Professional Documents
Culture Documents
5602-Article Text-30106-1-10-20220923
5602-Article Text-30106-1-10-20220923
5602-Article Text-30106-1-10-20220923
Abstract—The implementation of national development as a major project certainly requires not only the
active participation of the entire nation, but also requires significant costs. The costs incurred to carry out
development are not only borne by the state. Relying on aid or grants from abroad will cause the burden of
economic dependence which has an impact that foreign countries with stronger economic powers will dictate
the life of the Indonesian nation. Realizing this, one of the dominant sectors as a source of state revenue is the
tax sector. In Articles 38 to 39A of the KUP Law, none of these articles include sanctions for corporations,
although corporations can act as taxpayers, none of these articles explicitly states who is responsible for
criminal violations in the tax and tax sector. what form of crime is appropriate to be imposed on corporations
that commit tax crimes. Criminal law in an effort to overcome crime in the field of taxation is to create
integration in the criminal law policies that are applied, the impact of which will not make it difficult for law
enforcement officers to apply them in tax legislation. The imperative element contained in the taxation
legislation, would like to include a principle that the use of criminal sanctions should still pay attention to the
principle of subsidiarity.
Keywords: law application; corporation; tax crime
Abstrak—Pelaksanaan pembangunan nasional sebagai proyek besar tentu memerlukan bukan saja partisipasi
aktif seluruh bangsa, tetapi memerlukan biaya yang tidak sedikit. Beban biaya yang ditimbulkan untuk
melaksanakan pembangunan tidak hanya dibebankan kepada negara. Mengandalkan bantuan atau hibah dari
luar negeri akan menyebabkan beban ketergantungan perekonomian yang berdampak Negara luar dengan
kekuatan ekonomi yang lebih kuat akan mendikte kehidupan kenegaraan bangsa Indonesia. Menyadari hal
demikian salah satu sektor yang dominan sebagai sumber pendapatan Negara adalah sektor pajak. Dalam Pasal
38 sampai dengan Pasal 39A UU KUP tidak ada satupun dari pasal tersebut yang mencantumkan sanksi bagi
korporasi, walaupun korporasi dapat bertindak sebagai Wajib Pajak, namun tidak ada satupun dari pasal
tersebut yang dengan tegas menyebutkan siapa yang bertanggungjawab terhadap pelanggaran pidana di bidang
pajak dan bentuk pidana apa yang tepat dikenakan kepada korporasi yang melakukan tindak pidana
perpajakan. Hukum pidana dalam upaya penanggulangan kejahatan dibidang perpajakan adalah menciptakan
keterpaduaan dalam kebijakan hukum pidana yang diterapkan yang dampaknya tidak akan mempersulit aparat
penegak hukum dalam mengaplikasikannya dalam perundang-undangan perpajakan. Unsur imperatif yang
terdapat dalam perundangan perpajakan, hendak dituangkan suatu prinsip bahwa penggunaan sanksi pidana
hendaknya tetap memperhatikan prinsip subsidiaritas.
Kata kunci: penerapan hukum; korporasi; tindak pidana perpajakan
1. Pendahuluan memerlukan biaya yang tidak sedikit. Beban
biaya yang ditimbulkan untuk melaksanakan
Keberhasilan pembangunan yang pembangunan tidak hanya dibebankan kepada
dilakukan oleh segenap bangsa Indonesia tidak negara. Sumber-sumber pendapatan Negara dari
terlepas dari partisipasi semua pihak. sumber migas tentu semakin lama akan semakin
Pelaksanaan pembangunan nasional sebagai habis. Mengandalkan bantuan atau hibah dari
proyek besar tentu memerlukan bukan saja luar negeri akan menyebabkan beban
partisipasi aktif seluruh bangsa, tetapi ketergantungan perekonomian yang berdampak
Negara luar dengan kekuatan ekonomi yang penelitian hukum doktrinal. Pendekatan
lebih kuat akan mendikte kehidupan kenegaraan Perundang- undangan atau pendekatan yuridis
bangsa Indonesia. Menyadari hal demikian adalah penelitian terhadap produk-produk
salah satu sektor yang dominan sebagai sumber hukum. Pendekatan ini dilakukan untuk
pendapatan Negara adalah sektor pajak. menelaah semua peraturan perundang-
Permasalahan badan hukum sebagai subjek undangan dan regulasi yang berkaitan
hukum pidana tidak lepas dari aspek hukum dengan penelitian yang akan diteliti.
