Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

DIGLOSIA

Volume 1, Nomor 2 (Agustus 2018) ISSN 2615-725X (Print)


Halaman 101—112 eISSN 2615-8655 (Online)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MENULIS TEKS


PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN MODEL
PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL (VIDEO)
DI KELAS XI SMA NEGERI 1 SAMARINDA

Paramita Candra Devi, Yusak Hudiyono, Widyatmike Gede Mulawarman


Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman
Pos-el: paramitabitab8@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to develop text learning materials to write complex procedures with learning discovery learning
model using audio visual media (video). The research form used is research and development method (R&D).
The design used in the research and development of this teaching material adopted from Borg and Gall design
model. This development research was conducted in SMA. The result of validation of this teaching material
proved to be valid with the average of validation of content (material) 82% said valid, validation of 100%
validity of the linguist, and the validation result of the media expert on the 93% video assessment stated very
valid and on the handbook rating 84% students stated very valid. The results of the class XI test of SMA
showed 86% stated very valid. From the result of data analysis through t-test formula yield Thitung (13,68)>
ttabel (1,703), so there is cognitive difference between before and after student use instructional material
developed in book with learning discovery learning modeling using audio-visual media with material text of
complex class XI procedures. Then the results of the development that has been done to improve student
learning outcomes.

Keywords: learning discovery learning model, teaching materials, audio visual media

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar menulis teks prosedur kompleks
dengan model pembelajaran discovery learning menggunakan media audio visual (video). Bentuk
penelitian yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan (Reseacrh and
Development). Desain yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan bahan ajar ini
mengadopsi dari model desain Borg and Gall. Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di
SMA. Hasil validasi bahan ajar ini terbukti valid dengan rata-rata dari validasi isi (materi) 82%
meyatakan valid, hasil validasi ahli bahasa 100% menyatakan sangat valid, dan hasil validasi
ahli media pada penilaian video 93% menyatakan sangat valid dan pada penilaian buku
pegangan siswa 84% menyatakan sangat valid. Hasil ujicoba kelas XI SMA menunjukkan
86% menyatakan sangat valid. Dari hasil analisis data melalui rumus uji t-test menghasilkan
Thitung (13,68) > ttabel (1,703), sehingga terdapat perbedaan kognitif antara sebelum dan
sesudah siswa menggunakan bahan ajar yang dikembangkan dalam buku dengan pemodelan
pembelajaran discovery learning menggunakan media audio visual dengan materi teks prosedur

Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018 101


Paramita Candra Devi, Yusak Hudiyono, Widyatmike Gede Mulawarman

kompleks kelas XI. Maka hasil pengembangan yang telah dilakukan mampu meningkatkan
hasil belajar siswa.

Kata kunci: model pembelajaran discovery learning, bahan ajar, media audio visual

A. PENDAHULUAN yang telah ditentukan. Bila dihubungkan


Bahan ajar merupakan materi dengan belajar mengajar, strategi juga bisa
pembelajaran yang disampaikan guru diartikan sebagai pola-pola umum
kepada peserta didik, sehingga diperlukan kegiatan guru dan anak didik dalam
bahan ajar yang mampu mewadahinya. kegiatan belajar mengajar untuk mencapai
Bahan ajar mempengaruhi keberhasilan tujuan yang telah digariskan.
peserta didik dalam proses belajar selain Proses belajar mengajar merupakan
peranan seorang guru, maka dari itu perlu interaksi antara guru dan siswa serta
dirumuskan bahan ajar yang mampu lingkungan. Interaksi dalam pembelajaran
mendukung terselenggarakannya pendi- sangat diperlukan untuk menjalin kerja
dikan yang baik, khususnya dalam hal ini sama antara guru dan siswa untuk saling
adalah mata pelajaran bahasa Indonesia. mendapatkan umpan balik yang berguna
Idealnya materi pembelajaran harus untuk menambah ilmu. Hamalik
relevan dengan kompetensi yang (2013:57—64) menjelaskan pembelajaran
dibutuhkan, materi esensial, dan sesuai sebagai suatu kombinasi yang tersusun
dengan tingkat perkembangan anak. meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
Berkaitan dengan pembelajaran bahasa fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang
dan sastra Indonesia, sampai saat ini telah saling mempengaruhi untuk mencapai
banyak bahan ajar yang dapat ditemukan, tujuan pembelajaran.
namun bahan ajar yang sesuai dengan Tujuan pembelajaran merupakan
kebutuhan guru dan peserta didik masih tercapainya suatu perilaku atau
sulit ditemukan. Pada umumnya bahan kompetensi pada siswa setelah mengikuti
ajar yang tersedia tersebut untuk kegiatan pembelajaran. Upaya dalam
kompetensi dasar secara keseluruhan baik merumuskan tujuan pembelajaran sangat
untuk aspek keterampilan menyimak, bermanfaat bagi guru yang memudahkan
berbicara, membaca, dan aspek mengkomunikasikan maksud kegiatan
keterampilan menulis. belajar mengajar, memudahkan guru
Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam menyusun bahan ajar, serta
merupakan suatu kegiatan yang terencana memudahkan guru menyusun evaluasi
dan mempunyai tujuan. Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran.
dalam pelaksanaannya antara lain Proses pembelajaran harus diawali
diperlukan strategi dan model dengan perencanaan serta komunikasi
pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang baik. Kegiatan menyusun rencana
Bahasa Indonesia dapat tercapai. Guru pembelajaran merupakan salah satu tugas
sebagai komponen penting dari tenaga penting guru dalam memproses
kependidikan, memiliki tugas untuk pembelajaran siswa agar dalam proses
melaksanakan proses pembelajaran. belajar mengajar terkonsep dengan baik
Dalam pelaksanaan pembelajaran dan teratur, maka seorang guru dituntut
guru diharapkan paham tentang untuk mampu menyusun rencana
pengertian strategi pembelajaran. Secara pelaksanaan pembelajaran dan
umum strategi dapat diartikan sebagai merumuskan tujuan secara jelas.
suatu garis-garis besar haluan untuk Sistematika penyusunan rencana
bertindak dalam usaha mencapai sasaran pelaksanaan pembelajaran, pelaksanaan

