Professional Documents
Culture Documents
8452 27382 2 PB
8452 27382 2 PB
8452 27382 2 PB
Lodewik Zet*, Fajri Iramaya Purwanti, Eka Rudiana, Herzainul Nur Hakim, Muhammad Adnan
Badan Pusat Statistik, Jl. Dr. Sutomo 6-8 Jakarta, 10710, Indonesia
*E-Mail: lodewik@bps.go.id
ABSTRACT
The social forestry program is one of the government's flagship programs to support the welfare of households around
forest areas. This program is expected to contribute to the achievement of the SDGs through social, economic, and
environmental aspects. This study aims to determine the variables that affect the income of households receiving social
forestry program assistance. The analytical method used in this research is multiple linear regression. The data used in
this study came from the results of an in-depth interview on social forestry in 2021. Through this research, it was found
that self-owned land, social forestry land, village forest schemes, and financial assistance had a significant effect on
household income. Based on interviews with respondents who received social forestry programs, there are still many
social forestry lands that have not been managed according to their designation. Thus, monitoring and evaluation is
needed from the government to optimize the social forestry program
Key words: Social forestry, government programs, SDGs. multiple linear regression.
ABSTRAK
Program perhutanan sosial merupakan salah satu program unggulan pemerintah untuk mendukung kesejahteraan rumah
tangga di sekitar kawasan hutan. Program ini diharapkan dapat berkontribusi pada pencapaian SDGs melalui aspek
sosial, ekonomi, dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel yang berpengaruh terhadap
pendapatan rumah tangga penerima bantuan program perhutanan sosial. Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi linier berganda. Data yang digunakan pada penelitian ini berasal dari hasil indepth
interview perhutanan sosial tahun 2021. Melalui penelitian ini diketahui bahwa lahan milik sendiri, lahan perhutanan
sosial, skema hutan desa, dan bantuan uang berpengaruh signifikan terhadap pendapatan rumah tangga. Berdasarkan
wawancara dengan responden penerima program perhutanan sosial, masih banyak lahan perhutanan sosial yang belum
dikelola sesuai dengan peruntukannya. Sehingga, diperlukan monitoring dan evaluasi dari pemerintah untuk
mengoptimalisasikan program perhutanan sosial.
Kata kunci: Perhutanan sosial, program pemerintah, SDGs, regresi linear berganda.
telah mencapai angka sekitar 4,81 juta hektar, mengetahui variabel yang menjadi determinan
dengan jumlah Surat Keputusan (SK) hak kelola terhadap pendapatan masyarakat penerima
kawasan hutan sebanyak 7.296 Unit SK, dan bantuan program perhutanan sosial. Penelitian
1.048.771 Kepala Keluarga (KK) penerima ini merupakan hasil indepth interview
manfaat. Namun, angka ini masih jauh dari perhutanan sosial yang dilakukan di 4 lokasi
target yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. penerima program perhutanan sosial tahun 2021.
Program perhutanan sosial merupakan
salah satu program strategis pemerintah. BAHAN DAN METODE
Menurut Bentham (1748-1832) teori dasar
Kesejahteraan yaitu Welfare State. Teori Lokasi Penelitian
tersebut menyatakan bahwa pemerintah Penelitian ini mencakup rumah tangga
memiliki tanggung jawab untuk menjamin penerima bantuan program perhutanan sosial
kesejahteraan masyarakat. Bentham dari Kementerian Lingkungan Hidup dan
menggunakan istilah utility (kegunaan) untuk Kehutanan. Penelitian dilakukan pada bulan
menjelaskan konsep kebahagiaan atau Oktober sampai dengan November 2021. Lokasi
kesejahteraan. Berdasarkan prinsip penelitian dilakukan di Kabupaten Garut, Brebes,
utilitarianisme yang ia kembangkan, Bentham Maros, dan Banten. Penelitian dilakukan dengan
berpendapat bahwa sesuatu yang dapat wawancara mendalam (indepth interview) untuk
menimbulkan kebahagiaan ekstra adalah sesuatu rumah tangga terpilih.
