan Pendekatan keberlanjutan berkepentingan
sosial dan lingkungan, yaitu dengan dengan masa depan yang panjang atas
menetapkan sasaran utama berupa sumber daya dan efek-efek pembangunan
pengalaman menarik bagi pengunjung ekonomi pada lingkungan yang mungkin
dan tingkat kepuasan yang dialami oleh juga menyebabkan gangguan kultural dan
para wisatawan. sosial untuk memantapkan pola-pola
3. The Physical-Spatial Approach kehidupan dan gaya hidup individual.
Pendekatan ini didasarkan pada tradisi Dalam konteks perencanaan pariwisata,
“penggunaan lahan” geografis dan pembangunan berkelanjutan didasarkan
perencana- perencana dengan pendekatan pada beberapa prinsip yang ditetapkan oleh
rasional untuk perencanaan lingkungan the World Commission on the Environment
perkotaan. Kepariwisataan dilihat di dalam and Development (the Brundtland
suatu range konteks, tetapi dimensi Commission) pada tahun 1987 yang
lingkungan dianggap juga sebagai isu kritis menurut Hall (1991) berhubungan dengan
dari daya dukung sumber daya wisata di eguity, the needs of economically marginal
dalam kota. Strategi-strategi perencanaan populations, and the idea of technological
yang berbeda berdasarkan prinsip-prinsip and social limitations on the ability of the
keruangan digunakan di sini, misalnya environment to meet present and future
pengelompokan pengunjung di kawasan- need.
kawasan utama, atau pemecahan untuk Untuk menindaklanjuti adanya beberapa prinsip
menghindarkan terlalu terkonsentrasinya tersebut diatas, Dutton dan Hall (1989)
pengunjung di satu kawasan, dan mengidentifikasikan mekanisme-mekanisme
pemecahan untuk menghindarkan yang dapat digunakan sebagai pedoman
kemungkinan terjadinya konflik-konflik. pencapaian suatu pendekatan berkelanjutan yang
Hanya saja satu kritik bagi pendekatan ini realistik untuk perencanaan pariwisata, yaitu
adalah masih kurang mempertimbangkan sebagai berikut:
dampak sosial dan kultural dari wisata 1. Mendorong kerjasama dan saling perhatian
perkotaan. untuk meningkatkan manfaat dari setiap
4. The Community Approach pendekatan, sehingga perencanaan
a. Merupakan pendekatan yang lebih pariwisata harus kooperatif dan didasarkan
menekankan pada pentingnya keterlibatan pada sistem pengendalian terpadu.
maksimal dari masyarakat setempat di 2. Mengembangkan mekanisme koordinasi
dalam proses perencanaan. Perencanaan industri.
tradisional top-down, dimana perencana

