Professional Documents
Culture Documents
692-Article Text-2892-1-10-20181231
692-Article Text-2892-1-10-20181231
Hlm 151-172
Info Artikel:
| Diterima: 18 Agustus 2018 | Disetujui: 29 Desember 2018 | Dipublikasikan: 31 Desember 2018
Abstract
The World Bank assistance in the education sector in Indonesia as a developing country faced with an interest in the
fulfillment of the right to education in the perspective of Economy, Social, and Culture (ESC) rights for the society. For
Indonesia, World Bank assitance must be in line with the national regulation, therefore harmonization into national law
is necessary. The World Bank assistance is aimed at accelerating free trade, and the achievement of global education
standards for the recipient countries. Thus, the alignment of the education sector with the interests of the economy and
the free market may threaten the education rights of Indonesian citizen. This article will focus on the fulfillment of
education right in Indonesia. Seeing the facts from the background, the formulation of the problems raised in this legal
research are: (1). characteristics of educational assistance by the World Bank for developing countries. (2).
Compatibility between World Bank assistance standards with the fulfillment of ESC rights in education in Indonesia.
The purpose of this research is to analyze the characteristics of educational assistance by the World Bank for the third
world countries and the suitability of the World Bank assistance to the fulfillment of ESC rights in education in
Indonesia. This article based on the normative legal research method, and employs the statute and conceptual
approach. It is found two results. First, the World Bank assistance to the education sector has been implemented in
several countries, including Indonesia. The fulfillment of the right to education in developing countries have been
experiencing an intervention and support from the World Bank. The World Bank asisstence is aim at achieving the goal
of education, and to ensure the aid has been allocated for education projects, and to provide students with global
education standards. Second, by employing the SABER standard with 4-a method to measure the suitability of the
World Bank assistance in the fulfillment of the right to education in Indonesia, it is found that there remain a problem
in the ‘acceptability’ standard. The World Bank should give more weights to the local wisdoms when providing
asisstence in the recipient country.
Key Worlds: World Bank, Fund Assistance, ESC Rights
Abstrak
Bantuan Bank Dunia di sektor pendidikan di Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berhadapan dengan
kepentingan dalam pemenuhan hak atas pendidikan dalam perspektif hak ekonomi, sosial, dan budaya (EKOSOB) bagi
masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis karakteristik bantuan pendidikan oleh Bank Dunia
bagi negara dunia ketiga dan kesesuaian standar bantuan Bank Dunia dengan pemenuhan hak EKOSOB di bidang
pendidikan di Indonesia. Melihat fakta-fakta dan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang diangkat pada
penelitian hukum ini adalah: (1). karakteristik bantuan pendidikan oleh Bank Dunia bagi negara dunia ketiga. (2).
Kesesuaian standar bantuan Bank Dunia dengan pemenuhan hak EKOSOB di bidang pendidikan di IndonesiaMetode
penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif dengan statute approach dan conceptual approach. Hasil penelitian
pertama adalah bantuan Bank Dunia pada sektor pendidikan di beberapa negara termasuk Indonesia, bahwa pemenuhan
hak pendidikan di negara-negara berkembang perlu mendapatkan intervensi dan dukungan dari Bank Dunia sendiri
dalam rangka mencapai tujuan dari pelayanan pendidikan, serta memastikan dana bantuan yang diberikan telah
dikerjakan dalam proyek-proyek pendidikan yang tepat sasaran untuk mewujudkan peserta didik dengan standart
pendidikan global. Hasil penelitian kedua adalah antara SABER dengan metode 4-a dalam mengukur kesesuaian
bantuan Bank Dunia dalam pemenuhan hak atas pendidikan secara keseluruhan sesuai, kecuali pada aspek acceptability
karena standart global pendidikan Bank Dunia tidak memperhatikan aspek kearifan lokal masing-masing negara
penerima.
Kata Kunci: Bank Dunia, Bantuan Dana, Hak Atas Pendidikan, Hak EKOSOB.
