Makalah Tahapan Pembelajaran Baca Tulis

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 14

MAKALAH

TAHAPAN – TAHAPAN PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR’AN


{Disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an}

Dosen Pengampu : Saima Sakilah Dalimunte. M. Pd.

Disusun Oleh :
SITI ROFI’AH ( 2001010172 )
SOBRI ( 2001010173 )
AHMAD DEDI ( 2001010011 )

FAKULTAS AGAMA ISLAM


PRODI PAI C NON REGULER
UNIVERSITAS AL WASHLIYAH UNIVA MEDAN
T.A. 2022-2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta
kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat
nanti. Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
“Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an”.
Harapan kami semoga makalah yang kami bentuk maupun isinya yang
sederhana ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik. Makalah ini kami akui masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini

Penulis, 19 November 2022

( Penulis )

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 2


A. Pengertian Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an.............................. 2
B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an..................... 3
C. Tahapan – Tahapan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an............. 3

BAB III PENUTUP ................................................................................... 10


A. Kesimpulan ..................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut bahasa, al-Qur‟an berasal dari kata Qara-a, yaqra-u, Qur’an, berarti bacaan
atau yang dibaca. Sedangkan menurut terminologi, al-Qur‟an adalah Kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., dan dipandang beribadah bila membacanya.
Pendapat lain menjelaskan bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah swt. yang merupakan
mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW yang ditulis dimushaf
dan diriwayatkan dengan mutawatir dan membacanya adalah ibadah.
Menurut Manna’ Al-Qaththan, Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.
Jadi yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran baca tulis al-Qur‟an adalah
melafalkan dan menulis ayat-ayat al-Qur‟an dengan mengetahui aturan-aturan yang telah
ditetapkan seperti mahkorijul huruf, panjang pendek, kaidah tajwid, dan ghorib sehingga
tidak terjadi perubahan makna.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an ?
b. Apa Tujuan Kegiatan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an ?
c. Apa saja Tahapan – tahapan Baca Tulis Al Qur’an ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui Pengertian Pembelajaran Baca tulis Al Qur’an.
b. Untuk mengetahui tujuan Pembelajaran Baca tulis Al Qur’an.
c. Untuk mengetahui Tahapan – tahapan Pembelajaran Baca tulis Al Qur’an.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Baca” berarti melihat serta memahami isi
dari apa yang tertulis.1 Menurut M. Sastra Pradja, membaca adalah menguraikan lafal bahasa
tulisan ke bahasa lisan menurut peraturan tertentu. 2 Menurut Kamus besar bahasa Indonesia,
membaca adalah mengeja atau melafalkan apa yang dituliskan. 3 Berdasarkan definisi tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan menguraikan atau melafalkan
sejumlah deretan huruf untuk mendapatkan makna yang jelas dari rangkaian huruf - huruf
yang tersusun.
Berdasarkan definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa membaca adalah kegiatan
menguraikan atau melafalkan sejumlah deretan huruf untuk mendapatkan makna yang jelas
dari rangkaian huruf-huruf yang tersusun.
Adapun arti “Tulis” adalah ada huruf yang dibuat dengan pena. Menulis adalah
membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dan sebagainya). 4
Menulis dapat juga diartikan sebagai kegiatan merangkai huruf dengan menggunakan alat
baik berupa pena, kapur, pensil dan lain-lain. Adapun dalam pembelajaran baca tulis al-
Qur‟an (BTQ), huruf hijaiyyah dapat dirangkai menjadi satu ayat al-Qur‟an yang memiliki
arti.
Menurut bahasa, al-Qur‟an berasal dari kata Qara-a, yaqra-u, Qur’an, berarti bacaan
atau yang dibaca. Sedangkan menurut terminologi, al-Qur‟an adalah Kalamullah yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw., dan dipandang beribadah bila membacanya. 5
Pendapat lain menjelaskan bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah swt. yang merupakan
mukjizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada nabi Muhammad SAW yang ditulis dimushaf
dan diriwayatkan dengan mutawatir dan membacanya adalah ibadah.6
Jadi yang dimaksud dengan kegiatan pembelajaran baca tulis al-Qur‟an adalah
melafalkan dan menulis ayat-ayat al-Qur‟an dengan mengetahui aturan-aturan yang telah