75

https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7 6
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
3. Meningkatkan kepedulian konsumen  Transportasi, termasuk di dalamnya
mengenai pilihan-pilihan yang kapal, kereta api, bus dan fasilitas
berkelanjutan dan tidak berkelanjutan, transportasi lainnya.
termasuk manfaat-manfaat dari manajemen  Sarana, berupa fasilitas seperti hotel,
pengunjung. bangunan pelabuhan, restoran, pusat
4. Meningkatkan kepedulian produsen atas belanja dan tempat hiburan.
manfaat-manfaat perencanaan pariwisata  Keramahtamahan, mencakup sikap dari
yang berkelanjutan. penduduk yang juga dapat sebagai sumber
5. Menggantikan pendekatan-pendekatan budaya.
perencanaan konvensional dengan Faktor penting dalam pembentukan daya
perencanaan strategic, untuk ini disyaratkan tarik wisata tersebut juga dapat dijadikan acuan
semua pihak yang berkepentingan membuat untuk pengembangan kawasan pariwisata air
komitmen yang pasti untuk tujuan-tujuan seperti yang telah dikemukakan oleh Robinson
yang berkelanjutan. sebelumnya, tetapi ditambah dengan
6. Memberi perhatian yang lebih besar atas keramahtamahan penduduk sekitar yang dapat
keperluan perencanaan kualitas pengalaman menciptakan suasana yang menyenangkan bagi
wisatawan, dengan suatu pandangan atas wisatawan yang mengunjungi kawasan wisata air
keberlanjutan jangka panjang dari produk tersebut. Sedangkan menurut Gunn (1988),
wisata, bersama-sama dengan terdapat konsep zona tujuan wisata yang terdiri
memantapkan atraksi dari kawasan tujuan dari empat komponen, yaitu kelompok atraksi
wisata wisata, termasuk didalamnya apa yang dapat
dilihat, dilakukan, dan dibeli di lokasi wisata;
Pengembangan wisata air masyarakat yang memberikan pelayanan dan
Pengertian pengembangan telah diartikan fasilitas; koridor sirkulasi, dan koridor
kedalam berbagai pengertian tergantung dari sisi penghubung.
mana pengembangan (development) tersebut
digunakan. Dalam Pearce (1989), Goulet Atraksi wisata air
(1968:388) menyebutkan bahwa pengembangan Atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat
sebagai suatu proses yang biasanya berupa dilihat atau disaksikan melalui suatu pertunjukan
perubahan sosial. Selanjutnya disebutkan bahwa (shows) yang khusus diselenggarakan untuk para
jika suatu masyarakat dikatakan developed atau wisatawan. Jadi atraksi wisata dibedakan dengan
undeveloped ini ditujukan pada kondisi saat ini obyek wisata (tourist objects), karena obyek
(present condition). Pengembangan pariwisata wisata dapat dilhat atau disaksikan tanpa
merupakan suatu usaha untuk memajukan membayar. Selain itu, dalam atraksi wisata untuk
kegiatan pariwisata sehingga tercipta suatu usaha menyaksikannya harus dipersiapkan terlebih
kondisi pariwisata yang dapat menghasilkan dahulu, sedangkan obyek wisata dapat dilihat
devisa. Pengembangan pariwisata, khususnya tanpa dipersiapkan terlebih dahulu, seperti
pengembangan pariwisata air, tidak hanya danau, pemandangan, pantai, gunung, candi,
membenahi obyek wisata alam dan perairan atau monumen, dan lain-lain. Atraksi wisata juga
hanya melakukan pengembangan akomodasi dan tidak hanya terbatas pada kesenian tradisional
restoran, tetapi jauh lebih luas dari itu. saja, tetapi banyak atraksi lain yang cukup
Wisatawan yang datang tetap memerlukan menarik untuk disuguhkan pada wisatawan.
fasilitas, angkutan, atraksi wisata air yang Komponen ini memegang peranan yang
menarik, pelayanan, cinderamata, suasana aman, sangat penting, mengingat potensi wisata yang
dan lain-lain. dijual, sedangkan komponen lain merupakan
Sedangkan menurut Mc Intosh dikatakan pendukungnya. Tanpa adanya persiapan yang
bahwa faktor pembentuk daya tarik wisata matang maka atraksi tersebut tidak dapat
diklasifikasikan sebagai berikut: menjadi daya tarik bagi para wisatawan (Yoeti,
 Sumber Alam, merupakan faktor 1996:181). Menurut Mill dan Morrison (1985),
penilaian utama bagi suatu lokasi daya atraksi wisata adalah sesuatu yang dapat menarik
tarik wisata. wisatawan untuk datang ke tempat wisata.
 Prasarana yang terdiri dari semua jenis Pengertian obyek wisata (Tourist
pembangunan. Attraction) yaitu sesuatu yang menjadi daya tarik

