Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

Tugas 2

My Experience Learning Mathematics


Not a few people who admit that math lesson is difficult even bener-bener out of the
head. Math teachers are often considered killer and can not be friends. So, if in the end many
students who do not like the lesson counting. During material explanations, students tend to be
sleepy and complain when they have to solve the problem.
When elementary school, no doubt that math lessons just be the most fun than others, It
counts all, although the story, but still counting. Learning to count does not need to memorize
like learning science and integrated IPS. One thing is needed only practice every day, to get used
to enter the formula on the problem. Beginning the second class of multiplication learning, then
the division, searching for KPK and FPB, until the new fifth grade learns fractions and decimal
numbers, and the new sixth grade there is counting area, volume (start learning measure).
In conclusion during elementary school I learned the sum, subtraction, multiplication and
division. I had time to remember learning a series of not until well. Pleasure when told how to
solve it. At that time I felt amazed, maybe like seeing something that is hard smart. However,
unceasingly practicing and continuing to practice accompanied by Mom, mother is not too good
at math, but for me he is quite mastered. Precisely based on my experience, the math teacher at
school is very fierce. But thanks to studying with Mother, I find it easier to understand the
lesson.
In junior high school there was not much I could remember about mathematics. I prefer
to be involved in school and extracurricular organizations. Hhmmm, let me try to recall.
Senior high school, I still remember once, first class for the first time meeting the matrix
and its operations. Secondary class for the first time learn descriptive statistics (mean, mean,
median, deviation). Class three, circle, ellipse, parabola, and hyperbola. I remember the value of
math exams for this material is very good. Yahh, although only math lessons, if other lessons are
not so good because I can not learn all with the ability that I have. In senior high school I also
first recognize the integral (I do not know the name of this integral type, just integrally wrote)
which is analogous to calculating area. Now if in backward thinking, I think in senior high
school I prefer mathematics to geometry and calculus, and not so interest with statistics because
at that time I felt the size in the statistics was more to memorize. And I do not really like to
memorize round without understanding, it will make me forget more quickly.
The best part..! In college? Down, unexpected, suprised, almost give up. I chose with a
whole course of Mathematics Education at Muhammadiyah University of Bengkulu and second
choice is Informatics Engineering (try to remember why? :)) maybe because do not know the
alternative will take what. just math for the first choice (my taste sounded very singular yakk). I
am so glad that I passed the first choice. Believe that my academic life will be smoothly in
Mathematics Education majors, because I feel mathematics subject to high school level is not too
difficult as long as willing to learn. However .. jreng..jreng..jreeengggg...
Apparently, that period was the first time had implied in my mind that I can not afford.
Even once I asked if I was stupid, also asked what kind of math that I learned to high school. I
went through the first year with many shock difficulties understanding the concept being taught.
Okay calculus. The materials taught in calculus are mostly those taught in high school (except
differential, but at least have seen similar things in motion physics for derivative concepts), all
students who make exact majors must know this well. It turned out that up to high school I just
learned to count.

Terjemahan :
Pengalaman Saya Belajar Matematika
Tak sedikit orang yang mengakui bahwa pelajaran matematika adalah sulit bahkan bener-
bener di luar kepala. Guru-guru matematika pun sering dianggap killer dan tak bisa bersahabat.
Maka, wajar jika pada akhirnya banyak siswa yang tak menyukai pelajaran berhitung. Saat
penjelasan materi, siswa cenderung mengantuk dan mengeluh ketika harus menyelesaikan soal.
Ketika SD, tidak diragukan lagi bahwa pelajaran matematika justru jadi yang paling
menyenangkan dibandingkan yang lain, Isinya berhitung semua, walaupun soal cerita, tapi tetap
saja menghitung. Belajar berhitung tidak butuh menghafal seperti mempelajari IPA dan IPS
terpadu. Satu hal yang dibutuhkan hanya latihan setiap hari, hingga terbiasa dengan memasukkan
rumus pada soal. Dimulai kelas dua belajar perkalian, lalu pembagian, mencari KPK dan FPB,
sampai kelas lima baru belajar pecahan dan bilangan desimal, dan kelas enam baru ada
menghitung luas, volume (mulai belajar mengukur).
Kesimpulannya selama SD saya belajar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian. Saya sempat ingat belajar deret tak hingga juga. Rasa senang ketika diberitahu
bagaimana menyelesaikannya. Waktu itu saya merasa terpukau, mungkin seperti melihat sesuatu
yang susah pintar. Namun, tak henti-hentinya berlatih dan terus berlatih ditemani dengan Ibu,
memang ibu tidak terlalu jago matematika, tetapi bagi saya ia cukup menguasai. Justru
berdasarkan pengalaman saya, guru matematika di sekolah sangat galak. Akan tetapi berkat
belajar bersama Ibu, saya jadi lebih mudah memahami pelajaran.

