Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 17

Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis

Syariah

Muhammad Sjaiful
Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Kendari

Abstract: Sharia-based contract is an agreement that is derived from the nomenclature of Islamic
law. It is definitely designed as the agreement that shall refer to norms based on legal sources of
Islam, i.e. the Qur'an and the Hadith of the Prophet Muhammad. This paper discusses the main issue
as follows: the dynamics of developments and characteristic principle of freedom of contract in
Sharia-Based Agreement". The research refers to the legal writing i.e. normatively legal research
which the issue is conceptually approached. Through this approach, the author wants to explore and
formulate the concept of freedom of contract principle in Sharia-based agreements, both in terms of
its growth and characteristics. The result of the research shows that characteristics of the principle of
freedom of contract in Sharia-Based Agreement contain the basic paradigm based on a
philosophical view of divinity and apocalyptic. The meaning is that the principle of sharia-based
agreement is not established on absolute freedom of contract, but on the freedom that does not violate
Islamic values. Therefore, the principle of freedom of contract in the Sharia-based agreement
functionates to ensure the engagement of the parties in obeying the agreement, because in the Islamic
perspective, the freedom of contract as a form of agreement among parties to enter into a contract
fundamentally becomes the principle for the parties to obey or comply the contract.

Keywords: Sharia-based Contract, the Freedom of Contract Principle, and Islam.

Abstrak: Perjanjian berbasis syariah merupakan sebuah perjanjian yang lahir dari nomenklatur
hukum Islam, sebab itu desain perjanjian ini sudah pasti harus merujuk kepada penormaan yang
bersumber dari sumber-sumber hukum yang diakui otoritasnya dalam Islam yaitu Al-qur‟an dan
Hadits Nabi Muhammad SAW. Isu sentral tulisan ini menyangkut dinamika pekembangan dan
karakteristik asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian berbasis syariah. Dalam penulisan ini, tipe
yang digunakan mengacu kepada penulisan hukum (legal research) normatif, dengan pendekatan
masalah yang digunakan adalah pendekatan konseptual. Melalui pendekatan ini, penulis hendak
menggali serta memformulasikan konsep asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian berbasis
syariah, baik dari segi dinamika perkembangan maupun karakteristiknya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian berbasis syariah
memiliki paradigma dasar yang bertumpu kepada kerangka pandang filosofis keilahian atau
kewahyuan. Maknanya bahwa asas perjanjian syariah yang ditegakkan atas dasar kebebasan
berkontrak bukanlah tegak atas dasar kebebasan yang sifatnya mutlak tetapi kebebasan dimaksud
adalah kebebasan yang tidak melanggar nilai-nilai syariah. Dari karakteristik itulah, maka asas
kebebasan berkontrak dalam perjanjian syariah memiliki fungsi antara lain adalah untuk menjamin
keterikatan dari para pihak guna mematuhi isi perjanjian. Sebab di dalam perspektif Islam, kebebasan
berkontrak sebagai wujud kesepakatan dari para pihak untuk memasuki perjanjian, telah menjadi asas
penting secara fundamental bagi para pihak untuk mentaati atau mematuhi isi perjanjian.

Kata kunci: Perjanjian Syariah, Asas Kebebasan Berkontrak, dan Islam

68
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

Pendahuluan dir secara proporsional. Maknanya bahwa


Pada dasarnya perjanjian atau kon- wujud perjanjian haruslah dibangun atas
1
trak melahirkan hubungan hukum yang dasar konsensus yang lahir dari kebebasan
mengikat antara para pihak yang ber- berkehendak dari para pihak yang hendak
sepakat, yang baik itu dibuat secara lisan memasuki suatu perjanjian.
maupun tertulis. Perjanjian2 juga akan Pentingnya penekanan sebuah per-
menjadi hu-kum atau undang-undang yang janjian yang lahir dari wujud konsensus
mengikat para pihak yang bersepakat itu. kebebasan berkehendak para pihak, maka
Karena itu, bagi para pihak yang sudah tentu saja suatu perjanjian yang terbentuk
menyatakan diri terikat pada perjanjian tidak boleh lahir dari hubungan ber-
yang telah disepakati, mesti mentaati pe- dasarkan paksaan atau penyalahgunaan ke-
laksanaan perjanjian itu. Ketaatan para adaan dari salah satu pihak yang merugi-
pihak untuk melaksanakan perjanjian yang kan pihak lain. Bila itu terjadi, konsekuen-
telah dise-pakati merupakan bahagian dari sinya perjanjian dapat dibatalkan. Dapat
penegakan asas pacta sunt servanda. Asas dibatalkannya perjanjian karena faktor
ini pertama kali diperkenalkan oleh Hugo paksaan ataupun penyalahgunaan keadaan,
de Grotius, ahli hukum berkebangsaan tidak lain merupakan kehendak untuk me-
Belanda yang kemudian menginspirasi lindungi pihak-pihak yang kepentingannya
bagi penegakan asas dalam BW. Asas dirugikan dalam perjanjian.3
pacta sunt servanda ini menyatakan bahwa Wujud konsensus kebebasan ber-
semua perjanjian yang dibuat secara sah kehendak para pihak dalam kontrak itu,
berlaku sebagai undang-undang bagi kemudian terkristalisasi dalam suatu asas
mereka yang membuatnya. Ketentuan ini yang dikenal dengan nama asas kebebasan
mengisyaratkan peletakan komitmen dari berkontrak. Menurut Agus Yudha Her-
para pihak yang wajib mentaati dan melak- noko4 dengan mengutip Peter Mahmud
sanakan perjanjian yang telah disepakati Marzuki, bahwa asas kebebasan berkon-
seperti halnya mentaati undang-undang. trak menyatakan seseorang pada umumnya
Selain keharusan mentaati perjanji- memiliki pilihan bebas untuk mengadakan
an, para pihak juga tatkala hendak me- perjanjian. Di dalam asas ini terkandung
rancang desain perjanjian baik dalam suatu pandangan bagi seseorang bebas
format lisan maupun tertulis, maka kebe- untuk melakukan atau tidak melakukan
basan kehendak bagi mereka untuk meng- perjanjian, bebas dengan siapa ia meng-
ekspresikan apa saja yang hendak dimuat adakan perjanjian, bebas tentang apa yang
sebagai klausul dalam perjanjian meru- diperjanjikan dan bebas untuk menetapkan
pakan aksioma yang mesti berjalan sebagai syarat-syarat perjanjian.
koridor guna memastikan para pihak Meskipun jejak asas kebebasan ber-
merasa kepentingan hukumnya terakomo- kontrak ini bila ditelusuri merupakan
produk asas yang lahir dari hukum kano-
1
Agus Yudha Hernoko, 2013, Hukum Perjanjian nik Romawi dahulu, namun asas ini
(Asas Proporsionalitas dalam Kontrak Komersial), tampaknya telah memberikan pengaruh
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, hal. 13.
2
Agus Sardjono, 2008, Prinsip-Prinsip Hukum terhadap berbagai produk hukum perjan-
Kontrak dalam Cross Border Transaction: Antara
Norma dan Fakta, dalam Jurnal Hukum Bisnis
3
Volume 27, nomor 4, Yayasan Pengembangan Agus Yudha Hernoko, op.cit., hal. 177.
4
Hukum Bisnis, Jakarta, hal. 6. Ibid.,hal. 110.