76

Published by UI Scholars Hub, 2023 7


Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2 [2023], Iss. 1, Art. 7

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah dan wawancara). Sehingga pada penelitian ini
tertentu. Manfaat (benefit) dan kepuasan peneliti harus keterlibatan secara langsung antara
(satisfaction) yang diperoleh dari obyek wisata peneliti dengan masyarakat. Metode deskriptif
tersebut ditentukan oleh dua faktor yang saling kualitatif. Data kualitatif diperoleh melalui
terkait yaitu tourism resources dan tourist wawancara mendalam (Indepth interview)
services. Penggunaan istilah obyek wisata dengan Ketua RT, Tokoh Masyarakat dan
dilakukan untuk melihat obyek tersebut tanpa Kepala Dinas Pariwisata Kota Depok dan
adanya persiapan yang dilakukan terlebih dahulu pengamatan terlibat (observation participation).
dan tanpa bantuan orang lain (Yoeti, 1996:172). Data yang diperoleh dianalisa secara bersamaan
Menurut Undang-Undang RI Nomor 9 dalam sebuah proses yang dilakukan secara terus
Tahun 1990 tentang kepariwisataan dikatakan menerus sejak pengumpulan data dilakukan,
bahwa obyek dan daya tarik wisata terdiri atas: khususnya dalam proses pengorganisasi,
1. Obyek dan daya tarik wisata ciptaan pemilihan, dan kategorisasi antara data dalam
Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud bentuk uraian naratif atau thick description
keadaan alam serta flora dan fauna. (Geertz, 1992). Deskripsi narasi tersebut
2. Obyek dan daya tarik pariwisata hasil merefleksikan berbagai hubungan-hubungan
karya manusia yang berwujud museum, variabel sosial (domain) yang lahir dari proses
peninggalan sejarah, seni budaya, interpretatif dan refleksif, sehingga hasil
wisata agro, wisata tirta, wisata buru, penelitian akan lebih obyektif dan kredibel
wisata petualangan alam, taman rekreasi (Spradley, 1997). Hasil dari penelitian ini
dan tempat hiburan. menghasilkan perencanaan program revitalisasi
situ Rawa Besar menjadi daya tarik wisata air di
METODOLOGI PENELITIAN Kota Depok
Pendekatan pada penelitian ini
menggunakan kualitatif, yaitu peneliti ikut aktif HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam menentukan jenis data yang diinginkan. Sebelum memutuskan pemanfaatan
Deddy Mulyana menegaskan bahwa: suatu perairan untuk pengembangan
“Hakikat dari penelitian subyektif kepariwisataan perlu dipertimbangkan berbagai
adalah pemahaman mendasar bahwa realitas faktor, antara lain yaitu peluang kelayakannya
yang ditelaah dalam hal ini realitas komunikasi sebagai tujuan wisata, aktivitas atau atraksi
bersifat ganda, rumit, semu, dinamis, wisata yang mungkin akan dapat dikembangkan,
dikonstruksi, holistic dan sejatinya komunikasi target atau sasaran konsumen, serta peluang
adalah subyek yang aktif, kreatif, dan memiliki pemanfaatan lahan sekitar sebagai penunjang
kemauan bebas yang mampu mengendalikan kepariwisataan perairan (Fandeli, 1995 p. 226).
seluruh proses komunikasi daripada sebaliknya” Situ Rawa besar dapat dijadikan sebagai tempat
(Mulyana, 2002:34-35). aktivitas wisata air karena memiliki aktivitas
Dengan demikian peneliti menjadi wisata air dapat dibuat sebagai tempat
instrument riset yang harus terjun langsung di pemancingan dan diberikan perahu serta dapat
lapangan mengamati obyek penelitian (observasi dibuatkan atraksi festival perahu naga.

Gambar 3. Situ Rawa Besar (spot photo)

