Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 3

Why Always me?

Hari masin Pagi namun perasaan tidak enak sudah memenuhi tubuh.Dosor bodoh, gendut hitam kata-kata
itu terus berputar dikepalaku.Aku hanya seorang anak yang ingin menjalani kehidupan yang normal seperti
anak lainya. Namun hidupku dipenuhi dengan pombuliyan don perundungan.Ditengah diriku yang tengah
meratapi nasib Sebuah Suara yang memeskakan telinga memecahkan keheningan di kamarku "Rudi cayo
turun den Sarapan",tanpa Membalas Sepatah kotapun aku bergegas turun dari kamarku untuk
sarapan.Makanan Ini kelihatanya enak namun begitu masuk ke e mulutku rasanya langsung berubah
menjadi hambar. Di tengah menyantap Makanan,ibu bertanya kepadaku,"ada apa,kenapa mukamu Murung
sekall?" aku menjelaskan bahwa semuanya bahwa semuanya baik-baik saja, kemudian bergegas
menyelesaikan Sarapanku dan bergegas berangkat ke sekolah.Hari masin Pagi namun perasaan tidak enak
sudah memenuhi tubuh.Dosor bodoh, gendut hitam kata-kata itu terus berputar dikepalaku.Aku hanya
seorang anak yang ingin menjalani kehidupan yang normal seperti anak lainya. Namun hidupku dipenuhi
dengan pombuliyan don perundungan.Ditengah diriku yang tengah meratapi nasib Sebuah Suara yang
memeskakan telinga memecahkan keheningan di kamarku "Rudi cayo turun den Sarapan",tanpa Membalas
Sepatah kotapun aku bergegas turun dari kamarku untuk sarapan.Makanan Ini kelihatanya enak namun
begitu masuk ke e mulutku rasanya langsung berubah menjadi hambar. Di tengah menyantap Makanan,ibu
bertanya kepadaku,"ada apa,kenapa mukamu Murung sekali?".aku menjelaskan bahwa semuanya bahwa
semuanya baik-baik saja, kemudian segera menyelesaikan Sarapanku dan bergegas berangkat ke sekolah.

Daripada Sekolah tempat ini sepertinya lebih cocok disebut neraka. Baru beberapa langkah aku
memasukinya diriku langsung disambut dengan hinaan dari para Pembully,"hey dit, babu lo udah dateng
tuh" dibarengi tertawaan dari para Pembully,"woi gendut bersihin sepatu gue dong" ditambah tertawaan
makin keras dari para pembully.aku mencoba untuk menghiraukan perkataan mereka dan lanjut menuju ke
kelas. Aku mengikuti Pembelajaran dengan Lancar Sampai,dringg!! bunyi bel tanda istirahat telah
berbunyi.Karena lapar aku memutuskan untuk pergi ke kantin,Setelah membeli makana tiba-tiba perasaan
ku langsung dipenuhi dengan ketakutan,para Pembully itu datang,"waduh kita telat nih Makananya udah
dihabisin Soma si gendut."dibarengi dengan tertawaan dari Adit dan dan teman-temannya.kenapa? kerapa ?
mengapa? horus Suara itu lagi,gongongon dari para iblis kecil itu sungguh Menyiksa. Mereka
menghampiriku dan merebut Makanan ku kemudian membantingnya kelantai,tanpa rasa bersalah mereka
pergi begitu saya.

Aku sudah muak dengan Semua

Sepulang Sekolah aku langsung menuju ke suatu tempat, dimana langitnya gelap mencekik,
gerimis membasahi tubuhku, udara yang dingin sampai menusuk ke tulangku. Mungkin ini adalah hari
terakhirku, untuk terakhir kalinya aku memutar lagu favoritku (Prom queen-beach bunny).
Loncat, hanya itu yang ada di pikiranku, aku menutup mataku dan membiarkan tubuhku terjun bebas
Mataku kembali terbuka,"apakah ini surga? Ini tidak seindah yang kubayangkan. Di belakangku ada
banyak sekali suara namun yang paling jelas adalah suara dari seorang pria dewasa,"jangan lakukan itu
bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalahmu",ucapnya sambil memelukku."apa yang kamu lakukan,
kenapa kau menyelamatkanku" teriakku dengan marah,"dasar bodoh apa kau kira bunuh diri akan
menyelesaikan masalahmu,itu hanya akan membuatmu semakin menderita."jawabannya dengan
tegas."kenapa baru sekarang baru ada yang peduli denganku"ujarku,"itu karena kamu tidak pernah bercerita
kepada siapapun dan terus memendamnya sendiri."jawab pria itu

Siapa dia,apa yang dia tau tentang diriku. Dia mencoba untuk menenangkanku dan dan membujukku untuk
mau berbicara,Karena tidak ada pilihan lain aku pun mengiyakan permintaannya.Gaya bicaranya, seperti
seseorang yang sudah sangat dekat denganku, membuatku nyaman dan menceritakan semua keluh kesahku
selama ini. Iya tidak hanya menjadi pendengar yang baik tapi dia juga memberikan solusi, bahkan dia
memberi kata yang merubah hidupku,"apa kau suka nanas?" tanyanya kemudian aku menjawab "ya","bagus
jadilah seperti nanas dia mengenakan mahkota, berdiri tegak,dan manis di dalamnya,namun jika orang lain
terlalu banyak memanfaatkan mu mereka akan merasakan efek sampingnya". Dari jauh ibu ku berlari menuju
ke arahku,"tugasku disini sudah selesai" ucap pria itu, sebelum dia pergi aku menanyakan siapa
namanya,"namaku adalah Kuncoro". Kemudian ibu datang dan langsung memelukku, begitu aku menoleh
pria itu sudah pergi. Aku bertanya kepada ibuku "ibu,bukankah namaku Rudi Kuncoro?"

Beberapa bulan telah berlalu sekarang hidupku menjadi lebih baik setelah aku rajin berolahraga dan
melakukan diet. Kabar terakhir dari para pembeli itu adalah mereka sedang menjalani masa kurungan.
Sampai saat ini aku belum tahu siapa pria misterius itu.

You might also like