Professional Documents
Culture Documents
24 36 1 PB
24 36 1 PB
Syariah
Muhammad Sjaiful
Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Kendari
Abstract: Sharia-based contract is an agreement that is derived from the nomenclature of Islamic
law. It is definitely designed as the agreement that shall refer to norms based on legal sources of
Islam, i.e. the Qur'an and the Hadith of the Prophet Muhammad. This paper discusses the main issue
as follows: the dynamics of developments and characteristic principle of freedom of contract in
Sharia-Based Agreement". The research refers to the legal writing i.e. normatively legal research
which the issue is conceptually approached. Through this approach, the author wants to explore and
formulate the concept of freedom of contract principle in Sharia-based agreements, both in terms of
its growth and characteristics. The result of the research shows that characteristics of the principle of
freedom of contract in Sharia-Based Agreement contain the basic paradigm based on a
philosophical view of divinity and apocalyptic. The meaning is that the principle of sharia-based
agreement is not established on absolute freedom of contract, but on the freedom that does not violate
Islamic values. Therefore, the principle of freedom of contract in the Sharia-based agreement
functionates to ensure the engagement of the parties in obeying the agreement, because in the Islamic
perspective, the freedom of contract as a form of agreement among parties to enter into a contract
fundamentally becomes the principle for the parties to obey or comply the contract.
Abstrak: Perjanjian berbasis syariah merupakan sebuah perjanjian yang lahir dari nomenklatur
hukum Islam, sebab itu desain perjanjian ini sudah pasti harus merujuk kepada penormaan yang
bersumber dari sumber-sumber hukum yang diakui otoritasnya dalam Islam yaitu Al-qur‟an dan
Hadits Nabi Muhammad SAW. Isu sentral tulisan ini menyangkut dinamika pekembangan dan
karakteristik asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian berbasis syariah. Dalam penulisan ini, tipe
yang digunakan mengacu kepada penulisan hukum (legal research) normatif, dengan pendekatan
masalah yang digunakan adalah pendekatan konseptual. Melalui pendekatan ini, penulis hendak
menggali serta memformulasikan konsep asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian berbasis
syariah, baik dari segi dinamika perkembangan maupun karakteristiknya. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa karakteristik asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian berbasis syariah
memiliki paradigma dasar yang bertumpu kepada kerangka pandang filosofis keilahian atau
kewahyuan. Maknanya bahwa asas perjanjian syariah yang ditegakkan atas dasar kebebasan
berkontrak bukanlah tegak atas dasar kebebasan yang sifatnya mutlak tetapi kebebasan dimaksud
adalah kebebasan yang tidak melanggar nilai-nilai syariah. Dari karakteristik itulah, maka asas
kebebasan berkontrak dalam perjanjian syariah memiliki fungsi antara lain adalah untuk menjamin
keterikatan dari para pihak guna mematuhi isi perjanjian. Sebab di dalam perspektif Islam, kebebasan
berkontrak sebagai wujud kesepakatan dari para pihak untuk memasuki perjanjian, telah menjadi asas
penting secara fundamental bagi para pihak untuk mentaati atau mematuhi isi perjanjian.
68
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
69
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
jian yang ada di berbagai sistem hukum di agama yang tidak hanya mengatur peri
dunia saat ini, termasuk perjanjian yang kehidupan kalangan muslim tetapi juga
lahir dari sistem hukum berbasis syariah. sebagai agama rahmatan lil alamin yang
Perjanjian berbasis syariah merupa- bermanfaat bagi seluruh umat manusia.
