Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

MAHASISWA PGMI LANGGAR KODE ETIK BERBUSANA

Oleh : Fika Sulistyana

1. Pendahuluan
Di dalam dunia perkuliahan, busana yang dikenakan oleh mahasiswa tidak hanya
berkaitan dengan kesehatan, etika, estetika, tetapi juga berhubungan dengan nilai sosial dan
status seseorang. Itulah sebabnya, aturan pakaian termasuk yang dipandang penting oleh
mahasiswa karena busana yang mereka kenakan membentuk identitas sosial mereka di
lingkungan perkuliahan mereka melalui gaya berpakaian mereka. Busana adalah segala
sesuatu yang dikenakan pada tubuh, baik dengan maksud melindungi tubuh maupun
memperindah penampilan tubuh. Dalam hal berbusana muslim dan muslimah yang
sempurna, Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin mewajibkan mahasiswanya
mengenakan busana yang sempurna menurut kode etik mengenai berbusana yang baik. Di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan , jurusan Pgmi khususnya juga memiliki kode etik
terpampang jelas. Sejauh ini kode etik mahasiswa di jurusan Pgmi belum berjalan seperti
yang diharapkan. Banyak pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa yang
luput dari sanksi pihak birokrasi. Terlebih jika kita melihat pelanggaran kode etik mahasiswa
yang berkaitan dengan tata cara berpakaian. Hal ini menunjukkan lemahnya penegakan
hukum di jurusan Pgmi UIN Antasari Banjarmasin.

Kalau kita melihat lebih jauh, pelanggaran kode etik mahasiswa terutama dalam
pelangggaran kode etik berpakaian, sudah menjadi hal yang biasa di lingkungan
kampus,khususnya di jurusan Pgmi . Banyak dari mahasiswa di jurusan Pgmi yang
menggunakan busana yang tidak sesuai dengan kode etik mahasiswa di UIN Antasari
Banjarmasin. Mahasiswa terkesan acuh dengan peraturan yang dibuat oleh pihak kampus.
Yang lebih memprihatinkan lagi, banyak mahasiswa yang melanggar kode etik berpakaian
akan tetapi mereka tidak merasa jika mereka melanggar kode etik mahasiswa. Minimnya
sanksi yang diberikan, sebagai faktor utama terjadinya pelanggaran kode etik berpakaian di
lingkungan jurusan Pgmi. Mahasiswi yang melanggar kode etik berpakaian cenderung lebih
banyak, dan mayoritas dari mereka lolos dari sanksi birokrasi Mahasiswi sering sekali
menggunakan pakaian-pakaian yang ketat. Mahasiswi sering sekali menggunakan pakaian-
pakaian yang ketat dan tak jarang juga baju yang digunakan diatas pinggul. Tidak jarang
mahasiswa datang ke kampus hanya mengenakan sandal jepit dan memakai celana jeans.

2. Kode Etik
Kode etik adalah suatu sistem norma, nilai dan juga aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar, baik, apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Kode etik menyatakan perbuatan apa saja yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus
dilakukan dan perbuatan apa yang harus dihindari.

Atau secara singkatnya definisi kode etik yaitu suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis
ketika melakukan suatu kegiatan atau suatu pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau
tata cara sebagai pedoman berperilaku. Pengertian kode etik yang lainnya yaitu, merupakan
suatu bentuk aturan yang tertulis, yang secara sistematik dengan sengaja dibuat berdasarkan
prinsip-prinsip moral yang ada dan ketika dibutuhkan dapat difungsikan sebagai alat untuk
menghakimi berbagai macam tindakan yang secara umum dinilai menyimpang dari kode etik
tersebut. Tujuan kode etik yaitu supaya profesional memberikan jasa yang sebaik-baiknya
kepada para pemakai atau para nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi
perbuatan dari yang tidak profesional. Ketaatan tenaga profesional terhadap kode etik
merupakan ketaatan yang naluriah, yang telah bersatu dengan pikiran, jiwa serta perilaku tenaga
profesional. Jadi ketaatan tersebut terbentuk dari masing-masing orang bukan karena suatu
paksaan. Dengan demikian tenaga profesional merasa jika dia melanggar kode etiknya sendiri
maka profesinya akan rusak dan yang rugi dia sendiri.