1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005). h. 83
2
Ibid, h. 1219
3
Ibid, h. 1497
4
Ibid. h.1497
5
Irfan Abdul „Azhim, Agar Bacaan Qur’an Anda tak Sia-sia ( Cet. 1; Solo: Pustaka Iltizam,2009), h. 20
6
Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Qur‟an Depag RI, Al-Qur‟an dan Terjemah,Mujamma’Almalik
fahd Al-Mushaf, (Madinah Munawwarah) 1481. h. 15

2
ditetapkan seperti mahkorijul huruf, panjang pendek, kaidah tajwid, dan ghorib sehingga
tidak terjadi perubahan makna.

B. Tujuan Kegiatan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an


Tujuan Kegiatan Pembelajaran Baca Tulis Al-Qur’an Untuk dapat mengetahui
kegiatan pembelajaran itu berhasil atau tidak maka diperlukan tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan kegiatan pembelajaran secara umum adalah : (a) Meningkatkan pengetahuan siswa
pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor, b) Mengembangkan bakat dan minat siswa
dalam rangka membina pribadi menuju manusia seutuhnya, (c) Mengetahui mengenal serta
membedakan hubungan antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lain. (d) Untuk menjaga
suatu kebenaran dari ilmu pengetahuan. 7
Maka dari itu tujuan dari kegiatan pembelajaran Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ)
diantaranya yaitu untuk (a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis
al-Qur‟an, (b)Mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa dalam hal mempelajari
al-Qur‟an baik membaca maupun menulis, (c) Mengetahui, mengenal serta dapat
membedakan hubungan antara pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an dengan pelajaran lainnya.
(d) Untuk menjaga kemurnian Al-Qur‟an dari perubahan lafaz dan maknanya,(e) Memiliki
perilaku yang mencerminkan nilai-nilai (f) Memiliki keseimbangan antara iman dan Taqwa
(IMTAQ) serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), (g) Mendapat pertolongan dari
Allah SWT, sebagaimana Hadist Nabi yang berarti :Bacalah oleh kalian Al-Quran 'an. Karena
ia (al-Qur'an) akan datang pada Hari Kiamat kelak sebagai pemberi syafaat bagi orang-orang
yang rajin membacanya. ”( HR. Muslim )

C. Tahapan – Tahapan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an


Dari segi istilah para ahli memberikan definisi Al-Qur’an sebagai berikut:
Menurut Manna’ Al-Qaththan, Al-Qur’an adalah Kalamullah yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah. 8 Dalam melaksanakan
pembelajaran Al-Qur’an, terdapat beberapa tahapan yang sebaiknya dilalui oleh pembelajar,
yaitu siswa dan juga diperhatikan oleh pengajar, yaitu guru. Tahapan pembelajaran Al-
Qur’an tersebut terdiri dari empat tahap, diantaranya:

1. Kemampuan membaca Al-Qur’an.

7
Moh. Uzer Usman dan Dra. Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, h. 22
8
Abuddin Nata, Al-qur’an dan Hadits (dirasah Islamiyah I) (Jakarta: Rajawali Pers 1993), h. 54