69
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

jian yang ada di berbagai sistem hukum di agama yang tidak hanya mengatur peri
dunia saat ini, termasuk perjanjian yang kehidupan kalangan muslim tetapi juga
lahir dari sistem hukum berbasis syariah. sebagai agama rahmatan lil alamin yang
Perjanjian berbasis syariah merupa- bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
kan sebuah perjanjian yang lahir dari Urgensitas Islam sebagai norma yang juga
nomenklatur hukum Islam, sebab itu de- memberikan manfaat bagi seluruh per-
sain perjanjian ini sudah pasti harus me- adaban dicatat secara baik oleh Abdul
rujuk kepada penormaan yang bersumber Shomad6 sebagai berikut:
dari sumber-sumber hukum yang diakui ...bahwa setiap amal perbuatan yang
otoritasnya dalam Islam yaitu Al-qur‟an dilakukan oleh setiap manusia hen-
dan Hadits Nabi Muhammad SAW. daknya membawa suatu faedah dan
manfaat serta tidak mengandung
Sehubungan dengan itu, apabila dikaitkan
unsur-unsur kemudharatan bagi umat
dengan asas kebebasan berkontrak yang manusia. Suatu tanggung jawab sosi-
saat ini sudah sangat dikenal sebagai salah al hendaknya haruslah tercermin da-
satu asas yang menjadi tegaknya berbagai lam setiap akad perjanjian, supaya
perjanjian dalam sistem hukum di dunia. hak dan kewajiban yang timbul dari
Asas kebebasan berkontrak ini, cukup akad tersebut tidak mengganggu hak
relevan untuk kita analisis seputar orang lain, dan tidak menimbulkan
kerugian bagi orang lain.
kedudukannya dalam produk perjanjian
berbasis syariah. Apa yang ditulis oleh Abdul Shomad
Karena bagaimanapun juga, karakteristik tersebut adalah untuk memberikan pene-
perjanjian berbasis syariah memiliki gasan penting tentang keberadaan hukum
paradigma dogmatis yang berbeda dengan Islam yang selalu memberikan kemash-
nomenklatur produk perjanjian yang lahir lahatan bagi umat manusia.
dari sistem hukum lainnya. Misalnya, Dengan demikian, pengkajian ten-
perjanjian yang lahir dari produk sistem tang asas kebebasan bekontrak yang ter-
hukum civil law dan common law, serta wujud secara aplikatif dalam perjanjian
sistem hukum komunis, dan lain-lain. syariah, memang mesti dicermati dalam
Tentu saja yang membedakan nomenklatur kerangka yang tidak boleh menyimpang
perjanjian tersebut adalah terletak dari dari Islam sebagai titik pijaknya. Sebab
sudut pandang ideologi hukum yang dari sanalah kesimpulan filosofis dapat di-
menjadi penyangga dari paradigma dog- ambil sesuai cara pandang aqidah Islam7.
matis produk-produk perjanjian tersebut5. Tentu aqidah Islam merupakan pokok
Untuk itu, tulisan ini bermaksud penting yang menjadi tegaknya semua
melakukan kajian singkat secara kompre- hubungan hukum yang berbasis hukum
hensif menyangkut keberadaan asas kebe-
6
basan berkontrak dalam perjanjian berbasis Abd Shomad, Rekonstruksi Akad Bank Syariah
Untuk Mencapai Kemashlahatan Sebagai Wujud
syariah. Kajian ini tentunya melihat cara Rahmatan Lil-Alamin’, dikutip dalam Moch.
pandang ideologis yang mengkarakter da- Isnaeni, 2013, Perkembangan Hukum Perdata Di
lam perjanjian syariah yaitu tidak bisa Indonesia, Surabaya: Laksbang Grafika, hal. 122-
123.
melepaskan diri dari spirit Islam sebagai 7
Abd. Shomad, Hukum Ekonomi Syariah
Perspektif Filsafat, dalam Budi Kagramanto dan
5
C.K.L. Bello, 2013, Ideologi Hukum (Refleksi Abd. Shomad (ed), 2009, Perkembangan dan
Filsafat atas Ideologi Di Balik Hukum), Bogor: Dinamika Hukum Perdata Indonesia, Surabaya:
Insan Merdeka, hal. 33. Lutfansah Mediatama, hal. 233.

70
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

syariah, yang tentu saja tetap memper- pendekatan ini, penulis hendak menggali
hatikan aspek rahmatan lil alamin8. serta memformulasikan konsep asas kebe-
Berdasarkan uraian latar belakang basan berkontrak dalam perjanjian berbasis
masalah tersebut, tulisan ini menempatkan syariah, baik dari segi dinamika perkem-
isu sentral mengenai Dinamika Perkem- bangan maupun karakteristiknya. Melalui
bangan dan Karakteristik Asas Kebebasan pendekatan konseptual tersebut, sehingga
Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis dengan mudah kita juga dapat mengidenti-
Syariah. Lebih lanjut, isu sentral ini dirinci fikasi penggunaan asas kebebasan ber-
pada dua pokok permasalahan, yaitu : 1) kontrak dalam perspektif hukum Islam,
seputar dinamika perkembangan asas ke- yang tentu saja penulis harus merujuk
bebasan berkontrak dalam perjanjian ber- kepada doktrin-doktrin yang berkembang
basis syariah, dan 2) karakteristik asas ke- dalam hukum Islam, karena dari sinilah
bebasan berkontrak dalam perjanjian ber- konsepsi ini beranjak.
basis syariah. Agus Yudha Hernoko11 menulis bah-
wa penelitian hukum normatif, tidak di-
Metode Penelitian maksudkan untuk melakukan verifikasi uji
Dalam penulisan ini, tipe penelitian hipotesis. Sehingga dalam penulisan hu-
yang digunakan mengacu kepada tipe kum tidak dikenal adanya hipotesis, de-
penelitian hukum (legal research) norma- mikian pula halnya dengan istilah “data”.
tif, yang karakteristik penelitiannya men- Dalam penulisan hukum digunakan istilah
cari kebenaran hukum bersifat koherensi. bahan hukum atau source of law.. Ber-
Yaitu kebenaran yang berdasarkan kepada dasarkan uraian tersebut, maka untuk pe-
kesesuaian antara yang ditelaah dengan nulisan ini menggunakan sumber-sumber
aturan yang ditetapkan. Peter Mahmud hukum sebagai berikut: 1) bahan hukum
Marzuki9 mengatakan bahwa penelitian supra, yaitu Alqur‟an dan Hadits Nabi
hukum adalah suatu proses untuk mene- Muhammad SAW; 2) bahan hukum
mukan aturan hukum, prinsip-prinsip primer, yaitu Kompilasi Hukum Ekonomi
hukum, dan doktrin-doktrin hukum guna Syariah, yang berlaku di Indonesia; dan 3)
menjawab isu hukum yang dihadapi. Yang bahan hukum sekunder, yaitu berbagai
menurutnya, dari situlah proses penulisan tulisan dan makalah ilmiah, teks hukum,
hukum semestinya beranjak karena hal jurnal ilmiah yang menulis tentang
tersebut sesuai dengan karakter preskriptif Perjanjian Syariah di Indonesia.
dari ilmu hukum10. Bahan hukum baik primer maupun
Mengingat penulisan ini mengguna- sekunder yang diperoleh dengan meng-
kan tipe penelitian hukum yang karakteris- gunakan metode bola salju (snow ball
tik adalah mencari kebenaran koherensi, theory), akan diinventarisasi dan diidenti-
maka pendekatan masalah yang digunakan fikasi untuk selanjutnya digunakan dalam
adalah pendekatan konseptual. Melalui menganalisis permasalahan yang berhu-
bungan dengan penulisan ini. Dalam me-
8
Sita Ita Rosita, Studi Pembiayaan Mudharabah lakukan inventarisasi serta identifikasi
dan Laba Perusahaan Pada PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Cabang Bogor, Jurnal Ilmiah bahan hukum digunakan sistem kartu (card
Kesatuan, Volume 14, Nomor 1, April 2014, 2-3. system) yang penatalaksanaannya dilaku-
9
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penulisan Hukum,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal.93
10 11
Peter Mahmud Marzuki, Ibid., hal. 22. Agus Yudha Hernoko, Op.cit, hal. 40.

