Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 9

TURBO Vol. 9 No. 1.

2020 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Program Studi Teknik Mesin UM Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

Pengaruh perubahan sudut camshaft terhadap performa mesin


sepeda motor sebagai upaya efisiensi energi
Lukito Dwi Yuono1, Eko Budiyanto2*
1,2
Prodi Teknik Mesin, Universitas Muhammadiyah Metro
Jl. Ki Hajar Dewantara 15 A Kota Metro, Lampung, Indonesia
*Corresponding author: eko_budiyanto99@yahoo.com

Abstract
The role of the camshaft (noken as) is very important, including determining the time to
open the valve, regulating the length of the valve opening duration, determining the overlap
inlet and exhaust valve duration, as well as being a major component of the engine's working
system. Modification of the camshaft angle is expected to be able to increase the efficiency of
the combustion of fuel entering the combustion chamber and increase compression pressure in
the combustion chamber so that it can improve volume quality of fuel entering the combustion
chamber and can provide greater power to the engine rotation when in use. The purpose of
this study was to determine the effect of camshaft angle changes on motorcycle engine
performance and determine the effect of the camshaft duration on fuel consumption. The
method that will be used in this research is to provide variations in angular changes on the
camshaft of 20, 40, 60.Then test the dyno test on each variable. The result, the highest torque is
the camshaft 40 variation with a value of 8.25 Nm. The highest power is in variation 40 with
the highest number of 8.76 PS. Acceleration with the fastest time is obtained in camshaft 40
variations with a time of 14.2 seconds at a speed of 100 km/h. As well as the most efficient fuel
consumption is at variation 20 with 150 ml fuel consumption.
Keywords: Angle, camshaft, and engine performance.

Abstrak
Peran dari camshaft (noken as) sangat penting, diantaranya menentukan waktu membuka
katup, mengatur lamanya durasi pembukaan katup, menentukan lamanya durasi overlap katup
masuk dan katup buang, serta merupakan komponen utama dari sistem kerja mesin. Modifikasi
sudut camshaft diharapkan mampu meningkatkan efisiensi perpaduan bahan bakar yang masuk
ke ruang bakar dan meningkatkan tekanan kompresi di ruang bakar sehingga dapat
memperbaiki kualitas volume bahan bakar yang masuk ke ruang bakar dan dapat memberikan
power yang lebih besar kepada putaran mesin saat digunakan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk engetahui pengaruh perubahan sudut camshaft terhadap kinerja mesin sepeda motor serta
mengetahui pengaruh durasi camshaft terhadap konsumsi bahan bakar. Metode yang akan
digunakan pada penelitian adalah dengan memberikan variasi perubahan sudut pada camshaft
sebesar 20, 40, 60. Kemudian melakukan uji dynotest pada masing masing variabel. Hasilnya,
Torsi tertinggi adalah pada variasi camshaft 40 dengan nilai 8,25 Nm. Daya tertinggi adalah
pada variasi 40 dengan angka tertinggi 8,76 PS. Akselerasi dengan waktu tercepat didapatkan
pada variasi camshaft 40 dengan waktu 14,2 detik pada kecepatan 100 km/h. Serta konsumsi
bahan bakar yang paling hemat adalah pada variasi 20 dengan konsumsi bahan bakar 150 ml.
Kata kunci: Sudut, camshaft, dan performa mesin.

Pendahuluan kebutuhan primer sehari-hari sebagai


penunjang kemudahan dan kualitas hidup
Penggunaan kendaraan bermotor
kebanyakan individu maupun kelompok.
pada saat ini baik yang roda dua, roda
Penggunaan sehari-hari baik sebagai
empat, atau pun selebihnya sudah menjadi

