Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 63

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN


KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SENGETI KABUPATEN
MUARO JAMBI TAHUN 2023

DI SUSUN OLEH :

DIVALIA INDAH KINANTI

NIM: PO.71.33.0.200.001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAMBI
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN PRODI
SANITASI PROGRAM DIPLOMA TIGA
TAHUN 2023
PERNYATAAN PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
GAMBARAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DAN
KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS SENGETI KABUPATEN
MUARO JAMBI TAHUN 2023

Telah diperbaiki dan dipertahankan oleh:

DIVALIA INDAH KINANTI


PO.71.33.0.200.001

Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui dan diperiksa Dan


Dipertahankan di hadapan Tim Penguji Proposal
Tugas Akhir Prodi Sanitasi Program Diploma
Tiga Jurusan Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Jambi

Pada 16 Agustus 2023

TIM PEMBIMBING

1.Pembimbing Utama

(Ahmad Dahlan,SKM, M,Kes) _______________

2.Pembimbing Pendamping

(Suparmi,S.Pd, MPH) _______________


Health Ministry of Indonesian Republic
Jambi Health Polytechnic
Enviromental Health Department
Diploma Three Sanitation Study Program
Final Project Report, Agustus 2023

DIVALIA INDAH KINANTI

“Overview of the Physical Enviroment of the House with


the Incidence of Pulmonary TB in the Working Area of the
Sengeti Muaro Jambi Regency Health Center in 2023”
43 Pages + 4 Tables + 6 Appendices

ABSTRACT

Tuberculosis is an environmental-based infectious disease caused by


the bacterium Mycobacterium Tuberculosis. Unhealty home physical
conditions are at risk of becoming a breeding ground of Mycobacterium
Tuberculosis bacteria. Lungs in the working area of Sengeti Health
Center.The Type of research in descriptive research to describe the
physical environment of the house with the incidence of pulmonary TB by
using a checklist. The object in this study is the working area of Sengeti
Health 20. The results of this study showed that 14 respondents (70%)
fulfilled bedroom temperature, 17 respondents (85%) fulfilled bedroom
humidity, 15 respondents (75%) qualified bedroom lighting. Bedroom
ventilation that meets the requirements of 8 respondents (40%),
The conclusion that can be found is that there are many physiques
that do not meet the requirements. Based on the results of the study, it is
hoped that TB officers at the Puskesmas can provide counseling about the
physical condition of healthy homes to the community and are advised to
be more aware of preventing the transmission of pulmonary TB by paying
attention to aspects of the home Healty.

Keywords : Pulmonary TB, Temperature, Humidity,


Lighting, Ventilations

Reading List : 19 (2006-2020)


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Politeknik Kesehatan Jambi
Prodi Sanitasi Program Diploma Tiga
Laporan Tugas Akhir, Agustus 2023

DIVALIA INDAH KINANTI

“Gambaran Lingkungan Fisik Rumah Dan Kejadian TB


Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2023”
43 Halaman + 4 Tabel + 6 Lampiran

ABSTRAK
Tuberculosis adalah penyakit menular berbasis lingkungan
yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Kondisi fisik rumah yang kurang sehat berisiko menjadi tempat
perkembangbiakan bakteri Mycobacterium Tuberculosis.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Gambaran lingkungan
fisik rumah (suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi) jenis
penelitian ini adalah penelitian Deskriptif untuk menggambarkan
tentang lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB Paru
dengan menggunakan checklist. Objek dalam penelitian ini
adalah wilayah kerja Puskesmas Sengeti sebanyak 20. Hasil
dari penelitian ini menunjukan bahwa ditemukan Suhu kamar
tidur yang memenuhi syarat sebanyak 14 Responden (70%),
Kelembaban kamar tidur yang memenuhi syarat sebanyak 17
Responden (85%), Pencahayaan kamar tidur yang memenuhi
syarat sebanyak 15 Responden (75%), Ventilasi kamar tidur
yang memenuhi syarat sebanyak 8 Responden (40%)
Kesimpulan yang di dapat masih ditemukan banyak fisik yang
tidak memenuhi syarat. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan petugas TB Puskesmas dapat memberikan
penyuluhan tentang kondisi fisik rumah sehat kepada
masyarakat dan disarankan untuk lebih sadar akan pencegan
penularan TB Paru dengan memperhatikan aspek rumah sehat
Kata Kunci : TB Paru, Suhu, Kelembaban, Pencahayaan,
Ventilasi

Daftar Bacaan : 19 (2006-2020)


RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Divalia Indah Kinanti

TempatTanggal Lahir : Jambi, 31 Juli 2002

Agama : Islam

JenisKelamin : Perempuan

Nama Ayah : Ilyas Idram

Nama Ibu : Syamsiah

Anak ke- :4 dari 4 bersaudara

Alamat : Jl. Kebun Handil Lorong Halmahera,

Jelutung, Kelurahan Kebun Handil,

Kota Jambi

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. TK : TK AHMAD DAHLAN Kota Jambi Tahun (2007-2008)

2. SD : SDN 105/IV Kota Jambi Tahun (2008-2014)

3. SMP :SMP NEGERI 14 Kota Jambi Tahun (2014-2017)

4. SMA :SMA PGRI 2 Kota Jambi Tahun (2017-2020)


HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirramanirrahim…

Alhamdulillah, segala puji syukur bagi Allah SWT atas limpahan rahmat,

taufiq, hidayah dan inanyyah-Nya kepada penulis beserta keluarga dan

saudara lainnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas

Akhir ini tepat pada waktunya Laporan Tugas Akhir penulis persembahan

untuk:

1. Cinta pertama dan panutanku, Abah Ilyas Idram, Beliau adalah

sosok laki-laki yang perhatian, penyayang, dan pemberi nasihat

kepada keluarga terutama kepada mama saya, Ke 4 anaknya dan

ke 3 cucunya, Karena beliau inilah saya selalu semangat

menjalani manis atau pahitnya hidup ini, bila saya sedang bersedih

abah lah orang pertama yang menjadi tempat saya bercerita

mencurahkan seluruh perasaan yang sedang saya alami, setelah

itu abah pun mampu selalu bisa membuat saya bangkit lagi dari

kesedihan dan kembali ceria

2. Pintu surgaku Mama Syamsiah. Terima kasih sebesar-besarnya

saya ucapkan kepada beliau atas segala perhatian, saying dan

doanya yang diberikan selama ini. Terkadang marahnya beliau

bukan bukan sebagai bentuk terkesalan nya terhadap saya, akan

tetapi marahnya beliau adalah bentuk didikan tegas sayangnya

beliau terhadap saya, agar saya menjadi anak yang kuat.


3. Kedua kakakku dan satu abangku dan kedua abang iparku,

Jumalia Desy, SE dan Mardaliani, SE, Jantra Wijaya, Ronaldo, SE,

Adrian Fernando SE. Terima kasih atas lindungannya, sayang dan

motivasi yang diberikan kepada saya agar saya kelak dapat

menjadi anak sekaligus adik perempuan satu-satunya yang bisa

membanggakan keluarga nantinya, Aamiin.

