Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Jurnal Akper Buntet

Jurnal Ilmiah Akper Buntet Pesantren Cirebon ISSN: 2579-3837


Vol. 2 No. 2 Juli 2018

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. K P4 A0 DENGAN POST OP SECTIO


CAESAREA HARI KE-4 ATAS INDIKASI GEMELI DI RUANG ENDANG
GEULIS RSUD GUNUNG JATI CIREBON

Eni Haryati dan Nur Karomah


Akademi Keperawatan Buntet Pesantren Cirebon
Email: eni.haryati@akperbuntetpesantren.ac.id dan karomahnur123@gmail.com

Abstract
Based on the medical record data of Gunung Jati Hospital Cirebon, in the last 6
months (October-March), the number of clients who performed sectio caesarean
section on various indications amounted to 276 clients. Where the number of
clients on the indications gemeli, numbered 20 people with a percentage of 6.6
%. Given the impact of high-risk pregnancy on maternal and fetal mortality. So
the author considers the need to raise the problem to be used as a Scientific
Paper. Twin Pregnancy is one indication of sectio caesarean section. Where
Sectio Caesarea is an act to give birth to a baby weighing more than 500 grams,
through an incision in the uterine wall that is still intact. Multiple pregnancies
are pregnancies with two or more types of fetuses intra-uterine. The purpose of
the preparation of this paper is to carry out nursing care on Mrs. K P4A0 with
post op Sectio Caesarea day 4 on the indication of Gemeli in the Room Endang
Geulis Gunung Jati Hospital Cirebon. In this preparation are used descriptive
methods consisting of interviews, observations, physical examinations,
documentation studies, and literature studies. Problems that arise in case studies
include: pain comfort disorders, rest and sleep disorders, lack of knowledge of
exclusive breastfeeding methods, resti infections. All issues can be resolved. The
family must continue to motivate the client so that the client recovers quickly and
the goal of nursing care is achieved.

Keywords: Nursing Care; P4 A0; Post Op Sectio Caesarea

Abstrak
Berdasarkan data medical record RSUD Gunung Jati Cirebon, dalam kurun 6 bulan
terakhir (Oktober - Maret), jumlah klien yang dilakukan tindakan sectio caesarea
atas berbagai indikasi berjumlah 276 klien. Dimana jumlah klien atas indikasi
gemeli, berjumlah 20 orang dengan presentase 6,6 %. Mengingat dampak dari
kehamilan gemeli beresiko tinggi pada kematian ibu dan janin. Maka penulis
memandang perlu diangkatnya masalah untuk dijadikan Karya Tulis Ilmiah.
Kehamilan Kembar merupakan salah satu indikasi dilakukannya sectio caesarea.
Dimana Sectio Caesarea merupakan suatu tindakan untuk melahirkan bayi dengan
berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
Kehamilan ganda merupakan Kehamilan dengan dua jenis janin atau lebih intra
uteri. Tujuan dari penyusunan Karya tulis ini adalah untuk melaksanakan asuhan
keperawatan pada Ny. K P4A0 dengan post op Sectio Caesarea hari ke-4 atas
indikasi Gemeli di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon. Dalam
penyusunan ini digunakan metode deskriptif yang terdiri dari wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.
Permasalahan yang muncul pada studi kasus diantaranya: gangguan rasa nyaman

71
Asuhan Keperawatan pada Ny. K P4 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea Hari Ke-4
Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon

nyeri, gangguan istirahat dan tidur, kurang pengetahuan cara pemberian asi
esklusif, resti infeksi. Semua masalah dapat teratasi. Keluarga harus tetap memberi
motivasi kepada klien agar klien cepat sembuh dan tujuan asuhan keperawatan
tercapai.

