Professional Documents
Culture Documents
Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Skripsi Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Skripsi
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
(S.Pd.I.)
Oleh
NURHASANAH
NIM. 10811002091
Skripsi dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Bangkinang Kabupaten Kampar, yang ditulis oleh Nurhasanah NIM.
10811002091 dapat diterima dan disetujui dalam sidang munaqasyah Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
i
PENGESAHAN
Skripsi dengan Judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 1
Bangkinang Kabupaten Kampar, yang ditulis oleh Nurhasanah NIM.
10811002091 telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada tanggal 23
Sya’ban 1433 H/13 Juli 2012 M. Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada program studi
Pendidikan Agama Islam.
Dekan
ii
ABSTRAK
iv
ABSTRACT
v
ﻣﻠﺨﺺ
ﻧﻮر ﺣﺳﻧﮫ ) : (٢٠١٢اﻟﻌﻼﻗﺔ ﻣﻊ اﻵﺑﺎء واﻷﻣﮭﺎت ﺗﺮﺑﯿﺔ اﻷﺑﻨﺎء اﻟﻄﻼب اﻟﺪرس اﻟﺤﺎﻓﺰ ﻓﻲ
ﻣﺎدة اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ اﻠﻣﺪ ﺮﺳﺔ اﻠﺸﻨﻮﯿﺔ اﻠﺤﻜﻮﻤﯿﺔ ﻮﺤﺪ ﺒﻐﻜﯾﻧﻎ
ﻜﺒﻮﻔﺎ ﺘﯿﻦ ﻛﻣﻒر.
اﻵﺑﺎء واﻷﻣﮭﺎت ﺗﺮﺑﯿﺔ اﻷﺑﻨﺎء ھﻮ ﺗﻔﺎﻋﻞ ﻛﺎﻣﻞ ﺑﯿﻦ اﻵﺑﺎء واﻷﺑﻨﺎء ،واﻟﺘﻲ ﺗﻨﻮي اﻵﺑﺎء
ﻟﺘﺤﻔﯿﺰ اﻟﻄﻔﻞ ﻟﺘﻐﯿﯿﺮ اﻟﺴﻠﻮك واﻟﻤﻌﺮﻓﺔ واﻟﻘﯿﻢ اﻟﺘﻲ ﺗﻌﺘﺒﺮ اﻷﻛﺜﺮ ﻣﻼءﻣﺔ ﻣﻦ ﻗﺒﻞ اﻟﻮاﻟﺪﯾﻦ .ﻓﻲ
ﺣﯿﻦ أن اﻟﺪاﻓﻊ ﻟﻠﺘﻌﻠﻢ ھﻲ ﺣﺎﻟﺔ ﻧﻔﺴﯿﺔ وھﻮ اﻟﻤﺤﺮك اﻟﺬاﺗﻲ ﻓﻲ ﺷﺨﺺ ﻟﺒﺪء ﻧﺸﺎط أو أﻧﺸﻄﺔ
ﻟﻠﺘﻌﻠﻢ ﻣﻦ ﺗﻠﻘﺎء ﻧﻔﺴﮫ ﻓﻲ اﻧﺠﺎز اﻟﻤﮭﺎم ﻓﻲ اﻟﻮﻗﺖ اﻟﻤﺤﺪد ،ﺑﺤﯿﺚ ﻻ ﯾﻤﻜﻦ أن ﯾﺘﺤﻘﻖ اﻟﮭﺪف
اﻟﻤﻨﺸﻮد ﻣﻦ ھﺬا اﻟﻤﻮﺿﻮع.
ﺗﮭﺪف ھﺬه اﻟﺪراﺳﺔ إﻟﻰ ﺗﺤﺪﯾﺪ ﻣﺎ إذا ﻛﺎﻧﺖ ھﻨﺎك ﻋﻼﻗﺔ ﻛﺒﯿﺮة ﺑﯿﻦ اﻵﺑﺎء اﻷﺑﻮة
واﻷﻣﻮﻣﺔ ﻣﻊ دواﻓﻊ اﻟﻄﻼب ﻓﻲ ﻣﺎدﺗﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ ١ث م ف ﻧﯿﻐﯿﺮي
رﯾﺠﻨﺴﻲ ﻛﻣﻒر ﺒﻐﻜﯾﻧﻎ .وﻛﺎن ﻣﻮﺿﻮع ھﺬه اﻟﺪراﺳﺔ اﻵﺑﺎء واﻟﻄﻼب ﻓﻲ اﻟﺼﻔﻮف اﻟﺴﺎﺑﻊ ٧
غ ﻣﺪرﺳﺔ ﺒﻐﻜﯾﻧﻎ اﻻﻋﺪادﯾﺔ ﻓﻲ اﻟﻌﺎم اﻟﺪراﺳﻲ ،٢٠١٢وﺗﺼﻞ إﻟﻰ ٢۵ﺷﺨﺼﺎ .وﺗﻘﻊ ھﺬه
اﻟﺪراﺳﺔ ﻓﻲ ﻣﻨﻄﻘﺔ ﻛﻣﻒر رﯾﺠﻨﺴﻲ ﺒﻐﻜﯾﻧﻎ .وﻛﺎﻧﺖ اﻷدوات اﻟﻤﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻟﺠﻤﻊ ﺑﯿﺎﻧﺎت
اﻻﺳﺘﺒﯿﺎن .ﯾﺴﺘﺨﺪم اﻻﺳﺘﺒﯿﺎن ﻟﻠﺤﺼﻮل ﻋﻠﻰ ﺑﯿﺎﻧﺎت ﻋﻦ اﻵﺑﺎء واﻟﺪاﻓﻊ ﻟﻠﻄﻼب اﻷﺑﻮة واﻷﻣﻮﻣﺔ
"ﻓﻲ ﻣﺎدﺗﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ .ﻣﺮة واﺣﺪة وﯾﺘﻢ ﺟﻤﻊ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت وﺗﺤﻠﯿﻠﮭﺎ ﺛﻢ اﺳﺘﺨﺪام
اﻟﻤﻨﺘﺞ ﺻﯿﻐﺔ ﻟﺤﻈﺔ.