kan sebuah perjanjian yang lahir dari Urgensitas Islam sebagai norma yang juga
nomenklatur hukum Islam, sebab itu de- memberikan manfaat bagi seluruh per-
sain perjanjian ini sudah pasti harus me- adaban dicatat secara baik oleh Abdul
rujuk kepada penormaan yang bersumber Shomad6 sebagai berikut:
dari sumber-sumber hukum yang diakui ...bahwa setiap amal perbuatan yang
otoritasnya dalam Islam yaitu Al-qur‟an dilakukan oleh setiap manusia hen-
dan Hadits Nabi Muhammad SAW. daknya membawa suatu faedah dan
manfaat serta tidak mengandung
Sehubungan dengan itu, apabila dikaitkan
unsur-unsur kemudharatan bagi umat
dengan asas kebebasan berkontrak yang manusia. Suatu tanggung jawab sosi-
saat ini sudah sangat dikenal sebagai salah al hendaknya haruslah tercermin da-
satu asas yang menjadi tegaknya berbagai lam setiap akad perjanjian, supaya
perjanjian dalam sistem hukum di dunia. hak dan kewajiban yang timbul dari
Asas kebebasan berkontrak ini, cukup akad tersebut tidak mengganggu hak
relevan untuk kita analisis seputar orang lain, dan tidak menimbulkan
kerugian bagi orang lain.
kedudukannya dalam produk perjanjian
berbasis syariah. Apa yang ditulis oleh Abdul Shomad
Karena bagaimanapun juga, karakteristik tersebut adalah untuk memberikan pene-
perjanjian berbasis syariah memiliki gasan penting tentang keberadaan hukum
paradigma dogmatis yang berbeda dengan Islam yang selalu memberikan kemash-
nomenklatur produk perjanjian yang lahir lahatan bagi umat manusia.
dari sistem hukum lainnya. Misalnya, Dengan demikian, pengkajian ten-
perjanjian yang lahir dari produk sistem tang asas kebebasan bekontrak yang ter-
hukum civil law dan common law, serta wujud secara aplikatif dalam perjanjian
sistem hukum komunis, dan lain-lain. syariah, memang mesti dicermati dalam
Tentu saja yang membedakan nomenklatur kerangka yang tidak boleh menyimpang
perjanjian tersebut adalah terletak dari dari Islam sebagai titik pijaknya. Sebab
sudut pandang ideologi hukum yang dari sanalah kesimpulan filosofis dapat di-
menjadi penyangga dari paradigma dog- ambil sesuai cara pandang aqidah Islam7.
matis produk-produk perjanjian tersebut5. Tentu aqidah Islam merupakan pokok
Untuk itu, tulisan ini bermaksud penting yang menjadi tegaknya semua
melakukan kajian singkat secara kompre- hubungan hukum yang berbasis hukum
hensif menyangkut keberadaan asas kebe-
6
basan berkontrak dalam perjanjian berbasis Abd Shomad, Rekonstruksi Akad Bank Syariah
Untuk Mencapai Kemashlahatan Sebagai Wujud
syariah. Kajian ini tentunya melihat cara Rahmatan Lil-Alamin’, dikutip dalam Moch.
pandang ideologis yang mengkarakter da- Isnaeni, 2013, Perkembangan Hukum Perdata Di
lam perjanjian syariah yaitu tidak bisa Indonesia, Surabaya: Laksbang Grafika, hal. 122-
123.
melepaskan diri dari spirit Islam sebagai 7
Abd. Shomad, Hukum Ekonomi Syariah
Perspektif Filsafat, dalam Budi Kagramanto dan
5
C.K.L. Bello, 2013, Ideologi Hukum (Refleksi Abd. Shomad (ed), 2009, Perkembangan dan
Filsafat atas Ideologi Di Balik Hukum), Bogor: Dinamika Hukum Perdata Indonesia, Surabaya:
Insan Merdeka, hal. 33. Lutfansah Mediatama, hal. 233.
