Pendidikan Seni Di SD Modul 10

You might also like

Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 12

Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Vol. 6, No.

2, Mei - Agustus 2021

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI


SEKOLAH MELALUI PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN

Joko Sulistiyono
Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Punggelan Kabupaten Banjarnegara
jokosulistiyono007@gmail.com

Abstract
This study aims to improve the competence of administrative staff, especially in the management of school
administration. School administration staff function as school administration managers related to the
management of personnel administration, finance, facilities and infrastructure, public relations,
correspondence/archiving, student affairs, curriculum and special services.
The research subject is the school administration staff of SMP Negeri 2 Punggelan, while the object is school
administration related to the management of personnel administration, finance, facilities and infrastructure,
public relations, correspondence and filing, student affairs, curriculum and special services.
The type of research used is action research. In this school action research, two data analysis techniques were
used, taking into account the types of data collected, namely qualitative analysis and quantitative analysis.
Data collection techniques in this study are observation, documentation and interview techniques.
The results of the study on the initial conditions of the competence level of school administrative staff - an average
of 57.61% (Category Very Poor), the competence of school administration staff in managing school
administration on average increased from 57.61% in the initial/pre-cycle conditions to 72.94 % in the first cycle
and increased to 88.83% (Good Category) in the second cycle. The increase in the average percentage of school
administrative staff competence in managing school administration cannot be separated from continuous
guidance from the Principal..
Keywords: Competency Improvement, School Administration Staff, Continuous Guidance..

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga administrasi terutama dalam
pengelolaan administrasi sekolah. Tenaga administrasi sekolah berfungsi sebagai pengelola
administrasi sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan,
sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, persuratan/ pengarsipan, kesiswaan, kurikulum dan
layanan khusus.
Adapun subyek penelitian adalah tenaga administrasi sekolah SMP Negeri 2 Punggelan, sedang
obyeknya adalah administrasi sekolah yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi
kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, persuratan dan
pengarsipan, kesiswaan, kurikulum dan layanan khusus..
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan. Dalam penelitian tindakan sekolah ini
menggunakan dua teknik analisis data dengan memperhatikan jenis data yang dikumpulkan, yaitu
analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
teknik observasi, dokumentasi dan wawancara.
Hasil penelitian pada kondisi awal tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah rata – rata
57,61% (Katagori Sangat Kurang), kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam pengelolaan
administrasi sekolah rata rata mengalami peningkatan dari 57,61% pada kondisi awal/pra siklus
menjadi 72,94% pada siklus I dan meningkat menjadi 88,83% (Katagori Baik) pada siklus II.

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH MELALUI


PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN 1
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Peningkatan rata – rata persentase kompetensi tenaga administrasi sekolah, dalam pengelolaan
administrasi sekolah tidak lepas dari pembimbingan berkelanjutan dari Kepala Sekolah.

© 2021 Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter

Kata Kunci: Peningkatan Kompetensi; Pembimbingan Berkelanjutan; Tenaga Administrasi


Sekolah.

PENDAHULUAN
Keberhasilan sebuah sekolah dalam mencapai tujuannya sangat dipengaruhi oleh iklim
sekolah. Salah satu unsur iklim sekolah tersebut adalah administrasi sekolah yang efektif, oleh karena
itu, administrasi sekolah merupakan hal yang perlu dibenahi dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah. Administrasi secara harfiah dapat di artikan sebagai suatu kegiatan atau usaha
untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan di dalam mencapai suatu
tujuan (Purwanto, 2007: 1)
Tenaga administrasi sekolah berfungsi sebagai pengelola administrasi sekolah yang berkaitan
dengan pengelolaan. administrasi kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan
masyarakat, persuratan dan pengarsipan, kesiswaan, kurikulum dan layanan khusus. tenaga
administrasi sekolah juga berperan aktif dalam memberikan pelayanan administrasi kepada seluruh
pihak yang berkepentingan. Kedudukan dan peran tenaga administrasi yang begitu penting dalam
pengelolaan suatu sekolah sehingga pemerintah melalui Permendiknas Nomor 24 Tahun 2008
menetapkan standar tenaga administrasi sekolah. Standar ini mengatur tentang kualifikasi dan
kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga administrasi sekolah.
Kompetensi yang diatur dalam peraturan menteri pendidikan nasional nomor 24 tahun 2008
merupakan kompetensi standar atau kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh tenaga
administrasi sekolah. Kenyataan di sekolah-sekolah memperlihatkan banyaknya tenaga administrasi
sekolah yang memiliki kompetensi di bawah standar kompetensi yang diharapkan. Hal ini terjadi
karena proses perekrutan mereka menjadi tenaga administrasi sekolah tidak mengacu kepada
pemenuhan kompetensi berdasarkan permendiknas tersebut. Mereka diangkat menjadi pegawai
administrasi jauh sebelum diterbitkannya permendiknas tersebut. Akibatnya, pengelolaan
administrasi kepegawaian tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Menurut Sahertian (1985:55) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan sebagai substansi
gugusan yang meliputi pengelolaan pengajaran, kesiswaan, personalia, pengelolaan peralatan
sekolah, pengelolaan gedung dan perlengkapan sekolah, pengelolaan keuangan sekolah, dan
pengelolaan hubungan sekolah dan masyarakat. Kompetensi tenaga administrasi sekolah harus
berkembang mengikuti perubahan dan kemajuan dibidang pendidikan khususnya dan kemajuan
dibidang teknologi informasi dan komunikasi umumnya. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga
administrasi dalam mengelola administrasi sekolah ikut menentukan keberhasilan sekolah dalam
mencapai tujuannya.
Ketersediaan sumber daya tenaga administrasi dalam jumlah yang memadai di sekolah sudah
merupakan satu modal besar untuk dapat dikelola secara optimal. Kompetensi tenaga administrasi
yang belum memenuhi standar dapat dikembangkan menjadi tenaga administrasi yang memenuhi
standar melalui pengelolaan dan pembimbingan yang terarah oleh kepala sekolah. Sebagai manajer,
kepala sekolah mempunyai kewajiban mengelola staf administrasi untuk mengarahkan,
memberdayakan, menggerakkan dan mengembangkan guna membantu mencapai tujuan sekolah
yang telah ditetapkan.

