Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.

1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

PENERAPAN KEPEMIMPINAN KLINIS


BAGI PERAWAT PELAKSANA DI RUMAH SAKIT

Arlis1, Mazly Astuty2*, Harry Permana Wibowo3


1,2,3
Institut Kesehatan Sumatera Utara
Email: mazlyprivate0168@gmail.com

ABSTRACT

Clinical leadership is a process to increase patient care quality with a set of nurses'
capabilities in a hospital focusing on multidiscipline of care. Implementation of clinical
leadership for nurses was unusual for any hospital practitioner. How this model
implements were needed as proof, and whether this can aim to determine the study was
aimed to find out the effectivity of Clinical Leadership Competency Framework (CLCF)
implementation for nurses. Quasy experiment design was used in this research, whereas
there was no control group for 52 respondents. The instruments measuring clinical
leadership were adopted and modified from the standard tools. The first measurement
showed that the majority of nurses' clinical leadership was in a good category, they were
31 respondents (59,6%), and for the second measurement majority of nurses' clinical
leadership was in a good category also, they were 34 respondents (65,4%). T-test
dependent showed that significant difference in mean between the first measurement and
the second one (p=0,001; α = 0,05). It meant that CLCF was effective in influencing the
nurses' clinical leadership. CLCF implementation in a hospital was a scientific simulation
that could be developed for other hospitals because clinical leadership had a strong
influence on nurses' performance. Excellent nurses' performance will influence patient
care quality, and it will impact people's trust in the hospital finally.

Keywords: clinical leadership, nurse, CLCF

PENDAHULUAN mengintegrasikan berbagai kerangka


Kepemimpinan klinis merupakan kerja kepemimpinan teoretis yang
kemampuan perawat dalam memiliki penekanan yang sama pada
meningkatkan kualitas pelayanan kekuatan karakter, dan memfokuskan
keperawatan dan keselamatan pasien aplikasi ilustratif pada kepemimpinan
dengan cara inovatif dan kreatif. Perawat (Kiersch & Gullekson, 2021).
yang memiliki keterampilan dan Kemampuan kepemimpinan klinis yang
kemampuan berkomunikasi dengan baik, baik akan berdampak pada kinerja
dapat menjadi model peran dan motivator perawat sehingga akan meningkatkan
dalam melaksanakan praktik kualitas rumah sakit. Sebaliknya,
keperawatan (Swanwick & McKimm, kemampuan kepemimpinan klinis yang
2011). belum optimal akan berdampak pada
Pendekatan pada pengembangan turunnya kualitas pelayanan (Doherty,
kepemimpinan berbasis karakter sebagai 2014).
sebuah kesempatan untuk