102 Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur Kompleks

pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran karena teks ini memberikan informasi


sejatinya harus mengacu pada kurikulum mengenai langkah-langkah atau suatu cara
yang digunakan. Kurikulum yang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
digunakan sebagian sekolah pada saat ini Di dalam pembelajaran teks pada
yaitu kurikulum 2013. Dengan kurikulum 2013 terdapat hambatan-
berubahnya kurikulum maka hal ini akan hambatan yang diterima guru pada saat
menjadi tantangan tersendiri bagi seorang mengajarkan.
guru. Sejauh mana guru telah mampu Salah satunya adalah teks prosedur
merealisasikan kurikulum 2013 dalam kompleks yang berisi tentang langkah-
proses pembelajaran. langkah serta cara-cara yang ditempuh
Kurikulum 2013 memuat standar untuk menginginkan sesuatu agar tercapai.
kompetensi yang dirancang khusus untuk Hambatan tersebut antara lain guru tidak
mengantisipasi perubahan kebutuhan, harus sepenuhnya memberikan materi,
keterampilan, dan sikap agar peserta didik melainkan siswa sendiri yang harus
menghadapi tantangan pada perubahan menemukan pemahaman dari materi
zaman. Tujuannya antara lain agar peserta tersebut. Guru harus semaksimal mungkin
didik dapat memiliki kesempatan belajar menyusun rencana pelaksanaan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang pembelajaran agar dapat terlaksana
Maha Esa, belajar memahami dan dengan sesuai harapan.
menghayati, belajar melaksanakan dan Tidak sepenuhnya pembelajaran teks
berbuat secara efektif, belajar hidup harus menggunakan pendekatan saintifik,
bersama dan berguna untuk orang lain, tetapi dapat juga dipadupadankan dengan
belajar membangun dan menemukan jati model-model pembelajaran agar siswa
diri melalui proses belajar yang aktif, tidak jenuh saat berlangsungnya proses
kreatif, dan menyenangkan. Melalui belajar mengajar. Serta dapat
kurikulum 2013 ini, siswa diharapkan memudahkan guru dalam menerapkan
mampu memproduksi dan menggunakan model-model pembelajaran dengan
teks sesuai dengan tujuan dan fungsi pembelajaran teks pada khususnya tidak
sosialnya. Dalam pembelajaran yang hanya pada teks prosedur kompleks.
berbasis teks, bahasa Indonesia diajarkan Penggunaan metode atau model yang
bukan hanya sekedar sebagai pengetahuan kurang tepat dapat menimbulkan
bahasa semata, melainkan dengan teks kebosanan, kurang dipahami, dan
yang mengemban fungsi untuk menjadi monoton sehingga siswa kurang
sumber aktualisasi diri penggunaannya termotivasi untuk belajar. Pembelajaran
pada konteks sosial budaya akademis. teks prosedur kompleks yang biasanya
Teks dimaknai sebagai satuan bahasa yang hanya menggunakan pendekatan saintifik
mengungkapkan makna kontekstual. memang sudah membuat siswa aktif
Berkaitan dengan materi di dalam namun kurang dapat mengembangkan
kurikulum 2013 untuk kelas XI ada keterampilan sosial siswa yang kelak dapat
beberapa jenis teks yang dimuat dalam berguna dalam kehidupan sosial.
pelajaran Bahasa Indonesia, terdiri atas Ada beberapa strategi serta model
dua jenis teks faktual yaitu laporan hasil dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
observasi dan prosedur kompleks, dua berbasis teks, khususnya teks prosedur
jenis teks tanggapan yaitu teks negosiasi kompleks. Namun demikian, setiap model
dan teks eksposisi, dan satu jenis teks pembelajaran mempunyai tingkat
cerita yaitu teks anekdot. Dalam penelitian keefektifan yang berbeda. Maka dari itu,
ini akan difokuskan pada pembelajaran perlu diterapkan dan dikembangkan
teks prosedur kompleks. Pentingnya model-model pembelajaran yang lebih
pembelajaran teks prosedur kompleks ini efektif dan inovatif. Dengan demikian,

Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018 103


Paramita Candra Devi, Yusak Hudiyono, Widyatmike Gede Mulawarman

siswa merasa lebih senang ketika yang dimilikinya. Semakin banyak alat
mengikuti proses pembelajaran bahasa indera yang digunakan oleh peserta didik
Indonesia berbasis teks pada umumnya maka sesuatu yang dipelajari akan makin
dan pembelajaran teks prosedur kompleks mudah diterima dan diingat, akhirnya
pada khususnya. media dapat memotivasi peserta didik
Berdasarkan masalah yang terjadi untuk belajar lebih baik. Selain
terhadap kemampuan menulis teks penggunaan model pembelajaran,
prosedur, penulis menawarkan salah satu penggunaan media pembelajaran juga
model pembelajaran penemuan (discovery sangat diperlukan dalam kegiatan
learning). Diharapkan siswa dapat pembelajaran. Fakta di lapangan
berkolaborasi dalam menyelesaikan menunjukkan bahwa guru masih kurang
masalah dengan model pembelajaran dalam menggunakan media pada proses
tersebut dan mampu menciptakan kondisi pembelajaran.
kelas yang aktif dan menyenangkan. Dengan adanya media pembelajaran
Menurut Hosnan (2014:280) dapat membangkitkan semangat belajar
menyatakan bahwa model pembelajaran siswa. Penggunaan media pembelajaran
penemuan (discovery learning) merupakan sangat membantu keefektifan proses
salah satu dari model yang dikembangkan pembelajaran, penyampaian pesan, dan isi
pada kurikulum 2013. Model pembelajaran pada saat itu. Selain
pembelajaran penemuan (discovery learning) membangkitkan motivasi dan minat siswa,
merupakan suatu model pembelajaran media pembelajaran juga dapat membantu
yang mengaitkan permasalahan yang siswa meningkatkan pemahaman,
terjadi di dunia nyata. Masalah tersebut menyajikan data dengan menarik dan
digunakan sebagai suatu konsep bagi siswa terpercaya, memudahkan penafsiran data,
untuk menghasilkan cara berpikir kritis dan memadatkan informasi. Salah satu
dan terampil dalam pemecahan masalah, media yang dapat digunakan oleh guru
serta untuk memperoleh pengetahuan. pada pembelajaran keterampilan menulis
Pada prinsipnya siswa tidak diberi teks prosedur kompleks yaitu video.
pengetahuan akan tetapi siswa harus Video merupakan media 5 yang
menemukan sendiri hal yang baru. masuk dalam kategori media audio visual.
Untuk mencapai tujuan kurikulum Dale (dalam Arsyad, 2013:27)
pembelajaran pada proses belajar mengemukakan bahwa bahan-bahan atau
mengajar maka perlu didukung media dan media audio visual dapat memberikan
bahan ajar yang baik yaitu bahan ajar yang banyak manfaat asalkan guru berperan
mampu menarik minat peserta didik, aktif dalam proses pembelajaran.
sesuai dengan zaman dan tidak Penggunaan media video digunakan
menyimpang dari kurikulum. Penyajian karena video lebih efisien dan juga
materi pelajaran pada pokok bahasan membuat hasil belajar lebih bermakna bagi
dengan menggunakan video pendidikan kemampuan siswa, terutama dalam
diharapkan menarik minat peserta didik, pembelajaran menulis teks prosedur
membangkitkan gairah peserta didik untuk kompleks. Siswa dimudahkan dalam
mempelajari kembali materi yang disajikan menulis teks prosedur kompleks dengan
melalui multimedia (teks, citra, audio, adanya video.
video) materi yang disajikan dengan Video yang ditayangkan yaitu video
berbagai warna dan gambar yang sangat aplikatif, yang bisa diterapkan siswa dalam
menarik dan sebagainya. kehidupan sehari-hari siswa di sekolah,
Melalui media yang telah terutama dalam lingkungan SMA. Video
dikembangkan peserta didik dapat tersebut yaitu video tentang cara mudah
menggunakan secara optimal alat indera dalam memahami materi pelajaran dan

