2450-Article Text-6392-1-10-20230131

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Vol.3 No.

9 Februari 2023 7571


……………………………………………………………………………………………………...
FACTORS RELATED TO THE EVENT STUNTING IN CHILDREN IN THE WORK
AREA OF THE SIULAK GEDANG PUSKESMAS, KEINCI REGENCY YEAR 2022

Oleh
Niken Anggraini1),
Abul Ainin Hapis2), H. Subakir3)
1,2,3Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu

Jambi
E-mail: 1nikenangraini574@gmail.com, 2Hapis.Ns@gamil.com

Abstract
Stunting is a condition of children who have a relatively low length or height compared to their
age, which can be measured by child anthropometry according to the Ministry of Health in 2020.
Children are said to be Stunting if they have a z-score value of <-2 Standard Deviation. Stunting
can be caused by several factors such as child nutrition problems, social conditions, economy,
infectious diseases, poor environmental sanitation, education, income, knowledge and others. The
prevalence of stunting in Jambi Province reached 22.4% in 2021, including Kerinci Regency which
is one of the contributors to the Stunting rate in Jambi Province. There are 10 Stunting Loci in
Kerinci Regency including the work area of the Siulak Gedang Health Center with a total of 63
toddlers who experienced Stunting in 2020. So researchers are interested in looking for the
relationship of several stunting risk factors in the region. This research method is quantitative with
the case control research design of a study sample of 72 respondents, with a ratio of 1:1 (36 Case
and 36Control) with the criteria of mothers who have children aged 24-59 months. Data were
obtained by conducting interviews using questionnaires, the study was conducted from May 09 to
June 04, 2022. The data were analyzed using univariate and bivariate methods using the chi-square
test. The results of this study prove the relationship between Diarrhea (p-value=0.009 OR=4.02
CI95%=1.50-10.74), BBLR (p-value=0.000 OR = 10.5 CI 95%= 3.53-31.2), and Maternal
Knowledge (p-value=0.058 OR=2.8 CI95%=1.07-7.3) to the incidence of Stunting in toddlers.
There is no relationship between Exclusive Breastfeeding (p-value=0.637 OR=0.72 CI95%=0.28-
1.81) and the incidence of Stunting in toddlers.
Keywords: Stunting, Exclusive Breastfeeding, Diarrhea, LBW Bibliography: 43
(2013-2022)

PENDAHULUAN usia anak akan mengalami perkembangan fisik


Stunting yaitu keadaan ketika balita dan kognitif yang buruk (Kemenkes RI, 2018).
mempunyai tinggi atau panjang badan yang Menurut data Pemantauan Status Gizi
minim apabila dibandingkan dengan usia. (PSG) selama 3 tahun terakhir, Indonesia
Menurut WHO, keadaan ini dapat dihitung dari menghadapi masalah gizi utama yaitu stunting
tinggi atau panjang badan yang melebihi -2 yang mempunyai angka kejadian yang tinggi
Standar deviasi medium dari standar daripada masalah kurang gizi, obesitas, dan
pertumbuhan anak. Balita stunting ini adalah kurus. Prevalensi stunting di Indonesia pada
masalah kelainan gizi kronis yang diakibatkan tahun 2013 sebesar 37.2%, dan terjadi
dari berbagai faktor pemicu antara lain kondisi peningkatan dari tahun 2010 dengan prevalensi
sosial ekonomi, kesakitan yang dirasakan bayi, sebesar 35.6%, namun prevalensi stunting
gizi ibu ketika hamil, dan minimnya suplai gizi tersebut mengalami penerunan kembali pada
pada bayi. Balita stunting ini ketika menginjak tahun 2019 yaitu 27.67% dengan target pada
tahun 2020 yaitu 24.1% (kemenkes RI, 2021)