Ketika SMP tidak banyak yang bisa saya ingat mengenai matematika. Saya lebih suka
terlibat di organisasi sekolah dan ekstrakulikuler. Hhmmm, biarkan saya mencoba mengingat
kembali.

SMA, saya masih ingat sekali, kelas satu untuk pertama kalinya bertemu dengan matriks
dan operasi-operasinya. Kelas dua pertama kalinya belajar statistik deskriptif (rata-rata, mean,
median, simpangan). Kelas tiga, bagian lingkaran, elips, parabola, dan hiperbola. saya ingat nilai
ujian matematika untuk materi ini sangat bagus. Yahh, walaupun hanya pelajaran matematika
saja, bila pelajaran lain yang banyak itu tidak begitu bagus karena tidak bisa saya pelajari semua
dengan kemampuan yang saya miliki. Di SMA pula saya pertama kali mengenal integral (dulu
gak tau nama jenis integral ini, pokoknya integral aja) yang dianalogikan dengan menghitung
luas. Sekarang kalau di fikir ke belakang, kayaknya di SMA saya lebih suka matematika yang
geometri dan kalkulus, dan tidak begitu interest dengan statistik karena waktu itu saya merasa
ukuran di statistik lebih ke menghafal. Dan saya tidak begitu suka menghafal bulat tanpa paham,
hal itu akan membuat saya lebih cepat lupa.

The best part nihh..! Di masa kuliah ? Down, unexpected, suprised, almost give up. Saya
memilih dengan bulat jurusan Pendidikan Matematika di Universitas Muhammadiyah Bengkulu
dan pilihan kedua adalah Teknik Informatika (mencoba mengingat-ingat kenapa ? :)) mungkin
karena tidak tahu alternatifnya mau ambil apa. pokoknya hanya matematika untuk pilihan
pertama (my taste sounded very singular yakk ). Saya senang sekali waktu itu saya lolos pilihan
pertama. Percaya sekali bahwa kehidupan akademik saya akan mulus-mulus di jurusan
Pendidikan Matematika, karena saya merasa mata pelajaran matematika hingga jenjang SMA
tidak terlalu sulit asal mau belajar. Namun.. jreng..jreng..jreeengggg…
Ternyata, masa itu adalah masa pertama kali sempat tersirat dalam benak saya bahwa
saya tidak mampu. Bahkan pernah saya bertanya apakah saya bodoh, juga menanyakan
sebetulnya matematika macam apa yang saya pelajari hingga SMA. Saya menjalani tahun
pertama dengan banyak kejutan kesulitan memahami konsep yang diajarkan. Oke kalkulus.
Materi-materi yang diajarkan di kalkulus kebanyakan adalah yang sudah diajarkan di SMA
(kecuali differensial, tapi setidaknya sudah pernah melihat hal serupa di fisika gerak untuk
konsep turunan), semua mahasiswa yang mengambil jurusan eksak pasti tahu betul hal ini.
Ternyata hingga SMA saya hanya belajar menghitung.

You might also like