Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

552

Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

AYAT-AYAT TENTANG AKHLAK, KEADILAN, KEJUJURAN,


MORAL, DAN LAIN-LAIN

Syira Fatharani Taena Abstrak


Universitas Islam Negeri Raden Fatah This study aims to determine the efforts of Islamic
Palembang Religious Education Teachers in improving students'
2220202133@radenfatah.ac.id manners at SMK Batik 2 Surakarta. What will be
revealed in this study is the efforts of Islamic religious
Ahmad Ario education teachers in improving student morals. In
Universitas Islam Negeri Raden Fatah addition, it aims to find out the inhibiting factors or
Palembang challenges experienced by teachers in improving
2220202151@radenfatah.ac.id student morals. According to the type, this research is
a qualitative research. This research is located at SMK
Dewa Nurkholis Batik 2 Surakarta, with the research subject is the
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Islamic religious education teacher at SMK Batik 2
Palembang Surakarta. The methods used in data collection
2220202152@radenfatah.ac.id techniques are interviews, observation and
documentation. And the stages used in analyzing the
data are data reduction, data display, and conclusion
drawing or verification. With this method, it is expected
to obtain concrete data and in accordance with the
needs of research conducted at SMK Batik 2 Surakarta.
The results showed that: (1) the efforts of Islamic
religious education teachers in improving student
morals include: (a) increasing discipline (b) crafts (c)
reducing gadgets, (d) adding insight into religion. (2)
the inhibiting factors of Islamic religious education
teachers in improving student morals at SMK Batik 2
Surakarta, namely especially from gadgets / cellphones
have a strong influence. Actually, it is an appropriate
and sophisticated communication tool, but young
people now often misuse these gadgets. Then because
of the differences in character because the characters
of the students are different, maybe that is a very
influential factor in this digital era. As for the factor of
the lack of religious knowledge, it is very minimal so
that the adab of the students is lost.

Keywords: Morals, Justice, Honesty

Corresponding Author:
Syira Fatharani Taena
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Email: 2220202133@radenfatah.ac.id

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3
553
Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567
Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

PENDAHULUAN

METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif
kualitatif.Metode ini difokuskan pada permasalahan atas dasar fakta yang
dilakukan dengan cara pengamatan/observasi, wawancara, dan mepelajari
dokumen-dokumen. Metode kualitatif ini juga, di lakukan dengan penulis yang
menjadi instrumen dalam penelitian dan analisis dilakukan secara terus menerus
dari awal penelitian hingga analisis data.1
Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi guna memecahkan masalah
yang ada. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
pendekatan kualitatif yang melakukan observasi mencatat, wawancara serta
dokumentasi.2

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Ayar-ayat tentang Akhlak
Di dalam al-quran, terdapat beberapa ayat yang di dalamnya
terkandung nilai-nilai akhlak, atau bahkan secara umum, al-quran itu
sendiri adalah akhlak, dalam arti pakaian, cara kita hidup, berpikir da
berbuat serta berteraksi-berkomunikasi, baik dengan khalik maupun
dangan makhluk.

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اْسَتِع ْيُنْو ا ِبالَّصْبِر َو الَّص ٰل وِة ِاَّن َهّٰللا َم َع الّٰص ِبِرْيَن‬

Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada


Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang
yang sabar. (QS Al Baqarah[2]:153)

Dari ayat di atas, tidak mengungkapkan semua akhlak dalam Al-


Quran, akan tetapi setidaknya sudah menjadi bukti bahwa ternyata Allah
SWT telah banyak menuturkan butir-butir akhlak untuk kepentingan
1
Jel Boru, “Metodologi Peneitian,” 20144, 34–48.
2
Muahammad Ramdhan, Metode Penelitian (Surabaya: Cipta Media Nusantara (CMN), 2021).