78
kendaraan pribadi ataupun industri harus putaran mesin saat digunakan. Kualitas
ditunjang dengan performa yang baik, pembakaran yang baik dapat meningkatkan
terutama mayoritas penduduk Indonesia unjuk kerja pada engine [4]. Untuk itu,
golongan menengah ke bawah maka perlu dilakukan analisa pengaruh
menggunakan kendaraan sepeda motor sudut camshaft terhadap kinerja mesin.
sebagai kebutuhan primer. Karena faktor
harga dan kemudahan mendapatkannya Tinjauan Pustaka
dengan berbagai cara baik secara tunai 1. Prinsip kerja camshaft
ataupun kredit [1]. Pada motor bensin empat langkah,
Penggunaan sehari-hari harus bahan bakar masuk ke ruang silinder
ditunjang dengan performa mesin yang setelah di campur dengan udara di
optimal dengan perawatan berkala setiap karburator atau throttlebody. Masuknya
berapa lama sekali sesuai anjuran. Namun bahan bakar di atur oleh terbuka dan
terkadang banyak pula yang kurang puas tertutup nya katup hisap dan katup buang.
dengan performa engine sepeda motor nya Katup ini terbuka dan tertutup karena kerja
sehingga banyak melakukan perubahan dari camshaft yang digerakkan oleh poros
ataupun modifikasi pada mesin terutama engkol (crank shaft). Mekanisme katupini
pada sistem bahan bakar dan volume yang dirancang sedemikian rupa sehingga
di atur oleh camshaft (noken as) sehingga camshaft berputar satu kali untuk
dipercaya dapat meningkatkan performa menggerakkan katup hisap dan katup buang
motor itu sendiri [2]. setiap dua kali berputarnya poros engkol.
Noken as atau disebut kem atau Pada sebuah camshaft terdapat
camshfat adalah komponen yg terdapat bagian-bagian yang masing-masing
pada mesin 4 tak yg berfungsi untuk mempunyai peranan penting. Bagian-
mengatur dan menggerakkan katup/klep bagian camshaft seperti valve lift (jarak
(valve) dengan cara mendorongnya dengan angkat katup), valve lift duration (lama
dua tonjolan (lift) [3]. angkat katup), valve lift timing (waktu
Noken as digerakkan oleh timing angkat katup), lobe separation angle (LSA)
chain, yang menghubungkannya dengan dan overlap akan mempengaruhi banyak
poros engkol. Peran vital noken as dalam sedikitnya campuran bahan bakar dan udara
performa motor 4 tak terletak pada yang masuk ke dalam ruang bakar.
fungsinya yang mengatur timing saat klep Pada saat bersambungnya akhir
terbuka sehingga timing bahan bakar dan gerakan membuang akan dimulai gerakan
udara yg masuk ke head silinder tepat menghisap, maka pada saat torak berada di
sesuai dengan langkah piston. Peran dari TMA kedua katupnya berada dalam
camshaft sangat penting, diantaranya keadaan membuka. Keadaan dimana kedua
menentukan waktu membuka katup, katup terbuka secara bersamaan tersebut
mengatur lamanya durasi pembukaan dinamakan overlap. Terbukanya katup-
katup, menentukan lamanya durasi overlap katup pada saat pemindahan gerakan dari
katup masuk dan katup buang, serta gerakan kerja ke gerakan menghisap,
merupakan komponen utama dari sistem supaya gas yang telah terbakar dapat keluar
kerja mesin [4]. seluruhnya, sehingga pemasukan gas baru
Modifikasi sudut camshaft tidak bercampur dengan gas bekas di dalam
diharapkan mampu meningkatkan efisiensi silinder.
perpaduan bahan bakar yang masuk ke Melalui modifikasi camshaft maka
ruang bakar dan meningkatkan tekanan dapat mengubah waktu membuka dan
kompresi di ruang bakar sehingga dapat menutupnya katup. Tujuan akhir dalam
memperbaiki kualitas volume bahan bakar modifikasi camshaft yaitu untuk merubah
yang masuk ke ruang bakar dan dapat karakter tenaga dan torsi mesin.
memberikan power yang lebih besar kepada Diharapkan dengan berubahnya karakter