Pembangunan Manusia (IPM) bagi siswa Indonesia sebagai negara berkembang, perlu
saja.7 mempertimbangkan dampak dari pemberian
Salah satu upaya dari Bank Dunia bantuan dana oleh Bank Dunia terhadap
untuk mempercepat perdagangan bebas dan kedaulatan Indonesia, khususnya dalam
pencapaian standar pendidikan global bagi merumuskan dan mengesahkan kebijakan
negara penerima bantuan, maka penyelarasan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan
sektor pendidikan dengan kepentingan tetap memperhatikan kearifan lokal
ekonomi seperti kompetensi lulusan dan masyarakat Indonesia.
pendidikan vokasi.8 Sumbangsih dari sektor Melihat fakta-fakta dan latar belakang
pendidikan ini juga diharapkan berdampak diatas, maka rumusan masalah yang diangkat
atas pembangunan sumber daya manusia pada penelitian hukum ini adalah: (1).
(human resources). Permintaan atas karakteristik bantuan pendidikan oleh Bank
pemenuhan lapangan kerja (skilled labour) Dunia bagi negara dunia ketiga. (2).
yang merupakan salah satu komponen untuk Kesesuaian standar bantuan Bank Dunia
semakin mempermudah liberalisasi ekonomi dengan pemenuhan hak EKOSOB di bidang
di negara penerima bantuan tersebut.9 pendidikan di Indonesia.
Selain itu, Bank Dunia yang memiliki
fokus bantuan dana terhadap negara-negara B. METODE PENELITIAN
berkembang dalam membangun kondisi Metode penelitian dalam penelitian
pendidikan lebih baik, setidaknya dari hukum ini untuk mengetahui bantuan Bank
berbagai program bantuan pendidikan yang Dunia dalam sektor pendidikan di Indonesia
diberikan oleh Bank Dunia membuat negara- sesuai dengan pemenuhan hak-hak EKOSOB
negara penerima yang merupakan mayoritas dengan menggunakan pendekatan statute
negara berkembang bergantung. Bank Dunia approach. Suatu pendekatan dalam penelitian
dapat membuat kebijakan pendidikan yang hukum sebagai suatu proses menemukan
bersifat universal sesuai dengan standar - aturan hukum, prinsip-prinsip hukum secara
standar yang telah dibuat, hal tersebut doktrinal guna menjawab isu hukum yang
merupakan upaya yang dilakukan Bank Dunia sedang diangkat. Pendekatan ini beranjak dari
dalam mewujudkan pemenuhan hak-hak regulasi hukum baik dalam aspek hukum
EKOSOB bagi negara penerima bantuan.10 internasional maupun hukum nasional baik
Persoalan pemenuhan hak pendidikan bersifat vertikal maupun horizontal, untuk
yang merupakan satu bagian dari hak-hak mengkaji aturan hukum yang sejajar atau
EKOSOB masih mengalami kesenjangan dan yang bersifat hierarkis.11
menjadi persoalan yang berlarut-larut dan Melalui pendekatan konseptual
belum ada upaya untuk pemenuhannya. (conceptual approach) dengan melakukan
Fakta-fakta tersebut menjadi dasar untuk analisis terkait kompatibelitas antara bantuan
diangkat dalam penelitian hukum ini, dalam Bank Dunia dalam sektor pendidikan dengan
rangka menemukan solusi hukum mengenai perspektif pemenuhan hak-hak EKOSOB
bantuan dana oleh Bank Dunia kepada yang menjadi dasar pemberian bantuan dana
Indonesia apakah merugikan atau tersebut berdasarkan doktrin dan pandangan
menguntungkan, khususnya dalam posisi para ahli serta pandangan konseptual dan
teoritis, hal ini bertujuan untuk memecahkan
isu hukum yang diajukan tidak hanya dengan
7
Bank Dunia, Assesing the Role......,Op.cit. h.16-18 pendekatan perundang-undangan semata yang
8
Phillip W. Jones, World Bank; Financing of
Education: Lending, Learning, and Development,
bersifat terbatas.12
Routledge, New York, 2007, h. 1-2.
9 11
Bank Dunia, Priorities and Strategies for Education, Peter Mahmud Marzuki, Penelitian hukum, Kencana
The World Bank Press, Washington DC, 1995, h. 1-2 Prenada Group, Jakarta, 2005, h. 96-101.