104 Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur Kompleks

video cara mengatasi rasa kantuk pada saat 2. Menulis


pelajaran. Topik video tersebut dipilih Menulis pada dasarnya adalah proses
berdasarkan masalah yang ada di lapangan untuk mengemukakan ide dan gagasan
khususnya kelas XI SMA. Berdasarkan dalam bahasa tulis. Oleh sebab itu,
latar belakang tersebut, peneliti berharap Akhadiah (Abidin, 2013:181) memandang
mampu mengembangkan model menulis adalah sebuah proses, yaitu proses
pembelajaran discovery learning pada materi penuangan gagasan atau ide ke dalam
struktur teks prosedur kompleks dengan bahasa tulis yang dalam praktiknya proses
menggunakan media pembelajaran audio menulis diwujudkan dalam beberapa
visual. tahapan yang merupakan satu sistem yang
utuh. Menulis memiliki kesamaan makna
B. LANDASAN TEORI dengan mengarang yaitu segenap kegiatan
1. Bahan Ajar seseorang mengungkapkan gagasan dan
Menurut Widodo dan Jasmadi dalam menyampaikannya melalui bahasa tulis
Ika Lestari (2013:1) bahan ajar adalah kepada pembaca untuk dipahami (Abidin,
seperangkat sarana atau alat pembelajaran 2013:181). Dari definisi ini dapat
yang berisikan materi pembelajaran, dikemukakan bahwa menulis adalah
metode, batasan-batasan dan cara sebuah proses berkomunikasi secara tidak
mengevaluasi yang didesain secara langsung antara penulis dengan
sistematis dan menarik dalam rangka pembacanya.
mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu Produk menulis yang dihasilkan
mencapai kompetensi dan subkompetensi seorang penulis diproduksi melalui
dengan segala kompleksitasnya. berbagai tahapan. Tahapan tersebut
Bahan ajar adalah segala bentuk terbentang dari tahap pemerolehan ide,
bahan yang digunakan oleh guru dalam pengolahan ide hingga pemroduksian ide.
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di Pada tahap pemerolehan ide, penulis
kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa mendaya-gunakan kepekaannya untuk
bahan tertulis atau bahan tidak tertulis. mereaksi berbagai fenomena hidup dan
Bahan ajar merupakan informasi, alat atau kehidupan manusia yang diketahuinya
teks yang diperlukan oleh guru untuk melalui berbagai peranti pemerolehan ide.
perencanaan dan penelaahan Pada tahap pengolahan ide, penulis akan
implementasi pembelajaran. Bahan ajar mendayagunakan beberapa kemampuan
juga bisa diartikan sebagai seperangkat meliputi kemampuan berpikir,
materi yang disusun secara sistematis, baik kemampuan berasa, dan kemampuan
tertulis maupun tidak tertulis sehingga berimajinasi. Pada tahap pemroduksian
tercipta lingkungan atau suasana yang ide, penulis akan menggunakan peranti
memungkinkan siswa untuk belajar. produksi ide yakni pengetahuan bahasa
Mulyasa (2006:96) menyebutkan dan pengetahuan konvensi karya.
bentuk-bentuk bahan ajar sebagai berikut: Pengetahuan bahasa merupakan peranti
bahan ajar dalam bentuk cetak, misalnya utama yang digunakan oleh penulis dalam
lembar kerja siswa (LKS), buku, modul, mengemas gagasan yang telah diolahnya.
brosur, leaflet, wilchart, dan lain-lain, bahan Melalui penggunaan pengetahuan atau
ajar berbentuk audio visual, misalnya kemampuan berbahasa ini sebuah ide
film/video dan VCD, bahan ajar dikemas sesuai dengan tujuannya serta
berbentuk audio, misalnya kaset, radio, memenuhi asas ketatabahasaan yang
CD audio visual, misalnya foto, gambar, berterima di kalangan pembacanya
model/maket, multimedia, misalnya CD (Abidin, 2013:184).
interaktif, computer based learning, internet. Menulis merupakan aktivitas yang
dilakukan setelah peserta didik menguasai

Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018 105


Paramita Candra Devi, Yusak Hudiyono, Widyatmike Gede Mulawarman

pembelajaran bahasa yang lainnya seperti jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran,
mendengarkan, berbicara, dan membaca. organisasi, pemakaian kata-kata, dan
Dibandingkan dengan kemampuan struktur kalimat.
berbahasa yang lainnya menulis Mengingat pentingnya keterampilan
merupakan kemampuan bahasa yang lebih menulis, terutama dalam kehidupan
sulit jika dibandingkan dengan yang modern sekarang ini, maka dalam
lainnya. Hal ini disebabkan kemampuan pembelajaran bahasa Indonesia
menulis menghendaki penguasaan keterampilan tersebut diajarkan.
berbagai unsur kebahasaan dan unsur di Pembelajaran keterampilan menulis di
luar bahasa itu sendiri yang akan menjadi sekolah meliputi tiga tingkat yaitu, tingkat
tulisan (Iskandarwassid & Sunendar, pemula, tingkat menengah, dan tingkat
2009:248). lanjut. Di bawah ini adalah beberapa
Menulis merupakan keterampilan tujuan pembelajaran mengingat
berbahasa yang dipergunakan untuk pentingnya keterampilan menulis,
berkomunikasi secara tidak langsung, tidak terutama dalam pembelajaran bahasa
secara tatap muka dengan orang lain Indonesia di sekolah.
(Tarigan, 2013:3). Menulis merupakan
salah satu cara yang dapat digunakan 3. Teks Prosedur Kompleks
untuk menyampaikan informasi kepada Halliday dan Ruqiyah (1992) dalam
orang lain bukan melalui percakapan atau Mahsun (2014:1) menyebutkan teks
bertatap muka secara langsung, akan tetapi merupakan jalan menuju pemahaman
melalui tulisan. Menurut Tarigan (2013:4), tentang bahasa. Mahsun (2014:1) teks
menulis merupakan kegiatan yang merupakan satuan bahasa yang digunakan
produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial
menulis sang penulis harus terampil dalam baik secara lisan maupun tulis dengan
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, struktur berpikir yang lengkap.
dan kosa kata. Pembelajaran bahasa Indonesia dalam
Kegiatan menulis merupakan Kurikulum 2013 diorientasikan pada
kegiatan yang menuntut penulis agar pembelajaran berbasis teks karena dapat
berpikir aktif, terutama pada saat kegiatan membantu siswa dalam memahami makna
untuk menyusun kalimat sehingga dapat yang terkandung dalam sebuah teks
menghasilkan tulisan yang utuh. misalnya teks prosedur kompleks. Siswa
Ketrampilan menulis juga tidak akan mampu memahami makna yang
didapatkan secara otomatis, keterampilan terkandung dalam teks prosedur yang
menulis didapatkan melalui latihan dan diberikan oleh guru.
praktik yang banyak juga teratur. Teks berdasarkan Kamus Besar
Keterampilan menulis dalam kehidupan Bahasa Indonesia (2008) adalah naskah
modern sangat dibutuhkan, karena orang yang berupa kata-kata asli dari pengarang.
yang terpelajar cenderung memiliki Teks adalah satuan bahasa yang digunakan
keterampilan dalam menulis. Begitu pula sebagai ungkapan suatu kegiatan sosial
dengan yang disampaikan oleh Morsey baik secara lisan maupun tulisan dengan
(dalam Tarigan, 2013:122) menulis struktur berpikir yang lengkap (Mahsun
dipergunakan oleh orang terpelajar untuk 2014: 1).
mencatat/merekam, meyakinkan, Sedangkan prosedur menurut Majid
melaporkan/memberitahukan, dan (2011:46) adalah urutan langkah untuk
mempengaruhi; dan maksud serta tujuan mencapai suatu tujuan, memecahkan
seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik masalah tertentu, atau membuat sesuatu.
oleh orang-orang yang dapat menyusun Materi jenis prosedur berupa langkah-
pikirannya dan mengutarakannya dengan langkah mengerjakan sesuatu secara urut,