79
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

Penerapan kepemimpinan klinis di kemampuan change agent (setting


tatanan layanan rumah sakit dapat direction). Sedangkan 2 domain untuk
menggunakan berbagai model perawat manager mencakup; 1)
pendekatan. Model kepemimpinan klinis menciptakan visi (creating the vision);
yang akhir-akhir ini mulai sering dan 2) mengembangkan strategi (delivery
digunakan adalah model Clinical strategy).
Leadership Competency Framework Rumah sakit tempat penelitian
(CLCF) yang dikembangkan oleh merupakan rumah sakit tipe A yang
National Health Service (NHS berada di bawah Kementerian Kesehatan.
Leadership Academy, 2012). CLCF Saat ini, rumah sakit ini sedang berupaya
mendeskripsikan sebuah kompetensi untuk memperoleh akreditasi paripurna
kepemimpinan yang dibutuhkan oleh standar JCI. Perawat rata-rata memiliki
para klinis untuk menjadi lebih aktif latar belakang pendidikan S1
terlibat dalam perencanaan, pengiriman Keperawatn dan DIII Keperawatan,
dan transformasi layanan perawatan dengan masa kerja rata-rata 5 tahun.
kesehatan dan sosial (Mortlock, 2011). selama ini, perawat sering mengikuti
Penelitian Daly et al. (2014) pelatihan baik berupa in house training
membuktikan bahwa model CLCF maupun pelatihan yang berasal dari luar.
memiliki keunggulan antara lain Peneliti melakukan wawancara
membantu perawat pelaksana terhadap 2 orang kepala ruangan. Hasil
memberikan perawatan yang aman dan wawancara menunjukkan bahwa dari
efisien, mempunyai standard yang sekian banyak pelatihan yang diikuti
mudah dipahami sesuai dengan perawat, pelatihan terkait kepemimpinan
klasifikasinya. Klasifikasi CLCF klinis masih belum pernah dilakukan.
dikelompokan dalam berbagai komponen Wawancara juga dilakukan terhadap 6
atau domain. Terdapat 7 domain orang perawat pelaksana, dimana
kepemimpinan klinis, yaitu 5 domain perawat menyatakan masih belum
untuk perawat pelaksana dan 2 domain memiliki kualitas diri yang baik
untuk perawat manajer. Adapun 5 dikarenakan kualifikasi pendidikan
domain untuk perawat pelaksana yaitu; masih D3 Keperawatan. Kualitas diri
1) kualitas diri (personal qualities); 2) merupakan salah satu domain dari
kerjasama (working with others), 3) kepemimpinan klinis.
manajemen asuhan keperawatan Manajemen asuhan keperawatan
(managing service), 4) pengembangan merupakan domain kepemimpinan klinis
layanan (improving service) dan 5) selanjutnya. Ketua tim mengatakan

80
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

perawat telah melaksanakan asuhan kepada responden. Tahap kedua yaitu


keperawatan di ruangan tanpa melakukan melakukan pengukuran kedua.
perencanaan tindakan mandiri. Tindakan Analisa data pengukuran kedua.
yang dilaksanakan terhadap pasien Selanjutnya data diolah dengan
selama ini hanya yang bersifat kolaborasi menggunakan analisis univariat dan
dan cenderung tindakan-tindakan rutin di bivariat. Analisis univariat menggunakan
ruangan. Perawat tidak berinisiatif untuk tabel distribusi frekuensi, dan analisis
mengembangkan asuhan keperawatan bivariat menggunakan uji t-dependent
terhadap pasien. menggunakan α = 0,05.

METODE HASIL DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian ini adalah penelitian Hasil Penelitian
kuantitatif yang menggunakan desain Penelitian ini merupakan penelitian
analitik quasi experiment. Rancangan ini yang bersifat implementasi yang
digunakan untuk mengidentifikasi mengukur kemampuan kepemimpinan
pengaruh penerapan model CLCF kinis perawat di rumah sakit.
terhadap kemampuan kepemimpinan Karakteristik Responden
klinis perawat di rumah sakit di Medan. Dalam penelitian ini karakteristik
Populasi dalam penelitian ini adalah responden yang di amati meliputi umur,
seluruh perawat di ruang rawat inap, jenis kelamin, status, dan pendidikan.
sedangkan sampel adalah perawat Hasil disajikan dalam Tabel berikut ini:
pelaksana yang berjumlah 52 orang yang Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
mewakili masing-masing ruang rawat
Karakteristik
inap (proporsionate technique sampling) Karakteristik
No f %
Responden
(Polit & Beck, 2014).
1 Umur
Tahapan pelaksanaan penelitian 11 21,2
21-30
26 50,0
dibagi menjadi 2 tahap, yaitu tahap 31-40
12 23,1
41-50
sebelum intervensi (pretest) dan setelah 3 5,8
51-60
intervensi (posttest). Tahapan sebelum 2 Jenis kelamin
18 34,6
Laki-laki
intervensi mencakup kegiatan mulai dari 34 65,4
Wanita
menemui calon responden, menjelaskan 3 Status
Menikah 35 67,3
penelitian, pengumpulan data sampai Belum 17 32,7
dengan melakukan Analisa data awal. Menikah
4 Pendidikan
Selanjutnya dilakukan intervensi selama D-3 24 46,2
7 minggu, yaitu menerapkan CLCF keperawatan
Ners 28 53,8

