Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 8

KAMPURUI JURNAL Faktor-Faktor yang Berhubungan

KESEHATAN MASYARAKAT dengan Angka Kejadian TB Paru


Kota Baubau
Nuzul Yustian1), Wahyuddin2), LD. Yusman
Muriman3)
https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/ 1)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
index.php/kesmas
Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau,
Indonesia
e-ISSN: 2549-6654 2)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
P-ISSN: 2338-610x Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau,
Indonesia
Keywords: Health Facilities, Health Services, 3)
Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pilmonary TB Incidence Rate, Role of Health Officers Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau,
Indonesia
Kata kunci: Angka Kejadian TB Paru, Fasilitas
Kesehatan, Layanan Kesehatan, Peran Petugas Dikirim:
Kesehatan Direvisi:
Disetujui:

Korespondensi Penulis: ABSTRACT


nuzulyustian@gmail.com In Baubau City the incidence of pulmonary
TB can be said to be still quite high with the
number of detected cases being 202 cases
spread across 17 health centers in Baubau City
with Wajo Health Center as the health center
PENERBIT with the highest incidence rate of 32 cases. The
purpose of this study was to determine the
Fakultas relationship between health facilities, health
services and the role of health workers with the
incidence of pulmonary TB in Baubau City. The
research used is an analytic survey with a cross
Kesehatan Masyarakat Universitas Dayanu sectional study design. The population is 35
Ikhsanuddin people. The sample amounted to 35 people with
a sampling technique that is total sampling. The
Alamat: Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124,
data analysis used is univariate and bivariate
Baubau 93724
analysis. The results showed that health
facilities with p = 0.536 = 0.05, health services
with p = 0.536 = 0.05, the role of health workers
with p = 0.463 = 0.05 and the role of field
officers with p = 0.034 = 0.05. The conclusion is
that there is no relationship between health
facilities, health services, and the role of health
workers, with the incidence of pulmonary TB in
Baubau City and there is a relationship between
the role of field officers and the incidence of
pulmonary TB in Baubau City. Suggestions for
officers, even though the role as an officer has
been carried out, it is better if the role as a
health worker is carried out regularly, so that
the spread of TB can be suppressed