77

https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7 8
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Untuk mendukung pengembangan atraksi Sebuah obyek wisata harus menyediakan
wisata air, maka perlu diperhatikan fasilitas- semua pelayanan dari kota pusat berukuran kecil
fasilitas objek wisata yang dibutuhkan. Fasilitas atau menengah, ditambah spesifikasi lain yang
tersebut meliputi penyediaan rekreasi, aktivitas- disyaratkan untuk obyek pariwisata. Organisasi
aktivitas budaya dan sosial, hiburan dan dari berbagai pelayanan dan fasilitas yang
olahraga, perbelanjaan, bagian administrasi, dibutuhkan tergantung pada undang-undang
pelayanan teknis dan tambahan lainnya (dalam administratif atau peraturan dari pemerintahan
Galuh Astika N, 2002, p. 64) yang diuraikan regional atau daerah yang bertanggungjawab
sebagai berikut: terhadap berbagai pelayanan di obyek wisata
1. Rekreasi, olahraga, dan aktivitas-aktivitas yang menawarkan suatu atraksi wisata tertentu,
kebudayaan dan sosial. dalam hal ini, atraksi wisata air.
Fasilitas-fasilitas kolektif harus ditata dan Kondisi Permasalahan Situ Rawa Besar,
diatur dengan hati-hati untuk menambah berdasarkan Analisa SWOT:
semangat kegembiraan bagi wisatawan, Alat analisis yang dipakai adalah analisis
untuk menimbulkan ketertarikan dan SWOT (Strength, Weakness, Opportunities,
mengundang partisipasi, serta untuk Threatment) yaitu kekuatan, kelemahan,
menarik banyak penonton, dan yang kesempatan atau peluang, dan ancaman.
penting untuk menciptakan kenyamanan Kekuatan dan kelemahah lebih banyak terjadi di
bagi para wisatawan. lingkungan dalam (internal), sedangkan
2. Toko, warung kedai, dan layanan atau jasa kesempatan dan ancaman banyak terjadi di luar
yang terkait. Fasilitas perdagangan di obyek lingkungan (Rangkuti dalam Arsyadha,
wisata liburan agak berbeda dari yang ada 2002:56). SWOT merupakan alat analisis
di kota-kota atau desa dengan ukuran yang kualitatif sederhana tetapi telah sangat luas
sama, tidak hanya pada tipe jenis toko, tapi digunakan dalam manajemen termasuk
juga pada jumlahnya, karena wisatawan manajemen pengembangan pariwisata. Data-data
berharap untuk menemukan banyak toko di yang akan diigunakan bersumber dari survai
kawasan wisata, khususnya jika mereka sekunder dan observasi lapangan serta dari hasil
tidak membawa mobil pribadi atau di obyek analisis yang telah dilakukan sebelumnya. Materi
wisata yang aksesibilitasnya sulit. SWOT ini merupakan kompilasi dari berbagai
3. Pelayanan administrasi, teknikal, dan data yang telah diperoleh dan hasil analisis.
penunjang lainnya. Analisis SWOT dalam bidang pariwisata dapat
Luas atau banyaknya pelayanan tersebut dimanfaatkan untuk merumuskan arahan dan
yang diakomodasikan dalam kawasan skenario pengembangan pariwisata baik dalam
wisata tergantung pada lokasi atau letaknya, skala mikro sampai skala makro yang saling
banyaknya penduduk bukan turis, berhubungan, artinya SWOT dapat merumuskan
kedekatannya dari kota-kota besar lain, dan secara rasional dan berurutan sesuai dengan
luasan atau tingkatan administrasi tujuan keperluannya sebagai berikut:
pelayanan publik regional.

Published by UI Scholars Hub, 2023 78 9


Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2 [2023], Iss. 1, Art. 7

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tabel 1. Analisis SWOT Situ Rawa Besar
Strengths Weaknesses
1) Memiliki potensi wisata air yang indah 1) Masih rendahnya kesadaran masyarakat
2) Lokasi yang sangat strategis terletak di tentang peran pariwisata atau sapta pesona
jantung Kota Depok 2) Masih belum adanya pengelolaan potensi
3) Salah satu situ yang sudah di revitalisasi perikanan oleh warga sekitar
oleh pemerintah 3) Belum banyak wisata air yang terdapat di
4) Memiliki potensi pembudidayaan perikanan sekitaran situ
melalui tambak ikan 4) Kurangnya edukasi mengenai pemanfaatan
5) Memiliki dermaga yang menjadi tempat dan kepentingan dalam menjaga kebersihan
penyebrangan warga sekitar lingkungan di wilayah Situ

Opportunities Threats
1) Memberikan kontribusi terhadap 1) Adanya penolakan dari warga sekitar terhadap
Pendapatan Pemerintah Daerah program yang akan dijalankan
2) Menggerakkan perekonomian warga
sekitaran situ rawa besar
3) Memunculkan lapangan usaha baru untuk
warga sekitar
4) Menambah destinasi wisata air di Kota
Depok

Dari hasil analisis SWOT akan dihasilkan Tujuan analisis ini untuk mengetahui kondisi
beberapa strategi (Salusu dalam Reinhold, 2000), saat ini dari Setu Rawa Besar, sehingga dapat
antara lain : diketahui arahan pengembangan dalam
1. Strategi SO, yang digunakan untuk menarik melakukan revitalisasi. Metode analisis yang
keuntungan dari peluang yang tersedia digunakan adalah teknik analisis SWOT, yaitu
dalam lingkungan eksternal. analisis dengan memperhatikan potensi berupa
2. Strategi WO, bertujuan untuk memperbaiki kekuatan dan peluang tanpa mengabaikan
kelemahan internal dengan memanfaatkan kelemahan dan ancaman sebagai acuan usaha
peluang dari lingkungan eksternal. pengembangan kawasan lebih lanjut. Dengan
3. Strategi ST, bertujuan untuk memperkecil mengetahui kekuatan dan peluang yang dimiliki
dampak yang akan terjadi dari lingkungan sebagai faktor pendukung usaha pengembangan
eksternal. kegiatan wisata di Rawa Besar serta dengan
4. Strategi WT, bertujuan untuk memperkuat memperhatikan kelemahan dan ancaman yang
dari dalam usaha untuk memperkecil dapat menghambat usaha pengembangan
kelemahan internal dan mengurangi tersebut diharapkan nantinya langkah atau usaha
tantangan eksternal. pengembangan yang akan direncanakan
merupakan rencana yang tepat guna dan
Analisis Kondisi Eksisting Setu Rawa Besar di berkelanjutan:
Kota Depok