70
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
syariah, yang tentu saja tetap memper- pendekatan ini, penulis hendak menggali
hatikan aspek rahmatan lil alamin8. serta memformulasikan konsep asas kebe-
Berdasarkan uraian latar belakang basan berkontrak dalam perjanjian berbasis
masalah tersebut, tulisan ini menempatkan syariah, baik dari segi dinamika perkem-
isu sentral mengenai Dinamika Perkem- bangan maupun karakteristiknya. Melalui
bangan dan Karakteristik Asas Kebebasan pendekatan konseptual tersebut, sehingga
Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis dengan mudah kita juga dapat mengidenti-
Syariah. Lebih lanjut, isu sentral ini dirinci fikasi penggunaan asas kebebasan ber-
pada dua pokok permasalahan, yaitu : 1) kontrak dalam perspektif hukum Islam,
seputar dinamika perkembangan asas ke- yang tentu saja penulis harus merujuk
bebasan berkontrak dalam perjanjian ber- kepada doktrin-doktrin yang berkembang
basis syariah, dan 2) karakteristik asas ke- dalam hukum Islam, karena dari sinilah
bebasan berkontrak dalam perjanjian ber- konsepsi ini beranjak.
basis syariah. Agus Yudha Hernoko11 menulis bah-
wa penelitian hukum normatif, tidak di-
Metode Penelitian maksudkan untuk melakukan verifikasi uji
Dalam penulisan ini, tipe penelitian hipotesis. Sehingga dalam penulisan hu-
yang digunakan mengacu kepada tipe kum tidak dikenal adanya hipotesis, de-
penelitian hukum (legal research) norma- mikian pula halnya dengan istilah “data”.
tif, yang karakteristik penelitiannya men- Dalam penulisan hukum digunakan istilah
cari kebenaran hukum bersifat koherensi. bahan hukum atau source of law.. Ber-
Yaitu kebenaran yang berdasarkan kepada dasarkan uraian tersebut, maka untuk pe-
kesesuaian antara yang ditelaah dengan nulisan ini menggunakan sumber-sumber
aturan yang ditetapkan. Peter Mahmud hukum sebagai berikut: 1) bahan hukum
Marzuki9 mengatakan bahwa penelitian supra, yaitu Alqur‟an dan Hadits Nabi
hukum adalah suatu proses untuk mene- Muhammad SAW; 2) bahan hukum
mukan aturan hukum, prinsip-prinsip primer, yaitu Kompilasi Hukum Ekonomi
hukum, dan doktrin-doktrin hukum guna Syariah, yang berlaku di Indonesia; dan 3)
menjawab isu hukum yang dihadapi. Yang bahan hukum sekunder, yaitu berbagai
menurutnya, dari situlah proses penulisan tulisan dan makalah ilmiah, teks hukum,
hukum semestinya beranjak karena hal jurnal ilmiah yang menulis tentang
tersebut sesuai dengan karakter preskriptif Perjanjian Syariah di Indonesia.
dari ilmu hukum10. Bahan hukum baik primer maupun
Mengingat penulisan ini mengguna- sekunder yang diperoleh dengan meng-
kan tipe penelitian hukum yang karakteris- gunakan metode bola salju (snow ball
tik adalah mencari kebenaran koherensi, theory), akan diinventarisasi dan diidenti-
maka pendekatan masalah yang digunakan fikasi untuk selanjutnya digunakan dalam
adalah pendekatan konseptual. Melalui menganalisis permasalahan yang berhu-
bungan dengan penulisan ini. Dalam me-
8
Sita Ita Rosita, Studi Pembiayaan Mudharabah lakukan inventarisasi serta identifikasi
dan Laba Perusahaan Pada PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk. Cabang Bogor, Jurnal Ilmiah bahan hukum digunakan sistem kartu (card
Kesatuan, Volume 14, Nomor 1, April 2014, 2-3. system) yang penatalaksanaannya dilaku-
9
Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penulisan Hukum,
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal.93
10 11
Peter Mahmud Marzuki, Ibid., hal. 22. Agus Yudha Hernoko, Op.cit, hal. 40.
