Batu Pack Materi

You might also like

Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 11

ISSN: 2302-3333 Jurnal Bina Tambang, Vol 6, No 1

Management Pengendalian Kualitas Batubara Berdasarkan


Parameter Kualitas Batubara Mulai Dari Front Sampai Ke
Stockpile Di PT. Budi Gema Gempita, Merapi Timur, Lahat,
Sumatera Selatan.
Fitri Rahma Yenni1*, Heri Prabowo1**
1
Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang

*fitrirahma911@gmail.com
**Heri.19782000@yahoo.com

Abstract. Pt. Budi Gema Gempita (PT. BGG) is one of the companies engaged in coal
mining with the mining system implemented is the open pit mining system. coal
produced by PT. BGG consists of different types grouped by their caloric value. To
maintain the quality of coal, the company must have a coal quality control management
team based on coal quality parameters, namely a series of activities in controlling the
quality of coal, because in the process there is a decrease in the quality of coal that is
when coal is mined (coal getting), then the accumulation of coal from the Front to the
Stockpile area. Parameters used to maintain the quality of coal both clamped and
stockpiled are total moisture (%),volatille matter, calories, ash content (%),), total
sulphur (%). After sampling obtained results Coal quality on the mining front has a total
moisture value (ARB) of 29.84%, inherent moisture value of (-)%, ash content value of
2.42%, volatile matter value of 32.56%, fixed carbon value of 35.18%, total sulfur value
of 0.27% and calorie value of 4846 Kcal/kg, while the quality of coal distockpile ARB
has a total moisture value of 30.01%, inherent moisture value of (-)%, ash content
value of 2.65%, volatile matter value of 33.30%, fixed carbon value of 32.16%, total
sulphur value of 0.30% and calorie value of 4866 Kcal/kg. The higher the fixed carbon
value, the higher the caloric value.The lower the fixed carbon value, the ash content,
moisture content and sulfur content will be higher.

Keywords: Coal, Pit channel, coal parameters, Stockpile, SOP Quality Control.

1. Pendahuluan
Kualitas batubara juga dipengaruhi oleh kondisi
PT. Budi GemaGempita, Merapi geologi suatu lokasi penambangan, diantaranya ada
Timur,Lahat,Sumatera Selatan merupakan salah satu batubara kualitas tinggi (higt quality), kualitas
perusahaan yang bergerak di bidang industri menengah (medium quality), dan kualitas rendah (low
pertambangan batubara. PT. Budi GemaGempita, quality). Keberadaan batubara pada tiap seam memiliki
Merapi Timur,Lahat,Sumatera Selatanmemproduksi kualitas dan kuantitas cadangan yang berbeda-beda.
berbagai macam jenis batubara. Pembagian jenis Untuk mengetahui hal tersebut pihak perusahaan
batubara tersebut didasarkan atas jumlah kalori yang melakukanManagement Pengendalian Kualitas
terkandung di dalamnya. Semakin tinggi kandungan Batubara Berdasarkan Parameter Kualitas Batubara
kalori batubara maka akan semakin bagus guna mengontrol kualitas batubara dari front
kualitasnya. Selain kandungan nilai kalori, terdapat penambangan sampe ke stockpile, di PT. Budi Gema
beberapa parameter lain yang mempengaruhi kualitas Gempita bervariasi maka dilakukan pengujian beberapa
dari batubara yaitu total moisture, ash content, metoda parameter batubara untuk memenuhi
volatile matter, fixed karbon dan total sulphur. permintaan konsumen.
Management Pengendalian Kualitas Batubara Selain itu pembangunan stockpile dalam menjaga
Berdasarkan Parameter Kualitas Batubaramerupakan kualitas batubara juga sangat berperan penting dan
serangkaian kegiatan dalam pengendalian mutu memerlukan perencanaan yang matang agar pondasi
batubara, karena dalam prosesnya terjadi penurunan stockpile tidak mengalami kelongsoran. Banyak
kualitas batubara yaitu pada saat batubara ditambang faktor yang harus diperhatikan diantaranya kondisi
(coal getting), kemudian penumpukan batubara dari tanah / permukaan dasar stockpile dan geometri
Frontsampai ke Stockpile area. tumpukan batubara. Analisa tinggi timbunan serta
kemiringan tanah perlu dilakukan agar daerah

