Tugas Artikel Ilmiah Perencanaa Kota

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 12

TUGAS ARTIKEL ILMIAH PERENCANAA KOTA

Tema

“Pendekatan Perencanaan Strategi Mengatasi Kota yang Baru


Terkena Bencana Alam”

Disusun Oleh:

NAMA : ERIC OLAVIANUS

NIM: 043419877

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA TAHUN
2023

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadiratan Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendekatan Perencanaan Strategis
untuk Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana Alam”. Karya ilmiah ini merupakan salah
satu tugas dari Tutor matakuliah Perencanaan Kota.

Dalam Penulisan karya ilmiah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki Penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi Penyempurnaan
pembuatan karya ilmiah ini.

Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pembimbing mata
kuliah perencanaan kota, beserta teman-teman yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian
karya ilmiah ini dan segenap keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan
serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun
dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka
yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah,
Amiin Yaa Rabbal Alamin.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kota sejatinya merupakan sebuah wilayah yang mengalami pemadatan penduduk
akibat dari pemusatan aktivitas, atau dengan kata lain kota dapat dikatakan sebagai
sebuah wilayah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk lebih besar dibandingkan
dengan wilayah di sekitarnya. Keberadaan kota menjadi sangat penting dalam menunjang
pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

Sebuah kota yang baik tentunya harus memiliki berbagai sarana pendukung yang baik
untuk menunjang keberlangsungan suatu kota, beberapa sarana pendukung sebuah kota
yang ideal adalah sarana transportasi yang terintegrasi dengan baik Sarana transportasi
yang baik memudahkan masyarakat kota untuk berpindah tempat dari satu tempat ke
tempat yang lainnya. Kota yang ideal juga seharusnya memiliki sarana publik. Sarana
publik yang baik dalam suatu kota tentu akan sangat memudahkan masyarakatnya dalam
melakukan aktivitas, seperti bekerja, serta melakukan interaksi antar masyarakat. Hal
selanjutnya yang menjadi sarana pendukung suatu kota yang ideal adalah keamanan,
suatu kota yang ideal seharusnya memiliki sistem keamanan yang baik. Sebuah kota yang
aman dan memiliki tingkat kriminalitas yang rendah tentu akan menjadi sebuah kota yang
nyaman untuk menjadi tempat tinggal.

Akan tetapi sebuah kota bisa menjadi tidak ideal akibat dari beberapa faktor. Salah satu
faktor yang menjadi penyebab tidak idealnya suatu kota atau perkotaan adalah bencana
alam. Bencana alam yang terjadi di suatu kota bisa berakibat fatal terhadap suatu kota.
Rusaknya sarana transportasi akibat bencana alam menyebabkan akses menuju dan keluar
dari kota tersebut menjadi terputus, hal ini juga berdampak pada distribusi barang dan
jasa menuju kota tersebut menjadi tersendat. Bencana alam juga menyebabkan kerusakan
sarana-sarana publik di suatu kota. Rusaknya sarana publik seperti rumah sakit dan
sekolah di suatu kota menyebabkan permasalahan yang lebih kompleks. Rusaknya dua
aspek tersebut turut menyebabkan tingkat keamanan di kota tersebut menurun seiring
dengan meningkatnya tingkat kriminalitas yang terjadi. Masyarakat yang kehilangan
pekerjaan, serta distribusi bahan pangan yang terhambat membuat tingkat pencurian
terhadap bahan pangan menjadi meningkat.

Oleh sebab itu, kota yang baru mengalami bencana alam harus segera diambil tindakan
dengan melakukan perencanaan ulang pembangunan kota tersebut. Perencanaan
pembangunan kota terdampak bencana alam tentunya harus memperhatikan letak
geografis kota tersebut, sehingga model atau metode perencanaan yang dipilih dapat
memberikan dampak pertumbuhan kota yang cepat serta mampu mengurangi risiko
bencana alam di masa yang akan mendatang. Untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Penulis Mengajukan proposal yang berjudul “Pendekatan Perencanaan Strategis untuk
Mengatasi Kota yang baru Terkena Bencana Alam”.