Kata Kunci: Asuhan Keperawatan; P4 A0; Post Op Sectio Caesarea

Pendahuluan
Menurut (Organization, 2014), bahwa Angka kematian ibu (AKI) di dunia yaitu
289.000 jiwa. Beberapa Negara memiliki AKI cukup tinggi seperti Afrika Sub-Saharan
179.000 jiwa, Asia selatan 69.000 jiwa, dan Asia Tenggara 16.000 jiwa. Angka
kematian ibu di Negara-negara Asia Tenggara yaitu Indonesia 190 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 49 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 26 per 100.000
kelahiran hidup. Brunei 27 per 100.000 kelahiran hidup dan Malaysia 29 per 100.000
kelahiran hidup.
Menurut (Kemenkes, 2011), berdasarkan Data tersebut, AKI di Indonesia masih
tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut Data Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI Indonesia menurun dari 307/100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 pada tahun 2007. Sedangkan target yang
diharapkan berdasarkan Melenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 yaitu
102/100.000 kelahiran hidup. Hal ini berarti bahwa AKI di Indonesia jauh di atas target
yang di tetapkan WHO atau hampir dua kali lebih besar dari target WHO.
Menurut BKKBN (2008), hal tersebut dapat terjadi karena adanya kelompok
kehamilan beresiko, kelompok kehamilan risiko tinggi di Indonesia pada tahun 2007
sekitar 34%. Kategori dengan resiko tinggi tunggal mencapai 22,4%, dengan rincian
umur ibu <18 tahun sebesar 4,1%, umur ibu >34 tahun sebesar 3,8%, jarak kelahiran
<24 bulan sebesar 5,2%, dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4%.
Menurut (DepKes, 2010), angka kematian ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228 per
100.000 kelahiran. Faktor penyebab kematian ibu dibagi menjadi dua yaitu faktor
penyebab langsung dan faktor penyebab tidak langsung. Faktor penyebab langsung
kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh perdarahan 28%, eklamsi 24%, infeksi
11%, partus lama 5% dan lain-lain 27%.
Menurut (Barat, 2013), di provinsi Jawa Barat, pada tahun 2013 Angka Kematian
Ibu (AKI) sebesar 73,9 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka kematian bayi (AKB)
sebesar 5,0 per 100.000 kelahiran hidup. Proporsi penyebab kematian ibu maternal
akibat perdarahan 33,1%, hipertensi 28,6%, infeksi 6,1% dan abortus 0,1%, persentasi
persalinan di tolong oleh tenaga kesehatan pada tahun 2012 sebesar 89,3 namun pada
tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 85,6% dan di non tenaga kesehatan 14,4%.
Menurut penelitian Greulich (1930), pada 121 juta persalinan didapat angka
kejadian kehamilan ganda, yaitu gemeli 1 : 85, triplet 1 : 7.629, quadruplet 1 : 670.743,
dan quintriplet 1 : 41.600.000 (Sofian, 2013).
Menurut Rustam (2012), insiden kehamilan kembar tergolong kecil sehingga tidak
cukup data yang didapatkan. Badan perhitungan statistika mengatakan bahwa angka

72
Eni Haryati dan Nur Karomah

kehamilan kembar tahun 2009 di Indonesia adalah 33% penyebab nya di antaranya yaitu
faktor umur makin tinggi angka kejadian kehamilan kembar dan menurun lagi setelah
berumur 40 tahun. Selain di pengaruhi oleh faktor umur, kehamilan gemeli juga dapat di
pengaruhi oleh faktor paritas. Pada primpira 9,8% per 1000 dan pada multipara
(okipara) baik jadi 18,9 per 1000 persalinan. Keturunan keluarga tertentu akan
cenderung melahirkan anak kembar yang biasanya di turunkan secara paternal, namun
dapat pula secara maternal.
Menurut Manuaba (2008), bila di jumpai kehamilan ganda dengan penyulit seperti
: ketuban pecah tetapi pembukaan masih kecil, kehamilan ganda dengan kelainan
(sungsang, lintang). Pada kasus dengan kelainan tersebut besar kemungkinan akan
segera dilakukan operasi persalinan sectio caesarea.
Sectio caesarea di definisikan sebagai suatu tindakan untuk melahirkan bayi
dengan berat di atas 500 gram, melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh.
(Jitowiono dan Kristiyanasari, 2010)
Menurut Rasjidi (2009), jumlah operasi sectio caesarea di dunia telah meningkat
pada 30 tahun yang lalu 1 dari 12 persalinan dengan bedah sectio caesarea sekarang
perbandingan ini adalah 1 dari 3 persalinan. Untuk beberapa perempuan operasi sectio
caesarea secara global menunjukan kenaikan. Kelayakan kenaikan angka bedah masih
di perdebatkan, WHO/UNFPA/Uicef dengan angka 5%. Di banyak negara angka di atas
15% tidak mengurangi angka kematian ibu dan perinatal. Jumlah bedah sectio caesarea
tahun 2001 adalah 5.185 dan pada tahun 2006 adalah 6.775, angka section caesarea
tahun 2001 adalah 17,0% tahun 2006 adalah 27,3%. Kenaikan 60,6% dan untuk tahun
2006 angka ini cenderung naik.
Berdasarkan Data di ruang Endang Geulis Rumah Sakit Umum Daerah Gunung
Jati Cirebon di dapatkan data statistik selama 6 bulan terakhir dari mulai bulan Oktober
tahun 2017 sampai dengan Bulan Maret tahun 2018, sebagaimana terdapat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 1
Data Persalinan Sectio Caesarea Di Ruang Endang Geulis Periode bulan Oktober
2017 sampai dengan bulan Maret 2018 Di RSUD Gunung Jati Cirebon
No. Jenis Jumlah Presentase
Sc atas indikasi ketuban pecah dini 78 28,3 %
Sc atas indikasi CPD (Chepalo 60 25,5 %
pelviks Disproportion)
Sc atas indikasi pre Eklamsia berat
Sc atas indikasi letak janin 57 19,6%
Sc atas indikasi bayi kembar 45 16,4%
Sc atas indikasi plasenta previa 20 6,6%
Sc atas indikasi ketuban pecah dini 15 3,9%
Jumlah 276 100%
Sumber: Medical Record Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon (2018)