ھﺬه اﻟﺪراﺳﺔ ﯾﺴﺘﺨﺪم اﺛﻨﯿﻦ ﻣﻦ اﻟﻤﺘﻐﯿﺮات :اﻟﻤﺘﻐﯿﺮ ذ )اﻵﺑﺎء اﻷﺑﻮة واﻷﻣﻮﻣﺔ(
واﻟﻤﺘﻐﯿﺮات ي )اﻟﺪاﻓﻊ ﻟﺪى اﻟﻄﻼب( .ﻣﻦ ﺧﻼل اﻟﻤﻨﺘﺞ ڽ ڧ ڽ ڽ ﻟﺤﻈﺔ اﺧﺘﺒﺎر اﻻرﺗﺒﺎط،
وأﻇﮭﺮت ﻧﺘﺎﺋﺞ ﺗﺤﻠﯿﻞ اﻟﺒﯿﺎﻧﺎت ﻗﯿﻤﺔ ﻣﻌﺎﻣﻞ اﻻرﺗﺒﺎط ﻣﻦ ) (٠٫٤٤٤أﻛﺒﺮ ﻣﻦ
ﻣﺴﺘﻮى) (٠٫٣٩٦ﻛﺒﯿﺮة ﻣﻦ ٪٥وﻟﻜﻦ أﻗﻞ ﻣﻦ ﻣﺴﺘﻮى ﻛﺒﯿﺮ ﻣﻦ) .(٠٫٥٠٥٪١وﺑﺎﻟﺘﺎﻟﻲ ،ﯾﺘﻢ
ﺗﻠﻘﻲ ھﺎ ھﻮ وﻣﺮﻓﻮض .اﻻﺳﺘﻨﺘﺎج ﻣﻦ ھﺬه اﻟﺪراﺳﺔ أن ھﻨﺎك ﻋﻼﻗﺔ ﻛﺒﯿﺮة ﺑﯿﻦ اﻵﺑﺎء اﻷﺑﻮة
واﻷﻣﻮﻣﺔ ﻣﻊ دواﻓﻊ اﻟﻄﻼب ﻓﻲ ﻣﺎدﺗﻲ اﻟﺘﺮﺑﯿﺔ اﻟﺪﯾﻨﯿﺔ اﻹﺳﻼﻣﯿﺔ ﻓﻲ ﺲ م ف ن ١ﺒﻐﻜﯾﻧﻎ.
vi
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN …………………………………………………………... i
PENGESAHAN ……………………………………………………………. ii
PENGHARGAAN …………………………………………………………. iii
ABSTRAK …………………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………………………. v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. vi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Penegasan Istilah.............................................................................. 4
C. Permasalahan.................................................................................... 5
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 6
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 69
B. Saran................................................................................................. 70
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
v
DAFTAR TABEL
vi
Tabel IV.17 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Orang Tua............. 48
Tabel IV.18 Tanggapan Siswa Menyiapkan Buku Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Pada Malam Hari
Sebelum Tidur…………………………………... 50
Tabel IV.19 Tanggapan Siswa Tepat Waktu Masuk Kelas
Saat Pelajaran Pendidikan Agama Islam………... 50
Tabel IV.20 Tanggapan Siswa Mengerjakan Pr Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Rumah……………. 51
Tabel IV.21 Tanggapan Siswa Mendengarkan Penjelasan
Guru Ketika Memberikan Materi Pendidikan
Agama Islam……………………………………. 51
Tabel IV.22 Tanggapan Siswa Mengerjakan Soal Latihan
Pendidikan Agama Islam Yang Diberikan Guru
Di Sekolah………………………………………. 52
Tabel IV.23 Tanggapan Siswa Mengulang Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di Rumah……………. 52
Tabel IV.24 Tanggapan Siswa Mempunyai Harapan Dan
Cita-Cita Dimasa Depan………………………… 53
Tabel IV.25 Tanggapan Siswa Mendapatkan Penghargaan
Dalam Belajar Pendidikan Agama Islam……….. 53
Tabel IV.26 Tanggapan Siswa Menginginkan Kegiatan Yang
Menarik Dalam Belajar Pendidikan Agama Islam 54
Tabel IV.27 Tanggapan Siswa Mempunyai Lingkungan
Belajar Yang Baik Di Rumah…………………… 54
Tabel IV.28 Tanggapan Siswa Mempunyai Hasrat Dan
Keinginan Berhasil Dalam Belajar Pendidikan
Agama Islam…………………………………..... 55
Tabel IV.29 Tanggapan Siswa Mempunyai Dorongan Dan
Kebutuhan Dalam Belajar Pendidikan Agama
Islam……………………………………………. 55
Tabel IV.30 Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa.................... 56
Tabel IV.31 Statistik Pola Asuh ………………….………...... 59
Tabel IV.32 Distribusi Frekwensi Relative Tentang Pola Asuh
Orang Tua Data Varian I (X)…………………… 60
Tabel IV.33 Statistik Motivasi……………………………….. 61
Tabel IV.34 Distribusi Frekwensi Relative Tentang Motivasi
Belajar Siswa Data Varian 2 (Y)………………... 62
Tabel IV.35 Analisis Of Variance (Anova)…………………... 65
Tabel IV.36 Coefisien Regresi Linear………………………... 65
Tabel IV.37 Nilai Koefisien Korelasi Product Moment……… 67
vii
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sifat cinta mencintai, menjaga kesehatan, kejiwaan, akhlak, jasmani, dan sosial
dalam kehidupan.
banyak tertanam sejak anak berada di tengah orang tua. Sebagaimana firman
1
Ramayulis dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2009, h.