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 1


INTISARI yang sekarang diperingati setiap tahun
Di Kota Baubau angka kejadian TB paru sebagai Hari TB Sedunia. Secara keseluruhan,
dapat dikatakan masih cukup tinggi dengan sekitar 90% kasus terjadi di kalangan orang
jumlah kasus terdeteksi adalah 202 kasus dewasa, dengan lebih banyak kasus di antara
yang tersebar di 17 Puskesmas yang ada di pria daripada wanita. Itu rasio pria : wanita di
Kota Baubau dengan Puskesmas Wajo sebagai antara orang dewasa adalah sekitar 2 : 1
Puskesmas dengan angka kejadian tertinggi (WHO, 2021).
yakni 32 kasus. Tujuan Penelitian ini untuk Tuberkulosis merupakan salah satu dari
mengetahui hubungan antara fasilitas 10 penyakit yang menyebabkan kematian
kesehatan, layanan kesehatan dan faktor terbesar di dunia. Berdasarkan Global Report
peran petugas kesehatan dengan angka TB tahun 2019, angka kesakitan tuberkulosis
kejadian TB Paru di Kota Baubau. Penelitian pada 2018 mencapai 10.000.000 orang.
yang digunakan adalah survey analitik dengan Sedangkan untuk kasus kematian tuberkulosis
rancangan cross sectional study. Populasi mencapai 1.500.000 jiwa. Secara global,
sebanyak 35 orang. Sampel berjumlah 35 diperkirakan 10 juta (kisaran 8,9 - 11 juta)
orang dengan teknik pengambilan sampel orang jatuh sakit dengan TB pada 2019.
yaitu total sampling. Analisis data yang Delapan negara menyumbang dua pertiga dari
digunakan adalah analisis univariat dan total global: India (26%), Indonesia (8,5%),
bivariat. Hasil penelitian diperoleh fasilitas China (8,4%), Filipina (6,0%), Pakistan
Kkesehatan dengan nilai p = 0.536 ≥ α = 0.05, (5,7%), Nigeria (4,4%), Bangladesh ( 3,6%)
layanan kesehatan dengan nilai p = 0.536 ≥ α = dan Afrika Selatan (3,6%) (4) (WHO, 2021).
0.05, peran petugas kesehatan dengan nilai p = Di Indonesia, prevalensi kasus baru TB
0.463 ≥ α = 0.05 dan Peran Petugas Lapangan berjumlah 420.994 kasus di tahun 2017. Jika
dengan nilai p = 0.034 ≤ α = 0.05. Kesimpulan, melihat data WHO tahun 2019 menyebutkan,
yaitu tidak ada hubungan antara fasilitas jumlah estimasi kasus TB di Indonesia
kesehatan, layanan kesehatan, serta peran sebanyak 845.000 orang. Jumlah ini
petugas kesehatan, dengan angka kejadian TB meningkat dari sebelumnya sebanyak 843.000
Paru Kota Baubau dan ada hubungan antara orang. Ini menempatkan Indonesia sebagai
peran petugas lapangan dengan angka salah satu negara penyumbang 60% dari
kejadian TB Paru Kota Baubau. Saran bagi seluruh kasus TB dunia. Berdasarkan survei,
petugas, walapun peran sebagai petugas persebaran kasus TB pada laki-laki 3 kali lebih
sudah dilakukan, ada baiknya jika melakukan tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu
peranan sebagai tenaga kesehatan dilakukan juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini
secara rutin, agar penyebaran TB dapat terjadi karena laki-laki lebih terpapar pada
ditekan faktor risiko TB misalnya perilaku merokok
dan kurangnya kepatuhan minum obat. Survei
1. PENDAHULUAN tersebut menunjukkan bahwa dari seluruh
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit partisipan laki-laki yang merokok berjumlah
menular yang diakibatkan oleh sejenis bakteri 68,5% dan hanya 3,7% partisipan
yakni Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini perempuan yang merokok (Kemenkes, 2018).
umumnya menyerang paru-paru atau lebih Provinsi Sulawesi Tenggara menangani
sering dikenal dengan istilah TB paru, selain pasien positif TB berjumlah 282 pasien. Dari
itu bakteri ini dapat pula dapat menginfeksi data tersebut terbagi menjadi dua kategori
area lain atau biasa dikenal dengan TB luar penyakit TB yaitu TB Multi drug resistant
paru. TB sejatinya merupakan penyakit lama. (MDR) dan TB biasa. Dibawah ini persebaran
Berbagai macam Studi pada kerangka manusia pasien positif TB di Sultra yang ditangani
menunjukkan bahwa ia telah mempengaruhi RSUD Bahteramas, TB MDR terdapat 28 pasie
manusia selama ribuan tahun. Penyebabnya dan TB biasa terdapat 254 pasien (Andika,
tidak diketahui sampai 24 Maret 1882, 2016).
ketika Dr Robert Koch mengumumkan bahwa Data kasus TB di Kota Baubau pada tahun
dia telah menemukan sejenis bakteri, yakni 2017 jumlah kasus penderita positif TB (BTA
Mycobacterium tuberculosis, sebuah acara +) sebanyak 230 orang, pada tahun 2018