110
stockpile tidak ada genangan air yang dapat merusak Menurut The International Hand Book of Coal
kualitas batubara. Kapasitas penyimpanan batubara di Petrography (1963), batubara adalah batuan
stockpile menentukan desain suatu stockpile. sedimen yang mudah terbakar, terbentuk dari sisa-
Stockpile yang berkapasitas kecil dengan kapasitas sisa tanaman dalam variasi tingkat pengawetan,
besar berbeda khususnya dalam penyiapan lahan diikat oleh proses kompaksi dan terkubur dalam
dan preparasi lahan tersebut. cekungan-cekungan pada kedalaman yang
Pendistribusian batubara dari front ke stockpile bervariasi, dari dangkal sampai dalam.
dengan jarak 25 km menyebabkan terjadinya
perubahan nilai kualitas batubara sebagai akibat dari
3.2 Cara Penambangan Di Seam PT.Budi Gema
pengaruh lingkungan dan cuaca, seperti nilai rata-rata
Gempita
hasil uji kalori batubara pada front yaitu 4800
kcal/kg.ar yang lebih kecil daripada rata-rata nilai
yaitu menggunggunakan Metode Penambangan
kalori batubara di Stockpile yaitu 6215 kcal/kg.ar.
Strip Mining Tambang terbuka adalah salah satu
metode penambangan yang segala aktivitasnya
2. Lokasi Penelitian dilakukan di atas atau relatif dekat dengan
permukaan bumi (surface), dan tempat kerjanya
Lokasi dan Kesampaian Daerah Secara berhubungan dengan udara bebas. Salah satu
administratif Wilayah IUP Operasi Produksi PT metode penambangan secara tambang terbuka yaitu
Budi Gema Gempita termasuk ke dalam wilayah strip mining (Hartman, 1987). Metode ini diterapkan
Desa Muara Lawai dan Desa Arahan, untuk menambang endapan-endapan yang
Kecamatan Merapi Timur, Kabupaten Lahat, bentuknya kurang lebih mendatar, misalnya
Provinsi Sumatera Selatan. Secara geografis batubara, garam, dan fosfat (SME, 2011).
terletak di 103043’04”-103044’51” BT dan
03038’57”-03042’26” LS seluas 1.700 hektar 3.2.1 Parameter kualitas batubara
Peta lokasi kesampaian daerah tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1. a. Kandungan Air Total (Total Moisture)
PETA KESAMPAIAN DAERAH PT. BUDI GEMA GEMPITA KEC. MERAPI TIMUR Kandungan air total adalah banyaknya air
1
0
2

1
0
5
1
0
3

1
0
4

1
0
6
°

°
°

KAB. LAHAT SUM-SEL

2°S 2°S
yang terkandung dalam batubara baik yang
MUSIBANYUASIN
terikat secara kimiawi (kandungan air bawaan)
BANYUASIN Dari Jakarta
050100
maupun akibat pengaruh kondisi luar
(kandungan air bebas). Kandungan air total
kilometers

MUSIRAWAS

sangat dipengaruhi oleh faktor keadaan seperti


Sekayu
Legenda

Palembang
3°S 3°S Ibukota Propinsi Ibukota Kabupaten Bandar Udara Jalan Negara
Kesampaian Lokasi KP PT. GGB

Lubukli
Muara Beliti nggau MUARAENIM Indralaya

OGAN KOMERING ILIR


Kayuagung
ukuran butir dan faktor iklim.
b. Kandungan air bawaan (Inherent Moisture)
LOKASIPrabumulih OGAN ILIR Tanjung Balai Batas Kabupaten
PT. Budi Sultan Mahmud Badaruddin
Gema Gempita

Tebingtinggi Muara Enim

LAHAT Lahat Kandungan air bawaan adalah kandungan


4°S
Pagar Alam
OKU
Baturaja
OKU TIMUR4°S
air yang ada pada batubara bersama saat
terbentuknya batubara tersebut, yang terikat
0 250 500
kilometers
Peta Index

ATERA UTARA

secara kimia dalam batubara.


OKU SELA

Martapura JAM BI

c. Zat Terbang (Volatile Matter)