147
2
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka…”2
Setiap orang tua yang satu dengan yang lain mempunyai pola asuh
yang berbeda, di mana anak akan menyesuaikan diri dengan sistem kebiasaan
yang diperoleh dari orang tuanya masing-masing. Begitu juga dengan motivasi
anak dalam belajarnya, mereka akan menyesuaikan diri dengan pola asuh yang
dan keterampilan. Mengenai pendidikan akal agar anak memiliki akal cerdas,
banyak yang dapat dilakukan orang tua. Pertama-tama tentulah dengan cara
menyekolahkan anaknya. Akan tetapi, itu bukan berarti bahwa dirumah, orang
rumah (PR) adalah salah satu cara membantu pendidikan akal anak-anak.
mendidik anak di rumah. Memuji anak bila mendapatkan prestasi tinggi. Yang
2
QS. At Tahrim 66 : 6
3
anak, orang tuanya bercerai. Anak-anak yang lain menjalani seluruh masa
dewasa dalam satu lingkungan dengan etnis yang sama, anak-anak yang lain
dalam satu lingkungan yang lebih beragam. Ada anak yang hidup dalam
menyenangkan dan sebagainya. Dalam hal ini berarti orang tua tidak berhasil
dengan segenap tenaga dan pikirannya. Bahkan orang tua telah memberikan
pola asuh yang baik pada anak nya tetapi motivasi anak dalam belajar masih
kurang. Oleh karna itu untuk mengembangkan motivasi pada anak yang lebih
3
John W Santrock, Psikologi Pendidikan, Edisi 3 Buku 1, Jakarta:Salemba Humanika,
2009, h.100
4
penelitian dengan judul Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi
B. Penegasan Istilah
4
Ramayulis dan Samsul Nizar, Op. Cit, h. 148
5
maksimal.5
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
c. Bagaimana hubungan pola asuh orang tua dengan tingkah laku anak ?
2. Batasan Masalah
Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Kabupaten Kampar.
5
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2007 h. 27
6
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, Bandung:PT. Remaja Rosda Karya, 2004, h.
60
6
3. Rumusan Masalah
signifikan antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa ?
wali murid.
7
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoretis
tingkah laku dan sikap anggota keluarga. Seperti rumah tangga yang
ayah atau ibu, dll.1 Akibatnya, perhatian dan kesetiaan anak terbagi karna
tingkah laku orang tuanya. Timbul rasa takut yang mendalam pada anak jika
berkepribadian baik, sikap mental yang sehat serta akhlak yang terpuji. Orang
tua sebagai pembentuk pribadi yang pertama dalam kehidupan anak, dan
dinyatakan oleh Zakiyah Daradjat, bahwa Kepribadian orang tua, sikap dan
1
Kartini Kartono, Patologi Sosial II : Kenakalan Remaja, Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,
2003, h. 57
8
cara hidup merupakan unsur- unsur pendidikan yang secara tidak langsung
Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang
tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak
masyarakat yang baik. Ini terlihat bahwa pengasuhan anak berupa suatu
Jadi pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara
orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya
paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang
para ahli mengemukakan pendapat yang berbeda-beda, yang antara satu sama
2
Zakiyah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta:Bulan Bintang, 1996, h. 56
3
Wiwit Wahyuning, Mengkomunikasikan Moral Kepada Anak, Jakarta:PT Elex Media
Komputindo, 2003, h. 126
9
4
Paul Hauck, Psikologi Populer, (Mendidik Anak dengan Berhasil), Jakarta:Arcan, 1993, h.
47
5
Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, Jakarta:Rajawali, 1992, h. 97
6
Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, Surabaya:PT. Bina Ilmu,1982, h. 106
10
Menurut Elizabet B. Hurlock ada beberapa sikap orang tua yang khas
7
Muhammad Rasyid Dimas, 20 Kesalahan dalam Mendidik Anak, Jakarta:Pustaka Al-
Kautsar, 2006, h. 160
11
1. Dominasi orang tua. Orang tua sering berlebihan dalam menguasai dan
mengintervensi urusan anak-anak mereka, oleh karna itu anak akan
tumbuh menjadi sosok yang lemah.
2. Sikap posesif, yaitu dengan melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung
jawab anaknya serta selalu mengamini dengan cepat semua keinginannya.
Maka anak tersebut akan tumbuh menjadi anak yang kurang percaya diri.
3. Mengucilkan dan menganggap remeh, yaitu meremehkan anak dan
membiarkannya tanpa memberikan penghargaan dan motivasi saat ia
meraih kesuksesan atau tidak memberi sanksi saat mereka gagal.
4. Memanjakan, yaitu lamban melakukan interaksi dan memberikan
pendidikan kepada anak serta selalu memenuhi keinginannya, maka anak
tersebut akan tumbuh menjadi anak yang masa bodoh.
5. Keras, yaitu ketika seorang ayah dan ibu memberi sanksi fisik dan
psikologis kepada anak dengan keras dan kejam, maka anak akan tumbuh
menjadi anak yang tidak punya pendirian.
6. Kebimbangan dan keraguan. Sikap orang tua yang ragu dan bimbang
dalam memberikan pujian kepada anaknya, selalu bimbang serta sulit
untuk membedakan antara yang benar dan salah.
8
Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Jakarta:Erlangga, 2008, h. 204
9
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak & Remaja, Bandung:PT. Remaja
Rosdakarya, 2004, h. 49
12
Jika dilihat dari berbagai macam bentuk pola asuh di atas pada intinya
hampir sama. Misalnya saja antara pola asuh kasar dan tegas, keras, over
pekembangan anak. Demikian pula halnya dengan pola asuh baik hati dan
memperlihatkan suatu sikap yang kurang berwibawa, bebas, acuh tak acuh
acceptance (penerimaan), baik hati dan tegas, bisa termasuk bagian dari pola
Situasi pergaulan antara orang tua dengan anak tidak bisa dilepaskan
mempunyai sifat keras dan kasar, sifat itu ditiru dari orang tuanya dirumah
yaitu ayah dan ibunya yang biasa berlaku keras dan kasar terhadapnya.
10
Hassan Syamsyi Basya, Cara Jitu Mendidik Anak Shaleh dan Unggul di Sekolah,
Jakarta:Zikrul Hakim, 2010, h.23
13
pembalasan. Mungkin anak hanya diam saja ketika orang tuanya membentak
dirinya, tetapi sebenarnya cepat atau lambat ia akan menirukan perbuatan dan
perkataan tersebut.
situasi pergaulan dan pendidikan yang baik, orang tua perlu membina
anaknya untuk belajar dirumah, yang mana kegiatan dari bimbingan belajar
dapat mendorong anak untuk lebih giat belajar, sehingga anak dapat
Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar anaknya dirumah agar orang
proses belajarnya.11
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu,
maka motivasi dapat diartikan sebagi daya penggerak yang telah menjadi
aktif.