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH MELALUI


2 PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Uraian di atas menggambarkan pentingnya peran kepala sekolah sebagai manajer dalam
mengelola sumber daya tenaga administrasi guna membantu mengembangkan dan meningkatkan
kompetensinya menjadi tenaga administrasi sekolah yang memenuhi standar.
Sekolah sebagai tempat pelaksanaan proses belajar mengajar perlu dikelola secara baik dan
benar. Keberhasilan suatu sekolah mencapai tujuan yang diharapkan sangat tergantung kepada
bagaimana model pengelolaan terhadap segala sumber daya yang dimiliki sekolah tersebut. Sumber
daya sekolah yang memadai bukan jaminan akan mewujudkan harapan-harapan warga sekolah yang
telah dirumuskan menjadi tujuan sekolah tersebut jika kepala sekolah sebagai pimpinan tidak mampu
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dengan baik.
Berdasarkan permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kompetensi kepala sekolah
menetapkan dimensi kompetensi manajerial kepala sekolah merupakan dimensi kompetensi yang
menuntut 16 kompetensi. Jumlah kompetensi ini merupakan jumlah terbanyak dibandingkan dengan
kompetensi pada dimensi kompetensi kepribadian, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Tingkat
kemampuan kepala sekolah dalam mengarahkan, memberdayakan, menggerakkan, dan
mengembangkan sumber daya sekolah dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah
sangat bergantung kepada kompetensi manajerial seorang kepala sekolah.
SMP Negeri 2 Punggelan sebagai sekolah tempat penulis bekerja misalnya, memiliki 10 tenaga
administrasi sekolah yang berfungsi sebagai tenaga administrasi sekolah merupakan SDM yang cukup
untuk terlibat dalam usaha meningkatkan pelayanan pendidikan menuju peningkatan mutu
pendidikan di sekolah. Namun kenyataannya, SDM yang demikian besar seakan tidur tanpa
memperlihatkan prestasi kerjanya. Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama menjadi kepala
sekolah di SMP Negeri 2 Punggelan, menemukan beberapa tenaga administrasi sekolah hanya datang
kemudian pulang tanpa berbuat sesuatu. Sebahagian lagi malas masuk kantor dengan alasan tidak
ada yang mereka bisa kerjakan di samping itu peneliti menemukan pekerjaan tenaga administrasi yang
masih bersifat teknis yaitu menumpuknya pekerjaan yang harus dikerjaan oleh pegawai administrasi
sekolah satu pekerjaan belum selesai sudah ada pekerjaan lain yang datang dan harus segera
diselesaikan. Tugas yang sering di berikan yaitu tugas yang diluar dari tupoksi seperti menyalin
instrumen guru, membantu tugas – tugas guru dan sebagainya.
Dan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga
administrasi sekolah di SMP Negeri 2 Punggelan dalam meningkatkan mutu sekolah, serta faktor
pendukung dan penghambat tenaga administrasi dalam meningkatkan mutu sekolah.
Berdasarkan masalah tersebut peneliti mencoba menyelesaikan permasalahan tersebut melalui
pembimbingan berkelanjutan sehingga mendapat hasil yang menunjukkan peningkatan kompetensi
tenaga administrasi sekolah SMP Negeri 2 Punggelan.