81
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 52 Kepemimpinan Klinis Perawat


orang responden mayoritas berumur 31- Sebelum Intervensi
40 orang sebanyak 26 orang (50 %) yang Karakteristik responden berdasarkan
berjenis kelamin wanita sebanyak 34 kepemimpinan klinis sesudah intervensi
orang (65,4 %). Berdasarkan status dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini:
pernikahan mayoritas responden sudah Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan
menikah yaitu sebanyak 35 orang
Kepemimpinan Klinis
(67,3%) dengan pendidikan mayoritas Sebelum Dilakukan
Intervensi
Ners sebanyak 28 orang (53,8 %).
Kepemimpinan
No f %
Klinis
1 Baik 34 65,4
Kepemimpinan Klinis Perawat
2 Kurang Baik 18 34,6
Sebelum Intervensi Jumlah 52 100,0
Kepemimpinan klinis merupakan
Tabel 3 menunjukkan bahwa
keahlian yang tepat dari perawat untuk
kemampuan kepemimpinan klinis
meningkatkan mutu dan keselamatan
perawat pelaksana sesudah dilakukan
pasien. Berdasarkan kepemimpinan
intervensi di rumah sakit mayoritas
klinis sebelum intervensi dapat di lihat
adalah baik sebanyak 34 responden
pada Tabel 2 di bawah ini:
(65,4%), dan sisanya adalah kemampuan
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
Responden Berdasarkan kepemimpinan klinis perawat yang
Kepemimpinan Klinis kurang baik.
Sebelum Dilakukan
Intervensi
Kepemimpinan Penerapan Model Kepemimpinan
No f %
Klinis
1 Baik 31 59,6 Klinis
2 Kurang Baik 21 40,4 Perawat harus menguasai aspek-aspek
Jumlah 52 100,0
kepemimpinan dimana seorang
Tabel 2 menunjukkan bahwa pemimpin yang baik mampu
kemampuan kepemimpinan klinis menciptakan visi dan membangun kerja
perawat pelaksana sebelum dilakukan sama tim dalam kolaborasi dengan
intervensi di rumah sakit mayoritas petugas kesehatan lainnya untuk
adalah baik sebanyak 31 responden menciptakan lingkungan kerja yang
(59,6%), dan sisanya adalah kemampuan mendukung kemajuan staf.
kepemimpinan klinis perawat yang Uji t-test dependent digunakan dalam
kurang baik. penelitian ini untuk melihat apakah
penerapan model CLCF signifikan, Hasil
uji dapat dilihat pada Tabel berikut:

82
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

Tabel 4. Distribusi Rata-Rata Kepemimpinan Klinis Perawat Pelaksana Sebelum


dan Sesudah Intervensi
Variabel Mean SD SE P-Value N
Kepemimpinan Klinis 75,52 3,59 0,5
Sebelum
0,001 52
Kepemimpinan Klinis 91,96 4,29 0,6
Sesudah