11
Ibid, h. 65
12
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada,
2010, h. 73
16
b. Pengertian Belajar
inderanya.14
dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.15
Dalam soal belajar, motivasi itu sangat penting. Motivasi adalah syarat
mutlak untuk belajar. Banyak bakat anak tidak berkembang karna tidak
tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga tercapai hasil-hasil yang
mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi, dan lain-
13
Abdul Rahman Saleh, Psikologi, Jakarta:Kencana, 2008, h.183
14
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Rajawali Pers, 2010, h. 231
15
M. Ngalim Purwanto, Op. Cit, h. 84
16
M. Ngalim Purwanto, Op.Cit, h. 61
17
lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak
atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya
antara lain: motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranan motivasi yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
merasa senang dan semangat untuk belajar. Seseorang yang memiliki motivasi
kuat akan mempunyai banyak energi untuk belajar. Hal ini menunjukkan
bahwa anak yang memiliki motivasi belajar akan dapat meluangkan waktu
belajar lebih banyak dan lebih tekun dari pada mereka yang kurang memiliki
(boleh jadi) gagal karna kekurangan motivasi. Hasil belajar akan optimal
menjadi tekun dalam proses belajar mengajar, dan dengan motivasi itu pula
kualitas hasil belajar siswa dapat diwujudkan dengan baik. Siswa yang dalam
proses belajar mempunyai motivasi yang kuat dan jelas akan tekun dan
optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan akan makin
berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intesitas
1. Motivais intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karna didalam individu sudah
ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
2. Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karna
adanya perangsang dari luar. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan dalam
belajar. Berbagai cara bisa dilakukan agar anak termotivasi untuk belajar.
Baik motivasi ekstrinsik positif maupun yang negatif, sama-sama
mempengaruhi sikap dan perilaku anak. Diakui, angka, ijazah, pujian, hadiah
dan sebagainya berpengaruh positif dengan merangsang anak agar anak mau
belajar. Sedangkan ejekan, celaan, hukuman, menghina, sindiran dan
sebagainya berpengaruh negatif dengan renggangnya hubungan orang tua
dengan anak.19
18
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, Jakarta:Pedoman Ilmu Jaya, 1996, h. 82
19
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Jakarta:Rineka Cipta, 2008, h. 149
19
belajar, yaitu:
a. Memberi angka
b. Hadiah
c. Ego involvent
d. Pujian
e. Hukuman
g. Dan minat.
20
Sardiman A M, Op. Cit, h. 85
20
1. Faktor Intern
1) Karena Sakit
1) Inteligensi
2) Bakat
3) Minat
4) Motivasi
kesuksesan belajarnya.
2. Faktor Ekstern
a. Faktor Keluarga
kesulitan belajar.
Sifat hubungan orang tua dan anak sering dilupakan. Faktor ini
keras, acuh tak acuh, dan lain-lain. Kasih sayang dari orang tua
b. Faktor Sekolah
1) Guru
2) Faktor Alat
21
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2004, h.79
22
e. Pengukuran Motivasi
manusia. Motivasi menjadi efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesuai
dengan teori dan diterafkan pada objek yang tepat. Dalam kasus anak
misalnya, ketika seorang anak menjadi tekun dalam belajar, hampir dapat
dipastikan dia termotivasi dengan sesuatu, seperti orang tua yang memberikan
motivasi kepada anaknya dengan pola asuh yang baik dan tepat. Anak yang
memiliki motivasi yang kuat dan jelas pasti akan tekun dan berhasil dalam
belajarnya.
Dengan demikian, jika didapati manusia yang dalam sikap dan tingkah
lakunya tidak terarah dan tanpa tujuan, dapat dipastikan orang tersebut tidak
memiliki motivasi.22
Siswa
mereka dengan guru, orang tua dan yang lainnya dapat sangat mempengaruhi
motivasi mereka.
22
Abdul Rahman Saleh, Op.Cit, h. 204
23
berpendidikan, orang tua yang berpendidikan lebih tinggi akan lebih percaya
bahwa keterlibatan mereka dalam pendidikan anak merupakan hal yang penting.
Ketika waktu dan energy orang tua sebagian besar dihabiskan oleh persoalan
pengasuhan anak oleh orang tuanya. Berikut ini beberapa praktik pengasuhan
3. Menjadi model prilaku yang memberi motivasi : bekerja keras dan gigih
menghadapi tantangan.
anak menjadi lebih termotivasi. Membacakan buku untuk anak prasekolah dan
24
memberi materi bacaan dirumah akan memberi efek positif pada motivasi
membaca anak.23
perhatian dari kedua orang tua untuk berkomunikasi secara jujur dan jelas
lainnya.
perasaan aman, tenang, mapan, dan berkembang secara alamiah dari sisi
hubungan yang hangat dengan orang tua mereka. Kedekatan itu akan
belajar dipengaruhi oleh kondisi yang terjadi pada setiap tahap perkembangan.
23
John W Santrock, Psikologi Pendidikan, Edisi 3 Buku 2, Jakarta:Salemba Humanika, 2009,
h.224.
24
M. Rasyid Dimas, Op. Cit, h. 77
25
1. Faktor internal ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri, yang
meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
2. Faktor eksternal ialah faktor yang datang dari luar diri si anak, yang
meliputi :
a. Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan kelompok.
b. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian.
c. Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan
iklim.
d. Faktor lingkungan spritual atau keagamaan.25
belajar dipengaruhi oleh faktor lingkungan keluarga. Orang tua yang satu
dengan yang lain mempunyai pola asuh yang berbeda, dimana anak akan
menyesuaikan diri dengan sistem kebiasaan yang diperoleh dari orang tuanya
akan menyesuaikan diri dengan pola asuh yang diberikan oleh orang tuanya
pribadinya.
Daini Ikhlas, mahasiswa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan pada tahun 2009
Anak Dengan Hasil Belajar Agama Siswa Kelas VIII SLTP Negeri 001
25
A Tabrani Rusyan, Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:Rosda Karya,
1994, h. 81
26
bahwa terdapat hubungan yang signifikan perhatian orang tua dengan hail belajar
mata pelajaran agama siswa kelas VIII SLTP Negeri 001 kecamatan pangean
Muhammad Zuhdi pada tahun 2010 meneliti dengan judul “Upaya Guru
belajar siswa pada mata pelajaran Qur’an Hadits adalah cukup baik dengan
persentase 65 %.
