Manuskrip Raihan Alfisahrin Sarfan

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 10

Research Article

FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN STATUS IMUNISASI CAMPAK-


RUBELLA LANJUTAN PADA ANAK USIA 20-59 BULAN DI DESA LABUHA
KECAMATAN BACAN TAHUN 2023

Elpira Asmin*, Raihan Alfisahrin Sarfan, Rizki Ayu3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Pattimura

Abstract
Measles is an infectious disease caused by a viral infection. The measles virus is known as
Morbilivirus. Measles is a disease that causes a systemic rash and there are several clinical
manifestations that can cause complications. The purpose of this study was to determine factors
related to advanced measles-rubella immunization status in children aged 20-59 months in
Labuha Village, Bacan District in 2023. This study was an observational analytic study with a
cross-sectional approach using primary data obtained from 143 respondent. The sampling
technique used is Simple Random Sampling. The results of this study showed that out of 143
children aged 20-59 months in Labuha Village who had received advanced measles-rubella
immunization, 67 children (46.9%), while children who did not receive advanced measles-
rubella immunization, were 76 children (53, 1%). The results showed that the related factors
were education (p=0.004), knowledge (p=0.002), basic immunization status (p=0.034). The
variable that has no relationship is the mother's employment status (p=0.102). The conclusion
of this study is that there is a relationship between education level, level of knowledge, and
children's basic immunization status. However, there was no relationship between the mother's
employment status and the measles-rubella immunization status. It is hoped that the Labuha
health center will improve education and outreach regarding immunization so that it can
motivate people to take part in routine immunization programs.

