Professional Documents
Culture Documents
Doa HSN 2023
Doa HSN 2023
Doa HSN 2023
َاْلَحْم ُد ِلِٰه َر ِّب اْلَع اَلِم ْيَن َو الَّص اَل ُة َو الَّساَل ُم َع َلْي َاْش َرِف اْلُم ْر َسِلْيَن َو َع َلْي َاِلِه َو َاْص َح اِبِه َاْج َم عْيَن
اْلَبُّر اْلَج َو اُد اْلَك ِرْيم, ِإَّنَك َر ُّب اْلَع ْر ِش اْلَعِظ ْيم, ِإَّنَك َغ ُفْو ٌر َر ِح ْيم,الّٰل ُهَّم ِإَّنَك َخ اَّل ُق اْلَعِظ ْيم إَّنَك َسِم ْيٌع َع ِلْيم
Ya Allah, limpahkan rahmat-Mu kepada seluruh umat santri di seluruh penjuru dunia. Berika
nlah kekuatan kepada mereka dalam menghadapi setiap cobaan dan rintangan.
Yang Allah, Tuhan yang Maha Melindungi
Kami mohon perlindungan-Mu, ya Allah, terutama kepada para ulama dan guru-guru kami y
ang senantiasa membimbing kami. Berikanlah mereka kekuatan dan kesehatan untuk terus
mengajarkan ilmu dan kebenaran
Ya Allah pada momentum Hari Santri Nasional ini, semoga bendera merah putih yang berkib
ar di hadapan kami menjadi simbol persatuan, keberanian, dan semangat perjuangan kami d
alam menuntut ilmu.
Kami berdoa agar Engkau senantiasa meridhai perjalanan hidup kami dan menjadikan kami s
ebagai generasi santri yang bermanfaat bagi agama, bangsa, dan negara.
َر َّبَنا آِتَنا ِفي الُّد ْنَيا َح َس َنًة َوِفي اآْل ِخَر ِة َحَس َنًة َوِقَنا َع َذ اَب الَّناِر
Teks Amanat Pembina Upacara Hari Santri Nasional 2023
Hadirin peserta upacara yang saya hormati, seperti yang sudah kita ketahui pelaksanaan
upacara Hari Santri Nasional 2023 mengingatkan kita terhadap sejarah perjuangan ulama-
santri di masa lalu. Bahkan, perjuangan ini dianggap sebagai hari penting ketika Presiden
Joko Widodo melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 menetapkannya sebagai
sebuah peringatan. Hingga saat ini, kita dapat melihat bagaimana sejarah tersebut diingat
dan dirayakan setiap tahunnya pada 22 Oktober.
Para peserta upacara yang saya sanjungi, penetapan ini tentu tidak serta merta dibuat untuk
mengingat sejarah saja. Lebih dari itu, kenangan tentang sosok tokoh-tokoh bangsa pada
masa pasca kemerdekaan perlu kita ingat juga. Sebagai bentuk penghormatan sekaligus rasa
syukur, pahlawan yang berjihad kala itu berhasil membawa kita ke masa tenteram sekarang.
Nama-nama seperti KH. Hasyim Asy’ari, H.O.S Cokroaminoto, KH. Ahmad Dahlan, Maria
Josephine Walanda, dan lain-lainnya patutnya kita kenang. Mereka telah berjuang demi
masa depan, melawan penjajah yang ingin mendapatkan kembali tanah air yang saat itu
sudah menyatakan merdeka.
Peserta upacara sekalian, resolusi jihad yang telah ditanamkan pada masa lalu sekali lagi
harus kita syukuri. Kemerdekaan yang ingin direnggut dipertahankan dengan metode jihad fi
sabilillah. Terlepas dari berbagai tokoh lain, para kiai serta santri-santrinya ikut menghalau
pergerakan bangsa asing sehingga kemerdekaan dapat dipertahankan. Bukan hanya
mempertahankan diri, namun bergerak maju untuk mengusir mereka semua. Kobaran
semangat pun dapat terlihat dari berbagai gerakan di seluruh Indonesia.
Para peserta upacara yang saya hormati, sejarah ini ternyata membawa persatuan bukan
hanya di dalam satu kelompok agama saja. Akan tetapi, berhasil menyatukan seluruh
golongan, kalangan, ras, atau mereka yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Salah
satunya termasuk perbedaan yang berkaitan dengan keyakinan.
Dengan begitu, kita sepatutnya bisa mensyukuri pengadaan peringatan Hari Santri Nasional
2023 ini. Bukan hanya melihat dari sisi agama Islam untuk para kiai dan santri, tapi juga
melihat bagaimana semua kalangan kala itu bergerak mencapai kesatuan Indonesia. Mari
kita satukan kebersamaan atas nama Indonesia, memajukan negeri agar dapat berkompetisi
di dunia global. Berbeda dari perjuangan perang masa lalu, kini ada beragam hal yang dapat
kita lakukan untuk kemajuan Indonesia. Baiknya dengan mengingat sejarah perjuangan
tersebut, kita dapat percaya diri untuk menghadapi dunia dinamis di masa depan.
Cukup sekian amanat yang dapat saya sampaikan. Atas kekurangan dan kelebihannya saya
ucapkan mohon maaf.
Bismillahirrahmanirrahim
Resolusi
Rapat besar wakil-wakil daerah (Konsoel2) Perhimpoenan Nahdlatoel Oelama
seloeroeh Djawa-Madoera pada tanggal 21-22 October 1945 di Soerabaja.
Mendengar :
Bahwa di tiap-tiap Daerah di seloeroeh Djawa-Madoera ternjata betapa besarnja
hasrat Oemmat Islam dan ‘Alim Oelama di tempatnja masing-masing oentoek
mempertahankan dan menegakkan AGAMA, KEDAOELATAN NEGARA REPOEBLIK
INDONESIA MERDEKA.
Menimbang :
a. Bahwa oentoek mempertahankan dan menegakkan Negara Repoeblik Indonesia
menurut hoekoem Agama Islam, termasoek sebagai satoe kewadjiban bagi tiap2
orang Islam.
b. Bahwa di Indonesia ini warga negaranja adalah sebagian besar terdiri dari
Oemmat Islam.
Mengingat:
Bahwa oleh fihak Belanda (NICA) dan Djepang jang datang dan berada di sini telah
banjak sekali didjalankan kedjahatan dan kekedjaman jang menganggoe
ketentraman oemoem.
Bahwa semoea jang dilakoekan oleh mereka itu dengan maksoed melanggar
kedaoelatan Negara Repoeblik Indonesia dan Agama, dan ingin kembali mendjadjah
di sini maka beberapa tempat telah terdjadi pertempoeran jang mengorbankan
beberapa banjak djiwa manoesia.
Bahwa di dalam menghadapai sekalian kedjadian2 itoe perloe mendapat perintah
dan toentoenan jang njata dari Pemerintah Repoeblik Indonesia jang sesoeai dengan
kedjadian terseboet.
Memoetoeskan :
Memohon dengan sangat kepada Pemerintah Repoeblik Indonesia soepaja
menentoekan soeatoe sikap dan tindakan jang njata serta sepadan terhadap
oesaha2 jang akan membahajakan Kemerdekaan dan Agama dan Negara Indonesia
teroetama terhadap fihak Belanda dan kaki tangannja.
NAHDLATOEL OELAMA
IKRAR SANTRI INDONESIA