Professional Documents
Culture Documents
384-Article Text-1278-3-10-20210126
384-Article Text-1278-3-10-20210126
2443-115X
e-ISSN. 2477-1821
Joni Tandi1, Dela Erni Paerunan1, Nurifa1, Yunlis Silintowe Kenta1, Sri Mulyani2
1
Program Studi S1 Farmasi, STIFA Pelita Mas Palu
2
Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, Universitas Tadulako
Email : jonitandi757@yahoo.com
ABSTRACT
This study aims to determine the potential for glucose levels in the blood of ethanol
extracts of the begonias (Begonia Sp.), the effect of the extract on the pancreatic histopathology
of white rats (Rattus norvegicus) which was induced by streptozotocin, and the effective dose
begonias’ extract leaves on the histopathological descriptions of pancreatic male white rats.
This study was an experimental laboratory where the research group consisted of group I (the
control group) as a normal control was given a standard feed, group II (negative control) was
given a 0.5% Na CMC suspension, group III (positive control) was orally given glibenclamide
and experimental groups IV, V, and VI (doses 50, 100, and 200 mg/kg BW). Were given ethanol
extract of begonias leaves. The results showed that the ethanol extract of the begonias (Begonia
Sp.) contained secondary metabolite compounds, namely flavonoids, alkaloids, saponins,
polyphenols, and tannins. Ethanol extract of begonias leaves at adose of 50 mg/kg BW was an
affective dose in reducing blood glucoselevels by an avarage of 101,8 mg/dL) and a dose of 50
mg/kg BW can affect the histopathological picture of the pancreas in STZ induuced rats with an
average damage value of 2 from a maximum of 4.
dalam labu ukur 100 ml. Volumenya perut sampai terlihat bagian organ dalam
dicukupkan dengan aquades hingga 100 perut tikus. Organ pankreas dipotong dan
ml(9,10,11). dimasukkan kedalam wadah yang berisi
formalin 10%(14,15).
Pembuatan Larutan Streptozotocin (STZ)
Streptozotocin ditimbang sebanyak Analisis Data
0,32 gram lalu dilarutkan menggunakan Data hasil pemeriksaan mikroskopis
citrate-buffer saline denganpH 4,5 sampai yang di peroleh berupah data skoring tingkat
100 ml,lalu diinduksikan pada tikus melalui kerusakan pankreas tikus putih jantan.
intraperitoneal (ip). Dosis streptozotocin Selanjutnya di analisi menggunakan uji
yaitu 40 mg/kg BB(12,13). nonparametik Kruskall Wallis untuk
megetahui perbedaan yang signifikan antara
Pengujian Histopatologi pankreas kelompok perlakuan dengan kelompok
Pengujian histopatologi pankreas kontrol dengan nilai p<0,05 di pilih sebagai
dilakukan setelah perlakuan pada hari ke-28. tingkat signifikansinya. Jika terdapat
Hewan uji dikorbankan dengan cara perbedaan yang signifikan maka di lakukan
anastesi, yaitu tikus dimasukkan kedalam uji Man whitney untuk melihat perbedan
toples berisi kapas yang diberi eter. Tunggu yang bermakna setiap kelompok.
hingga tikus kehilangan kesadaran dengan Pengolahan data di lakukan menggunakan
cara memberikan rangsang nyeri pada program software SPSS 23. Adapun hasil
telapak kaki tikus, bila tidak memberi respon penurunan kadar glukosa darah di gunakan
maka efek anastesi sudah bekerja. Proses sebagai nilai rujukan(14,15).
pembedahan dilakukan pada bagian kulit
450
a a
400 ab a
ab
350 b a
Kontrol normal
300 b ab Kontrol negatif
ab
250 b Kontrol positif
200 bc
aa
bc b bb bcb bc
dosis 50 mg/kg BB
150 a aa
c dosis 100 mg/kg BB
a c c c bc
100
dosis 200 mg/kg BB
50
0
Hari ke 0 Hari ke 7 Hari ke 14 Hari ke 21 Hari ke 28
Gambar 1. Diagram rata-rata penurunan Kadar Glukosa darah tikus putih jantan setiap
kelompok pada hari ke-0, ke-7, ke-14 dan ke-28.