METODE PENELITIAN
Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan model Penelitian Tindakan Sekolah (PTS),
menurut Arikunto (2010:135) mengemukakan bahwa penelitian tindakan sekolah (school action
research) adalah penelitian yang dilakukan oleh pihak pengelola sekolah sebagai sebuah organisasi
pendidikan untuk meningkatkan kompetensi, proses, dan produktivitas lembaga. Hal ini disebabkan
karena persoalan-persoalan yang muncul di sekolah adalah masalah-masalah yang membutuhkan
penyelesaian dengan segera, melalui tindakan-tindakan terencana dan berulang
Penelitian tindakan sekolah ini dilakukan selama empat bulan dimulai awal bulan Februari
sampai dengan akhir bulan Mei tahun 2021. Subyek penelitiannya adalah Tenaga Administrasi
Sekolah SMP Negeri 2 Punggelan yang berjumlah 10 orang. Lokasi tempat penulis mengadakan
penelitian di SMP Negeri 2 Punggelan dengan alamat Desa Tanjungtirto, Kecamatan Punggelan
Kabupaten Banjarnegara, kode pos = 53462 =

MENIGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMPN 1 ANGGABERI DALAM MENYUSUN


ADMINISTRASI PEMBELAJARAN MELALUI SUVERVISI KLINIS 3
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Pada bulan Februari 2021 membuat proposal penelitian dan instrumen penelitian dengan
alokasi waktu 4 minggu atau 1 bulan. Pada bulan Maret kegiatannya adalah pengumpulan data,
dalam waktu 2 minggu. Pada bulan Maret penulis juga mengadakan kegiatan tindakan pada siklus I
yaitu melaksanakan pembimbingan kepada 10 tenaga administrasi sekolah sebanyak 10 orang. Pada
bulan April penulis mengadakan kegiatan tindakan pada siklus II yaitu melaksanakan pembimbingan
10 orang tenaga administrasi sekolah, pada bulan Mei 2021 adalah penyusunan laporan penelitian.
Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah tenaga administrasi sekolah SMP Negeri 2
Punggelan yang berjumlah 10 orang tenaga administrasi sekolah yang terdiri dari jumlah laki – laki 8
orang dan jumlah perempuan 2 orang
Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini berupa : data primer merupakan sumber data
dalam pemberian informasi dilakukan secara langsung pada obyek penelitian. Data sekunder yaitu
data yang digunakan hanya sebagai pendukung dari data primer. (Sugiyono, 2003). Data ini
dikumpulkan secara langsung dari lapangan, yang diperoleh dengan cara melakukan
observasi/pengamatan, wawancara dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi/pengamatan,
dokumentasi dan wawancara untuk menilai kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam
pengelolaan administrasi yang meliputi pengelolaan administrasi kepegawaian, keuangan, sarana
dan prasarana, hubungan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, kesiswaan, kurikulum dan
layanan khusus.
Tabel 1. Teknik Pengumpulan Data
No. Teknik Alat Pengumpulan Data yang diperoleh
Pengumpulan data data
1. Observasi/ Lembar Observasi Kualitas perencanaan, pelaksanaan
Pengamatan dan evaluasi pengelolaan administrasi
sekolah
2. Wawancara Lembar wawancara Data tanggapan Tenaga Administrasi
Sekolah terhadap proses pengelolaan
administrasi sekolah
3. Studi Lembar Supervisi Data Administrasi Sekolah
Dokumentasi Tenaga Administrasi
Sekolah (TAS)
3. Rekapitulasi Absensi Tenaga Daftar kehadiran Tenaga Administrasi
Absen TAS Administrasi Sekolah Sekolah masuk kerja
(TAS)
4. Dokumentasi Kamera Foto-foto kegiatan kegiatan Penelitian

Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas tenaga administrasi sekolah selama proses
pengelolaan administrasi sekolah berlangsung. Didalam observasi diantaranya akan melihat
peningkatan proses pengelolaan administrasi sekolah yang meliputi : peningkatan frekuensi dan atau
kualitas pengelolaan administrasi sekolah.
Validasi diperlukan agar data yang diperoleh benar-benar valid.
1. Data Observasi/Pengamatan
Untuk data kualitatif yaitu hasil observasi dan wawancara divalidasi melalui metode triangulasi
sumber dan triangulasi metode. Triangulasi sumber yaitu membandingkan data dari berbagai sumber.
Triangulasi metode yaitu mengambil beberapa data dari beberapa metode.
2. Data Dokumentasi