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7572 Vol.3 No.9 Februari 2023
………………………………………………………………………………………………………
Keadaan kesehatan dan gizi yang wawancara kepada ibu balita, dan data
didapatkan ibu ketika hamil serta setelah sekunder yang diperoleh dari puskesmas
menjalani persalinan sangat berpengaruh digunakan sebagai penunjang. Penelitian
timbulnya stunting. Faktor pemicu lainnya tersebut dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas
yang terjadi pada ibu yaitu postur badan ibu, Siulak Gedang mulai bulan Mei sampai Juni
dekatnya jarak kehamilan, usia ibu tergolong 2022. Analisis data yang di gunakan analisis
remaja, dan asupan nutrisi ketika hamil sangat Bivariat dan Univariat, serta uji Chi Square.
minim (Kemenkes RI, 2018).
Data Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci HASIL PENELITIAN
pada tahun 2019 terdapat 10 Desa di Kabupaten Hasil penelitian dari 72 responden di
Kerinci menjadi lokus Stunting yaitu di ketahui bahwa sebanyak 51,4% responden
Kecamatan Siulak mukai (Desa Mukai Hilir), tidak asi ekslusif, 47,2% diare, 48,6% berat
Pada Kecamatan Siulak (Desa Koto Tengah), badan lahir rendah, 54,2% tingkat pengetahuan
KecamatanAir Hangat Barat ada dua Desa ibu rendah. Hasil tersebut terlihat pada table
(Desa Hamparan Pugu dan Desa Koto Tengah), sebagai berikut :
Kecamatan Sitinjau Laut ada dua Desa (Desa Table 1
Hiang Sakti dan Koto Sembilan Ambai), Karakteristik Faktor Risiko kejadian
Sedangkan Kecamatan Danau Kerinci ada tiga Stunting pada Balita
Desa (Desa Sanggaran Agung,Talang Kemulun Kategori
Kasus Kontrol Jumlah
dan Tebing Tinggi), untuk Kecamatan Keliling N % N % n %
Danau hanya ada satu Desa (Desa Pulau Karakteristik
Faktor Risiko
Tengah) (Dinkes Kab. Kerinci, 2019). Asi Eksklusif
wilayah kerja Puskesmas Siulak Tidak 17 47.2 20 55.6 37 51.4
mempunyai prevalensi stunting sebesar 4.1% Ya 19 52.8 16 44.4 35 48.6
yaitu sebanyak 63 kasus dari 1540 balita namun Diare
dari 63 balita kasus hanya terdapat 36 balita Ya 23 63.9 11 30.6 34 47.2
Tidak 13 36.1 25 69.4 38 52.8
yang umur 24 hingga 59 bulan yang terdapat di BBLR
wilayah kerja Puskesmas Siulak Gedang, Ya 27 75.0 8 22.2 35 48.6
sehingga dapat dilakukan penelitian dengan Tidak 9 25.0 28 77.8 37 51.4
menggunakan populasi kasus dengan Tingkat
menggunakan criteria umur 24-59 bulan Pengetahuan
Ibu
sebagai sampel penelitian. Sehingga peneliti Rendah 24 66.7 15 41.7 39 54.2
tertarik melakukan penelitian yang di dasari Tinggi 12 33.3 21 58.3 33 45.8
dengan permasalahan di atas. Tabel 2
Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dengan
METODE kejadian stunting pada Balita
Penelitian tersebut termasuk dalam Stunting
Asi p-
penelitian Kuantitatif dengan rancangan studi Eksklu Kasus
Kontro Total
OR val
case-control. Variabel terkait dalam penelitian l
sif ue
n % n % N %
yaitu variable dependen Kejadian stunting dan
1 47. 2 55. 3 48.
variable independen Asi Ekslusif, Penyakit Tidak 0.72
7 2 0 6 7 6
infeksi (Diare), BBLR, dan Pengetahuan ibu. (0.2
1 52. 1 44. 3 51. 0.6
Ya 8-
Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua 9 8 6 4 5 4
1.81
37
yang mempunyai anak balita stunting. Jenis 3 10 3 10 7 10
Total )
6 0 6 0 2 0
data yang di kumpulkan adalah data primer
yang didapatkan melalui kuesioner dan
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.9 Februari 2023 7573
……………………………………………………………………………………………………...
Berdasarkan hasil hasil tersebut Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci, dengan
mendapatkan nilai p-value sebesar 0.637 besaran pengaruh OR= 10.5 CI95%= 3.53-31.2,