71
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

kan dengan secara kritis, logis, dan siste- terjadinya kontrak yang isi klausula di-
matis. Dengan langkah-langkah demikian anggap bertentangan dengan kepentingan
diharapkan akan lebih mempermudah alur umum.
pembahasan dan penyelesaian penulisan Sehubungan dengan itu, Agus Yudha
ini12. Hernoko15 mengurai bahwa asas kebe-
basan berkontrak merupakan asas yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan menduduki posisi sentral dalam hukum
Penelusuran Historis Asas Kebebasan kontrak, meskipun asas ini tidak dituang-
Berkontrak kan menjadi aturan hukum namun mem-
Kebebasan berkontrak sampai punyai pengaruh yang sangat kuat dalam
sekarang tetap menjadi asas penting dalam hubungan kontraktual para pihak.
berbagai sistem hukum. Asas kebebasan Asal mula perkembangan asas kebebas-
berkontrak dalam sistem civil law dan an berkontrak menurut catatan Yohanes Sogar
common law, berkembang seiring dengan Simamora adalah berawal dari abad 18 dan 19
pertumbuhan aliran filsafat yang menekan- yakni pada masa ajaran Hukum Alam dan
kan kepada semangat individualism serta filsafat laissez faire begitu dominan. Oleh
pasar bebas13. Sehubungan dengan itu, karena hakim pada masa itu, sebagai kon-
Yohanes Sogar Simamora14 juga mengurai sekuensi pengaruh teori hukum alam, menganut
bahwa asas kebebasan berkontrak merupa- paham bahwa setiap orang mempunyai hak
kan topik dalam setiap kajian hukum yang untuk memiliki (right to own property) dan
berkaitan dengan kontrak. Ini mungkin karenanya berhak untuk melakukan perbuatan
menjadi domain terpenting dalam kontrak hukum menjual atau membeli atau jenis yang
tetapi dalam perkembangannya mengalami lain menyangkut harta mereka serta membuat
pasang surut. Tidak seperti asas itikad baik kontrak mereka sendiri. Campur tangan pe-
yang menunjukkan fungsi lebih kuat, kebe- merintah ditolak sebaliknya individu harus
basan berkontrak justru mengalami penu- diberikan kebebasan, yaitu kebebasan untuk
runan secara fungsional karena kuatnya mengejar kebahagiaan dan kebebasan untuk
intervensi Negara dalam membatasi indi- mengadakan hubungan sesuai yang dikehen-
vidu dalam menciptakan dan mengatur hu- daki. Dalam era ini, konsep klasik kebebasan
bungan kontraktual. Adanya intervensi berkontrak meliputi dua hal yaitu kontrak di-
negara, dalam perkembangan selanjutnya dasarkan kepada persetujuan dan kontrak me-
mengintervensi asas kebebasan berkontrak rupakan hasil dari pilihan kebebasan16. Jadi
mungkin disebabkan untuk mencegah tin- asas kebebasan berkontrak pada masa klasik
dakan yang bersifat penyalahgunaan kewe- telah didudukan dalam posisi yang sangat
nangan yang dapat merugikan salah satu sentral dalam perjanjian yang hendak dibuat
pihak. Kemungkinan juga intervensi nega- oleh para pihak. Menurut Agus Yudha
ra ini dimaksudkan untuk menghindari Hernoko, asas kebebasan berkontrak tersebut,
sangat dipengaruhi oleh paham individualisme
12
Ibid.,hal. 42. yang secara embrional lahir pada masa per-
13
Ridwan Khairandy, 2013, Hukum Kontrak adaban Yunani, yang dilanjutkan oleh kaum
Indonesia dalam Perspektif Perbandingan (Bagian
Pertama), Yogyakarta: FH UII Press, hal. 100. Epicuristen dan berkembang pesat pada masa
14
Yohanes Sogar Simamora, 2013, Hukum Kontrak
(Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
15
di Indonesia, Surabaya: Kantor Hukum “Wins & Agus Yudha Hernoko, Ibid, hal. 108.
16
Partners” bekerjasama Laksbang Justitia, hal. 30. Yohanes Sogar Simamora, Op.cit.,hal. 32.

72
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

Renaissance (dan semakin ditumbuhkembang- yang menekankan pada aspek kebebasan


kan pada masa Aufklarung melalui antara lain indvidu yang dikembangkan para filosof
ajaran-ajaran Hugo de Groot, Thomas Hobbes, Barat dimaksud, jika dilacak lebih jauh,
John Locke dan Rousseau17 berakar kepada filsafat hukum alam (na-
Perkembangan asas kebebasan ber- tural law) yang sangat berkembang pada
kontrak tersebut, mencapai puncaknya abad pencerahan (enlightenment atau
setelah periode Revolusi Perancis. Sebagai aufklarung)20.
asas yang bersifat universal yang ber- Memasuki awal abad ke-19 terjadilah
sumber dari paham hukum klasik, maka perubahan sosial dan ekonomi di Inggris yang
asas kebebsan berkontrak (freedom of membawa implikasi pada praktik peradilan
contract) muncul bersamaan dengan lahir- yang kemudian berimplikasi pada terjadinya
nya paham ekonomi klasik yang meng- perubahan paradigma terhadap pemahaman
agungkan laissez faire atau persaingan tentang asas kebebasan berkontrak yang tadinya
bebas18. menganut pemahaman klasik, yaitu kebebasan
Menurut tulisan Ridwan Khai- berkontrak hanya dapat diterima dalam sebuah
19
randy , kebebasan berkontrak pada masa situasi yang menempatkan kedudukan para
klasik itu, memiliki kecenderungan kearah pihak berada dalam posisi tawar menawar
kebebasan tanpa batas (unrestricted free- (equality in bargaining power). Selanjutnya,
dom of contract). Pada masa itu, kebe- pada abad ke-20, makna asas kebebasan
basan berkontrak menjadi paradigma baru berkontrak mulai mengalami perubahan dalam
dalam hukum kontrak. Menurut Ridwan pengertian yang tidak se-ekstrim abad sebelum-
Khairandy, keberadaan kebebasan berkon- nya, sebab makna kebebasan berkontrak abad
trak tersebut tidak dapat dipisahkan dari ke-19 sudah dianggap tidak sesuai lagi dengan
berbagai pengaruh aliran filsafat politik perkembangan dunia modern.
dan ekonomi liberal yang berkembang Asas kebebasan berkontrak yang
pada abad kesembilan belas. Seperti berkembang sampai mempengaruhi ber-
konsep laissez faire atau persaingan bebas bagai sistem hukum di dunia ini, meru-
yang digagas Adam Smith yang menekan- pakan asas yang bersifat universal. Seperti
kan prinsip non-intervensi oleh pemerintah juga untuk Indonesia yang masih meng-
terhadap kegiatan ekonomi dan bekerjanya adopsi hukum perjanjian versi BW pening-
pasar. Filsafat utilitarian Jeremy Bentham galan Kolonial Belanda, telah mengakui
yang menekankan adanya free choice juga penempatan asas kebebasan berkontrak
memberikan pengaruh cukup besar bagi yang terkristalisasi dalam Pasal 1320 BW
perkembangan asas kebebasan berkontrak. yang menyatakan bahwa syarat sahnya
Baik pemikiran Adam Smith maupun perjanjian adalah sepakat mereka yang
Jeremy Bentham didasarkan kepada filsa- mengikatkan dirinya. Secara historis pasal
fat individualisme. Kedua pemikiran ter- ini mencerminkan kontrak ada waktu itu
sebut, tidak dapat dilepaskan dari pengaruh yang berpijak pada revolusi Perancis21.
filsafat etika Emanuel Kant. Semua filsafat Selain pada pasal tersebut, juga kebebasan
berkontrak tersirat dalam Pasal 1338 BW
17
Agus Yudha Hernoko. Loc. Cit.
18 20
Ibid. Peter Mahmud Marzuki, 2012, Pengantar Ilmu
19
Ridwan Khairandy, 2003, Itikad Baik dalam Hukum (Edisi Revisi), Jakarta: Kencana Prenada
Kebebasan Berkontrak, Jakarta: Universitas Media Grup, 2012, hal. 92.
21
Indonesia Fakultas Hukum Pascasarjana, hal. 45. Ridwan Khairandy., Op. cit., hal. 87.