Bimbingan Orang Tua Terhadap Anak Dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata
tua terhadap siswa SMPS LKMD Indrasakti Tapung tergolong baik, dengan
Demikian pula Nuraini pada tahun 2005 meneliti dengan judul “Hubungan
68.57% dan motivasi belajar siswa ialah ketegori sedang dengan persentase 68.19
A. Konsep Operasional
Konsep teoritis yang dikemukakan masih bersifat umum, oleh karna itu
hubungan pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
variabel bebas (indevendent variabel) yaitu pola asuh orang tua yang
dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat (devedent variabel) yaitu motivasi
Adapun indikator dalam pola asuh orang tua adalah sebagai berikut26 :
26
Ahmad Tafsir, Op. Cit, h. 156
28
dirumah
dilakukannya
10. Orang tua memberikan semangat kepada anak untuk banyak belajar
11. Orang tua menasehati anak saat mendapat teguran dari sekolah
12. Orang tua menegur anak saat dia terlambat bangun pagi
2. Siswa tepat waktu masuk kelas pada saat jam pelajaran PAI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama 47 hari dimulai dari tanggal 4 April s/d 21
Mei 2012, dalam rentang waktu tersebut diperkirakan segala yang berkaitan
2. Tempat Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua dan siswa SMP Negeri 1
Bangkinang. Sedangkan objek penelitian ini adalah Pola asuh orang tua dalam
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1
Bangkinang yang berjumlah 250 orang. Tujuan penulis memilih kelas VII agar
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Mengingat waktu dan biaya yang cukup besar dalam
mengambil data dari responden yang cukup besar populasinya untuk menentukan
sampel, seperti siswa yang masih mempunyai kedua orang tua. Dengan demikian
sampel dalam penelitian ini 10% dari populasi yaitu siswa kelas VII G, dengan
jumlah 25 orang. Hal ini sesuai dengan ungkapan Suharsimi Arikunto, yaitu :
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya lebih dari 100 maka dapat diambil antara 10-
15% atau 20-25%, atau lebih. Tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan
penelitian dilihat dari waktu dan tenaga, sempit luasnya wilayah pengamatan dari
setiap subjek karna hal ini menyangkut banyak sedikitnya data, besar kecilnya
data yang ditanggung peneliti”.1
sebagai sampel. Dalam hal ini pertanyaan yang diajukan kepada orang tau
mengenai pola asuh dan siswa mengenai motivasi belahar. Angket diberikan
1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:Rineka Cipta,
2003, h. 120
32
catatan-catatan tertulis yang ada, baik berupa dokumen primer atau pun
oleh orang atau subjek yang mengalami suatu peristiwa, seperti outobiografi.
Sedangkan dokumen skunder adalah dokumen yang ditulis oleh orang lain
dan misi didirikannya SMPN 1 Bangkinang, serta data hasil belajar siswa.
koofisien Korelasi product moment. Variabel X ( pola asuh oranag tua ) dan
variabel Y ( motivasi belajar siswa / variabel terikat ) Jenis data dalam penelitian
Data ordinal ini kemudian diubah menjadi data interval, tujuan mengubah
data ordinal menjadi interval adalah agar data tersebut dapat di analisa dengan
parametik dengan non parametik maka hasilnya lebih baik analisis parametik,
2
Hidayat Syah, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Pekanbaru:Suska
Press, 2010, h. 133
33
karena hasil analisis parametik lebih halus dan akurat. Setelah kedua data tersebut
mengetahui hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Motivasi Belajar Siswa Pada
dengan rumus:3
N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
rxy =
N ∑ X2 − (∑ X)² N ∑ Y2 − (∑ Y)²
K
Keterangan :
N : Jumlah responden
3
Hartono, Statistik Untuk Penelitian, Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2004, h.76
34
BAB IV
PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
pesat bagi sekolah, hingga akhirnya pada tahun 2008 Direktoral Pembinaan
tersebut.
35
Tabel IV.1
Identitas Sekolah
Tabel IV.2
Keadaan Guru SMP Negeri 1 Bangkinang
NO NAMA PENDIDIKAN JABATAN /
BIDANG STUDI
1 Syarifuddin, M.Pd S2 Kepala Sekolah
2 Yassin oskandar D3 Wkl. Kepsek
3 Dra. Fatmawati S1 Bk
4 Yunelly jalil D3 Bhs.Inggris
5 Syaiful azmi, S.Pd S1 Bhs.Inggris
6 Syamsi helmis, S.Pd.I S1 Agama Islam
7 Zulkifli, S.Pd S1 Ips
8 Drs. Yulihelmi S1 Biologi
9 Desmi hasbiran, S.Pd S1 Bhs.Indonesia
10 Dra. Martha S S1 Bhs.Indonesia
11 Dra. Elfa yeti S1 Bk
12 Etimar, S.Pd S1 Bhs.Indonesia
13 Khairani, S.Pd S1 Ips
14 Zambri, BA S1 Agama Islam
15 Misnawati, S.Pd S1 Bhs.Indonesia
16 Husna S1 Bhs.Indonesia
17 Ernita PGSLP IRT
18 Basni S1 Kesenian
19 Yulisna, S.Pd S1 Biologi
20 Rosnah D3 Pkn
21 Wardaty, S.Pd S1 Bhs.Indonesia
22 Syafrianis S1 Kesenian
23 Rita suharti, S.Pd S1 Pkn
24 Dra. Vini yulfina S1 Mtk
25 Nurhati S1 Fisika
26 Firdaus D3 Pkn
27 Endang ramadahnia S1 Bhs.Inggris
28 Suwarni SKKA IRT
29 Huriati, S.Pd S1 Biologi
30 Deviani, S.Pd S1 Ips
31 Asmariati, S.Pd S1 Ips
32 Nelda herawati, S.Pd S1 Mtk
33 It is anggeraini, S.Pd S1 Bhs.Inggris
34 Zulfahmi D3 Olahraga
35 M. Hatta, S.Pd S1 Ips
36 Dra. Fauziah S1 Pkn
37 Normah, S.Pd S1 Mtk
37
dapat dilihat dari tabel berikut ini yang memperlihatkan keadaan siswa-
Tabel IV.3
Keadaan Siswa SMP Negeri 1 Bangkinang Tahun Ajaran 2012
Tabel IV.4
Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP Negeri 1 Bangkinang
5. Kurikulum
dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Di samping itu,
harapan siswa lulusannya dapat menguasai IPTEK dan IMTAQ yang kuat.