4. Ketiga keponakaanku tersayang, Adam Ar-Rafif, Adreena Afaf,

Asheeqa Nauren Shabira, keponakaan acik ipa yang lucu dan baik,

semoga kalian tumbuh menjadi-anak yang sholeh dan sholehah.

5. Ekamelianti putri, sahabat tersayangku. Terima kasih selalu ada

dalam suka dan maupun duka semoga persahabatan kita tetap

selalu terjalin hingga tua nanti.

6. Pawang ular, Ramadini putri satriani, Ravina Azwati, Cheriana

Amanda, Wifi Nabila, Selvi Afriani, Annisa Addawiyah Faroy, Viya

Maharani, Diajeng Bella Safitri Terima kasih atas 3 tahun nya kita

saling mengisi dan membantu dalam banyak hal yang di dalam

maupun di luar perkuliahan ini semoga persahabatan kita tetap

selalu terjalin hingga tua nanti.

7. Dosen pembimbingku bapak Ahmad Dahlan,SKM,M.Kes dan

bunda Suparmi,S.Pd, MPH, serta dosen penguji saya ibu Susy

Ariyani A, S,Pd, M.Sc dan dosen pembimbing akademik saya

bapak Bambang Ariyadi S.Pd,MPH


8. Seluruh teman-teman kesling angkatan 2020 yang tidak dapat saya

sebutkan satu persatu, yang telah berperan banyak memberikan

pengalaman dan pembelajaran selama ini di bangku kuliah. Terima

kasih semoga kita berjumpa lagi di lain waktu dan kesempatan.

9. Teman-teman KKN di Posko Perintis Makmur yang tidak dapat

saya sebutkan satu persatu, Terima kasih selalu ada dalam suka

dan maupun duka semoga persahabatan kita tetap selalu terjalin

hingga tua nanti

10. Seluruh pihak di dalam maupun di luar kampus yang memberikan

bantuan dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Terima

kasih, semoga kebaikan seluruh pihak dibalas oleh Allah SWT.


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya berupa kesehatan kesempatan dan kesabaran sehingga

Penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

‘Gambaran Lingkungan Fisik Rumah Dan Kejadian TB Paru Di Wilayah

Kerja Puskemas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023’

Penulis menyadari dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini

bukan suatu pekerjaan yang mudah karena memerlukan kesungguhan,

ketekunan, semangat serta arahan dan bimbingan Oleh karena itu,

penulis menyampaikan Terima Kasih kepada bapak Ahmad

Dahlan,SKM,M.Kes Dan Ibu Suparmi,S.Pd,MPH, selaku pembimbing

Laporan Tugas Akhir yang telah sabar bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing penulis dalam proses penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa, sulit bagi penulis umtuk menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir ini jika tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan

terima kasih kepada:

1. Bapak Dr.Sukmal Fahri, S,Pd,M.Kes selaku Ketua Jurusan Kesehatan

Lingkungan Poltekkes Kemenkes Jambi.

2. Bapak Gustomo Yamistada S.Pd,M.Sc selaku Ka.Prodi Sanitasi

Program Diploma Tiga Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes

Kemenkes Jambi.
3. Bapak, Ibu Dosen dan tenaga kependidikan Jurusan Kesehatan

Lingkungan Poltekkes Kemenkes yang telah membantu kelancaran

dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

4. Keluarga Tercinta terutama Mamak dan Abah yang telah

memberikanan bantuan, Motivasi dan dukungan, baik secara Moral

maupun Material serta doa kepada penulis sehingga Laporan Tugas

Akhir ini dapat diselesaikan.

5. Rekan-rekan seperjuangan yang tidak dapat sebutkan satu per satu

yang telah membantu dalam penulisan Laporan Tugas Akhir ini.

6. Terimakasih untuk diriku sendiri (Divalia Indah Kinanti) terimakasih

sudah berjuang sampai hari ini. tidak pernah berputus asa selalu

percaya dan yakin bisa melewati semuanya dengan baik

Penulis telah berusaha untuk Laporan Tugas Akhir ini dengan baik

dan benar serta penuh ketelitian, tetapi masih banyak terdapat

kekurangan dalam penulisan ini, Penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran demi terselesaikannya Laporan Tugas Akhir ini.

Jambi 16 Agustus 2023

DIVALIA INDAH KINANTI


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………..………………..i
HALAMAN PERSETUJUAN…………….…………….....……………….ii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS……………………………………………iii
ABSTRAK BAHASA INDONESIA………………………………………..iv
RIWAYAT HIDUP PENULIS…………...………………………..…..……v
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………..…vii
DAFTAR ISI…………………………………….……...………………...…xi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………..xii
DAFTAR SINGKATAN………………………………………………..……xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………..………….xvi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………….
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………………………
1.5 Ruang Lingkup…………………………………………..…………………

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Tuberculosis ..................................................................................
2.2 Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan TB Paru......................
2.3 Kerangka Teori ..............................................................................

BAB III METODE PENELITIAN


3.1Jenis dan Rancangan Penelitian.....................................................
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................
3.3 Kerangka Konsep...........................................................................…
3.4 Variabel dan Definisi Istilah............................................................
3.5 Populasi Dan Sampel ....................................................................
3.6 Instrument Penelitian......................................................................
3.7 Pengumpulan Pengolahan Data.....................................................
3.8 Pengolahan dan Analisis Data........................................................
3.9 Analisis Data...................................................................................

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………………

4.2 Data Penelitian…………………………………………………………

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Suhu Rumah……………………………………………….

5.2 Gambaran Kelembaban Rumah………………………………………

5.3 Gambaran Pencahayaan Rumah………………………………………

5.4 Gambaran Ventilasi Rumah……………………………………………

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan…………………………………………………………….
6.2 Saran……………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Kerangka Teori……………………………………

Gambar 3.3 Kerangka Konsep………………………………….

DAFTAR TABEL
4.1 Tabel Distribusi Frekuensi Presentase Suhu

Rumah…………………………………………………………….

4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Presentase Kelembaban

Rumah…………………………………………………………….

4.3 Tabel Distribusi Frekuensi Presentase Pencahayaan

Rumah…………………………………………………………….

4.4 Tabel Distribusi Frekuensi Presentase Ventilasi

Rumah……………………………………………………………..

DAFTAR SINGKATAN
BTA :Basil Tahan Asam

BCG :Bacillea Calmatte-Guerin

C02 :Carbondioksida

DEPKES :Departemen Kesehatan

KEMENKES :Kementerian Kesehatan

RI :Republik Indonesia

TB :Tuberkulosis

WHO : World Health Organization

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I :Surat Izin Pengambilan Data Tuberculosis Paru Di Dinas
Kesehatan Muaro Jambi.

Lampiran II :Surat Izin Penelitian Kepada Dinas Kesehatan Muaro


Jambi.