71
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
kan dengan secara kritis, logis, dan siste- terjadinya kontrak yang isi klausula di-
matis. Dengan langkah-langkah demikian anggap bertentangan dengan kepentingan
diharapkan akan lebih mempermudah alur umum.
pembahasan dan penyelesaian penulisan Sehubungan dengan itu, Agus Yudha
ini12. Hernoko15 mengurai bahwa asas kebe-
basan berkontrak merupakan asas yang
Hasil Penelitian dan Pembahasan menduduki posisi sentral dalam hukum
Penelusuran Historis Asas Kebebasan kontrak, meskipun asas ini tidak dituang-
Berkontrak kan menjadi aturan hukum namun mem-
Kebebasan berkontrak sampai punyai pengaruh yang sangat kuat dalam
sekarang tetap menjadi asas penting dalam hubungan kontraktual para pihak.
berbagai sistem hukum. Asas kebebasan Asal mula perkembangan asas kebebas-
berkontrak dalam sistem civil law dan an berkontrak menurut catatan Yohanes Sogar
common law, berkembang seiring dengan Simamora adalah berawal dari abad 18 dan 19
pertumbuhan aliran filsafat yang menekan- yakni pada masa ajaran Hukum Alam dan
kan kepada semangat individualism serta filsafat laissez faire begitu dominan. Oleh
pasar bebas13. Sehubungan dengan itu, karena hakim pada masa itu, sebagai kon-
Yohanes Sogar Simamora14 juga mengurai sekuensi pengaruh teori hukum alam, menganut
bahwa asas kebebasan berkontrak merupa- paham bahwa setiap orang mempunyai hak
kan topik dalam setiap kajian hukum yang untuk memiliki (right to own property) dan
berkaitan dengan kontrak. Ini mungkin karenanya berhak untuk melakukan perbuatan
menjadi domain terpenting dalam kontrak hukum menjual atau membeli atau jenis yang
tetapi dalam perkembangannya mengalami lain menyangkut harta mereka serta membuat
pasang surut. Tidak seperti asas itikad baik kontrak mereka sendiri. Campur tangan pe-
yang menunjukkan fungsi lebih kuat, kebe- merintah ditolak sebaliknya individu harus
basan berkontrak justru mengalami penu- diberikan kebebasan, yaitu kebebasan untuk
runan secara fungsional karena kuatnya mengejar kebahagiaan dan kebebasan untuk
intervensi Negara dalam membatasi indi- mengadakan hubungan sesuai yang dikehen-
vidu dalam menciptakan dan mengatur hu- daki. Dalam era ini, konsep klasik kebebasan
bungan kontraktual. Adanya intervensi berkontrak meliputi dua hal yaitu kontrak di-
negara, dalam perkembangan selanjutnya dasarkan kepada persetujuan dan kontrak me-
mengintervensi asas kebebasan berkontrak rupakan hasil dari pilihan kebebasan16. Jadi
mungkin disebabkan untuk mencegah tin- asas kebebasan berkontrak pada masa klasik
dakan yang bersifat penyalahgunaan kewe- telah didudukan dalam posisi yang sangat
nangan yang dapat merugikan salah satu sentral dalam perjanjian yang hendak dibuat
pihak. Kemungkinan juga intervensi nega- oleh para pihak. Menurut Agus Yudha
ra ini dimaksudkan untuk menghindari Hernoko, asas kebebasan berkontrak tersebut,
sangat dipengaruhi oleh paham individualisme
12
Ibid.,hal. 42. yang secara embrional lahir pada masa per-
13
Ridwan Khairandy, 2013, Hukum Kontrak adaban Yunani, yang dilanjutkan oleh kaum
Indonesia dalam Perspektif Perbandingan (Bagian
Pertama), Yogyakarta: FH UII Press, hal. 100. Epicuristen dan berkembang pesat pada masa
14
Yohanes Sogar Simamora, 2013, Hukum Kontrak
(Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
15
di Indonesia, Surabaya: Kantor Hukum “Wins & Agus Yudha Hernoko, Ibid, hal. 108.
16
Partners” bekerjasama Laksbang Justitia, hal. 30. Yohanes Sogar Simamora, Op.cit.,hal. 32.