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020 79


tenaga dan torsi mesin dapat beroprasi lebih LSA akan menambah jarak overlap dengan
optimal di medan tertentu. catatan lift duration yang digunakan tetap.
Putaran mesin akan mempengaruhi Untuk mengetahui besarnya LSA harus
putaran camshaft, semakin tinggi putaran mengetahui terlebih dahulu waktu
mesin akan mengakibatkan putaran pembukaan dan penutupan katup (in open,
camshaft semakin meningkat pula. Putaran in close, ex open, ex close). Setelah
camshaft yang semakin tinggi akan diperoleh datanya dapat dicari besar LSA
berdampak pada pembukaan dan penutupan nya [5].
katup yang semakin cepat. Dalam desain Tabel 1. Typical effect camshaft (Hammil, 1998)
camshaft perlu diperhatikan penggunaan Cam Change Typical Effect
mesin, digunakan pada putaran mesin Menggeser rentang ke
rendah atau pada putaran mesin tinggi. Durasi Tinggi
putaran atas
Di dalam desain sebuah camshaft Menambah torsi putaran
terdapat berbagai bagian yang memiliki Durasi Rendah
bawah
fungsi sendiri-sendiri yang akan Meningkatkan bahan
mempengaruhi variasi buka-tutup dari bakar ke ruang bakar,
katup masuk dan buang. Overlaping Besar
boros konsumsi bahan
bakar
Meningkatkan respon
Overlaping Kecil
pada putaran bawah.
Powerband lebih
lebar, power
Menambah LSA
memuncak stasioner
lembut
Meningkatkan torsi
menengah, akselerasi
Mengurangi LSA
Gambar 1. Bagian-bagian camshaft cepat, powerband lebih
sempit
LSA berhubungan dengan overlap,
LSA dengan overlap berbanding terbalik,
dengan catatan duration tetap. Dengan 2. Torsi dan daya
memperbesar LSA sama dengan Torsi adalah gaya tekan putar pada
memperkecil overlap, sebaliknya bagian yang berputar, sepeda motor
menyempitkan LSA memperbesar overlap. digerakkan oleh torsi yang disalurkan dari
Pada saat bersambung nya akhir camshaft. Torsi dapat dicari dengan
gerakan membuang akan dimulai gerakan menggunakanj rumus:
mengisap, maka pada saat torak berada di 𝑇 = 𝐹 𝑥 𝑙 (𝑁. 𝑚)
TMA kedua katupnya berada dalam Keterangan:
keadaan membuka. LSA pada camshaft T = Torsi benda yang berputar (N.m)
Untuk mendapatkan torsi dan daya yang F = Gaya sentrifugal dan benda yang
maksimal dapat dilihat dari tekanan perputar (N)
kompresi yang dihasilkan, untuk l = Jarak benda ke pusat rotasi (m)
mendapatkan tekanan kompresi yang Kerja rata-rata di ukur berdasarkan
tinggi, pembukaan katup isap (in open) di tenaga akhir (torsi dari camshaft
percepat sebelum titik matiatas (TMA) dan menggerakkan sepeda motor tapi ini hanya
penutupan katup isap (inclose) diperlambat gaya untuk menggerakkan sepeda motor
setelah titik mati bawah (TMB). LSA dan kecepatan yang menggerakkan sepeda
dan overlap saling berhubungan, dengan motor tidak di perhitungkan tenaga adalah
memperlebar LSA akan mengurangi jarak kecepatan yang mana menimbulkan kerja.
2𝜋𝑛.𝑇
overlap dan sebaliknya jika mempersempit 𝑃= [6]
60