Keywords: Immunization, Measles-Rubella, Labuha

Pendahuluan Menurut World Health Organization (WHO),


Penyakit campak adalah penyakit menular campak merupakan penyakit sangat menular yang
yang disebabkan oleh infeksi virus. Virus campak menyerang manusia. Ini disebabkan oleh
dikenal dengan Morbilivirus dan termasuk dalam Paramyxovirus dalam genus Morbilivirus.
golongan virus RNA. Campak merupakan Penularan virus campak terjadi dari orang ke
penyakit yang menyebabkan ruam secara sistemik orang terutama melalui droplet. Serangan campak
dan terdapat beberapa manifestasi klinis yang biasanya tertinggi pada anak usia pra-sekolah
dapat menyebabkan terjadinya komplikasi. yang belum menerima imunisasi secara lengkap
atau belum pernah terpapar campak sebelumnya.
Imunisasi merupakan suatu upaya untuk
memberikan kekebalan terhadap penyakit
menular dan dapat membentuk imunitas dalam
tubuh. Perlu upaya untuk meningkatkan cakupan
imunisasi campak, dengan meningkatnya cakupan
imunisasi campak diharapkan dapat menurunkan
angka kasus campak.
Berdasarkan data WHO pada tahun 2010 tercatat Metode
cakupan imunisasi sebesar 85%. Penelitian ini menggunakan desain analitik
Diperkirakan jumlah kasus campak menurun kuantitatif dengan cara pendekatan cross-
sebesar 65% dan meningkat sebesar 95% pada sectional. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 20
tahun 2019. Penyebaran kasus tertinggi April – 05 Mei 2023 di Desa Labuha, Kecamatan
didapatkan di 4 Provinsi yaitu Provinsi Jawa Bacan, Kabupaten Halhamera Selatan. Jumlah
Tengah 680 kasus, DKI Jakarta 596 kasus, dan DI populasi dalam penelitian ini ialah seluruh ibu
Yogyakarta 408 kasus. Di Maluku Utara yang memiliki anak usia 20-59 bulan yang berada
berdasarkan data Ditjen P2P, Kemenkes RI Tahun di desa Labuha, kecamatan Bacan, kabupaten
2021 dengan cakupan imunisasi campak lanjutan Halmahera Selatan sebanyak 224 ibu, teknik
sebesar 46,3%. Proporsi suspek campak pada pengambilan sampel menggunakan simple
anak usia 1-4 tahun sebesar 25,5% dan termasuk random sampling sehingga sampel sebesar 143
sebagai provinsi dengan proporsi suspek campak ibu.
terbesar yang bersamaan dengan Papua Barat, dan Variabel indepnden dalam penelitian ini
Papua. adalah tingkat pendidikan ibu, tingkat
Riset Kesehatan Dasar Nasional pengetahuan ibu, status pekerjaan ibu, dan status
(RISKESDAS) tahun 2018, tercatat dengan imunisasi dasar anak. Variabel dependen ialah
cakupan imunisasi campak dasar dengan usia 12- status imunisasi campak-rubella lanjutan. Data
23 bulan sebesar 66%, kemudian cakupan yang di peroleh peneliti dalam penelitian ini
imunisasi campak lanjutan dengan usia 24-35 secara langsung dari responden dengan
bulan sebesar 37,4%.6 Di Kabupaten Halmahera membagikan kuesioner secara tatap muka pada
Selatan, berdasarkan data dari RISKESDAS masing-masing variabel.
provinsi tahun 2018, total cakupan imunisasi Kuesioner pada variabel independen berisi
campak dasar dengan usia 12-23 Bulan mencapai pertanyaan positif. Variabel tingkat pengetahuan
47,78%. Sedangkan untuk cakupan tertinggi ibu berisi 13 item pertanyaan. Metode analisis
imunisasi campak lanjutan mencapai 39,18%. menggunakan uji Chi- Square dengan tingkat
Rendahnya cakupan imunisasi campak tidak kemaknaan 5 % atau p = 0,05. Penerapan etika
lepas dari beberapa faktor seperti faktor penelitian yaitu setelah mendapatkan
predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor rekomendasi dari dinas kesehatan tentang ijin
penguat. Faktor predisposisi terdiri atas tingkat penelitian dan sebelum proses pengambilan data
pengetahuan, tingkat pendidikan, dan status harus mendapatkan ijin dari responden (Informed
pekerjaan. Faktor pemungkin terdiri dari Consent). Saat penelitian berlangsung peneliti
keterjangkauan lokasi imunisasi, dan sarana harus menjaga etika penelitian berupa
prasarana, serta faktor penguat yang terdiri dari Anonymity, Confidentiality, Fidelity, Autonomy,
dukungan petugas kesehatan maupun pemerintah. Freedom, Beneficience Dan Non maleficience.
Hasil
Adapun karakteristik responden sebagai berikut
Tabel 1. Karakteristik Ibu
Karakteristik Ibu Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia (tahun)
20-24 tahun 19 13,3
25-29 tahun 70 49
30-35 tahun 54 37,8
Total 143 100
Tingkat Pendidikan
SD 7 7,9
SMP/MTS 23 16,1
SMA/SMK 79 55,2
Perguruan Tinggi 34 23,3
Total 143 100
Paparan Informasi
Pernah 116 79,5
Belum 27 18,5
Total 143 100
Sumber Informasi
Koran - -
Media Eletronik 14 9,8
Petugas Kesehatan 102 71,3
Orang Lain - -
Total 116 81,1
Status Pekerjaan Ibu
Ibu Rumah Tangga 89 62,2
PNS 18 12,6
Wiraswasta 15 10,5
Petani/Nelayan 21 14,7
Total 143 100