73
Asuhan Keperawatan pada Ny. K P4 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea Hari Ke-4
Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon

Berdasarkan tabel data di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah persalinan sectio
caesarea di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon berjumlah 276 adapun
kasus sectio caesarea atas indikasi gemeli berjumlah 20 orang dengan presentase 6,6%.
Dari Data tersebut dapat disimpulkan bahwa hal tersebut menunjukan masih cukup
tingginya Persalinan dengan Sectio Caesarea atas indikasi Gemeli di RSUD Gunung Jati
Cirebon. Mengingat permasalahan tersebut maka penulis melakukan keperawatan
secara komprehensif dan mengangkat kasus tersebut sebagai Laporan Study Kasus
dengan Judul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. K P4ao Dengan Post Operasi Sectio
Caesarea Hari Ke-4 Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis Rsud Gunung Jati
Cirebon”

Metode Penelitian
Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data deskriptif dengan
teknik wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik dan diagnostik (Asmadi, 2008).
1. Wawancara
Menurut (Asmadi, 2008), wawancara atau interview merupakan metode
pengumpulan data secara langsung antara perawat dan klien. Disini perawat
(pewawancara) mendapatkan respon langsung melalui tatap muka dan pertanyaan
yang diajukan. Data wawancara adalah semua ungkapan klien, tenaga kesehatan,
atau orang lain yang berkepentingan-termasuk keluarga, teman dan orang terdekat
klien.
2. Observasi
Menurut (Asmadi, 2008), observasi merupakan metode pengumpulan data
melalui pengamatan visual dengan menggunakan panca-indra. Kemampuan
melakukan observasi merupakn keterampilan tingkat tinggi yang memerlukan
banyak latihan. Unsur terpenting dalam observasi adalah mempertahankan
objektivitas penilaian.Mencatat hasilobservasi secara khusus tentangapa yang
dilihat, dirasa, didengar, dicium, dan di kecakapan lebih akurat di banding kan
mencacat interpretasi seseorang tentang hal tersebut.
3. Pemeriksaan Fisik
Menurut (Asmadi, 2008), pemeriksaan fisik adalah proses inspeksi tubuh dan
system tubuh guna menentukan ada/tidak nya penyakit yang didasarkan pada hasil
pemeriksaan fisik dan labolatorium. Pemeriksaan fisik berfokus pada respon klien
terhadap masalah kesehatan yang dialaminya. Cara pendekatan sistematis yang dapat
digunakan perawat dalam melakukan pemeriksaan fisik adalah pemeriksaan dari
ujung rambut sampai ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik dilakukan dengan
menggunakan empat metode yakni inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. Setelah
terkumpul, data kemudian dikelompokan kedalam data objektif dan data subjektif.
Setelah data hasil pengkajian dikelompokan, kita dapat mulai melakukan validasi
data, yaitu membandingkan data subjektif dan objektif dengan standar atau nilai
normal yang baku. Data yang telah dikumpulkan harus dianalisis untuk membantu
menentukan masalah klien. Proses analisis inimerupakan proses intelektual yang

74
Eni Haryati dan Nur Karomah

mencakup interpretasi data dan dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan (diagnosa


keperawatan).
4. Studi Dokumentasi
Menurut (Ali, 2010), studi dokumentasi adalah pengumpulan data melalui
penelitian. Riwayat penyakit/keperawatan yang lalu guna mendapat diagnosis
keperawatan yang tepat. Studi dokumentasi bertujuan mendapatkan data yang akurat
dengan meneliti riwayat kesehatan yang lalu.
5. Studi Kepustakaan
Menurut (Nursalam, 2014), untuk memperoleh data dasar klien yang
komprehensif, perawat dapat membaca literature yang berhubungan dengan masalah
klien. Membaca literature sangat membantu perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan yang benar dan tepat.