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3
554
Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567
Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

manusia. Akhlak juga mencakup aspek etika, moralitas, dan tata krama
yang diatur oleh ajaran agama Islam. Akhlak adalah bagian penting dari
ajaran Islam yang melibatkan hubungan antara manusia dengan Allah
dan hubungan antara manusia dengan sesama manusia.3
Dalam tafsir al-Mishbah, Quraish Shihab menafsirkan Surah Al-
Baqarah ayat 153 sebagai berikut. Ayat ini mengajak orang-orang yang
beriman agar dapat menjadikan shalat sebagaimana yang diajarkan Allah
SWT dan menghadap ke kiblat serta sabar menjadi penolong untuk
menghadapi cobaan dalam kehidupan.4
Menurut Wahbah az-Zuhaili dalam tafsir Al-Munir menafsirkan
Surah Al-Baqarah ayat 153 sebagai berikut. Allah SWT menjelaskan
bahwa nikmat terkadang disertai dengan cobaan dan berbagai musibah,
namun dengan meminta pertolongan (kepada Allah) yaitu dengan sabar
dan shalat, karena dengan sabar dapat meneguhkan keinginan dan
memperkuat tekad saat berada dalam kesulitan, dan Allah bersama
orang-orang sabar, yaitu dengan memberi pertolongan, perhatian, dan
dukungan.5
Buya Hamka menafsirkan surah Al-Baqarah ayat 153 bahwa
semakin tinggi dan mulia tujuan seseorang, maka semakin banyak juga
kesulitan yang dihadapi. Oleh karena itu, seseorang harus mempunyai
berbagai pengorbanan yang besar, hati yang teguh, dan semangat yang
kokoh. Tanpa hal tersebut tujuan pun tidak dapat terwujud. Para nabi
yang dahulu seperti Rasulullah SAW juga sudah melewati berbagai
halangan dan ritangan yang sulit. Mereka menjalaninya dengan penuh
kesabaran. Sehingga, jika orang yang beriman kepada Nabi Muhammad
wajib bersabar yaitu sabar menderita dan sabar menunggu hasil yang
dicita-citakan.6

‫َو َم ٓا ُاِم ُر ْٓو ا ِااَّل ِلَيْعُبُدوا َهّٰللا ُم ْخ ِلِص ْيَن َلُه الِّدْيَن ۙە ُحَنَفۤا َء َو ُيِقْيُم وا الَّص ٰل وَة َو ُيْؤ ُتوا الَّز ٰك وَة َو ٰذ ِلَك ِد ْيُن‬
‫اْلَقِّيَم ِۗة‬

Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas


menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar
melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus (benar). (QS. Al-Bayyinah[98]:5)

3
Hadi Yasin, “Ayat -Ayat Akhlak Dalam Al-Quran: Membangun Keadaban Menuju Kemuliaan
Peradaban,” Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan Islam 2, no. 2 (2019): 3, https://uia.e-
journal.id/Tahdzib/article/view/509/308.
4
Quraish Shihab, “Sejarah dan Ulum Al-Quran” (Pustaka Firdaus, 2001).
5
Az-Zuhaili W, Tafsir Al-Munir Jilid I: Aqidah, Syariah dan Manhaj (Gema Insani, 2013).
6
Amrullah A A, Tafsir Al- Ahzar Jilid I (Pustaka Nasional PTE LTD, 2001).

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3
555
Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567
Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

B. Ayat-ayat tentang Keadilan

‫ۤا‬ ‫ۤا‬ ‫ْأ‬


‫ِاَّن َهّٰللا َي ُم ُر ِباْلَع ْد ِل َو اِاْل ْح َس اِن َو ِاْيَت ِئ ِذ ى اْلُقْر ٰب ى َو َيْنٰه ى َع ِن اْلَفْح َش ِء َو اْلُم ْنَك ِر‬
‫َو اْلَبْغ ِي َيِع ُظُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَذَّك ُرْو َن‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat


kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang
(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Surah ini terdiri dari 128 ayat, termasuk surah Makkiyah, kecuali
tiga ayat terakhir. Surah ini diturunkan antara Mekah dan Madinah ketika
Rasulullah SAW kembali dari perang Uhud. Surat ini disebut juga Surah
An-Ni'am yang artinya keberkahan, karena di dalam surat tersebut Allah
SWT menyebutkan beberapa nikmat kepada hamba-hambanya. Berkah
Allah yang dijelaskan dalam ayat ini antara lain hujan, matahari,
berbagai buah-buahan dan tumbuh-tumbuhan dan banyak kesenangan
lainnya.
Allah menyatakan, “Sesungguhnya Allah selalu menyuruh semua
hamba-Nya untuk berlaku adil dalam ucapan, sikap, tindakan, dan
perbuatan mereka, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, dan Dia
juga memerintahkan mereka berbuat kebajikan, yakni perbuatan yang
melebihi perbuatan adil; memberi bantuan apa pun yang mampu
diberikan, baik materi maupun non-materi secara tulus dan ikhlas,
kepada kerabat, yakni keluarga dekat, keluarga jauh, bahkan siapa pun.
Dan selain itu, Dia melarang semua hamba-Nya melakukan perbuatan
keji yang tercela dalam pandangan agama, seperti berzina dan
membunuh; melakukan kemungkaran yaitu hal-hal yang bertentangan
dengan nilai-nilai dalam adat kebiasaan dan agama; dan melakukan
permusuhan dengan sesama yang diakibatkan penzaliman dan
penganiayaan. Melalui perintah dan larangan ini Dia memberi pengajaran
dan tuntunan kepadamu tentang hal-hal yang terkait dengan kebajikan
dan kemungkaran agar kamu dapat mengambil pelajaran yang berharga.”
Surah juga ini berisi petunjuk tentang tindakan apa yang harus
diambil oleh orang beriman untuk menciptakan perdamaian. Salah satu
etika yang diambil penegakan keadilan di dalam surah an nahl ayat 90
berisi perintah Allah SWT untuk membawa keadilan bagi umat Islam. Isi
ayat ini adalah tentang perintah-perintah Allah, sehingga manusia dapat

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3
556
Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567
Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

menjalankan apa yang diperintahkannya, menjauhi larangannya,dan


menaati perjanjian Allah.7
Adapun pendapat dari para mufassir ketika mengartikan kata adil
pada surah an nahl ayat 90. Pertama, menurut Gulash Shihab dalam buku
“Tafsir Al Misbach” Berkata, “Keadilan adalah meletakkan sesuatu pada
tempatnya. Ia juga menjelaskan Hal ini dengan memberikan haknya
sendiri sedekat mungkin atau menuntut semua hak sambil memenuhi
semua kewajiban. Keadilan juga adalah menimbang bobot yang sama,
menuduh kesalahan dan membuktikan bahwa mereka benar, dan
memberikan hak kepada mereka yang melakukan dan tidak melakukan
kesalahan.8
Menurut Syekh Muhammad Mutawalli Sya'rawi, “Adil itu jalan
tengah dan tidak ada kecenderungan persamaan, karena hanya ada di
antara dua yang berlawanan. Adapun Menurut Sufyan bin Syainah
memaknai istilah "keadilan" sebagai sikap yang sama ketika melakukan
amal untuk Allah, termasuk amal batin dan amal lahiriah. Maka dari itu
brangsiapa hanya menyembah Allah, maka dia akan merasa tenang
sepanjang hidupnya karena dia menyadari bahwa Allah SWT telah
mengawasinya sepanjang hidupnya. Sebaliknya, orang yang
menghubungkan Tuhan dengan sesuatu selain Tuhan, baik itu perkataan,
kepercayaan atau tindakan, otomatis akan terikat oleh segala hal yang
menyesatkan dan menderita kerugian akibat
perbuatannya.9
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya Allah sangat
menekankan bahwa kita harus adil kepada siapapun, dimanapun, dan
kapanpun. Oleh karena itu, kita harus menyadari bahwa orang yang tidak
adil sangat berbahaya bagi orang lain dan diri kita sendiri, sehingga kita
mulai berlaku adil terhadap diri kita sendiri, dan kemudian kita terbiasa
bersikap adil kepada orang lain. Keadilan yang harus diterapkan dalam
Islam meliputi keadilan iman, keadilan keluarga, keadilan kesepakatan
dan keadilan hukum. Keadilan tidak hanya keadilan bagi manusia, tetapi
juga dapat digunakan untuk menyembah sang Pencipta melalui doa,
puasa dan haji, sehingga mencoba meminta keadilan kepada Sang
Pencipta.