10 12
Steven J. Kless, et.al., Op.Cit. h. 48-50. Ibid, h.137-140.
didanai oleh Bank Dunia khususnya pada anak-anak yang secara ekonomi dan sosial
sektor pendidikan dapat tercapai sesuai dimarjinalkan mampu mengangkat diri sendiri
kesepakatan bersama yang ditentukan antara keluar dari kemiskinan dan memperoleh cara
Bank Dunia dengan negara penerima bantuan untuk turut terlibat dalam pembangunan
maupun pinjaman moneter.16 negaranya. 19
Selain itu, peranan penting untuk
3. Alasan Hak Atas Pendidikan Menjadi memberdayakan perempuan, melindungi
Bagian dari Hak EKOSOB anak-anak dari eksploitasi kerja dan seksual
Alasan mengapa hak atas pendidikan yang berbahaya, mempromosikan HAM dan
yang dilindungi dari mekanisme hukum demokrasi, melindungi lingkungan hidup, dan
internasional ternyata mengandung konsepsi mengendalikan pertumbuhan populasi.
filosofis HAM, terutama mengenai hak Pendidikan semakin dikenali sebagai salah
EKOSOB. Menurut Douglas Ray dan Norma satu investasi finansial yang paling baik dan
Bernstein Tarrow, secara historis bahwa tersedia bagi negara, walau makna pendidikan
dimulainya secara hukum internasional tidak sekadar praktis dan instrumental.
mengenai penghormatan HAM adalah pasca Pikiran yang cerdas, aktif, dan mampu untuk
Perang Dunia II, dimana dari peristiwa tidak terkekang dan merdeka merupakan salah
tersebut masyarakat internasional sadar bahwa satu penanda terpenuhinya HAM yang
penghormatan terhadap hak individu untuk dimiliki oleh individu tersebut.20
menentukan nasibnya sendiri secara merdeka, Dimasukkannya hak atas pendidikan
berkeadilan dan tanpa diskriminasi menjadi yang menjadi satu bagian dari hak-hak
perhatian utama.17 EKOSOB tidak dalam artian selaras dalam
Perlunya melakukan identifikasi hak aspek regulasi hukum dalam hukum
atas pendidikan sebagai salah satu bagian dari internasional kepada hukum nasional, akan
hak-hak EKOSOB berangkat dari hak atas tetapi bagaimana komitmen negara dan
pendidikan dapat dikategorikan sebagai upaya seluruh elemen masyarakat untuk
pemberdayaan bagi masyarakat yang memberikan peluang dan akses pendidikan
bermartabat, artinya disini bahwa untuk yang setara serta tanpa diskriminasi,
menentukan kemajuan suatu negara dapat memberikan kesejahteraan dan peningkatan
dilihat dari bagaimana hak atas pendidikan ini sumber daya manusia (SDM) bagi guru, serta
betul-betul menjadi perhatian pemerintah dari perbaikan infrastruktur dan sarana prasarana,
negara tersebut untuk pemenuhan hak-hak dimana komitmen kuat dari itu semua
atas pendidikan tersebut.18 diformalkan kedalam regulasi hukum dan
Didalam Komentar Umum ke-13 kebijakan-kebijakan mengenai hak atas
Kovenan EKOSOB menyatakan bahwa alasan pendidikan, hal-hal tersebut menjadi prasyarat
utama mengapa hak atas pendidikan sebagai penting indikator pembangunan SDM suatu
salah satu bagian dari hak EKOSOB karena negara.
pendidikan merupakan salah satu instrumen
untuk merealisasikan kesejahteraan D. PEMBAHASAN
masyarakat. Karena, melalui pendidikan 1. Tujuan Diberikannya Bantuan Dana
menjadi sarana utama bagi orang dewasa dan Bank Dunia
Berdasarkan Pasal 1 The IBRD
Agreement menyatakan baik dari pinjaman
16
Steven J. Kless et.al, Economy, Aid, and Education, lunak maupun hibah/bantuan dari Bank Dunia
Sense Publisher, Rotterdam, 2013, h. 16-18
17
Norma Bernstein Tarrow, et.al, Human Rights and
19
Education, Pergamon Press, Oxfordshire, 1987, h. 8. Komnas HAM RI, Komentar Umum Kovenan
18
Joel Spring, The Universal Right to Education; Internasional (Terjemahan Dalam Bahasa Indonesia),
Justification, Definiton, and Guidelines, Lawrence Komnas HAM, Jakarta, 2009, h.155.