73
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

Ayat (1) bahwa semua kontrak yang dibuat kebebasan berkontrak dan lebih menyukai
secara sah berlaku sebagai undang-undang pendekatan obyektif yang didasarkan
bagi mereka yang membuatnya22. kepada manifestasi eksternal dari kesepa-
Revolusi Perancis yang mengusung katan bersama. Pendekatan ini berusaha
tiga semboyan liberte’, fraternite’, dan mengurangi peranan kehendak di dalam
egalite’ (kemerdekaan, persaudaraan, dan kontrak24.
persamaan)23 telah menginspirasi pem- Hakim Oliver Wendel dan Professor
buatan kontrak dengan menitikberatkan Samuel Williston, menyetujui apabila
individualisme sebagai dasar semua ke- kewajiban yang lahir dari hubungan kon-
kuasaan. Gagasan ini kemudian menimbul- traktual harus ditafsirkan sesuai dengan
kan konsekuensi bahwa setiap orang juga maksud subjektif para pihak, tetapi harus
bebas untuk mengikatkan diri kepada menurut interpretasi yang reasonable dari
orang lain, kapan dan bagaimana yang di- bahasa dan perilaku para pihak. Interpre-
inginkan kontrak terjadi berdasarkan tasi yang reasonable tentu saja bermakna
kehendak yang mempunyai kekuatan bahwa para pihak dalam kontrak haruslah
mengikat sebagai undang-undang. mencerminkan kehendak yang tidak
Sebagaimana yang telah diurai oleh merugikan pihak lain, melanggar norma-
Yohanes Sogar Simamora, asas kebebasan norma kesusilaan, melanggar kepatutan,
kontrak memasuki abad ke-20 mengalami dan bertentangan dengan kepentingan
perubahan paradigma sesuai dengan tun- umum. Dengan demikian asas kebebasan
tutan dunia modern. Pada abad tersebut, berkontrak pada masa klasik yang mene-
keberatan terhadap asas kebebasan ber- kankan paradigma individualisme sebagai
kontrak dengan penekanan individualistik karakteristik dasar yang mengkooptasi
yang bertumpu pada pendekatan subjektif perjanjian telah mengalami perubahan pa-
mulai mengemuka. Pada akhirnya, kebe- radigma ketika masyarakat barat berada
basan berkontrak dengan pendekatan sub- pada fase modernisme parah awal abad ke-
jektif tergeser oleh pendekatan objektif 20 ketika paham absolutisme individualis-
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masya- tik mulai ditinggalkan. Sejalan dengan itu,
rakat modern sejak memasuki awal abad menurut pendapat Arthur S Hartkamp dan
ke-20. Marianne25 menguraikan tentang prinsip
Pendekatan doktrin objektivitas ter- kebebasan berkontrak tersebut, sebagai
hadap makna asas kebebasan berkontrak berikut:
diperkenalkan oleh Hakim Oliver Wendel The principle of freedom of contract,
Holmes bahwa seluruh doktrin kontrak according to which, as a rule, any
adalah formal dan eksternal. Professor body is free to enter into a contract
with somebody of his choice, to
Samuel Williston menyatakan bahwa se-
agree upon the contents of the
mua pengadilan umumnya telah mening- contract, and to submit it to a form
galkan pendekatan subjektif terhadap asas and application of a chosen law.
This principle is also a least partly
22
Muhammad Syaifuddin, 2012, Hukum Kontrak
24
(Memahami Kontrak dalam Perspektif Filsafat, Ridwan Khairandy., Op. cit, hal. 116.
25
Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum Seri Peng- Arthur S Hartkamp dan Marianne MM Tilemma,
ayaan Hukum Perikatan, Bandung: CV Mandar 1995, Contract Law In the Netherlands, The
Maju, hal. 82. Hague-London-Boston: Kluwer Law International,
23
Peter Mahmud Marzuki., Op.cit, hal. 75. hal. 34.

74
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

contained in the provision mentioned pembiayaan guna pengembangan usaha


before. dan ekonomi masyarakat. Jalan keluarnya
secara sepintas disebutkan dengan tran-
Dari uraian tersebut, kendatipun asas saksi pembiayaan berdasarkan tiga modus,
kebebasan berkontrak menjadi mainframe yakni mudlarabah, musyarakah dan mura-
dari perjanjian versi BW, akan tetapi asas bahah.
kebebasan berkontrak menurut Arthur S Prakarsa lebih khusus mengenai
Hartkamp dan Marianne26 tetap berada pendirian Bank Islam di Indonesia baru di-
dalam batasan yang menghormati hak-hak lakukan tahun 1990. Pada tanggal 18–20
dan kepentingan orang lain. Agustus tahun tersebut, Majelis Ulama
Indonesia (MUI) menyelenggarakan loka-
Dinamika Perkembangan Asas Kebe- karya bunga bank dan perbankan di
basan Berkontrak dalam Perjanjian Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Hasil loka-
Syariah di Indonesia karya tersebut kemudian dibahas lebih
Dalam konteks sistem hukum mendalam pada Musyawarah Nasional IV
Indonesia, Hukum Islam juga telah men- MUI di Jakarta 22 – 25 Agustus 1990,
dapat perhatian penting, formalisasi yang menghasilkan amanat bagi pemben-
terhadap Hukum Islam terutama menyang- tukan kelompok kerja pendirian bank
kut penegakan Perjanjian Syariah, mulai Islam di Indonesia. Kelompok kerja di-
digagas untuk pertama kali melalui rintisan maksud disebut Tim Perbankan MUI
berdirinya perbankan syariah dan lembaga- dengan diberi tugas untuk melakukan pen-
lembaga keuangan syariah lainnya, seperti dekatan dan konsultasi dengan semua
Asuransi Syariah, dan Pegadaian Syariah. pihak yang terkait.Sebagai hasil kerja Tim
Rintisan praktik perbankan Islam di Perbankan MUI tersebut adalah berdirinya
Indonesia dimulai pada awal periode 1980- PT Bank Muamalat Indonesia (BMI), yang
an, melalui diskusi-diskusi bertemakan sesuai akte pendiriannya, berdiri pada
bank Islam sebagai pilar ekonomi Islam. tanggal 1 Nopember 1991. Sejak tanggal 1
Tokoh-tokoh yang terlibat dalam peng- Mei 1992, BMI resmi beroperasi dengan
kajian tersebut, untuk menyebut beberapa, modal awal sebesar Rp 106.126.382.000,-.
di antaranya adalah Karnaen A Sampai bulan September 1999, BMI telah
Perwataatmadja, M Dawam Rahardjo, AM memiliki lebih dari 45 outlet yang tersebar
Saefuddin, dan M Amien Azis. Sebagai uji di seluruh wilayah Indonesia.
coba, gagasan perbankan Islam dipraktik- Perkembangan lain yang patut
kan dalam skala yang relatif terbatas di dicatat berkaitan dengan perbankan syariah
antaranya di Bandung (Bait At-Tamwil pada saat berlakunya Undang-undang
Salman ITB) dan di Jakarta (Koperasi Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan
Ridho Gusti). Sebagai gambaran, M adalah berdirinya Badan Arbitrase Mua-
Dawam Rahardjo dalam tulisannya pernah malat Indonesia (BAMUI). BAMUI ber-
mengajukan rekomendasi Bank Syari‟at diri secara resmi tanggal 21 Oktober 1993
Islam sebagai konsep alternatif untuk dengan pemrakarsa MUI dengan tujuan
menghindari larangan riba, sekaligus ber- menyelesaikan kemungkinan terjadinya
usaha menjawab tantangan bagi kebutuhan sengketa muamalat dalam hubungan per-
dagangan, industri, keuangan, jasa dan
26
Ibid.,hal. 37. lain-lain di kalangan umat Islam di Indo-

