Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 4

MKWU4101-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FKIP/Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Kode/Nama MK : MKWU4101/Pendidikan Agama Islam
Tugas :1

No. Soal
1. Ada beberapa kasus yang sedang viral di Indonesia. Pertama adanya fenomena klitih (melukai orang)
yang dilakukan oleh gerombolan anak remaja. Kedua, adanya akun anonim di twitter yang
mempromosikan gaya hidup FWB (friend with benefit) yang mengandung ajakan seks tanpa ikatan.
Kedua pelaku masih remaja/pemuda dan menurut pengakuan mereka sedang dalam tahap tidak
beriman, dari kedua kejadian tersebut adakah indikasi keimanan seseorang berpengaruh pada
psikologi dan kehidupan sehari-hari seseorang? Jelaskan dengan menyertakan dalil dalam Al-Quran
dan Hadits!

2. Allah SWT menyebutkan makna manusia dalam berbagai term di dalam Al-Quran, seperti Basyar,
AnNaas dan Bani Adam, Jelaskan makna term-term tersebut dan perbedaannya menurut para Mufassir
(Ulama Ahli Tafsir)!

3. Sebagian cendekiawan menyimpulkan makna madani diambil dari kata madinah yang artinya kota
yang aman, belakangan muncul istilah mayarakat madani, menurut anda adakah keterkaitan kedua
makna tersebut, jelaskan dengan menggunakan pendekatan historis atau sejarah kenabian
Rasulullah !
JAWABAN :

1. Iya, karena terdapat dalam Al-Quran dan hadist berikut ini :

4 ‫َلَقْد َخ َلْقَنا اِاْل ْنَساَن ِفْٓي َاْح َس ِن َتْقِوْيٍۖم‬.


Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, ( At-Tin / 4)

‫ُثَّم َس ّٰو ىُه َو َنَفَخ ِفْيِه ِم ْن ُّر ْو ِح ٖه َوَجَعَل َلُك ُم الَّس ْمَع َو اَاْلْبَص اَر َو اَاْلْفِٕـَد َۗة َقِلْياًل َّم ا َتْشُك ُرْو َن‬
Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan roh (ciptaan)-Nya ke dalam (tubuh)nya
dan Dia menjadikan pendengaran, penglihatan dan hati bagimu, (tetapi) sedikit sekali kamu
bersyukur. (As-Sajadah / 9)

‫ُهَو اَّلِذ ْي َخ َلَقُك ْم ِّم ْن َّنْفٍس َّواِحَدٍة َّوَجَعَل ِم ْنَها َز ْو َجَها ِلَيْس ُك َن ِاَلْيَهۚا َفَلَّم ا َتَغ ّٰش ىَها َح َم َلْت َحْم اًل َخ ِفْيًفا َفَم َّر ْت ِبٖه ۚ َفَلَّم ٓا َاْثَقَلْت َّد َع َو ا َهّٰللا َر َّبُهَم ا‬

‫َلِٕىْن ٰا َتْيَتَنا َص اِلًحا َّلَنُك ْو َنَّن ِم َن الّٰش ِكِرْيَن‬


Terjemahan
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan
pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (istrinya) mengandung
kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian ketika dia
merasa berat, keduanya (suami istri) bermohon kepada Allah, Tuhan Mereka (seraya berkata), “Jika
Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami akan selalu bersyukur.” ( Q.S al-A’raf : 189)

2.
A. Basyar (Manusia ada, human being)
Kata basyar terambil dari akar kata yang pada mulanya berarti penampakan sesuatu dengan baik dan indah.
Dari akar kata yang sama lahir kata basyarah yang berarti kulit. Manusia dinamai basyar karena kulitnya
nampak jelas, dan berbeda dengan kulit makhluk lain yang tertutupi bulu. Dengan demikian istilah basyar
merupakan gambaran manusia secara materi yang dapat dilihat, memakan sesuatu, berjalan, dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia dalam pengertian ini disebutkan di dalam Alquran
sebanyak 35 kali dalam berbagai surat. Diantaranya terdapat dalam surat Al-Anbiyaa: 2-3, Al-Kahfi: 110,
Ibrahim: 10, Hud: 26, Al-Mukminuun: 24 dan 33, As-Syu’araa: 93, Yassin: 15, Al-Isra: 93, dan lain-lain.

Basyar adalah makhluk yang sekedar ada (being). Singkatnya, basyar adalah manusia dalam arti fisis-
biologis. Manusia dilihat sudut fisik tidaklah jauh berbeda dengan hewan. Manusia bisa makan, minum,
tidur, sakit dan mati. Begitu pula hewan. Bahkan, bila manusia dan hewan dibandingkan dari segi
perbuatan nistanya, maka manusia bisa lebih jahat dan kejam)

B. Insan/An-Naas (Manusia menjadi, manusia being)


Kata insan diambil dari akar kata uns yang berarti jinak, lawan dari binatang liar; harmonis dan tampak.
Namun dari sudut pandang Alquran, barangkali lebih tepat diambil dari kata nasiya (lupa), atau nasa-
yanusu (berguncang).