Berdasarkan nilai Mean pada perawat mampu menjalin komunikasi


kepemimpinan klinis sebelum intervensi yang baik dengan atasan, rekan kerja dan
adalah 75,52 dengan standar deviasi 3,59. klien/pasien/keluarga. Hal ini sesuai
Pada kepemimpinan klinis sesudah dengan pernyataan penelitian Ofei et al.
intervensi didapat nilai Mean 91,96 (2020) mengidentifikasi keterampilan
dengan standar deviasi 4,29. Terlihat teknis, manusia, dan konseptual sebagai
perbedaan nilai Mean antara sebelum dan hal yang penting dalam manajemen
sesudah intervensi 18,442 dengan standar keperawatan.
deviasi 5,475. Hasil uji statistik Strategi untuk memfasilitasi
didapatkan nilai 0,001, maka dapat kepemimpinan klinis perawat di rumah
disimpulkan ada perbedaan yang sakit harus secara simultan menangani
signifikan antara kompetensi klinis pengetahuan dan kemampuan perawat di
perawat sebelum dan sesudah intervensi. samping tempat tidur untuk memecahkan
masalah praktis secara kolaboratif
Pembahasan dengan rasa kontrol, kompetensi, dan
Kepemimpinan klinis merupakan cara otonomi (Guibert-Lacasa & Vázquez-
atau proses yang dimiliki oleh seorang Calatayud, 2022).
klinisi yang memunyai kompetensi atau Minoritas pernyataan perawat (kurang
keterampilan untuk meningkatkan baik) terdapat pada bagian keahlian klinis
kualitas pelayanan keperawatan terutama yaitu pada pernyataan perawat jarang
keselamatan pasien (patient safety). mengikuti pelatihan untuk meningkatkan
Kepemimpinan klinis yang dimiliki keterampilan mereka, dan bagian
perawat pelaksana mayoritas memiliki kecerdasan emosi pada pernyataan
kepemimpinan klinis baik yaitu sebanyak perawat jarang melaporkan konflik yang
65,4%, sedangkan minoritas kurang baik terjadi di ruangan kepada atasan dan juga
sebanyak 34,6%. Data yang didapatkan perawat masih sering membawa-bawa
peneliti, mayoritas jawaban perawat yang masalah pribadi di saat bekerja.
memiliki nilai tinggi (baik) terdapat pada Faktor kepemimpinan internal dan
bagian komunikasi pada pernyataan faktor perawat mempengaruhi penerapan

83
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

kepemimpinan situasional, sedangkan mentoring, mendidik dan mengelola


karakteristik pekerjaan tidak konflik yang terjadi di ruang rawat.
mempengaruhinya (Heryyanoor et al., Komunikasi yang berjalan dengan baik
2020). Penelitian Martinussen dan akan mewujudkan kerja sama yang baik
Davidsen (2021) menyatakan hubungan dan meningkatkan mutu pelayanan
positif antara kepemimpinan yang rumah sakit.
mendukung profesional dan iklim Hasil yang dapat diperoleh dari
organisasi. Menurut Zamroni et al. penerapan model ini antara lain
(2021), kepemimpinan kepala ruangan terciptanya suatu budaya positif bagi
dengan gaya demokratis dapat perawat terkait kualitas diri (personal
meningkatkan kinerja perawat di rumah qualities); kemampuan kerjasama yang
sakit dengan cara menghargai sifat dan baik (working with others), kualitas
kemampuannya, mendorong staf untuk manajemen asuhan keperawatan
berkembang, dan melibatkan staf dalam (managing service), pengembangan
pengambilan keputusan. layanan (improving service) dan
Efektivitas kepemimpinan kemampuan berperan sebagai change
manajemen dapat memainkan peran agent (setting direction).
penting dalam kualitas layanan yang
diberikan kepada masyarakat, kepuasan KESIMPULAN DAN SARAN
pasien dan kinerja sosial rumah sakit Kesimpulan
melalui pengelolaan yang tepat dari Hasil penelitian mendapatkan
semua sumber daya rumah sakit (Sarabi mayoritas kepemimpinan klinis perawat
Asiabar et al., 2020). Hasil penelitian pelaksana sebelum dilakukan intervensi
Yusnaini dan Lubis (2019) menunjukkan adalah baik sebanyak 31 responden
bahwa tidak ada perbedaan antara (59,6%), sedangkan kepemimpinan
kepemimpinan klinis perawat di rumah klinis perawat pelaksana sesudah
sakit umum berdasarkan kerangka dilakukan intervensi mayoritas adalah
kepemimpinan klinis dan di rumah sakit baik sebanyak 34 responden (65,4%).
swasta. Hasil uji statistik didapatkan nilai 0,001,
Hasil penelitian menunjukkan maka dapat disimpulkan ada perbedaan
penerapan kepemimpinan klinis di rumah yang signifikan antara kompetensi klinis
sakit baik. Menurut asumsi peneliti perawat sebelum dan sesudah intervensi.
komunikasi interpersonal yang dimiliki Hal ini berarti implementasi CLCF
oleh pemimpin klinis merupakan hal berpengaruh terhadap kepemimpinan
yang sangat penting dalam tindakan klinis perawat pelaksana.