75
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

nesia. Dengan demikian dalam transaksi-


transaksi atau perjanjian-perjanjian bidang
perbankan syariah lembaga BAMUI dapat
menjadi salah satu choice of forum bagi
para pihak untuk menyelesaikan perseli-
sihan atau sengketa yang mungkin terjadi
dalam pelaksanaan transaksi atau per-
janjian tersebut. Perkembangan kemudian
berkenaan dengan BAMUI, melalui Surat
Keputusan Majelis Ulama Indonesia No.
Kep-09/MUI/XII/2003 tanggal 24 Desem-
ber 2003 menetapkan di antaranya peruba-
han nama BAMUI menjadi Badan
Arbitrase Syari‟ah Nasional (BASYAR-
NAS)27 dan mengubah bentuk badan hu-
kumnya yang semula merupakan Yayasan
menjadi „badan‟ yang berada di bawah
MUI dan merupakan perangkat organisasi
MUI.
Selain peraturan-peraturan tersebut,
terhadap jenis kegiatan, produk dan jasa
keuangan syariah, Bank Syariah juga wajib
mengikuti semua fatwa Dewan Syariah
Nasional (DSN), yakni satu-satunya dewan
yang mempunyai kewenangan mengeluar-
kan fatwa atas jenis-jenis kegiatan, produk
dan jasa keuangan syariah, serta meng-
awasi penerapan fatwa dimaksud oleh
lembaga-lembaga keuangan syariah di
Indonesia. Sampai saat ini DSN telah
memfatwakan sebanyak 43 fatwa,
melingkupi fatwa mengenai produk per-
bankan syariah, lembaga keuangan non-
bank seperti asuransi, pasar modal, gadai
serta berbagai fatwa penunjang transaksi
dan akad lembaga keuangan syariah, yakni
sebagai berikut:

27
Abdul Ghofur Anshori, 2010, Hukum Perjanjian
Islam di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, hal. 3

76
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

NOMOR FATWA TENTANG


01/DSN-MUI/IV/2000 Giro
02/DSN-MUI/IV/2000 Tabungan
03/DSN-MUI/IV/2000 Deposito
04/DSN-MUI/IV/2000 Murabahah
05/DSN-MUI/IV/2000 Jual Beli Salam
06/DSN-MUI/IV/2000 Jual Beli Istishna
07/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Mudharabah (Qiradh)
08/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Musyarakah
09/DSN-MUI/IV/2000 Pembiayaan Ijarah
10/DSN-MUI/IV/2000 Wakalah
11/DSN-MUI/IV/2000 Kafalah
12/DSN-MUI/IV/2000 Hawalah
13/DSN-MUI/IX/2000 Uang Muka dalam Murabahah
14/DSN-MUI/IX/2000 Sistem Distribusi Hasil Usaha dalam LKS
15/DSN-MUI/IX/2000 Prinsip Distribusi Hasil Usaha dalam LKS
16/DSN-MUI/IX/2000 Diskon dalam Murabahah
Sanksi atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda
17/DSN-MUI/IX/2000
Pembayaran
18/DSN-MUI/IX/2000 Pencadangan Penghapusan Aktiva Produktif dalam LKS
19/DSN-MUI/IX/2000 Al-Qardh
20/DSN-MUI/IX/2000 Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah
21/DSN-MUI/X/2001 Pedoman Umum Asuransi Syari‟ah
22/DSN-MUI/III/2002 Jual Beli Istishna Paralel
23/DSN-MUI/III/2002 Potongan Pelunasan Dalam Murabahah
24/DSN-MUI/III/2002 Safe Deposit Box
25/DSN-MUI/III/2002 Rahn
26/DSN-MUI/III/2002 Rahn Emas
27/DSN-MUI/III/2002 Al-Ijarah al-Muntahiya bi al-Tamlik
28/DSN-MUI/III/2002 Jual Beli Mata Uang (al-Sharf)
29/DSN-MUI/VI/2002 Pembiayaan Pengurusan Haji LKS
30/DSN-MUI/VI/2002 Pembiayaan Rekening Koran Syari‟ah
31/DSN-MUI/VI/2002 Pengalihan Utang
32/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi Syari‟ah
33/DSN-MUI/IX/2002 Obligasi Syari‟ah Mudharabah
34/DSN-MUI/IX/2002 L/C Impor Syari‟ah
35/DSN-MUI/IX/2002 L/C Ekspor Syari‟ah
36/DSN-MUI/X/2002 Sertifikat Wadi‟ah Bank Indonesia

77
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

37/DSN-MUI/X/2002 Pasar Bank Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah


38/DSN-MUI/X/2002 Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (Sertifikat IMA)
39/DSN-MUI/X/2002 Asuransi Haji
Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah
40/DSN-MUI/X/2003
di bidang Pasar Modal
41/DSN-MUI/III/2004 Obligasi Syariah Ijarah
42/DSN-MUI/V/2004 Syariah Charge Card
43/DSN-
Ganti Rugi (Ta‟widh)
MUI/VIII/2004
Asas kebebasan berkontrak dalam
Berdasarkan tabel tersebut, keber- Perjanjian Islam Mabda’ Hurriyah at-
adaan lembaga pembiayaan Islam atau Ta’aqud. Asas ini merupakan prinsip dasar
yang pada perkembangan mutakhir disebut dalam hukum perjanjian Islam dalam arti-
sebagai Lembaga Keuangan Syariah di an para pihak bebas membuat suatu per-
Indonesia telah diakui sejak diberlaku- janjian (Freedom of Making Contract).
kannya Undang-undang Nomor 7 Tahun Bebas dalam menentukan objek perjanjian
1992 tentang Perbankan, dan lebih dan bebas menentukan dengan siapa
dikukuhkan dengan diundangkannya membuat perjanjian serta bebas menentu-
Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 kan bagaimana cara menentukan penyele-
tentang Perubahan Atas Undang-undang saian sengketa jika terjadi dikemudian
Nomor 7 tahun 1992 beserta beberapa hari28.
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Berdasarkan uraian tersebut, sesung-
(PBI) sebagaimana telah dibahas di muka. guhnya Hukum Islam mengakui kebebasan
Berkenaan dengan transaksi dan instrumen berkontrak, bahwa setiap orang dapat
keuangan Bank Syariah juga telah di- membuat akad jenis apapun tanpa terikat
keluarkan beberapa Peraturan Bank Indo- kepada sebab-sebab tertentu dan mema-
nesia dan Fatwa Dewan Syariah Nasional sukkan klausul apa saja ke dalam akad
(DSN). yang dibuatnya itu sesuai dengan kepen-
Formalisasi Hukum Ekonomi Syari- tingannya sepanjang tidak bertentangan
ah di Indonesia yang di dalamnya tentu dengan apa yang dimuat secara substansial
saja mengadopsi berbagai perjanjian ber- dalam Al-Qur‟an dan Hadits Nabi Muham-
basis syariah secara tidak langsung tentu mad sebagai sumber hukum utama dalam
masuk dalam pembahasan berbagai asas Hukum Islam.
yang menjadi dasar bagi tegaknya per- Al-Qur‟an dan Hadits Nabi Muham-
janjian-perjanjian berbasis syariah yang di- mad secara prinsip telah menempatkan
dalamnya sudah termasuk asas kebebasan asas kebebasan berkontrak sebagai bagian
berkontrak sebagai bahagian integral yang integral dari tegaknya perjanjian yang di-
tidak terpisahkan bagi tegaknya per-janjian buat para pihak. Asas kebebasan berkon-
yang dimaksud. trak ini merupakan konkretisasi lebih jauh
dan spesifikasi yang lebih tegas terhadap
KarakteristikDasar Asas Kebebasan
Berkontrak dalam Perspektif Perjan- 28
Gemala Dewi, Widya Ningsih, dan Yenti Salma,
jian Syariah 2007, Hukum Perikatan Islam di Indonesia,
Kencana Prenada Media Grup, Jakarta, hal. 31.