Tabel 2. Matriks Strategi Pengembangan Situ Rawa Besar Menjadi Daya Tarik Wisata Air
Faktor Internal
Faktor Penentu
Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)
Faktor Opportuni Strategi SO : Strategi WO :

79

https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7 10
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Eksternal ties Mengoptimalkan kekuatan yang dimiliki, Memanfaatkan peluang yang muncul yaitu
(Peluang) antara lain daya tarik, keindahan obyek adanya kebijakan dari Pemerintah Daerah
wisata, kemudahan aksesibilitas, SDM yang Propinsi Jawa Barat untuk pengembangan
cukup banyak serta semakin banyak kawasan wisata Rawa Besar serta semakin
pemerhati pengembangan kawasan wisata banyak pemerhati pengembangan kawasan
Rawa Besar (Dinas Pariwisata, Lembaga wisata Rawa Besar, sehingga kawasan tersebut
Pendidikan, LSM, dan lain-lain) untuk mendapat perhatian yang lebih terhadap usaha
memanfaatkan setiap peluang yang muncul, pengembangan tersebut terutama untuk
antara lain yaitu memanfaatkan letak menangani masalah kerambah ikan dan
kawasan Rawa Besar yang strategis yaitu di mengatasi masalah banjir. Peluang potensial
pusat kota degan pertumbuhan ekonomi, investasi juga dapat dimanfaatkan sebagai usaha
serta adanya kebijakan pemerintah, mengurangi dampak kelemahan yang dimiliki
khususnya Pemerintah daerah untuk kawasan tersebut. Meningkatkan ketrampilan
pengembangan kawasan wisata Rawa Besar. masyarakat dengan usaha, sehingga
menimbulkan UKM-UKM dan terjadi
perbaikan kualitas kawasan di Rawa Besar
Strategi ST : Strategi WT :
Pengendalian pertumbuhan kawasan dapat Untuk mengatasi masalah lingkungan di
dilakukan melalui usaha konservasi kawasan Rawa Besar agar dapat dijadikan
lingkungan, khususnya dengan sebagai kawasan wisata andalan harus didukung
pembentukan kerambah ikan dengan oleh seluruh pihak terkait, baik pemerintah,
Threats mengikutsertakan masyarakat setempat pihak swasta, maupun masyarakat sehingga
(Ancaman sebagai sumber daya manusia yang dapat kelemahan yang ada dapat dieliminasi dan
) memberikan nilai manfaat ekonomi. ancaman yang akan muncul dapat
Kerjasama antara pemerhati pengembangan diminimalisasi dengan adanya kerjasama dan
kawasan Rawa Besar dengan pihak koordinasi dari seluruh pihak untuk mengatasi
pemerintah daerah sehinga dapat membantu masalah- masalah tersebut bersama-sama dan
antara lain dengan meningkatkan usaha dilakukan secara terpadu.
promosi atau penyediaan infrastruktur.
Sumber: Hasil penelitian 2019

Dilihat dari hasil analisis SWOT, kondisi memperhatikan kendala-kendala yang ada dan
eksisting kawasan wisata Rawa Besar, saat ini memanfaatkan potensi yang dimiliki. Salah satu
walaupun masih memiliki kelemahan dan kendala yang paling besar di Situ Rawa Besar
ancaman dalam usaha pengembangannya, namun adalah masalah lingkungan, yaitu bagaimana
dengan adanya kekuatan dan peluang yang mengelola sampah menjadi produktif karena Situ
muncul maka kelemahan dan ancaman dapat Rawa Besar dikelilingi oleh pemukiman rumah
diantisipasi dan dieliminasi dampaknya. Oleh penduduk, sehingga limbah pembuangan sampah
karena itu, strategi-strategi yang telah menjadi salah satu yang merusak lingkungan
dirumuskan diatas dapat dijadikan sebagai dasar keindahan sekitar situ Rawa Besar, hal ini
pertimbangan dalam pengembangan atraksi terlihat seperti pada gambar di bawah ini.
wisata air di kawasan Rawa Besar agar tetap