(>0,05) dapat diartikan bahwa tidak adanya artinya Bayi BBLR 10.5 kali lebih beresiko
hubungan yang signifikan antara kejadian daripada bayi yang bukan BBLR.
Stunting dengan pemberian asi eksklusif pada Tabel 5
balita di Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Gedang Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci, kejadian stunting pada Balita
dengan besaran pengaruh OR= 0.72 CI95%= Pengeta
Stunting
p-
0.28-1.81, artinya asi eksklusif 0.72 kali lebih Kontr Total
huan Kasus OR valu
ol
beresiko daripada bayi yang tidak mendapatkan Ibu e
n % N % N %
asi eksklusif. 2 66 1 41 3 54
Tabel 3 Rendah
4 .7 5 .7 9 .2 2.8
Hubungan Kejadian Diare dengan kejadian Tinggi
1 33 2 58 3 45 (1.0 0.05
stunting pada Balita 2 .3 1 .3 3 .8 7- 8*
Stunting 3 10 3 10 7 10 7.3)
Total
Diar Kontro Total p- 6 0 6 0 2 0
Kasus OR Berdasarkan hasil tersebut mendapatkan
e l value
N % N % N % nilai p-value=0.058 (<0,05) dapat diartikan
2 63. 1 30. 3 47. bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
Ya 4.02
3 9 1 6 4 2 kejadian Stunting dengan wawasan yang
(1.50
Tida 1 36. 2 69. 3 52. 0.00
k 3 1 5 4 8 8
-
9* dimiliki ibu di Wilayah Kerja Puskesmas
10.7 Siulak Gedang Kecamatan Siulak Kabupaten
Tot 3 10 3 10 7 10
4)
al 6 0 6 0 2 0 Kerinci, dengan besaran pengaruh OR= 2.8
Berdasarkan hasil tersebut mendapatkan CI95%= 1.07-7.3, artinya Balita dengan Ibu
nilai p-value=0.009 (<0,05) dapat diartikan yang mempunyai pengetahuan rendah 2.8 kali
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara lebih beresiko terhadap kejadian Stunting
kejadian diare dengan kejadian Stunting pada daripada dengan Ibu yang mempunyai
balita dengan besaran pengaruh OR= 4.02 pengetahuan tinggi.
CI95%= 1.50-10.74, artinya Bayi dengan
Riwayat diare 4.02 kali lebih beresiko daripada PEMBAHASAN
bayi yang tidak mempunyai riwayat diare. Asi Ekslusif
Tabel 4. Berdasarkan hasil yang didapatkan pada
Hubungan BBLR dengan kejadian stunting tabel 2, menurut penelitian Endang et al.,
pada Balita (2021) mengungkapkan jika anak mengalami
Stunting
p- kekurangan makanan dalam waktu lama, maka
BBL Kontro Total anak akan terhambat pertumbuhannya karena
Kasus OR valu
R l
e kekurangan zat gizi yang dibutuhkan. Selain
N % N % N %
2 75. 22. 3 48. itu, anak akan mengalami penurunan kekebalan
Ya 8 10.5 tubuh sehingga mudah terkena penyakit infeksi.
7 0 2 5 6
(3.5
Tida
9
25. 2 77. 3 51.
3-
0.00 Selain mendapat asi eksklusif selama 6 bulan,
k 0 8 8 7 4 0* MPASI juga disarankan harus adekuat dan
31.2
Tota 3 10 3 10 7 10 diberikan saat usia 4-24 bulan untuk mencegah
)
l 6 0 6 0 2 0
kejadian Stunting.
Berdasarkan hasil tersebut mendapatkan
Berdasarkan penelitian Domili et al.,
nilai p-value=0.000 (<0,05) dapat diartikan
(2021) yang membuktikan bahwa tidak adanya
bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
kaitan antara asi eksklusif dengan kejadian
kejadian Stunting dengan BBLR pada balita di
Stunting pada balita, penulis menerangkan
Wilayah Kerja Puskesmas Siulak Gedang
……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7574 Vol.3 No.9 Februari 2023
………………………………………………………………………………………………………
bahwa faktor pemicu Stunting tidak hanya dari 2019) berpendapat bahwa penyakit infeksi yang
asi eksklusif saja, melainkan dari faktor dapat mempengaruhi kejadian stunting salah
lainnya, sehingga saat pemberian asi eksklusif satunya adalah diare, hal ini berkaitan dengan
pada bayi sudah dilakukan dengan baik, bisa adanya paparan pathogen enterik serta infeksi
jadi faktor lain yang lebih dominan simtomatik dan asimtomatik. Keberulangan