78
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

asas-asas perjanjian yang berlangsung da- Penghormatan Islam terhadap kebe-


lam kehidupan masyarakat. Konteks kehi- basan berkontrak tidak terlepas dari
dupan masyarakat yang dimaksud disini paradigma dasar Hukum Islam yang selalu
tidak hanya masyarakat homogenitas mus- bertujuan untuk menciptakan kemanfaatan
lim tetapi juga melibatkan kelompok ma- bagi umat manusia karena mengingat
syarakat non-muslim. ajaran Islam adalah pembawa rahmat bagi
Peletakan asas kebebasan berkon- seluruh alam (rahmatan lil-alamin). Selain
29
trak dalam Islam pada dasarnya merujuk itu, urgensi asas kebebasan berkontrak
kepada beberapa dalil dalam Al-Qur‟an yang dijamin oleh syariah adalah untuk
dan Hadits Nabi Muhammad sebagai sum- menunjukkan bahwa kebebasan berkontrak
ber utama Hukum Islam, yakni: pada asasnya merupakan fitrah manusia
1. Firman Allah SWT, “Wahai orang- yang harus tetap dipertahankan. Namun
orang beriman, penuhilah akad- demikian, asas kebebasan berkontrak yang
akadmu (perjanjian-perjanjian)” (Qur- ditegakkan dalam perjanjian syariah adalah
an Surah Al-Maidah; Ayat (1); asas kebebasan berkontrak yang tidak di-
2. Sabda Nabi Muhammad SAW30, tegakkan atas dasar individualistik-prag-
“Orang-orang Muslim itu senantiasa matis.
setia kepada syarat-syarat (janji-janji) Paradigma dasar dari asas kebebasan
mereka” berkontrak perspektif syariah adalah ber-
Berdasarkan dua rujukan tersebut, ada dalam kerangka pandang filosofis ke-
maka menurut kaidah usul fiqih (metode ilahian atau kewahyuan. Maknanya bahwa
penemuan Hukum Islam), menunjukkan asas perjanjian yang ditegakkan atas dasar
bahwa perintah syariat untuk memenuhi kebebasan berkontrak bukanlah tegak atas
perjanjian adalah wajib. Artinya, menurut dasar kebebasan yang sifatnya mutlak te-
perspektif Hukum Islam, memenuhi akad tapi kebebasan dimaksud adalah kebebasan
itu hukumnya wajib. Dalam al-Qur‟an yang tidak melanggar nilai-nilai syariah.
Surah al-Maidah Ayat (1), menunjukkan Nilai-nilai syariah yang dimaksud
kata yang bersifat jamak yang diletakkan adalah batasan-batasan apa yang dilarang
kata sandang al yang menunjukkan ke- dalam Hukum Syariah, yaitu batasan-
umuman. Sehingga dari ayat tersebut dapat batasan yang diharamkan dalam al-Qur‟an
disimpulkan bahwa orang dapat membuat dan Hadits Nabi Muhammad. Pembatasan
akad apa saja baik yang bernama maupun berupa larangan dalam Syariat Islam anta-
yang tidak bernama dan akad-akad itu ra lain yang terkait dengan larangan makan
wajib dipenuhi31. harta bersama secara batil. Yang dimaksud
secara batil adalah memakan atau meng-
ambil harta orang lain dengan cara yang
29
tidak dibenarkan dan tidak sah menurut
Syamsul Anwar, 2007, Hukum Perjanjian
Syariah Studi tentang Teori Akad dalam Fikih
Hukum Syariah, baik yang dilarang secara
Muamalat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal. langsung oleh al-Qur‟an dan Hadits Nabi
84-85. Muhammad atau yang dinyatakan oleh
30
Al-Hakim, al-Mustadrak (Riyad: Maktabah wa
Matabi’ an-Nasyr al-Haditsah), II, hal. 49. Hadits hasil penggalian hukum (ijtihad) para ahli
ini diriwayatkan oleh al-Hakim dari Sahabat Abu Hukum Islam (Ulama). Secara umum da-
Hurairah.
31 pat dikatakan bahwa memakan harta
Lihat tafsir dari at-thabathabai’, al-Mizan fi
Tafsir al-Qur’an, al-Jashshas, 1970, hal. 172. dengan cara batil juga termasuk di dalam-

79
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

nya yang bertentangan dengan kesusilaan missalnya objek perjanjian, adalah barang
dan ketertiban umum. Batil yang dimaksud yang diharamkan atau dilarang dalam al-
disini adalah sesuatu perbuatan hukum Qur‟an dan Hadits Nabi Muhammad, se-
yang melanggar Syariat Islam. perti minuman keras, daging babi, prosti-
Syariat Islam memberikan kebe- tusi, judi, utang piutang yang mengandung
basan kepada setiap orang untuk melaku- unsur riba, dan perdagangan orang.
kan akad sesuai yang diinginkannya, Pada sisi lain, terdapat pula la-
sebaliknya apabila ada unsur pemaksaan rangan-larangan yang menyangkut teknis
atau pemasungan kebebasan akan menye- dalam bertransaksi, seperti larangan mono-
babkan legalitas kontrak yang dihasilkan poli, larangan menimbun barang untuk me-
batal atau tidak sah. Asas ini meng- naikkan harga, larangan menaikkan pena-
gambarkan prinsip dasar bidang muamalah waran untuk mengelabui pembeli lain
yaitu kebolehan (mubah) yang mengan- bukan untuk sungguh-sungguh membeli,
dung arti bahwa hukum Islam memberi larangan perampasan atau akad yang me-
kesempatan luas perkembangan bentuk ngandung penipuan dan merampas milik
dan macam muamalah baru sesuai dengan orang lain tanpa izin. Demikian pula
perkembangan kebutuhan hidup masyara- dilarang melakukan eksploitasi dan unfair
kat. Banyak bidang-bidang usaha yang dealings serta masih banyak lagi ketentuan
telah diisyaratkan dalam Al-Qur'an, mi- dalam perdagangan yang diatur secara je-
salnya: pertanian (thariq al-zira'ah), peter- las-jelas dilarang pelaksanaannya.
nakan, industri (thariq shina'ah), baik Selain itu asas kebebasan berkontrak
industri pakaian, industri besi ataupun perspektif perjanjian syariah, juga dibatasi
industri bangunan, perdagangan (thariq oleh ketentuan tidak adanya unsur paksa-
tijarah), industri kelautan, dan jasa. an, kekhilafan dan penipuan. Dasar hukum
Namun kebebasan berkontrak tersebut asas ini tertuang dalam Surah Al-Baqorah
memiliki limitasi terhadap hal-hal yang ayat 256 dengan kata “tidak ada paksaan”
sudah jelas dilarang dalam syariat. Tujuan sebagaimana yang diatur dalam al-Qur‟an
dari limitasi tersebut adalah untuk menjaga SurahAl-Baqorah ayat 256.Adanya kata
agar tidak terjadi penganiayaan antara tidak ada paksaan menegaskan bahwa
sesama manusia melalui kontrak yang Islam menghendaki dalam hal perbuatan
dibuatnya. Limitasi tersebut antara lain apapun harus didasari oleh kebebasan
larangan bertransaksi secara ribawi, la- untuk bertindak sepanjang itu benar dan
rangan perjudian atau untung-untungan, tidak bertentangan dengan nilai-nilai sya-
dan larangan gharar (ketidakpastian risiko, ri‟ah. Artinya, dalam hukum Islam kedua
spekulasi atau bahaya yang dapat menye- belah pihak dibebaskan membuat perjan-
satkan pihak lain, yang di sini juga ter- jian sepanjang tidak bertentangan dengan
masuk larangan ijon (mukhabarah) atau hukum Islam.
menjual barang yang tidak dapat diserah- Dari seluruh pembahasan tersebut,
kan karena belum dikuasai) dalam melaku- maka penulis hendak menegaskan sekali
kan transaksi. lagi bahwa paradigma dasar yang menjadi
Pemaknaan batil disini juga adalah tegaknya asas kebebasan berkontrak per-
bila objek perjanjian yang bertentangan spektif syariah yaitu bertumpu kepada
dengan norma-norma kesusilaan yang karakteristik kewahyuan. Maknanya bah-
diatur dalam Hukum Islam (Syariat), wa kebebasan berkontrak haruslah tetap