3
2. Kemampuan memahami membaca lafaz atau kata dalam Al-Qur’an.
3. Mengaji interpretasi-interpretasi (tafsir) terhadap ayat-ayat Al-Qur’an.
4. Menggali nilai-nilai ajaran/hukum (isthimbathu al-ahkaam) yang terdapat dalam
Al-Qur’an.
Keempat tahapan tersebut disampaikan secara berurutan dan tidak boleh melompat
karena setiap tahapan mendasari tahapan berikutnya. Selanjutnya, untuk menentukan suatu
materi pembelajaran, diperlukan beberapa syarat diantaranya adalah;
a. Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan perkembangan zaman ( up to Date),
b. Materi pembelajaran hendaknya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,
c. Materi pembelajaran hendaknya sesuai dengan perkembangan intelektual peserta
didik serta tingkat usia mereka. Selain itu materi diusahakan tidak terlalu sulit atau
tidak terlalu mudah,
d. Materi pembelajaran hendaknya materi-materi terpilih dengan tujuan agar materi
tersebut dapat bermanfaat bagi peserta didik, dan
e. Materi pembelajaran hendaknya disusun secara tertib dan logis serta terbagi-bagi
ke dalam beberapa bagian. Kelima syarat tersebut hendaknya dijadikan bahan
pertimbangan sebelum menentukan setiap materi pembelajaran, termasuk
pembelajaran Al-Qur’an.9
Menurut Al-Khali, dalam pengajaran membaca terdapat beberapa metode yang dapat
dilaksanakan dalam proses pengajaran membaca bagi pemula. Masing-masing metode
tersebut adalah:
a. Metode Harfiyah
Metode ini disebut juga metode hijaiyyah atau alfabaiyah atau abajadiyah. Dalam
pelaksanaannya, seorang guru memulai mengajarkan huruf hijaiyyah satu persatu. Seorang
murid belajar membaca huruf dengan melihat teks/ huruf yang tertulis dalam buku. Setelah
itu, murid belajar membaca potongan-potongan kata.
b. Metode Shoutiyah
Pada metode Shoutiyah ini terdapat kesamaan dengan metode harfiyyah dalam hal
tahapan yang dilakukan, yaitu dari mengajarkan huruf kemudian mengajarkan potongan-
potongan kata/kalimat. Namun terdapat perbedaan yang menonjol, yaitu; dalam metode
harfiyyah seorang guru dituntut menjelaskan nama, misalnya huruf shod, maka seorang guru
juga memberitahukan bahwa huruf itu adalah shod, berbeda dengan metode Shoutiyah, yaitu

9
M. Samsul Ulum, Menangkap Cahaya Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2007), h. 79-80

4
seorang guru ketika berhadapan dengan huruf shod dia mengajarkan bunyi yang disandang
huruf tersebut yaitu sha, bukan mengajarkan nama hurufnya.10
c. Metode Maqthaiyah
Metode Maqthaiyah merupakan metode yang dalam memulai mengajarkan membaca
diawali dari potongan-potongan kata, kemudian dari potongan kata tersebut dilanjutkan
mengajarkan kata-kata yang ditulis dari potongan kata tersebut. Dalam mengajarkan
membaca, harus didahului huruf-huruf yang mengandung huruf mad. Mula-mula siswa
dikenalkan huruf alif, wawu, dan ya’, kemudian dikenalkan pada kata seperti saa, suu, sii
(terdapat bacaan mad). Kemudian, dari potongan kata tersebut dirangkai dengan potongan
kata yang lain, seperti:saaroo, siirii, saarii, siiroo, suurii, dan seterusnya. Terkadang
penggunaan metode harfiyah atau metode shoutiyah, karena metode maqthoiyah dimulai dari
seperangkat potongan kata, bukan dari satu huruf atau satu suara.
d. Metode Jumlah
Kata jumlah berasal dari bahasa Arab berarti kalimat. Mengajarkan membaca dengan
metode ini adalah dengan cara seorang guru menunjukkan sebuah kalimat singkat pada
sebuah kartu atau dengan cara dituliskan di papan tulis, kemudian guru mengucapkan kalimat
tersebut dan setelah itu diulang-ulang oleh siswa beberapa kali. Setelah itu guru
menambahkan satu kata pada kalimat tersebut lalu membacanya dan ditirukan lagi oleh
siswa, seperti:dzahaba al-walad, dzahaba al-walad musri’an. Kemudian dua kalimat tersebut
dibandingkan agar siswa mengenal kata-kata yang sama dan kata yang tidak sama. Apabila
siswa telah membandingkan, maka guru mengajak untuk menganalisis kata yang ada hingga
sampai pada huruf-hurufnya. Dari sini dapat diketahui bahwa metode Jumlah dimulai dari
kalimat, kemudian kata, sampai pada hurufnya.
Belakangan ditemukan berbagai macam metode untuk belajar cepat membaca al-qur’an,
misalnya Metode Qiro’aty, Iqro’, Yanbu’ Al-Qur’an, Al-Barqy, dan 10 jam Belajar Membaca
Al-Qur’an. Masing-masing metode menawarkan kemudahan dan kecepatan tertentu dalam
pembelajaran membaca Al-Qur’an, dengan syarat pelajar benar-benar ingin bisa membaca
Al-Qur’an. Dan pelajaran menulis huruf arab menjadi dua tahapan yaitu: tahap pra menulis
dan tahap menulis. Adapun teknik pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini terbagi menjadi:

a) Tahap Pra-Menulis

10
Ibid, h. 82

5
Tahap ini berisi kegiatan yang difokuskan pada latihan menyimak, menirukan dan
latihan gerakan tangan. Tahap ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Tahap menyimak dan menirukan
Pada tahap ini ustadz dituntut untuk teliti membiasakan anak didik menyimak atau
mendengarkan secara baik bacaan yang dilantunkan oleh ustadz baik secara langsung atau
rekaman, sehingga anak didik dapat membedakan makhroj huruf yang sejenis. Sebab
kesalahan yang terjadi pada tahap ini, apabila tidak segera dibetulkan akan membekas pada
diri anak didik dan menjadi kebiasaan yang sulit diperbaiki. Biasanya kesalahan tersebut
terjadi pada huruf-huruf berikut:
Bunyi ditulis/diucapkan
Bunyi ditulis/diucapkan

2) Tahap latihan gerakan tangan


Untuk melatih gerakan tangan, ustadz dapat meminta peserta didik menulis garis-garis
seni huruf, antara lain:
Bentuk I :
Bentuk II :
Latihan penulisan garis-garis seni huruf tersebut disamping untuk membiasakan siswa
menulis dari kanan ke kiri, juga dimaksudkan agar peserta didik dapat menulis huruf Al-
Qur’an dengan menyambung huruf yang lain. Dari bentuk latihan tersebut dapat diketahui
bahwa:
Bentuk I :
Bentuk II :
b) Tahap Menulis
Pada tahap ini ustadz mengajarkan penulisan secara terpisah, kemudian dilanjutkan
dengan penulisan kata dan kalimat. Ustadz memulai dengan mengajarkan huruf-huruf yang
mempunyai bentuk dan cara penulisan sejenis.
Misalnya:
Kelompok I :
Kelompok II :
Demikian seterusnya sehingga peserta didik dapat memahami perbedaan yang terdapat
dalam kelompok masing-masing dan juga perbedaan antara satu kelompok dengan kelompok
yang lainnya.

6
Tahap menulis merupakan tahap dimana anak didik mulai mengetahui bagaimana
menulis huruf Al-Qur’an dari kanan ke kiri, mampu menulis huruf Al-Qur’an dengan baik
meskipun tidak seluruhnya benar. Disinilah anak baru mengetahui dan memahami bentuk-
bentuk dari huruf-huruf hijaiyyah yang dipergunakan dalam kitab suci Al-Qur’an.
Adapun Metode Menulis al-Qur’an yang dapat di lakukan guru untuk mengajarkan
Tahapan -tahapan Pembelajaran Baca Tulis Al Qur’an yaitu sebagai berikut :
Salah satu metode menulis al-Qur’an adalah dengan cara imla’. Imla ’adalah kategori
menulis yang menekankan pada rupa/postur huruf dalam bentuk kata-kata atau kalimat.
Menurut Pakcosma yang dikutip Muhammad Aman Ma’mun ada 4 (empat) macam jenis
imla’ yang bisa diterapkan pada seseorang sesuai dengan tahap kognitifnya, yaitu:
1. Imla’ manqul: siswa menyalin teks bacaan atau kalimat yang ada di kitab atau tulisan
guru di papan ke dalam buku tulis. Imla’ jenis ini untuk tingkat pemula, dimana
mereka lebih ditekankan untuk cermat dan teliti saat membaca tulisan dan
menyalinnya.
2. Imla’ mandhur: siswa melihat dan mempelajari teks bacaan atau kalimat yang ada di
kitab atau di papan tulis, lalu menutup kitab atau yang ada di papan tulis. Selanjutnya
guru mendiktekan tek bacaan atau kalimat yang sama. Imla’ mandhur tidak hanya
menuntut siswa lebih cermat dan teliti saat membaca, tapi juga harus mengingat
bentuk tulisannya dan berkonsentrasi dengan guru. Mata, telinga dan kekuatan daya
ingat harus saling mendukung. Imla’ mandhur diterapkan dikelas menengah.
3. Imla’ ghairu al-mandhur (masmu’): siswa menulis teks bacaan atau kalimat yang
dibacakan guru tanpa melihatnya terlebih dahulu (seperti pada metode ke dua).
Metode ini untuk tahapan lebih tinggi, di mana siswa telah menguasai dengan baik
teori-teori imla’ yang telah diajarkan. Ketika siswa mendengarkan bacaan guru, siswa
mendeskripsikan (dalam benak) bentuk tulisannya sesuai dengan teoriteori yang ada
di memori otaknya, lalu menuliskannya dengan cepat.
4. Imla’ ikhtibari: Adalah bentuk imla’ yang diberikan kepada siswa yang telah
menguasai dan memahami dengan baik teori-teori imla’ ikhtibari lebih banyak muatan
praktik dari pada muatan teori.