perdata. Dalam hukum perdata, orang Pendekatan konseptual merupakan jenis
perseorangan bukanlah satu-satunya subjek pendekatan dalam penelitian hukum dilihat
hukum. Hal ini disebabkan masih ada subjek dari aspek konsep-konsep hukum yang
hukum lain yang memiliki hak dan dapat melatarbelakanginya.
melakukan perbuatan hukum sama seperti
orang perseorangan. Pandangan seperti ini 3. Pembahasan
berbeda dengan Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) yang hanya mengenal orang Pengaturan Tindak Pidana Perpajakan Yang
perseorangan sebagai subjek hukum. KUHP Dilakukan Oleh Korporasi
yang berlaku di Indonesia saat ini merupakan
produk hukum Belanda yang diberlakukan Satjipto Rahardjo, memaknai korporasi
berdasarkan asas konkordansi di wilayah sebagai suatu badan hasil ciptaan hukum.
Hindia Belanda. Subjek tindak pidana yang Badan yang diciptakannya itu seperti
dikenal dalam KUHP adalah orang dikemukakan sebelumnya, selain orang pribadi,
perseorangan. Dengan kata lain hanya manusia badan atau badan hukum atau korporasi juga
yang dapat melakukan tindak pidana dan hanya merupakan wajib pajak. Dewasa ini dalam
manusia yang dapat dituntut serta dibebani pergaulan hukum dan kepustakaan, istilah
pertanggungjawaban pidana. Badan Hukum terdiri, dari “corpus” yaitu
struktur fisiknya dan ke dalamya hukum
KUHP tidak mengenal badan hukum memasukkan unsur animus yang membuat
sebagai subjek hukum pidana. Hal ini badan itu mempunyai kepribadian. Oleh karena
didasarkan pada Pasal 59 KUHP, dimana itu Badan Hukum itu merupakan ciptaan hukum
apabila badan hukum yang melakukan tindak maka kecuali penciptaannya, kematiannyapun
pidana, maka pertanggungjawaban pidana juga ditetapkan oleh hukum (Rahardjo, 1986).
dibebankan kepada pengurus badan hukum
dalam hal pengurus badan hukum melakukan KUHP selama ini tidak ada yang mengatur
tindak pidana dalam rangka mewakili atau atau menentukan bahwa korporasi atau badan
dilakukan atas nama badan hukum tersebut. hukum merupakan subyek tindak pidana
Munir Fuady dalam Widyo Pramono sehingga dapat dituntut dan dijatuhi sanksi
menyatakan, mengenai jenis pidana yang dapat pidana. Perbedaan antara manusia dan badan
dikenakan terhadap korporasi yang sering hukum adalah, bahwa manusia dapat
dipertanyakan jika suatu korporasi yang melakukan apa saja yang tidak dilarang oleh
disangka melakukan tindak pidana adalah hukum, sedangkan badan hukum hanya dapat
apakah sanksinya terhadap tindakan tersangka melakukan apa yang secara eksplisit atau
yang notabene merupakan badan hukum implisit diizinkan oleh hukum atau anggaran
tersebut. Sebuah korporasi tidak mungkin dasarnya (Hamdan, 2000).