S UM ATERA S ELATAN

LAUT JAWA
1
0
2

1
0
5
1
0
3

1
0
4

1
0
6
°

5°S
°

Zat terbang merupakan senyawa organik


Gambar 1.Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah IUP dan anorganik ringan dalam batubara yang
PT BGG TAN
Muaradua
terlepas selain komponen air pada pemanasan
suhu tinggi. Zat terbang ini berasal dari ikatan
organik komponen batubara ataupun pengotor
3. Kajian Teori
organik yang terikat dalam batubara.
3.1 Pengertian Batubara d. Karbon Tertambat (Fixed Carbon)
Karbon tertambat adalah karbon yang
tertinggal setelah dilakukan pembakaran pada
Definisi batubara menurut badan standarisasi batubara sesudah penguapan
nasional dalam SNI (1997) adalah endapan yang 5°S
volatilematter.Dengan adanya pengeluaran zat
mengandung hasil akumulasi material organik yang terbang dan kandungan air, maka karbon
berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang telah melalui terhambat secara otomatis akan naik dan
proses lithifikasi untuk membentuk lapisan batubara. meningkatkan kualitas batubara. pengukuran
Material tersebut telah mengalami kompaksi, karbon tertambat merupakan bagian dari analisis
ubahan kimia dan proses metamorfosis oleh proximate. Karbon terhambat merupakan hasil
peningkatan panas dan tekanan selama periode pengurangan 100% dikurangi kadar air bawaan
geologis. Bahan-bahan organik yang terkandung (%), kadar abu (%), kadar zat terbang (%),
dalam lapisan batubara mempunyai berat > 50% jelasanya dapat dilihat pada rumus di bawah ini:
volume bahan organik. FC = 100% ─ IM ─ ASH ─ VM
Keterangan:
111
FC = Fixed Carbon (%) moisture sehingga dihitung kandungan inherent
IM = Inherent Moisture (%) moisture.
ASH = Ash Content (%) d. Dry Based (Db)
VM = Volatile Matter (%) Pada analisis dry based, keadaan batubara
e. Kandungan Abu (Ash Content) kondisi dasar udara kering yang dipanaskan pada
Kandungan abu merupakan sisa–sisa zat suhu standar, sehingga batubara dalam kondisi
anorganik yang terkandung dalam batubara yang dasar kering dan bebas dari kandungan air total
berasal dari pengotor bawaan saat terbentuk tetapi masih mengandung abu.
batubara maupun saat penambangan. Abu dalam e. Dry Ash Free (Daf)
batubara merupakan residu anorganik yang tidak Analisis pada basis ini dilakukan pada
dapat terbakar sebagai sisa hasil pembakaran sampel batubara dalam keadaaan bebas kadar
batubara. abu dan kadar lengas.
f. Total Sulfur f. Dry Mineral Matter Free (Dmmf)
Total sulfur adalah Sulfur yang terdapat Analisis ini dilakukan pada sampel
pada batubara dalam bentuk senyawa organik batubara yang memiliki kondisi bebas dari
dan anorganik dapat dijumpai dalam bentuk kandungan lengas atau dari mineral-mineral
mineral pirit, markasit dalam bentuk sulfat. pengotor yang berasal dari zat bukan organik
g. Nilai Kalori (Calorific Value) pada batubara saat proses pembentukannya.
Calorific Value atau nilai kalori yaitu Tabel 3. Konversi Dasar Pelaporan Hasil Analisis
jumlah panas yang dihasilkan apabila sejumlah Batubara
tertentu batubara dibakar. Panas ini merupakan
reaksi eksotermal yang melibatkan senyawaan
hidrokarbon dan oksigen. Nilai kalori ditentukan
dari kenaikan suhu pada saat sejumlah tertentu
batubara dibakar. Nilai panas batubara dihitung
berdasarkan selisish suhu awal dan akhir
pembakaran.Nilai kalori yaitu besarnya panas
yang dihasilkan dari pembakaran batubara yang
dinyatakan dalam Kcal/kg.
Nilai kalori dibagi menjadi dua, yaitu :
1) Gross Calorific Value (GCV) adalah nilai
kalori kotor sebagai nilai kalor hasil dari
pembakaran batubara dengan semua air 3.2.3 Analisis management pengendalian kualitas
dihitung dalam keadaan wujud gas. batubara berdasarkan parameter kualitas batubara
2) Net Calorific Value (NCV) adalah nilai di pit sampe ke stockpile.
kalori bersih hasil pembakaran batubara
dimana kalori yang dihasilkan merupakan Secara umum, parameter kualitasbatubara yang
nilai kalor. Harga nilai kalori bersih ini dapat lazimdigunakan adalah kalori, kadar kelembaban,
dicari setelah nilai kalori kotor batubara kandungan zat terbang,kadar abu, , kadar sulfur.
diketahui. Dalam pembuatan management pengendalian
kualitas batubara berdasarkan parameter ini analisis
yang harus dilakukan adalah melihat dari tenaga
3.2.2 Basis Pelaporan Hasil Analisis Batubara manusia (skill karyawan), team mekanik.dan
kebersihan daerah stockpile, kebersihan alat di
Menurut Sukandarrumidi (2006) hasil analisis front dan stockpile dan kemampuan alat yang di
kualitas batubara di laboratorium dilaporkan dengan pit (front) , jumlah alat yang di sediakan oleh
menggunakan basis pelaporan tertentu. Berdasarkan perusahaan dalam menambang batubara dan
ASTM (American Society for testing material), mengangkut batu bara sampai ke stockpile dan
beberapa basis pelaporan hasil analisis batubara faktor-faktor pendukung lainnya untuk menjaga
yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut: kualitas batubara agar tetap terjaga dengan baik
b. As Received (Ar) sampai ke tangan konsumen.
Basis analisa dimana sampel batubara
diambil dari suatu tempat dan langsung 3.2.4 Management pengendalian kualitas batubara
dianalisa. Pada basis as received, semua hasil
analisis dihitung dengan menyertakan kadar Beberapa tugas dari Management
lengas total (total moisture) dari sampel. pengendalian kualitas batubara
c.Air Dried Based (Adb) a. Management pengendalian kualitas batubara
Air dried based merupakan basis analisis melakukan kontrol terhadap batubara produksi
dimana sampel batubara dikeringkan pada udara dengan melakukan sampling pada saat
terbuka sehingga menghilangkan kandungan free batubara ingin di loading di pit.
112
b. Management pengendalian kualitas batubara 2. Channel sampling adalah sampel yang diambil
memantau rencana setiap pemuatan batubara pada seluruh permukaan batubara dari
dan mengatur agar kualitas batubara yang top/bottomSehingga diketahui bahwa terjadi
dikirim sesuai dengan spesifikasi buyer. penurunan kualitas batubara antara channel
c. Management pengendalian kualitas batubara sampling dan stockpile area serta pada product
memantau evaluasi perkembangan kualitas area. Untuk itu dilakukanlah management
batubara di stockpile. pengendalian kualitas batubara berdasarkan
d. Management pengendalian kualitas batubara parameter nya dengan SOP Quality Control
mengevaluasi atau mengontrol process pengontrolan kualitas batubara karena ketika
operasional yang dapat mempengaruhi kualitas batubara akan ditambang diperlukan
batubara, yang dapat menyimpang dari penambangan secara selektif, untuk menghindari
planning. agar pengotor (parting) tidak terbawa sekecil
mungkin. Kemudian ketika penumpukan
3.2.5 Pengambilan Sampling Batubara batubara di ROM area batubara yang high calory
dan low calory penumpukannya harus dijauhkan
Pengambilan sampel batubara dilakukan agar tidak tercampur kualitas yang satu dengan
dengan hati-hati. Pengambilan sampel dengan yang lainnya. Pada tahap processing drainase
increment (kenaikan) (Jumlah yang diambil dengan harus dirancang dengan baik agar air tidak
sekali kerja)supaya suatu sampel itu mewakili, masuk kedalam stockpile product, dan yang
sampel tersebut diambil dengan mengumpulkan terpenting adalah kebersihan alat harus tetap
sejumlah increment. Dalam pelaksanaan increment dijaga agar batubara tidak tercampur dengan
diambil pada selang waktu atau massa yang sama pengotor-pengotor yang terbawa oleh alat pada
batubara yang bergerak mengalir atau pada tempat saat bekerja di stockpile product maupun pada
tertentu yang diam. frontarea.
Batubara disimpan di Stockpile dengan 3. Stockpile
lokasi terpisah untuk masing-masing seam. a. Luasan daerah stockpile yang tidak sesuai
Pemisahan ini dilakukan agar batubara dari seam standar.
yang berbeda tidak tercampur, sehingga b. Sering terjadi segregasi ukuran, yang besar
karakteristik batubara dapat diperkirakan dari survey dan berat pada bagian bawah.
per seamdaerah penambangan. Karakteristik ini c. Masih adanya parting-parting yang terbawa
akan digunakan dalam Penelitian management dari pit ke stockpile
pengendalian kualitas batubara.
Berikut cara pengambilan sampel batubara 3.2.7 Pengujian Batubara
sesuaimanagement SOPQuality ControlIn front
penambangan dan distockpile: Pengujian batubara dilakukan untuk
1. Pengambilan data luas batubara yang ter ekspose mengetahui karakteristik batubara pada satu
di pit dan di stockpile seam tertentu. Hasil pengujian ini
2. Melakukan proses pembersihan (cleaning) memungkinkan adanya control kualitas dari
pada batubara yang telah ter ekspose produk batubara yang nantinya akan
baik itu di pit dan di stockpile. dipasarkan.
3. Dilakukan Pengambilan sample (sampling) Parameter yang diuji adalah total
pada batubara yang Akan diproduksi. moisture (%),volatille matter, kalori, ash
4. setelah di sampling dapat dilanjutkan dengan content (%),), total sulphur (%), Pembacaan
proses produksi batubara, dengan Melakukan hasil laporan harus memperhatikan basis apa
pemisahan parting Dan material pengotor lainnya. yang digunakan, sehingga tidak terjadi
Setelah itu baru didapat hasil dan baru bisa di kesalahan dalam analisa.
loading.

