Argument

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 1

Pertemuan ke/topik/materi : Argument

Identitas mahasiswa : Aida Aulia Sekti Asih 202210060311022

Audrey Zabrina Charity Arifin 202210060311008

Identitas jurnal/buku :Pendidikan matematika/Husnul Novianingsih.AR/ Sukardi/ 2022/


Kesesatan matematis/mathcyber1997.

Isi bacaan : Argument adalah rangkaian pernyataan-pernyataan yang mempunyai penarikan


kesimpulan (inferensi). Semua argument dikatakan valid jika semua hipotesa benar dan
kesimpulan juga benar. Sedangkan argument yang invalid, jika semua hipotesa benar tetapi ada
kesimpulan yang salah. Dalam menentukan validasi argument kita dapat menggunakan tabel
kebenaran, aturan penarika kesimpulan, aturan penukaran, aturan pembuktian kondisional, atau
bisa menggunakan aturan pembuktian tidak langsung.

Komentar : Teori argumen yang berkaitan erat dengan teori logika informal. Sebuah teori
argumen harus menyediakan beberapa mekanisme untuk menjelaskan validitas argumen. Dalam
argumen yang valid konklusi akan bernilai benar, jika premis-premis yang digunakan dalam
argumen bernilai benar. Argumen terdiri dari pernyataan-pernyataan yang terdiri atas dua
kelompok, yaitu kelompok pernyataan sebelum kata 'jadi' yang disebut premis (hipotesa) dan
pernyataan setelah kata 'jadi' yang disebut konklusi (kesimpulan) Suatu argument disebut valid
jika untuk sembarang pernyataan yang disubtitusikan kepada hipotesa, jika semua hipotesa
tersebut benar, maka kesimpulan juga benar. Sebaliknya, jika semua hipotesa benar tetapi ada
kesimpulan yang salah, maka argument tersebut dikatakan tidak valid (invalid). Untuk
menunjukan apakah suatu argument valid atau tidak, langkah pertama yang harus dilakukan
adalah menuliskan argument tersebut dalam bentuk simbol-simbol. Selain itu, terdapat bentuk
kesesatan dalam kegiatan pola piker dalam penalaran yang berhungan dengan argumen-argumen
valid dan invalid.Kesesatan itu terjadi karena sesuatu hal yang kelihatannya masuk akal.
Penalaran dapat sesat karena bentuknya tidak tepat, tidak sahih. Kesesatan yangdemikian disebut
kesesatan formal. Kesesatan formal terjadi pelanggaranpelanggaran terhadap kaedah-kaedah
logika. Kesesatan ini dapat berupa kesesatan yang disengaja (paralogis) dan tidak disengaja
(sofisme). Dari uraian di atas, kesesatan penalaran terjadi karena:

1) Susunan premis-premisnya dan struktur pernyataannya yang tidak tepat.


2) Faktor bahasa.
3) Tidak ada hubungan logis antara premis-premis dengan konklusinya, yang biasa
disebut dengan kesesatan relevansi.

Rujukan : argument matematika/studi kasus pada mata kuliah matematika sekolah


II/media/publications/121120-ID

You might also like