yang baik. Sebaliknya, sesuatu yang
menimbulkan sakit adalah buruk. Perhutanan Tabel 1. Variabel Penelitian
sosial diharapkan dapat menjadi salah satu solusi Simbol Keterangan Satuan
untuk mengatasi konflik hutan negara, ancaman Ribu
PRT Pendapatan rumah tangga
degradasi dan deforestasi hutan, serta rupiah
keterbatasan sumber daya manusia petugas Luas lahan yang dimiliki
LM m2
rumah tangga
kehutanan (Asmin dkk., 2019). Selain itu, Luas lahan yang diperoleh
program ini diharapkan dapat memberikan LPS dari program perhutanan m2
dampak ekonomi, sosial, dan pelestarian sosial
lingkungan sehingga dapat berkontribusi pada Keikutsertaan pada skema
pencapaian SDGSs (Sahide dkk., 2018). HD Hutan Desa (HD) perhutanan -
Telah banyak penelitian kualitatif yang sosial
membahas keterkaitan program perhutanan BU
Jumlah bantuan uang yang
Rupiah
sosial dengan kesejahteraan masyarakat, namun diterima dari pemerintah
masih terbatas penelitian yang mengkaji Lamanya mengikuti program
Lama Tahun
keterkaitan program dengan pendapatan perhutanan sosial
masyarakat secara kuantitatif. Berdasarkan Analisis data yang digunakan dalam penelititan
penelitian sebelumnya, telah teridentifikasi ini adalah analisis deskriptif dan analisis
variabel-variabel yang berpengaruh terhadap inferensia. Analisis deskriptif digunakan untuk
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat mengatahui luas lahan menurut status
penerima program perhutanan sosial. Variabel- penguasaan, penggunaan lahan yang berasal dari
variabel tersebut diantaranya: luas lahan milik program perhutanan sosial, dan proporsi
(Susilo, 2019), luas lahan dari program pendapatan dari program perhutanan sosial.
perhutanan sosial yang dikelola masyarakat Analisis inferensia digunakan untuk mengetahui
(Dewi, 2017), pemberian akses hutan melalui seberapa besar pengaruh dari variabel-variabel
skema Hutan Desa (Roy dkk., 2019), bantuan penelitian dalam menentukan pendapatan rumah
dari pemerintah maupun swasta untuk stimulus tangga penerima bantuan program perhutanan
program perhutanan sosial (Fitria et al., 2021) , sosial dengan menggunakan Regresi Linier
dan lama waktu pengelolaan lahan perhutanan Berganda. Bentuk persamaan Regresi Linier
sosial (Susilo, 2019). Berdasarkan latar belakang Berganda, sebagai berikut:
di atas, penelitian ini bertujuan untuk
��� = � + �� �� + �� ��� + �� �� + �� �� + �� ���� + �,.....................................(1)
� = konstanta,
� = koefisien regresi,
� = error.
Pada model regresi linear yang terbentuk, antara variabel independen (non-
dilakukan uji asumsi klasik yang terdiri dari uji multikolinearitas).