c) Tahapan Pengenalan Huruf Hijaiyyah


Tahapan Pengenalan Huruf Hijaiyyah Pengenalan dan penguasaan huruf Hijaiyyah
yang merupakan dasar untuk membaca dan mempelajari kitab suci Alquran sejak dini sangat
penting. Metode dalam belajar huruf Hijaiyyah biasanya diberikan oleh pendidik mengaji

7
secara tradisional (konvensional). Pengajaran ini cenderung membuat anak-anak yang diajari
menjadi pasif dalam menerima pelajaran mengajinya, karena pendidik mengaji menerangkan
anak dalam belajar membaca huruf Hijaiyyah secara lisan, tulisan dan bahasa tubuh.
Dalam mengajarkan peserta didik untuk mengenal dan menghafalkan huruf-huruf
Hijaiyyah, sangat terkait dengan proses mengajarkan cara membaca dan menuliskannya. Pada
saat peserta didik telah mampu mengidentifikasikan huruf-huruf Hijaiyyah, kemudian ia
mampu untuk melafalkannya dengan baik dan benar sesuai dengan makhrajnya, kondisi ini
dilanjutkan dengan mengajarkan peserta didik tata cara menuliskan huruf-huruf Hijaiyyah.
Setelah proses mengidentifikasikan, pelafalan dan penulisan huruf-huruf Hijaiyyah ini di
kuasai dengan baik oleh seluruh peserta didik, maka langkah selanjutnya adalah mengajarkan
cara menghafalkannya. Hal ini dimaksudkan agar penguasaannya dalam melafalkan dan
menulis huruf- huruf Hijaiyyah itu tertanam dengan kuat dalam memori otaknya. Bahkan
dengan kemampuan membaca dan menulis huruf-huruf Hijaiyyah yang telah dikuasai dapat
mempermudah proses untuk menghafalkannya. Untuk mencapai tujuan itu ada beberapa hal
yang harus di lakukan, baik dalam tahap persiapan maupun tahap pelaksanaannya.
1. Tahap Persiapan
Beberapa hal yang harus di persiapkan oleh pendidik adalah:
a. Merumuskan tujuan yang harus di capai oleh peserta didik setelah proses
pembelajaran menghafal huruf- huruf Hijaiyyah sesuai Makhraj dan tanda bacaannya
terakhir. Adapun tujuan hal ini meliputi tiga aspek yaitu aspek pengetahuan
(knowing), aspek pelaksanaan (doing), dan aspek pembiasaan (being).
b. Persiapan garis besar langkah-langkah pengajaran yang akan dilakukan. Garis-garis
besar langkah pengajaran diperlukan sebagai panduan untuk menghindari kegagalan.
c. Mempersiapkan alat bantu.

2. Tahap Pelaksanaan
Tahap-tahap pelaksanaan yang harus dilakukan oleh pendidik adalah sebagai berikut :
A. Ajak peserta didik berkonsentrasi untuk memperhatikan huruf-huruf Hijaiyyah yang
disertai dengan tanda bacanya, media yang digunakan adalah bagian-bagian
bertuliskan huruf-huruf Hijaiyyah bertanda baca yang telah dipersiapkan.
B. Awali dengan mengajarkan cara membaca huruf.
Tahap Pelaksanaan yang harus dilakukan oleh pendidik adalah sebagai berikut :