80 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020


Keterangan: b. Uji akselerasi untuk mengetahui
P = Daya (watt) peningkatan kecepatan pada
n = Putaran (1/sekon) setiap camshaft yang disediakan
T = Torsi dengan melihat kecepatan motor
secara langsung ketika running
Metode Penelitian di jalan dengan jarak tertentu.
1. Variabel penelitian c. Saat uji akselerasi, dilihat pula
Variabel yang digunakan dalam efisiensi bahan bakar yang
penelitian ini adalah sebagai berikut: digunakan di setiap penggunaan
1) Variabel bebas. Variabel bebas adalah camshaft yang berbeda.
variabel yang besarannya ditentukan 3. Waktu dan tempat penelitian
sebelum dilakukan dan tidak Penelitian dilakukan di
dipengaruhi variabel lain. Pada Laboratorium Teknik Mesin Universitas
penelitian ini variabel bebasnya Muhammadiyah Metro dan Bengkel MVK
adalah sudut camshaft sebesar 20, 40, Racing, Way Kandis, Bandar Lampung
dan 60 dari nilai Yield Strength. pada bulan Januari-Maret 2020. Pada
2) Variabel terikat. Variabel terikat penelitian ini dikonsentrasikan pada
adalah variabel yang besar nilainya modifikasi camshaft dengan melihat
tergantung pada variabel bebas dan pengaruh pada mesin dan peningkatan
nilainya diperoleh setelah pelaksanaan Torsi, Daya, maupun kecepatan dari sepeda
penelitian. Pada penelitian ini variabel motor tersebut.
terikatnya adalah Torsi, Daya, putaran
4. Alat dan bahan penelitian
maksimal dan konsumsi bahan bakar.
1) Dynamometer Test (Dynotest),
3) Variabel terkontrol. Variabel
2) Mesin bubut,
terkontrol adalah variabel yang
3) Mesin Sepeda Motor Honda Revo
besarannya dikendalikan atau dibuat
2007,
tetap selama penelitian. Pada
4) Kunci pas dan ring lengkap,
penelitian ini variabel terkontrolnya
5) Stopwatch,
adalah jenis mesin sepeda motor dan
6) Gelas ukur,
bahan bakar.
7) Camshaft dan BBM pertamax.
5. Prosedur penelitian
2. Metode pengambilan data
Prosedur pengujian melalui
Dalam penelitian ini data maupun
beberapa tahapan seperti berikut:
informasi yang didapat diperoleh melalui
1) Menyiapan alat bahan yang akan
beberapa metode yaitu:
diperlukan untuk proses penelitian,
1) Studi Pustaka
2) Melakukan proses pembubutan
2) Observasi secara langsung
pada komponen 3 camshaft dengan
3) Pengujian
merubah sudutnya menjadi 20,40,
a. Waktu yang diperlukan untuk 3
dan 60.
kali sesi pengujian camshaft
3) Memasang camshaft yang sudah
yang menggunakan perubahan
dimodifikasi dengan sudut 20 pada
sudut 20,40, dan 60 di setiap sesi
mesin sepeda motor lalu dan
terhadap satu camshaft
ditempatkan pada alat dynotest,
dilakukan 3 kali sesi jadi total
4) Mengisi tangki BBM pada mesin
dari 3 spesimen yang disediakan
sepeda motor dengan takaran 1 liter,
total akan melalui 9 kali
5) Menghidupkan mesin dan
pengujian di 3 sesi dan melihat
melakukan pengujian,
peningkatan yang terjadi
6) Data yang akan diperoleh dari uji
terhadap kinerja mesin.
dynotest adalah Torsi, Daya, dan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020 81