Kode etik bukanlah merupakan kode yang kaku karena akibat perkembangan zaman maka kode
etik mungkin menjadi usang atau sudah tidak sesuai dengan tuntutan zaman. Seperti misalnya
kode etik tentang euthanasia (mati atas kehendak sendiri), sejak dahulu belum tercantum dalam
kode etik kedokteran tapi kini sudah dicantumkan. Kode etik sendiri disusun oleh organisasi
profesi sehingga masing-masing dari profesi mempunyai kode etik tersendiri. Seperti misalnya
kode etik guru, pustakawan, dokter, pengacara dan sebagainya. Pelanggaran kode etik tidaklah
diadili oleh pengadilan, sebab melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum.
Sebagai contohnya untuk PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) terdapat kode etik
keguruan. Jika seorang guru dianggap telah melanggar kode etik tersebut, maka guru diperiksa
oleh Majelis Kode Etik Keguruan Indonesia, bukan diperiksa oleh pengadilan.

Sering kali kita mendengar tentang istilah kode etik, akan tetapi terkadang masih belum kita
ketahui arti kode etik yang sesungguhnya. Kode etik merupakan suatu sistem norma, nilai serta
aturan profesional secara tertulis yang dengan tegas menyatakan hal baik dan juga benar, serta
apa yang tidak benar dan juga tidak baik bagi profesional. Secara singkat pengertian kode etik
adalah suatu pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis di dalam melakukan suatu kegiatan
ataupun suatu pekerjaan. Kode etik berhubungan dengan perilaku seseorang.

Ketaatan dari tenaga profesional terhadap kode etik yang ada merupakan sebuah ketaatan yang
naluriah. Penyelewengan atau penyimpangan terhadap norma yang ditetapkan dan diterima oleh
sekelompok profesi, yang mengarahkan atau memberi petunjuk kepada anggotanya bagaimana
seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu profesi itu dimata masyarakat dinamakan
pelanggaran terhadap kode etik profesi. Kode etik bagi sebuah profesi adalah sumpah jabatan
yang juga diucapkan oleh para pejabat Negara.

3. Gaya Busana

Secara khusus dapat dikatakan Gaya Busana ialah gaya berpakaian yang digunakan setiap hari
oleh seseorang, baik itu dalam kehidupan sehariharinya ataupun pada saat acara tertentu dengan
tujuan untuk menunjang penampilan. Atau definisi Gay Busana yakni gaya berbusana yang
populer dalam suatu budaya atau sebagai mode. Ada juga yang berpandapat bahwa Gaya
Busana merupakan gaya berbusana yang menentukan penampilan dari seorang individu.Gaya
Busana tidak haya berkaitan dengan gaya dalam berpakaian saja, akan tetapi berhubungan juga
dengan gaya aksesoris, kosmetik, gaya rambut dan lain-lain yang dapat menunjang penampilan
seseorang.

4. Penegakan Sanksi Pelanggaran Etika berbusana di Jurusan Pgmi

Sebagaimana yang telah diatur oleh kode etik mahasiswa seharusnya kita sudah harus tau
dan paham bahwa setiap pelanggaran yang dilakukan dikenakan sanksi walaupun hanya
sanksi ringan. Nyatanya sebagian besar mahasiswa sudah mengetahui betul kode etik yang
ada, namun terkadang penerapannya saja yang belum dilaksanakan secara menyeluruh.
Seperti yang dikatakan oleh sekjur Pgmi, “ aturan tentang etika berpakaian harus ditegakkan
agar tidak ada lagi mahasiswa yang melanggar etika berbusana ’’. Namun masih ada
sebagian di antara mahasiswi yang tidak mengetahui aturan ini karena kurangnya sosialisasi.
sosialisasi dapat dilakukan dengan menempelkan etika berbusana tersebut pada papan-papan
pengumuman, maupun didepan pintu setiap ruangan perkuliahan maupun kantor
dilingkungan jurusan Pgmi. Diharapkan para dosen mensosialisasikan aturan ini pada setiap
awal perkuliahan di kelas dan langsung menerapkannya pada setiap perkuliahan, terutama
kepada seluruh mahasiswa yang mengikuti perkuliahan.

You might also like