CJR Issue Olahraga W

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 16

Jurnal 1

PERAN FISIOLOGI DALAM MENINGKATKAN PRESTASI OLAHRAGA


INDONESIA MENUJU SEA GAMES

Jurnal 2
PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL SECARA DINI MELALUI PUSAT
PEMBINAAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) DAN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN
MAHASISWA (PPLM)

Jurnal 3
PERSEPEKTIF OLAHRAGA TINJU DALAM MENDUKUNG PRESTASI OLAHRAGA
KABUPATEN ROKAN HULU

NAMA MAHASISWA : Wirdatul Lailani

NIM 6222421017

MATAKULIAH : ISUUE OLAHRAGA

PENDIDIKAN KEPELATIHAN

OLAHRAGA

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN MEDAN

2023

0
EXCECUTIVE SUMMARY
This research explains implementation of the rules of the International Convention
Against Doping in Sport in Indonesia (Case Study: Implementation of the Pekan Olahraga
Nasional (PON) XVIII in Riau province in 2012). Doping is giving a drug or substance
orally
or parenterally to an athlete in a competition with the main objective to improve the
performance of improperly. The use of doping in sport has been declared prohibited
(illegal).
In the 33rd session of the UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Culture
Organization) meeting on 19 October 2005 in Paris (France), the participating countries
approved the contents of the international convention against doping in sport
(International
Convention Against Doping in Sport). The case of the use of doping can be found both on
the
national and international sporting events. One case of the use of doping in sport can be
found in national sporting events namely PON XVIII in Riau Province in 2012. The final
result of this research is the implementation of the International Convention Against
Doping
In Sport in Indonesia (Case Study: Implementation of the Pekan Olahraga Nasional
(PON)
XVIII in Riau Province in 2012) was conducted using precautions, doping control and
sanctions for doping users in PON XVIII. The Government of Indonesia respect the the
noble
values of sport, Indonesia accepted the convention are realized with the establishment of
Presidential Decree No. 101 of 2007 on the Ratification of the International Convention
Against Doping in Sport, and the prohibition on the use of doping has been regulated in
Article 85 of Law No. 3 of 2005 on Sports System

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena denganrahmat, dan
karuniaNya. Kami dapat menyelesaikan critical Journal Review tentang
“PERMASALAHAN SUMBER DAYA DALAM PENINGKATAN PRESTASI
OLAHRAGA”
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai olahraga dan penerapannya. Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yangmembangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritikdan saran
yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, 25 Oktober 2023

Penyusun

2
Daftar ISI
Excecutive Summary ...................................................................................................... 1

Kata Pengantar................................................................................................................ 2

Daftar Isi ......................................................................................................................... 3

BAB 1 Pendahuluan ....................................................................................................... 4

A. Rasionalisasi Pentingnya CJR ....................................................................... 4

B.Tujuan Penulisan CJR ..................................................................................... 4

C.Manfaat CJR ................................................................................................... 4

D.Identitas Jurnal ............................................................................................... 4

BAB 2 Ringkasan Isi Artikel .......................................................................................... 5

A. Pendahuluan ................................................................................................... 5

B. Deskripsi Isi .................................................................................................... 5

BAB 3 Pembahasan / Analisis ........................................................................................ 9

A. Pembahasan isi Journal ................................................................................. 9

B. Kelebihan dan kekurangan isi Artikel Journal ............................................... 10

BAB 4 Penutup ............................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 12

B. Rekomendasi ................................................................................................... 12

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 14

3
BAB I.PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi pentingnya CJR


Sering kita tidak mengetahui betapa pentingnya pengaruh Olahraga dalam
penerapan di kehidupan kita sehari hari dalam suatu kelompok atau
organisasi.Dengan adanya jurnal yang terkait dengan “PERMASALAHAN
SUMBER DAYA DALAM PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA”
maka kita dapat
menganalisis masalah Penggunaan Doping yang terjadi di dalambidang
olahraga.
Oleh karena itu penulis membuat Critical Journal Review sebagai gambaran
bagi para pembaca untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran tentang
bahaya penggunaan doping bagi olahragawan dikehidupan nyata yang
sesungguhnya.

B. Tujuan Penulisan CJR


Alasan dibuatnya CJR ini adalah sebagai penyelesaian tugas mata kuliah Isu
Olahraga,menambah wawasan terkait dengan bahaya dopingbagi
atlet,meningkatkan pengetahuan tentang doping dalam olahraga,serta
menguatkan pemahaman tentang doping dalam kehidupan konkret.

