Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Nama Lengkap : PUTRI SAKINAH, S.Pd.

NIP : 199412152023212033
Jabatan : GURU IPA
Instansi : MTsN 1 INDRAGIRI HILIR

Rangkuman
Agenda 1
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
Rumusan 5 Nilai Bela Negara : 1. Rasa Cinta Tanah Air; 2. Sadar Berbangsa dan
Bernegara; 3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara; 4. Rela Berkorban untuk Bangsa
dan Negara; 5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara. Bela Negara: tekad, sikap, dan
perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Wawasan kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Prof. Muladi, Gubernur Lemhannas RI, meyampaikan bahwa wawasan
kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Beberapa titik penting dalam sejarah Indonesia 20 Mei
1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuan itu mereka sepakat
mendirikan organisasi Boedi Oetomo. Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi
pergerakan nasional pertama yang menggunakan istilah "Indonesia.
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. “Bendera Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang Merah
Putih. Bahasa Indonesia yang dinyatakan sebagai bahasa resmi negara dalam Pasal 36 Undang-
Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 bersumber dari bahasa yang
diikrarkan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 sebagai bahasa persatuan yang
dikembangkan sesuai dengan dinamika peradaban Bangsa. Lambang Negara Kesatuan Republik
Indonesia berbentuk Garuda Pancasila yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanan, perisai
berupa jantung yang digantung dengan rantai pada leher Garuda, dan semboyan Bhinneka
Tunggal Ika ditulis di atas pita yang dicengkeram oleh Garuda. Lagu Kebangsaan adalah
Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman. Bela negara adalah tekad, sikap,
dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai
oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Hari bela negara ditetapkan dengan
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2006 tentang Hari Bela Negara tanggal
18 Desember 2006 dengan pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948 merupakan hari
bersejarah bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut terbentuk Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela Negara serta bahwa dalam upaya lebih
mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan kehidupan
ber-bangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan Kesatuan.
Dalam Undang-Undang republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 dijelaskan bahwa Keikutsertaan Warga
Negara dalam usaha Bela Negara salah satunya dilaksanakan melalui pendidikan
kewarganegaraan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara dengan menanamkan nilai dasar
Bela Negara, yang meliputi: a. cinta tanah air; b. sadar berbangsa dan bernegara; c. setia pada
Pancasila sebagai ideologi negara; d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan e.
kemampuan awal Bela Negara. Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks
Indonesia sedang berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang
harus disadari sebagai perubahan lingkungan strategis. Cara kita menyikapi terhadap perubahan
adalah hal yang menjadi faktor pembeda yang akan menentukan seberapa dekat kita dengan
perubahan tersebut, baik pada perubahan lingkungan individu, keluarga (family), Masyarakat
pada level lokal dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).
Dengan memahami penjelasan tersebut, maka yang perlu menjadi fokus perhatian adalah
mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai potensi
yang dimiliki dengan memperhatikan modal insani (manusia) yang merupakan suatu bentuk
modal (modal intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika/moral, dan modal kesehatan
(kekuatan) fisik/jasmani) yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan, kreativitas,
keterampilan, dan produktivitas kerja. Perubahan lingkungan stratejik yang begitu cepat, massif,
dan complicated saat ini menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam percaturan global untuk
meningatkan daya saing sekaligus mensejahterakan kehidupan bangsa. Pada perubahan ini perlu
disadari bahwa globalisasi baik dari sisi positif apalagi sisi negatif sebenarnya adalah sesuatu
yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi peradaban antar bangsa.

Agenda 2
NILAI – NILAI DASAR PNS BERAKHLAK
1. Berorientasi Pelayanan
Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan customer
sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar mutu layanan
yang diberikan dapat melebihi harapan customer. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini (doing something better
and better).” Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core
Values ASN BerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Perilaku Berorientasi Pelayanan
yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya
bertugas, yang terdiri dari:
a. memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
b. ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan;
c. melakukan perbaikan tiada henti.
Penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya. Tidak hanya terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik
yang mereka butuhkan akan tetapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan,
jam pelayanan, prosedur, dan biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat,
birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan keinginan masyarakat. Citra positif ASN sebagai
pelayan publik terlihat dengan perilaku melayani dengan senyum, menyapa dan memberi
salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan
memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta melayani
dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.

2. Akuntabel
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku yang harus dilakukan adalah kemampuan
melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi,
kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien dan kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi. Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak
pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi sebuah negara (Matsiliza dan Zonke,
2017). Aulich (2011) bahkan mengatakan bahwa sebuah sistem yang memiliki integritas yang
baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas, Integritas itu sendiri, dan Transparansi.
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila
bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Tanggung
Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat
membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel.

3. Kompeten
Perilaku kompeten sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian
ecosistem pembangunan budaya instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar
(organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya pemerintahan yang unggul dan
kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan kompetitif, sejalan
perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat. Berkinerja yang
BerAkhlak:
1. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Selain
ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik. Perilaku etika
profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak
2. Meningkatkan kompetensi diri dalam pengembangan IPTEK
3. Membantu Orang Lain Belaja sehingga bisa mentransfer pengetahuan.
4. Melakukan kerja terbaik:
- Pengetahuan menjadi karya: sejalan dengan kecenderungan setiap organisasi, baik instansi
pemerintah maupun swasta, bersifat dinamis, hidup dan berkembang melalui berbagai
perubahan lingkungan dan karya manusia.
- Pentingnya berkarya terbaik dalam pekerjaan selayaknya tidak dilepaskan dengan apa yang
menjadi terpenting dalam hidup

4. Harmonis
ASN diharapkan dapat memberikan pelayanan publik dengan memperhatikan kondisi
yang harmonis di lingkungan bekerja. Keharmonisan dapat tercipta secara individu, dalam
keluarga, lingkungan bekerja dengan sesama kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup
masyarakat yang lebih luas. Harmonis didefinisikan sebagai saling peduli dan
menghargai perbedaan. adapun panduan perilaku intinya adalah 1). menghargai setiap orang
apapun latar belakangnya, 2) suka menolong orang lain, dan 3) membangun lingkungan kerja
yang kondusif. Berdasarkan definis dan panduan perilaku tersebut maka indikator nilai dasar
Harmonis adalah: 1) Peduli, 2) Menghargai Perbedaan, dan 3) Selaras.

5. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN yang dimaknai
bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara,
dengan panduan perilaku:
a) Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah;
b) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara
c) Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan
perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah sebagai berikut :
a) Komitmen yang bermakna perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu atau hubungan
keterikatan dan rasa tanggung jawab akan sesuatu.
b) Dedikasi yang bermakna pengorbanan tenaga, pikiran, dan waktu demi keberhasilan suatu
usaha yang mempunyai tujuan yang mulia, dedikasi ini bisa juga berarti pengabdian untuk
melaksanakan cita-cita yang luhur dan diperlukan adanya sebuah keyakinan yang teguh.
c) Kontribusi yang bermakna keterlibatan, keikutsertaan, sumbangsih yang diberikan dalam
berbagai bentuk, baik berupa pemikiran, kepemimpinan, kinerja, profesionalisme, finansial
atau, tenaga yang diberikan kepada pihak lain untuk mencapai sesuatu yang lebih baik dan
efisien.

6. Adaptif
Ada lima alasan menjadi ASN yang adaptif yakni hidup penuh perbedaan, lingkungan
baru, mudah menyesuaikan diri, bisa menempatkan diri, serta tidak mudah terbawa arus
negatif. Adaptif bermakna erat dengan semangat dan kemampuan berinovasi, kreatif, serta
proaktif menghadapi perubahan. Pelayanan kepada masyarakat yang tadinya diselenggarakan
secara manual, sekarang harus modern, agile, dan produk yang dihasilkan harus customized.

7. Kolaboratif
ASN harus membangun kerjasama yang sinergis, dengan memberi kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi; terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai
tambah; dan menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.

Agenda 3
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI
Berdasarkan pidato Presiden Jokowi tentang “Visi Indonesia” menekankan bahwa pada
masa pemerintahan yang kedua, pembangunan SDM akan menjadi salah satu visi utama. Ada 5
hal yang perlu menjadi perhatian dalam menangani transformasi digital pada masa pandemi
covid-19. Selain itu Jokowi juga menyebutkan perlunya peningkatan peringkat indeks kompetitif
digital IMD Indonesia yang masih rendah. Menteri Kominfo juga menyampaikan pentingnya
peningkatan literasi digital masyarakat.
Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia
di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Literasi digital banyak
menekankan pada kecakapan pengguna media digital dalam melakukan proses mediasi
media digital yang dilakukan secara produktif.Seorang pengguna yang memiliki kecakapan
literasi digital yang bagus tidak hanya mampu mengoperasikan alat, melainkan juga mampu
bermedia digital dengan penuh tanggung jawab. Kompetensi literasi digital tidak hanya dilihat
dari kecakapan menggunakan media digital (digital skills) saja, namun juga budaya
menggunakan digital (digital culture), etis menggunakan media digital (digital ethics), dan aman
menggunakan media digital (digital safety).
Media digital digunakan oleh siapa saja yang berbeda latar pendidikan dan tingkat
kompetensi. Karena itu, dibutuhkan panduan etis dan kontrol diri (self-controlling) dalam
menghadapi jarak perbedaan- perbedaan tersebut dalam menggunakan media digital, yang
disebut dengan Etika Digital. Empat prinsip etika tersebut menjadi ujung tombak self-control
setiap individu dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang
digital, sehingga media digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk hal-hal
positif.
Lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial, surel, situs
daring, perangkat seluler, dan lain sebagainya. Fungsi perangkat keras dan perangkat lunak
saling berkaitan sehingga tidak bisa lepas satu sama lain. Kita tidak bisa mengakses dunia
digital tanpa fungsi dari keduanya. Komputer yang paling dekat dengan kehidupan kita
adalah komputer pribadi. Komputer merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut
komputer yang didesain untuk penggunaan individu
Melakukan proteksi perangkat digital bertujuan agar perangkat digital yang kita
gunakan tidak disalahgunakan oleh orang lain, karena perangkat digital yang kita miliki saat ini
menjadi kunci untuk berbagai aktivitas digital.
Hak dan kewajiban dalam dunia digital diantaranya yaitu akses dan tidak diskriminatif,
kebebasan berekspresi dan mendapatkan informasi, kebebasan berkumpul, berkelompok, dan
partisipasi, perlindungan privasi dan data, pendidikan dan literasi, perlindungan terhadap anak,
dan hak mendapatkan pertolongan terhadap pelanggaran hak asasi.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, dan bersih dari
praktik KKN. PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangja waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan ketentuan Undang-
undang.
Fungsi dan tugas ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan
perekat serta pemersatu bangsa. Hak PPPK meliputi gaji, tunjangan, perlindungan,
pengembangan kompetensi, dan cuti. Kewajiban ASN meliputi setia dan taat pada pancasila
UUD 1945 NKRI, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, melaksanakan kebijakan yang
dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang, menaati ketentuan perundang-undangan,
melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung
jawab; menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, prilaku, dan ucapana; serta
menyimpan rahasia jabatan.
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi,
kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras,
warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecatatan. Setiap
Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja.Dilakukan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dengan
rincian per 1 (satu) tahun.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi pegawai Republik Indonesia yang
bertujuan untuk menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan profesi ASN serta mewujudkan
jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa.

You might also like