dijebloskan kedalam rumah penjara. Hukum
konvensional yang dapat diterapkan hanya Pasal 23A Undang-Undang Dasar Negara
hukuman denda. Bagaimanakah Pengaturan Republik Tahun Indonesia 1945 amandamen
tindak pidana perpajakan yang dilakukan oleh menentukan “Pajak dan penerimaan Negara
Korporasi ? Bagaimanakah penerapan hukum yang bersifat memaksa untuk keperluan Negara
pidana dalam upaya menanggulangi tindak berdasarkan Undang-Undang”. Dalam hukum
pidana perpajakan yang dilakukan oleh pajak, pengakuan terhadap korporasi tercantum
korporasi? dalam UU KUP, pada Pasal 1 angka 2
menyebutkan bahwa :
2. Metode
“ Wajib pajak adalah orang pribadi atau
Dalam membahas permasalahan ini, badan yang menurut ketentuan peraturan
penulis menggunakan tipe penelitian hukum perundang-undangan perpajakan ditentukan
normatif. Yang dimaksud dengan penelitian untuk melakukan kewajiban perpajakan,
hukum normatif adalah penelitian hukum yang termasuk pemungutan pajak atau pemotongan
dilakukan dengan cara meneliti bahan hukum. pajak tertentu”, dan pada Pasal 1 angka 3
Penelitian hukum normatif disebut juga menyatakan bahwa :
“ Badan adalah sekumpulan orang dan Indoneia (KUHP) yang berlaku sampai saat ini
atau modal yang merupakan kesatuan baik yang masih menganut bahwa suatu tindak pidana
melakukan usaha maupun yang tidak hanya dapat dilakukan oleh manusia (natuurlijk
melakukan usaha yang meliputi perseroan pesoon). Sedangkan, korporasi yang menurut
lainnya, badan usaha milik negara atau daerah teori fiksi dari Von Savigny merupakan subjek
dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, hukum, tidak diakui dalam hukum pidana,
kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, karena pemerintah Belanda pada waktu itu
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, bersedia mengadopsi ajaran hukum pedata ke
organisasi sosial”. dalam hukum pidana.
Besarnya kiprah peranan korporasi dalam Ketentuan yang menunjukkan bahwa
pembangunan di bidang ekonomi khususnya tindak pidana hanya dilakukan oleh manusia
terhadap pemasukan pajak-pajak dari korporasi adalah pasal 59 KUHP:
yang ada, maka wajar apabila perhatian khusus
diarahkan untuk meningkatkan tanggungjawab “dalam hal-hal dimana karena pelanggaran
sosial korporasi dalam menjaga kedisiplinan ditentukan pidana terhadap pengurus, anggota-
pembayaran pajak. Tapi pada kenyataannya, anggota badan pengurus atau komisaris-
peraturan perundang-undangan belum ada yang komisaris, maka pengurus, anggota badan
mengatur secara tegas sanksi terhadap korporasi pengurus atau komisaris ternyata tidak ikut
bila korporasi melakukan tindak pidana campur melakukan pelanggaran tidak
perpajakan. Jika sanksi tindakan berupa dipidana”.
penutupan atau penghentian kegiatan korporasi Dengan melihat ketentuan tersebut diatas
diberlakukan, maka yang akan terkena adalah terlihat bahwa para penyusun KUHP dahulu
para buruh dari korporasi tersebut. dipengaruhi oleh asas societas delinquere non
Dalam ketentuan pidana UU KUP yang potest atau universitas delinquere non potest,
diatur pada Pasal 38 sampai dengan Pasal 39A, yaitu badan-badan hukum tidak bisa melakukan
tidak satupun dari pasal tersebut yang tindak pidana. Asas ini merupakan contoh yang
mencantumkan sanksi bagi korporasi, walaupun khas dari pemikiran dogmatis dari abad 19,
korporasi dapat bertindak sebagai wajib pajak, dimana kesalahan menurut hukum pidana selalu
namun tidak ada satu pasalpun dalam UU KUP diisyaratkan sebagai kesalahan dari manusia,
yang menyatakan dengan tegas dan jelas siapa sehingga erat kaitannya dengan sifat
yang bertanggungjawab terhadap pelanggaran individualisasi KUHP.
(pidana) di bidang pajak dan bentuk pidana apa Pasal 59 KUHP diatas juga memuat alasan
yang tepat dikenakan kepada korporasi. Begitu penghapusan pidana (strafuitsluitingsgrond),
juga dalam KUHP tidak ada satu pasalpun yang yaitu pengurus, anggota badan pengurus atau
dengan tegas mengatur hal tersebut. komisaris yang ternyata tidak ikut campur
dalam melakukan pelanggaran. Kesulitan yang
Penerapan Hukum Pidana Dalam Upaya timbul dengan pasal 59 KUHP ini adalah
Menanggulangi Tindak Pidana Perpajakan berhubungan dengan ketentuan-ketentuan
Yang Dilakukan Oleh Korporasi dalam hukum pidana yang menimbulkan
kewajiban bagi seorang pemilik atau seorang
Dalam perkembangan hukum pidana pengusaha. Dalam hal pemilik atau pengusaha
Indonesia, ada 3 sistem pertanggung jawaban dari korporasi karena tidak ada pengaturan
korporasi sebagai subjek tindak pidana, yaitu : bahwa pengurusnya bertanggungjawab.