84
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

Saran Kiersch, C., & Gullekson, N. (2021).


Developing character-based
Diharapkan agar rumah sakit
leadership through guided self-
memiliki kebijakan untuk dapat reflection. International Journal of
Management Education, 19(3).
melaksanakan model kepemimpinan
https://doi.org/10.1016/j.ijme.2021.1
klinis perawat agar dapat mencapai 00573
Martinussen, P. E., & Davidsen, T.
indikator kepuasan pasien dan keluarga,
(2021). ‘Professional-supportive’
sehingga kepercayaan masyarakat versus ‘economic-operational’
management: the relationship
bertambah.
between leadership style and hospital
Perawat juga diharapkan untuk physicians’ organisational climate.
BMC Health Services Research,
senantiasa mengasah kemampuan hard
21(1).
skill dan soft skill untuk melalui training https://doi.org/10.1186/s12913-021-
06760-2
yang diadakan di dalam maupun luar
Mortlock, S. (2011). A framework to
rumah sakit. Hal ini berguna untuk develop leadership potential. Nursing
Management, 18(7).
meningkatkan kapasitas diri perawat
https://doi.org/10.7748/nm2011.11.1
menuju perawat professional dengan 8.7.29.c8784
NHS Leadership Academy. (2012). The
keahlian yang matang.
leadership framework self-
assessment tool. NHS Leadership
Academy.
DAFTAR PUSTAKA
Ofei, A. M. A., Paarima, Y., & Barnes, T.
(2020). Exploring the management
Daly, J., Jackson, D., Mannix, J.,
competencies of nurse managers in
Davidson, P. M., & Hutchinson, M.
the Greater Accra Region, Ghana.
(2014). The importance of clinical
International Journal of Africa
leadership in the hospital setting.
Nursing Sciences, 13.
Journal of Healthcare Leadership, 6.
https://doi.org/10.1016/j.ijans.2020.1
https://doi.org/10.2147/JHL.S46161
00248
Doherty, J. (2014). Improving public
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2014).
hospitals through effective clinical
Nursing research: Principles and
leadership: Lessons from South
methods. In Nursing research:
Africa.
Principles and methods.
Guibert-Lacasa, C., & Vázquez-
Sarabi Asiabar, A., Kafaei Mehr, M. H.,
Calatayud, M. (2022). Nurses’
Arabloo, J., & Safari, H. (2020).
clinical leadership in the hospital
Leadership effectiveness of hospital
setting: A systematic review. In
managers in Iran: a qualitative study.
Journal of Nursing Management
Leadership in Health Services, 33(1).
(Vol. 30, Issue 4).
https://doi.org/10.1108/LHS-04-
https://doi.org/10.1111/jonm.13570
2019-0020
Heryyanoor, H., Nursalam, N., Hidayat,
Swanwick, T., & McKimm, J. (2011).
A. A. A., Raziansyah, R., Rusdiana,
ABC of clinical leadership. In ABC
R., & Hasaini, A. (2020). Factors
series.
contributing to the implementation of
Yusnaini, & Lubis, L. (2019).
situational leadership in hospitals.
Perbandingan kepemimpinan klinis
International Journal of
perawat berdasarkan pendekatan
Psychosocial Rehabilitation, 24(9).
clinical leadership competency
framework di rumah sakit pemerintah

85
Jurnal Keperawatan Priority, Vol 6 No.1, Januari 2023
ISSN 2614-4719

dengan rumah sakit swasta di


Kutacane tahun 2019. Jurnal Ners
Indonesia, 10(1).
Zamroni, A. H., Nursalam, N., &
Wahyudi, A. S. (2021). The
Leadership and Performance of
Nurses in The Hospital. Fundamental
and Management Nursing Journal,
4(2).
https://doi.org/10.20473/fmnj.v4i2.2
7447

86

You might also like