C. Manfaat CJR
1. Menambah ilmu pengetahuan
2. Memberikan gambaran kepada pembaca agar tidak menggunakandoping
3. Memenuhi tugas mata kuliah Isu Olahraga

4
D. Identitas Artikel
 Jurnal Utama
1. Judul Artikel : PERAN FISIOLOGI DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI OLAHRAGA INDONESIA MENUJU
SEA GAMES
2. Nama Journal : OLAHRAGA

3. Edisi Terbit 2
4. Pengarang Artikel : Danarstuti Utami
5. Penerbit :-
6. Kota Terbit :-
7. Nomor ISSN :-
8. Tahun : 2015

 Jurnal Kedua
1. Judul Artikel : PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA
NASIONAL SECARA DINI MELALUI PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN
PELAJAR (PPLP) DAN PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN MAHASISWA
(PPLM)
2. Nama Journal : Jurnal Pendidikan Olahraga

3. Edisi Terbit 1
4. Pengarang Artikel : Ahmad Jamalong
5. Penerbit :-
6. Kota Terbit : Pontianak
7. Nomor ISSN : 2337 – 9561
8. Tahun : 2014

5
 Jurnal Ketiga

7. Judul Artikel : PERSEPEKTIF OLAHRAGA TINJU DALAM


MENDUKUNG PRESTASI OLAHRAGA KABUPATEN ROKAN HULU
8. Nama Journal : Jurnal Penjaskesrek

9. Edisi Terbit 1
10. Pengarang Artikel : Ridwan Sinurat*1 dan Muarif Arhas Putra2.
11. Penerbit : FKIP Universitas Pasir Pengaraian
12. Kota Terbit : Universitas Pasir Pengaraian.
7. Nomor ISSN : 2502-6879
8. Tahun : 2020

6
BABI.PEMBAHASAN / ANALISIS

A.Pembahasan Isi Jurnal

 Jurnal Utama

Proses pencapaian prestasi maksimal dalam olahraga memerlukan jangka waktu yang panjang
dan biaya yang besar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Keberadaan olahraga sebagai salah
satu pilar dalam kemajuan suatu bangsa bisa dilihat dari prestasi olahraga yang dicapai oleh negara
tersebut. Tentunya hal ini membutuhkan pengorbanan dan perjuangan semua pihak untuk
mewujudkan semua itu. Tidak hanya berfokus kepada pemerintah saja, tetapi harus dimulai dari
elemen yang paling bawah untuk mewujudkan prestasi olahraga Indonesia yang maksmal.
Keberadaan olahraga sudah tidak bisa dipungkiri lagi sebagai salah satu alat yang digunakan oleh
suatu bangsa untuk menunjukkan eksistensi kepada dunia tentang keberadaannya sebagai suatu
negara yang maju dan besar. Peranan pemerintah dalam mengembangkan prestasi olahraga harus
mutlak dilakukan.
Hal ini tentunya tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Peranan pemerintah tersebut
terlihat pada dengan adanya Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) pada tahun
2005. Tentunya hal ini merupakan payung hukum untuk memajukan keolahragaan nasional.
Dukungan sarana, prasarana, pemanfaatan ilmu dan tekhnologi olahraga dan peningkatan mutu
SDM dalam bidang olahraga yang mendukung untuk pembinaan olahraga nasional sudah saatnya
untuk diadakan revitalisasi mulai dari level daerah sampai dengan level nasional Untuk
memperbaiki prestasi olahraga sebaiknya kita memperhatikan energi yang kita pakai untuk
menjalankan latihan. Tentunya selama menjalankan latihan ada beberapa hal yang penting antara
lain takaran latihan harus dipenuhi. baik intensitas dan frekuensinya. Beberapa pengamatan, masih
banyak atlet kita yang berlatih dengan takaran yang kurang dan cukup, terutama takaran
intensitasnya tidak mencapai training zone. Akibatnya prestasi sukar berkembang, meskipun
frekuensi latihan sudah cukup. bahkan lebih. Untuk mendapatkan prestasi yang tinggi berlatih
dengan memenuhi ketiga macam takaran yang diuraikan tadi, sehingga tidak membuang waktu dan
biaya yang banyak untuk latihan-latihan. Uraian-uraian di atas terlihat jelas peran fisiologi olahraga
dapat membantu meningkatkan prestasi atlet.