Hasil dan Pembahasan


A. Hasil Penelitian
1. Pengkajian
Tabel 2
Analisa Data
No Symptom Etiologi Problem
(1) (2) (3) (4)
1 DS Luka post op sc Gangguan
a. Klien mengeluh nyeri pada ↓ rasa
luka post op sc Terputusnya kontinuitas nyaman
b Klien mengatakan nyerinya jaringan nyeri
seperti tertusuk-tusuk jarum ↓
dan ngilu Merangsang pengeluaran
DO BHSP (Bradikinin,
a. Klien tampak meringis serotonim, histamine dan
kesakitan prostaglandin) sebagai
b. Skala nyeri 7 (0-10) stimulus nyeri
c. Panjang luka jahitan +15 cm ↓
d. Arah luka horizontal Di tangkap oleh reseptor
e. Luka operasi sedikit kering nyeri (medulla spinalis di
bagian posterior)

Di hantarkan ke thalamus
(sebagai pusat sensorik
otak)

Di kirim ke korteks
cerebri
2 DS: Luka post op SC Gangguan
a. Klien mengatakan tidak bisa ↓ istirahat
tidur karena nyeri pada luka Nyeri Tidur
post sc ↓

75
Asuhan Keperawatan pada Ny. K P4 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea Hari Ke-4
Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon

b. Klien mengatakan badan nya Merangsang syaraf


terasa sakit simpatis
c. Klien mengatakan kalau tidur ↓
siang + 1-2 jam Medulla Oblongata
d. Klien mengatakan kalau tidur ↓
malam + 4 jam tapi terkadang Aktivasi non epinephrine
sering terbangun karena nyeri Mengaktivasi ras akibat
e. Klien mengatakan lemas nyeri penurunan kerja
DO: organ tubuh
a. Klien tampak lemas ↓
b. Klien tampak gelisah REM menurun
Di bawah mata klien terlihat ↓
adanya kehitaman Klien gelisah
3 DS: Kurang informasi tentang Kurang
a. Klien mengatakan belum tahu Asi esklusif Pengetahu
tentang Asi esklusif ↓ an tentang
Kurang motivasi diri Asi
DO: ↓ esklusif
a. Puting susu klien kotor Ketidaktahuan cara
b. Asi keluar sedikit pemberian Asi esklusif
c.Saat di palpasi payudara klien ↓
teraba keras adanya bendungan Asi keluar sedikit

Kurang pengetahuan
tentang cara pemberian asi
esklusif
4 DS: Terdapat Luka post op SC Resiko
a. Klien mengatakan nyeri pada ↓ Infeksi
abdomen terutama pada luka Rusaknya kontinuitas
operasi jaringan

DO: Port de entry pada luka
a. Luka tampak sudah sedikit yang belum kering
kering ↓
b. Klien tampak meringis Media bakteri berkembang
kesakitan biak
c. Panjang luka jahitan + 15 cm ↓
d. Arah luka Horizontal Pengeluaran lochea rubra

Resiko tinggi terjadinya
infeksi

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post op SC di
tandai dengan klien mengeluh nyeri pada luka post op SC klien mengatakan
nyerinya seperti tertusuk-tusuk jarum skala nyeri 7 (0-10) Panjang luka
jahitan +15cm, arah luka horizontal