Lampiran III :Surat Rekomendasi dari Kepada Dinas Kesehatan Muaro


Jambi ke Puskesmas Sengeti

Lampiran IV :Data Pasien Penderita Tuberculosis Paru Kabupaten


Muaro Jambi, Januari S/d Desember Tahun 2019

Lampiran V :Data Pasien Penderita Tuberculosis Paru Kabupaten


Muaro Jambi, Januari S/d Desember Tahun 2020

Lampiran VI :Data Pasien Penderita Tuberculosis Paru Kabupaten


Muaro Jambi, Januari S/d Desember Tahun 2021

BAB I
PENDAHULUAN

`1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah suatu penyakit infeksi yang

disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu

lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-

paru (90%) dibandingkan bagian tubuh lain manusia. Faktor yang dapat

mempengaruhi penyakit tuberkulosis paru antara lain pencahayaan,

ventilasi, suhu dan kelembaban rumah (Achmadi.2010)

Penderita penyakit tuberkulosis paru dipengaruhi oleh berbagai

faktor antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan serta

keadaan sosial ekonomi keluarga. Akan tetapi faktor-faktor yang berperan

2 paling penting pada kejadian penyakit tuberkulosis paru adalah kondisi

fisik rumah, karena kondisi fisik rumah merupakan salah satu faktor yang

memberikan pengaruh besar terhadap status kesehatan penghuninya

(Notoatmodjo, 2007).

Menurut (WHO) pada tahun 2022, Paru di Indonesia mencapai

4.100 ribu orang, kehilangan nyawa mereka karena tuberculosis dan

hampir 28.000 orang jatuh sakit dengan penyakit yang dapat dicegah ini,

jumlah ini terbesar ketiga didunia setelah India dan Tiongkok, ditemukan

jumlah kasus tuberculosis positif di Indonesia 431.876 kasus, meningkat

apabila dibandingkan dari semua kasus, sebutkan semua kasus

tuberculosis beberapa hasil penelitian menelaskan bahwa ada kaitan atau


hubungan antara kondsi fisik rumah dengan kejadian TB paru yang sangat

sigfinikan, contohnya seperti menyatakan adanya hubungan luas ventilasi

kurang dari 10% luas lantai, tidak ada pencahayaan yang masuk dalam

rumah, sedangkan dalam penelitian rumah menyatakan hasil analisis

multivariate menunjukan factor resiko TB paru yaitu kepadatan hunian,

suhu ruangan, pencahayaan alami, jenis lantai, dan kontak fisik dengan

penderita.

Lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi tingginya kejadian

tuberculosis paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya

kurang adanya fasilitas ventilasi yang baik, pencahayaan yang buruk di

dalam ruangan, kelembaban, suhu rumah (Muaz, 2014)

Berdasarkan survei yang penulis lakukan menunjukan bahwa

sebagian rumah, masih belum layak sebagai rumah sehat penghuninya

yang rentan terkena TB paru. dimana sebagian besar rumah masih semi

permanen, yang rumah tersebut dari kayu, rumah kolong atau rumah

panggung serta sebagian besar perilaku masyarakat sekitarnya sebagian

besar adalah seorang perokok.

Berdasarkan Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Muaro Jambi

Tahun 2021, adanya peningkatan pasien TB Paru di tahun 2023

didapatkan bahwa kasus TB paru di wilayah kerja Puskesmas Sengeti,

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di wilayah kerja

Puskesmas Sengeti, dari 3 rumah responden yang dilakukan pengukuran


suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi masih banyak yang tidak

memenuhi syarat.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk

mengambil penelitian yang berjudul, ‘Gambaran Lingkungan Fisik Rumah

Dan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti Kabupaten

Muaro Jambi Tahun 2023’

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas dapat ditarik

suatu rumusan masalah sebagai berikut : “Bagaimana gambaran kondisi

fisik rumah pasien penderita penyakit tuberkulosis paru di Wilayah Kerja

Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi?”.

1.3 Tu juan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran lingkungan fisik rumah (Kelembaban

Pencahayaan, Suhu, Ventilasi) dan kejadian TB Paru Di Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui kondisi pencahyaan rumah pasien penderita penyakit

tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti

2. Mengetahui kondisi ventilasi rumah pasien penderita penyakit

tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti

3. Mengetahui kondisi suhu rumah pasien penderita penyakit

tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti


4. Mengetahui kondisi kelembaban rumah pasien penderita penyakit

tuberkulosis paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Instansi Terkait (Puskesmas dan Dinas Kesehatan)

Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat program-program

untuk menyelesaikan kasus penyakit berbasis lingkungan khususnya

penyakit tuberculosis.

1.4.2 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi kepada masyarakat tentang faktor resiko kejadian

tuberculosis dan upaya mencegah penularan tuberculosis

pada penghuni rumah serta menambah wawasan masyarakat

dalam melakukan upaya penyehatan lingkungan khususnya

penyehatan lingkungan rumah.

1.4.3 Bagi Penulis

Menambah wawasan bagi penulis tentang penelitian dalam

bidang kesehatan dan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Diploma Tiga Politeknik Kesehatan Kemenkes Jambi Jurusan Kesehatan

Lingkungan serta mengakui gambaran lingkungan fisik rumah dan

kejadian.
1.4.4 Bagi Instansi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Jambi

Sebagai refrensi tambahan dan informasi untuk menambah bahan

bacaan mahasiswa Poltekkes Kemenkes Jambi Jurusan Kesehatan

Lingkungan.

1.5 Ruang Lingkup

Untuk mengetahui gambaran kondisi fisik rumah penduduk dan

kejadian penyakit Tuberculosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023, Sampel penelitian ini sebanyak 20

sampel rumah penderita TB Paru. Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni/

Juli tahun 2023, Berdasarkan analisis data 20 Sampel rumah penderita

sebanyak 15 rumah (39,6%) dan bukan rumah penderita sebanyak

(60,4%). Dari 20 sampel rumah penderita,


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tuberkulosis (TB PARU)

2.1.1 Pengertian Tuberkulosis

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh

kuman atau bakteri TB (Mycobacterium tuberculosis), Sekitar 80% bakteri

TB menyerang organ paru-paru, meski demikian bakteri ini juga dapat

menginfeksi organ tubuh lainnya, Mycrobacterium tuberculosis termasuk

gram positif, berbentuk batang, struktur dinding selnya tersusun atas

komplek lipida glikolpida yang memiliki zat lilin (wax) sehingga sulit

ditembus zat kimia ( Aster, 2014),

TB dapat menular yang tinggal dirumah padat ,kurang sinar matahari

dan sirkulasinya buruk atau lembab karena bakteri Mycobactrium

Tuberculosis akan dapat menetap lama dan berkembang biak tapi jikalau

banyak udara dan yang terutama sinar matahari dan sirkulasi ,ventilasi

baik bakteri itu tidak akan bertahan lama sekitar 1-2jam.