normalitas, uji autokorelasi, uji Pengujian keberartian model regresi linear
heteroskedastisitas, dan uji multikolinearitas. berganda dilakukan dengan kriteria evaluasi,
Model regresi disebut sebagai model yang baik yaitu koefisien determinasi (R2), pengujian
jika model tersebut memenuhi asumsi klasik koefisien regresi secara simultan (Uji F), dan
yaitu data residual terdistribusi normal pengujian keberartian koefisien regresi secara
(normalitas), tidak ada korelasi yang terjadi parsial (Uji t). Koefisien determinasi digunakan
antara residual pada suatu pengamatan dengan untuk menentukan seberapa baik garis regresi
pengamatan lain (non-autokorelasi), tidak ada sampel fit (cocok) pada data (goodness of fit),
ketidaksamaan varian dari residual pengamatan atau secara verbal koefisien ini mengukur
satu dengan pengamatan lainnya (non- proporsi dari total variasi pada variabel tak
heteroskedastisitas), dan tidak ada hubungan bebas Y yang dapat dijelaskan oleh model
linear yang sempurna atau mendekati sempurna regresi (Gujarati, 2011). Koefisien determinasi
dapat dirumuskan sebagai berikut:
�
�� −� ��� ���
�� = �� −� �
=
���
=�−
���
,………………………………………………………………………... (2)
Uji F dalam regresi linear berganda memiliki
dimana fungsi untuk mengetahui pengaruh variable
SSR: sum square regression, independen secara bersama-sama (simultan)
SST: sum square total, terhadap variabel dependen. Hipotesis yang
SSE:sum square error. digunakan:
Nilai koefisien determinasi berkisar dari 0 H0: β1=β2=⋯=βk =0 dependen) k=0 (secara
hingga 1, dimana semakin mendekati 1, maka simultan tidak ada pengaruh signifikan terhadap
menunjukkan variabel independen semakin baik variabel
dalam menjelaskan variasi dari variabel H1: minimal ada satu nilai βi≠0;i=1,2,…,k
dependen. Statistik uji F dirumuskan sebagai berikut:
Fhitung=(R^2/(N+k-1))/((1-R^2)/(NT-N-k)………………………………………………………………. (3)
Keputusan tolak H0 berarti minimal ada satu H0: βi=0, tidak ada pengaruh yang signifikan
variabel imdependen yang signifikan dari variabel independen tertentu terhadap
berpengaruh terhadap variabel dependen. variabel dependen.
Keputusan ini dapat juga didasarkan pada H1: βi≠0, ada pengaruh yang signifikan dari
perbandingan nilai p-value dengan tingkat variabel independen tertentu terhadap variabel
signifikansinya (α). dependen.
Uji t merupakan uji yang berfungsi untuk Statistik uji yang digunakan adalah statistik
mengetahui pengaruh masing-masing variabel uji t-student. Formulanya sebagai berikut:
independen terhadap variabel dependen secara
parsial. Hipotesis pengujian:
Gambar 3. Peta Ketergantungan Penduduk Desa Terhadap Kawasan Hutan, Tahun 2018.
Pada wilayah yang berada di sekitar ketergantungan yang tinggi terhadap kawasan
kawasan hutan, interaksi masyarakat terhadap hutan. Berdasarkan Gambar 3, diketahui bahwa
kawasan hutan cenderung tinggi. Sulitnya akses Pulau Papua dan Pulau Kalimantan bagian utara
menuju lokasi yang lebih maju, menjadi salah memiliki keteragantungan yang tinggi terhadap
satu alasan masyarakat untuk tetap tinggal di kawasan hutan. Oleh karena itu, diperlukan
sekitar kawasan hutan. Masyarakat yang berada upaya pemerintah untuk memantau dan
di sekitar kawasan hutan dan memiliki mengarahkan aktivitas masyarakat dalam
keterbatasan akses cenderung untuk pengelolaan kawasan hutan, agar program-
memanfaatkan sumber daya hutan. Kondisi ini program yang telah disusun dapat berjalan
menjadikan masyarakat memiliki dengan optimal.
Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa berasal dari program perhutanan sosial. Jika
lahan milik sendiri memiliki porsi yang terbesar diklasifikasikan menurut penggunaan lahan yang
pada rumah tangga, disusul dengan lahan yang berasal dari program perhutanan sosial,
dari pemerintah maupun swasta menjadi lingkungan. Selain itu, program ini diharapkan
stimulus program perhutanan sosial, sehingga dapat berkontribusi pada pencapaian SDGs.
akan berdampak pada pendapatan masyarakat Melalui penelitian ini diketahui bahwa lahan
(Fitria et al., 2021). Namun, jika diperhatikan milik sendiri, lahan perhutanan sosial, skema
koefisien regresi ini relatif kecil jika hutan desa, dan bantuan uang berpengaruh
dibandingkan dengan variabel lainnya dalam signifikan terhadap pendapatan masyarakat. Di
observasi ini. Fenomena ini disebabkan karena samping itu, terdapat variabel yang tidak
tidak tepatnya peruntukan bantuan terhadap signifikan, yaitu lamanya masyarakat dalam
program perhutanan sosial. Bantuan berupa mengikuti program perhutanan sosial.