7
 Jurnal Kedua

Beberapa prinsip latihan yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: 1) Latihan harus didasarkan
pada prinsip beban lebih (over load) artinya, mnakala sudah tiba saatnya untuk ditingkatkan, beban latihan
harus ditambah sedikit di atas kemampuan atlet, namun masih dalam batas-batas kemmapuannya untuk
mengatasinya, 2) Tidak ada 2 orang persis sama. Setiap orang berbeda dalam fisik, kemampuan, aspek
psikologis, adaptasi terhadap latihan, dan lain-lain. Oleh karena itu latihan harus direncanakan bagia setiap
atlet agar bisa menghasilkan prestasi yang terbaik bagi individu tersebut, 3) Latihan harus didasarkan pada
prinsip perkembangan multilateral (menyeluruh). Meskipun konsentrasi latihan adalah pada cabang olahraga
yang ditekuninya, anak harus tetap diberikan kebebasan untuk melakukan berbagai aktifitas
jasmaniah/olahraga. Dengan demikian maka perkembangan biomotorik maupun psikologis akan lebih
menyeluruh sehingga kemungkinan untuk memasuki tahap spesialisasi dna tahap prestasi top lebih cepat, 4)
Kualitas atau mutu latihan harus diperhatikan baik pada waktu latihan teknik, keterampilan gerak, taktik,
maupun fisik.
Meskipun latihan dilakukan secara intensif, namun kalau kualitas latihan kurang diperhatikan, prestasi
tidak akan kian meningkat, 5) Untuk menghindari kemungkinan timbulnya kebosanan dalam latihan, maka
harus diciptakan variasi dalam latihan, baik dalam bentuk-bentuk latihan, latihan teknik, maupun latihan fisik,
6) Usahakan untuk menciptakan suasana keriaan (enjoyment) dalam latihan, khususnya bagi anak-anak usia
dini. Banyak survei menunjukkan bahwa banyak anak meninggalkan latihan karena tidak menemukan keriaan
dalam latihan, 7) Latihan dilakukan sedikitnya 3 kali dalam seminggu, masing-masing dalam wkatu 2–3 jama
dna dilakukan secara intensif, 8) Beban latihan harus mampu memberikan pengaruh positif terhadap atlet
yang dilatih. Metodologi Latihan, yaitu: 1) Dilakukan tes awal, 2) Perlu dibuat periodisasi latihan, 3) Analisis
latihan setiap akhir tahapan periodisasi (tes formatif), 4) Pemeriksaan medis secara periodik (kurang lebih 6
bulan sekali

8
 Jurnal ketiga

Berdasarkan hasil analisis data berupa hasil wawancara dan observasi tentang aspek
pendukung olahraga tinju dalam prestasi olahraga di Kabupaten Rokan hulu yaitu : 1) olahraga
tinju di Kabupaten Rokan Hulu sudah memiliki manajemen dan organisasi yang baik dengan
dibuktikan adanya surat keputusan Nomor 05/SK/PERTINA RIAU/V/2018. 2) pendanaan belum
kategori baik dikarenakan bantuan dana yang diberikan tidak cukup untuk pembinaan atlet,
cabang olahraga dan tidak konsisten dalam bantuannya. Meskipun ada sumber dana tetap dan
sponsor tetapi sumber dana itu tidak konsisten untuk memberikan bantuan. 3) dukungan
pemerintah belum cukup baik, sebab sampai saat ini PERTINA kesusahan untuk dapat
berkembang dan bantuan dana dari pemerintah sangat minim sekali. 4) sumber daya manusia
dalam kategori sangat rendah sekali. Dengan jumlah penduduk yang cukup banyak 666.410 jiwa
hanya di wakili 1 orang pelatih dan 1 orang wasit/juri, dan jumlah atlet berjumlah 15 orang
berasal dari kecamatan tambusai 5) sarana prasarana juga sangat minim sekali. Hanya ada 1
sansack dan hanya ada 2 pasang sarung tinju. Tidak memiliki Ring dan tidak memiliki matras
untuk latihan. 6) pembinaan klub tinju saat ini cukup baik. Klub tinju tambusai sudah memiliki
AD/ART. Hanya saja klub tinju di Kabupaten Rokan Hulu hanya berjumlah 1 yaitu klub tinju
tambusai. 7) penerapan IPTEK sama sekali belum terlaksana sehingga penerapan IPTEK di
PERTINA Kabupaten Rokan Hulu masih sangat kurang baik. Dari kelima kesimpulan ini
tentunya perlu saran untuk semua pihak terutama pemerintah dalam hal ini KONI Kabupaten
Rokan Hulu agar selalu mendampingi perjuangan cabang olahraga PERTINA untuk lebih baik
lagi dalam meningkatkan prestasi olahraga di Kabupaten Rokan Hulu. bagi seluruh mayarakat
agar ikut berpatisipasi dalam cabang olahraga tinju agar mendapatkan pengetahuan tentang
olahraga tinju sehingga ada rasa penasaran dan kemudian dapat bergabung dalam cabang
olahraga ini.