2.2 Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Kejadian TB Paru.

2.2.1 Lingkungan Fisik Rumah

Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat

tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan

martabat penghuninya, serta aset bagi pemiliknya. Rumah berfungsi

sebagai tempat tinggal, berlindung dari gangguan iklim dan makhluk lain.
Rumah yang sehat dan nyaman merupakan sumber inspirasi bagi

penghuninya untuk berkarya sehingga dapat meningkatkan

produktivitasnya, (Permenkes, 2011)

Lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi tingginya kejadian

tuberculosis paru adalah lingkungan rumah yang kurang sehat misalnya

kurang adanya aktivitas ventilasi yang kurang baik, pencahayaan yang

buruk di dalam ruangan, kepadatan hunian dalam rumah dan bahan

bangunan didalam rumah, Selain lingkunga rumah yang mempengaruhi

kejadian tuberculosis keadaan lingkungan fisik, lingkungan biologis dan

lingkungan social yang kurang baik juga akan dapat merugikan

kesehatan dan dapat mempengaruhi penyakit tuberculosis dan pada

akhirnya mepengaruhi tingginya kejadian tuberculosis (Muaz, 2014)

Yang termasuk lingkungan fisik rumah adalah Ventilasi, Pencahyaan,

Suhu Ruangan, Kelembaban.

1. Suhu

Suhu adalah panas atau dinginnya udara yang dinyatakan dengan

satuan derajat tertentu. Suhu udara dibedakan menjadi:

A. Suhu kering, yaitu suhu yang ditunjukkan oleh termometer suhu

ruangansetelah diadaptasikan selama kurang lebih sepuluh menit,

umumnya suhu kering antara 24 – 34ºC 2)

B. Suhu basah, yaitu suhu yang menunjukkan bahwa udara telah

jenuh oleh uap air, umumnya lebih rendah daripada suhu kering,

yaitu antara 20-25 ºC. Secara umum, penilaian suhu rumah dengan
menggunakan termometer ruangan. Berdasarkan indikator

pengawasan perumahan, suhu rumah yang memenuhi syarat

kesehatan adalah antara 20-25ºC, dan suhu rumah yang tidak

memenuhi syarat kesehatan adalah < 20ºC atau > 25ºC. Suhu

dalam rumah akan membawa pengaruh bagi penguninya.

2. Kelembaban

Kandungan uap air dalam udara dinyatakan dengan kelembaban

relatif dengan satuan persen kelembaban yang terlalu tinggi maupun

rendah dapat menyebabkabkan suburnya pertumbuhan mikroorganisme,

konstruksi rumah yang tidak baik seperti atap yang bocor, lantai dan

dinding rumah yang tidak kedap air, serta kurangnya pencahayaan baik

buatan maupun alami. Pada Permenkes RI No. 1077/Menkes/Per/V/2011

tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan Rumah, juga telah

ditetapkan persyaratan kelembaban yaitu 40 –60 %. Kelembaban yang

tinggi dalam ruangan tidak baik untuk kesehatan penghuninya karena

dapat menjadi media yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya kuman

tuberkulosis, (Deni Sri Wahyuni, 2012).

3. Pencahayaan

Pencahayaan adalah Intensitas penerangan yang terukur dalam

rumah yang di ukur dengan lux meter.Pencahayaan yang diperlukan untuk

suatu ruangan di dalam rumah berbentuk cahaya alami (sinar matahari)

dan cahaya buatan (sinar lampu).Cahaya yang diperlukan di dalam rumah

harus memenuhi syarat sesuai dengan fungsi dari masing-masing


ruangan. Ditinjau dari segi sumber cahaya, ada dua jenis pencahayaan

yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.

A. Penerangan alami

Peneranganalami adalah Idealnya setiap ruangan harus

mendapatkan cahaya alami setiap pagi hari, untuk membunuh kuman

yang ada di ruangan/lantai atau untuk menghindari kelembaban udara.

Namun tidak mudah mendapatkan lahan agar posisi seiap ruangan

tersinari oleh sinar matahari pagi. Paling tidak jendela untuk setiap kamar

harus ada agar cahaya alam (baik langsung maupun tidak langsung)

masuk. Pada prinsipnya cahaya yang diperlukan suatu ruangan harus

mempunyai intensitas sesuai dengan peruntukannya, disamping tidak

menimbulkan silau atau menimbulkan bayangan yang tidak diinginkan

karena tidak benar peletakan sumber atau arah pencahayaannya. Luas

jendela untuk pencahayaan alam minimal 20 % luas lantai. (PermenKes

RI, 2011).

4. Ventilasi

Ventilasi merupakan indikator rumah sehat. Ventilasi rumah berfungsi

menjaga agar aliran udara dalam rumah tetap segar, membebaskan udara

ruangan dari bakteri bakteri terutama bakteri patogen seperti

Mycobacterium tuberculosis dan menjaga agar rumah selalu tetap dalam

kelembaban yang optimal juga sebagai jalan masuknya sinar matahari

(Achmadi, 2010). (Dalan Eko Sasmito, 2013). Luas ventilasi rumah yang

ideal adalah ≥10% luas lantai rumah (Depkes, 1999). Kurangnya ventilasi
mengakibatkan berkurangnya pertukaran udara, konsentrasi O2

menurundan konsentrasi CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya

meningkat, peningkatan kelembaban ruangan akibat terjadinya proses

penguapan cairan dari kulit dan penyerapan, terbatasnya sinar matahari

yang masuk ke dalam rumah melalui lubang ventilasi sehingga

menyebabkan Mycobacterium tuberculosis dapat bertahan hidup. Dalam

lingkungan lembab dan gelap Mycobacterium tuberculosis dapat tahan

berhari-hari sampai berbulan-bulan (Amin, 2006). Menurut Widoyono

(2008), untuk mendapatkan 90% udara bersih dari kontaminasi bakteri

memerlukan 40 kali pertukaran udara per jam. Konsentrasi droplet per

volume udara dan lamanya waktu menghirup udara tersebut

memungkinkan seseorang akan terinfeksi kuman TB Paru.


2.3 Kerangka Teori
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian adalah penelitian Deskriptif penelitian Deskriptif

merupakan penelitian yang membuat gambaran mengenai situasi atau

kejadian sugiyono (2013:2) mengatakan bahwa penelitian Deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keberadaan variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih variabel (variabel yang berdiri

sendiri) tanpa membuat perbandingan atau mencari hubungan variabel

satu sama lain.

3.2 Lokasi Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Puskesmas Sengeti Kabupaten

Muaro Jambi pada tahun 2023

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Juli S/d Agustus Tahun

2023

3.3 Kerangka Konsep

Kerangka Penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu

Gambaran Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dan Kejadian TB Paru.Di

Wilayah Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Pada Tahun 2023.