putaran maksimal, sedangkan Tabel 3 berikut adalah tabel hasil
konsumsi BBM dilakukan dengan pemeriksaan dan pengukuran piston dan
cara menakar BBM yang terpakai silinder.
dalam waktu yang sama selama Tabel 3. Hasil Identifikasi komponen
pengujian,
Nama Panjang Diameter
7) Melakukan pengujian pada masing- Keterangan
Perangkat (mm) (mm)
masing camshaft dengan cara yang
sama. Piston - 50 -
Sudah oversize
Hasil dan Pembahasan Silinder - 50 100, jadi
perubahan 51
Tabel 2 berikut hasil pemeriksaan Diameter 30
dan pengamatan pada komponen cylinder Conecting yang terhubung
ke poros
head (mekanisme katup) pada perangkat- rod
97 30 dan 13 engkol,
perangkat standar selain variasi camshaft. (Stang diameter 13
Tabel 2. Hasil identifikasi mekanisme katup Seher) yang terhubung
ke piston.
Stand Hasil
Nama
No ar ukur Diameter silinder standar yang
Komponen
(mm) (mm) digunakan adalah 50 mm dengan ketebalan
Panjang pegas mencapai 4 mm dan sudah mengalami
1 34,30 34,30
katup IN oversize 100. Oversize sendiri bisa
Panjang pegas menggunakan 25, 50, 75, 100 dalam satuan
2 34,30 34,30
katup EX milimeter seperti contoh diameter piston
Diameter adalah 50 dan boring mengalami oversize
3 21 21
payung klep IN 25, maka piston akan menjadi 50,25 mm.
Diameter Sedangkan conecting rod standar panjang
4 19 19 nya adalah 97 mm dengan diameter
payung klep EX
Diameter batang lingkaran 30 yang terhubung ke poros
5 5 5 engkol (crank shaft) dan diameter 13 yang
klep
terhubung ke piston.
Dari hasil pemeriksaan komponen Berdasarkan uji dynotest yang telah
pada mekanisme katup komponen masih dilakukan di MVK Racing Way Kandis
sesuai spesifikasi atandar, kecuali katup IN Bandar Lampung didapatkan hasil
(valve Intake) dan EX (valve Exhaust) pengujian dynotest yang menampilkan
kebocoran katup ini dapat menyebabkan torsi, daya, dan putaran puncak Honda
proses pembakaran menjadi tidak Revo 100 cc.
sempurna, dikarenakan campuran bahan
bakar dan udara sebagian terbuang keluar.
Sehingga menyebabkan tenaga pada
kendaraan sepeda motor menjadi kurang
maksimal. Penanganan pada kejadian
seperti itu dapat diatasi dengan melakukan
pengamplasan katup menggunakan Amril
(grinding paste). Grinding paste pada dunia
otomotif adalah serbuk atau gram dari
bahan logam yang dicampur dengan sebuah Gambar 2. Grafik dynotest camshaft sudut 60
(modifikasi)
pasta atau gel berminyak yang digunakan
untuk mengamplas katup, baik katup Intake
maupun Exhaust.

82 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020


Tabel 4. Hasil uji dynotest camshaft sudut 60 pengulangan. Adapun data yang diperoleh
Sesi Torsi Daya Putaran ditunjukkan pada Tabel 7.
Pengujian (Nm) (PS) maks.(rpm) Tabel 7. Hasil pengujian akselerasi
Sesi 1 8,16 7,72 10450.97 N Camsh Jara Kecepat Kecepat Wak
Sesi 2 7,15 7,99 10442.1 o aft k an awal an akhir tu (s)
Sesi 3 8,3 8,33 10802.32 (m) (km/h) (km/h)
1 60 250 0 90 16,3
0 100 16,2
0 80 16,6
2 40 250 0 90 14,5
0 100 14,2
0 90 14,4
3 20 250 0 90 17,6
0 100 17,4
0 100 17,7

Gambar 3. Grafik dynotest camshaft sudut 40 Untuk konsumsi bahan bakar dilihat
(racing harian) dari 3 variasi camshaft yang disediakan.
Tabel 5. Hasil uji dynotest camshaft sudut 40 Motor yang telah menggunakan bahan
Sesi Torsi Daya Putaran bakar pertamax 92 dengan 3 variasi
Pengujian (Nm) (PS) maks.(rpm) camshaft akan menempuh jarak 1 kilometer
Sesi 1 7,54 7,82 10328.81 dengan kecepatan tetap 80 km/h dengan
percobaan 3 kali putaran bolak-balik untuk
Sesi 2 8,04 8,52 11019.29
mencari nilai rata-rata. Adapun data yang
Sesi 3 8,25 8,76 11122.64
diperoleh ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Konsumsi bahan bakar
Jarak Konsumsi bahan bakar
tempuh dan (ml)
kecepatan
20 40 60
tetap
150 100 200
1 km
150 200 300
80 km/h
150 200 250
Rata-rata 150 166,6 250

Gambar 4. Grafik dynotest camshaft sudut 20 350


Konsumsi bahan bakar (ml)