72
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
73
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
Ayat (1) bahwa semua kontrak yang dibuat kebebasan berkontrak dan lebih menyukai
secara sah berlaku sebagai undang-undang pendekatan obyektif yang didasarkan
bagi mereka yang membuatnya22. kepada manifestasi eksternal dari kesepa-
Revolusi Perancis yang mengusung katan bersama. Pendekatan ini berusaha
tiga semboyan liberte’, fraternite’, dan mengurangi peranan kehendak di dalam
egalite’ (kemerdekaan, persaudaraan, dan kontrak24.
persamaan)23 telah menginspirasi pem- Hakim Oliver Wendel dan Professor
buatan kontrak dengan menitikberatkan Samuel Williston, menyetujui apabila
individualisme sebagai dasar semua ke- kewajiban yang lahir dari hubungan kon-
kuasaan. Gagasan ini kemudian menimbul- traktual harus ditafsirkan sesuai dengan
kan konsekuensi bahwa setiap orang juga maksud subjektif para pihak, tetapi harus
bebas untuk mengikatkan diri kepada menurut interpretasi yang reasonable dari
orang lain, kapan dan bagaimana yang di- bahasa dan perilaku para pihak. Interpre-
inginkan kontrak terjadi berdasarkan tasi yang reasonable tentu saja bermakna
kehendak yang mempunyai kekuatan bahwa para pihak dalam kontrak haruslah
mengikat sebagai undang-undang. mencerminkan kehendak yang tidak
Sebagaimana yang telah diurai oleh merugikan pihak lain, melanggar norma-
Yohanes Sogar Simamora, asas kebebasan norma kesusilaan, melanggar kepatutan,
kontrak memasuki abad ke-20 mengalami dan bertentangan dengan kepentingan
perubahan paradigma sesuai dengan tun- umum. Dengan demikian asas kebebasan
tutan dunia modern. Pada abad tersebut, berkontrak pada masa klasik yang mene-
keberatan terhadap asas kebebasan ber- kankan paradigma individualisme sebagai
kontrak dengan penekanan individualistik karakteristik dasar yang mengkooptasi
yang bertumpu pada pendekatan subjektif perjanjian telah mengalami perubahan pa-
mulai mengemuka. Pada akhirnya, kebe- radigma ketika masyarakat barat berada
basan berkontrak dengan pendekatan sub- pada fase modernisme parah awal abad ke-
jektif tergeser oleh pendekatan objektif 20 ketika paham absolutisme individualis-
sesuai dengan tuntutan kebutuhan masya- tik mulai ditinggalkan. Sejalan dengan itu,
rakat modern sejak memasuki awal abad menurut pendapat Arthur S Hartkamp dan
ke-20. Marianne25 menguraikan tentang prinsip
Pendekatan doktrin objektivitas ter- kebebasan berkontrak tersebut, sebagai
hadap makna asas kebebasan berkontrak berikut:
diperkenalkan oleh Hakim Oliver Wendel The principle of freedom of contract,
Holmes bahwa seluruh doktrin kontrak according to which, as a rule, any
adalah formal dan eksternal. Professor body is free to enter into a contract
with somebody of his choice, to
Samuel Williston menyatakan bahwa se-
agree upon the contents of the
mua pengadilan umumnya telah mening- contract, and to submit it to a form
galkan pendekatan subjektif terhadap asas and application of a chosen law.
This principle is also a least partly
22
Muhammad Syaifuddin, 2012, Hukum Kontrak
24
(Memahami Kontrak dalam Perspektif Filsafat, Ridwan Khairandy., Op. cit, hal. 116.
25
Teori, Dogmatik, dan Praktik Hukum Seri Peng- Arthur S Hartkamp dan Marianne MM Tilemma,
ayaan Hukum Perikatan, Bandung: CV Mandar 1995, Contract Law In the Netherlands, The
Maju, hal. 82. Hague-London-Boston: Kluwer Law International,
23
Peter Mahmud Marzuki., Op.cit, hal. 75. hal. 34.