20
Erlbaum Associates, inc., London, h. 28-29. Ibid
membuat kerangka acuan mengenai 2003. Dalam norma hukum nasional tersebut
kewajiban dan tanggung jawab negara untuk dapat dilihat, bahwa betapa besar komitmen
memenuhi, menghormati, dan melindungi hak Indonesia dalam pemenuhan hak atas
atas pendidikan khususnya bagi anak-anak, pendidikan yang menjadi instrumen dalam
yaitu:28 mensejahterahkan dan kewajiban untuk
(a) Memastikan dukungan politik dengan mengenyam pendidikan dasar, serta
berbagai kebijakan serta kondisi penyelenggaraan sistem pendidikan nasional
perekonomian yang memadai dalam yang mencetak karakter seluruh masyarakat
rangka memastikan bahwa seluruh Indonesia.
peserta didik yang notabene anak-anak di Komitmen besar Indonesia dalam
negara tersebut dapat menikmati hak atas merubah kondisi pendidikan di Indonesia ada
pendidikannya tanpa ada hambatan, maka pada Pasal 31 ayat (4) UUD 1945, dimana
dibutuhkan APBN yang surplus didukung negara mengalokasikan anggaran didalam
dengan porsi dan distribusi yang merata anggaran pendapatan dan belanja negara
dalam pendanaan akses pendidikan gratis; (APBN) serta dari anggaran pendapatan dan
(b) Komitmen politik yang kuat dari stake belanja daerah (APBD) sekurang-kurangnya
holder terkait untuk membuat kebijakan dua puluh persen (20 %), prosentase yang
yang bertujuan kepada akses yang merata besar tersebut seyogianya dapat membuat
pada semua jenjang khususnya pemenuhan hak atas pendidikan di Indonesia
pendidikan dasar dan menengah, semakin lebih mudah. Hal yang perlu menjadi
peningkatan kesejahteraan guru, serta perhatian adalah berkenaan dengan alokasi
infrastruktur pendidikan dan sarana dana tersebut agar dapat tepat sasaran.
prasarana yang memadai, selain itu Terkait dengan prosentase anggaran
diperkuat dengan prinsip-prinsip “good 20% didalam APBN berdasar Pasal 28C ayat
governance” yang dijalankan oleh stake (2) dan Pasal 31 ayat (4) UUD 1945 pernah
holder, seperti: memberantas budaya menjadi dasar pengujian UU Nomor 16
mafia dan pungutan liar di dunia Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-
pendidikan, akuntabilitas dan transparansi Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang
anggaran, dan pemberdayaan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
kekuatan sipil lainnya; Tahun Anggaran 2008 terhadap UUD 1945
(c) Kebijakan makro-ekonomi dalam dunia dihadapan Mahkamah Konstitusi (MK), hal
pendidikan, semisal memberikan tersebut dituangkan dalam Putusan
prosentase lebih pendanaan dalam APBN Mahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-
pada sektor pendidikan. VI/2008 tanggal 13 Agustus 2008, dengan
Pemohon Prof. Dr. Muhammad Surya, dkk.
6. Ketentuan Hukum Nasional Mengenai Dalam amar putusan, Majelis Hakim
Hak Atas Pendidikan berpandangan bahwa:
Didalam mekanisme hukum nasional, (a) Menyatakan Permohonan para Pemohon
pengaturan mengenai hak pendidikan juga dikabulkan;
termasuk didalam UUD 1945 yang bertujuan (b) Menyatakan UU Nomor 16 Tahun 2008
untuk pemenuhan hak-hak konstitusional tentang Perubahan Atas UU Nomor 45
masyarakat Indonesia, norma mengenai hak Tahun 2007 tentang APBN Tahun 2008
pendidikan tertera pada Pasal 28C ayat (1) (LNRI Nomor 63, tambahan LNRI
serta Pasal 31 ayat (1) – ayat (4) dan Nomor 4848) bertentangan dengan UUD
diturunkan pada Undang-Undang Nomor 39 1945;
tahun 1999, Undang-Undang Nomor 20 tahun (c) Menyatakan UU Nomor 16 Tahun 2008
tentang Perubahan Atas UU Nomor 45
Tahun 2007 tentang APBN Tahun 2008
28
UNICEF, Op. Cit, h.40-48.
dengan lingkup pemerintahan terkecil adalah tahun 2012.29 Kemudian pemerataan anggaran
desa, dimana disetiap desa di Indonesia tersebut dapat dinikmati semua Provinsi dan
memiliki karakteristiknya sendiri, dengan Kabupaten/Kota se-Indonesia sebanyak 93%.