(standar) 300
Tabel 6. Hasil uji dynotest camshaft sudut 20 250
(standar)
200
Sesi Torsi Daya Putaran putaran 1
pengujian (Nm) (PS) maks.(rpm) 150
putaran 2
Sesi 1 4,93 7,55 12403.99 100
Sesi 2 4,9 8,2 12455.65 putaran 3
50
Sesi 3 5,05 8,38 12477.5 0
2⁰ 4⁰ 6⁰
Pengujian akselerasi dilakukan Variasi sudut camshaft
dengan menguji langsung sepeda motor
dengan menggunakan perlengkapan Gambar 5. Grafik konsumsi bahan bakar
keamanan yang sesuai dengan safety riding
Akselerasi (a) adalah percepatan
yang ada dan kondisi jalan yang sepi.
atau perubahan kecepatan setiap waktu.
Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020 83


Pada kenyataannya, kecepatan benda 3600.0,00025 𝑚ᶾ
1. V(bfc) = = 0,0620 𝑚3/jam
14,5 𝑠
bergerak tidak selalu tepat. Artinya, 3600.0,00025 𝑚ᶾ
kecepatan selalu berubah, berubahnya 2. V (bfc) = = 0,063 𝑚3/jam
14,2 𝑠
3600.0,00025 𝑚ᶾ
percepatan inilah yang dinamakan 3. V (bfc) = = 0,0625 𝑚3/jam
14,4 𝑠
akselerasi. Untuk menghitung akselerasi Pemakaian bahan bakar pada variasi
digunakan persamaan sebagai berikut. camshaft 20 dihitung dengan perhitungan
∆𝑉
a= sebagai berikut :
𝑡
3600.0,00025 𝑚ᶾ
Sehingga untuk akselerasi sepeda 1. V(bfc)= 17,6 𝑠
= 0,0511 𝑚3/jam
motor setelah dilakukan perhitungan 3600.0,00025 𝑚ᶾ
didapatkan nilai akselerasi seperti 2. V(bfc)= 17,4 𝑠
= 0,0517 𝑚3/jam
3600.0,00025 𝑚ᶾ
ditunjukkan pada Tabel 9. 3. V(bfc)= = 0,0508 𝑚3/jam
17,7 𝑠
Tabel 9. Nilai akselerasi hasil perhitungan Konsumsi bahan bakar spesifik
Kecepa
N Sud tan
Kecepata
Waktu
a rata- sendiri perlu di dapat kan untuk mengetahui
n akhir a (m/s2) rata
o ut awal
(m/s)
(s)
(m/s2)
seberapa besar konsumsi bahan bakar yang
(m/s)
1 0 25 16,3 1,533
lebih spesifik, dapat di hitung dengan
2
60
0 27,7778 16,2 1,714
1,528
rumus sebagai berikut :
3 0 22,22 16,6 1,338 𝑉
𝑆𝑓𝑐 =
4 0 25 14,5 1,724 𝑃
5 0 27,7778 14,2 1,956 1,605 Keterangan :
40
6 0 25 14,4 1,736
7 0 25 17,6 1,420 Sfc : Konsumsi bahan bakar spesifik
8 20 0 27,7778 17,4 1,596 1,528 (m3/kW.jam)
9 0 27,7778 17,7 1,569
V : Konsumsi bahan bakar (m3/jam)
P : Daya (kW)
Perhitungan pemakaian bahan bakar
Pada variasi camshaft 60 konsumsi
dilakukan dengan menggunakan gelas ukur
bahan bakar spesifik yang didapat adalah :
dengan kapasitas tertentu. Pada gelas ukur 𝑚ᶾ
0,055
diketahui jumlah pemakaian bahan bakar 𝑗𝑎𝑚
1. 𝑆𝑓𝑐 = 5,71 𝑘𝑤
yang digunakan dalam pengujian dengan
kapasitas gelas ukur adalah 250 ml yang = 0,00963 m3/kW.jam
𝑚ᶾ
0,56
dikonversikan menjadi 0,00025 m3. Dalam 2. 𝑆𝑓𝑐 = 𝑗𝑎𝑚
konsumsi bahan bakar yang diuji dapat 5,91 𝑘𝑤
diketahui waktu yang dibutuhkan dengan = 0,0947 m3/kW.jam
𝑚ᶾ
menggunakan stopwatch. Rumus yang 0,054
𝑗𝑎𝑚
digunakan adalah sebagai berikut : 3. 𝑆𝑓𝑐 =
6,16 𝑘𝑤
V (bfc) =
3600.𝑉𝑔 = 0,00325 m3/kW.jam
𝑡 Pada variasi camshaft 40 konsumsi
Keterangan : bahan bakar spesifik yang di dapat adalah :
V(bfc) : Konsumsi bahan bakar 𝑚ᶾ
0,0620
Vg : Volume gelas ukur 𝑗𝑎𝑚
1. 𝑆𝑓𝑐 = 5,78 𝑘𝑤
t : waktu yang dibutuhkan
Pemakaian bahan bakar pada variasi = 0,0107 m3/kW.jam
𝑚ᶾ
0,063
camshaft 60 dihitung dengan perhitungan 2. 𝑆𝑓𝑐 = 𝑗𝑎𝑚