3.2.6 Metoda-Metoda Pengambilan Contoh Data 4. Metode Penelitian


Penelitian
4.1 Jenis Penelitian
Proses pengambilan contoh dari tubuh
material (batubara) yang representatif untuk Berdasarkan jenis data yang akan diperoleh maka
tes/analisis dan dipakai untuk mengetahui material penelitian ini tergolong kedalam penelitian kuantitatif.
asalnya. Berdasarkan tempatnya sampling dapat Metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu
dibagi menjadi 2 yaitu: jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis,
1. Insitu Sampling terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal
Mengambil sample batubara pada tempat hingga pembuatan desain penelitiannya. Demikian pula
aslinya, metoda ini biasa dilakukan sewaktu pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila
eksplorasi: disertai dengan gambar, table, atau tampilan lainnya.
113
Pada penelitian ini dilakukan perbandingan hasil dari Pengolahan data yang diambil dilakukan
peledakan geometri aktual dengan geometri rancangan. sebagai berikut:
1. Melakukan analisis kualitas batubara di pit
4.2 Tempat dan Waktu Pelaksanaan penambangan sampai ke stockpile di PT. BGG
2. Melakukan analisis terhadap penyebab rusaknya
Kegiatan observasi lapangan dilaksanakan pada kualitas batubara
tanggal 01 oktober 2020 dan kemudian dilanjutkan 3. Melakukan design pola penumpukan batubara di
dengan kegiatan pengambilan data.Penelitian stockpile
dilaksanakan di wilayah PT. Budi Gema Gempita. 4. Melakukan pengambilan sampling di pit dan
Penelitian kemudian dibatasi dan difokuskan pada stockpile
parameter batubara yang ada di pit area penambangan 5. Melakukan uji labor sampling batubara di pit
dan stockpile area PT. Budi Gema Gempita. dan stockpile
4.3 Tahap Penelitian
5. Hasil dan Pembahasan
Adapun tahapan kegiatan penelitian adalah
sebagai berikut: 5.1. Cara Penambangan Batubara di Seam
a. Persiapan
Kegiatan ini merupakan tahapan awal sebelum a. cara penambangan batubara di PT. Budi
kegiatan lapangan yangmeliputi: Gema Gempita metode penambangan
1) Persiapan administrasi dan pengurusan surat-surat tambang terbuka dilakukan secara strip
izin di kampus dan perusahaan. mining dengan kombinasi alat
2) Konsultasi dengan pembimbing akademik. penambangan shovel and trucks. Teknis
3) Pengumpulan berbagai literatur. penambangan PT. Budi Gema Gempita
b. Studi literatur dimulai dengan penambangan area cropline
seam batubara dengan arah kemajuan
Mempelajari studi pustaka yaitu kegiatan penambangan mengikuti arah strike seam
mengutip dari berbagai literatur baik berupa buku, batubara yang tersingkap.
penelitian terdahulu, data-data yang telah dimiliki
perusahaan dan sebagainya yang merujuk pada
hal-hal yang mendukung kegiatan penelitian.

4.4 Tahap Pengambilan Data Lapangan

4.4.1. Orientasi Lapangan

Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan


peninjauan lapangan untuk melakukan pengamatan
langsung terhadap kondisi daerah penelitiaan dan
kegiatan penambangan di lokasi penelitian.