80

Published by UI Scholars Hub, 2023 11


Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2 [2023], Iss. 1, Art. 7

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gambar 4. Kondisi Sampah di Setu Rawa Besar

Salah satu penyebab lingkungan menjadi rusak, kerambah ikan dengan tidak merusak
karena adanya kerambah ikan yang dimanfaatkan lingkungan, sehingga situ rawa besar selain
oleh masyarakat sekitar, yang kemudian ikan di sebagai daya tarik wisata air, tetapi juga
jual, sehingga memberikan manfaat nilai memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat
ekonomi. Kondisi ini membuat diperlukan sekitar secara langsung.
perencanaan revitalisasi mambangun konsep

Gambar 5. Pemanfaatan Rawa Setu Besar sebagai Kerambah Ikan

Tujuan program yang akan dikembangkan yaitu yaitu program pendidikan, program lingkungan
tiga aspek program pengembangan wisata air dan program ekonomi kerakyatan. Masing-
dari hasil Analisa SWOT, maka sejalan dengan masing tujuan program dapat dijelaskan sebagai
visi dan misi pembangunan pemerintah daerah berikut:

Tabel 3 Program Perencanaan Revitalisasi Kawasan Situ Rawa Besar sebagai Pengembangan Daya
Tarik Wisata Air
N Perencanaan Sasaran Input Proses Output
o Program (Dampak)
1 Edukasi Sadar Masyarak Memberikan pengetahuan Pendidikan pengetahuan Membangun
Wisata at sekitar tentang manfaat dari tentang “Ekonomi Pariwisata” Kesadaran
“SAPTA aktivitas pariwisata pada Sosialisasi “Sapta Pesona” tentang wisata
PESONA” peningkatan ekonomi dan Mempopulerkan perilaku air.
kesejahteraan masyarakat “sadar wisata”

2 Kegiatan Masyarak Memberikan edukasi Melakukan kegiatan Membangun


membersihkan at sekitar pentingnya menjaga penanaman pohon, kesadaran
lingkungan kebersihan Situ untuk pengelolaan sampah, dan tentang

81

https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7 12
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
sekitar Situ kehidupan berkelanjutan sosialisasi kesehatan. kebersihan dan
kesehatan
3 Menghidupka Masyarak Melakukan kegiatan Memberikan pengetahuan Meningkatkan
n potensi at sekitar, pemberdayaan untuk mengelola karamba perekonomian
perekonomian dominan masyarakat sekitar dengan ikan dari hulu hingga hilir dan warga sekitar
warga sekitar bapak- menggunakan potensi mengolah ikan-ikan yang dan mengurangi
Situ bapak dan perikanan di sekitar Situ dibudidaya untuk menjadi jumlah
ibu-ibu produk makanan yang bisa pengangguran
diperjual belikan yang ada