3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu yang menjadi objek

pengamatan penelitian atau faktor yang berperan dalam penelitian atau

gejala yang akan diteliti. variabel dalam penelitian ini adalah Gambaran

Lingkungan Fisik Rumah Dan Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja

Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023

3.4.2 Variabel Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Cara Ukur Hasil Ukur Skala


Ukur Ukur
Operasional

1. Kelembaban Konsentrasi Hygro Pengukur -MS apabila Ordinal


uap air dalam meter an 40-60% Rh
ruangan
-Tidak MS
apabila
≥40%-
60%Rh
2. Pencahayaan Pencahayaan Lux Pengukur -MS apabila Ordinal
alami dan Meter an (18◦C-30◦C)
atau buatan
langsung -Tidak MS
(Apabila
≥18◦C-
≥30◦C)
3. Suhu Keadaan Therm Pengukur -MS (apabila Ordinal
panas atau ≥10% dari
Ruangan dingin nya ometer an luas lantai)
suatu
ruangan -Tidak MS
(apabila
≤10% dari
luas lantai)
4. Ventilasi Tempat Anemo Pengukur -MS Apabila Ordinal
keluar masuk ≥60 Lux.
udara dalam meter an -Tidak MS
ruangan Apabila ≤60
Lux
3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang ada di

wilayah kerja Puskesmas Sengeti sebanyak 24.789 KK

3.5.2 Sampel

Menurut Lameshow dalam Agus Riyanto (2011) pengambilan dalam

sampel penelitian ini dengan menggunakan rumus sebaai berikut:

n=NZ 1− ( a2 ) P(1−P)
Nd+ Z ¿ ¿

= (24 ,789)−(1 , 96)² 0 , 5(1 ,−0 ,5)


¿¿

( 24 ,789 )−( 3 , 84 )2−(0 , 25)


=
( 24,789 ) ( 0 ,01 )+ (3 ,84 ) ( 0 ,25 )

23,79744
¿
0,24784+0 ,96

¿ 23,79744
=19,70 = 20 Sampel
1,20784

Keterangan:

n=Besar Sampel

N=Besar Populasi

Z (11−a/2 ¿=Tingkat kepercayaan 95 %=1, 96

P=Proposal kejadian, jika tidak diketahui dianjurkan 0.5

D=Besar penyimpangan 0,05


3.6 Instrument Penelitian

Berdasarkan objek penelittian diatas, ada instrument yang akan

digunakan dalam penelitian ini antara lain:

 Alat tulis sebagai alat untuk mencatat hasil pengukuran dan

formulir isian variabel yang akan di teliti di wilayah kerja puskesmas

sengeti tahun 2023

 Lux Meter Sebagai alat ukur untuk pencahyaan pada rumah

responden, satuannya adalah lux standar pencahayaan dalam

rumah

 Hygrometer sebagai alat untuk mengukur kelembaban pada rumah

responden, satuannya adalah % standar kelembaban rumah

 Thermometer sebgai alat pengukur suhu pada rumah responden

satuannya standar suhu dalam rumah

 Meteran gulung sebagai alatuntuk mengukur ventilasi pada rumah

responden, standar ventilasi pada rumah minimum 10% dari luas

lantai.

3.7 Tahapan Penelitian

3.7.1 Tahapan Persiapan

Sebelum melakukan penelitian ini, ada beberapa tahap persiapan

yang akan dilakukan yaitu:

1. Studi perpustakaan atau menentukan masalah

2. Menentukan masalah yang akan di teliti


3. Mengurus surat pengantar dari pendidikan untuk pengambilan

data ke dinas kesehatan muaro jambi

4. Mempersiapkan surat izin untuk peneliti yang akan di tunjukkan

kepada Puskesmas Sengeti yang menjadi lokasi penelitian.

5. Menyusun proposal penelitian dan menyiapkan alat seperti lux

meter, hygrometer, meteran gulung, serta alat tulis

3.7.2 Tahapan Pelaksanaan

a) Mempempersiapkan semua instrument yang akan

digunakan

b) Melakukan observasi ke lokasi penelitian

c) Menentukan lokasi titik sampling

d) Melakukan kunjungan ke rumah responden di wilayah

kerja puskesmas sengeti

e) Melakukan pengukuran pada objek penelitian

f) Mengisi formulir tentang variabel yang akan diteliti

g) Mengumpulkan dan mengolah data yang telah

didapatkan dari hasil lapangan

h) Membuat laporan hasil penelitian


3.8 Pengumpulan pengolahan data

3.8.1 Jenis Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah ini digolongkan

menjadi dua, yaitu:

a). Data Primer

Data primer adalah data yang diproleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya, peneliti melakukan observasi ke

tempat peelitian.

b). Data Sekunder

Data sekunder adalah diproleh dari dinas kesehatan muaro jambi

dan puskesmas sengeti muaro jambi berupa laporan penderita TB Paru.

3.8 .2 Pengolahan dan Analisis Data

a. Crosscheck
Crosscheck adalah memeriksa kembali hasil pengukuran yang telah
didapatkan.
b. Tabulating
Tabulating adalah hasil data penelitian yang sebelumnya telah
dilakukan dalam bentuk tabel.
c. Hasil
Hasil adalah dibandingkan dengan standar apakah hasil yang
didapatkan memenuhi syarat atau tidak.
d. Cleaning

Cleaning adalah melihat kembali ataupun melakukan penggecakan

kembali data-data yang telah dimasukkan.


3.9 Analisa Data

3.9.1 Analisa Univariat

Mendeskripsikan hasil pengukuran atau angka yang didapat

kemudian data yang didapat yang sudah dihitung atau ditabulasi

ditampilkan dalam bentuk tabel dan di deskripsikan hasil tabel tersebut

untuk melihat hasil gambaran suhu, kelembaban, pencahyaan, dan

ventilasi.
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Puskesmas Sengeti terletak di Kabupaten Muaro Jambi, Kecamatan

Sekernan, Jambi, Wilayah kerja Puskesmas Mencakup 5 Desa yaitu:

Desa Gerunggung, Desa Suak Putat, Desa Bukit Baling, Desa Pematang

Pule, Desa Pulau Kayu Aro, dengan luas wilayah 5,326KM

4.2 Data Penelitian

4.2.1 Suhu

Hasil penelitian didapat bahwa Suhu rumah di wilayah kerja

Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023 dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi jumlah dan Persentase Suhu Rumah
Penderita Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
No Suhu Jumlah Persentase(%)
1. Memenuhi Syarat 14 70%
2. Tidak Memenuhi Syarat 6 30%
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 20 rumah responden,

yang memiliki suhu rumah yang memenuhi syarat sebanyak 14 (70%),

dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 6 (30%).


4.2.2 Kelembaban

Hasil penelitian didapat bahwa Kelembaban rumah di wilayah kerja


Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023 dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi jumlah dan Persentase Kelembaban Rumah
Penderita Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
No Kelembaban Jumlah Persentase(%)
1. Memenuhi Syarat 17 85%
2. Tidak Memenuhi 3 15%
Syarat
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dari 20rumah responden,

yang memiliki suhu rumah yang memenuhi syarat sebanyak 17 (85%),

dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 3 (15%).