Karakteristik responden berdasarkan kategori pernah yaitu sebanyak 116 responden


sosiodemografi dapat dilihat pada Tabel 4.1. yang (79,5%). Berdasarkan sumber informasi yang
menunjukkan bahwa responden yang paling didapatkan, responden paling banyak
banyak berada pada usia 25-59 tahun yaitu mendapatkan melalui petugas kesehatan sebanyak
sebanyak 70 responden (49%). Berdasarkan 102 responden (71,3%). Berdasarkan status
tingkat Pendidikan, responden paling banyak pekerjaan ibu, responden paling banyak bekerja
berada pada tingkat SMA/SMK yaitu sebanyak 79 sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 89
responden (55,2%). Berdasarkan informasi yang responden (62,2%). Karakteristik anak dapat
didapatkan, responden paling banyak pada dijelaskan pada tabel berikut :
Tabel 2. Karakteristik Anak
Karakteristik Anak Frekuensi (f) Persentase (%)
Usia (bulan)
20-29 bulan 76 53,1
30-39 bulan 22 15,4
40-49 bulan 37 25,9
50-59 bulan 8 5,6
Total 143 100
Riwayat Penyakit
Ada 17 11,9
Tidak Ada 126 88,1
Total 143 100
Status Imunisasi Dasar
Lengkap 74 51,7
Tidak Lengkap 69 48,3
Total 143 100
Status Imunisasi Campak-Rubella
Lanjutan
Ya 67 53,1
Tidak 76 46,9
Total 116 81,1

Berdasarkan usia anak, anak paling banyak anak paling banyak pada kategori lengkap
berada pada usia 20-29 bulan yaitu sebanyak yaitu sebanyak 74 anak (51,7%). Berdasarkan
76 anak (53,1%). Berdasarkan riwayat status imunisasi campak-rubella lanjutan usia
penyakit, anak paling banyak pada kategori 18-59 bulan, anak paling banyak pada
tidak ada yaitu sebanyak 126 anak (88,1%). kategori tidak yaitu sebanyak 76 anak
Berdasarkan kelengkapan imunisasi dasar, (53,1%).

Tabel 3. Hubungan Status Imunisasi Campak-Rubella dengan Tingkat Pendidikan Ibu

Status Imunisasi Campak-Rubella Nilai P


Total
Lanjutan

Tingkat Ya Tidak
Pendidikan
%
n % n % n

Pendidikan Dasar 7 25 21 75 28 100

Pendidikan 40 46,5 46 53,5 86 100


Menengah 0,004

Perguruan Tinggi 20 69 9 31 29 100

Total 67 46,9 76 53,1 143 100


Berdasarkan hasil pada Tabel 4.4. terlihat pendidikan terendah yang memiliki anak yang
bahwa nilai p sebesar 0,004 yang berarti bahwa diimunisasi campak-rubella lanjutan lebih sedikit
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat 7 responden (25%) dibandingkan yang belum
pendidikan dengan status imunisasi campak- diimunisasi campak-rubella lanjutan 21
rubella lanjutan pada anak usia 20-59 bulan. Tabel responden (75%).
tersebut menunjukkan bahwa responden dengan

Tabel 4. Hubungan Status Imunisasi Campak-Rubella dengan Tingkat Pengetahuan Ibu

Status Imunisasi Campak-Rubella Nilai P


Total
Lanjutan
Tingkat Ya Tidak
Pengetahuan

n % n % n %

Kurang 30 40,5 44 59,5 74 100

19 40,4 28 59,6 47 100


Cukup 0,002

Baik 18 81,8 4 18,2 22 100

Total 67 46,9 76 53,1 143 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.5. terlihat tingkat pengetahuan kurang memiliki anak yang
bahwa nilai p sebesar 0,002 yang berarti bahwa diimunisasi campak-rubella lanjutan sebanyak 30
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat responden (40,5%) sedangkan yang belum
pengetahuan dengan status imunisasi campak- diimunisasi campak-rubella lanjutan 44
rubella lanjutan pada anak usia 20-59 bulan. Tabel responden (59,5%).
tersebut menunjukkan bahwa responden dengan

Tabel 5. Hubungan Status Imunisasi Campak-Rubella dengan Status Pekerjaan Ibu

Status Imunisasi Campak-Rubella Nilai P


Total
Lanjutan

Status Ya Tidak
Pekerjaan

n % n % n %

Bekerja 17 37 29 63 46 100
0,102
Tidak Bekerja 50 51,5 47 48,5 97 100

Total 67 46,9 76 53,1 143 100


Berdasarkan hasil pada Tabel 4.4. terlihat kategori tidak bekerja memiliki anak yang
bahwa nilai p sebesar 0,102 yang berarti bahwa diimunisasi campak-rubella lanjutan sebanyak 50
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara responden (51,5%) sedangkan yang belum
status pekerjaan dengan status imunisasi campak- diimunisasi campak-rubella lanjutan 47
rubella lanjutan pada anak usia 20-59 bulan. Tabel responden (48,5%).
tersebut menunjukkan bahwa responden dengan