106 Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur Kompleks

misalnya wudhu, salat, naik haji, langkah- Prosedur kompleks adalah teks yang
langkah menelepon, cara-cara pembuatan berisi petunjuk untuk melakukan sesuatu.
bel listrik, dsb. Menurut Kosasih (2014:67) bahwa teks
Menurut Mahsun (2014:30) teks prosedur kompleks adalah teks yang
prosedur/arahan merupakan salah satu menjelaskan langkah-langkah secara
dari jenis teks yang termasuk genre faktual lengkap, jelas, dan terperinci tentang cara
subgenre prosedural. Tujuan sosial teks ini melakukan sesuatu. Sedangkan, Tim
adalah mengarahkan atau mengajarkan Kemendikbud (2013:38) menyatakan,
tentang langkah-langkah yang telah bahwa teks prosedur berisi langkah-
ditentukan. Dengan demikian teks jenis ini langkah atau tahap-tahap yang harus
lebih menekankan aspek bagaimana ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
melakukan sesuatu, yang dapat berupa
salah satu percobaan atau pengamatan. 4. Model Pembelajaran Discovery
Prosedur kompleks berisi langkah- Learning
langkah praktis yang dapat mempermudah Penemuan (discovery) merupakan suatu
kehidupan. Membaca prosedur kompleks model pembelajaran yang dikembangkan
bermanfaat agar kita memahami petunjuk berdasarkan pandangan konstruktivisme.
untuk mengerjakan hal-hal yang spesifik Menurut Kurniasih & Sani (2014: 64)
dalam kehidupan sehari-hari. Teks discovery learning didefinisikan sebagai
prosedur kompleks dapat kita temukan di proses pembelajaran yang terjadi bila
majalah atau surat kabar (Kosasih, materi pembelajaran tidak disajikan dalam
2013:127). bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa
Prosedur kompleks istilah populernya mengorganisasi sendiri. Selanjutnya, Sani
adalah trik atau kiat. Prosedur kompleks (2014:97) mengungkapkan bahwa discovery
merupakan teks yang menjelaskan adalah menemukan konsep melalui
langkah-langkah secara lengkap dan jelas serangkaian data atau informasi yang
tentang cara melakukan sesuatu (Kosasih, diperoleh melalui pengamatan atau
2013:131). percobaan.
Teks prosedur kompleks merupakan Pernyataan lebih lanjut dikemukakan
teks yang mengutamakan ketepatan dalam oleh Hosnan (2014:282) bahwa discovery
hal urutan. Langkah-langkah kegiatan yang learning adalah suatu model untuk
kita kemukakan harus benar. Kekeliruan mengembangkan cara belajar aktif dengan
dalam urutan bisa menyebabkan hasil dari menemukan sendiri, menyelidiki sendiri,
kegiatan menjadi gagal atau bahkan maka hasil yang diperoleh akan setia dan
mencelakakan. Perbandingan dengan teks tahan lama dalam ingatan. Melalui belajar
lain, prosedur kompleks berbeda dalam penemuan, siswa juga bisa belajar berpikir
hal banyaknya penggunaan kalimat analisis dan mencoba memecahkan sendiri
perintah. Kalimat-kalimat itu disusun masalah yang dihadapi. WilcoXI (dalam
secara berurutan menurut urutan waktu Hosnan, 2014:281) menyatakan bahwa
atau urutan penting ke tidak penting. dalam pembelajaran dengan penemuan,
Analisis teks prosedur kompleks siswa didorong untuk belajar sebagian
mengikuti struktur dan kaidah. besar melalui keterlibatan aktif mereka
Berdasarkan analisis itu, dapat sendiri dengan konsep-konsep dan
diketahui kelengkapan suatu teks prosedur prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa
kompleks. Dengan evaluasi, kita dapat untuk memiliki pengalaman dan
memahami dan dapat memanfaatkannya melakukan percobaan yang
sebagai sarana untuk melakukan prosedur memungkinkan mereka menemukan
pada bidang-bidang tertentu (Kosasih, prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.
2013:143) .

Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018 107


Paramita Candra Devi, Yusak Hudiyono, Widyatmike Gede Mulawarman

Model discovery merupakan berupa pesan verbal dan nonverbal yang


pembelajaran yang menekankan pada mengandalkan baik penglihatan maupun
pengalaman langsung dan pentingnya pendengaran. Beberapa contoh media
pemahaman struktur atau ide-ide penting audio visual adalah film, video, program
terhadap suatu disiplin ilmu, melalui TV dan lain-lain.
keterlibatan siswa secara aktif dalam Sementara itu Asra (2007:5—9)
pembelajaran. Bahan ajar yang disajikan mengungkapkan bahwa media audio
dalam bentuk pertanyaan atau visual yaitu media yang dapat dilihat
permasalahan yang harus diselesaikan. Jadi sekaligus dapat didengar, seperti film
siswa memperoleh pengetahuan yang bersuara, video, televisi, dan sound slide.
belum diketahuinya tidak melalui Sedangkan Rusman (2012:63)
pemberitahuan, melainkan melalui menjelaskan bahwa media audio visual
penemuan sendiri. yaitu media yang merupakan kombinasi
Bruner (dalam Kemendikbud, audio dan visual atau bisa disebut media
2013b:1) mengemukakan bahwa proses pandang-dengar. Contoh dari media
belajar akan berjalan dengan baik dan audio-visual adalah program
kreatif jika guru memberikan kesempatan video/televisi pendidikan, video/televisi
pada siswa untuk menemukan suatu instruksional, dan program slide suara
konsep, teori, aturan, atau pemahaman (sound slide).
melalui contoh-contoh yang dijumpai Berdasarkan penjelasan di atas dapat
dalam kehidupannya. Penggunaan discovery disimpulkan bahwa media audio visual
learning, ingin merubah kondisi belajar merupakan media yang dapat digunakan
yang pasif menjadi aktif dan kreatif. dalam kegiatan pembelajaran dengan
Mengubah pembelajaran yang teacher melibatkan pendengaran dan penglihatan
oriented ke student oriented. Mengubah sekaligus dalam satu proses atau kegiatan.
modus Ekspositori, siswa hanya menerima Contoh media audio visual adalah film,
informasi secara keseluruhan dari guru ke video, program TV, slide suara (sound slide)
modus discovery, siswa menemukan dan lain-lain.
informasi sendiri. Sardiman (dalam Pembelajaran menggunakan
Kemendikbud, 2013b: 2) mengungkapkan teknologi audio visual adalah satu cara
bahwa dalam mengaplikasikan model menyampaikan materi dengan
discovery learning guru berperan sebagai menggunakan mesin-mesin mekanis dan
pembimbing dengan memberikan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan
kesempatan kepada siswa untuk belajar audio visual. Arsyad (2011:31)
secara aktif, guru harus dapat mengemukakan bahwa media audio visual
membimbing dan mengarahkan kegiatan memiliki karakteristik bersifat linear,
belajar siswa sesuai dengan tujuan. menyajikan visual yang dinamis,
digunakan dengan cara yang telah
5. Media Pembelajaran Audio Visual ditetapkan sebelumnya oleh
Media audio visual merupakan salah perancang/pembuatnya, dapat
satu jenis media pembelajaran yang dapat memberikan gambaran fisik dari gagasan
digunakan dalam proses pembelajaran. real atau abstrak, dikembangkan menurut
Asyhar (2011:45) mendefinisikan bahwa prinsip psikologis behaviorisme dan
media audio visual adalah jenis media yang kognitif, dan berorientasi pada guru
digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan tingkat penglihatan interaktif
dengan melibatkan pendengaran dan murid yang rendah.
penglihatan sekaligus dalam satu proses
atau kegiatan. Pesan dan informasi yang
dapat disalurkan melalui media ini dapat

108 Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur Kompleks

C. METODE PENELITIAN model pembelajaran discovery learning


Metode penelitian yang digunakan menggunakan media audio visual (video),
adalah metode penelitian dan angket dan tes perolehan hasil belajar.
pengembangan (Research and
Development/R&D). Penelitian R&D D. HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah proses yang digunakan untuk Produk pengembangan yang
mengembangkan dan memvalidasi produk dihasilkan adalah bahan ajar berupa buku
pendidikan. Langkah-langkah R&D terdiri pegangan dengan materi Teks Prosedur
atas menemukan dan menganalisis sebuah Kompleks sebagai buku penunjang atau
produk, mendesain, mengembangkan buku pegangan belajar siswa dan
produk, mengimplementasikan, dan pegangan guru dalam melaksanakan
merevisinya untuk memperbaiki proses pembelajaran terutama materi Teks
kekurangan yang ditemukan dalam tahap Prosedur Kompleks dalam pembelajaran
mengajukan pengujian (Sugiyono, Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 1
2016:28). Samarinda dalam mencapai hasil belajar
Borg & Gall dalam Nana Syaodih yang memuaskan.
Sukmadinata (2006:169—170) memapar- Wujud akhir dari produk
kan sepuluh langkah pelaksanaan strategi pengembangan bahan ajar adalah buku
penelitian dan pengembangan sebagai pegangan siswa dalam materi teks
berikut: (1) penelitian dan pengumpulan prosedur kompleka. Tujuan
data (research and information collecting), (2) pengembangan bahan ajar yaitu Menulis
perencanaan (planning), (3) pengembangan Teks Prosedur Kompleks Dengan Model
draf produk (develop preliminary form of Pembelajaran Discovery Learning
product), (4) uji coba lapangan awal Menggunakan Media Video untuk
(preliminary field testing), (5) merevisi hasil uji memperlancar dan memberikan bantuan
coba (main product revision), (6) uji coba informasi materi pembelajaran sebagai
lapangan (main field testing), (7) pegangan siswa, sehingga dapat
penyempurnaan produk hasil uji lapangan menumbuhkan minat belajar yang
(operasional product revision), (8) uji nantinya akan berpengaruh pada hasil
pelaksanaan lapangan (operasional field belajar siswa.
testing), (9) penyempurnaan produk akhir Pengembangan bahan ajar berupa
(final product revision), dan (10) diseminasi berupa buku pegangan ini didasarkan pada
dan implementasi (dissemination and kenyataan bahwa masih banyaknya bahan
implementation). ajar cetak terbitan dari tim yag masih
Data yang dikumpulkan dalam memiliki beberapa kekurangan sehingga
pengembangan bahan ajar ini adalah data perlu adanya bahan ajar yang menunjang
kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif proses pembelajaran didalam kelas.
diperoleh dari hasil pengisian angket oleh Hasil pengembangan ini
peserta didik pada uji coba lapangan. Data dimaksudkan untuk dapat memenuhi
kuantitatif selanjutnya akan diolah tersedianya bahan ajar yang dapat
menggunakan rumus yang ada agar dapat meningkatkan keefektifan dan
dideskripsikan. Data kualitatif diperoleh kemenarikan dalam pembelajaran Bahasa
dari hasil validasi oleh ahli desain, ahli Indonesia di SMAN 1 Samarinda dalam
bahasa, dan ahli materi. mencapai hasil pendidikan yang telah
Teknik pengumpulan data dalam ditetapkan kurikulum.
penelitian ini adalah wawancara kepada Berdasarkan model penelitian yang
guru dan siswa untuk mengetahui telah dipilih maka, proses penelitian
tanggapan mereka terhadap bahan ajar meliputi:
menulis teks prosedur kompleks dengan 1) Penelitian dan pengumpulan

Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018 109


Paramita Candra Devi, Yusak Hudiyono, Widyatmike Gede Mulawarman

Informasi Awal peneliti memprediksi pembuatan produk


Langkah pertama yang dilakukan yang akan selesai dalam kurun waktu 1
oleh peneliti adalah melakukan wawancara bulan dan akan melakukan penelitian
awal terhadap guru kelas XI SMAN 1 selama kurang lebih 2 bulan untuk
untuk menganalisis kebutuhan. Kegiatan menyelesaikan penelitian pengembangan
ini dilakukan dengan cara wawancara ini mulai dari tahap observasi sampai uji
kepada guru kelas serta mengamati bahan coba lapangan.
ajar yang digunakan dalam pembelajaran 3) Pengembangan format produk awal
Bahasa Indonesia materi Teks Prosedur Setelah merumuskan perencanaan,
Kompleks kelas XI SMA. peneliti mulai membuat produk bahan ajar
Berdasarkan hasil wawancara teks prosedur kompleks dengan model
dengan guru kelas XI SMAN 1 Samarinda, pembelajaran discovery learning
guru menjelaskan bahwa buku yang menggunakan media video yang akan
digunakan siswa dalam pembelajaran dapat membantu siswa dalam proses
dikelas hanya sebatas buku paket dan pembelajaran sebagai buku supplement
LKS. Sedangkan hasil pengamatan dalam mempelajari materi sumber energi
menunjukkan bahwa bahan ajar yang yang di desain semenarik mungkin
digunakan dalam pembelajaran Bahasa sehingga menimbulkan hasil belajar dalam
Indonesia menggunakan bahan ajar cetak diri siswa untuk belajar dan akan
berupa buku dan LKS berdampak pada hasil nilai belajar siswa
2) Perencanaan yang lebih memuaskan. Akhir dari
Perencanaan penelitian R&D pembuatan bahan ajar teks prosedur
meliputi: merumuskan tujuan penelitian, kompleks adalah melakukan publish
memperkirakan dana, tenaga dan waktu terhadap produk agar siap untuk dilakukan
dalam penelitian. uji coba. Tidak hanya itu peneliti juga
Berdasarkan informasi awal, harus menentukan sarana dan prasarana
peneliti ingin mengembangkan buku penelitian yang akan dibutuhkan selama
pegangan siswa sebagai bahan ajar. proses penelitian pengembangan.
Tujuannya adalah untuk menghasilkan 4) Uji Coba Awal
desain bahan ajar buku pegangan siswa Uji coba awal dilakukan kepada 3
pada materi teks prosedur kompleks orang pakar, masing-masing pakar
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pengembangan media pembelajaran,
menjelaskan kemenarikan bahan ajar teks pakar ahli bahasa dan pakar ahli materi
prosedur kompleks dengan buku untuk memperoleh validitas sebuah
pegangan siswa dan juga menggunakan produk. Peneliti menetapkan validator
video pembelajaran dalam pembelajaran untuk menilai tingkat kevalidan media
Bahasa Indonesia, dan menjelaskan yang dikembangkan. Peneliti memilih Ibu
peningkatan hasil belajar siswa dengan Atik Sri Rahayu, M.Pd sebagai validasi ahli
menggunakan produk bahan ajar buku materi, Bapak Rus Suharto, M.Pd sebagai
pegangan siswa pada materi teks prosedur validasi ahli bahasa, dan M. Agus
kompleks serta menggunakan video Kastiyawan, M.Pd. sebagai validasi ahli
pembelajaran dalam model pembelajaran media.
discovery learning di kelas XI SMAN 1 5) Revisi produk
Samarinda. Berdasarkan hasil uji coba awal,
Setelah itu peneliti juga harus bisa peneliti melakukan perbaikan produk
memperkirakan dana, tenaga dan waktu. pengembangan masukan dari pakar media
Untuk dana, peneliti sebisa mungkin dan ahli pembelajaran.
untuk meminimalisir dana yang akan 6) Uji lapangan
dikeluarkan. Sedangkan tenaga dan waktu, Setelah revisi, peneliti perlu menguji