sebagai berikut : 6,30 𝑘𝑤

1. V (bfc) =
3600.0,00025 𝑚ᶾ
= 0,055 𝑚3/jam
= 0,01 m3/kW.jam
16,3 𝑠 𝑚ᶾ
0,0625
3600.0,00025 𝑚ᶾ 𝑗𝑎𝑚
2. V (bfc) = = 0,56 𝑚 /jam 3 3. 𝑆𝑓𝑐 =
16,2 𝑠 6,48 𝑘𝑤
3. V (bfc) =
3600.0,00025 𝑚ᶾ
= 0,054 𝑚 /jam 3 = 0,0096 m3/kW.jam
16,6 𝑠
Pada variasi camshaft 20 konsumsi
Pemakaian bahan bakar pada variasi
bahan bakar spesifik yang didapat adalah :
camshaft 40 dihitung dengan perhitungan 𝑚ᶾ
0,0511
sebagai berikut : 𝑗𝑎𝑚
1. 𝑆𝑓𝑐 = 5,58 𝑘𝑤

84 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020


= 0,0091 m3/kW.jam didapat konsumsi bahan bakar yang sama
𝑚ᶾ
0,0517
𝑗𝑎𝑚
yaitu 150 ml dan nilai rata-rata 150 ml.
2. 𝑆𝑓𝑐 = 6,06 𝑘𝑤
= 0,0085 m3/kW.jam Kesimpulan
𝑚ᶾ
0,0508 Torsi yang didapatkan setelah
𝑗𝑎𝑚
3. 𝑆𝑓𝑐 = dilakukannnya pengujian dynotest yang
6,20 𝑘𝑤
= 0,0081 m3/kW.jam tertinggi adalah pada variasi camshaft 40
Berdasarkan pengujian dynotest, dengan nilai 8,25 Nm pada sesi ketiga
nilai Torsi pada variasi 60 adalah pada pengujian, dan angka terendah pada variasi
putaran pertama mencapai 8,16 Nm, pada 20 dengan angka 4,9 Nm. Daya yang
putaran kedua mencapai 7,15 Nm, dan pada didapatkan setelah dilakukannya pengujian
putaran ke tiga mencapai 8,3 Nm. dynotest yang tertinggi adalah pada variasi
Kemudian pada variasi 40 adalah pada 40 dengan angka tertinggi 8,76 PS pada sesi
putaran pertama 7,54 Nm, pada putaran ke ketiga pengujian, dan angka terendah pada
dua 8,04 Nm, dan pada putaran ketiga variasi 20 dengan angka 7,55 PS. Akselerasi
mencapai 8,25 Nm. Kemudian pada variasi sepeda motor setelah menggunakan variasi
20 pada putaran pertama mencapai 4,93 camshaft dengan jarak tempuh 250 meter
Nm, kemudian pada putaran kedua waktu tercepat didapatkan pada variasi
mencapai 4,9 Nm dan pada putaran ketiga camshaft 40 dengan waktu 14,2 detik pada
mencapai 5,05 Nm. kecepatan 100 km/h padapada putaran
Selanjutnya nilai Daya yang kedua, dan waktu terlambat pada
dihasilkan dari perubahan sudut camshaft penggunaan variasi 20 dengan waktu 17,7
pada variasi 60 pada putaran pertama detik pada kecepatan 100 km/h. Konsumsi
mencapai 7,72 PS, pada putaran kedua bahan bakar setelah menggunakan variasi
mencapai 7,99 PS, dan pada putaran ketiga camshaft dengan jarak tempuh 1 kilometer
mencapai 8,33 PS. Kemudian pada variasi dengan kecepatan tetap 80 km/h adalah
40 pada putaran pertama mencapai 7,82 PS, yang paling hemat pada variasi 20 dengan