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH MELALUI


4 PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Untuk dokumen divalidasi melalui dokumen administrasi sekolah yang meliputi : administrasi
kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, hubungan masyarakat, persuratan dan pengarsipan,
kesiswaan, kurikulum dan layanan khusus.
Analisis data merupakan suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam
pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja seperti yang didasarkan oleh data. Untuk menghindari kesalahan atau kesalahan data
yang terkumpul, perlu dilakukan pengecekan keabsahan data. Pengecekan keabsahan data didasarkan
pada kriteria derajat kepercayaan/kredibility dengan teknik trianggulasi. Trianggulasi merupakan
teknik pengecekan keabsahan data yang didasarkan pada sesuatu di luar data untuk mengecek atau
sebagai pembanding terhadap data yang telah ada. (Moleong, 2000)
Dalam analisis data, penulis menggunakan teknik deskriptif komparatif yaitu membandingkan
keadaan kondisi awal dengan tindakan pertama (siklus pertama) dan membandingkan dengan
tindakan kedua (siklus kedua), terhadap kompetensi tenaga administrasi sekolah untuk kepentingan
analisis data peneliti terlebih dahulu memberikan skor melalui indikator-indikator untuk mengungkap
tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dengan mengadakan pengamatan menggunakan
pedoman pengamatan, dari hasil evaluasi tersebut akan diketahui tingkat keefektifan pelaksanaan
pembimbingan berkelanjutan, apakah ada peningkatan yang signifikan antara pemberian
pembimbingan berkelanjutan dengan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah, selain itu hasil
analisis tersebut juga memberikan gambaran atau deskriptif bagaimana meningkatkan kompetensi
tenaga administrasi sekolah . Bagaimana pula pelaksanaan pembimbingan berkelanjutan dalam setiap
siklus. Dan hasil analisis tersebut dapat dijadikan bahan refleksi dan penelitian dan untuk
mengembangkan rekomendasi.
Pada penelitian ini analisis data menggunakan : Analisis Data tingkat kompetensi tenaga
administrasi sekolah Analisis tersebut dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menghitung skor yang diperoleh tenaga administrasi sekolah dengan norma dan tabel penelitian
b. Menghitung skor tertinggi, terendah.
c. Menghitung tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah.
d. Menghitung persentase kompetensi tenaga administrasi sekolah dengan rumus :
Untuk menghitung persentase kompetensi tenaga administrasi sekolah dengan analisis statistik
deskriptif :
Jumlah Skor Total
Nilai Akhir ( NA ) = X100
Jumlah Skor Maksimal

Sedangkan untuk tabel penskoran dan katagori tingkat kompetensi adalah sebagai berikut :
Tabel penskoran Katagori
0 = Tidak ada 91 - 100 = A ( Amat Baik )
1 = Ada tidak lengkap 81 - 90 = B ( Baik )
2 = Ada cukup lengkap 71 - 80 = C ( Cukup )
3 = Ada lengkap 61 - 70 = D ( Kurang )
4 = Ada lebih lengkap ≤ 60 = E ( Sangat Kurang )

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sebagai indikator penilaian peningkatan
kompetensi tenaga administrasi sekolah di SMP Negeri 2 Punggelan, Kabupaten Banjarnegara dapat
dilihat dari hasil indikator kompetensi tersebut, untuk dapat melihat keberhasilan dari pelaksanaan
tindakan dalam penelitian ini maka perlu ditetapkan target pencapaian kompetensi. Di mana dalam
penelitian ini tindakan pembimbingan kepala sekolah dikatakan berhasil meningkatkan kompetensi
tenaga administrasi sekolah apabila dengan pelaksanaan tindakan tersebut mampu Meningkatkan

MENIGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMPN 1 ANGGABERI DALAM MENYUSUN