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 2


kasus penderita positif TB mengalami orang (88.6%). Karakteristik responden
peningkatan kasus dari 230 orang menjadi berdasarkan kategori umur yang paling
363 orang, dan pada tahun 2019 kasus banyak adalah kategori umur 27-31 tahun
penderita postif TB mengalami penurunan yakni sebanyak 12 orang (34%) dan
dari 363 orang menjadi 318 orang, lalu pada karakteristik responden berdasarkan umur
tahun 2020, kasus TB mengalami penurunan paling sedikit adalah kategori umur 47-51
kembali, menjadi 202 orang. (Dinkes Kota tahun yakni sebanyak 1 orang (3%).
Baubau, 2020). Berdasarkan data yang telah Karakteristik responden berdasarkan
diperoleh, ada beberapa faktor yang dapat tingkat pendidikan paling banyak adalah
mempengaruhi peningkatan dan penurunan responden yang berpendidikan D3 sebanyak
angka kejadian TB Paru. Oleh sebab itu 21 orang (60%) dan yang paling sedikit adalah
peneliti pun tertarik untuk mengetahui responden yang berpendidikan S1 sebanyak
hubungan antara fasilitas kesehatan, layanan 14 orang (40%). Karakteristik reponden
kesehatan dan faktor peran petugas kesehatan waktu tempuh dengan jumlah dan presentase
dengan angka kejadian TB Paru di Kota tertinggi yakni 5 menit sebanyak 10 (28,6%)
Baubau. dan paling sedikit adalah 1, 3, 6, 7, dan 19
2. METODE PENELITIAN menit dengan masing-masing sebanyak 1
Penelitian yang dipakai adalah survey (2,9%).
analitik dengan rancangan cross sectional
study. Penelitian ini dilakukan pada April s.d Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Mei 2021 di wilayah kerja Dinas Kesehatan Karakteristik
n %
Kota Baubau (seluruh Puskesmas di Kota Responden
Baubau). Populasi dalam penelitian ini adalah Jenis Kelamin
Laki-Laki 4 11,4
keseluruhan programmer TB beserta
Perempuan 31 88,6
pendamping di seluruh Puskesmas di Kota
Umur
Baubau, serta petugas Wasor TB di Dinas 22-26 7 20
Kesehatan Kota Baubau sebanyak 35 orang 27-31 12 34
dan teknik penarikan sampel menggunakan 32-36 4 11
teknik total sampling, dimana jumlah 37-41 8 23
keseluruhan dari populasi dijadikan sampel 42-46 3 9
dari penelitian ini. Variabel yang diteliti pada 47-51 1 3
penelitian ini adalah faktor fasilitas kesehatan, Pendidikan
layanan kesehatan, serta faktor peran petugas D3 21 60
kesehatan dengan angka kejadian TB Paru. S1 14 40
Pengumpulan data melalui data primer yang Waktu Tempuh
1 menit 1 2,9
diperoleh dari instrumen penelitian dalam hal
3 menit 1 2,9
ini menggunakan lembar kuisioner dan data 5 menit 10 28,6
sekunder yang diperoleh dari kantor atau 6 menit 1 2,9
instansi yang berkaitan dengan penelitian ini 7 menit 1 2,9
yaitu kantor Dinas Kesehatan Kota Baubau. 10 menit 5 14,3
Pengelolaan data dilakukan dengan 15 menit 7 20,0
menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan 19 menit 1 2,9
SPSS versi 22.0. Analisis yang digunakan pada 20 menit 2 5,7
penelitian ini adalah analisis univariat dan 30 menit 6 17,1
analisis bivariat (dengan uji chi square). Sumber: Data Primer, 2021