penyuluhan sangat diperlukan untuk Berdasarkan wawancara dengan responden
mengoptimalkan kinerja dari program penerima program perhutanan sosial, diketahui
perhutanan sosial. Kondisi ini didukung oleh bahwa masih banyak lahan yang belum dikelola
hasil regresi yang menyatakan bahwa lama sesuai dengan peruntukannya. Sehingga
program perhutanan sosial tidak berpengaruh diperlukan monitoring dan evaluasi dari
signifikan terhadap pendapatan masyarakat. pemerintah untuk mengoptimalisasikan program
Surat Keputusan pengelolaan hutan oleh perhutanan sosial.
masyarakat sudah berlangsung lama, namun
masih banyak masyarakat yang belum DAFTAR PUSTAKA
mengoptimalkan lahan tersebut. Berdasarkan Asmin, F., Darusman, D., Ichwandi, I., &
hasil wawancara langsung dengan penerima Suharjito, D. 2019. Mainstreaming
program perhutanan sosial, didapatkan informasi community-based forest management in
bahwa masyarakat masih belum memiliki cukup West Sumatra: Social forestry arguments,
informasi dalam mengelola lahan tersebut. Tidak support, and implementation. Forest and
sedikit dari masyarakat juga masih Society, 3(1), 77–96.
mengharapkan benih, pupuk, pestisida, dan Dewi, I. N. 2017. Kemiskinan dan strategi
bantuan lainnya untuk mengelola lahan tersebut. penanggulangannya melalui program
Melalui fenomena ini dapat diketahui bahwa kehutanan sosial di Daerah Istimewa
tahap penerbitan SK pengelolaan kawasan Yogyakarta. Buletin Eboni. …..
bukan merupakan tahap akhir. Diperlukan juga Dewi, I. N. 2018. Kemiskinan masyarakat
monitoring dan evaluasi dari program untuk sekitar hutan dan program perhutanan
memantau kinerja dari program perhutanan sosial. Buletin Eboni, 15(2), 65–77.
sosial. Program perhutanan sosial merupakan Fitria, W., Suharjito, D., & Ekawati, S. 2021.
salah satu program yang baik untuk Peran kesatuan pengelolaan hutan (KPH)
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. dalam implementasi perhutanan sosial:
Program ini juga berhasil diterapkan di beberapa Studi di KPH Produksi Kerinci, Provinsi
negara, antara lain: India, Bangladesh, dan Jambi dan KPH Llindung Sijunjung,
Tanzania. Berdasarkan hasil penelitian Provinsi Sumatera Barat. Jurnal Analisis
sebelumnya, fungsi pengawasan memiliki Kebijakan Kehutanan Vol, 18(2), 145–
peranan penting dalam pencapaian program 160.
perhutanan sosial. Hal ini juga sesuai dengan Gujarati, D. N. 2011. Econometrics by example
kajian sebelumnya yang menyatakan bahwa (Vol. 1). Palgrave Macmillan New York.
struktur administrasi pemerintahan harus hadir Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
dalam program perhutanan sosial melalui Kehutanan Republik Indonesia, Pub. L.
program-program lanjutan untuk memperkuat No.
kemampuan warga di sekitar kawasan hutan, P.83/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/201
mulai dari penyiapan sarana dan prasarana 6 Tentang Perhutanan Sosial. 2016.
produksi, pelatihan dan penyuluhan, akses pada https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/
informasi pasar dan teknologi, akses 163479/permen-lhk-no-83-tahun-2016
pembiayaan, dan penyiapan pasca panen. Laksemi, N. P. S. T., Sulistyawati, E., & . M.
2019. Sustainable Social Forestry in Bali
KESIMPULAN (A Case Study at Hutan Desa Wanagiri).
Program perhutanan sosial merupakan Jurnal Sylva Lestari, 7(2), 150.
program yang berbasis pada masyarakat dan https://doi.org/10.23960/jsl27150-163
lingkungan. Program ini diharapkan dapat
memberikan dampak sosial, ekonomi, dan
186 Ulin - J Hut Trop Vol 6 (2): 179-187
Ulin - J Hut Trop Vol 6 (2): 179-187 pISSN 2599 1205, eISSN 2599 1183
September 2022et al. – DOI: http://dx.doi.org/10.32522/ujht.v6i2.8452
187