4.2.3 Pencahayaan

Hasil penelitian didapat bahwa Pencahayaan rumah di wilayah

kerja Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023 dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi jumlah dan Persentase Pencahayaan Rumah
Penderita Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
N Pencahayaan Jumlah Persentase(%)
o
1. Memenuhi Syarat 15 75%
2. Tidak Memenuhi Syarat 5 25%
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa dari 20 rumah responden,

yang memiliki suhu rumah yang memenuhi syarat sebanyak 15 (75%),

dan yang tidak memenuhi syarat sebanyak 5 (25%).

4.2.4 Ventilasi

Hasil penelitian didapat bahwa Ventilasi rumah di wilayah kerja

Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023 dapat dilihat

pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi jumlah dan Persentase ventilasi Rumah
Penderita Tuberculosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023
No Ventilasi Jumlah Persentase(%)
1. Memenuhi Syarat 8 40%
2. Tidak Memenuhi 12 60%
Syarat
Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 20 rumah responden,

yang memiliki suhu rumah yang memenuhi syarat sebanyak 8 (40%), dan

yang tidak memenuhi syarat sebanyak 12 (60%).


BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Suhu Rumah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 rumah responden

menunjukkan bahwa ada 6 rumah responden dengan suhu yang tidak

memenuhi syarat, Suhu ruangan yang tidak memenuhi syarat suburnya

mikroorganisme dapat menyebabkan terjadinya penyakit TB Paru dimana

orang hampir setiap hari beraktifitas di dalam rumah sehingga berisiko

kejadian TB Paru.

Pada Penelitian ini, rumah responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi memenuhi persyaratan dari 20

responden hanya 14 rumah. Suhu yang memenuhi syarat kesehatan 18-

29◦C. TB Paru merupakan penyakit yang dapat dipengaruhi oleh fisik

rumah seperti suhu dan kelembaban, karena TB Paru dapat disebabkan

dengan cara menular dari orang lain. Menurut penelitian Listyowati di

wilayah kerja puskesmas Tegal Barat Kota Tegal Tahun 2013 sejalan

penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan antara suhu dengan

kejadian TB Paru

Untuk suhu yang memenuhi syarat kesehatan 18-29◦C, Upaya

penyehatannya, bila suhu udara diatas 29◦C diturunkan dengan cara

meningkatkan sirkulasi udara. Bia suhu kurang dari 18◦C maka perlu
menggunakan pemanasan ruangan dengan menggunakan sumber energy

yang aman bagi lingkungan dan kesehatan.

5.2 Gambaran Kelembaban Rumah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 rumah responden

menunjukkan bahwa ada 3 rumah responden dengan Kelembaban yang

tidak memenuhi syarat, Hal yang demikian yang di duga kurangnya

kelembaban ruangan yang tidak memenuhi syarat suburnya

mikroorganisme dapat menyebabkan terjadinya penyakit TB Paru dimana

orang hampir setiap hari beraktifitas di dalam rumah sehingga berisiko

kejadian TB Paru.

Pada Penelitian ini, rumah responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi dengan tingkat kelembaban yang tidak

memenuhi persyaratan yaitu sebanyak 3 rumah responden dan 17 rumah

yang memenuhi persyaratan.

Saat penelitian rata-rata kelembaban rumah Wilayah Kerja Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi yaitu diatas 60% Menurut standar,

kelembaban disuatu rumah harus pada angka 40% sampai 60% dengan

jumlah yang ditemukan memiliki kelembaban yang tidak memenuhi

persyaratan.

Pada prinsipnya kelembaban dalam rumah dapat mempengaruhi kualitas

udara didalamnya. Semakin baik, maka akan semakin kecil terjadinya TB

Paru yang dapat disebabkan oleh buruknya kondisi fisik rumah seperti
terjadinya TB Paru pada warga. Kelembaban yang terlalu tinggi atau

rendah dapat menyebabkan suburnya pertumbuhan mikroorganisme

antara lain lingkungan rumah yang kotor,rumah yang kurang dimasukin

cahaya matahari,dan bakteri. Mikroorganisme tersebut dapat masuk

kedalam tubuh melalui udara.

Untuk kelembaban ruangan yang memenuhi persyaratan adalah 40%

sampai 60%. Faktor yang menyebabkan kelembaban tinggi atau rendah

dikarenakan kondisi rumah yang tidak baik, seperti, atap bocor,lantai dan

dinding rumah yang tidak kedap air,serta kurangnya pencahayaan baik

alami atau buatan

Menurut penelitian Putra di wilayah kerja puskesmas Rejo Sari Dasa

Kubang Ujo Tahun 2011 sejalan penelitian ini yang menyebabkan bahwa

ada hubungan antara kelembaban dengan terjadinya TB paru

Upaya penyehatan, bila kelembaban udara 40%, maka dapat

melakukan dengan cara menggunakan alat pengukur kelembaban,

membuka jendela rumah, dan meningkatkan pencahayaan serta sirkulasi

udara, Bila kelembaban lebih dari 60% maka dapat dilakukan dengan cara

memasang genteng kaca dan menggunakan alat menurunkan

kelembaban.
5.3 Gambaran Pencahayaan Rumah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 rumah responden

menunjukkan bahwa ada 5 rumah responden dengan pencahayaan yang

tidak memenuhi syarat, Hal yang demikian yang di duga kurangnya

pencahayaan menyebabkan terjadinya TB Paru

Pada Penelitian ini, rumah responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi dengan tingkat pencahayaan yang tidak

memenuhi persyaratan yaitu sebanyak 5 rumah responden dan 15 rumah

yang memenuhi persyaratan. Rata-rata pencahayaan didalam rumah

pada ruang sekurang-kurangnya 60 Lux, alat ukur yang digunakan adalah

lux meter, Pencahayaan yang ideal setiap ruangan harus mendapatkan

pencahayaan alami setiap pagi hari, untuk membunuh kuman yang ada di

ruangan/lantai atau untuk menghindari kelembaban udara.

Menurut penelitian Nopra (2002) sejalan penelitian ini yang

menyebabkan bahwa ada hubungan antara pencahayaan dengan

terjadinya TB paru.

Dari hasil yang telah dijelaskan, maka diperoleh kesimpulan bahwa

pencahayaan berpengaruh dengan kejadian TB paru, maka untuk

menurunkan terjadinya TB paru diperlukan adanya pencahayaan yang

memenuhi syarat kesehatan yaitu kurang lebih adalah 60 lux dengan

begitu dapat mencegah terjadinya TB paru.


5.4 Gambaran Ventilasi Rumah

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 20 rumah responden

menunjukkan bahwa ada 48 rumah responden dengan Ventilasi yang

tidak memenuhi syarat, Hal yang demikian yang di duga kurangnya

Ventilasi menyebabkan terjadinya TB Paru.