8
a. Ajak peserta didik berkonsentrasi untuk memperhatikan huruf-huruf Hijaiyyah
yang disertai dengan tanda bacanya, media yang digunakan adalah bagian-bagian
bertuliskan huruf-huruf Hijaiyyah bertanda baca yang telah dipersiapkan.
b. Awali dengan mengajarkan cara membaca huruf Hijaiyyah dengan Harakat
Fathah.
c. Pastikan bahwa peserta didik telah mampu mengidentifikasikan huruf Hijaiyyah.
Untuk tahap awal transliterasi dapat dibiarkan terbuka, setelah peserta didik
mampu mengidentifikasikan tutuplah bacaan tratransliterasiny
d. Bacaan huruf-huruf Hijaiyyah tersebut sesuai Makhraj dan tanda bacanya, untuk
proses ini pendidik dapat memanfaatkan alat multimedia, jika tidak pendidik
mencontohkan langsung cara membacakannya yang baik dan benar. Kemudian
diikuti oleh peserta didik sampai semuanya dapat membacakan tanpa ada
kesalahan.
e. Setelah peserta didik mampu membacakannya dengan baik dan benar, maka
mulailah meminta peserta didik untuk menghafalkannya.
f. Dimulai dengan tujuh huruf pertama dibacakan tiga kali lalu tutuplah huruf
tersebut.
g. Mintalah peserta didik-peserta didik melafalkan huruf-huruf yang di tutup itu
secara bersama-sama.

3. Tahap Mengakhiri
Apabila pelaksana pembelajaran menghafal huruf- huruf Hijaiyyah sesuai Makhraj dan
tanda bacanya telah selesai dilakukan, maka proses pembelajaran perlu diakhiri dengan
memberikan penugasan yang berkaitan dengan hafalan huruf-huruf Hijaiyyah sesuai dengan
Makhraj dan tanda bacanya. Hal tersebut diperlukan untuk lebih memantapkan dan
melancarkan pelafalan dan hafalan yang dilakukan oleh peserta didik, sehingga peserta didik
selalu ingat dan terbiasa melafalkan dan menghafalkan. Dalam tujuan pembelajaran ini
masuk dalam aspek pembiasaan.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran baca tulis al-Qur‟an adalah melafalkan dan menulis ayat-ayat al-Qur‟an
dengan mengetahui aturan-aturan yang telah ditetapkan seperti mahkorijul huruf, panjang
pendek, kaidah tajwid, dan ghorib sehingga tidak terjadi perubahan makna.
Tujuan dari kegiatan pembelajaran Baca Tulis al-Qur‟an (BTQ) diantaranya yaitu
untuk (a) Meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis al-Qur‟an,
(b)Mengembangkan bakat dan minat yang dimiliki siswa dalam hal mempelajari al-Qur‟an
baik membaca maupun menulis, (c) Mengetahui, mengenal serta dapat membedakan
hubungan antara pembelajaran baca tulis Al-Qur‟an dengan pelajaran lainnya
Pada pelajaran menulis huruf arab menjadi dua tahapan yaitu: tahap pra menulis dan
tahap menulis. Adapun teknik pembelajaran baca tulis Al-Qur’an ini terbagi menjadi 3
tahapan yaitu :
 Tahap Pra menulis yaitu Tahap ini berisi kegiatan yang difokuskan pada latihan
menyimak, menirukan dan latihan gerakan tangan
 Tahapan menulis Yaitu Pada tahap ini ustadz mengajarkan penulisan secara terpisah,
kemudian dilanjutkan dengan penulisan kata dan kalimat
 Tahap Pengenalan Huruf Hijaiyyah yaitu Tahapan Pengenalan Huruf Hijaiyyah
Pengenalan dan penguasaan huruf Hijaiyyah yang merupakan dasar untuk membaca
dan mempelajari kitab suci Alquran sejak dini sangat penting

10
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Uzer Usman dan Dra. Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
Abuddin Nata, Al-qur’an dan Hadits (dirasah Islamiyah I) (Jakarta: Rajawali Pers 1993)
M. Samsul Ulum, Menangkap Cahaya Al-Qur’an, (Malang: UIN-Malang Press, 2007),
Irfan Abdul „Azhim, Agar Bacaan Qur’an Anda tak Sia-sia ( Cet. 1; Solo: Pustaka
Iltizam,2009.

11

You might also like