ADMINISTRASI PEMBELAJARAN MELALUI SUVERVISI KLINIS 5
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

kompetensi tenaga administrasi sekolah menjadi rata – rata 81% - 90% ( Katagori Baik ) dari rata-
rata 57,61% ( Katagori Sangat Kurang )
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan sekolah terdiri dari
2 siklus. Prosedur umum penelitian ini melalui tahapan planning, acting, observing dan reflecting,
keempat tahapan tersebut harus dilaksanakan agar kegiatan pembimbingan ini dapat berlangsung
secara utuh dan menghasilkan data sesuai dengan tujuan penelitian ini.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, karena
penelitian ini dilaksanakan berangkat dari permasalahan pengelolaan administrasi di sekolah,
kemudian ditindak lanjuti dengan penerapan suatu tindakan pembimbingan kemudian direfleksi,
dianalisis dan dilakukan penerapan kembali pada siklus-siklus berikutnya, setelah dilaksanakan revisi
berdasarkan temuan saat refleksi.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan, yaitu peneliti berusaha untuk
menerapkan suatu tindakan sebagai upaya perbaikan untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
Karena penelitian dilaksanakan dengan setting sekolah, maka disebut penelitian tindakan sekolah
(school Action Research).
Lokasi penelitian tindakan kelas ini yaitu SMP Negeri 2 Punggelan, Kabupaten Banjarnegara.
Dalam penelitian tindakan sekolah ini menggunakan dua teknik analisis data dengan memperhatikan
jenis data yang dikumpulkan, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif
terhadap data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengisian instrumen sesuai dengan data yang ada di
sekolah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembimbingan berkelanjutan yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
administrasi sekolah, merupakan penelitian tindakan yang pelaksanaannya melalui beberapa siklus,
yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian ini tergolong sebagai penelitian kolaboratif, karena dalam
pelaksanaannya diperlukan kerja sama terpadu antara peneliti dengan pihak-pihak yang terkait.
Langkah-langkah yang ditempuh adalah menetapkan aspek-aspek yang diteliti, upaya yang
harus ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian yang sudah ditetapkan, serta melakukan
pengamatan dan mencatat hasilnya, yang semuanya terkait dengan bagaimana upaya meningkatkan
kompetensi tenaga administrasi sekolah melalui pembimbingan berkelanjutan
Dari hasil observasi/pengamatan terhadap sepuluh orang tenaga administrasi dan studi
dokumentasi terhadap data administrasi yang meliputi administrasi kepegawaian, keuangan, sarana
dan prasarana, hubungan masyarakat, persuratan dan pengarsipan, kesiswaan, kurikulum dan
layanan khusus SMP Negeri 2 Punggelan, belum memiliki kompetensi yang maksimal hal ini dapat
di lihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2. Kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi sekolah pada
kondisi awal / pra siklus :
No. Tenaga Administrasi Sekolah Kompetensi awal / pra siklus (%) Katagori
1 Urusan Kepegawaian 61.67 D (Kurang)
2 Urusan Keuangan 71.43 C (Cukup)
3 Urusan Sarpras 61.36 D (Kurang)
4 Urusan Humas 57.50 E (Sangat Kurang)
5 Urusan Surat&arsip 62.50 D (Kurang)
6 Urusan Kesiswaan 55.36 E (Sangat Kurang)
7 Urusan Kurikulum 61.36 D (Kurang)
8 Urusan Lay. Khusus 29.69 E (Sangat Kurang)
Rata - Rata 57.61 E (Sangat Kurang)

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH MELALUI


6 PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Dari tabel 2. tersebut di atas dapat dilihat rata – rata tingkat kompetensi tenaga administrasi
pada kondisi awal atau awal siklus adalah 57,61% (Katagori sangat kurang), dengan hasil tersebut
perlu diadakan optimalisasi pembimbingan agar kompetensi tenaga administrasi sekolah dapat
meningkat.

Siklus I
Pada tahap rancangan tindakan siklus I, dilakukan penyusunan atau pengadaan instrumen
yang akan digunakan pada tahap pelaksanaan tindakan siklus I. Adapun kegiatan yang dilakukan
dalam tahap perencanaan antara lain adalah sebagai berikut : a). Menyusun instrumen identifikasi
kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi sekolah. b). Mengidentifikasi
kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian melalui
pengisian instrumen. c). Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I.
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I yaitu melakukan pembimbingan
tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 24 tahun 2008.
Pembimbingan dilakukan selama tiga minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali pertemuan.
Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga administrasi sekolah atau saat
jam istirahat, lama pembimbingan adalah 60 – 90 menit.
Pada tahap monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus I, tenaga administrasi sekolah
yang menjadi peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monitoring dan evaluasi
pelaksanaan tindakan siklus I. sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang
cara pengisian instrumen, dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan tidak mempengaruhi penilaian
kompetensi mereka.
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan
tindakan siklus I melalui pengisian instrumen monev 1 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3 : Peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah pada tindakan siklus I
Kompetens Kompeten Peningkatan
Tenaga Administrasi
No. i awal/pra si siklus I Kompetensi Katagori
Sekolah
siklus (%) (%) (%)
1 Urusan Kepegawaian 61.67 78.33 16.67 C (Cukup)
2 Urusan Keuangan 71.43 82.14 10.71 B (Baik)
3 Urusan Sarpras 61.36 75.00 13.64 C (Cukup)
4 Urusan Humas 57.50 70.00 12.50 D (Kurang)
5 Urusan Surat & arsip 62.50 72.92 10.42 C (Cukup)
6 Urusan Kesiswaan 55.36 71.43 16.07 C (Cukup)
7 Urusan Kurikulum 61.36 72.73 11.36 C (Cukup)
8 Urusan Lay. Khusus 29.69 60.94 31.25 E (Sangat Kurang)
Rata - Rata 57.61 72.94 15.33 C (Cukup)

Berikut dapat dilihat peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam bentuk grafik
adalah sebagai berikut :
Grafik 1 : Peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah pada tindakan siklus I

MENIGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMPN 1 ANGGABERI DALAM MENYUSUN


ADMINISTRASI PEMBELAJARAN MELALUI SUVERVISI KLINIS 7
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Rata - rata peningkatan kompetensi