9
BAB II.RINGKASAN ISI ARTIKEL

1 .PENDАHULUАN

Prestasi olahraga tidak bisa didapat secara instan, harus ada proses untuk mendapatkan prestasi
olahraga yang maksimal. Harus dibina dari usia dini hingga senior, harus dibina secara continue
sesuai dengan ilmu pengetahuan Sebagai mana di sampaikan dalam (UUSKN, 2005) pasal 20 ayat 3
berbunyi “Olahraga dilaksanakan melalui proses pembinaan dan pengembangan secara terencana,
berjenjang, dan berkelanjutan dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan”.
(Joni muis, 2016) juga menyampaikan bahwa dalam mencapai prestasi tidak semudah membalikkan
telapak tangan atau instan, akan tetapi perlu waktu yang panjang, bertahap dan berkesinambungan
dalam pembinaan disertai dengan penggunaan IPTEK.

2. METODE PENELITIАN

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan pendekatan kualitatif naturalistik. Istilah naturalistik menunjukkan bahwa pelaksanaan
penelitian terjadi secara ilmiah, apa adanya, dalam situasi normal tanpa manipulasi dari keadaan dan
kondisi sebenarnya, dan menekankan pada deskripsi secara alami. (Arikunto, s, 2010) Penelitian ini
dilaksnakan pada cabang olahraga Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PERTINA) Kabupaten Rokan
Hulu dengan mewawancarai Pengurus KONI Kabupaten Rokan Hulu terkait Pendanaan Cabang
olahraga, pengurus PERTINA, Atlet dan Pelatih Tinju PERTINA Kabupaten Rokan Hulu.

3. KEUNGGULAN DAN KELEBIHAN

KEUNGGULAN
Jurnal 1 :

Materi yang disampaikan dalam jurnal ini sudah jelas dan memiliki materi yang
lebih luas sehingga pembaca memiliki wawasan yang luas serta terdapat
contohnya sehingga lebih mudah untuk dipahami. jurnal menggunakan bahasa
yang mudah di pahami oleh pembaca.

10
Jurnal 2 dan 3 :

Materi yang dijelaskan cukup mudah untuk dipahami meskipun materi yang
digunakan sangat minim / sedikit . Jurnal ini banyak menjelaskan definisi
dengan banyak menggunakan pendapat ahli sehinga pembaca memiliki
pengetahuan yang sangat luas . dan sudah ada membahas mengenai bentuk-
bentuk emosi meskipun tidak lengkap.

KEKURANGAN

Jurnal I:
 Tidak disertai dengan gambar grafik atau pun tabel hasil analisis penelitian
 Bukan merupakan jurnal hasil penelitian, melainkan hanya pembahasan materi
 Tidak terdapat analisis yang mendalam pada bagian isi jurnal.

Jurnal II & III:

Materi yang digunakan terlalu sedikit

 Bukan merupakan jurnal hasil penelitian, melainkan hanya pembahasan materi


 Tidak terdapat analisis yang mendalam pada bagian isi jurnal.

4.KESIMPULАN DАN SАRАN

Kesimpulаn

1. Pembinaan olahraga khusunya olahraga prestasi dilakukan secara berjenjang, terencana


dan terprogram dimulai dari usia dini. 2. Pembinaan prestasi olahraga yang
diselenggarakan PPLP dan PPLM dapat berfungsi sebagai pemasok prestasi olahraga
nasional 3. Pelatih yang menangani PPLP dan PPLM harus memiliki kompetensi dengan
sertifikasi yang memenuhi standarisasi dan terakriditasi. 4. Pengelolaan PPLP dan PPLM
harus menggunakan sistem promosi dan degredasi agar atlet yang dibina lebih kompetitif
dan berprestas.