76
Eni Haryati dan Nur Karomah

b. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri akibat luka post
op SC di tandai dengan klien mengatakan susah tidur karena nyeri, klien
mengatakan susah tidur siang + 1-2 jam, klien mengatakan tidur malam + 4
jam tapi terkadang terbangun klien tampak lemas, klien tampak gelisah, pada
bawah mata terlihat hitam.
c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan Asi esklusif kurang nya informasi
tentang cara pemberian asi esklusif di tandai dengan klien mengatakan belum
tahu tentang cara pemberian asi esklusif, payudara terlihat kotor, ASI keluar
sedikit saat di palpasi payudara klien terasa lembek karena adanya
bendungan.
d. Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan adanya luka post op SC hari ke-4
di tandai dengan luka sudah sedikit kering, panjang luka jahitan +15 cm, dan
arah luka Horizontal
3. Perencanaan
Tabel 3
Perencanaan
No Tanggal Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
12-03- Gangguan rasa nyaman Tupan: a. Kaji skala nyeri a. Untuk mengetahui
2018 nyeri berhubungan dengan Setelah b. Observasi TTV kualitas dan kuantitas
adanya luka post op SC di dilakukan TD; 120 /90 mmHg serta skala nyeri klien
tandai dengan : asuhan Nadi : 80 x/menit sehingga dapat
keperawatan Respirasi:20x/menit menentukan intervensi
DS: selama 3x24 jam Temperatur : 370C selanjutnya
a. Klien mengatakan nyeri di harapkan c.Anjurkan distraksi b.Nyeri dapat
pada luka post op SC gangguan rasa dan meningkatkan Tekanan
b.klien mengatakan nyeri nyaman nyeri (5) darah dan nadi untuk
nya seperti tertusuk-tusuk teratasi relaksasi mengetahui terjadinya
jarum dan ngilu Tupen : d.Atur posisi komplikasi
DO : Setelah senyaman mungkin c.Untuk mengalihkan
a.skala nyeri 7 ( 0-10 ) dilakukan dan ubah posisi pada perhatian nyeri agar klien
bklien tampak meringis tindakan saat nyeri di rasakan. tidak terfokus pada nyeri
keperawatan
kesakitan e.Memberikan dengan
selama 30 menit
c.Panjang luka jahitan di harapkan pemberian obat (6)
+15cm gangguan rasa analgetik sesuai d.cara berkomunikasi
d.Arah luka Horizontal nyaman nyeri indikasi dokter. dan tarik napas dalam
e.Luka operasi sedikit teratasi dengan untuk mencegah
kering criteria hasil : kekakuan dalam
a.Nyeri di bergerak, mengurangi
daerah luka resiko decubitus dan
operasi meningkatkan
berkurang kenyamanan.
b.Skala nyeri 6 e.Obat Analgetik dapat
(0-10) menekan pusat nyeri di
hipotalamus sehingga
respon terhadap nyeri
berkurang

77
Asuhan Keperawatan pada Ny. K P4 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea Hari Ke-4
Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon

2 12-03- Gangguan istirahat dan Tupan : a.Kaji kualitas tidur a.Untuk mengetahui
2018 tidur berhubungan dengan Setelah klien seberapa jauh gangguan
adanya nyeri akibat luka dilakukan b.Batasi istirahat tidur klien
post op SC di tandai asuhan pengunjung b.Bisa membuat klien
dengan : keperawatan a.Ciptakan lebih tenang dan rileks
DS : sealam 3x24 jam lingkungan senyaman c. Dengan
a.klien mengatakan mungkin lingkungan yang
susahtidur karena Klien gangguan b.Beri minum susu nyaman, bisa membuat
mengatakan badannya istirahat tidur klien lebih tenang dan
terasa sakitKlien teratasi rileks
mengatakan Tupen : d.Untuk menambah
tidur siang hanya + 1-2 jam Setelah energy klien
c.Klien mengatakan tidur dilakukan
malam + 4 jam tindakan
keperawatan 30
DO : menit di
a.Klien tampak gelisah harapkan
b.Klien tampak lemas gangguan
istirahat tidur
teratasi dengan
criteria hasil :

a.Klien tampak
segar
b.Istirahat klien
cukup
c.Tidak gelisah
pada saat tidur
d.Badan tidak
terasa sakit
3 12-03- Kurang pengetahuan Tupan : a.Kaji pengetahuan a.Untuk mengkaji tingkat
2018 berhubungan dengan asi Setelah klien tentang Asi pengetahuan klien dapat
esklusif di tandai dengan : dilakukan esklusif mengetahui seberapa
DS : asuhan b.Berikan HE tentang jauh pengetahuan klien
a.Klien mengatakan belum keperawatan asi esklusif tentang cara perawatan
tahu tentang cara 3x24 jam kurang c.Lakukan cara payudara.
pemberian asi esklusif pengetahuan Asi pemberian asi b.Dengan memberikan
DO : esklusif dapat esklusif informasi tentang Asi
a.Puting susu klien kotor teratasi esklusif dapat menambah
b.ASI keluar hanya sedikit pengetahuan klien.
c.Palpasi payudara terasa Tupen : c.Membersihkan
lembek Setelah di payudara, melancarkan
lakukan produksi ASI
tindakan asuhan
keperawatan
selama 30 menit
kurang
pengetahuan Asi
esklusif teratasi