Pada Penelitian ini, rumah responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi dengan tingkat Ventilasi yang tidak

memenuhi persyaratan yaitu sebanyak 12 rumah responden dan 8 rumah

yang memenuhi persyaratan.

Ventilasi rumah yang sesuai dengan standar kesehatan sangat penting,

keberadaan ventilasi merupakan suatu syarat kesehatan, karena akan

mengakibatkan terhalangnya proses pertukaran aliran udara dan sinar

matahari ke dalam ruamah, sehingga semakin tidak sempurna sirkulasi

udara maka akan semakin besar kemungkinan perkembangbiakan

mikroorganisme didalam rumah. Ventilasi yang memenuhi standa

persyaratan rumah sehat dapat mempengaruhi udara didalam ruangan

dapat berganti secara terus menerus. Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa kepemilikan luas ventilasi yang paling banyak dimiliki responden

ventilas i≤10% dari luas rumah yaitu sebanyak 12 responden (60%)

berisiko terjadinya TB Paru, Menurut Winslow dan APHA (1989) ventilasi

rumah sangat besar pengaruhnya terhadap faktor penularan yang

terjadinya TB Paru oleh sebab itu ventilasi yang baik dalam ruangan harus
memenuhi syarat kesehatan, yakni luas lubang ventilasi tetap minimal

10% dari luas lantai ruangan, luas ventilasi ini diatur sedemikian rupa

sehingga udara yang masuk tidak terlalu deras dan tidak terlalu sedikit.

Menurut penelitian Sarika (2003) sejalan penelitian ini yang menyebabkan

bahwa ada hubungan antara ventilasi dengan terjadinya TB paru.

Ventilasi yang kurang dari 10% luas lantai atau tidak memenuhi syarat

kesehatan dapat mendukung terjadinya TB Paru karena dengan adanya

tidak ada ventilasi maka tidak terjadi pertukaran uadara yang baik didalam

rumah (Sarudji, 2010: 363). Dengar kata lain terdapat pengaruh antara

ventilasi dengan terjadinya TB paru, maka untuk menurunkan terjadinya

TB paru perlu adanya ventilasi yang sesuai dengan syarat kesehatan,

agar adanya pertukaran udara bisa langsung secara baik.


BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan.

1. Suhu rumah responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti

Kabupaten Muaro Jambi yang memenuhi syarat sebanyak 14

rumah atau (70%) sedangkan yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 6 rumah atau (30%) sehingga menyebabkan terjadinya

TB Paru

2. Kelembaban rumah responden di Wilayah Kerja Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi yang memenuhi syarat sebanyak

17 rumah atau (85%) sedangkan yang tidak memenuhi syarat 3

rumah atau (15%) sehingga menyebabkan terjadinya TB Paru..

3. Pencahayaan rumah responden di Wilayah Kerja di Wilayah Kerja

Puskesmas Sengeti Kabupaten Muaro yang memenuhi syarat

sebanyak 15 rumah atau (75%) sedangkan yang tidak memenuhi

syarat 5 rumah atau (25%) sehingga menyebabkan terjadinya TB

Paru

4. Ventilasi rumah responden di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti

Kabupaten Muaro Jambi yang memenuhi syarat sebanyak 8

rumah atau (40%) sedangkan yang tidak memenuhi syarat

sebanyak 12 rumah atau (60%) sehingga menyebabkan terjadinya

TB Paru.
6.2 Saran.

a. Untuk Puskesmas

1. Perlu peningkatan penyuluhan tentang pentingnya perbaikan suhu,

kelembaban, pencahayaan, ventilasi di Wilayah Kerja Puskesmas

Sengeti Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023.

2. Hendaknya petugas puskesmas yang melakukan penyuluhan

adalah petugas yang terlatih atau yang mengerti tentang syarat-

syarat rumah sehat di Wilayah Kerja Puskesmas Sengeti

Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2023.

b. Untuk Masyarakat

Dalam pembangunan rumah harus memperhatikan Konstruksi

rumah terutama suhu, kelembaban, pencahayaan, ventilasi.

c. Untuk penelitian lain dapat meneliti faktor resiko lain yang dapat

mempengaruhi terjadinya TB Paru.


DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, S K dkk. 2015. Hubungan Kualitas Fisik Rumah Dan


Perilaku Kesehatan Dengan Kejadian Tb Paru di W ilayah Kerja
Puskesmas

Anggraeni, Ria Putri 2014. Hubungan antara Kondisi Fisik


Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis paru Bta Positif Di
Puskesmas 23 ilt Palembang Tahun 2014 Tesis.

Batti, Hera T S. 2013 Analisa hubungan Antara kondisi ventilasi


kepadatan hunian, Kelembaban udara, Suhu, Dan Pencahyaan
alami rumah dengan kejadian tuberculosis paru di wilayah kerja
puskesmas Wara Utara Kota Palopo.

Hamidah. dkk 2015 Hubungan kualitas lingkungan fisik rumah


dengan kejadian tuberculosis paru di wilayah kerja puskesmas
perawatan siko kecamatan ternate utara

Sinaga, FR dkk. 2016 Hubungan kondisi ventilasi rumah


dengan kejadian TB paru di wilayah puskesmas kelayan timur.

Adnani H dan Mahastuti A. 2006. Hubungan kondisi rumah


dengan penyakit TBC Paru di wilayah kerja puskesmas
KarangMojo II Kabupaten GunungKidul tahun 2003-2006 jurnal.

Achmadi, U.F. (2010). Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah.


Jakarta : Penerbit UI Press.
Muaz F. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Tuberkulosis Paru di Puskesmas Wilayah Kecamatan Serang
Kota Serang Tahun 2014 Jakarta: Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam.

Wahyuni, Deni Sri. 2012. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan


dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas Ciputat Kota
Tangerang Selatan Tahun 2012. Jakarta: Fakultas Kedokteran
dan Kesehatan

Kemenkes RI. 2017. Direktorat Jenderal Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit. Modul Kebijakan Penanggulangan T
uberkulosis. Jakarta
L

N
Lampiran 1

Surat Izin Pengambilan Data Tuberculosis Paru Di Dinas Kesehatan


Muaro Jambi.
Lampiran 2

Surat Izin Penelitian Kepada Dinas Kesehatan Muaro Jambi


Lampiran 3

Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Muaro Jambi Puskesmas


Sengeti
Lampiran 4

Data Pasien Penderita Tuberculosis Paru Kabupaten Muaro Jambi,


Januari S/d Desember Tahun 2019
Lampiran 5

Data Pasien Penderita Tuberculosis Paru Kabupaten Muaro Jambi,


Januari S/d Desember Tahun 2020
Lampiran 6

Data Pasien Penderita Tuberculosis Paru Kabupaten Muaro Jambi,


Januari S/d Desember Tahun 2021
Lampiran 7

LEMBAR CHECK LIST


SUHU, KELEMBABAN, PENCAHAYAAN, VENTILASI
PADA TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SENGETI
KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN 2023
A. IDENTITAS RESPONDEN