Dengan demikian, ada ayat al-Qur’an yang diturunkan sesudah

7
Devy Habibi Muhammad, Fitria Anggraeni, dan M Jadid Khadavi, “Nilai Pendidikan Akhlaq
tentang Sikap dalam Persfektif Islam,” Edumaspul: Jurnal Pendidikan 6, no. 1 (2022): 1054–60,
doi:10.33487/edumaspul.v6i1.2150.
8
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, kesan dan Keserasian Al-Quran (Jakarta: Lentera
Hati, 2005).
9
Muhammad Mutawalli Al-sya, “Tasawuf,” n.d.

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3
557
Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567
Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

didahului sesuatu sebab dan ada ayat yang diturunkan tanpa didahului
oleh sebab.10 Mengenai asbabun nuzul pada surat An-Nahl ayat 90-91,
hanya terdapat pada ayat 91. Ketika itu, Rasulullah apabila menerima
seseorang memeluk agama Islam, langsung dibaiat (diadakan janji setia).
Ayat ke-91 diturunkan untuk memberi perintah agar kaum muslimin
berbaiat kepada Rasulullah SAW yakni berjanji setia untuk
mempertahankan panji-panji Islam dan memeluk Islam dengan penuh
konsekuen.11

C. Ayat-ayat tentang Kejujuran atau Moral

KESIMPULAN

10
Teungku Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Ilmu-Ilmu Al Qur-an Ilmu-Ilmu Pokok dalam
Menafsirkan Al Qur-an, ed. oleh Pustaka Rizki Putra (Semarang, 2002).
11
A. Mudjab Mahali, Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Quran (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2002).

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3
558
Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567
Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3
559
Vol. 5, No. 3, (Juli 2023): 552-567
Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf

DAFTAR PUSTAKA
A, Amrullah A. Tafsir Al- Ahzar Jilid I. Pustaka Nasional PTE LTD, 2001.
Al-sya, Muhammad Mutawalli. “Tasawuf,” n.d.
Boru, Jel. “Metodologi Peneitian,” 20144, 34–48.
Mahali, A. Mudjab. Asbabun Nuzul Studi Pendalaman Al-Quran. Jakarta: PT.
Raja Grafindo, 2002.
Muhammad, Devy Habibi, Fitria Anggraeni, dan M Jadid Khadavi. “Nilai
Pendidikan Akhlaq tentang Sikap dalam Persfektif Islam.” Edumaspul:
Jurnal Pendidikan 6, no. 1 (2022): 1054–60.
doi:10.33487/edumaspul.v6i1.2150.
Ramdhan, Muahammad. Metode Penelitian. Surabaya: Cipta Media Nusantara
(CMN), 2021.
Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi Ash. Ilmu-Ilmu Al Qur-an Ilmu-Ilmu
Pokok dalam Menafsirkan Al Qur-an. Diedit oleh Pustaka Rizki Putra.
Semarang, 2002.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah, Pesan, kesan dan Keserasian Al-Quran.
Jakarta: Lentera Hati, 2005.
Shihab, Quraish. “Sejarah dan Ulum Al-Quran.” Pustaka Firdaus, 2001.
W, Az-Zuhaili. Tafsir Al-Munir Jilid I: Aqidah, Syariah dan Manhaj. Gema
Insani, 2013.
Yasin, Hadi. “Ayat -Ayat Akhlak Dalam Al-Quran: Membangun Keadaban
Menuju Kemuliaan Peradaban.” Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan
Islam 2, no. 2 (2019): 3.
https://uia.e-journal.id/Tahdzib/article/view/509/308.

P-ISSN 2656-1549 and E-ISSN 2656-0712


Avaliable Online At: http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/pairf
DOI: 10.19109/pairf.v5i3

You might also like