B. Masalah yang dihadapi


Kota yang baru saja terkena bencana alam biasanya memiliki beberapa masalah, diantara-
Nya:

1) Rusaknya sarana transportasi, bencana alam menyebabkan saran transportasi menjadi


rusak. Kerusakan tersebut berdampak terhadap lajur distribusi orang dan barang.

2) Rusaknya sarana publik. Kerusakan sarana publik yang disebabkan oleh bencana alam
mengakibatkan aktivitas masyarakatnya menjadi terganggu, anak-anak tidak dapat
bersekolah, orang sakit tidak dapat mendapatkan akses ke pelayanan kesehatan yang
baik.

3) Tingkat kriminalitas yang meningkat, bencana alam menyebabkan sebagian


masyarakat kehilangan mata pencahariannya. Hal ini berpotensi meningkatkan angka
kriminalitas karena masyarakat harus tetap bertahan hidup di tengah bencana alam
yang terjadi, hal yang bisa mereka lakukan di tengah bencana alam yang terjadi serta
tersendatnya pasokan makanan dan minuman ke wilayah yang terdampak bencana
alam adalah dengan melakukan penjarahan di tempat-tempat penjualan bahan
makanan dan pakaian

4) Tingkat kesehatan masyarakat yang menurun, Bencana alam menyebabkan berbagai


macam keluhan kesehatan pada masyarakat, mulai dari keluhan pada saluran
pernafasan, maupun pada sistem pencernaan. Rusaknya rumah sakit serta ketersediaan
alat dan tenaga medis yang teratas, sangat mungkin menyebabkan tingkat kesehatan
masyarakat di kota terdampak bencana alam menjadi menurun.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR

A. Pengertian Kota
Sebelum menentukan tentang perencanaan kota yang tepat untuk memulihkan kota
yang terkena bencana, penulis terlebih dulu akan menjelaskan pengertian kota.
Beberapa telah menyampaikan pendapatnya terkait dengan definisi kota itu sendiri.
Menurut Wirth (Iwan Kustiawan 2016: 3.15) kota adalah suatu pemukiman yang
relatif besar, padat, dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen
kedudukan sosialnya. Menurut Iwan Kustiwan (2016:1.5) kota adalah tempa di mana
konsentrasi penduduk lebih padat dari wilayah sekitarnya karena terjadinya
pemusatan kegiatan fungsional yang berkaitan dengan kegiatan atau aktivitas
penduduknya. Dari kedua pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan jika kota adalah
suatu pemukiman yang didiami oleh orang-orang yang heterogen kedudukan
sosialnya, memiliki konsentrasi penduduk lebih padat di banding wilayah sekitarnya,
menjadi pusat kegiatan fungsional yang berkaitan dengan aktivitas penduduknya.

B. Karakteristik Kota
Branch dalam Iwan Kistiwan (2016:1.20-1.27) membagi karakteristik kota menjadi
beberapa aspek, yakni aspek fisik, sosial, dan ekonomi.

1) Kota Ditinjau dari Aspek Fisik Menurut Kistiwan (2016: 1.21) kota jika di tinjau
dari aspek fisik terdiri dari (a) bangunan-bangunan yang berada diatas tanah, dan
kegiatan-kegiatan yang berada di permukaan tanah; (b) instalasi-instalasi yang
berada di bawah permukaan tanah;(c) kegiatan-kegiatan di dalam ruangan kosong
di angkasa. Lebih lanjut. Branch dalam (Iwan Kistiwan 2016 1.21) menyebutkan
unsur-unsur yang mempengaruhi karakteristik kota, diantaranya: (a) Topografi
tapakb) bangunan; (c) Struktur (bukan bangunan); (d) ruang terbuka; (e)
kepadatan perkotaan: (f) iklim; (g) vegetasi; (b) Kualitas estetika.

2) Kota Ditinjau dari Aspek Sosial Menurut Iwan Kistiwan (2016: 1.25) pengertian
kota dan perkotaan menurut aspek sosial merupakan konsentrasi penduduk yang
membentuk suatu komunitas yang pada awalnya bertujuan untuk meningkatkan
produktivitas melalui konsentrasi dan spesialisasi tenaga kerja dan meningkatkan
adanya diversitas intelektual, kebudayaan dan kegiatan rekreasi di kota. Iwan
Kistiawan (2016: 1.25) juga menyampaikan jika aspek yang berpengaruh terhadap
kota jika d tinjau dari aspek sosial adalah (a) besaran dan komposisi penduduk, (b)
ke ruangan.