Sаrаn

Dari uraian di atas dapat digunakan kepada orang yang bergelut dalam dunia
olahraga terutama kepada para atlet agar tidak menggunakan doping sebagai jalan pintas
untuk mencapai prestasi yang maksimal,

11
Bаgi penelitiаn selаnjutnyа mengenаi topik ini dihаrаpkаn hаsil penelitiаn ini dаpаt
dijаdikаn sebаgаi аcuаn bаgi peneliti selаnjutnyа untuk mengembаngkаn penelitiаn ini
dengаn mempertimbаngkаn vаriаbel-vаriаbel lаin yаngmerupаkаn vаriаbel lаin diluаr
vаriаbel yаng telаh dibаhаs dаlаm penelitiаn ini.

12
BABIV .PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat diuat suatu simpulan bahwa penggunaan doping sudah
dilakukan sejak lama. Ada 6 kelas doping yaitu: golongan stimulan, β-Blocker, narkotik,
anabolic agent dan peptide hormon. Golongan stimulan digunakan untuk mengurangi
kelelahan melalui empat mekanisme, serta efek samping berupa tremor, insomnia, dll.
Golongan diuretic digunakan untuk meningkatkan produksi cairan sehingga mampu
menurunkan berat badan, serta efek samping berupa gangguan keseimbangan elektrolit dan
dehidrasi. Golongan β-Blocker digunakan untuk mengurangi tingkat kecemasan melalui
rangsangan pada susunan saraf pusat, serta efek samping berupa ketergantungan obat dan
gangguan pada jantung. Golongan narkotik digunakan untuk mengurangi rasa nyeri di
kalangan atlet melalui rangsang pada reseptor dalam otak bahkan bisa mempengaruhi
emosi, serta efek samping berupa stupor hingga koma dan dapat menimbulkan
ketergantungan. Golongan anabolik agent digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan
kecepatan dengan memperpanjang masa latihan, serta efek samping berupa kelainan pada

13
cardiovaskuler, hepatik, reproduksi, infeksi, kosmetik dan efek psikologis. Golongan
peptida hormon digunakan untuk meningkatkan kemampuan hormon endogen yang
bertujuan mempengaruhi penampilan, serta efek samping berupa bengkak (oedem), sakit
kepala, gynecomastia.

B. Rekomendasi

Sebaiknya dalam metode pengumpulan data kita dapat mengikuti sistem pendaataan pada
jurnal utama karena dengan luas nya sumber data yang kita peroleh otomatis akan lebih
menambah pengetahuan kita dalam bidang yang ingin di analisa sedangkan dalam
penggunaan bahasa seharusnya digunakan bahasa yang konikatif agar semua kalangan
mengerti akan hasil analisa yang terkait dalam jurnal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Kemenpora, 2011. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005 tentang


Sistem Keolahragaan Nasional. Biro Humas dan Kepegawaian Kemenpora RI: Jakarta.
Lembaga Anti Doping Indonesia, 2003. Kode Anti Doping Dunia. KONI: Samarinda
htpp//Ridwanaz.com//kesehatan//pengertian doping obat perangsang prestasi/. http//Putro
Agus Harnowo-detik.com//Jenis obat peambah stamina//2013.
http//id.m.wikipedia.org>wiki>doping//2015.

Jurnal
HR. Muchtan Sujatno. (2011). Pengaruh
Doping Terhadap Atlet PON XIV &
SEA Games XIX di Jakarta. Vol
1,No 1. Hal 32-38.
0LFKDHO_ 6WUDXEHO ³The
International Convention Against
Doping in Sport: Is It the Missing
Link to USADA Being a State Actor

14
and WADC Coverage of U.S. Pro
$WKOHWHV"_´_Vol 9, No 1. Hal 64-89
Stephan Haggard. (1987). Beth A Simmons
Internasional Organization, Vol 41,
No 3. Hal 491-517
Buku
Agency, W. A. D. (2015). International
Standar Testing and Investigations.
Victoria: World Anti-Doping
Agency.
Agency, W. A. D. (2009). World
Anti-Doping Code. Victoria: World
Anti- Doping Agency.
World Anti-Doping Agency (WADA)
(2009) World Anti-Doping Code.
Montreal: World Anti-Doping
Agency.
/$’, ³3HGRPDQ_ Anti Doping
Dalam Olahraga. LADI: Jakarta.
Pertodiharjo, S. Kenali Narkoba dan
Musuhi Penyelahgunaannya.
Jakarta: Erlangga.

15

You might also like