Tenaga Administrasi Sekolah

Pra Siklus Siklus I


82,14
78,33
75,00 72,92
71,43 71,43 72,73
70,00
61,67 61,36 62,50 61,36 60,94
57,50 55,36

29,69

Urusan Urusan Urusan Urusan Humas Urusan Urusan Urusan Urusan Lay.
Kepegawaian Keuangan Sarpras Surat&arsip Kesiswaan Kurikulum Khusus

Siklus II
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus 1 diperoleh bahwa tenaga administrasi masih
memiliki kompetensi yang rendah pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama yang berkaitan
dengan pemanfaatan TIK dalam pengelolaan administrasi sekolah.
Untuk itu, pada rancangan kegiatan siklus II akan difokuskan pada usaha pembimbingan pada
kompetensi-kompetensi tersebut. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan
tindakan siklus II antara lain adalah penyusunan atau pengadaan instrumen yang akan digunakan
pada tahap pelaksanaan tindakan siklus II. Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap
perencanaan antara lain adalah sebagai berikut : a). Menyusun instrumen identifikasi kompetensi
tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi sekolah. b). Mengidentifikasi kompetensi
tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian melalui pengisian instrumen.
c). Menyusun instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II.
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II yaitu melakukan pembimbingan
tenaga administrasi berdasarkan pada kompetensi yang masih kurang atau rendah berdasarkan
analisis hasil kegiatan monitoring dan evaluasi 1.
Pembimbingan dilakukan paling lama tiga minggu dengan jumlah pertemuan minimal 4 kali
pertemuan. Pelaksanaan bimbingan dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga administrasi
sekolah atau saat jam istirahat yang berkisar 60 – 90 menit
Pada tahap monev pelaksanaan tindakan siklus II, tenaga administrasi sekolah yang menjadi
peserta pembimbingan melakukan pengisian instrumen monitoring dan evaluasi pelaksanaan
tindakan siklus II. Sebelum melakukan pengisian instrumen diberikan penjelasan tentang cara
pengisian instrumen. Dijelaskan pula bahwa apapun yang diisikan pada instrumen tersebut tidak akan
mempengaruhi penilaian kompetensi mereka.
Berdasarkan analisis hasil pelaksanaan pembimbingan yang dilakukan pada pelaksanaan
tindakan siklus II melalui pengisian instrumen monev 2 diperoleh hasil sebagai berikut:

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH MELALUI


8 PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Tabel 4 : Peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah tindakan siklus II


Tenaga Administrasi Kompetensi Kompetensi Peningkatan
No. Katagori
Sekolah siklus 1 (%) siklus 2 (%) Kompetensi (%)
1 Urusan Kepegawaian 78.33 95.00 16.67 A (Amat Baik)
2 Urusan Keuangan 82.14 92.86 10.71 A (Amat Baik)
3 Urusan Sarpras 75.00 86.36 11.36 B (Baik)
4 Urusan Humas 70.00 85.00 15.00 B (Baik)
5 Urusan Surat & arsip 72.92 87.50 14.58 B (Baik)
6 Urusan Kesiswaan 71.43 83.93 12.50 B (Baik)
7 Urusan Kurikulum 72.73 90.91 18.18 B (Baik)
8 Urusan Lay. Khusus 60.94 89.06 28.13 B (Baik)
Rata - Rata 72.94 88.83 15.89 B (Baik)

Berikut dapat dilihat peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam grafik di
bawah ini :
Grafik 2 : Peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah pada tindakan siklus II

Rata - rata peningkatan kompetensi


Tenaga Administrasi Sekolah

Siklus I Siklus II
95,00 92,86 90,91
86,36 85,00 87,50 89,06
82,14 83,93
78,33 75,00
70,00 72,92 71,43 72,73
60,94

Urusan Urusan Urusan Urusan Urusan Urusan Urusan Urusan Lay.


Kepegawaian Keuangan Sarpras Humas Surat&arsip Kesiswaan Kurikulum Khusus

Pembahasan Tiap dan Antar Siklus


Pembahasan Siklus 1
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I yaitu melakukan pembimbingan
tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak
memenuhi standar kompetensi pada pra siklus atau siklus awal.
Pada siklus I ini di dilaksanakan selama empat kali pembimbingan. Kegiatan yang dilakukan
pada pelaksanaan tindakan siklus I yaitu melakukan pembimbingan tenaga administrasi berdasarkan
hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak memenuhi standar kompetensi pada
pra siklus atau siklus awal.
Pada Siklus I ini peneliti sudah langsung menerapkan pendekatan pembimbingan secara
kelompok maupun individual. Dari hasil penelitian di pertemuan di Siklus I ini peneliti sudah
menemukan hasil yang positif. Hal ini terbukti dengan adanya tanggapan tenaga administrasi
sekolah yang positif terhadap pembimbingan yang di lakukan kepalas sekolah serta adanya
peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah.
Hasil penelitian tindakan sekolah yang dilakukan melalui pembimbingan berkelanjutan
memiliki dampak positif dalam meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah. Dengan
dilakukan revisi setiap siklus didapat hasil yang lebih baik dari siklus sebelumnya. Adapun

MENIGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMPN 1 ANGGABERI DALAM MENYUSUN


ADMINISTRASI PEMBELAJARAN MELALUI SUVERVISI KLINIS 9
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

peningkatan/perbandingan hasil pembimbingan berkelanjutan terhadap kompetensi tenaga


administrasi sekolah dari pra siklus dan akhir siklus I adalah sebagai berikut :
Tabel 5 : Perbandingan rata – rata peningkatan kompetensi pada siklus awal / pra siklus dan
siklus I
Peningkatan kompetensi
Kompetensi awal/pra siklus (%) Kompetensi siklus I (%)
(%)
57.61 72.94 15.33

Tabel 5 memperlihatkan tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola


administrasi sekolah setelah mengikuti pembimbingan siklus pertama naik dari 57,61% menjadi
72,94%. Peningkatan kompetensi sebesar 15,33% menunjukkan adanya hasil jerih payah kepala
sekolah sebagai manajer dalam melakukan pembimbingan dan menjalankan tugasnya
mengembangkan kompetensi tenaga administrasi sekolah.
Dalam hasil refleksi disimpulkan bahwa tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah baru
terentaskan 1 orang tenaga administrasi sekolah yaitu urusan pengelolaan keuangan dengan katagori
baik (82,14%), sedangkan sisanya 9 orang tenaga administrasi sekolah masih dalam katagori cukup,
kurang dan sangat kurang karena indikator keberhasilan adalah di atas 81%.
Keputusan hasil refleksi tenaga administrasi sekolah agar menyempurnakan dengan membuat
komitmen tertulis kepada kepala sekolah secara tegas. Tenaga administrasi sekolah didorong untuk
memikul komitmen terhadap rencana dan ada baiknya ditegaskan dalam bentuk tertulis.
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan siklus I diperoleh bahwa tenaga administrasi masih
memiliki kompetensi yang rendah pada kompetensi-kompetensi tertentu terutama yang berkaitan
dengan pemanfaatan TIK dalam pengelolaan administrasi sekolah.
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II yaitu melakukan pembimbingan
tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak
memenuhi standar kompetensi pada siklus I
Pembahasan Siklus II
Pada siklus II ini di dilaksanakan selama empat kali pembimbingan. Pelaksanaan bimbingan
dilakukan diwaktu-waktu lowongnya tenaga administrasi sekolah atau saat jam istirahat yang berkisar
60 – 90 menit
Kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus II yaitu melakukan pembimbingan
tenaga administrasi berdasarkan hasil identifikasi kompetensi yang dianggap rendah atau tidak
memenuhi standar kompetensi pada siklus I
Pada Siklus II ini peneliti sudah langsung menerapkan pendekatan pembimbingan secara
kelompok maupun individual khususnya yang berhubungan TIK. Dari hasil penelitian di pertemuan
di Siklus II ini peneliti sudah menemukan hasil yang positif. Hal ini terbukti dengan penggunaan
TIK dalam mengelola administrasi sekolah serta adanya peningkatan kompetensi tenaga administrasi
sekolah.
Adapun peningkatan/perbandingan hasil pembimbingan berkelanjutan terhadap kompetensi
tenaga administrasi sekolah dari siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 6 : Perbandingan rata – rata peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah siklus
I dan siklus II
Peningkatan kompetensi
Kompetensi siklus I (%) Kompetensi siklus II (%)
(%)
72.94 88.83 15.89

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH MELALUI


10 PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

Tabel 6 menunjukkan rata – rata tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam
mengelola administrasi sekolah setelah mengikuti pembimbingan yang kedua naik dari 72,94%
menjadi 88,83%. kompetensi 88,83% sudah termasuk kategori kompetensi baik. Peningkatan
kompetensi tenaga administrasi sekolah menunjukkan adanya peningkatan yaitu sebesar 15,89%
Dalam hasil refleksi disimpulkan bahwa tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah sudah
dapat terentaskan semua yaitu dengan rata – rata tingkat kompetensi 88,83% dengan perincian 2 orang
untuk pengelolaan urusan kepegawaian dan keuangan memiliki nilai dengan katagori sangat baik dan
lainnya dengan katagori baik dan sudah berhasil karena indikator keberhasilan adalah di atas 81%.
(Katagori baik)
Berdasar hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa pembimbingan berkelanjutan terhadap
tenaga administrasi sekolah dapat meningkatkan tingkat kompetensi. Hal ini tersebut terbukti secara
berkesinambungan antara siklus I dan siklus II yang menunjukan kedua variabel tersebut mengalami
kenaikan.
Adapun peningkatan/perbandingan hasil pembimbingan berkelanjutan terhadap kompetensi
tenaga administrasi sekolah dari pra awal/pra, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut :
Tabel 7 : Perbandingan rata – rata peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah dari
awal/pra siklus, siklus I dan siklus II
Kompetensi awal/pra siklus (%) Kompetensi siklus I (%) Kompetensi siklus II (%)