3. HASIL Tabel 2 dibawah ini distribusi frekuensi


ANALISIS UNIVARIAT responden berdasarkan fasilitas kesehatan
menunjukkan bahwa mayoritas responden
Tabel 1 di bawah ini menunjukkan
fasilitas kesehatan menjawab cukup, yakni
distribusi karakteristik responden
sebanyak 31 orang (88,6%), dan fasilitas
berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak
kesehatan yang kurang, sebanyak 4 orang
4 orang (11,4%) dan perempuan sebanyak 31
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 3
(11,4%. Distribusi frekuensi responden α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan
berdasarkan layanan kesehatan menunjukkan antara layanan kesehatan dengan kejadian TB
bahwa mayoritas responden menjawab cukup, paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-square
yakni sebanyak 20 orang (57,1%), dan fasilitas menunjukkan niali signifikan p-value = 0.463 >
kesehatan yang kurang, sebanyak 15 orang α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan
(42,9%). antara peran petugas kesehatan dengan
Distribusi frekuensi responden kejadian TB paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-
berdasarkan peran petugas kesehatan square menunjukkan niali signifikan p-value =
menunjukkan bahwa mayoritas responden 0.034 > α = 0,05 yang berarti terdapat
menjawab kurang, yakni 30 orang (85,7%), hubungan antara peran petugas lapangan
sedangkan yang menjawab cukup, yakni 5 dengan kejadian TB paru di Kota Baubau. Hasil
orang (14,3%). Distribusi frekuensi responden analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 3 di
berdasarkan peran petugas lapangan bawah ini
menunjukkan bahwa mayoritas responden Tabel 3. Factor-Faktor yang Berhubungan
menjawab cukup, yakni 32 orang (91,4%), dengan Angka Kejadian TB Paru Kota Baubau
sedangkan yang menjawab kurang yakni Angka Kejadian TB Paru
sebanyak 3 orang (8,6%). Tidak Tidak Jumlah
Variabel
Distribusi frekuensi responden Terkendali Terkendali
n % n % N %
berdasarkan angka kejadian TB Paru
Fasilitas Kesehatan
menunjukan bahwa mayoritas responden
Kurang 3 8,6 0 0 3 8,6
kejadian TB paru berada pada rentang
Cukup 20 57,1 12 34,3 32 91,4
terkendali dengan 20 orang (57,1%) dan tidak p-value 0,536
terkendali dengan 15 orang (42,9%) Layanan Kesehatan
Kurang 2 5,7 0 0 2 5,7
Tabel 2, Distribusi Responden berdasarkan Cukup 21 60 12 34,3 33 94,3
Fasilitas Kesehatan, Layanan Kesehatan, Peran p-value 0,536
Petugas Kesehatan, Peran Petugas Lapangan, Peran Petugas Kesehatan
Angka Kejadian TB Paru Kurang 10 28,6 3 8,6 13 37,1
Variabel n % Cukup 13 37,1 9 25,7 22 62,9
Fasilitas Kesehatan p-value 0,463
Kurang 4 11,4 Peran Petugas Lapangan
Cukup 31 88,6 Kurang 0 0 3 8,6 3 8,6
Layanan Kesehatan Cukup 23 65,7 9 25,7 32 91,4
Kurang 15 42,9 p-value 0,034
Cukup 20 57,1
Sumber: Data Primer 2020
Peran Petugas Kesehatan
Kurang 30 85,7
Cukup 5 14,3 4. PEMBAHASAN
Peran Petugas Lapangan Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan
Kurang 3 8,6 Kejadian TB Paru di Kota Baubau
Cukup 32 91,4 Berdasarkan hasil penelitian yang telah
Angka Kejadian TB Paru dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya
Terkendali 20 57,1 hubungan antara fasilitas kesehatan dengan
Tidak Terkendali 15 42,9
angka kejadian TB paru di Kota Baubau
Sumber: Data Primer, 2021
dengan menggunakan uji Chi-square
menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 >
ANALISI BIVARIAT α = 0,05.
Berdasarkan hasil uji Chi-square Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > responden yang fasilitas kesehatan yang
α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan kurang sebanyak 3 responden (8,6%%)
antara fasilitas kesehatan dengan kejadian TB dengan angka kejadian TB paru yang tidak
paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-square terkendali dan terkendali sebanyak 0
menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > responden (0%), hal ini dikarenakan instansi
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 4
tempat responden bekerja ditinjau dari α = 0,05.
fasilitas kesehatan dalam penanganan kasus Berdasarkan hasil penelitian