Konsekuensi tidak diaturnya korporasi sebagai
Pengurus korporasi sebagai pembuat, maka subjek tindak pidana dalam Buku I KUHP
penguruslah yang bertanggungjawab; Semua (sebagai ketentuan umum hukum pidana),
pertanggung jawaban ini ditandai dengan usaha adalah pengaturannya dalam undang-undang di
-usaha agar sifat tindak pidana yang dilakukan luar KUHP menjadi sangat beraneka ragam.
korporasi dibatasi pada perorangan (natuurlijk
persoon). Sehingga apabila suatu tindak pidana Korporasi sebagai pembuat, maka
terjadi dalam lingkungan korporasi, maka penguruslah yang bertanggung jawab; Sistem
tindak pidana itu dianggap dilakukan pengurus pertanggungjawaban korporasi yang kedua
korporasi itu. Sistem ini membedakan tugas ditandai dengan pengakuan yang timbul dalam
mengurus dari pengurus. perumusan undang-undang bahwa suatu tindak
pidana dapat dilakukan oleh perserikatan atau
Sehubungan dengan perkembangan konsep badan usaha (korporasi), akan tetapi
korporasi sebagai subjek tindak pidana dapat tanggungjawab untuk ini menjadi beban dari
dikemukakan bahwa ketentuan hukum pidana pengurus badan hukum (korporasi) tersebut.
berada pada tataran hukuman pokok. terpenuhinya tujuan korporasi. Sehingga untuk
menegakan tindak pidana yang dilakukan oleh
Penerapan instrument pidana dalam UU korporasi peraturan perundang-undangan harus
KUP pada hakekatnya sebagai undang-undang memuat rumusan tindak pidana yang jelas dan
khusus diluar KHUP tidak terlepas dari prinsip komperhensif mengingat kejahatan korporasi
ultimum remidium atau alternatif terakhir merupkan kejahatan yang sulit dilihat (low
manakala sanksi hukum lainnya dipandang visibility).
tidak lagi efektif dalam menegakan perbuatan
penghindaran pajak (Hasibuan, Sarah, Ablisar, Pengaturan tindak pidana dalam UU KUP
Marlina, & Barus, 2015). merujuk pada unsur kesalahan baik itu kealpaan
dan kesengajaan yang dilakukan oleh wajib
Penerapan instrument pidana tersebut pajak, dimana berdasarkan Pasal 1 UU KUP
merujuk pada pengaturan perbuatan yang yang dimaksud wajib pajak meliputi orang
diklasifikasikan sebagai suatu tindak pidana pribadi dan badan hukum atau korporasi.
yang dilakukan oleh wajib pajak berdasarkan Ketentuan tindak pidana merujuk pada
unsur kesalahan. Menurut Simons, unsur kontruksi Pasal 38 UU KUP yang pada intinya
kesalahan tindak pidana terdiri atas dua unsur, menguraikan tentang kealpaan (culpa) yang
meliputi unsur subjektif serta unsur objektif dilakukan oleh “setiap orang” berkenaan
(Bassang, 2015). dengan penyampaianSurat Pajak Tahunan
Unsur subjektif berupa kesengajaan dan dengan isi tidak benar serta tidak lengkap,
kealpaan dari perbuatan serta kemampuan sehingga perbuatan tersebut dipandang
bertanggungjawab. Sedangkan unsur objektif mengakibatkan kerugian negara berupa
berupa rumusan perbuatan melawan hukum berkurangnya penerimaan negara dari sektor
yang dapat merugikan kepentingan publik perpajakan dengan ancaman pidana berupa
dalam peraturan perundang-undangan. pidana denda, atau pidana kurungan.