Kriteria Keberhasilan Pengembangan Atraksi dalam suatu objek wisata tersebut


Wisata Air membahayakan keselamatan wisatawan.
Dalam melakukan usaha pengembangan atraksi 4. Layak Lingkungan
wisata air harus tetap mengacu pada kerangka Analisis dampak lingkungan dapat
umum berupa kriteria keberhasilan digunakan sebagai acuan kegiatan
pengembangan yang meliputi berbagai pengembangan atraksi wisata air.
kelayakan (Suwantoro, 2001:20) yaitu sebagai Pengembangan yang menyebabkan
berikut: rusaknya lingkungan sekitar harus
1. Kelayakan Finansial dihentikan pembangunannya.
Studi kelayakan finansial ini merupakan Pengembangan tidak dilakukan dengan
studi mengenai perhitungan secara merusak lingkungan tetapi sekedar
komersial dari pengembangan atraksi memanfaatkan sumber daya alam untuk
wisata air dalam suatu kawasan. Perkiraan kebaikan manusia dan untuk
untung-rugi dan berapa lama tenggang meningkatkan kualitas hidup manusia
waktu yang dibutuhkan untuk kembali tanpa merusak kualitas sumber daya alam
modal pun sudah harus diperkirakan dari tersebut
awal. Teknologi yang digunakan sebagai sarana
2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional untuk mempromosikan situ rawa besar melalui
Studi ini dilakukan untuk melihat apakah media sosial seperti instagram, twitter, dan
investasi yang ditanamkan untuk usaha facebook. Hal ini akan sangat berguna bagi
pengembangan atraksi wisata air akan pengunjung yang ingin melihat perkembangan
memiliki dampak sosial ekonomi secara apa saja yang terdapat pada wisata air tersebut.
regional, antara lain yaitu apakah dapat Terakhir, media youtube akan digunakan sebagai
menciptakan lapangan kerja, dapat promosi utama untuk mengenalkan keindahan
meningkatkan penerimaan devisa, wisata air di situ rawa besar.
meningkatkan penerimaan pada sektor
lain seperti pajak, perindustrian, SIMPULAN
perdagangan, pertanian, perikanan, dan Berdasarkan hasil studi pengembangan
lain-lain. atraksi wisata air kawasan situ Rawa Besar yang
3. Layak Teknis telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal
Usaha pengembangan atraksi wisata air sebagai berikut:
harus dapat dipertanggungjawabkan Kendala didalam pengembangan wisata
secara teknis dengan melihat daya dukung air di Rawa Besar antara lain adalah terdapatnya
yang telah ada. Daya tarik suatu objek kerambah ikan yang kurang tertata dan konsep
wisata atau atraksi wisata yang yang sesuai dengan ramah lingkungan, sehingga
direncanakan akan berkurang atau bahkan mencemarkan air di Rawa Bening. Untuk
hilang bila atraksi wisata yang terdapat mengatasinya memerlukan biaya yang sangat
tinggi melalui membangun konsep kerambah

82

Published by UI Scholars Hub, 2023 13


Jurnal Sosial Humaniora Terapan, Vol. 2 [2023], Iss. 1, Art. 7

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
ikan yang berbasis ramah lingkungan dan serta riset untuk usaha pengembangan
dituntut kontinuitasnya. Kegiatan kerambah ikan pariwisata, khususnya atraksi wisata air.
memberi keuntungan bagi penduduk disekitarnya
karena dapat dijadikan usaha untuk DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan ekonomi. Selain itu, dengan Arikunto, S. (1997). Prosedur Penelitian Suatu
adanya perahu sebagai sarana untuk warga dapat Pendekatan Praktek. Rineka Cipta:
menyebrang melalui sewa sebesar Rp.5.000,- Jakarta.
memiliki nilai ekonomi, tetapi dengan Fandeli, C. (1995). Dasar-dasar Manajemen
jembatannya tidak tertata dengan baik, sehingga Kepariwisataan Alam. Penerbit Liberty:
estitika/keindahan sebagai daya tarik wisata air Yogyakarta.
menjadi tidak menarik. Hal tersebut akan sangat Getz, D. (1987). “Tourism Planning and
berpengaruh terhadap pengembangan atraksi Research: Traditions, Models, and
wisata air. Futures.” Makalah disampaikan pada The
Pemerintah Kota Depok harus membuat Australian Travel Research Workshop, di
perencanaan kepariwisataan yang holistik Australia, Bunbury.
dengan menekankan pentingnya kesejahteraan Gunawan, M. P. (1995). “Pengembangan
masyarakat disekitarnya, sehingga akan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
terselenggara sebuah obyek wisata yang Binaan di Kota Sebagai Basis Pariwisata
berkelanjutan. Disamping itu, Dinas Pariwisata Perkotaan.” Makalah disampaikan pada
perlu mengatasi kondisi kepariwisataan di Rawa Seminar dan Lokakarya Pariwisata
Besar yang terjadi saat ini, antara lain yaitu Perkotaan, di Indonesia, Bandung.
membangun sarana dan prasarana dengan Gunn, C.A. (1988). Tourism Planning. Taylor &
membersihkan lingkungan dari sampah, Franciss: New York-Philadelphia-
memberikan tanda panah sebagai petunjuk London.
tempat wisata air, diberdayakan kembali perahu Hall, C. M. (19910. Tourism in Australia:
dan permainan wisata air, misalnya area Impacts, Planning and Development.
pemancingan sebagai daya tarik, serta membuat Longman Cheshire: Melbourne.
lingkungan situ rawa besar menjadi indah Holloway, J.C. (1989). The Bussiness Tourism.
dengan melakukan renovasi sekeliling situ rawa Pitnam Publishing: Great Britain.
besar dengan melakukan pengecatan di Indonesia. (1990). Undang-Undang Nomor 9
lingkungan sekitar situ rawa besar dan Tahun 1990 tentang Kepariwisataan
membangun lokasi yang menunjukkan identitas Indonesia.
situ rawa besar. Indonesia. (1992). Undang-Undang Nomor 24
Meningkatkan promosi lebih intensif dan Tahun 1992 Tentang Tata Ruang.
menarik, melalui adanya “spot photo” yang dapat Indonesia. (1999). Undang-Undang Nomor 22
melalui media sosial: twiter, facebook, dan Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
Instagram. Peningkatan kualitas sumber daya Inskeep, E. (1991). Tourism Planning: an
manusia dengan mengadakan pelatihan Sadar Integrated and Sustainable Development
Wisata dan kesempatan berwiraswasta di Approach. Van Nostrand Reinhold:
kawasan wisata Rawa Besar melalui adanya London.
UKM-UKM. Pemerintah Daerah perlu adanya Kartono. 91996). Pengantar Metodologi Riset
kerjasama dengan Perguruan Tinggi setempat Sosial. Penerbit Mandar Maju: Bandung.
untuk dapat membantu dalam memberikan Karyono, A. Hari. 1997. Kepariwisataan, PT.
Pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat sekitar Grasindo: Jakarta.