1.5
0.5
a
0
Kontrol Kontrol Kontrol Dosis 50 Dosis 100 Dosisi 200
normal negatif positif mg/kg BB mg/kg BB mg/kg BB
Gambar C, D : Kerusakan skor 1 Ket: Sel mengalami radang (merah), piknosis (biru), dan
kerioreksi (putih)
Gambar E, F : Kerusakan skor 2 Ket: sel mengalami radang (merah), piknosis (biru),degenerasi
(kuning), kareoreksi (putih), nekrosis (hijau), dan edema (hitam)
Gambar G,H : Kerusakan skor 3 Ket: sel mengalami radang (merah), piknosis (biru), kereoreksi
(putih), nekrosis (hijau), degenerasi (kuning), dan edema (hitam)
yang signifikan pada semua kelompok Untuk melihat perbedaan yang bermakna
perlakuan yang menunjukkan adanya efek antar kelompok perlakuan dilanjutkan
dari pemberian streptozotocin, sehingga dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji lanjut
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk Mann-Whitney menunjukkan bahwa
melihat perbedaan yang bermakna antar kelompok dosis 50 mg/kg BB berbeda tidak
kelompok perlakuan. Hasil uji lanjut Mann- signifikan dengan kontrol negatif dimana
Whitney menunjukkan bahwa semua P=0,690 (P>0,05) dan berbeda signifikan
kelompok perlakuan berbeda signifikan dengan kontrol normal dimana p=0,008
dengan kontrol normal. Artinya semua (p<0.05) artinya kelompok dosis 50
hewan uji sudah dalam keadaan tidak sehat mg/kgBB belum memberikan efek. Karena
lagi. Hal tersebut diperkuat dengan kadar keadaan hewan uji dalam kelompok dosis 50
glukosa hewan uji semua kelompok (kecuali mg/kgBB sama dengan keadaan hewan uji
normal) rata-rata 245 – 341 mg/dL. Karena pada kontrol negatif, jika dibandingkan
kondisi tikus yang secara fisiologi berbeda- dengan kontrol positif didapatkan adanya
beda sehingga kenaikan kadar glukosa darah perbedaan yang tidak signifikan dimana nilai
pun berbeda, kadar glukosa darah masih P=0,690 (P>0.05) artinya glibenklamid
masuk ke dalam kategori hiperglikemia dengan waktu pemberian 1 minggu belum
karena mengalami peningkatan yaitu >200 memperlihatkan adanya efek, demikian juga
mg/dL. Selanjutnya diberikan perlakuan halnya pemberian ekstrak dosis 50
selama 7 hari berturut-turut (dari hari ke 7 mg/kgBB. Hal ini disebabkan karena jumlah
sampai hari ke 14), selanjutnya diukur kadar kandungan metabolit sekunder pada dosis
glukosa darah hari ke 14. tersebut sangat rendah sehingga belum
Data hasil pengukuran rata-rata kadar mampu memberikan efek penyembuhan.
glukosa darah pada hari ke-14 untuk kontrol Untuk kelompok dosis 100 mg/kgBB
normal, kontrol negatif, kontrol positif, berbeda signifikan dengan kontrol negatif
kelompok ekstrak etanol dosis 50 mg/kgBB, dimana P=0.032 (P<0,05) dan berbeda tidak
kelompok ekstrak etanol dosis 100 signifikn dengan kontrol normal dimana
mg/kgBB, kelompok ekstrak etanol 200 P=(1.000) (P>0.05). Artinya dosis 100
mg/kgBB berturut-turut adalah 90,6 mg/dL, mg/kgBB sudah memberikan efek dan sudah
329,2 mg/dL, 196,8mg/dL, 196,2 mg/dL, kembali normal. Hal tersebut disebabkan
127 mg/dL dan 118 mg/dL. Data tersebut karena kandungan zat metabolit sekunder
menunjukkan bahwa semua kelompok yang ada dalam ekstrak sudah cukup untuk
perlakuan mengalami penurunan tetapi memberikan efek penyembuhan. Sama
belum mencapai keadaan normal. Seperti halnya dengan kelompok 100 mg/kgBB
pada hari ke 7 kadar glukosa hewan uji demikian juga dengan kelompok dosis 200
sangat bervariasi, dari hasil analisis uji mg/kgBB berbeda tidak signifikan dengan
normalitas data tidak terdistribusi normal. kontrol normal dimana nilai P=0.08
Sehingga digunakan uji statsitik non (P<0,05) serta berbeda signifikan dengan
parametrik. kontrol negatif dimana nilai p=0,08 (P>0,05)
Hasil uji statistik Kruskal-Wallis pada hal ini mengindikasikan bahwa hewan uji
hari ke-14 menunjukkan adanya perbedaan pada kelompok pemberian ekstrak dosis 200