TB yang kurang berkaitan dengan pot TB dan menunjukkan bahwa responden yang layanan
mikroskop yang tidak tersedia maka pihak kesehatan yang kurang sebanyak 2 responden
puskesmas melakukan antisipasi yakni (5,7%) dengan angka kejadian TB paru tidak
melakukan kerja sama dengan instansi lainnya terkendali sebanyak 2 responden (5,7%) dan
dalam hal ini yakni RSUD. terkendali sebanyak 0 responden (0%), hal ini
Sedangkan untuk responden yang fasilitas dikarenakan ada beberapa petugas TB yang
kesehatan yang cukup sebanyak 32 responden belum memahami tentang dan melaksanakan
(91,4%) dengan angka kejadian TB paru tidak pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan
terkendali sebanyak 20 responden (57,1%) mutu eksternal (PME) dan melaksanakan
dan terkendali sebanyak 12 responden peningkatan mutu yang merupakan bagian
(34,3%), hal ini dikarenakan instansi tempat dari SPO dalam pelayanan TB di puskesmas.
responden bekerja dalam kaitannya dengan Sedangkan untuk responden layanan
penanganan kasus TB paru berdasarkan kesehatan yang cukup sebanyak 33 responden
fasilitas kesehatan dalam menangani kasus (94,3%) dengan angka kejadian TB paru tidak
TB paru sudah lengkap, meskipun demikian terkendali sebanyak 21 responden (60%) dan
ada beberapa puskesmas yang pada terkendali sebanyak 12 responden (34,3%),
laboratoriumnya tidak memiliki pot TB dan hal ini dikarenakan semua tenaga kesehatan
ada pula yang tidak memiliki mikroskop untuk yang menangani pasien TB paru telah
pemeriksaan dahak suspek TB paru. Maka mengikuti pelatihan dalam menangani pasien
dalam kaitannya dengan angka kejadian TB TB paru minimal 1 kali dan dalam penanganan
Paru dapat dikatakan tidak berhubungan. pasien TB paru telah mengetahui tata cara dan
Fasilitas kesehatan adalah segala bentuk SOP dalam penanganan pasien TB paru.
kegiatan untuk memenuhi dan mendukung Layanan kesehatan yang terdepan dapat
kebutuhan pasien sesuai dengan standar terlihat dari kesiapan SDM, perencanaan, serta
operasional yang sudah di tentukan oleh keahlian SDM (pelatihan SDM) dalam
Kementrian Kesehatan menangani pasien. Pelayanan kesehatan
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan berdasarkan kebijakan dan
dilakukan oleh Parmelia, dkk (2019) dengan prosedur baku/Standar Prosedur Operasional
judul penelitian “Faktor yang berhubungan (SPO) untuk setiap tahap pemeriksaan
dengan kejadian putus obat pada pasien laboratorium: persiapan pasien, pengelolaan
Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kota contoh uji, pemeriksaan dan pelaporan.
Denpasar”, yakni pada faktor fasilitas Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
kesehatan yang menunjukkan bahwa tidak yang dilakukan oleh Dewi dan Selviana,
adanya hubungan yang signifikan dengan nilai (2018) di Sintang, dengan judul penelitian
p > 0,05. Pada penelitian tersebut, faktor “Faktor resiko dan spasial kasus TB Paru pada
fasilitas kesehatan yang tidak memiliki masyarakat terpencil di wilayah perbatasan
hubungan yakni keterjangkauan terhadap (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas
fasilitas kesehatan, hal ini berbeda dengan Sepauk Kabupaten Sintang)”, yakni pada
penelitian yang saya lakukan yakni faktor Pelayanan Kesehatan dengan nilai P >
ketersedian serta kelengkapan fasilitas 0.05. Pada penelitian ini, faktor pelayanan
kesehatan yang ada di puskesmas. kesehatan yang tidak berhubungan yaitu jarak
pelayanan kesehatan. Berdasarkan penelitian
Hubungan Layanan Kesehatan dengan tersebut bahwa pelayanan kesehatan harus
Angka Kejadian TB Paru di Kota Baubau dapat dicapai masyarakat, sehingga pelayanan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah kesehatan dapat beroperasi secara maksimal
dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya dalam melaksanakan program pelayanan
hubungan antara layanan kesehatan dengan kesehatan. Hal tersebut berbeda dengan apa
angka kejadian TB paru di Kota Baubau yang diteliti yakni pelayanan kesehatan yang
dengan menggunakan uji Chi-square dilakukan secara baik benar dan terstruktur
menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > berdasarkan SOP yang telah ditetapkan.