83

https://scholarhub.ui.ac.id/jsht/vol2/iss1/7 14
Setiawati: PROGRAM REVITALISASI SITU RAWA BESAR SEBAGAI DAYA TARIK WISATA AI

Jurnal Sosial Humaniora Terapan


Volume 2 No.1, Juli-Desember 2019
P-ISSN 2622-1764
E-ISSN 2622-1152
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kodhyat, H. 1996. Sejarah Pariwisata dan Masalah Perlindungan dan Pengawetan
Perkembangannya di Indonesia. Alam. Kehutanan Indonesia No. 7 tahun
Grasindo: Jakarta. ke V, Direktur Jendral kehutanan: Jakarta.
Lawson, F., & Baud-Bovy, M. (1997). Tourism Soehartono. (1995). Metode Penelitian Sosial.
and Recreation Development. CBI PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Publishing Company, Inc.: Boston. Soekadijo, R.G. 1996. Anatomi
Marpaung, H. (2002). Pengetahuan Pariwisata: Memahami Pariwisata
Kepariwisataan. Penerbit Alfabeta: sebagai Systematic Linkage. Gramedia:
Bandung. McIntosh, Robert W et al. Jakarta.
1995, Tourism Principles, Practices, Spillane, J. J. (1987). Ekonomi Pariwisata:
Philosophies. John Wiley & Sons, Inc.: Sejarah dan Prospeknya. Kanisius:
New York. Yogyakarta.
McIntosh, R.W., & Shashikant G. (1980). Haywood, K. M. &Muller, T.E. (1988). The
Tourism, Principles, Practices, Urban Tourist Experience: Evaluating
Philosophies. Grid Publishing Inc.: Ohio. Satisfaction. Hospitality Education and
Mill, R.C., & Morrison, A.A. (1985). The Research Journal: Melbourne.
Tourism System. Prentice-Hall Inc.: New Prosiding Pelatihan & Lokakarya, (1997),
Jersey. Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan,
Page, S. (1995). Urban Tourism, Routledge: ITB, Bandung.
London. Pusat Penelitian Kepariwisataan Lembaga
Pearce, D.G. (1989). Tourist Development. Penelitian ITB. (1997). Pariwisata
Longman Group UK Limited: Harlow. Indonesia, Berbagai Aspek dan Gagasan
Smith, S. L. J. (1989). Tourism Analysis: A Hand Pembangunan. ITB: Bandung.
Book. Longman Group UK Inafe: USA. Pusat Penelitian Perencanaan Pembangunan
Soedjarwo. (1978). Pemanfaatan Obyek-obyek Nasional Universitas Gadjah Mada.
Wisata Alam Baggi Pengembangan (1991). UGM: Yogyakarta.
Kepariwisataan Tanpa Menggangu

84

Published by UI Scholars Hub, 2023 15

You might also like