Professional Documents
Culture Documents
Makalah Produk Halal
Makalah Produk Halal
Makalah
Oleh
Kelompok 2
A.Wahyu Ramadhan (742342021077)
Akmal (742342021091)
A.Fitrah Nanda (742342021067)
Dosen Pengajar :
Nurfadhilah Rasyid,S.Pd., M.E.
atas petunjuk dan kemudahan yang diberikan kepada kami dalam penyelesaian
salah satu tugas mata kuliah Hukum Perlindungan Konsumen. Materi yang kami
Tak lupa kami curahkan sholawat dan salam kepada junjungan Nabi
Muhammad SAW yang juga telah memberi petunjuk bagi kita semua, sehingga
bisa terselamatkan dari lembah kesesatan. Dalam penyusunan makalah ini, tak
semudah apa yang kami bayangkan. Banyak kesulitan dan hambatan yang kami
lalui dalam penyusunan makalah ini. Tapi berkat Izin dan Rahmat Allah SWT
Harapan kami sebagai penyusun makalah, yaitu semoga apa yang terdapat
dalam lembaran kertas ini, dapat memberi manfaat bagi para pembaca. Tak lupa
pula kami haturkan maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat
Allah SWT.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan …………………………………………….……………. 19
B. Saran ……………………………………………………………………
19
iii
BAB I
PENDAHULUAN
dan tumbuhan. Makhluk hidup tersebut merupakan satu kesatuan dalam hubungan
sosial antar makhluk hidup. Manusia membutuhkan bahan yang dapat ia olah
menjadi makanan yang dapat membuat dia tidak letih dalam menjalankan
tumbuhan sebagai bahan untuk membuat olahan dari kulit ia dapat makan dan
manusia namun ada juga hewan yang hidup di alam liar sehingga tidak
Allah SWT. diciptakan untuk tetap bertasbih dan bersujud kepada-Nya.,apakah itu
sifat yang berdampak negatif, tidak memakan makanan yang telah dilarang dalam
agama dan berbuat kebaikan seperti memakan makanan yang halal. Makanan
halal merupakan suatu makanan yang wajib dikomsumsi bagi Umat Islam dalam
terhadap pelaku Usaha yang bersedia memberi label halal setiap produksinya
dll.
Produsen sebagai tanggung jawab yang diamanahkan oleh Allah S.W.T dan oleh
kepada masyarakat luas utamanya bagi masyarakat Muslim untuk extra hati-hati
memilih yang sudah bersertifikat halal dengan berlabel halal dalam artian
produk-produk halal.
B. RUMUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN PENULISAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
manusia, dari sisi bisnis kedua jenis usaha ini akan terus berlangsung
dari segi dzat dan hakikatnya adalah tunggal. Adapun jika disebut buruk,
daging babi atau darah sama dengan mengkonsumsi nasi. Tetapi daging
babi dan darah diharamkan karena membawa pengaruh yang amat buruk.
2
Syeikh Izzuddin Ibnu Abdis Salam, Kaidah-Kaidah Hukum Islam
dalam Kemaslahatan Manusia, (Bandung Nusa Media, 2011), h 470
4
3
memperolehnya tidak dibenarkan oleh ajaran Islam. Dengan demikian, benda
haram jenis kedua terbagi dua. Pertama, bendanya halal tapi cara penangananya
tidak dibenarkan oleh ajaran Islam; misalnya kambing yang tidak dipotong secara
syar‟i, sedangkan yang kedua, bendanya halal tapi diperoleh dengan jalan atau
cara yang dilarang oleh agama, misalnya hasil korupsi, menipu dan sebagainya.
Mengenai benda haram ini di jelaskan, antara lain dalam firman Allah.4
oleh sebab keduanya, tidak dapat dihalalkan lagi. Sebaliknya barang yang telah
halal karena sifat-sifatnya, maka tidak dapat diharamkan kecuali berdasarkan cara
(sebab) memperolehnya.5
Produk halal menjelaskan bahawa produk halal adalah Produk yang telah
dinyatakan halal sesuai dengan syariat.6 Menurut Pasal 1 Angka 5 Peraturan
Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan menyatakan
bahwa :
“Panganan halal adalah pangan yang tidak mengandung unsur atau bahan
yang haram atau dilarang untuk dikonsumsi umat Islam, baik yang menyangkut
bahan baku pangan, bahan tambahan pangan, bahan bantu dan bahan penolong
lainnya termasuk bahan pangan yang di olah melalui proses rekayasa genetik dan
iridasi pangan, dan yang pengelolaanya dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum
agama Islam”.
3
Tim Penyusun, Himpunan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, (Jakarta : Erlangga
2011). h. 948
4
Ibid h. 949
5
Syeikh Izzuddin Ibnu Abdis Salam, Kaidah-Kaidah Hukum h. 75
6
Pasal 1 undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tetang Produk halal
5
Setiap musim meyakini bahwa Islam adalah salah satu agama yang
dapat ditinjau dari segi pandangan hukum dan thayyib yaitu yang melekat pada
materi (Produk). Oleh karena itu halal harus mencakup dua aspek, yaitu halal
secara lahiriah dan batiniah. Halal secara lahiriah dikaitkan dengan yang dapat
lain. Di samping itu, peralatan yang dipergunakan pada proses pembuatan produk
tersebut tidak digunakan juga untuk mengolah suatu bahan yang haram. Jenis
bahan baku, pekerja dan teknik mengerjakan harus memenuhi kriteria halal.