yang signifikan dengan nilai P=0,003 (nilai mg/kg BB belum sehat namun tidak separah
P<0,05) pada semua kelompok perlakuan, lagi dengan hewan uji yang ada pada
sehingga dilanjutkan uji Mann-Whitney kelompok kontrol negatif. Artinya
untuk melihat perbedaan yang signifikan pemberian dosis 200 mg/kgBB sudah
antar untuk semua kelompok perlakuan. memberikan efek namun belum maksimal
karna belum sama dengan kontrol normal. sakit), akan tetapi masih berbeda signifikan
Namun jika dibandingkan dengan kontrol dengan kelompok normal artinya sekalipun
positif memberikan hasil yang berbeda hewan uji sudah mulai mengalami
signifikan dimana P=0,08 (P<0,05) dan jika perubahan namun belum sehat seperti
dilihat kadar glukosa rata-rata kelompok kelompok normal. Hal ini disebabkan karena
dosis 200 mg/kgBB (118,8 mg/dL) jauh dosis 50 mg/kgBB dosis 100 mg/kgBB dan
lebih rendah dari kadar glukosa darah dosis 200 mg/kgBB serta glibenklamid
kontrol positif yaitu (196,8 mg/dL) yang sudah memberikan efek penyembuhan
mengindikasikan bahwa efek ekstrak etanol namun belum maksimal. sehingga
daun benalu batu dosis 200 mg/kgBB lebih dilanjutkan memberikan pemberian 7 hari
baik dibandingkan dengan pemberian kedepan.
glibenklamid. Data hasil pengukuran rata-rata kadar
Data hasil pengukuran rata-rata kadar glukosa darah pada hari ke-28 untuk kontrol
glukosa darah pada hari ke-21 untuk kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif,
normal, kontrol negatif, kontrol positif, kelompok ekstrak etanol dosis 50 mg/kgBB,
kelompok ekstrak etanol dosis 50 mg/kgBB, kelompok ekstrak dosis 100 mg/kgBB, dan
kelompok ekstrak etanol dosis 100 mg/kgBB kelompok ekstrak dosis 200 mg/kgBB
dan kelompok ekstrak etanol dosis 200 berturut-turut adalah 90,2 mg/dL, 280,6
mg/kgBB berturut-turut adalah 90,4 mg/dL, mg/dL, 96 mg/dL, 101,8 mg/dL, 78,6 mg/dL
314,2 mg/dL, 108,8 mg/dL, 158,8 mg/dL, dan 88 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa
123,4 mg/dL dan 112,4 mg/dL. Hal ini semua kelompok perlakuan mengalami
menunjukkan bahwa semua kelompok penurunan dan sudah mencapai keadaan
perlakuan mengalami penurunan tetapi normal dan hasil analisis uji normalitas data
belum mencapai keadaan normal. Seperti tidak terdistribusi normal, sehingga
pada hari ke 14 kadar glukosa hewan uji digunakan uji statsitik non parametrik.
sangat bervariasi, dari hasil analisis uji Hasil uji statistik Kruskal-Wallis
normalitas data tidak terdistribusi normal. pada hari ke-28 didapatkan nilai P=0,003
Sehingga digunakan uji statsitik non (P<0,05) yang artinya terdapat perbedaan
parametrik. signifikan pada semua kelompok perlakuan,
Hasil uji statistik Krsukal-Wallis pada sehingga dilanjutkan dengan uji Man-
hari ke-21 menunjukkan adanya perbedaan Whitney untuk melihat perbedaan yang
yang signifikan nilai P=0,001 (P<0,05) pada bermakna antar kelompok perlakuan. Hasil
semua kelompok perlakuan, sehingga uji lanjut Man-Whitney menunjukkan bahwa
dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk dosis 50 mg/kgBB dosis 100 mg/kgBB dosis
melihat perbedaan yang signifikan antar 200 mg/kgBB kontrol positif dan kontrol
semua kelompok perlakuan. Untuk melihat normal memberikan hasil yang berbeda
perbedaan yang bermakna antar kelompok tidak signifikan. Jika dibandingan dengan
perlakuan dilanjutkan uji man whitney. kontrol negatif, kelima kelompok tersebut
Hasil uji Mann-Whitney menunjukkan memberikan hasil yang berbeda signifikan
Kelompok pisitif, dosis 50 mg/kgBB, dosis dengan hal ini menunjukan bahwa kontrol
100 mg/kgBB dan dosis 200 mg/kgBB positif, dosis 50 mg/kgBB dosis 100
mmperlihatkan hasil yang berbeda tidak mg/kgBB dan dosis 200 mg/kgBB sudah
signifikan. Keempat kelompok tersebut kembali sama seperti hewan uji pada
berbeda signifikan dengan kontrol negatif kelompok normal.