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 5


pola pelaporannya didalam SITT.
Hubungan Peran Petugas Kesehatan
dengan Angka Kejadian TB Paru di Kota Hubungan Peran Petugas Lapangan dengan
Baubau Angka Kejadian TB Paru di Kota Baubau
Berdasarkan asil penelitian yang telah Berdasarkan asil penelitian yang telah
dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya dilakukan, dikatahui bahwa ada hubungan
hubungan antara peran petugas dengan antara peran petugas lapangan dengan angka
angkakejadian TB paru di Kota Baubau dengan kejadian TB paru di Kota Baubau dengan
menggunakan uji Chi-square menunjukkan menggunakan uji Chi-square menunjukkan
nilai signifikan p-value = 0.463 > α = 0,05. nilai signifikan p-value = 0.034 < α = 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukan
menunjukkan bahwa responden dengan peran bahwa responden dengan peran petugas
petugas kesehatan yang kurang sebanyak 13 lapangan yang kurang sebanyak 3 responden
responden (37,1%) dengan angka kejadian TB (8,6%) dengan angka kejadian TB paru yang
paru yang tidak terkendali sebanyak 10 tidak terkendali sebanyak 0 responden (0%)
responden (28,6%) dan yang terkendali dan yang terkendali sebanyak 3 responden
sebanyak 3 responden (8,6%), hal tersebut di (8,6%) hal ini dikarenakan bahwa mayoritas
karenakan bahwa banyak petugas kesehatan responden telah melakukan semua poin yang
di instansi masing-masing banyak yang belum berhubungan dengan perannya namun pada
memahami alur pemeriksaan klinis dan pemantauan dan tracking kontak tidak
pemeriksaan bakteriologis dengan dilakukan secara rutin.
mikroskopis (TCM TB) dan ada pula yang Sedangkan untuk responden peran
kurang memahami bagaimana tata laksana petugas lapangan yang cukup sebanyak 32
akan akses untuk TCM TB itu sendiri. responden (91,4%) dengan angka kejadian TB
Sedangkan responden dengan peran paru yang tidak terkendali sebanyak 14
petugas kesehatan yang cukup sebanyak 22 responden (40%) dan yang terkendali
responden (62,9%) dengan angka kejadian TB sebanyak 18 responden (51,4%). Hal tersebut
paru yang tidak terkendali sebanyak 13 terjadi karena seluruh aspek yang
responden (37,1%) dan yang terkendali berhubungan dengan peranan petugas TB di
sebanyak 9 responden (25,7%). Hal ini lapangan telah dilaksanakan dengan baik,
diakibatkan karena mayoritas responden telah namun yang terjadi di lapangan menunjukkan
melakukan pelaporan SITT serta proses bahwa walaupun dengan peran yang
pengumpulan data di lapangan dilakukan dilakukan petugas kesehatan sudah
secara terstruktur dan lengkap. memadai, masih memungkinkan terjadinya
Peranan tenaga kesehatan adalah sebagai angka kejadian TB, olehnya itu sebaiknya
“penyembuh”. Harapan masyarakat ketika petugas kesehatan baiknya sering melakukan
berhadapan dengan tenaga kesehatan adalah kunjungan atau memberikan pelatihan dan
untuk memberikan solusi untuk edukasi bagi kader TB di masyarakat agar
menyelesaikan berbagai macam masalah dapat menekan dan menanggulangi TB yang
kesehatan yang dikeluhkan. terjadi.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Peran petugas lapangan, yakni penemuan
penelitian yang dilakukan oleh Sumartini kasus, pendampingan pasien, tracking kontak,
(2013) di Mataram, pada faktor pelatihan serta edukasi pasien sekaligus keluarga
TB/DOTS yang diperoleh tidak memiliki pasien.
hubungan dengan penemuan kasus TB Hasil penelitian ini sesuai dengan
dengan nilai p =0.093 > α. Penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Putri
meneliti tentang peranan petugas kesehatan Wulandini dkk (2020) di siak, dengan judul
sebagai agen dalam penemuan kasus TB, hal penelitian yakni “Hubungan Peran
ini berbeda dengan yang diteliti oleh Pengawasan Petugas Kesehatan Terhadap
peneliti, yakni peranan petugas kesehatan Kepatuhan Konsumsi Obat Pasien TBC di
dalam melaksanakan proses pemeriksaan Wilayah Kerja Puskesmas Parawang Kec.
pasien di sarana kesehatan serta bagaimana Tualang Kabupaten Siak”, yaitu pada faktor