Insan adalah makhluk yang menjadi (becoming). Ia terus-menerus maju menuju ke kesempurnaan.
Karakter “menjadi” ini membedakan manusia dengan fenomena lain di alam. Hewan tidak dapat mengubah
kondisinya, sedangkan manusia bisa terus berupaya menyempurnakan dirinya serta berevolusi dengan akal
dan ilmu. Di tataran ini, manusia sudah mulai memiliki perbedaan daripada hewan.

Alquran sering kali memperhadapkan insan dengan jin. Jin adalah makhluk halus yang tidak tampak,
sedangkan manusia memiliki ‘badan kasar’ yang nyata dan berwatak ramah dibanding bangsa jin. Kata
insan digunakan Alquran untuk menunjuk kepada manusia secara menyeluruh dalam jiwa dan raga.

Sedangkan An-Naas adalah bentuk jamak dari insan. Alquran menyebut manusia sebagai naas dalam
statusnya sebagai makhluk sosial yang bergaul dan bermasyarakat serta dalam berbagai contoh perilakunya
terhadap Tuhan.

C. Bani Adam
Manusia disebut sebagai Bani Adam untuk merujuk asal-usulnya sebagai keturunan Nabi Adam AS. Dalam
konteks, dari mana seorang manusia berasal, untuk apa dia hidup, dan kemana dia akan kembali.
Penggunaan istilah Bani Adam menunjukkan bahwa manusia bukan hasil dari evolusi makhluk anthropus
(sejenis kera). Manusia dalam pandangan Al-Quran bukan makhluk anthropomorfisme, yaitu makhluk
penjasadan sifat-sifat Tuhan.

Alquran menggambarkan manusia sebagai makhluk theomorfis yang memiliki sesuatu yang agung di
dalam dirinya. Di samping itu manusia dianugerahi akal yang dapat membedakan nilai baik dan buruk,
sehingga membawa ia pada kualitas tertinggi sebagai makhluk yang bertakwa. Al-Quran memandang
manusia sebagai makhluk yang suci dan mulia, bukan sebagai makhluk yang kotor dan penuh dengan dosa,
sebagaimana pandangan mereka bahwa nabi Adam dan Hawa yang diturunkan dari surga karena melanggar
larangan Allah merupakan asal mula hakikat manusia sebagai pembawa dosa bawaan (turunan).

3.
a. Mun’im (1994) mendefinisikan istilah civil society sebagai seperangkat gagasan etis yang
mengejawantah dalam berbagai tatanan sosial, dan yang paling penting dari gagasan ini adalah
usahanya untuk menyelaraskan berbagai konflik kepentingan antarindividu, masyarakat, dan negara.
b. Hefner menyatakan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat modern yang bercirikan
demokratisasi dalam beriteraksi di masyarakat yang semakin plural dan heterogen. Dalam keadan
seperti ini masyarakat diharapkan mampu mengorganisasi dirinya, dan tumbuh kesadaran diri dalam
mewujudkan peradaban. Mereka akhirnya mampu mengatasi dan berpartisipasi dalam kondisi global,
kompleks, penuh persaingan dan perbedaan.
c. Mahasin (1995) menyatakan bahwa masyarakat madani sebagai terjemahan bahasa Inggris, civil
society. Kata civil society sebenarnya berasal dari bahasa Latin yaitu civitas dei yang artinya kota Illahi
dan society yang berarti masyarakat. Dari kata civil akhirnya membentuk kata civilization yang berarti
peradaban. Oleh sebab itu, kata civil society dapat diartikan sebagai komunitas masyarakat kota yakni
masyarakat yang telah berperadaban maju.
d. Istilah madani menurut Munawir (1997) sebenarnya berasal dari bahasa
Arab, madaniy. Kata madaniy berakar dari kata kerja madana yang berarti mendiami, tinggal, atau
membangun. Kemudian berubah istilah menjadi madaniy yang artinya beradab, orang kota, orang sipil,
dan yang bersifat sipil atau perdata. Dengan demikian, istilah madaniy dalam bahasa Arabnya
mempunyai banyak arti. Konsep masyarakat madani menurut Madjid (1997) kerapkali dipandang telah
berjasa dalam menghadapi rancangan kekuasaan otoriter dan menentang pemerintahan yang sewenang-
wenang di Amerika Latin, Eropa Selatan, dan Eropa Timur.
e. Hall (1998) mengemukakan bahwa masyarakat madani identik dengan civil society, artinya suatu ide,
angan-angan, bayangan, cita-cita suatu komunitas yang dapat terjewantahkan dalam kehidupan sosial.
Pada masyarakat madani pelaku social akan berpegang teguh pada peradaban dan kemanusiaan.

sumber : https://www.dosenpendidikan.co.id/masyarakat-madani/

4.

You might also like