menyebabkan Stuntingpada balita sehingga asi diare terdapat kaitannya dengan kegagalan
eksklusif menjadi tidak mempunyai pengaruh pertumbuhan anak. Diare ini berkaitan dengan
yang bermakna atau pengaruh yang signifikan malnutrisi yang dapat dijelaskan dalam dua
terhadap pencegahan Stunting pada balita. arah, yaitu diare berulang dapat menyebabkan
Berdasarkan penelitian dari Novayanti et malnutrisi, sedangkan malnutrisi dapat
al., (2021) juga membuktikan tidak ada menyebabkan kerentanan dan meningkatkan
kaitannya antara terjadinya stunting dengan keparahan diare.
pemberian asi eksklusif hal ini berkaitan Berdasarkan penelitian Irawan &
dengan faktor pemicu lainnya.karena terdapat Hastuty, (2022) juga menyatakan ada kaitannya
faktor lain yang lebih besar seperti pendidikan antara penyakit diare yang terjadi pada anak
Ibu dan penghasilan keluarga. Pendidikan Ibu dengan kejadian Stunting, daire yang sering
yang rendah akan mempengaruhi pola asuh dialami oleh anak – anak juga memberikan
anak, sedangkan pendapatan keluarga yang risiko timbulnya Stunting, hal ini dikaitkan
rendah akan mempengaruhi pemenuhan gizi dengan dampat dari diare yang dialami anak
pada anak, sehingga dengan pola asuh yang atau bayi menyebabkan anak akan mengalami
tidak baik dan kurangnya pemenuhan gizi pada malnutrisi yang menjadi penyebab dari Stunting
anak akan menjadi faktor risiko terhadap tersebut berkaitan dengan nutrisi yang
kejadian Stunting pada anak. abnormal dan terjadinya infeksi
Menurut peneliti, hasil penelitian ini juga Hal tersebut sependapat dengan
tidak meneliti beberapa faktor yang mungkin penelitian dari Solin et al., (2019) didapatkan
lebih dominan dibandingkan dengan Asi hasil bahwa balita denganfrekuensi sering
eksklusif yaitu faktor lingkungan yang kurang sebanyak 93,3% anak dengan mengalami
baik sehingga menimbulkan penyakit infeksi. kejadian diare padabalita yang mengalami
Oleh karena itu, Stunting tidak bisa dicegah stunting dengan kategori sangat pendek,
dengan hanya memperhatikan satu faktor saja, sedangkan balitayang sering mengalami diare
melainkan memperhatikan beberapa faktor dari dengan kategori normal sehingga dikatakan
beberapa sektor, dan juga pola konsumsi ibu tidak stunting sebanyak 6,7% anak.
pada saat hami lkurang baik yang mana mereka Masalah diare ini menimbulkan efek
tidak memperhatikan gizi ataupun makanan jangka panjang seperti defisit pertumbuhan
sehat yang mereka konsumsi setiap hari, seperti tinggi badan. Pada saat balita mengalami diare,
buah, sayur, daging, dan kacang – kacangan, jumlah mineral Zink dalam tubuh akan ikut
walaupun sudah mengkonsumsi bermacam menurun atau menghilang sehingga perlu
jenis makanan, tetapi nutrisi tertentu belum dilakukan penggantian mineral Zink dari luar
tercukupi sehingga pola konsumsi ibu menjadi untuk menyembuhkan diare selain itu juga
tidak baik atau sehat. mencegah diare dibulan – bulan selanjutnya.
Diare Zink tersebut berfungsi mengurangi diare yang
Berdasarkan hasil uji statistik pada parah serta mengcegah keberulangan diare pada
tabel 3 membuktikan bahwa bayi dengan 2 hingga 3 bulan selanjutnya yang dapat
riwayat diare 4.02 kali lebih beresiko berefek pada balita dengan masalah Stunting.
dibandingkan dengan bayi yang tidak Hasil yang didapatkan sesuai dengan
mempunyai riwayat diare. (Helmyati et al., teori yang dibahas dalam penelitian ini, bahwa
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.9 Februari 2023 7575
……………………………………………………………………………………………………...