sebagai berikut :
a. Pendidikan Agama
Adapun hubungan sekolah dengan para orang tua siswa cukup baik
pembagian raport. Kegiatan lain adalah apabila ada sesuatu hal yang perlu
dan kekeluargaan
41
B. Penyajian Data
Pada bab ini akan diuraikan analisis hasil penelitian dan pembahasan
mengenai Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa
Kabupaten Kampar. Ada 2 variabel yang diteliti yaitu Motivasi (Y) sebagai
kembali sebanyak 25 buah atau 100%. Jadi total kuesioner yang dapat diolah
pria sebanyak 9 orang (36%) dan siswa yang berjenis kelamin wanita
Pada dasarnya pola asuh dapat diartikan seluruh cara perlakuan orang
tua yang diterapkan pada anak. Banyak ahli mengatakan pengasuhan anak
masyarakat yang baik. Ini terlihat bahwa pengasuhan anak berupa suatu proses
Jadi pola asuh orang tua adalah suatu keseluruhan interaksi antara
orang tua dengan anak, di mana orang tua bermaksud menstimulasi anaknya
paling tepat oleh orang tua, agar anak dapat mandiri, tumbuh dan berkembang
secara sehat dan optim. Untuk mengetahui tanggapan orang tua berdasarkan
Tabel IV.5
Tanggapan Bapak/Ibu Menyediakan Perlengkapan Belajar Pendidikan
Agama Islam Bagi Anak.
Dari tabel IV.5 diketahui 19 orang tua atau 76% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 6 orang tua atau 24%, dan tidak ada yang
Tabel IV.6
Tanggapan Bapak/Ibu Mengawasi Anak Mengerjakan Tugas-Tugas Atau Pr
Yang Diberikan Guru.
Dari tabel IV.6 diketahui 10 orang tua atau 40% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 11 orang tua atau 44%, yang menyatakan
netral 4 orang tua atau 16%, dan tidak ada orang tua yang menyatakan tidak
Tabel IV.7
Tanggapan Bapak/Ibu Berusaha Mengetahui Kesulitan Belajar Anak.
Dari tabel IV.7 diketahui 11 orang tua atau 44% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 14 orang tua atau 56%, dan tidak ada orang
tua yang menyatakan netral ,tidak setuju dan sangat tidak setuju.
44
Tabel IV.8
Tanggapan Bapak/Ibu Memberikan Nasehat Kepada Anak Agar Rajin
Belajar.
Dari tabel IV.8 diketahui bahwa 18 orang tua atau 72% menyatakan
sangat setuju, yang menyatakan setuju 4 orang tua atau 16%, yang
menyatakan netral 3 orang tua atau 12%, dan tidak ada orang tua yang
Tabel IV.9
Tanggapan Bapak/Ibu Memberikan Pujian Terhadap Keberhasilan Anak
Dalam Belajar Pendidikan Agama Islam.
Dari tabel IV.9 diketahui bahwa 10 orang tua atau 40% menyatakan
sangat orang tua, yang menyatakan setuju 14 orang tua atau 56%, yang
menyatakan netral 1 orang tua atau 4%, dan tidak ada orang tua yang
Tabel IV.10
Tanggapan Bapak/Ibu Memberikan Teguran Kepada Anak Apabila Tidak
Belajar Dirumah.
Dari tabel IV.10 diketahui bahwa 18 orang tua atau 72% menyatakan
sangat setuju, yang menyatakan setuju 4 orang tua atau 16%, yang
menyatakan netral 3 orang tua atau 12%, dan tidak ada orang tua yang
Tabel IV.11
Tanggapan Bapak/Ibu Melibatkan Anak Dalam Membuat Peraturan Di
Rumah.
Dari tabel IV.11 diketahui 5 orang tua atau 20% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 12 orang tua atau 48%, yang menyatakan
netral 7 orang tua atau 28%, yang menyatakan tidak setuju 1 orang tua atau
4%, dan tidak ada orang tua yang menyatakan sangat tidak setuju.
46
Tabel IV.12
Tanggapan Keluarga Bapak/Ibu Terbuka Dalam Menyelesaikan Masalah.
Dari tabel IV.12 diketahui 9 orang tua atau 36% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 11 orang tua atau 44%, yang menyatakan
netral 5 orang tua atau 20%, dan tidak ada orang tua yang menyatakan tidak
Tabel IV.13
Tanggapan Bapak/Ibu Memberikan Semangat Kepada Anak Untuk Banyak
Belajar Agar Menjadi Yang Terbaik Di Kelas.
Dari tabel IV.13 diketahui 17 orang tua atau 76% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 5 orang tua atau 20%, yang menyatakan netral
1 orang tua atau 4%, dan tidak ada orang tua yang menyatakan tidak dan
Tabel IV.14
Tanggapan Bapak/Ibu Menasehati Anak Saat Anak Mendapatkan Teguran
Dari Sekolah.
Dari tabel IV.14 diketahui 10 orang tua atau 40% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 14 orang tua atau 56%, yang menyatakan
netral 1 orang tua atau 4%, dan tidak ada orang tua yang menyatakan tidak
Tabel IV.15
Tanggapan Bapak/Ibu Menegur Anak Saat Dia Terlambat Bagun Pagi.
Dari tabel IV.15 diketahui 15 orang tua atau 60% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 8 orang tua atau 32%, yang menyatakan netral
2 orang tua atau 8%, dan tidak ada orang tua yang menyatakan tidak dan
Tabel IV.16
Tanggapan Bapak/Ibu Mengingatkan Anak Tentang Baik Buruknya Sesuatu
Hal Yang Dilakukannya.