kemudian pada putaran kedua mencapai konsumsi bahan bakar 150 ml, dan yang
8,52 PS, pada putaran ke tiga mencapai terboros adalah pada variasi 60 dengan 300
8,76 PS. Kemudian pada variasi 20 pada ml pada putaran kedua.
putaran pertama mencapai 7,55 PS,
kemudian pada putaran kedua mencapai 8,2 Referensi
PS, dan pada putaran ketiga mencapai 8,38 [1]. Aprianti, E. (2017). Analisis SWOT
PS. dalam menentukan strategi
Pengujian Konsumsi bahan bakar pemasaran sepeda motor Honda
pada 3 variasi camshaft tersebut ditempuh (studi pada PT. Pasific Motor 1
dengan jarak 1 kilometer dengan kecepatan Cikarang).
tetap 80 km/h didapatkan pada variasi 60 [2]. Siswanto, Y. D. (2012). Pengaruh
pada putaran pertama adalah 200 ml, pada Variasi Lobe Separation Angle
putaran kedua 300 ml, dan pada putaran Camshaft dan Variasi Putaran
ketiga 250 ml dengan rata-rata konsumsi Mesin Terhadap Daya Pada Sepeda
bahan bakar pada variasi camshaft 60 Motor Honda Supra X 125 Tahun
adalah 250 ml. Pada variasi 40 pada putaran 2008. Jurnal Nosel, 1(1).
pertama adalah 100 ml, pada putaran kedua [3]. Mulyono, M. (2013). Analisis
adalah 200 ml, dan pada putaran ketiga pemotongan ramp poros bubungan
adalah 200 ml dengan rata-rata konsumsi terhadap konsumsi bahan bakar dan
bahan bakar pada variasi camshaft 40 emisi gas buang pada Suzuki
adalah 166,6 ml. Pada variasi camshaft 20 Shogun 125 SP tahun 2005. Jurnal
pada putaran pertama, kedua, dan ketiga Nosel, 1(3).

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020 85


[4]. Stevansa, P. A. (2014). Pengaruh
Penggunaan Camshaft Standard
dan Camshaft Racing Terhadap
Unjuk Kerja Motor Bensin Empat
Langkah (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
[5]. Pambudi, A. T. S. (2019). Optimasi
camshaft dengan variasi tinggi lift
pada mesin (x) 100cc menggunakan
mesin modifikasi
camshaft (Doctoral dissertation,
Institut Teknologi Nasional
Malang).
[6]. Simbolon, E., Nasution, A. H.,
Sitorus, T. B., Pintoro, A., &
Ambarita, H. (2015). Kajian
performansi torsi dan konsumsi
bahan bakar (SFC) mesin genset
otto satu silinder dengan bahan
bakar campuran premium dan super
fuel. Jurnal Dinamis, 3(1).
[7]. Putra, F. S., Sanata, A., & Muttaqin,
A. Z. Pengaruh Variasi Durasi
Camshaft Terhadap Unjuk Kerja
Motor Bakar 4 Langkah.

86 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 9, No. 1, 2020

You might also like