80
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

mengakomodir nilai-nilai syariah yang untuk memasuki kontrak sesuai kehendak-


berlandaskan kepada aqidah Islam. Sebab nya, maka konsekuensinya asas ini secara
Aqidah Islam menurut Abdul Shomad de- implisit memiliki fungsi yang menjadi
ngan mengutip Syaikh Mahmoud Syaltut, penjaga bagi para pihak untuk mentaati
adalah fondasi dasar dari semua bentuk klausula kontrak yang telah disepakati.
penormaan dan hubungan hukum, baik Dengan demikian penempatan asas
bersifat individual maupun terkait dengan kebebasan berkontrak dalam hukum Islam,
kehidupan sosial masyarakat, dalam per- memiliki makna untuk menjaga kesakralan
spektif Hukum Islam. perjanjian. Sebab dalam Islamperjanjian
Berpijak dari argumentasi tentang adalah suci danmelaksanakan perjanjian
karakteristik perjanjian dalam hukum adalah tugas suci seseorang. Dalam Qur‟an
Islam tersebut, maka ini adalah untuk Surah Al Maa-idah ayat 1 telah mewajib-
memperkuat pandangan bahwa hukum kan orang-orang beriman untuk mematuhi
Islam ketika membahas tentang asas ke- perjanjian yang mereka buat (Aufu bi al-
bebasan berkontrak, pada dasarnya me- Uqud). Perintah Al-Quran ini menjadi
miliki karakteristik yang berbeda secara dasar utama kesucian terhadapsemua per-
paradigmatik (mendasar) dengan asas ke- janjian. Perintah Al-Quran tersebut me-
bebasan berkontrak dalam pejanjian sistem ngandung makna bahwa selama manusia
hukum lainnya. Karakteristik yang paling beriman, maka mereka wajib melaksana-
menonjol dari asas kebebasan berkontrak kan perjanjian yang mereka buat. Makna
perspektif Hukum Islam yaitu bersifat ini merupakan interpretasi eksplisit dari
kewahyuan yang telah diatur secara khas perintah tersebut. Dapat juga diartikan, pe-
dalam Al-Qur‟an dan Hadits Nabi Muham- rintah tersebut sebagai kekuatan pemberian
mad SAW. untuk pemerintah muslim untuk mengatur
Asas kebebasan berkontrak sebagai- pembuatan perjanjian untuk melindungi
mana yang telah diuraikan sebelumnya kepentingan umum seperti kesehatan, ke-
adalah bermakna pada lahirnya kehendak makmuran, keamanan, dan moral.
bebas dari para pihak untuk menentukan Islam telah meletakkan asas kebe-
apa saja yang hendak diatur dalam suatu basan berkontrak yang secara filosofis
perjanjian yang dibuat. Islam juga secara bukanlah atas dasar individualisme-prag-
prinsip menghormati penegakan asas kebe- matis. Justru melalui asas kebebasan ber-
basan berkontrak. Secara filosofis, penem- kontrak, akan memberikan fungsi dalam
patan asas kebebasan berkontrak menurut perjanjian agar manusia tidak dapat meng-
perspektif syariah memiliki fungsi yang ambil keuntungan dari orang lain dengan
antara lain adalah untuk menjamin keter- memaksa mereka dalam perjanjian yang
ikatan dari para pihak guna mematuhi isi tidak adil atau dengan membuat perjanjian
perjanjian. Sebab di dalam perspektif tersebut menjadi mencederai publik.
Islam, kebebasan berkontrak sebagai wu- Keseimbangan harus ada antara ke-
jud kesepakatan dari para pihak untuk bebasan untuk membuat dan melaksanakan
memasuki perjanjian, telah menjadi asas perjanjian dan tugas pemerintah untuk
penting secara fundamental bagi para melindungi masyarakat. Ahli hukum Islam
pihak untuk mentaati atau mematuhi isi telah menyeimbangkan hak-hak ini dengan
perjanjian. Melalui asas tersebut yang menginterpretasikan dan menentukan un-
memberikan jaminan bagi para pihak sur-unsur yang diperlukan dalam perjanji-

81
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

an. Jika perjanjian tidak mengandung bahwa ayat ini dapat berlaku untuk semua
semua unsur yang diatur oleh hukumIslam jenis perjanjian yang dibuat para pihak
maka pengadilan berhak atau wajib untuk kecuali dalam hal yang dilarang oleh Al-
tidak menegakkan perjanjian tersebut. Quran. Kedudukan khusus perjanjian ini
Sesungguhnya keberadaan asas ke- disimpulkan dari/oleh kaidah dalam
bebasan berkontrak yang diletakkan dalam Hukum Islam Al-Aqd Shari’at al-muta’a-
Perjanjian Syariah adalah untuk menjamin qidin bahwa, “perjanjian adalah Syariah
terwujudnya asas perjanjian lain yaitu asas atau hukum yang suci para pihak.” Hal ini
pacta sunt servanda. Asas yang manyata- menjelaskan jika hubungan kontraktual
kan bahwa siapa yang menyepakati per- dipandang lebih ketat oleh syariah dan
janjian maka ia wajib terikat kepada per- menjelaskan penolakan atas teori efficient
janjian yang telah dibuat itu. breach. Semua kewajiban kontraktual ten-
Berkaitan dengan keterikatan para tunya harus dilaksanakan secara khusus,
pihak dalam kontrak yang mereka buat, kecuali jika bertentangan syariah atau ke-
Wahberg32 menyatakan bahwa bagi Islam tertiban umum (public policy) yang sesuai
prinsip pacta sunt servanda juga ber- dengan syariah.
dasarkan basis suci “muslim harus mema- Ketentuan yang berkaitan dengan
tuhi kontrak yang mereka buat”. Konsep pacta sunt servanda itu dalam ajaran
ini terdapat dalam Qur‟an Surah Al Fath hukum Islam merupakan perintah langsung
ayat 10 dan 16 dan pada ayat selanjutnya dari Allah sendiri (dan bukan berasal dari
yaitu ayat 10 menyatakan bahwa orang- hukum yang dibuat manusia). Dengan
orang yang berjanji setiakepada kamu se- demikian, kaidah fiqih Islam yang
sungguhnya mereka setia kepada Allah. menyatakan “Al-Aqd Sharia’at al-muta’a-
Tangan Allah di atas tangan mereka, maka qidin”, secara tegas dinyatakan bahwa
barang siapa melanggar janjinya niscaya kontrak merupakan hukum yang sakral
akibat ia melanggar janji itu akan menimpa bagi para pihak yang membuat kontrak,
dirinya sendiri dan barang siapa yang me- dan menuntut pemenuhan kewajiban untuk
nepati janjinya kepadaAllah, maka Allah melaksanakan isi kontrak tersebut, walau-
akan memberi pahala yang Besar. Kemu- pun dibuat dengan orang kafir. Allah
dian Ayat (18) menyatakan bahwa se- berfirman: ”Penuhilah perjanjianmu de-
sungguhnya Allah telah ridha terhadap ngan mereka hingga berakhir perjanjian.
orang-orang mukmin ketika mereka Dengan demikian, ajaran hukum secara
berjanji setia kepadamu di bawah pohon, tegas menghendaki Aufu bi al-Uqud (pe-
maka Allah mengetahui apa yang ada nuhi kontrakmu). Para pihak yang mem-
dalam hati mereka lalu menurunkan kete- buat harus menghormati kontrak yang
nangan atas mereka dan memberi balasan mereka buat. Penghormatan atas
kepada mereka dengan kemenangan yang kesakralan perjanjian juga ditemukan
dekat (waktunya). dalam maksim kaidah yakni al muslimum
Shaikh Ismail al Jazaeri menafsirkan inda shurutihim (muslim harus menepati
ayat-ayat tersebut dengan menyimpulkan janji yang mereka buat).
Dengan demikian fungsi asas ke-
32
Ridwan Khairandy, Landasan Filosofis Kekuatan bebasan berkontrak dalam perspektif per-
Mengikatnya Kontrak, Jurnal Hukum Fakultas
janjian syariah antara lain untuk menjadi
Hukum UII, Edisi Khusus Vol. 18 Oktober 2011, h.
37. pedoman moral bagi para pihak yang