Diare berhubungan dengan angka kejadian purivat pada kondisi ini disebut dengan
Stunting¸ hal ini dikarenakan keadaan stunting.
dilapangan memang masih banyak masalah Pengetahuan Ibu
sanitasi lingkungan yang membuat banyak bayi Berdasarkan hasil pada tabel 5
yang terkena diare. Diare yang berkepanjangan didapatkan Balita dengan Ibu yang mempunyai
dapat menyebabkan malnutrisi pada bayi Pengetahuan Rendah 2.8x lebih berisiko
sehingga pertumbuhan dan perkembangan bayi terhadap kejadian Stunting daripada Ibu yang
bisa terhambat dan menyebabkan terjadinya mempunyai pengetahuan tinggi (Asriani et al.,
Stunting bagi bayi. 2013) bahwa pengetahuan ibu yang baik
Berat Badan Lahir Rendah terhadap Stuntingdan pencegahannya,
Berdasarkan hasil pada tabel 4 dapat cenderung memiliki pola pikir yang baik yang
diartikan bayi BBLR 10.5 kali lebih beresiko berdampak pada perilaku ibu dalam memenuhi
dibandingkan bayi yang tidak BBLR. Menurut gizinya saat hamil dan melahirkan serta gizi
Rahayu (2015) bayi yang terlahir dengan berat anak, baik itu pada saat asi eksklusif maupun
badan yang rendah (<2500g) akan cenderung MPASI.
memiliki risiko terjadinya Stunting dikarenakan Hal ini sama dengan hasil penelitian dari
bayi BBLR berdampak pada pertumbuhan dan Hasnawati et al., (2021) dengan hasil penelitian
perkembangan bayi yang merupakan ciri utama terdapat pengaruh yang signifikan antara
kejadian Stunting. Pengetahuan Ibu dengan kejadian Stunting pada
Hal tersebut sama dengan penelitian dari anak, hal ini dikaitkan dengan bagaimana orang
Murtini & Jamaluddin, (2018) dengan hasil tua khususnya Ibu dalam mengasuh dan
penelitian adalah adanya kaitan antara bayi memberikan makanan dengan gizi yang
dengan kondisi BBLR terhadap kejadian seimbang pada anak. Wawasan orang tua juga
Stunting. Hal ini dikaitkan dengan beberapa sangat mempengaruhi perbaikan gizi anak demi
risiko kesehatan yang akan dialami oleh bayi mencapai pertumbuhan yang matang.
jika bayi terlahir dengan berat badan rendah, Berdasarkan penelitian Tatu et al., (2021)
pada umumnya risiko tersebut terkait masalah menyatakan bahwa terdapatnya hubungan
pertumbuhan dan perkembangan anak yang pengetahuan Ibu terhadap kejadian Stunting
akan terhambat sehingga menjadi faktor risiko berkaitan dengan kecenderungan Ibu
terjadinya Stunting pada anak. memberikan dan mengatur pola makan anak
Penelitian Nainggolan, (2019) juga sehingga gizi anak dapat terpenuhi, terutama
menyatakan bahwa terdapatnya hubungan yang pada 1000 hari pertama kelahiran yang
signifikan antara kejadian Stunting dengan merupakan masa emas dalam tumbuh kembang
BBLR pada anak. badan lahir rendah (BBLR) anak dan pencegahan Stunting bagi anak.
adalah neonatus dengan berat badan yang
rendah (<2500 gram) dibandingkan berat PENUTUP
neonatus pada umumnya. Kesimpulan Dan Saran
Kurangnya berat badan akan Ada hubungan yang signifikan antara
menimbulkan terjadinya kekurangan gizi juga Diare (p-value=0.009 OR=4.02 CI95%= 1.50-
menyebabkan zat gizi yang disimpan dalam 10.74), BBLR (p-value=0.000 OR=10.5
tubuh tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan. CI95%=3.53-31.2), Pengetahuan Ibu (p-
Jika kondisi ini terjadi cukup lama, maka zat value=0.058 OR=2.8 CI95%= 1.07-7.3)
gizi yang disimpan dalam tubuh akan cepat terhadap kejadian Stunting pada balita. Selain
habis dan timbulah kemrosotan jaringan, kadar itu juga diperoleh bahwa tidak ada hubungan
hemoglobin, serum karoten, dan serum retinol yang signifikan antara Asi Eksklusif (p-
yang kurang, meningkatnya asam laktat dan value=0.637 OR=0.72 CI95%=0.28-1.81)