74
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
75
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
27
Abdul Ghofur Anshori, 2010, Hukum Perjanjian
Islam di Indonesia, Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, hal. 3
76
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
77
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
78
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
79
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
nya yang bertentangan dengan kesusilaan missalnya objek perjanjian, adalah barang
dan ketertiban umum. Batil yang dimaksud yang diharamkan atau dilarang dalam al-
disini adalah sesuatu perbuatan hukum Qur‟an dan Hadits Nabi Muhammad, se-
yang melanggar Syariat Islam. perti minuman keras, daging babi, prosti-
Syariat Islam memberikan kebe- tusi, judi, utang piutang yang mengandung
basan kepada setiap orang untuk melaku- unsur riba, dan perdagangan orang.
kan akad sesuai yang diinginkannya, Pada sisi lain, terdapat pula la-
sebaliknya apabila ada unsur pemaksaan rangan-larangan yang menyangkut teknis
atau pemasungan kebebasan akan menye- dalam bertransaksi, seperti larangan mono-
babkan legalitas kontrak yang dihasilkan poli, larangan menimbun barang untuk me-
batal atau tidak sah. Asas ini meng- naikkan harga, larangan menaikkan pena-
gambarkan prinsip dasar bidang muamalah waran untuk mengelabui pembeli lain
yaitu kebolehan (mubah) yang mengan- bukan untuk sungguh-sungguh membeli,
dung arti bahwa hukum Islam memberi larangan perampasan atau akad yang me-
kesempatan luas perkembangan bentuk ngandung penipuan dan merampas milik
dan macam muamalah baru sesuai dengan orang lain tanpa izin. Demikian pula
perkembangan kebutuhan hidup masyara- dilarang melakukan eksploitasi dan unfair
kat. Banyak bidang-bidang usaha yang dealings serta masih banyak lagi ketentuan
telah diisyaratkan dalam Al-Qur'an, mi- dalam perdagangan yang diatur secara je-
salnya: pertanian (thariq al-zira'ah), peter- las-jelas dilarang pelaksanaannya.
nakan, industri (thariq shina'ah), baik Selain itu asas kebebasan berkontrak
industri pakaian, industri besi ataupun perspektif perjanjian syariah, juga dibatasi
industri bangunan, perdagangan (thariq oleh ketentuan tidak adanya unsur paksa-
tijarah), industri kelautan, dan jasa. an, kekhilafan dan penipuan. Dasar hukum
Namun kebebasan berkontrak tersebut asas ini tertuang dalam Surah Al-Baqorah
memiliki limitasi terhadap hal-hal yang ayat 256 dengan kata “tidak ada paksaan”
sudah jelas dilarang dalam syariat. Tujuan sebagaimana yang diatur dalam al-Qur‟an
dari limitasi tersebut adalah untuk menjaga SurahAl-Baqorah ayat 256.Adanya kata
agar tidak terjadi penganiayaan antara tidak ada paksaan menegaskan bahwa
sesama manusia melalui kontrak yang Islam menghendaki dalam hal perbuatan
dibuatnya. Limitasi tersebut antara lain apapun harus didasari oleh kebebasan
larangan bertransaksi secara ribawi, la- untuk bertindak sepanjang itu benar dan
rangan perjudian atau untung-untungan, tidak bertentangan dengan nilai-nilai sya-
dan larangan gharar (ketidakpastian risiko, ri‟ah. Artinya, dalam hukum Islam kedua
spekulasi atau bahaya yang dapat menye- belah pihak dibebaskan membuat perjan-
satkan pihak lain, yang di sini juga ter- jian sepanjang tidak bertentangan dengan
masuk larangan ijon (mukhabarah) atau hukum Islam.