82
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah

berkontrak agar senantiasa komitmen men- dasar kebebasan berkontrak bukanlah tegak
jaga klausula akad dalam perjanjian. atas dasar kebebasan yang sifatnya mutlak
Fungsi asas ini sekaligus menjadi koridor tetapi kebebasan dimaksud adalah kebe-
bagi para pihak untuk menjaga perjanjian basan yang tidak melanggar nilai-nilai
tetap berada dalam kerangka itikad baik syariah. Dari karakteristik itulah, maka asas
para pihak dimana melalui asas kebebasan kebebasan berkontrak dalam perjanjian
berkontrak ini para pihak tidak boleh me- syariah memiliki fungsi antara lain adalah
maksakan kehendaknya kepada pihak lain untuk menjamin keterikatan dari para pihak
dengan cara-cara paksaan, penipuan, dan guna mematuhi isi perjanjian. Sebab di
penyalahgunaan wewenang ataupun pe- dalam perspektif Islam, kebebasan ber-
nyalahgunan keadaan tatkala memasuki kontrak sebagai wujud kesepakatan dari
perjanjian. para pihak untuk memasuki perjanjian,
telah menjadi asas penting secara funda-
Kesimpulan mental bagi para pihak untuk mentaati atau
Berdasarkan seluruh uraian pembahasan mematuhi isi perjanjian.
dengan merujuk pokok-pokok rumusan masa-
lah maka dapat ditetapkan kesimpulan sebagai Daftar Bacaan
berikut:
a. Dinamika perkembangan Perjanjian Syari- Buku
ah yang di dalamnya juga terkait asas
Al-Hakim, 1972, al-Mustadrak (Riyad:
kebebasan berkontrak. Tentu saja, kita tidak
Maktabah wa Matabi’ an-Nasyr al-
boleh melepaskan diri dari sudut pemba- Haditsah).
hasan perkembangan Hukum Islam itu
sendiri. Pembahasan perkembangan Hu- Anwar, Syamsul, 2007, Hukum Perjanjian
kum Islam juga terkait dengan sejarah Syariah Studi tentang Teori Akad
perkembangan Agama Islam itu sendiri dalam Fikih Muamalat, Jakarta: PT
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. RajaGrafindo Persada.
Dengan demikian, perkembangan asas ke-
Anshori, Abdul Ghofur, 2010, Hukum
bebasan berkontrak perspektif perjanjian Perjanjian Islam di Indonesia,
syariah, seiring dengan penyebaran Agama Yogyakarta: Gadjah Mada
Islam di beberapa wilayah (negara) di University Press.
dunia. Pada saat bersamaan baik para
pemikir barat maupun ilmuwan Islam yang Bello, C.K.L, 2013, Ideologi Hukum
menkonsentrasikan diri pada hukum (Refleksi Filsafat atas Ideologi Di
Balik Hukum), Bogor: Insan
perjanjian Islam mulai tertarik untuk
Merdeka.
melakukan pengkajian terhadap sejumlah
asas yang dikenal dalam Hukum Perjanjian Dewi, Gemala, Widya Ningsih, dan Yenti
berbasis Syariah. Salma, 2007, Hukum Perikatan
b. Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak Islam di Indonesia, Kencana Prenada
dalam Perjanjian Berbasis Syariah, adalah Media Grup, Jakarta.
memiliki paradigma dasar yang bertumpu
Hartkamp, Arthur S. dan Marianne MM
kepada kerangka pandang filosofis keilahi- Tilemma, 1995, Contract Law In the
an atau kewahyuan. Maknanya bahwa asas Netherlands, Kluwer Law Interna-
perjanjian syariah yang ditegakkan atas tional, The Hague-London-Boston.

83
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84

Hukum Perikatan, CV Mandar Maju,


Hernoko , Agus Yudha, 2011, Hukum Bandung.
Perjanjian (Asas Proporsionalitas
dalam Kontrak Komersial), Kencana Jurnal dan Tafsir Qur’an
Prenada Media Grup, Jakarta.
At-thabathabai‟, 1970, al-Mizan fi Tafsir
Khairandy, Ridwan, 2013, Hukum Kontrak al-Qur’an, al-Jashshas.
Indonesia dalam Perspektif Perban-
dingan (Bagian Pertama), FH UII Khairandy, Ridwan, Landasan Filosofis
Press, Yogyakarta. Kekuatan Mengikatnya Kontrak,
Jurnal Hukum Fakultas Hukum UII,
_____, 2003, Itikad Baik dalam Kebe- Edisi Khusus Vol. 18 Oktober 2011.
basan Berkontrak, Universitas Indo-
nesia Fakultas Hukum Pascasarjana. Rosita, Sita Ita, Studi Pembiayaan Mudha-
rabah dan Laba Perusahaan Pada
Marzuki, Peter Mahmud, 2012, Pengantar PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Ilmu Hukum (Edisi Revisi), Kencana Cabang Bogor, Jurnal Ilmiah Kesa-
Prenada Media Grup. tuan, Volume 14, Nomor 1, April
2014.
_____, 2005, Penulisan Hukum, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta. Sardjono, Agus, Prinsip-Prinsip Hukum
Kontrak dalam Cross Border Tran-
Shomad, Abd, Rekonstruksi Akad Bank saction: Antara Norma dan Fakta,
Syariah Untuk Mencapai
Jakarta: Yayasan Pengembangan
Kemashlahatan Sebagai Wujud
Rahmatan Lil-Alamin’, dikutip Hukum Bisnis, Jurnal Hukum Bisnis
dalam Moch. Isnaeni, 2013, Volume 27, Nomor 4, 2008.
Perkembangan Hukum Perdata di
Indonesia, Laksbang Grafika, Sura-
baya.

_____, Hukum Ekonomi Syariah


Perspektif Filsafat, dalam Budi
Kagramanto dan Abd. Shomad (ed),
2009, Perkembangan dan Dinamika
Hukum Perdata Indonesia, Lutfan-
sah Meiatama, Surabaya.

Simamora, Yohanes Sogar, 2013, Hukum


Kontrak (Kontrak Pengadaan Ba-
rang dan Jasa Pemerintah di Indo-
nesia, Kantor Hukum “Wins &
Partners” bekerjasama Laksbang
Justitia Surabaya.

Syaifuddin, Muhammad, 2012, Hukum


Kontrak (Memahami Kontrak dalam
Perspektif Filsafat, Teori, Dogmatik,
dan Praktik Hukum Seri Pengayaan

84

You might also like