Nama
Umur
Pekerjaan
Alamat

1. Suhu

NO. KONDISI YA TIDAK


1. Suhu didalam rumah terasa dingin bila
suhu (≤ 29◦)
2. Suhu didalam rumah terasa dingin bila
suhu (≥ 29◦)

2. Kelembaban

NO. KONDISI YA TIDAK


1. Udara didalam rumah terasa lembab pada
siang hari (≥ 70%)
2. Udara didalam rumah terasa lembab pada
malam hari (≥ 70%)

3. Pencahayaan

NO. KONDISI YA TIDAK


1. Pencahayaan disiang hari didalam rumah
mencukupi ≥60 lux
2. Pencahayaan didalam rumah pada siang
hari hanya pencahayaan alami

4. Ventilasi

NO. KONDISI YA TIDAK


1. Ventilasi selalu terbuka pada siang hari
2. Ukuran ventilasi rumah yang MMS 10%
dari luas lantai

NO PERTANYAAN YA TIDAK
1. Apakah bapak/ibu didalam rumah terdapat
lubang angin agar sirkulasi udara masuk?
2. Apakah bapak/ibu didalam rumah tidak
memiliki ventilasi?
3. Apakah bapak/ibu didalam rumah tidur
sekamar dengan penderita tuberculosis paru?
4. Apakah bapak/ibu jika batuk membuang ludah
di tempat khusus? ( WC/Jamban)
5. Apakah bapak/ibu setiap batuk/bersin selalu
menutup mulut?
6. Apakah bapak/ibu setiap makan alat tempat
makan terpisah dengan anggota keluarga
lainnya?
7. Apakah bapak/ibu selau mencuci tangan pakai
sabun setelah batuk/bersin?
Lampiran 8

NAMA PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS SENGETI

KABUPATEN MUARO JAMBI

TAHUN 2020-2021

NO NAMA PASIEN UMUR L/p ALAMAT

1. Indrawati 50 P RT.16 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

Kab Muaro Jambi, Jambi

2. M.Soleh 52 L RT.01 Pulau Kayu Aro, Kec

Sekernan, Kab Muaro Jambi, Jambi

3. Harno 72 L RT.17 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

Kab Muaro Jambi, Jambi

4. Rina Astuti 45 P RT.20 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

Kab Muaro Jambi, Jambi

5. Siti Zulaika 47 P RT.10 Pal.8 Desa Bukit Baling, Kec

Sekernan, Kab Muaro Jambi, Jambi

6. Amran 46 L RT.13 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

Kab Muaro Jambi, Jambi

7. Salmah 69 P KM 33 Desa Bukit Baling, Kec

Sekernan, Kab Muaro Jambi, Jambi

8. Abun 52 L RT.06 Pulau Kayu Aro, Kec


Sekernan, Kab Muaro Jambi, Jambi

9. Ahmad Gani 48 L KM 42 Desa Bukit Baling, Kec

Sekernan, Kab Muaro Jambi, Jambi

10. Rohayati 44 L RT.13 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

Kab Muaro Jambi, Jambi

11. Iskandar 54 L KM 46 Desa Bukit Baling, Kec

Sekernan, Kab Muaro Jambi, Jambi

12 Raja 51 L RT.03 Desa Gerunggung Kel

Sengeti, Kec Sekernan, Kab Muaro

Jambi, Jambi

RT.03 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

13. M. Jalil 51 L Kab Muaro Jambi, Jambi

14. Zoina 39 P RT.13 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

Kab Muaro Jambi, Jambi

15. Dodi Imran S 43 L RT.09 Kel Sengeti, Kec Sekernan,

Kab Muaro Jambi, Jambi

16. Rohman 46 L RT.05 Sungai Malintang, Bukit

Baling, Kec Sekernan, Kab Muaro

Jambi, Jambi

17. Maryamah 36 P RT.05 Desa Bukit Baling, Kec

Sekernan, Kab Muaro Jambi, Jambi

20. Bastiar 30 L RT.06 Suak Putat, Kec Sekernan,


Kab Muaro Jambi, Jambi

Lampiran 9

PENGUKURAN KONDISI FISIK RUMAH RESPONDEN DI WILAYAH


KERJA PUSKESMAS SENGETI KABUPATEN MUARO JAMBI

No Nama L/p Umur Suhu Pencahayaan Kelembaban Ventilasi


(◦C) (Lux) (%) (%)
1. Indrawa P 50 32 ◦C 115 36 % 13, 8
ti
2. M. L 52 25 ◦C 73 43 % 7,1
Soleh
3 Harno L 72 32 ◦C 56 64 % 4,3
4. Rina P 45 31 ◦C 87 39 % 10
Astuti
5. Siti P 47 28 ◦C 82 40 % 6
Zulaika
6. Amran L 46 28 ◦C 87 58 % 10
7. Salmah P 69 29 ◦C 95 59 % 7,5
8. Abun L 52 29 ◦C 85 53 % 4,3
9. Ahmad L 48 28 ◦C 54 43 % 7,9
Gani
10. Rohayat L 44 28 ◦C 96 60 % 10
i
11. Iskanda L 54 29 ◦C 64 42 % 5,5
r
12. Raja L 51 30 ◦C 32 40 % 4,1
13. M. Jalil L 51 33 ◦C 98 45 % 10,7
14. Zoina P 39 27 ◦C 58 43 % 10
15. Dodi L 43 27 ◦C 62 42 % 6,8
Imran S
16. Rohman L 46 29 ◦C 81 57 % 12,7
17. Maryam P 36 27 ◦C 87 58 % 7.9
ah
18. Bastiar L 30 29 ◦C 97 57 % 11,9
19. Bamban L 36 30 ◦C 83 35 % 3,4
g
20. Yuliarti P 36 25 ◦C 32 40 % 4,1
Lampiran 10

Dokumentasi Penelitian

NO FOTO PENELITIAN KETERANGAN

1. Peneliti sedang

melakukan pengukuran

Suhu, menggunakan

aplikasi HP,

(THERMOMETER) di

kamar tidak memenuhi

syarat dengan Merk HP

OPPO A16.
2. Peneliti sedang

melakukan pengukuran

Pencahayaan,

menggunakan aplikasi

HP, ( LUX LIGHT

METER) di kamar tidak

memenuhi syarat

dengan merek HP

OPPO A16.

3. Peneliti sedang

melakukan pengukuran

Kelembaban dengan

menggunakan aplikasi

HP (HYGROMETER) di

kamar tidak memenuhi

syarat dengan Merk HP

OPPO A16.
4. Peneliti sedang

melakukan pengukuran

Ventilasi kamar

menggunakan

(METERAN PANJANG)

di kamar yang

memenuhi syarat.

5. Peneliti sedang

melakukan pengukuran

Kelembaban dengan

menggunakan aplikasi

HP (HYGROMETER) di

kamar tidak memenuhi

syarat dengan Merk HP

OPPO A16

You might also like