menjual barang yang tidak dapat diserah- Dari seluruh pembahasan tersebut,
kan karena belum dikuasai) dalam melaku- maka penulis hendak menegaskan sekali
kan transaksi. lagi bahwa paradigma dasar yang menjadi
Pemaknaan batil disini juga adalah tegaknya asas kebebasan berkontrak per-
bila objek perjanjian yang bertentangan spektif syariah yaitu bertumpu kepada
dengan norma-norma kesusilaan yang karakteristik kewahyuan. Maknanya bah-
diatur dalam Hukum Islam (Syariat), wa kebebasan berkontrak haruslah tetap
80
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
81
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
an. Jika perjanjian tidak mengandung bahwa ayat ini dapat berlaku untuk semua
semua unsur yang diatur oleh hukumIslam jenis perjanjian yang dibuat para pihak
maka pengadilan berhak atau wajib untuk kecuali dalam hal yang dilarang oleh Al-
tidak menegakkan perjanjian tersebut. Quran. Kedudukan khusus perjanjian ini
Sesungguhnya keberadaan asas ke- disimpulkan dari/oleh kaidah dalam
bebasan berkontrak yang diletakkan dalam Hukum Islam Al-Aqd Shari’at al-muta’a-
Perjanjian Syariah adalah untuk menjamin qidin bahwa, “perjanjian adalah Syariah
terwujudnya asas perjanjian lain yaitu asas atau hukum yang suci para pihak.” Hal ini
pacta sunt servanda. Asas yang manyata- menjelaskan jika hubungan kontraktual
kan bahwa siapa yang menyepakati per- dipandang lebih ketat oleh syariah dan
janjian maka ia wajib terikat kepada per- menjelaskan penolakan atas teori efficient
janjian yang telah dibuat itu. breach. Semua kewajiban kontraktual ten-
Berkaitan dengan keterikatan para tunya harus dilaksanakan secara khusus,
pihak dalam kontrak yang mereka buat, kecuali jika bertentangan syariah atau ke-
Wahberg32 menyatakan bahwa bagi Islam tertiban umum (public policy) yang sesuai
prinsip pacta sunt servanda juga ber- dengan syariah.
dasarkan basis suci “muslim harus mema- Ketentuan yang berkaitan dengan
tuhi kontrak yang mereka buat”. Konsep pacta sunt servanda itu dalam ajaran
ini terdapat dalam Qur‟an Surah Al Fath hukum Islam merupakan perintah langsung
ayat 10 dan 16 dan pada ayat selanjutnya dari Allah sendiri (dan bukan berasal dari
yaitu ayat 10 menyatakan bahwa orang- hukum yang dibuat manusia). Dengan
orang yang berjanji setiakepada kamu se- demikian, kaidah fiqih Islam yang
sungguhnya mereka setia kepada Allah. menyatakan “Al-Aqd Sharia’at al-muta’a-
Tangan Allah di atas tangan mereka, maka qidin”, secara tegas dinyatakan bahwa
barang siapa melanggar janjinya niscaya kontrak merupakan hukum yang sakral
akibat ia melanggar janji itu akan menimpa bagi para pihak yang membuat kontrak,
dirinya sendiri dan barang siapa yang me- dan menuntut pemenuhan kewajiban untuk
nepati janjinya kepadaAllah, maka Allah melaksanakan isi kontrak tersebut, walau-
akan memberi pahala yang Besar. Kemu- pun dibuat dengan orang kafir. Allah
dian Ayat (18) menyatakan bahwa se- berfirman: ”Penuhilah perjanjianmu de-
sungguhnya Allah telah ridha terhadap ngan mereka hingga berakhir perjanjian.
orang-orang mukmin ketika mereka Dengan demikian, ajaran hukum secara
berjanji setia kepadamu di bawah pohon, tegas menghendaki Aufu bi al-Uqud (pe-
maka Allah mengetahui apa yang ada nuhi kontrakmu). Para pihak yang mem-
dalam hati mereka lalu menurunkan kete- buat harus menghormati kontrak yang
nangan atas mereka dan memberi balasan mereka buat. Penghormatan atas
kepada mereka dengan kemenangan yang kesakralan perjanjian juga ditemukan
dekat (waktunya). dalam maksim kaidah yakni al muslimum
Shaikh Ismail al Jazaeri menafsirkan inda shurutihim (muslim harus menepati
ayat-ayat tersebut dengan menyimpulkan janji yang mereka buat).
Dengan demikian fungsi asas ke-
32
Ridwan Khairandy, Landasan Filosofis Kekuatan bebasan berkontrak dalam perspektif per-
Mengikatnya Kontrak, Jurnal Hukum Fakultas
janjian syariah antara lain untuk menjadi
Hukum UII, Edisi Khusus Vol. 18 Oktober 2011, h.
