Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 4

PELATIHAN DASAR CPNS ANGKATAN LXXX TAHUN 2022

AGENDA III
SMART ASN

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

apt. MUHAMMAD SUBHAN A. SIBADU, S.Farm., M.Si NIP. 199011152022031007

PUTU AYU MULIANI NIP. 199306232022032016

ELOK PERMATASARI NIP. 198707072022032009

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
SEPTEMBER, 2022
1. DESKRIPSI KASUS
Judul kasus : 27 ASN terbukti lakukan tindakan Radikalisme melalui Media Sosial
Tanggal kasus : 3 Februari 2022
Link kasus :
https://sumsel.inews.id/berita/27-asn-terbukti-lakukan-tindakan-radikalisme-melalui-m
edia-sosial/2

2. RINGKASAN ISI KASUS

Diberitakan bahwa Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi


Birokrasi (Kemenpan RB) telah mengungkapkan tentang adanya tindakan radikalisme
melalui media sosial yang dilakukan oleh 27 orang (17 di antaranya telah diproses)
Aparatur Sipil Negara (ASN) pada tahun 2021 yang diawali dari adanya 97 aduan
terhadap ASN yang diduga melakukan aktivitas radikalisme tersebut.

Temuan ini dibuktikan setelah kemenpan RB melakukan investigasi dengan 11


kementerian/lembaga sesuai surat keputusan bersama (SKB), dan atas temuan ini para
ASN dijatuhi hukuman disiplin oleh Menteri PAN-RB, tjahjo Kumolo.

ASN yang melakukan Tindakan radikalisme pada tahun 2021 ini mengalami
peningkatan dari tahun sebelumnya di 2020 dengan 11 kasus temuan. Dalam Surat
Keputusan Bersama (SKB) 11 Menteri/Lembaga tentang Penanganan Radikalisme
Dalam Rangka Penguatan Wawasan Kebangsaan Pada Aparatur Sipil Negara
menetapkan 11 jenis pelanggaran radikalisme via media sosial, diantaranya adalah
menyebarkan konten yang memuat kebencian terhadap Pancasila, UUD 1945,
Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Pemerintah; konten bermuatan SARA; serta konten
yang berisi informasi menyesatkan.

Dan dari Atas dasar itu maka dibentuklah Satuan Tugas (Satgas) yang terdiri atas 11
Kementerian/Lembaga untuk menyelidiki ASN yang diduga melanggar ketentuan
larangan radikalisme via media sosial. Harapannya adalah apa yang sudah ditangani
oleh satgas ini ada dampak deterrent terhadap aparatur sipil negara yang lain. Sehingga
tidak melakukan kegiatan-kegiatan maupun aktif di media sosial terkait dengan adanya
kegiatan radikalisme

3. HIKMAH PEMBELAJARAN
Di masa kini, transformasi digital menyebabkan segala kegiatan pelayanan publik
dilakukan secara digital. ASN diharapkan memiliki kecakapan digital (digital skills),
budaya digital (digital culture), etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital
safety) sebagai bentuk adaptasi teknologi.
Salah satu peran ASN adalah mempererat kesatuan dan persatuan bangsa. ASN
diharapkan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman dan teknologi dengan
cerdas dan bijak sejalan dengan peran ASN dalam mempererat persatuan dan
kesatuan bangsa. Hal ini didukung dengan dengan penguatan etika dalam penggunaan
teknologi digital. Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan, dan
mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan kasus tersebut, diketahui bahwa pelanggaran yang dilakukan adalah
penyebaran radikalisme melalui media sosial yang bertentangan dengan etika
mermedia digital. Radikalisme adalah suatu kepercayaan atau bentuk ekspresi dari
keyakinan bahwa harus ada perubahan sosial atau politik yang besar atau secara
ekstrem. Pada kasus tersebut, beberapa ASN menyebarkan konten yang memuat
kebencian kepada Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan Pemerintah.
Beberapa ASN yang terbukti melakukan teknologi digital menyebarkan konten
bermuatan SARA dan konten berisi informasi yang menyesatkan. Perilaku tersebut
tentunya tidak sesuai dengan peran ASN dalam mempererat kesatuan dan persatuan
bangsa. Perilaku tersebut merupakan perilaku yang memancing perpecahan.
Hal tersebut tentunya bertentangan dengan nilai-nilai-dasar ASN dan penerapan
SMART ASN yang adaptif dengan perkembangan teknologi dan bijak dalam
penggunaannya. Seorang ASN harus memiliki pengetahuan dasar akan peraturan,
regulasi yang berlaku, tata krama, dan etika berinternet (netiquette). Sehingga, dapat
memiliki kesadaran untuk memilih dan memilah tindakan yang sesuai dan tidak
bertentangan dengan peraturan perundangaan yang berlaku.
Perilaku tersebut tentunya merupakan perilaku melanggar hukum yang akan ditangani
secara hukum. Tindakan tersebut tentunya sangat merugikan. Tidak hanya bagi
masyarakat yang mengakses informasi tersebut, tetapi juga bagi ASN tersebut. Masa
depan dan kesejahteraannya tentunya terancam karena harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Hikmah penting yang diperoleh dari kasus tersebut adalah, bagi seorang ASN
hendaknya dapat memahami tanggung jawab dan peran pentingnya dalam
pembangunan dan pemersatu bangsa. Sehingga, tidak mudah terhasut dan memiliki
kesadaran dalam bertindak tegas untuk tidak melanggar peraturan yang berlaku.

4. SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan dari uraian isu tersebut adalah sebagai
berikut.
1. Sebagai ASN diharapkan memiliki kecakapan digital (digital skills), budaya digital
(digital culture), etika digital (digital ethics) dan keamanan digital (digital safety)
sebagai bentuk adaptasi teknologi.
2. Seiring perkembangan digital yang ada, seorang ASN sudah seharusnya memiliki
pengetahuan tentang etika berinternet (netiquette). Ini bertujuan untuk
meminimalisir adanya dampak negatif dari penggunaan internet. Ketika
menggunakan media digital hendaknya kita menggunakannya dengan penuh
kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan nilai kebajikan. seorang ASN
diharapkan dapat menggunakan media digital dengan selalu berpedoman dengan
empat prinsip etika tersebut agar dapat menjadi self-control setiap individu dalam
mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan berkolaborasi di ruang digital,
sehingga media digital benar-benar bisa dimanfaatkan secara kolektif untuk
hal-hal positif.
3. Sebagai ASN diharapkan memiliki pengetahuan dasar untuk membedakan
informasi mana saja yang tidak sejalan dengan nilai Pancasila di mesin telusur,
seperti perpecahan, radikalisme, dan lain-lain. Sebagai seorang ASN hendaknya
dapat menggunakan media digital secara bijak untuk tidak menyebarkan berita
atau informasi terkait dengan hal-hal yang berpotensi dapat memecah belah
persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.

You might also like