Tabel 6. Hubungan Status Imunisasi Campak-Rubella dengan Status Imunisasi Dasar Anak

Status Imunisasi Campak-Rubella Nilai P


Total
Lanjutan
Status Imunisasi Ya Tidak
Dasar Anak

N % n % n %

Lengkap 41 55,4 33 44,6 74 100


0,034
26 37,7 43 62,3 69 100
Tidak Lengkap
Total 67 46,9 76 53,1 143 100

Berdasarkan hasil pada Tabel 4.4. terlihat imunisasi dasar yang lengkap banyak yang telah
bahwa nilai p sebesar 0,034 yang berarti bahwa menerima imunisasi campak-rubella lanjutan
terdapat hubungan yang signifikan antara status sebanyak 41 anak (55,4%) sedangkan yang belum
imunisasi dasar dengan status imunisasi campak- menerima imunisasi campak-rubella lanjutan 33
rubella lanjutan pada anak usia 20-59 bulan. Tabel responden (44,6%).
tersebut menunjukkan bahwa responden dengan

Pembahasan hubungan yang signifikan antnara tingkat


Hubungan Status Imunisasi Campak-Rubella pendidikan dengan keikutsertaan imunisasi
Lanjutan dengan Tingkat Pendidikan Ibu campak (p=0,000). Menurut asumsi peneliti dari
Hasil Penelitian ini didapatkan hubungan yang hasil penelitian ini adalah tingkat pendidikan
signifikan antara tingkat pendidikan dengan status merupakan salah satu faktor penting terbentuknya
imunisasi campak-rubella lanjutan. Faktor perilaku ibu atau orang tua dalam memberikan
pendidikan memiliki peran penting dalam imunisasi pada anaknya. Semakin tinggi
mempengaruhi individu untuk menerima atau pendidikan seorang ibu, semakin besar
menolak imunisasi. Semakin tinggi tingkat kemungkinan mereka memahami dan mematuhi
pendidikan ibu, semakin besar kemungkinan ibu jadwal imunisasi. Hal ini dikarenakan ibu tersebut
memahami manfaat imunisasi dan memilih memiliki kemampuan berpikir secara objektif dan
memberikan pada anaknya. Individu yang pengetahuan yang memadai untuk meningkatkan
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi perilaku mereka menjadi lebih baik.
juga cenderung lebih mudah mengakses informasi Hasil penelitian ini sejalan dengan yang
kesehatan dan sumber daya yang dibutuhkan dilakukan oleh Naibaho Mathica (2021), terdapat
untuk mendapatkan imunisasi. hubungan yang signifikan antara tingkat
Hasil penelitian ini didikung oleh penelitian pendidikan dengan kepatuhan imunisasi lanjutan.
yang dilakukan oleh Sagita Desni (2019), terdapat Data hasil analisis ditemukan hubungan dengan p-
value=0,001. Ibu yang memiliki pengetahuan dengan status imunisasi campak-rubella lanjutan.
yang kurang cenderung memiliki risiko 1,78 kali Ibu yang bekerja memiliki kesibukan dengan
lebih tinggi untuk tidak memathui pemberian pekerjaan mereka yang mengakibatkan kurangnya
imunisasi pada anaknya. waktu yang mereka miliki untuk memberikan
perhatian terhadap kesehatan anak-anak mereka.79
Hubungan Status Imunisasi Campak-Rubella Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Lanjutan dengan Tingkat Pengetahuan Ibu lain yang dilakukan oleh Wulan Mayang dkk
Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan (2018), diketahui bahwa ibu yang bekerja lebih
antara tingkat pengetahuan dengan status sedikit memberikan imunisasi campak pada bayi
imunisasi campak-rubella lanjutan. Hasil mereka dibandingkan dengan ibu yang tidak
penelitian menunjukkan bahwa tingkat bekerja. Hasil chi square menunjukkan bahwa