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 6


pengawasan minum obat pasien TB dengan
nilai p value = 0,0001. Hasil penelitian ini juga Andika, F., & Rosdiana, E. (2016). Kepatuhan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di
Fauziah Andika (2016), dengan judul Puskesmas Trienggadeng Kabupaten Pidie
penelitian “Kepatuhan Berobat Pasien Jaya Treatment Compliance of
Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuberculosis Patients in Puskesmas
Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya” yakni Trienggadeng Pidie Jaya District. 2(1),
pada faktor peran petugas kesehatan dan 59–66.
peran PMO yang merupakan bagian dari peran Dewi, R. R. K., & Selviana, S (2018). FAKTOR
petugas dengan nilai p value = 0,021. RESIKO DAN SPASIAL KASUS TB PARU
Berdasarkan penelitian diatas diharapkan PADA MASYARAKAT TERPENCIL DI
kepada tenaga kesehatan dapat WILAYAH PERBATASAN (STUDI KASUS
meningkatkan peran untuk lebih peduli dalam DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
mengatasi Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru SEPAUK KABUPATEN SINTANG).
sehingga kejadian Tuberkulosis (TB) Paru Angewandte Chemie International Edition,
dapat teratasi dengan baik. Kemenkes RI. (2018). Tuberkulosis ( TB ).
Tuberkulosis, 1(april), 2018.
5. KESIMPULAN www.kemenkes.go.id
Berdasarkan hasil penelitian dapat Parmelia, M., Duarsa, D. P., & Komang Ayu
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan Kartika Sari. (2019). TUBERKULOSIS
antara fasilitas kesehatan, layanan kesehatan, PARU DI PUSKESMAS KOTA DENPASAR
peran petugas kesehatan dengan angka penganggulangan TB . Ketidaktuntasan
kejadian TB Paru di Kota Baubau dan terdapat pengobatan TB meningkatkan risiko
hubungan antara peran petugas lapangan terjadinya multi-drug resistance
dengan angka kejadian TB Paru di Kota Treatment default among pulmonary
Baubau. Hasil penelitian ini diharapkan dapat tuberculosis ( TB ) patients is one of the
digunakan untuk memotivasi dan dijadikan problems in overcoming tuberc. Jurnal
bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, Medika Udayana, 8(9).
khususnya yang berkaitan dengan faktor- Sumartini, N. P. (2013). PENINGKATAN
faktor yang berhubungan dengan angka PERAN PETUGAS KESEHATAN DALAM
kejadian TB Paru. Penelitian ini juga dapat PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB)
menjadi reverensi bagi instansi yang terkait BTA POSITIF MELALUI EDUKASI
dalam meningkatkan kesehatan dalam DENGAN PENDEKATAN THEORY OF
pencegahan penularan TB Paru kepada PLANNED BEHAVIOUR (TPB). Dosen
masyarakat. Penelitian ini memiliki Poltekkes Kemenkes Mataram Jurusan
keterbatasan yang dapat dijadikan bahan Keperawatan Abstrak, 138–155.
pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar WHO. (2021). WHO announces updates on new
mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik molecular assays for the diagnosis of
lagi. Adapun saran pada penelitian ini, bagi tuberculosis (TB) and drug resistance.
petugas kesehatan khususnya programer TB WHO.
di masing-masing Puskesmas di seluruh https://www.who.int/news/item/17-02-
jajaran lingkungan kerja Dinas Kesehatan Kota 2021-who-announces-updates-on-new-
Baubau hendaknya jika ada fasilitas penunjang molecular-assays-for-the-diagnosis-of-
pemeriksaan TB yang belum memadai, tuberculosis-(tb)-and-drug-resistance
alangkah baiknya jika dapat bekerja sama Wulandini, P., Saputra, R., Sartika, W., & ...
dengan instansi kesehatan lainnya (2020). Hubungan peran pengawasan
misalnya RSUD kemudian untuk pihak Dinas petugas kesehatan terhadap kepatuhan
kesehatan agar selalu memantau dan konsumsi obat pasien TBC Di wilayah
memberikan edukasi programer TB di kerja puskesmas Perawang Kec. Tualang
Puskesmas tentang pentingnya pemahaman Kabuupaten Siak. Jurnal Kesehatan …,
tentang SPO dan Prosedur Pemeriksaan TB. 3(3), 155–160.
DAFTAR PUSTAKA https://journal.unhas.ac.id/index.php/jk

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 7


mmunhas/article/view/12218

Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 8

You might also like