110 Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018


Pengembangan Bahan Ajar Menulis Teks Prosedur Kompleks

cobakan pada siswa satu kelas. Dalam pembelajaran. Siswa menonton


penelitian ini uji coba dilakukan pada kelas tayangan video pembelajaran “Cara
XI MIPA 3 SMAN 1 Samarinda. Untuk Mengurus SIM”. Kedua, problem statemen
mengukur kemampuan siswa yang (pernyataan/identifikasi masalah). Guru
menggunakan produk yang memberikan kesempatan kepada siswa
dikembangkan dengan yang tidak mengidentifikasi masalah-masalah yang
memakai produk yang dikembangkan, relevan dengan bahan pelajaran, kemudian
dengan menggunakan Pre-test dan Post- salah satunya dipilih dan dirumuskan
test. dalam bentuk hipotesis. Ketiga, data
7) Revisi produk akhir processing (pengolahan data). Siswa
Setelah diujikan, maka peneliti mendiskusikan, menyunting,
masih perlu melakukan revisi pada hasil penyempurnaan teks prosedur kompleks
dari uji coba lapangan untuk memperoleh yang ada dengan panduan tayangan video
hasil maksimal pembelajaran “Cara Mengurus SIM” dari
Sumber Satlantas Polres Jombang. Siswa
E. PENUTUP menjawab pertanyaan tugas buku
Berdasarkan proses pengembangan pegangan siswa menukis teks prosedur
hasil validasi dan pembahasan terhadap kompleks dan pertanyaan yang
bahan ajar menulis teks prosedur disampaikan oleh guru dengan disesuaikan
kompleks dengan model pembelajaran oleh materi. Keempat, verification
discovery learning menggunakan media video (pembuktian). Siswa melakukan
di kelas XI SMAN 1 Samarinda, maka pemeriksaan secara cermat untuk
dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai membuktikan benar atau tidaknya
berikut. hipotesis yang ditetapkan tadi dengan
Perencanaan bahan ajar yang temuan alternative dan dihubungkan
dikembangkan berupa buku pegangan dengan hasil pengolahan data. Kelima,
siswa dengan materi teks prosedur generalization (menarik kesimpulan). Siswa
kompleks dengan dengan model mempresentasikan hasil kerja kelompok
pembelajaran discovery learning dan kelompok lain member tanggapan
menggunakan media video untuk yang dapat dijadikan prinsip umum dan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI berlaku untuk semua kejadian atau
SMAN 1 Samarinda. Produk yang masalah yang sama, dengan
dikembangkan juga telah memenuhi memperhatikan verifikasi.
komponen sebagai bahan ajar yang baik Perolehan hasil belajar berdasarkan
untuk digunakan dikarenakan bahan ajar uji lapangan kelas XI SMAN 1 Samarinda
telah sesuai dengan KI-KD, sesuai dengan yang diukur dengan menggunakan tes
keadaan siswa, bahasa yang digunakan pencapaian hasil belajar. Berdasarkan
mudah, dan juga memiliki kesesuaian analisis yang telah dilakukan menunjukkan
warna, gambar video dengan materi, bahwa thitung > ttabel sehingga dapat
ukuran dan jenis huruf menarik yang akan disimpulkan bahwa ada pengaruh
memotivasi siswa agar lebih bersemangat signifikan Hasil uji coba lapangan didapat
belajar sehingga hasil belajar juga menjadi hasil uji t yang dihitung secara manual
meningkat. menunjukkan hasil thitung = 13,68 > ttabel =
Penerapan bahan ajar model 1,703, sehingga dapat meningkatkan hasil
pembelajaran discovery learning belajar siswa yang diketahui melalui
menggunakan media video kelas XI adalah peningkatan rata-rata nilai kelas yang
sebagai berikut. Pertama memberi diperoleh melalui pre test (51,8) dan post test
stimulasi. Guru membagikan buku (80,9).
pegangan siswa dan menanyangkan video

Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018 111


Paramita Candra Devi, Yusak Hudiyono, Widyatmike Gede Mulawarman

DAFTAR PUSTAKA Majid, Abdul. 2011. Perencanaan


Abidin, Yunus. 2013. Pembelajaran Bahasa Pembelajaran. Bandung: Remaja
Berbasis Pendidikan Karakter. Rosdakarya.
Bandung: Refika Aditama. Margono. 2013. Metodelogi Penelitian
Abidin, Yunus. 2016. Desain Sistem Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran.
2013. Bandung: Refika Aditama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arsyad, Azhar. 2016. Media Pembelajaran. Slavin, R. E. 1955. Cooperative Learning,
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Theory, Reserch and Practice. Boston:
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Allyn and Bacon
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,
Djamarah, Syaiful Bahri, dan Aswan Zain. Kualitatif, R&D. Bandung: Alfabeta.
2010. Strategi Belajar Mengajar. Suharsimi dan Arikunto. 2002. Prosedur
Jakarta: Rineka Cipta. Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Komalasari, Kokom. 2014. Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta.
Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Suharsini Arikunto. 2005. Dasar-Dasar
Bandung: Refika Aditama. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Kosasih, Engkos. 2013. Kreatif Berbahasa Aksara.
Indonesia. Jakarta: Erlangga. Suliani, Ni Nyoman Wetty. 2011. Media
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Pembelajaran dan Sastra Indonesia.
Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Bandar Lampung: Universitas
Akademia Permata. Lampung.
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis.
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Bandung: Angkasa.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.

112 Diglosia, Vol. 1, No.2, Agustus 2018

You might also like