pengetahuan dari ibu juga menjadi salah satu tidak ada hubungan yang signifikan antara status
faktor untuk menerima ataupun menolak untuk pekerjaan dengan pemberian imunisasi campak-
memberikan imunisasi pada anaknya. rubella pada bayi mereka di wilayah kerja
Pengetahuan yang mumpuni tentang imunisasi
puskesma Johan Pahlawan (p=0,951). Dengan
dapat mendorong ibu untuk memberikan
kata lain, penelitian ini menunjukkan bahwa status
imunisasi pada anaknya. Semakin baik
pengetahuan seseorang tentang imunisasi, pekerjaan ibu tidak mempengaruhi kemungkinan
semakin tinggi kemungkinan bahwa anak mereka memberikan imunisasi campak-rubella pada bayi
akan mendapatkan imunisasi secara lengkap. mereka di wilayah kerja puskesmas Johan
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Pahlawan.
yang dilakukan oleh Putri Alisa (2020), terdapat Penelitian ini sejalan dengan yang
hubungan yang signifikan antara tingkat dilakukan oleh Andika Fauziah (2020), yang
pengetahuan terhadap keikutsertaan imunisasi menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan
MR dengan nilai (p=0,000). Tingkat pengetahuan antara status pekerjaan ibu dengan pemberian
merupakan salah satu faktor terkait pemberian imunisasi MR dengan nilai (p=0,540). Pada
imunisasi MR, sehingga tingkat pengetahuan penelitian tersebut menunjukkan bahwa status
yang kurang dapat berpengaruh terhadap pekerjaan tidak berpengaruh terhadap pemberian
keikutsertaan seorang ibu dalam program imunisasi MR. Dalam penelitian tersebut
imunisasi MR. ditemukan bahwa ibu yang bekerja lebih sedikit
Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dalam memberikan imunisasi MR pada anaknya
dilakukan oleh Keswara Romayati (2020), dibandingkan ibu yang tidak bekerja, ibu yang
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat tidak bekerja kemungkinan besar lebih
pengetahuan terkait pemberian imunisasi MR meluangkan waktu untuk memberikan imunisasi
(p=0,012) dan nilai OR sebesar 3,222. Artinya, MR bagi anak mereka dibandingkan dengan ibu
ibu yang memiliki pengetahuan baik cenderung yang bekerja. Kepatuhan imunisasi baik ibu yang
3,222 kali lebih tinggi untuk memberikan bekerja maupun tidak, masih dapat menunjukkan
imunisasi MR dibandingkan ibu dengan perilaku yang baik meskipun memiliki waktu
pengetahuan buruk. Hal ini mungkin disebabkan yang sedikit untuk merawat anak dirumah, dan
oleh cara ibu memperoleh pengetahuan yang juga sebaliknya.
masih tradisional, hanya mengandalkan nalar dan
pemikirannya saja tanpa mempertimbangkan Hubungan Status Imunisasi Campak-Rubella
manfaat dari imunisasi. Lanjutan dengan Status Imunisasi Dasar Anak
Hasil penelitian ini didapatkan ada hubungan
Hubungan Status Imunsiasi Campak-Rubella yang signifikan antara status imuninasi dasar
Lanjutan dengan Status Pekerjaan Ibu dengan status imunisasi campak-rubella lanjutan.
Hasil penelitian ini didapatkan tidak adanya Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa status
hubungan yang signifikan antara status pekerjaan imunisasi dasar merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi pemberian imunisasi
campak-rubella lanjutan bagi anak. Imunisasi campak-rubella lanjutan sebanyak 67 anak