37. pedoman moral bagi para pihak yang
82
Muhammad Sjaiful, Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak dalam Perjanjian Berbasis Syariah
berkontrak agar senantiasa komitmen men- dasar kebebasan berkontrak bukanlah tegak
jaga klausula akad dalam perjanjian. atas dasar kebebasan yang sifatnya mutlak
Fungsi asas ini sekaligus menjadi koridor tetapi kebebasan dimaksud adalah kebe-
bagi para pihak untuk menjaga perjanjian basan yang tidak melanggar nilai-nilai
tetap berada dalam kerangka itikad baik syariah. Dari karakteristik itulah, maka asas
para pihak dimana melalui asas kebebasan kebebasan berkontrak dalam perjanjian
berkontrak ini para pihak tidak boleh me- syariah memiliki fungsi antara lain adalah
maksakan kehendaknya kepada pihak lain untuk menjamin keterikatan dari para pihak
dengan cara-cara paksaan, penipuan, dan guna mematuhi isi perjanjian. Sebab di
penyalahgunaan wewenang ataupun pe- dalam perspektif Islam, kebebasan ber-
nyalahgunan keadaan tatkala memasuki kontrak sebagai wujud kesepakatan dari
perjanjian. para pihak untuk memasuki perjanjian,
telah menjadi asas penting secara funda-
Kesimpulan mental bagi para pihak untuk mentaati atau
Berdasarkan seluruh uraian pembahasan mematuhi isi perjanjian.
dengan merujuk pokok-pokok rumusan masa-
lah maka dapat ditetapkan kesimpulan sebagai Daftar Bacaan
berikut:
a. Dinamika perkembangan Perjanjian Syari- Buku
ah yang di dalamnya juga terkait asas
Al-Hakim, 1972, al-Mustadrak (Riyad:
kebebasan berkontrak. Tentu saja, kita tidak
Maktabah wa Matabi’ an-Nasyr al-
boleh melepaskan diri dari sudut pemba- Haditsah).
hasan perkembangan Hukum Islam itu
sendiri. Pembahasan perkembangan Hu- Anwar, Syamsul, 2007, Hukum Perjanjian
kum Islam juga terkait dengan sejarah Syariah Studi tentang Teori Akad
perkembangan Agama Islam itu sendiri dalam Fikih Muamalat, Jakarta: PT
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW. RajaGrafindo Persada.
Dengan demikian, perkembangan asas ke-
Anshori, Abdul Ghofur, 2010, Hukum
bebasan berkontrak perspektif perjanjian Perjanjian Islam di Indonesia,
syariah, seiring dengan penyebaran Agama Yogyakarta: Gadjah Mada
Islam di beberapa wilayah (negara) di University Press.
dunia. Pada saat bersamaan baik para
pemikir barat maupun ilmuwan Islam yang Bello, C.K.L, 2013, Ideologi Hukum
menkonsentrasikan diri pada hukum (Refleksi Filsafat atas Ideologi Di
Balik Hukum), Bogor: Insan
perjanjian Islam mulai tertarik untuk
Merdeka.
melakukan pengkajian terhadap sejumlah
asas yang dikenal dalam Hukum Perjanjian Dewi, Gemala, Widya Ningsih, dan Yenti
berbasis Syariah. Salma, 2007, Hukum Perikatan
b. Karakteristik Asas Kebebasan Berkontrak Islam di Indonesia, Kencana Prenada
dalam Perjanjian Berbasis Syariah, adalah Media Grup, Jakarta.
memiliki paradigma dasar yang bertumpu
Hartkamp, Arthur S. dan Marianne MM
kepada kerangka pandang filosofis keilahi- Tilemma, 1995, Contract Law In the
an atau kewahyuan. Maknanya bahwa asas Netherlands, Kluwer Law Interna-
perjanjian syariah yang ditegakkan atas tional, The Hague-London-Boston.
83
Perspektif Hukum, Vol. 15 No. 1 Mei 2015 : 68-84
84