78
Eni Haryati dan Nur Karomah

dengan criteria
hasil :
a.Klien paham
tentang asi
esklusif
4 12-08- Resiko Tinggi infeksi Tupan : a.Kaji Tanda-tanda a.Untuk mengetahui
2018 berhubunga dengan adanya Setelah di infeksi peningkatan suhu tubuh
luka post op SC di tandai lakukan asuhan b.GP (Ganti balutan) yang merupakan salah
dengan : keperawatan setiap 2 hari sekali satu cirri terjadinya
DS : 3x24 jam resiko c.Pertahankan septic infeksi.
a.klien mengatakan nyeri infeksi dapat dan aseptic b.Mengetahui munculnya
pada luka post op SC teratasi d.Anjurkan untuk infeksi pada luka
DO : Tupen : makan-makanan sehingga dapat
a.luka sudah sedikit kering Setelah TKTP (Tinggi menentukan intervensi
b.luka post op + 15 cm dilakukan e.kalori, Tinggi selanjutnya
c.skala nyeri 7 ( 0-10 ) tindakan protein) c.Agar luka tidak sembuh
keperawatan dan tidak terinfeksi.
selama 30 menit d.Protein bisa
resiko tinggi menggantikan sel-sel
infeksi dapat yang rusak atau mati
teratasi dengan
criteria hasil :
a.Nyeri pada
luka operasi
b.Luka tampak
kering

B. Pembahasan
Penulis membahas mengenai Asuhan Keperawatan Pada Ny. K dengan Post
Op Sectio Caesarea atas Indikasi Gemeli Hari Ke-4 di Ruang Endang Geulis RSUD
Gunung Jati Cirebon pada tanggal 12 Maret 2018 sampai tanggal 17 Maret 2018.
Penulis menggunakan metode pendekatan proses keperawatan sebagai alat untuk
pemberian asuhan keperawatan guna menyelesaikan masalah, yang meliputi tahapan:
pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
Pembahasan ini mengacu pada sectio caesarea atas indikasi gemeli, serta
membahas perbandingan antara teori BAB II dan kasus nyata di BAB III. Untuk
lebih mempermudah dalam pembahasan penulis akan berpedoman pada langkah-
langkah proses keperawatan yang terdiri dari:
1. Pengkajian
Pada tahap pengkajian penulis mengumpulkan data dan melalui wawancara
dengan klien dan keluarga. Keluarga klien merespon baik terhadap asuhan
keperawatan yang diberikan perawat sehingga terjalin dan membina hubungan
saling percaya antara perawat, klien dan keluarga klien. Dengan terbina nya
hubungan saling percaya antara klien dan keluarga klien mau memberikan
informasi yang dibutuhkan oleh perawat guna memberikan asuhan keperawatan.

79
Asuhan Keperawatan pada Ny. K P4 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea Hari Ke-4
Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon

Setelah penulis melaksanakan pengkajian pada Ny. K maka di lanjutkan


pada pemeriksaan fisik untuk mengetahui adanya masalah, atau tidak pada fisik
klien yang menyeluruh pada semua sistem dengan lebih focus pada sistem
reproduksi.
Pada saat melakukan pemeriksaan fisik pada Ny. K ternyata banyak
kesesuaian antara teori BAB II dan kasus nyata BAB III, walaupun dalam proses
laktasi di temukan air susu keluar sedikit, colostrum sudah keluar sedikit pada hari
ke-3 pada saat dilakukan pemeriksaan fisik tanggal 12 maret 2018. Hal ini tidak
menjadi masalah karena sesuai fisiologi di teori bahwa proses laktasi setelah
persalinan akan ada pengaruh hormon, sehingga perlu waktu untuk mengeluarkan
ASI maksimal 3 hari pasca persalinan. Selain data pemeriksaan fisik, penulis juga
dapat memperoleh data objektif lain serta data dari keluhan klien.
Hasil dari pengkajian secara teoritis pada klien dengan post op Sectio
caesarea penulis menemukan beberapa kesamaan yaitu: nyeri pada luka post op
dan resiko tanda-tanda infeksi. Tanda-tanda infeksi seperti kalor, dolor, tumor,
rubor, fungsiolaesa, tidak terjadi pada Ny. K. Hal ini di karenakan Ny. K
mengkonsumsi makanan 4 sehat 5 sempurna dan minum obat antibiotik secara
teratur.
Klien dan keluarga merupakan fakta penting dalam pengkajian
keperawatan sehingga data yang diperoleh dapat bermanfaat bagi penulis dalam
mengumpukan data mengenai pengkajian dan pemeriksaan fisik penulis tidak
menemukan kesulitan karena di dukung oleh sikap klien dan keluarga klien yang
komunikatif, serta di dukung oleh seluruh staff rumah sakit terutama di Ruang
Endang geulis yang ikut membantu dalam melakukan asuhan keperawatan pada
klien.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (Jitowiyono dan Kristiyanasari, 2010) diagnosa keperawatan yang
muncul pada tinjauan teoritis diantaranya sebagai berikut:
a.Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
prosedur dan perawatan sebelum melahirkan sectio caesarea.
b. Nyeri berhubungan dengan kondisi pasca operasi.
c. Kerusakan perfusi jaringan kardiopulmoner dan perifer yang berhubungan
interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.
d. Resiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan dan konstipasi yang
berhubungan dengan manipulasi dan trauma sekunder terhadap sectio caesarea.
e.Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan prosedur pembedahan.
f. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang informasi tentang
perawatan melahirkan sectio caesarea.
Adapun diagnosa keperawatan yang mucul oleh tinjauan kasus pada Ny. K
adalah sebagai berikut:
a.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post op Sc hari
ke-4.

80
Eni Haryati dan Nur Karomah

b. Gangguan istirahat dan tidur berhubungan adanya nyeri akibat luka post op SC
hari ke-4.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka post op SC hari ke-4.
d. Kurang pengetahuan berhubungan dengan cara perawatan payudara.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. K sesuai dengan keluhan dan
data penunjang lainnya dari tinjauan kasus, namun terdapat diagnosa dari teori
dengan diagnosa keperawatan yang tidak tercantum di kasus nyata. Dikarenakan
melihat kondisi klien yang sudah tidak mengalami lagi gangguan tersebut. Kedua
diagnosa yang tercantum didalam teori, namun tidak terdapat dikasus nyata yaitu:
a. Kerusakan perfusi jaringan kardio pulmoner dan perifer yang berhubungan
dengan interupsi aliran sekunder terhadap imobilitas pasca operasi.
b. Resiko terhadap perubahan pola eliminasi perkemihan atau konstipasi yang
berhubungan dengan manipulasi atau trauma sekunder terhadap sectio
caesarea. Intervensi.
3. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini dalam menyusun rencana tindakan disesuaikan
dengan permasalahan klien, serta adanya sarana dan pra sarana yang mendukung
intervensi yang diberikan berdasarkan kebutuhan klien, sehingga setiap intervensi
yang dilakukan sesuai dengan teori dan didukung oleh rasional yang jelas sebagai
bukti ilmiah.
4. Implementasi
Pada tahap implementasi terdapat kesenjangan yang terjadi dalam tinjauan
teoritis dan tinjauan kasus. Dalam tinjauan kasus, implementasi yang dilakukan
belum sepenuhnya sesuai dengan rencana tindakan, karena penulis mengalami
hambatan yaitu tidak dapat melaksanakan rencana tindakan sampai selesai
dikarenakan adanya keterbatasan dari penulis. Implementasi yang dilakukan
penulis berhasil, dari 4 diagnosa 3 teratasi dan 1 diagnosa rencana tindakan yang
belum teratasi dilanjutkan oleh keluarga. Dengan memberi motivasi kepada klien
agar klien cepat sembuh dan tujuan keperawatan tercapai.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan bagian terakhir dari proses keperawatan dan merupakan
tolak ukur keberhasilan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan pasien
pada tahap ini masalah yang dapat penulis tangani, ada 3 diagnosa yaitu :
gangguan istirahat dan tidur, resiko infeksi, kurang pengetahuan cara perawatan
payudara. Sedangkan masalah yang belum teratasi yaitu : gangguan rasa nyaman
nyeri dan resti infeksi dimana untuk mengevaluasi keadaan klien dilanjutkan oleh
keluarga.