adalah suatu keberhasilan terbesar dalam bidang (46,9%), sedangkan anak yang tidak menerima
kesehatan masyarakat. Imunisasi pada anak-anak imunisasi campak-rubella lanjutan sebanyak 76
dapat mencegah penyakit menular dan imunisasi anak (53,1%). Hasil penelitian menunjukkan,
diakui sebagai program yang efektif serta terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu,
terjangkau. Setiap tahun, imunisasi dapat tingkat pengetahuan ibu, dan status imunisasi
mencegah seorang anak dari penyakit menular, dasar anak dengan status imunisasi campak-
kecacatan dan menyelamatkan jutaan nyawa anak rubella lanjutan dan tidak terdapat hubungan
di seluruh dunia. antara status pekerjaan ibu dengan status
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar imunisasi campak-rubella lanjutan.
Nasional (RISKESDAS) Tahun 2018, persentase
yang melengkapi imunisasi dasar mencapai Daftar Pustaka
38,1% dan yang tidak melengkap mencapai
43,8%, sedangkan persentase yang menerima Griffin, D. E. (2020). Measles virus
imunisasi campak-rubella lanjutan hanya persistence and its consequences.
mencapai 37,4%. Dari data tersebut bahwa Current Opinion in Virology, 41, 46–51.
kelengkapan imunisasi dasar dapat https://doi.org/10.1016/j.coviro.2020.03
mempengaruhi status pemberian imunisasi .003
campak-rubella lanjutan pada anak. Individu yang
telah menerima imunisasi dasar juga lebih Organization, W. H. (2022). Measles
cenderung untuk menerima imunisasi campak- Outbreak guide.
rubella lanjutan, karena imunisasi campak-rubella
Indonesia, M. of H. of R. (2020). Profil
lanjutan merupakan bagian dari imunisasi
Kesehatan Indonesia. Profil Kesehatan
campak-rubella dasar. Sehingga mereka yang
Provinsi Bali 2020.
tidak melengkapi imunisasi dasar, tentu belum
menerima perlindungan yang lengkap.
KEMENKES (2019). Kementrian Kesehatan
Kelengkapan imunisasi dasar ataupun lanjutan Republik Indonesia. Kementrian
dipengaruhi oleh beberapa faktor lain seperti Kesehatan RI.
motivasi dan dukungan keluarga. Beberapa alasan
yang disebutkan adalah kurangnya minat seorang Riset Kesehatan Dasar Nasional
ibu untuk melakukan imunisasi dan merasa takut (RISKESDAS) (2018). Laporan
dengan kandungan vaksin yang diberikan. Provinsi Maluku Utara Riskesdas 2018.
Penelitian yang dilakukan oleh Safitri Faradilla Dinas Kesehatan Maluku Utara. 1-122 p.
(2020), terdapat hubungan antara dukungan
keluarga dengan kelengkapan imunisasi campak- Fitriani D, Fahriani M, Herdiani TN, Sari RM,
rubella lanjutan pada balita di wilayah kerja Ningsih DA, Y. S. (2021). Faktor-
puskesmas Leupung, Kab. Aceh Besar. (p=0,001). Faktor Yang Berhubungan Dengan
Selain itu, nilai Odds Ratio (OR) adalah 70,0 yang Pemberian Imunisasi Lanjutan Campak
berarti ibu dengan tidak adanya dukungan dari Rubella Pada Balita Usia 18 Bulan
keluarga memiliki peluanga 70 kali lebih besar Sampai 2 Tahun. Ahmar Metastasis Heal
untuk tidak memberikan imunisasi campak- J, 1(1), 1–10.
rubella lanjutan pada anaknya.
Indriani, I., Tambunan, L. N., Araya, W., &
Kesimpulan Saputra, E. (2022). Pengaruh
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah Pendidikan Kesehatan tentang
dilakukan, didapat beberapa kesimpulan yaitu Imunisasi Rubella terhadap Tingkat