4.4.2. Pengambilan Data Lapangan

a. Data Primer
Data primer adalah data yang diamati
dan diambil langsung di lapangan seperti cara Gambar 11. Penambangan di front di PT. Budi Gema
penambangan batubara di setiap seam,penanganan jenis Gempita
parting, gambara lapisan batubara perseam, penentuan b. Batubara yang digali secara berjenjang agar tidak
model gambar tumpukan di stockpile. terjadi longsoran karena dearahnya mudah
longsor,kondisi tanah yang banyak pasirnya,
b. Data Sekunder permukaan singkapan batubara digali perlahan agar
Data sekunder meliputi foto drone area parting tidak ikut tergali, terutama parting batu
pit dan stockpile, hasil analisis labor geoservices dan pack, batu pack sangat mempengaruhi kualitas
data curah hujan batubara karena ash atau kandungan abu dari
batubara menjadi meningkat sehingga kalori dari
c. Pengolahan dan Analisis Data batubara menurun. Batu pack juga salah satu
penghambat kegiatan penambangan karena

114
kekerasan batu pack yang sampai 50.000 kPa dapat
terbawa oleh aliran sungai, angin, dan ombak
merusak alat gali.
yang akhirnya terakumulasi pada suatu
5.2 Jenis-Jenis Parting dan penanganannya tempat. Penanganan batu pasir di front
yang ada di front PT. Budi Gema Gempita penambangan dibuang ke penumpukan
overburden diangkut oleh alat articulated
5.2.1. Jenis-jenis parting yang ada di front
dump truck, dan ketebalan pada batu pasir
Jenis-jenis parting yang ada di front 6A dan 6A1 (sand stone) ini yaitu antara 50-70 cm, karena
PT.Budi Gema Gempita yaitu batu pack dan batu pasir, batu pasir ini dapat merusak kualitas batubara
sedangkan jenis pengotor (parting) yang ada pada seam terutama sangat berpengaruh pada total
10A dan 10B yaitu damar (getah pohon damar). moisture kadar air batubara
5.2.4. Damar (resin)

Damar merupakan benda padat yg mudah


terbakar, jika dalam proses pembakaran maka damar
akan meleleh dan akan mengeras kembali setelah
proses pembakaran selesai.Parting getah damar ini di
kumpulkan oleh perusahaan di tempat ber sebelahan
dari pembuangan overburden penambangan. Pada
gambar 12.Parting damar ini sering di jumpai pada
daerah-daerah penambangan yang ber rawa-rawa,
karena getah pohon damar ini terbentuk dan
terendapkan di rawa-rawa akibat dari pelapukan kayu
5.2.2. Batu Pack (silicified coal) damar. Damar berpengaruh pada total moisture, karena
didalam damar ada terdapat kandungan air.
Kenampakan silicified coal hampir sama seperti
batubara berdasarkan ciri fisik yaitu berwarna hitam,
namun pada saat proses penghancuran silicified coal ini 5.3. Gambaran Per Seam Batubara
tidak mudah hancur karena memiliki nilai kekerasan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan batubara. Gambaran lapisan batubara, mengenai ketebalan
Keterdapatan silicified coal pada dua lokasi antara batubara dan lapisan parting nya, parting batu
penambangan di dominasi pada batubara yang berada pack rata-rata memiliki ketebalan dengan lapisan
di seam 6A dan 6A1. batubara antara 50 sampai 80 cm, sedangkan untuk sand
Cara penanganan parting batu pack (silicified stone 40-50 cm dan untuk parting damar sulit ditebak
coal) difront penambangan seam 6A dan 6A1 yaitu ketebalan nya, karena berada didalam batubara.
dengan cara menggunakan alat excavator PC 200, Gambaran per seam ini sangat penting untuk
selesai batubara digali, maka batu bara ditumpuk diperhatikan, karena berpengaruh terhadap kualitas
ditengah area penambangan dan alat excavator PC 200 batubara.
mulai memilah parting batu pack, alat berat PC 200 ini
digunakan khusus dalam penangan parting batubara.
Batu pack harus dibuang, yaitu pada ketebalan batu 5.3.1. Seam 6A
pack lebih dari 50 cm maka batu pack wajib dibuang Litologi batuan
sesuai dengan kesepakatan hasil meeting SOP Quality
Control yang dilakukan oleh perusahaan, batu pack ini a. Seam 6A
dibuang karena sangat berpengaruh terhadap kualitas
batubara terutama pada ash batubara yang meningkat
oleh nya. alat PC 200.
Sedangkan penanganan batu pack yang Batubara
ada di stockpile yaitu dengan 2 cara,
menggunakan alat excavator PC 200 dan,
menggunakan tenaga manusia,
5.2.3. Batu pasir (sand stone) Batu lempung

Batu pasir atau sand stone terbentuk dari


sementasi dari butiran-butiran pasir yang
115
5) Lapisan ke lima yaitu lapisan batubara dengan
ketebalan 4,60 m, tetapi didalam lapisan
Damar batubara terdapat sisipan parting batu pack yang
tidak beraturan sebarannya, batu pack yang rata-
rata mempunyai ketebalan 9 cm, keadaan
seperti inilah yang sulit diketahui oleh operator
Autocad Skala 1:100 penambang sehingga batu pack ini sering sekali
Gambar 13. Gambaran seam 6A merusak kuku bucket excavator.
6) Dalam lapisan batubara dengan ketebalan 4,60
Penjelasan mengenai litologi seam 6A adalah m pada gambar di atas, dilapisan bawahnya ada
sebagai berikut: jejeran parting batu pack.
1) Lapisan dengan ketebalan 7,1 m, yaitu lapisan
batubara.
2) Lapisan ke dua yaitu parting yang berada pada
batubara, yaitu jenisnya batu lempung dengan
ketebalan tidak terlalu tebal yaitu 10 cm,
3) Lapisan ketiga yaitu lapisan batubara dengan
ketebalan 7,9 m.
4) Lapisan ke empat parting yang berada pada
batubara, yaitu batu lempung dengan ketebalan
13 cm, tetapi di sisipan parting ini ada parting 5.3.3. Seam 10A
lain seperti parting resin yaitu getah damar.
5) Lapisan paling bawah yaitu batubara lagi Litologi batuan
dengan ketebalan 2,87 m. a. Seam 10A