7
F.M Nashshar, Antara Halal Dan Haram,(Bandung : Angkasa 2013), h. 10
8
Al-Quran dan Terjamahannya
9
Sopan, Sertifikatsi Halal Majelis Ulama Indonesia Studi Atas Fatwa Halal MUI Terhadap Produk
Makanan, Obat Obatan Dan Kosmetik, (Jakarta: GP perss, 2013), h. 13
10
Enizar “Hadis Ekonomi” (Jakarta : Rajawali Pers, 2013) h. 109
6
Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk
halal, dijelaskan bahwa produk merupakan barang dan/ jasa yang terkait dengan
Pada dasarnya semua bahan yang berasal dari hewan, tumbuhan, tanaman
atau bahan tambahan yang diperoleh melalui proses kimia yang digunakan untuk
halal kecuali bahan yang dilarang oleh syari’at Islam. Seperti yang terkandung
11
Al-Qur’an dan Terjemahannya
7
Artinya : “Dari Abu Abdillah Nu‟man bin Basyir r.a,”Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda, „Sesungguhnya yang halal itu jelas dan
yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara
yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak.
Maka, barang siapa yang takut terhadap syubhat, berarti dia telah
menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan barang siapa yang
terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam
perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang
menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar (ladang) yang
dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan
memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan
larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa
dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah
seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh.
Ketahuilah bahwa dia adalah hati” 12
ditetapkan secara jelas dalam nash Al-Quran dan hadis Rasulullah Saw.14 Halal
dapat ditinjau dari segi pandangan hukum dan thayyib yaitu yang melekat pada
materi (Produk). Oleh karena itu halal harus mencakup dua aspek, yaitu halal
secara lahiriah dan batiniah. Halal secara lahiriah dikaitkan dengan yang dapat
12
Abu Isa Muhammad bin Isya at-Tirmidzi, Ensiklopedia Hadits 6 : Jami‟ at-Tirmidzi, (Jakarta : Almahira,
2013), h. 428
13
Sopan, Sertifikatsi Halal Majelis Ulama Indonesia Studi Atas Fatwa Halal MUI Terhadap Produk Makanan,
Obat Obatan Dan Kosmetik, (Jakarta: GP perss, 2013), h. 13
14
Enizar “Hadis Ekonomi” (Jakarta : Rajawali Pers, 2013), h. 109
8
pendengaran. Menyangkut status kesehatan, pemeriksaan laboratorium dan lain-
lain. Di samping itu, peralatan yang dipergunakan pada proses pembuatan produk
tersebut tidak digunakan juga untuk mengolah suatu bahan yang haram. Jenis
bahan baku, pekerja dan teknik mengerjakan harus memenuhi kriteria halal.
halal, dijelaskan bahwa produk merupakan barang dan/ jasa yang terkait dengan
legal, dan sesuai hukum Islam atau syariah. Jika dikaitkan dengan produk
farmasetik, makanan, dan minuman, maka halal dapat dimaknai sebagai produk
seorang muslim. 15 Aturan syariah memperbolehkan setiap orang untuk makan dan
dan bahaya.
5. pada yang halal terdapat sesuatu yang bisa menghindarkan dari yang haram.
9. menjauhkan diri dari sesuatu atau produk yang syubhat (meragukan) adalah
dinyatakan halal sesuai syariat Islam dan jaminan produk halal adalah kepastian
hukum terhadap kehalalan suatu produk yang dibuktikan dengan sertifikat halal.
diharamkan adalah bangkai, darah, babi, dan daging hewan yang disembelih
dengan menyebut nama selain Allah SWT, serta Khamr atau minuman yang
jumlahnya sangat sedikit. Selebihnya, apa yang ada di muka bumi ini pada
16
Ibid, hal. 2-3
17
“Kewajiban Mengkonsumsi Makanan Halal”, (http:// www.halalmui.org/
newMUI/index.php/main / go_to_ section/14/39/page/1, diakses 20 Maret 2014).
10
dasarnya adalah halal, kecuali yang dilarang secara tegas dalam Al Qur’an dan
Hadits. Jadi secara umum dapat diartikan bahwa produk halal adalah produk yang
3. semua bahan yang berasal dari hewan halal yang disembelih menurut tata cara
syariat Islam.
untuk babi atau barang yang tidak halal lainnya terlebih dahulu harus
dibersihkan dengan tata cara yang diatur dalam syariat Islam semua makanan
haram tersebut yang dimanfaatkan sebagai bahan baku, bahan tambahan, atau
bahan penolong pada berbagai produk olahan, karena dianggap lebih ekonomis.