bantuan tersebut diharapkan agar dapat Evaluasi dari proyek pinjaman lunak ini
menciptakan pembangunan secara buttom up adalah bagaimana intervensi dari Bank Dunia
yang berangkat dari Desa. terhadap implementasi dari program-program
b. Indonesia-BOS Knowledge yang dicanangkan dalam BOS ini. Hal ini
Improvement For Transparency And cukup beralasan, karena Bank Dunia
Accountability menginginkan agar pinjaman yang diberikan
Program Bantuan Operasiona Sekolah dapat tepat sasaran serta dapat kembali
(BOS) yang ditandatangani pada 30 dengan jangka waktu sesuai klausul, hal yang
Desember 2013 merupakan salah satu menjadi kejanggalan adalah terkait dengan
perjanjian pinjaman lunak (soft loan) antara kebebasan dari negara peminjam untuk
Pemerintah Indonesia dengan IBRD. Bantuan melakukan improvisasi pengelolaan pinjaman
tersebut dituangkan dalam sektor pendidikan tersebut dan mengaturnya sesuai dengan
dasar sebesar 70% dan pendidikan menengah kebijakannya sendiri.
sebanyak 30%, bantuan ini termasuk bantuan c. Kiat Guru: Kinerja Dan
gelombang 2 dari BOS yang telah Akuntabilitas Guru - Improving
ditandatangani sebelumnya, dengan Teacher Performance And
meningkatkan pinjaman sebesar US$ Accountability
2.000.000 pada tahun 2005. “Kiat Guru: Kinerja Dan Akuntabilitas
Perjanjian ini dituangkan dalam Guru - Improving Teacher Performance And
Indonesia – Bos Knowledge Improvement For Accountability”, merupakan perjanjian
Transparency And Accountability dengan pinjaman lunak antara Indonesia dengan Bank
loan agreement no. P107661. Pinjaman Dunia yang menyentuh sektor peningkatan
tersebut sebesar US$ 10.190.000 yang kualitas guru yang menjadi satu instrumen
dituangkan dalam beberapa program seperti: dari pengembangan mutu pendidikan di
bantuan dana operasional sekolah, beasiswa Indonesia. Proyek yang ditandatangani pada
dan jaminan pendidikan bagi anak-anak usia 31 Maret 2016 tersebut berkisar 208 Triliun
sekolah 7-15 tahun, bantuan infrastruktur Rupiah/ US$ 15.400.000. Dana sebesar itu
sekolah, pelatihan untuk tim BOS, dan studi dialokasikan untuk pembayaran guru di
komprehensif sekolah berbasis manajemen. Indonesia, dengan Loan Agreement No.
Bantuan dana ini bertujuan untuk C56822.
meningkatkan akses dan kualitas pendidikan Program ini bertujuan meningkatkan
Indonesia dengan memperkuat partisipasi kesejahteraan guru secara signifikan melalui
masyarakat, memperbaiki transparansi dan program sertifikasi, insentif guru, dan segala
akuntabilitas pengelolaan anggaran program lain untuk menciptakan reformasi
pendidikan, dan pemanfaatan untuk biaya manajemen guru di Indonesia. Salah satunya
operasional sekolah, hal ini dalam rangka mendukung dibentuknya Undang-Undang
untuk mewujudkan perlindungan pendidikan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
bagi masyarakat Indonesia yang dituangkan negara untuk kinerja guru Pegawai Negeri
dalam Konstitusi UUD 1945. Sipil (PNS) berbasis prestasi, dimana sistem
Secara umum, hasil yang didapatkan
dari proyek pinjaman dana ini adalah 29
Bank Dunia, Independent Evaluation Group Review;
peningkatan prosentase penerima hibah dari Indonesia-BOS Knowledge Improvement For
47% pada tahun 2008 menjadi 80% pada Transparency And Accountability (Report No:
ICRR14275), The World Bank Publisher, Washington
D.C., 2013, h.3.