57.61 72.94 88.83

Untuk lebih jelasnya kenaikan kedisiplinan masuk sekolah dari kondisi awal, siklus I, siklus II
dapat disajikan dalam grafik sebagai berikut :
Grafik 3 : Rata-rata Peningkatan kompetensi tenaga administrasi sekolah pada awal/pra siklus,
tindakan siklus I dan II

Rata-rata peningkatan kompetensi awal/pra siklus, siklus I dan


siklus II
88,83

72,94

57,61

Kompetensi awal / pra Kompetensi siklus I (%) Kompetensi siklus II (%)


siklus (%)
Dari grafik: 3 menunjukkan rata – rata tingkat kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam
mengelola administrasi sekolah setelah mengikuti pembimbingan mengalami kenaikan 15,33% dari
kondisi awal 57,61% menjadi 72,94% pada siklus I dan mengalami kenaikan 15,89% dari 72,94%
pada siklus I menjadi 88,83% pada siklus II, serta mengalami kenaikan 31,22% dari 57,61% pada pra
siklus dan 88,83% pada siklus II Kompetensi 88,83% sudah termasuk kategori kompetensi baik.

MENIGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMPN 1 ANGGABERI DALAM MENYUSUN


ADMINISTRASI PEMBELAJARAN MELALUI SUVERVISI KLINIS 11
Joko Sulistiyono
Jurnal Inovasi Pembelajaran Karakter (JIPK) Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2021

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan sekolah dengan menerapkan pembimbingan
berkelanjutan dapat disimpulkan bahwa :
1. Kompetensi tenaga administrasi sekolah dalam mengelola administrasi kepegawaian dapat
ditingkatkan melalui pembimbingan berkelanjutan oleh kepala sekolah secara rutin dan
berkesinambungan.
2. Tingkat kompetensi yang dimiliki tenaga administrasi sekolah ikut menentukan keberhasilan
sekolah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Di samping adanya pembimbingan oleh Kepala Sekolah, tenaga administrasi sekolah perlu
diikutsertakan dalam pelatihan pelatihan atau bimbingan teknis khususnya yang berhubungan
dengan TIK.
4. Untuk meningkatkan kompetensi tenaga administrasi sekolah agar lebih optimal dengan
melaksanakan in house training. Dengan mengundang narasumber selanjutnya diminta untuk
memberikan bimbingan terkait dengan pelaksanaan tugas tenaga administrasi sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2019. Supervisi dan Penilaian Kinerja
Tenaga Kependidikan (MPPKS-PKT)
Direktorat Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Jenderal Guru Dan
Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan 2017. Panduan Kerja tenaga
Administrasi Sekolah/Madrasah, 2017
Furchan, A.1982. Pengantar penelitian dalam Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Lexy. J. Moleong, (2000) Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja. Posdayakarya
Permendiknas nomor 24 tahun 2008. Tentang standar administrasi sekolah
Permendiknas nomor 13 tahun 2007. Tentang standar kompetensi Kepala Sekolah
Purwanto. 2007. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sahertian, P.A. 1985. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Sahertian, P.A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber
Daya Manusia. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Sugiyono. 2003. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.
Dahono. (2015). Peningkatan Peran Kepala Sekolah sebagai Supervisor Melalui Bimbingan Berkelanjutan di
Gugus 70 85 70 94 0 20 40 60 80 100 Siklus I Siklus II Kompetensi Supervisi Akademik Bimbingan
Berkelanjutan JURNAL VIDYA KARYA | VOLUME 34, NOMOR 1, APRIL 2019 46 Ki Hajar
Dewantara UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kledung. Jurnal Pendidikan dan Profesi pendidik, 1(1),
73-92.
Syarifuddin, 2011, Meningkatkan Kompetensi Tenaga Administrasi Sekolah (Tas) Dalam Mengelola
Administrasi Kepegawaian Melalui Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer, laporan akhir kegiatan On
The Job Learning pada Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala Sekolah, Jeneponto, Sulawesi Selatan
Puardi, 2018. Upaya Peningkatan Kompetensi Staf Tata Usaha Dalam Mengelola Administrasi Kepegawaian
Melalui Pendampingan Di SMA Negeri Sungai Beremas, jurnal Manajemen Pendidikan, Vol 03. No 01
th.2018, Pasaman Barat, Sumatera Barat

UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH MELALUI


12 PEMBIMBINGAN BERKELANJUTAN
Joko Sulistiyono

You might also like