5.3.2. Seam 6A1


Batubara
Litologi batuan
Seam 6A1 Batu lempung

Batubara
Clay

12 CM
Batu Pack
Autocad Skala 1:100
Gambar 15. Gambaran seam 10A
2,87 Penjelasan mengenai litologi seam 10A
adalah sebagai berikut:
1) Lapisan pertama yang paling adalah lapisan
Autocad Skala 1:100 batubara yaitu mempunyai ketebalan 1,25 m.
Gambar 14. Gambaran seam 6A1 2) Lapisan ke dua yaitu terdapat parting lagi
Penjelasan mengenai litologi seam 6A1 adalah dengan ketebalan 10 cm, jenis parting yaitu
sebagai berikut: batu lempung.
1) Lapisan pertama dengan ketebalan 70 cm yaitu 3) Lapisan ketiga lapisan batubara dengan
lapisan batubara. ketebalan 2 m.
2) Lapisan ke dua seperti garis putus-putus yaitu 4) Pada lapisan ke empat parting batu lempung
parting batu lempung dengan ketebalan 10 cm. dengan ketebalan 25 cm.
3) Lapisan ketiga yaitu lapisan batubara dengan 5) Pada lapisan ke 5 batubara yang mempunyai
ketebalan 3,57 m. ketebalan 70 cm.
4) Lapisan ke empat yaitu dengan ketebalan 10 cm 6) Lapisan ke enam lapisan batu lempung dengan
jenis batu lempung lagi. ketebalan 5cm.

116
7) Lapisan ke tujuh yaitu batubara dengan d. Pemantauan suhu timbunan pada stockpile yang
ketebalan 1,3 m. dilakukan seminggu 3 kali.
8) Lapisan ke delapan yaitu parting batu lempung e. Tumpukkan berdasarkan jenis kualitas batubara.
dengan ketebalan 50 cm. f. Kapasitas maksimum ROM stockpile 24.000 ton
9) Lapisan paling bawah yaitu lapisan batubara
dengan ketebalan 2,70 m Jumlah dan type alat yang digunakan di front
Pada penjelasan lapisan seam 10A ini tidak adanya penambangan dan stockpile PT. Budi Gema Gempita
keterdapatan parting damar. dapat dilihat pada tabel

Tabel 5. kebutuhan alat cleaning parting di front


5.3.4. Penentuan Design Stockpile Yang Tepat penambangan
Dalam Menjaga Kualitas Batubara
front seam type alat jumlah
PT. Budi Gema Gempita menggunakan metode
cut and fill dalam penumpukan batubara, metode 10A excavator komatsu PC 200 1
perhitungan volume batubara yang digunakan dalam 10B excavator komatsu PC 200 1
kegiatan penambangan batubara.di PT. Budi Gema
Gempita Prinsip perhitungan volume batubara
6A excavator komatsu PC 200 1
menggunakan metode cut and fill yaitu menghitung 6A1 excavator komatsu PC 200 1
luasan dua penampang serta jarak antara penampang
atas dan penampang bawah. Pengambilan data
dilakukan dengan mengukur langsung di lapangan Tabel 6. kebutuhan alat cleaning parting di stockpile
untuk mengetahui dimensi dari stockpile batubara. Stockpile seam type alat jumlah
10A excavator komatsu PC 200 1
10B excavator komatsu PC 200 1
Luas bawah
Luas bidang bidang atas
6A excavator komatsu PC 200 1
6A1 excavator komatsu PC 200 1
tinggi
5.3.5. Pengujian Parameter Batubara

Tabel 7. Parameter kualitas batubara pada masing-


masing seam di front hasil uji analisis di
laboratorium PT. Geoservices
Gambar 15. Sket stockpile limas terpancung

Keterangan:
V : Volume limas terpancung = 16000 m³
t : Tinggi limas (tumpukan) = 10 (m)
B : Luas bidang bawah = 30 m²
A : Luas bidang atas = 20 m²

Tabel 8. Parameter kualitas batubara pada masing-


Gambar 18.Stockpile masing seam di stockpile hasil uji analisis di
laboratorium PT. Geoservices
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam penanganan
timbunan batubara di stockpile diantaranya yaitu:
a. Mengurangi ketinggian stockpile yang tidak sesuai
standard.
b. Pemadatan timbunan yang dilakukan oleh alat
compactor.
c. Mengurangi sudut timbunan batubara yang terlalu
melebar.
117
kandungan air pada batubara tidak terlalu tinggi
kenaikkan nya.
c. Memperbaiki paritan sebagai saluran air agar
berfungsi dengan baik, sehingga tidak terjadi
genangan air dan air rembesan dapat dialirkan
dengan baik dari dasar timbunan.
d. Wheel loader yang digunakan untuk
melakukan penimbunan batubara sebaiknya
pada setiap timbunan batubara dengan
kualitas yang berbeda terdapat minimal 1
yang mana tujuannya agar tidak terjadi
penyimpangan kualitas pada saat wheel
loader melakukan penimbunan batubara.
e. Lebih selektif petugas coal cleaner dalam
5.3.6. Pengendalian batubara di front PT. memisahkan batubara dan parting.
Budi Gema Gempita