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7576 Vol.3 No.9 Februari 2023
………………………………………………………………………………………………………
dengan kejadian Stunting pada balita. Dari [7] Helmyati, S., Atmaka, D. R., Wisnusanti,
kesimpulan tersebut penulis memberikan saran S. utami, & Wigati, M. (2019). stunting
kepada Pemerintah dan instansi kesehatan permasalahan dan penanganannya. gajah
untuk memberikan informasi kepada mada university press.
masyarakat terkait masalah Stunting, membuat [8] Irawan, A., & Hastuty, H. S. B. (2022).
program pencegahan penuruna nangka Kualitas Fisik Air, Kejadian Diare
stunting, tidak hanya itu saja akan tetapi di dengan Stunting pada Balita di
perlukan intervensi fokus kepada kesehatan Puskesmas Kota Arso. Jurnal Kesehatan
anak dan ibu dalam menurunkan resiko bayi Komunitas, 8(1), 130–134.
yang terlahir dengan berat badan dan panjang https://doi.org/10.25311/keskom.Vol8.Is
rendah sehingga risiko terjadinya Stunting s1.1119
dapat ditekan. [9] kemenkes RI. (2021). Data stunting di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA [10] Kemenkes RI. (2018). Buletin Stunting.
[1] Asriani, Andi, F., & Sumira. (2013). The Kementerian Kesehatan RI, 301(5),
relationship between parenting, 1163–1178.
knowledge and attitudes of parents [11] Nainggolan, B. G. (2019). The
towards the nutritional status of toddlers relationship of low birth weight (bblr)
in Lampa District, Duampanua District, with the incidence of stunting in children
Pinrang Regency.Poltekes Kemenkes aged 1-3 years. Nutrix Journal, 3(1), 36–
Makassar, 1(16). 41.
[2] Dinkes Kab. Kerinci. (2019). Lokus [12] Novayanti, L. H., Armini, N. W., &
Stunting Kabupaten Krinci tahun 2019. Mauliku, J. (2021). The Relationship
1–5. between Exclusive Breastfeeding and
[3] Dinkes Prov. Jambi. (2022). Rencana Stunting Incidence in Toddlers Aged 12-
pembangunan jangka menengah Daerah 59 Months at the Banjar I Health Center
(RPJMD) Dinas Kesehatan Provinsi in 2021. 9(2), 132–139.
Jambi tahun 2021-2026. [13] Pratama, M. R. (2021). Hubungan antara
[4] Domili, I., Suleman, S. D., et al, (2021). pemberian ASI eksklusif dan stunting di
Maternal characteristics and exclusive puskesmas hinai kiri, kecamatan
breastfeeding with stunting events in secanggang, kecamatan langkat
Padebuolo Village, Gorontalo Mothers hubungan antara pemberian ASI
City' characteristics and exclusive eksklusif dengan stunting di puskesmas
breastfeeding with stunting incidences in hinai kiri, kecamatan secanggang,
Padebuolo District, Gorontalo Abstrak kabupaten langkat. Iv (i), 17–25.
Pendahuluan. 6(1), 25–32. [14] Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A., &
[5] Endang, Achadi, L., & Achadi, A. (2021). Rahman, F. (2015). History of birth
Stunting Prevention The Importance Of weight with stunting in children under
The Role Of The First 1000 Days Of Life. two years of age. Jurnal Kesehatan
rajawali pers. Masyarakat Nasional, 10(2).
[6] Hasnawati, Latief, S., & Al, J. P. (2021). https://doi.org/Vol 10 No 2. Doi:
The Relationship between Maternal Http://Dx.Doi.Org/10.¬21109/K¬es¬ma
Knowledge and stunting incidence in s.V10i2.882.
toddlers aged 12-59 months. Jurnal [15] Solin, A. R., Hasanah, O., & Nurchayati,
Pendidikan Keperawatan Dan S. (2019). Relationship of infectious
Kebidanan, 01(1), 7–12. disease incidence to stunting incidence in
………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.9 Februari 2023 7577
……………………………………………………………………………………………………...
toddlers 1-4 years old. Jom fkp, 6(1), 65–
71.
[16] SSGI. (2021). An overview of stunting
problems and their determinants in Jambi
Province (data SSGI 2021).
[17] Tatu, S. S., Mau, D. T., & Rua, Y. M.
(2021). Faktor risiko yang terkait dengan
stunting pada balita di desa Kabuna,
Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten
Belu. Jurnal Sahabat Keperawatan, 3(1).
[18] Trisiswati, M., Mardhiyah, D., & Sari, S.
M. (2021). The risk factors associated
with stunting in toddlers in kabuna
village, kakuluk mesak district, belu
regency. Relationship Of Bblr History
(Low Birth Weight) With Stunting
Incidence In Pandeglang District
Correlation Between History Of Low
Birth Weight With Stunting Events.
Majalah Sainstekes, 8(2), 61–70.

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
7578 Vol.3 No.9 Februari 2023
………………………………………………………………………………………………………

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

………………………………………………………………………………………………………
Jurnal Inovasi Penelitian ISSN 2722-9475 (Cetak)
ISSN 2722-9467 (Online)

You might also like