3) Kota Ditinjau dari Aspek Ekonomi menurut Iwan Kistiawan (2016: 1.20) jika
dipantau dari aspek ekonomi, berarti kota memiliki fungsi sebagai penghasil
produksi barang dan jasa untuk mendukung kehidupan penduduknya dan untuk
keberlangsungan kota itu sendiri. Oleh sebab itu, untuk mendukung hal tersebut
lebih lanjut Iwan Kistiwan (2016: 1.26) menyebutkan jika ekonomi suatu kota
dapat ditinjau dari tiga bagian yakni ekonomi politik, ekonomi swasta (privat),
dan ekonomi khusus.

Dari berbagai tinjauan aspek diatas, Iwan Kistiwan (2016127) menyimpulkan jika
sebuah kota memiliki karakteristik yaitu jumlah penduduk yang besar, Pemusatan
kegiatan non pertanian, merupakan pusat kegiatan ekonomi (industri dan
perdagangan), konsentrasi kawasan terbangun, masyarakat yang heterogen,
memiliki pola hidup yang khusus pusat penyebaran pengetahuan dan memiliki
gaya hidup kota, memiliki pola hidup yang khusus, terdapat berbagai lembaga
sosial, ekonomi, dan politik; terdapat berbagai fasilitas umum dan fasilitas sosial,
struktur dicirikan detan adanya ruang dan jalan kota, merupakan pusat jasa
pelayanan bagai lingkungan perumahan, adanya sejumlah fungsi kegiatan kota,
minimal seperti pasar dan lainnya.

C. Pengertian Perencanaan
Menurut Benhakker dalam Iwan Kistiwan (2016: 1.38) perencanaan adalah seni untuk
melakukan sesuatu yang dapat terlaksanakan di masa depan. Lalu waterson dalam Iwan
Kistiwan (2016: 1.38) perencanaan adalah usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus
yang dilakukan guna memilih alternatif yang terbaik dari sejumlah alternatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Dari Berbagai pengertian perencanaan yang telah dijelaskan
dapat disimpulkan jika perencanaan adalah seni yang dilakukan secara sadar,
terorganisasi dan terus menerus agar mancapai tujuan tertentu di masa depan.

D. Ruang Lingkup Perencanaan Kota


Menurut Fedt dalam Iwan Kistiwan (2016; 1.42) terdapat beberapa hal penting yang
membedakan perencanaan kota dengan perencanaan yang lain, yaitu:
1. Perencanaan kota terutama berkaitan erat dengan masalah-masalah kemasyarakatan
yang didalam nya terdapat sekelompok besar klien yang mempunyai kepentingan
berbeda-beda.

2. Perencana kota merupakan aktivitas yang benar-benar direncanakan dengan matang


yang biasanya ditangani oleh orang-orang yang terlatih secara profesional sebagai
perencana.

3. Tujuan dan sasarannya serta pranata-pranata untuk mencapainya, sering teramat tidak
pasti.

4. Para perencana kota sendiri jarang membuat keputusan malahan sebaliknya, mereka
membuat berbagai alternatif dan rekomendasi bagi pihak-pihak yang dipilih dan
ditunjuk untuk mengambil keputusan-keputusan tertentu.

5. Para perencana kota menggunakan berbagai macam alat bantu dan metode-metode
khusus untuk menganalisis dan menyajikan berbagai alternatif.