Melakukan pengendalian di area pit agar 6. Penutup


kualitas batubara dapat terjaga, yaitu dengan cara
seperti berikut : 6.1. Kesimpulan
a. Pada saat melakukan penambangan dimalam
hari, cahaya penerangan harus benar-benar baik a. Kualitas batubara pada front penambangan
agar operator yang melakukan penambangan memiliki nilai (ARB) total moisture sebesar
dan pengawas yang bekerja dapat mengetahui 29,84%, nilai inherent moisture sebesar (-)%,
batubara yang ditambang terdapat pengotor nilai kandungan abu (ash) sebesar 2,42%,
atau tidak, apabila terdapat pengotor seberapa nilai volatile matter sebesar 32,56%, nilai fixed
besar pengotor dibatubara yang ikut terangkut carbon sebesar 35,18%, nilai total sulfur
tersebut. sebesar 0,27% dan nilai kalori sebesar 4846
b. Sebisa mungkin keadaan endapan batubara Kcal/kg, sedangkan kualitas batubara
yang belum terbongkar di pit tidak tergenang distockpile ARB memiliki nilai total moisture
air, apabila terdapat genangan air segera sebesar 30,01%, nilai inherent moisture
dilakukan pemompaan agar air tidak sebesar (-)%, nilai kandungan abu (ash)
menggenangi area pit. 2,65%, nilai volatile matter 33,30%, nilai
c. Foreman yang bekerja dilapangan harus benar- fixed carbon sebesar 32,16%, nilai total
benar selektif agar operator excavator yang sulphur sebesar 0,30% dan nilai kalori
melakukan penambangan dapat diarahkan sebesar 4866 Kcal/kg. Semakin tinggi nilai
lapisan batubara yang ditambang tanpa adanya fixed carbon, maka nilai kalori akan semakin
parting atau parting yang sedikit. tinggi. Semakin rendah nilai fixed carbon,
d. Operator yang bekerja benar-benar mengikuti maka kandungan abu (ash), kandungan
prosedur yang sudah ditentukan agar kualitas moisture dan kandungan sulfur akan semakin
batubara tetap terjaga dan tidak terjadi tinggi.
penyimpangan kualitas. b. Faktor-faktor penyebab terjadinya
e. Memperhatikan pada kegiatan coal getting penyimpangan kualitas batubara dikarenakan
sekitar tidak ada water ponding dan selalu genangan air, proses penambangan yang tidak
waspada terhadap parting yang terdapat di tepat, proses penumpukkan batubara yang
sekitar bench agar tidak jatuh ke area coal lama di temporary stockpile.
getting. c. Upaya yang dapat dilakukan untuk
penanganan penyimpangan kualitas batubara
5.3.7. Pengendalian di stockpile PT. Budi ialah memperhatikan cara penambangan dan
Gema Gempita jenis ketebalan parting yang boleh dicacah dan
disatuin pada batubara dan membuat drainase
Hal yang dapat dilakukan dalam pengendalian air yang sesuai standart procedure di front dan
kualitas batubara di stockpile dapat dilakukan sebagai stockpile agar tidak adanya genangan air yang
berikut : dapat merusak kualitas batubara dan
pengoptimalan skill tenaga kerja, baik dalam
a. Melakukan penyiraman jalan tambang sesuai pemakaian dan penyedian alat yang tepat untuk
dengan keadaan yang diperlukan agar debu digunakan dalam proses penambangan batubara.
yang berada di area stockpile sangat minim.
b. Memberi tempat teduh untuk tumpukan 6.2. Saran
batubara agar pada saat musim hujan
118
Dilakukan pengawasan secara ketat ketika Penentuan Kualitas Batubara di Desa Pattappa
loading batubara di front dan pembersihan peralatan Kecamatan Pujananting Kabupaten Barru Provinsi
secara rutin agar material pengotor/kontaminan tidak Sulawesi Selatan. Jurnal Geomine, 6(3), 131-
terangkut. Melakukan penyiraman jalan angkutan 137Munawir, Andi Ilham Samalangi, Anshariah.
batubara maupun jalan disekitar stockpile untuk Analisis Geometri Peledakan Terhadap Ukuran
menghindari debu jalan yang berterbangan agar tidak Fragmentasi Overburden Pada Tambang Batubara
menempel pada batubara. Melakukan kontrol ukuran PT. Pama Persada Nusantara Job Site Adaro
butir agar ukuran butir batubara tidak terlalu halus Kalimanta Selatan.
yang dapat menyebabkan permukaan batubara [10] Anriani, T., Mukiat, M., & Handayani, H. E.
semakin luas serta melakukan pemadatan pada (2014). Analisis Perbandingan Kualitas Batubara
tumpukan batubara di stockpile untuk mengurangi Te-67 Di Front Penambangan Dan Stockpile Di
air yang masuk di tumpukan batubara. Tambang Air Laya PT. Bukit Asam (Persero), Tbk.
Tanjung Enim Sumatera Selatan. Jurnal Ilmu