Dari tabel IV.16 diketahui 18 orang tua atau 72% menyatakan sangat
setuju, yang menyatakan setuju 7 orang tua atau 28%, dan tidak ada orang tua
yang menyatakan netral ,tidak setuju dan sangat tidak setuju. Dari hasil
pembahasan dan analisis data tabel-tabel diatas, untuk mengetahui lebih jelas
Tabel IV.17
Rekapitulasi Hasil Tanggapan Orang Tua
Tanggapan
NO Pola Asuh SS S N TS STS Jumlah
1 Bapak/ibu menyediakan
perlengkapan belajar Pendidikan 19 6 0 0 0 25
Agama Islam bagi anak
2 Bapak/ibu mengawasi anak
mengerjakan tugas-tugas atau PR 10 11 4 0 0 25
yang diberikan guru
3 Bapak/ibu berusaha mengetahui
11 14 0 0 0 25
kesulitan belajar anak
4 Bapak/ibu memberikan nasehat
18 4 3 0 0 25
kepada anak agar rajin belajar
5 Bapak/ibu memberikan pujian
terhadap keberhasilan anak dalam 10 14 1 0 0 25
belajar Pendidikan Agama Islam
6 Bapak/ibu memberikan teguran
kepada anak apabila tidak belajar 18 4 3 0 0 25
dirumah
7 Bapak/ibu melibatkan anak dalam
5 12 7 1 0 25
membuat peraturan di rumah
8 Keluarga bapak/ibu terbuka dalam
9 11 5 0 0 25
menyelesaikan masalah
9 Bapak/ibu memberikan semangat
kepada anak untuk banyak belajar 19 5 1 0 0 25
agar menjadi yang terbaik di kelas
10 Bapak/ibu menasehati anak saat anak
10 14 1 0 0 25
mendapatkan teguran dari sekolah
11 Bapak/ibu menegur anak saat dia
15 8 2 0 0 25
terlambat bagun pagi
12 Bapak/ibu mengingatkan anak
tentang baik buruknya sesuatu hal 18 7 0 0 0 25
yang dilakukannya
Jumlah 162 110 27 1 0 300
Persentase (%) 54% 36.6% 9% 0.33% 0% 100%
bahwa hal yang meyebabkan, pola asuh orang tua membentuk motivasi siswa
54% menjawab sangat setuju, yang menjawab setuju 36.6%, yang menjawab
50
netral 9%. Dari semua rekapitulasi tersebut dapat disimpulkan bahwa orang
2. Motivasi Belajar
Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Banyak bakat anak tidak
mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar biasa, sehingga
mungkin ia tidak senang, mungkin sakit, lapar, ada problem pribadi, dan lain-
lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak
atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya
kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar tumbuh motivasi pada
tanggapan siswa berdasarkan hal diatas, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
51
Tabel IV.18
Tanggapan Siswa Menyiapkan Buku Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Pada Malam Hari Sebelum Tidur.
setuju, yang menyatakan setuju 5 siswa atau 20%, yang menyatakan netral 2
siswa atau 8%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
Tabel IV.19
Tanggapan Siswa Tepat Waktu Masuk Kelas Saat Pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
setuju, yang menyatakan setuju 12 siswa atau 48%, yang menyatakan netral 1
siswa atau 4%, yang menyatakan tidak setuju 1 siswa atau 4%, dan tidak ada
Tabel IV.20
Tanggapan Siswa Mengerjakan Pr Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
Rumah.
setuju, yang menyatakan setuju 7 siswa atau 28%, yang menyatakan netral 3
siswa atau 12%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
Tabel IV.21
Tanggapan Siswa Mendengarkan Penjelasan Guru Ketika Memberikan
Materi Pendidikan Agama Islam.
setuju, yang menyatakan setuju 8 siswa atau 32%, yang menyatakan netral 2
siswa atau 8%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
53
Tabel IV.22
Tanggapan Siswa Mengerjakan Soal Latihan Pendidikan Agama Islam
Yang Diberikan Guru Di Sekolah.
setuju, yang menyatakan setuju 9 siswa atau 36%, yang menyatakan netral 2
siswa atau 8%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
Tabel IV.23
Tanggapan Siswa Mengulang Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Rumah.
Dari tabel IV.23 diketahui 8 siswa atau 32% menyatakan sangat setuju,
yang menyatakan setuju 7 siswa atau 28%, yang menyatakan netral 10 siswa
atau 40%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak setuju.
54
Tabel IV.24
Tanggapan Siswa Mempunyai Harapan Dan Cita-Cita Dimasa Depan.
setuju, yang menyatakan setuju 1 siswa atau 4%, yang menyatakan netral 1
siswa atau 4%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
Tabel IV.25
Tanggapan Siswa Mendapatkan Penghargaan Dalam Belajar Pendidikan
Agama Islam.
Dari tabel IV.25 diketahui 4 siswa atau 16% menyatakan sangat setuju,
yang menyatakan setuju 6 siswa atau 24%, yang menyatakan netral 14 siswa
atau 56%, yang menyatakan tidak setuju 1 siswa atau 4%, dan tidak ada siswa
Tabel IV.26
Tanggapan Siswa Menginginkan Kegiatan Yang Menarik Dalam Belajar
Pendidikan Agama Islam.
setuju, yang menyatakan setuju 6 siswa atau 24%, yang menyatakan netral 4
siswa atau 16%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
Tabel IV.27
Tanggapan Siswa Mempunyai Lingkungan Belajar Yang Baik Di Rumah.
setuju, yang menyatakan setuju 7 siswa atau 28%, yang menyatakan netral 2
siswa atau 8%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
56
Tabel IV.28
Tanggapan Siswa Mempunyai Hasrat Dan Keinginan Berhasil Dalam
Belajar Pendidikan Agama Islam.
setuju, yang menyatakan setuju 8 siswa atau 32%, yang menyatakan netral 3
siswa atau12%, dan tidak ada siswa yang menyatakan tidak dan sangat tidak
setuju.