Kesimpulan
Asuhan keperawatan yang telah penulis berikan pada Ny. K dengan post op
section caesarea hari ke-4 atas indikasi gemeli di Rumah Sakit Umum Daerah Gunung
jati Cirebon di ruang Endang geulis. Yang di laksanakan pada tanggal 12-13 Maret

81
Asuhan Keperawatan pada Ny. K P4 A0 dengan Post Op Sectio Caesarea Hari Ke-4
Atas Indikasi Gemeli Di Ruang Endang Geulis RSUD Gunung Jati Cirebon

2018. Dimana tanggal 12-13 maret 2018 penulis melaksanakan asuhan keperawatan di
Ruang Endang Geulis Rumah Sakit Umum Daerah Gunung Jati Cirebon. Sedangkan
tanggal 17-19 Maret 2018 asuhan keperawatan dilaksanakan di rumah klien, yakni di
Jln. Grenjeng Harjamukti Rt 06 Rw 06 Kec.Harjamukti Kab.Cirebon. dalam
melaksanakan asuhan keperawatan ini penulis menggunakan metode pendekatan
keperawatan berupa pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan pada Ny. K akhirnya
permasalahan yang muncul dapat teratasi dan tercapai peningkatan derajat kesehatan
yang optimal. Dari hasil tinjauan kasus penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan
diantaranya: 1) Berdasarkan data yang di peroleh dari medical record, dalam kurun
waktu 6 bulan terakhir ( dari bulan Oktober – Maret 2018 ) ternyata yang menjalani
sectio caesarea atas berbagai indikasi berjumlah 276 klien. Kasus sectio caesarea atas
indikasi gemeli mencapai angka revalensi yang tidak terlalu tinggi, yaitu berjumlah 20
klien. Namun kasus ini harus segera ditangani karena jika tidak segera ditangani
meningkatan resiko kematian bagi ibu dan janin. 2) Sectio Caesarea merupakan suatu
tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat diatas 500 gram, melalui sayatan pada
dinding uterus yang masih utuh. kehamilan kembar merupakan kehamilan dengan dua
janin atau lebih kehamilan tersebut yang multipikasi dari risiko kehamilan dan
persalinan selain dari tenaga ibu, besar nya bayi dan faktor jalan lahir, letak dan
presentasi bayi, menjadi faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan
penanganan kehamilan ganda.
Dalam studi kasus pada Ny. K di temukan beberapa masalah keperawatan
diantaranya: 1) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya luka post op
SC hari ke-4. 2) Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan adanya nyeri akibat luka
post op SC hari ke-4. 3) Kurang pengetahuan berhubungan dengan cara perawatan
payudara. 4) Resiko Tinggi Infeksi berhubungan dengan adanya luka post op SC hari
ke-4.
Dari beberapa masalah diatas penulis membuat sebuah rencana tindakan,
implementasi, dan evaluasi. Permasalahan yang muncul pada tinjauan teori tidak semua
muncul pada permasalahan yang ada dilapangan. Dalam melaksanakan asuhan
keperawatan ini penulis mengalami hambatan tapi itu semua penulis menganggap
sebagai sebuah pengalaman.

82
Eni Haryati dan Nur Karomah

Daftar Pustaka

Ali, Zaidin. (2010). Dasar-Dasar Kepemimpinan Dalam Keperawatan. CV Trans Info


Media, Jakarta.

Asmadi, N. S. (2008). Konsep dasar keperawatan. EGC.

Barat, Dinkes Jawa. (2013). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Dinas Kesehatan
Bandung.

DepKes, R. I. (2010). Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan intervensi dini


tumbuh kembang anak di tingkat pelayanan kesehatan dasar. Dep Kes RI.

Dinas kesehatan jawa barat (2013), AKI dan AKB Di Jawa Barat. Di Unduh pada
tanggal 13 April 2018 dari http://eprints.ums.ac.id/37845/2/BAB%201.pdf

Kemenkes, R. I. (2011). Kementerian Kesehatan RI. Buletin Jendela, Data Dan


Informasi Kesehatan: Epidemiologi Malaria Di Indonesia. Jakarta: Bhakti
Husada.

Nursalam, Dr. (2014). Manajemen Keperawatan" Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Salemba Medika.

Organization, World Health. (2014). Global status report on noncommunicable diseases


2014. World Health Organization.

Sofian. (2013). Synopsis obstetric. Edisi Ketiga. Jilid 1. EGC: Jakarta.

83

You might also like