artinya hewan uji yang ada pada kelompok Pemberian ekstrak daun benalu batu
tersebut sudah mengalami perubahan (tidak memperlihatkan hasil yang maksimal pada
pankreas. Penyebab ini dikarenakan tanaman agar dapat memastikan ekstrak etanol daun
benalu batu merupakan tanaman epifit yaitu benalu batu dapat dijadian sebagai modalitas
tanaman yang hidupnya membutuhkan inang terapi pada penderita diabetes.
atau tempat tumbuh, benalu batu juga hidup
diatas bebatuan yang kering sehingga DAFTAR PUSTAKA
memiliki unsur hara yang sangat sedikit 1. Tandi, J. Muthi’ah, Yuliet, Y. (2016)
berupa metabolit primer dibandingkan ‘Efektivitas Ekstrak Daun Gedi Merah
penelitian terdahulu dan memiliki Terhadap Glukosa Darah,
kandungan senyawa metabolit sekunder Malondialdehid, 8-Hdroksi-
berupa alkaloid, flavonoid, polifenol, Deoksiguanosi, insulin tikus diabetes’,
saponin dan tanin. j.Trop, Pharm, Chem, 3(4), pp. 264–
276.
SIMPULAN 2. Syaifuddin, H. (2011) ‘Anatomi
1. Senyawa metabolit sekunder pada Fisiologi’, in. Jakarta: Penerbit Buku
ekstrak etanol daun benalu batu Kedokteran EGC, p. 274.
(Begonia Sp.) yaitu alkaloid, flavonoid, 3. Tandi J., Danthy R, Purwaningsih,
tanin, saponin dan polifenol. Kuncoro H. 2019. Effect of Ethanol
2. Ekstrak Ekstrak etanol daun benalu batu Extract from Purple Eggplant skin
(Begonia sp.) dengan dosis 50 mg/kg (Solonum melongena L.) on Blood
BB merupakan dosis yang efektif Glucosa Leaves and Pancriatic B Cells
memberikan efek terhadap penurunan Degeneration on White Rats Male
kadar glukosa darah tikus putih jantan Hypercholesterolemia-Diabetic. Journal
(Rattus norvegicus) dengan nilai rata- Of Pharmacy and Tecnology, 12(6),
rata penurunan kadar glukosa darah pp.34-46.
101,8 mg/dL. 4. Tandi, J. (2017) ‘Pengaruh Ekstrak
3. Ekstrak etanol daun benalu batu Etanol Daun Jambu Air (Syzygium
(Begonia Sp.) pada variasi dosis aqueum (Burm f.) Alston) Terhadap
bertingkat (50, 100, 200 mg/kg BB) Kadar Glukosa, Ureum dan Kreatinin
belum memberikan efek terapi sehingga Tikus Putih (Rattus norvegicus),
belum menunjukkan dosis yang efektif Journal Of Tropical Pharmacy And
terhadap gambaran histopatologi Chemistry, 4(2), pp. 43–51.
pankreas tikus putih jantan yang 5. Amidi., & Marwati. (2018). Pengaruh
diinduksi streptozotocin. budaya, persepsi, dan kepercayaan
terhadap keputusan pembelian obat
SARAN herbal. Jurnal Ilmu Manajemen, 7(2),
Berdasarkan hasil peneltian yang 168–180.
telah dilakukan makadisarankan untuk 6. Anam, S., Ritna, A. and Dwimurti, F.
dilakukan peneltian lanjutann. Perlu (2014) ‘ Aktivitas Sitotoksik
dilakukan penelitian dengan rancangan yang Ekstrak Metanol Benalu Bato ( Begonia
lebih baik dan waktu penelitian yang lebih sp .):Ethnomedicine Suku Wana
lama serta menggunakan variasi dosis yang Sulawesi Tengah ( Cytotoxic Activity
lebih tinggi sehingga mencapai efek terapi of Benalu Bato ( Begonia sp .)
yang lebih maksimal, serta perlu dilakukan Methanolic Extract : An Ethnomedicine
uji fitokimia secara kuantitatif untuk of Wana Tribe Central Sulawesi )’,
menghitung kadar senyawa metabolit Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia,
sekunder dalam tanaman daun benalu batu 12(1), pp. 10–16.