terdapat sebanyak 143 anak usia 20-59 bulan di Pengetahuan Orang Tua di TK
Perwanida 2 Palangka Raya. Jurnal
desa Labuha yang sudah menerima imunisasi
Surya Medika, 8(2), 235–241. Masyarakat, K., Kesehatan Helvetia, I.,
https://doi.org/10.33084/jsm.v8i2.3899 & Penulis Korespondensi, E. (2020).
Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Ibu
Sagita, Y. D., Sary, N., & Maesaroh, S. Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar
(2020). Tingkat Pendidikan dan Pada Bayi Di Desa Situmbaga
Pengetahuan dengan Kepatuhan Kecamatan Halongonan Timur
Imunisasi MR Ibu Memiliki Balita Usia Kabupaten Padang Lawas Utara Factors
9-59 Bulan. Jurnal Maternitas UAP Affecting Mother Behavior To The
(JAMAN UAP) Universitas Aisyah Granting Of Basic Immunization In Baby
Pringsewu, 1(2), 92–100. In Village Situmbaga Halongonan Timur
Padang Lawas Utara District. Jurnal
Naibaho, Elsa Mathica, E. (2021). Hubungan Komunitas Kesehatan Masyarakat, 2(2),
faktor-faktor yang memengaruhi 22–33.
kelengkapan imunisasi dengan
kepatuhan imunisasi MR (Measles Wulan, M., & Listiarini, U. D. (2018).
Rubella) lanjutan di wilayah kerja Pengaruh Faktor Predisposisi dan
Puskesmas Air Rami Kabupaten Muko- Dukungan Suami terhadap Pemberian
muko Bengkulu. Tarumanagara Medical Imunisasi Campak pada Bayi di Wilayah
Journal, 3(2), 304–309. Kerja Puskesmas Johan Pahlawan
Kabupaten Aceh Barat. Jpurnal Of
Mely, M., Damanik, R., & Rini, A. S. (2022). Midwife Community, 1(1), 11.
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu, https://doi.org/10.33085/jbk.v1i1.3910
Jumlah Paritas Dan Dukungan
Keluarga Dengan Kelengkapan Safitri, F., Mufdalina, M., & Andika, F.
Imunisasi Dasar Pada Anak Di Praktek (2020). Analisis Faktor-Faktor yang
Mandiri Bidan Mely. SENTRI: Jurnal Berhubungan dengan Kelengkapan
RisetIlmiah,1(1),251–255. Imunisasi Dasar pada Balita di Desa
https://doi.org/10.55681/sentri.v1i1.228 Ujung Bawang Aceh Singkil. Journal of
Healthcare Technology and Medicine,
Putri, A., Aslinar, A., & Desiana, D. (2020). 3(2), 166.
Hubungan Pengetahuan Tentang Vaksin https://doi.org/10.33143/jhtm.v3i2.268
Mr (Measles Rubella) Dan Tingkat
Pendidikan Orang Tua Terhadap Sari, W., & Nadjib, M. (2019). Determinan
Keikutsertaan Imunisasi Mr Di Desa Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada
Lam Bheu, Kecamatan Darul Imarah, Penerima Program Keluarga Harapan.
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmu Jurnal Ekonomi Kesehatan Indonesia,
Kedokteran Dan Kesehatan, 7(1), 334– 4(1),1–9.
341.https://doi.org/10.33024/jikk.v7i1.2
365 Safitri, F., Rahmi, N., Anwar, C., Andika, F.,
& Husna, A. (2021). Pengaruh
Keswara, U. R., Eriyani, E., & Adinata, S. Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap
(2020). Tingkat pengetahuan, sikap dan Pemenuhan Imunisasi Campak Lanjutan
perilaku ibu dalam pemberian imunisasi di Masa Pandemi Covid-19 Pada Balita
MR (Measles Rubella) pada anak usia 9 di Wilayah Kerja Puskesmas Cot Ba’u
bulan–5 tahun. Holistik Jurnal Kota Sabang Journal of Healthcare
Kesehatan, 14(1), 67–73. Technology and Medicine, 7(2), 2615–
https://doi.org/10.33024/hjk.v14i1.1615 109.

Dayanti Harahap, E., Begum Suroyo, R.,


Silaen, M., Fakultas Kesehatan

You might also like