birokrasi guru mendorong evaluasi berbasis 8. Batas Pemenuhan dan Pelanggaran Oleh
kinerja dan penggunaan insentif sebagai basis Negara Terhadap Hak Atas Pendidikan
kinerja. Kemudian juga mendukung Berkaitan dengan batasan pemenuhan
dibentuknya Undang-Undang Nomor 6 Tahun hak atas pendidikan, apabila menggunakan
2014 tentang Desa, dimana menyediakan pendekatan yang digunakan oleh Katarina
kerangka kerja untuk pemberdayaan Tomasevski yang merupakan pelapor khusus
masyarakat dengan alokasi anggaran bagi Komisi EKOSOB PBB, mempunyai konsep
guru yang didesiminasi pada setiap desa di untuk mengukur pemenuhan hak-hak
Indonesia per-tahun, hal ini bertujuan untuk EKOSOB, yaitu 4-A dimana hal tersebut juga
meningkatkan kualitas guru yang ada di dituangkan dalam Komentar Umum 13
pedesaan dengan prinsip transparansi dan Kovenan EKOSOB ada beberapa poin dimana
keterbukaan.30 Pemberian dana yang negara pihak wajib melaksanakannya, yaitu:
diperuntukkan untuk guru dengan total ketersediaan (availability), keterjangkauan
pinjaman sebesar tersebut seyogianya dapat (accessibility), keterterimaan (acceptability),
dikontrol dan diawasi oleh semua pihak, kesesuaian (adaptability). Ketersediaan
karena pembiayaan guru harus berbanding (availability), berkaitan dengan pelaksanaan
lurus dengan peningkatan kualitas dan fungsi pemenuhan hak–hak EKOSOB beserta
perbaikan mutu pendidikan di Indonesia, berbagai macam sumber daya (resources)
dimana dari pinjaman tersebut dapat yang ada juga berkenaan dengan adanya
mencetak guru-guru yang profesional, program yang mendukung hal tersebut,
inovatif, dan berkompeten, tanpa namun demikian bergantung kepada kapasitas
mengkhawatirkan aspek kesejahteraan lagi. taraf pembangunan negara masing-masing. 31
Dari beberapa data mengenai bantuan Kemudian berkaitan dengan
Bank Dunia pada sektor pendidikan di keterjangkauan (accessibility), dimana pasca
beberapa negara termasuk Indonesia dapat tersedianya berbagai macam sumber daya
diambil garis merah, bahwa pemenuhan hak yang ada dalam mendukung hak-hak tersebut
pendidikan di negara-negara tersebut perlu kemudian yang dapat dilihat adalah
mendapatkan intervensi dan dukungan dari keterjangkauan dalam rangka pemenuhan
Bank Dunia sendiri dalam rangka mencapai hak-hak terkait, misalnya: semua fasilitas
tujuan dari pelayanan pendidikan, serta dalam pemenuhan hak-hak EKOSOB
memastikan dana bantuan yang diberikan peruntukannya tidak diskriminatif, lalu
telah dikerjakan dalam proyek-proyek bagaimana keterjangkauan fisik,
pendidikan yang tepat sasaran. Berbagai keterjangkauan ekonomi (affordability), serta
macam cara, baik intervensi kebijakan, keterjangkauan informasi tidak menimbulkan
maupun harmonisasi aturan, sehingga negara kesenjangan dalam penikmatan hak tersebut.
penerima bantuan dana dari Bank Dunia Lalu mengenai keterterimaan
diwajibkan mengikuti standar-standar yang (acceptability), apakah kemudian berbagai
ditentukan tersebut untuk diterapkan dalam macam sarana dan sumber daya dalam rangka
kebijakan dan regulasi hukum nasional, pemenuhan hak-hak EKOSOB tersebut sesuai
sehingga tujuan besar dari bantuan pendidikan dengan kehendak dan tidak bertentangan
Bank Dunia dapat tercapai. dengan nilai adat budaya, agama, kesopanan,
dan tata krama dalam masyarakat, hal tersebut
juga menjadii varian penting dalam
30
pemenuhan hak-hak EKOSOB. Terakhir,
Bank Dunia, Project Information Document (PID)
Identification/Concept Stage; KIAT GURU: Kinerja
dan Akuntabilitas Guru “Improving Teacher 31
Mimin Rukmini, et.al, Pengantar Memahami Hak
Performance and Accountability”(Report EKOSOB, Pusat Telaah dan Informasi Regional
No:PIDC56822), The World Bank Publisher, (PATTIRO), Jakarta, 2006, h.29-34, juga bisa dilihat di
Washington D.C., 2016, h.2-3. Komnas HAM, Ibid.
34
Ibid, h.13.
Internet
IMF, “History of Bretton Woods Agreement
1944; Cooperation and Recostruction
(1944-71)”, Washington DC, 2008,
pada
https://www.imf.org/external/about/hist
coop.htm, diakses pada 10 Agustus
2018.
Kamus
Henry Campbell Black, “Black’s Law
Dicitionary”, West Group, St. Paul, 1999