Teknik, 2 (2).
Daftar Pustaka [11] Putra, M. D. (2012). Quality Control Sebagai
Upaya Menjaga Kualitas Batubara Pada
[1] Sugianto, F. I., Wijaya, R. A. E., & Putra, B. P. Penambangan Batubara PT. Karbindo
(2020). Quality Control Batubara Dari Channel-Pit Abesyapradhi (Doctoral dissertation, Universitas
Menuju Stockpile PT. Kuasing Inti Makmur. Negeri Padang).
Mining Insight, 1(01), 43-52. [12] Haryadi, K. (2012). Optimalisasi Quality Control
[2] Hermanto, H., & Sujiman, S. (2019). Manajemen Untuk Menjaga Kualitas Batubara di Lokasi BWE
Kegiatan Penumpukan Batubara Pada Stockpile di Sistem Pada Tambang Air Laya (TAL) PT. Bukit
PT. Alamjaya Bara Pratama Kabupaten Kutai Asam (Persero) Tbk. Tanjung Enim Sumatera
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Selatan (Doctoral dissertation, Universitas Negeri
Geologi Pertambangan (JGP), 25(2). Padang).
[3] Putra, G., & Rosalinda, R. (2020). Analisis Ukuran [13] Andriansyah, M., Nugeraha, P., Rosyadi, M. B., &
Batubara Menggunakan Metode Statistical Quality Rianto, D. J. (2017). Quality Control Of Coal Of
Control di PT. Mifa Bersaudara. Jurnal PT. Kuansing Inti Makmur (Kim) At Job Site
Optimalisasi, 6(1), 47-55. Tanjung Belit, Regency Of Bungo, Jambi Province.
[4] Anriani, T. (2013). Analisis Perbandingan Kualitas In Seminar Nasional Riset Terapan (Vol. 2, Pp.
Batubara Te-67 Di Front Penambangan Dan D134-D141).
Stockpile Di Tambang Air Laya PT. Bukit [14] Lestari, M. S. (2017). Pengontrolan Kualitas
Asam (Persero), Tbk. Tanjung Enim Sumatera Batubara CV. Bara Mitra Kencana agar Memenuhi
Selatan. Skripsi, Fakuktas Teknik: Universitas Permintaan Konsumen (Doctoral dissertation,
Sriwijaya. Universitas Negeri Padang).
[5] Nur, Z., Oktavia, M., & Desmawita, D. (2020). [15] Apriyadi, M. R., & Purwoko, B. Kajian Teknis
Analisis Kualitas Batubara Di Pit Dan Stockpile Manajemen Penimbunan Batubara Di Rom
Dengan Metoda Analisis Proksimat Di PT. Surya Stockpile PT. Ganda Alam Makmur Kecamatan
Anugrah Sejahtera Kecamatan Rantau Pandan Kaubun dan Karangan Kabupaten Kutai Timur
Kabupaten Bungo Provinsi Jambi. Jurnal Mine Kalimantan Timur. Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil
Magazine, 1(2). Universitas Tanjungpura, 6(1).
[6] Hermanto, H., & Sujiman, S. (2019). Manajemen [16] Wiliansyah, J. (2017). Analisis Kualitas Batubara
Kegiatan Penumpukan Batubara Pada Stockpile di dari Front Penambangan Hingga Gerbong dan
PT. Alamjaya Bara Pratama Kabupaten Kutai Upaya Pemenuhan Kualitas Batubara di Stockpile
Kartanegara Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal pada Area Pit Suban Tambang Air Laya (TAL) PT.
Geologi Pertambangan (JGP), 25(2). Bukit Asam (Persero) Tbk, Unit Penambangan
[7] Putri, I. P., Pitulima, J., & Mardiah, M. (2019). Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Doctoral
Evaluasi Kualitas Batubara dari Front dissertation, Universitas Negeri Padang).
Penambangan Hingga Stockpile di Pit 1 Banko [17] Muhammad Rizal Apriyadi1) Syahrudin 2), Budhi
Barat PT. Bukit Asam Tbk Tanjung Enim. Purwoko.2) 2011, Kajian Teknis Manajemen
MINERAL, 4(1), 1-7. Penimbunan Batubara Di Rom Stockpile Pt. Ganda
[8] Fadhili, M. A., & Ansosry, A. (2019). Analisis Alam Makmur Kecamatan Kaubun Dan Karangan
Pengaruh Perubahan Nilai Total Moisture, Ash Kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur
Content dan Total Sulphur Terhadap Nilai Kalori [18] Gaustama Putra*1, Rofi Rosalinda*2 2013.
Batubara Bb-50 Di Tambang Banko Barat Pt. Bukit Analisis Ukuran Batubara Menggunakan Metode
Asam, Tbk. Tanjung Enim Sumatera Selatan. Bina Statistical Quality Control di PT. Mifa Bersaudara.
Tambang, 4(3), 54-64. [19]Pradani, D. I. (2013). Perbedaan Kualitas
[9] Malaidji, E., Malaidji, E., Anshariah, A., & Batubara Di Pit Tutupan Sampai Dengan Di Rom
Budiman, A. A. B. A. A. (2018). Analisis Stockpile 17 PT. Adaro Indonesia Provinsi
Proksimat, Sulfur, dan Nilai Kalor dalam
119
Kalimantan Selatan (Doctoral Dissertation, Upn"
Veteran" Yogyakarta).
[20] Kurniawan, M. T., & Ningsih, R. R. (2018).
Perencanaan Manajemen Stockpile Batubara Di
PT. Muara Alam Sejahtera Di Tanjung Baru,
Palembang, Sumatera Selatan (Doctoral
Dissertation, Sriwijaya University).

120

You might also like