6. Hasil dari semua aktivitas perencanaan hanya dapat dilihat setelah 5 sampai 20tahun
setelah keputusan diambil, sehingga menyulitkan umpan balik dan tindakan
perbaikan.
E. Pendekatan Perencanaan Strategis.
Iwan Kistiwan (214: 7.13) mengatakan jika istilah perencana strategis pada mulanya lebih
banyak dikenal di lingkungan militer, yang berarti rencana operasi ke daerah lawan yang
memperhitungkan berbagai kemungkinan, keuntungan, dan kelemahannya serta
mempertimbangkan kondisi real yang dimiliki, kondisi lingkungan yang ada, bahkan
dengan berupaya memperhitungkan kekuatan lawan, agar operasi militer dapat berjalan
dengan baik, menurut Lembaga Administrasi Negara dalam Iwan Kistiwan (2016, 7.14)
pengertian perencanaan strategis adalah proses secara sistematis yang berkelanjutan dari
pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak banyaknya
pengetahuan antisipatif, mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha melaksanakan
keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan
sistematis.

F. Prinsip Umum Perencanaan Strategis


Menurut Iwan Kistiwan (2016:7.16) terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
sebagai prinsip-prinsip umum perencanaan strategis, yaitu:
1) Perencanaan strategis harus bersifat antisipatif terhadap berbagai permasalahan yang
ada di masa depan dengan mempertimbangkan kondisi masa sekarang untuk
mengatasinya (orientasi masa depan).
2) Perencanaan strategis harus berorientasi pada pencapaian hasil dengan visi, misi,
tujuan, sasaran dan strategi sebagai rel yang harus dijalankan secara konsisten.
3) Perencanaan strategis harus menggambarkan apa yang ingin dicapai di masa depan
oleh suatu organisasi ke arah peningkatan produktivitas dan kinerja.
4) Perencanaan strategis harus memperhitungkan kemampuan internal dan kondisi
eksternal.
5) Harus komitmen dan konsensus untuk melaksanakannya secara konsisten sebagai
proses pengambilan keputusan bersama.
6) Perencanaan strategis dalam prosesnya harus mempertimbangkan input-input dari
stakeholders atau client groups.
7) Harus memperhitungkan aspek keuangan untuk melaksanakannya;
8) Harus dapat diukur hasilnya.
G. Faktor-Faktor Perencanaan Strategis
Bratakusuma dalam Iwan Kistiwan (2016: 7.17) mengatakan jika terdapat beberapa hal
pokok yang dapat dijadikan sebagai faktor-faktor yang perlu ada dalam dan dilakukan
dalam merumuskan perencanaan tersebut. Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Renstra harus mengandung uraian tentang pernyataan visi dan misi organisasi sebagai
panduan umum mengenai apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya.
2. Agar visi dan misi dapat dioperasionalkan, perlu dirumuskan tujuan dan sasaran
organisasi yang menggambarkan tahapan-tahapan pencapaian visi dengan tahapan-
tahapan kegiatannya.
3. Analisis lingkungan strategis perlu dirumuskan sebagai landasan untuk mencari
bentuk upaya bertahap yang diperlukan organisasi dalam rangka melaksanakan
berbagai aktivitasnya. Dalam hal ini arah kebijakan dan prioritasnya harus udah bisa
tergambarkah
4. Nilai-nilai strategis organisasi diperlukan sebagai landasan filosofis yang harus dianut
oleh setiap komponen organisasi dan mengikat secara emosional sebagai bentuk
komitmen seluruh anggota organisasi.
5. Strategi operasional dalam bentuk aktivitas-aktivitas yang terpolakan dalam periode
waktu tertentu akan menjadi landasan operasional organisasi untuk bergerak
mencapai arah yang ditetapkan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi, penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


1. Observasi, penelitian ini menggunakan teknik observasi partisipatif, menurut
Sugiyono (2017: 227) dalam observasi ini peneliti terlibat dalam kegiatan
sehari- hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber
penelitian.
2. Wawancara, penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur,
menurut Sugiyono (2017: 233) tujuan dari wawancara semi terstruktur adalah
untuk menemukan akar permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang
diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.
C. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data model Miles & Hubberman.
Milles & hubberman dalam Sugiyono (2017: 246) mengatakan jika aktivitas
dalam analisis data adalah data reduction, data display, dan conclusion drawing
verification.

DAFTAR PUSTAKA

Kistiwan, Iwan. 2016. Perencanaan Kota. Tanggerang Selatan: Universitas Terbuka.


Sugiyono, Prof. Dr. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung:
Alfabeta

You might also like