Tabel IV.29
Tanggapan Siswa Mempunyai Dorongan Dan Kebutuhan Dalam Belajar
Pendidikan Agama Islam.
setuju, yang menyatakan setuju 9 siswa atau 36%, yang menyatakan netral 2
siswa atau 8%, yang menyatakan tidak setuju 1 siswa atau 4%, dan tidak ada
siswa yang menyatakan sangat tidak setuju. Untuk mengetahui lebih jelas
57
Tabel IV.30
Rekapitulasi Hasil Tanggapan Siswa
Tanggapan
NO Pola Asuh SS S N TS STS Jumlah
1 Saya menyiapkan buku pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada 18 5 2 0 0 25
malam hari sebelum tidur
2 Saya tepat waktu masuk kelas saat
pelajaran Pendidikan Agama Islam 11 12 1 1 0 25
guru
3 Saya mengerjakan PR pelajaran
15 7 3 0 0 25
Pendidikan Agama Islam di rumah
4 Saya mendengarkan penjelasan guru
ketika memberikan materi 15 8 2 0 0 25
Pendidikan Agama Islam
5 Saya mengerjakan soal latihan
Pendidikan Agama Islam yang 14 9 2 0 0 25
diberikan guru di sekolah Islam
6 Saya mengulang pelajaran
8 7 10 0 0 25
Pendidikan Agama Islam di rumah
7 Saya mempunyai harapan dan cita-
23 1 1 0 0 25
cita dimasa depan
8 Saya mendapatkan penghargaan
dalam belajar Pendidikan Agama 4 6 14 1 0 25
Islam
9 Saya menginginkan kegiatan yang
menarik dalam belajar Pendidikan 15 6 4 0 0 25
Agama Islam
10 Saya mempunyai lingkungan belajar
16 7 2 0 0 25
yang baik di rumah
11 Saya mempunyai hasrat dan
keinginan berhasil dalam belajar 14 8 3 0 0 25
Pendidikan Agama Islam
12 Saya mempunyai dorongan dan
kebutuhan dalam belajar Pendidikan 13 9 2 1 0 25
Agama Islam
Jumlah 166 85 46 3 0 300
Persentase (%) 55.3% 28.3% 15.3% 1% 0% 100%
58
55.3% menjawab sangat setuju, yang menjawab setuju 28.3%, yang menjawab
netral 15.3%. Hal ini menunjukkan bahwa anak yang memiliki motivasi
belajar akan dapat meluangkan waktu belajar lebih banyak dan lebih tekun
daripada mereka yang kurang memiliki atau sama sekali tidak mempunyai
motivasi belajar.
59
C. Analisis Data
Untuk memperoleh data tentang hubungan antara pola asuh orang tua
dalam motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di
orang tua dan motivasi belajar siswa pada pembahasan penyajian data di atas
Hasil atau output data melalui SPSS 16.00 ialah sebagai berikut:
Tabel IV.31
Statistics
N Valid 25
Missing 0
Mean 53.32
Median 53.00
Mode 54
Variance 7.893
Range 11
Minimum 48
Maximum 59
Sum 1333
60
Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel pola asuh orang tua di SMP
N 1 Bangkinang, Skor terendah 48, skor tertinggi 59, Mean = 53.32, Median
menentukan rentang skor kategori gambaran pola asuh orang tua dengan
= 49 s/d 57
skor dalam kategori pola asuh baik, pola asuh cukup baik, dan pola asuh kurang
baik.
Tabel IV.32
Dari tabel di atas dapat dilihat gambaran tentang pola asuh orang tua yang
secara umum tergolong cukup baik, yakni sebanyak 23 orang atau sebesar 92%,
pada kategori baik sebanyak 1 orang atau sebesar 4% dan pada kategori kurang
mata pelajaran PAI) dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00, hasil atau
Tabel IV.33
Statistics
Motivasi
N Valid 25
Missing 0
Mean 52.56
Median 51.00
Mode 50
Variance 11.257
Range 10
Minimum 49
Maximum 59
Sum 1314
Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel motivasi belajar siswa SMP
N 1 Bangkinang, skor terendah 49, skor tertinggi 59, Mean = 52.56 , Median
= 48 s/d. 56
skor dalam kategori motivasi tinggi, motivasi sedang, dan motivasi rendah.
Tabel IV.34
Dari tabel di atas dapat dilihat gambaran tentang pola motivasi belajar
siswa, yakni sebanyak 21 orang atau sebesar 84% pada kategori sedang, sebanyak
4 orang atau sebesar 16% pada kategori Tinggi, dan pada kategori rendah
3. Analisis Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dalam Motivasi Belajar Siswa
Untuk mengetahui apakah ada hubungan pola asuh orang tua dalam
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, maka
terlebih dulu data yang telah ada dianalisis dengan regresi linier melalui
Society Science) versi 16.0 for Windows. Langkah yang digunakan dalam
sebagai berikut:
65
Tabel IV.35
b
ANOVA
Total 270.160 24
tingkat probabilitas 0.026. oleh karena probabilitas 0.026 < 0.05 maka
distribusi data yang diteliti mengikuti bentuk linier (Ho ditolak, Ha diterima).
Dengan kata lain model regresi dapat dipakai untuk meramalkan motivasi
belajar siswa.
komputer SPSS for Windows versi 16.0 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel IV.36
a
Coefficients
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Y = 24.268 + 0.531X
asuh orang tua), maka terjadi kenaikan pada variabel Y (motivasi belajar
variabel.
Bangkinang.
orang tua) dengan Variabel Y (motivasi belajar siswa) dapat dilihat melalui
Tabel IV.37
Correlations
Polaasuh Motivasi
*
Polaasuh Pearson Correlation 1 .444
N 25 25
*
Motivasi Pearson Correlation .444 1
N 25 25
lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada hubungan yang positif
antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa pada Mata Pelajaran
maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara pola asuh orang tua dengan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
68
N 1 Bangkinang berada pada kategori kuat, sebesar 0.444, yakni pada rentang
0,41 - 0,70.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
antara lain: baik sebesar 4%, cukup baik sebesar 92%, dan kurang baik
sebesar 4%.
tinggi yakni sebesar 16%, sedang yakni sebesar 84%, dan rendah yakni
sebesar 0%.
3. Hubungan antara pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa
nihil ditolak, artinya pola asuh orang tua memiliki hubungan dengan
B. Saran
2. Bagi Orang Tua diharapkan agar selalu memberikan pola asuh dan
semangat yang tinggi bagi anak untuk meraih prestasi belajar yang
lebih tinggi.
motivasi belajar dalam dirinya sendiri agar dapat belajar secara serius
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Paul Hauck, Psikologi Populer, (Mendidik Anak dengan Berhasil), Jakarta : Arcan,
1993.
Ramayulis ; Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009.
Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2010.