Akibatnya kehalalan dan keharaman sebuah produk seringkali tidak jelas karena
18
Ahmad Yusro Arifin, “Urgensi Sertifikasi Halal Bagi Upaya Perlindungan Konsumen di Indonesia”, Skripsi,
Fakultas Hukum, Universitas Islam Insonesia, 2011, hal. 19-20.
19
Ibid.
11
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka Komisi Fatwa MUI
menyimpulkan bahwa semua produk olahan pada dasarnya adalah syubhat. Oleh
karena itu diperlukan kajian dan penelaahan sebelum menetapkan status halal atau
haramnya suatu produk. Hal ini dilakukan untuk melindungi umat Islam dalam
Dalam Proses pengelolaan produk halal yang diatur dalam fatwa Majelis
Ulama Indonesia Nomor 4 tahun 2003 Tentang Standardisasi fatwa halal adalah
sebagai berikut :
a. Khamr
yang direkayasa adalah haram atas dasar ةJ د الذريعJJ( سpreventif), tapi tidak
najis.
5) Minuman keras yang dibuat dari air perasan tape dengan kandungan ethanol
6) Tape dan air tape tidak termasuk khamr, kecuali apabila memabukkan.
20
Ibid.
12
b. Ethanol, fulse oil, ragi, dan cuka
1. Ethanol yang merupakan senyawa murni yang bukan berasal dari industri
d) Fusel oil yang bukan berasal dari khamr adalah halal dan suci.
e) Fusel oil yang berasal dari khamr adalah haram dan najis.
f) Komponen yang dipisahkan secara fsik dari fusel oil yang berasal dari
g) Komponen yang dipisahkan secara fsik dari fusel oil yang berasal dari
h) Cuka yang berasal dari khamr baik terjadi dengan sendirinya maupun
sehingga hilang rasa, bau dan warna khamrnya, hukumnya halal dan
suci.
c. Pemotongan hewan
13
1. Penyembelih adalah orang yang beragama Islam dan akil balig.
besi, bambu, atau lain-lainnya kecuali gigi dan kuku, begitu juga segala
macam tulang.
dan
14
3) Tidak boleh mengkonsumsi dan menggunakan bahan campuran bagi
benda-benda atau binatang yang diharamkan, seperti mie instan rasa babi,
dan lain-lain. 21
bahan, dsb. SOP untuk bagian QA/QC menguraikan tentang prosedur penggunaan
a) Pra Penyembelihan.
21
Tim penyusun, Himpunan Fatwa MUI., h. 700
15
hewan-hewan haram.
• Ruang Pemotongan harus dipisah antara hewan halal dan hewan haram.
b) Proses penyembelihan
muslim.
jalan darah.
menyembelih).
c) Pasca Penyembelihan
• Pada proses pendistribusian harus dipisahkan antara daging dari hewan halal
16
Proses Produksi Halal dalam Industri Pengolahan dan Rumah Makan
a) Perencanaan.
pengembangan.
• Bila ada hal-hal yang tidak diketahui, pihak auditor internal halal melakukan
dengan produk non halal, bila perusahaan tidak hanya memproduksi bahan
halal saja.
persyaratan halal.
• Setiap bahan yang dipesan harus dimintakan dokumen halal (spesifikasi asal
17
bahan yang bersangkutan.
• Bila ada Produksi non sertifikasi halal harus dipisahkan dari produksi
bersertifikasi hahal.
proses.
• Bahan baku untuk produksi halal harus dipisah dari bahan baku produksi
non halal.
• Bahan jadi produk halal harus dipisahkan dari bahan jadi produk non halal.
22
Anwar, Ali (2007). Tinjauan Islam terhadap Makanan dan Minuman. Tersedia di
http://www.unpas.ac.id/file:///D:/aims/pangan%20halal/pangan%20dalam%20pandangan%20islam.htm.
Diakses 6 Desember 2007
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Halal artinya adalah aman, bersih, berkualitas, dan bergizi untuk segala objek atau
lainnya maupun alam itu sendiri. Memperhatikan Maqashid syariah dalam etika
mashlahah.
B. Saran
Jika ditinjau ulang, tentu didalam makalah ini tidak akan lepas dari
koreksi para pembaca. Karena kami menyadari apa yang kami sajikan ini
sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca agar nantinya makalah ini akan
19
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Ali, 2007. Tinjauan Islam terhadap Makanan dan Minuman. Tersedia di
http://www.unpas.ac.id/file:///D:/aims/pangan%20halal/pangan
%20dalam%20pandangan%20islam.htm. Diakses 6 Desember 2007
At-Tirmidzi, Abu Isa Muhammad bin Isya, Ensiklopedia Hadits 6 : Jami‟ at-
Tirmidzi, Jakarta : Almahira, 2013
Sopan, Sertifikatsi Halal Majelis Ulama Indonesia Studi Atas Fatwa Halal MUI
Terhadap Produk Makanan, Obat Obatan Dan Kosmetik, Jakarta: GP
perss, 2013
20