This document discusses factors related to the incidence of pulmonary tuberculosis (TB) in Baubau City, Indonesia. It finds that the incidence of pulmonary TB in Baubau City remains quite high, with 202 detected cases across the city's 17 health centers in 2017. The study aims to determine the relationship between health facilities, health services, and the role of health workers with the incidence of pulmonary TB. The results show there is no relationship between health facilities, health services, or the role of health workers, but there is a relationship between the role of field officers and the incidence of pulmonary TB. It recommends health workers take a more active role in addition to field officers to help suppress the spread of TB.
This document discusses factors related to the incidence of pulmonary tuberculosis (TB) in Baubau City, Indonesia. It finds that the incidence of pulmonary TB in Baubau City remains quite high, with 202 detected cases across the city's 17 health centers in 2017. The study aims to determine the relationship between health facilities, health services, and the role of health workers with the incidence of pulmonary TB. The results show there is no relationship between health facilities, health services, or the role of health workers, but there is a relationship between the role of field officers and the incidence of pulmonary TB. It recommends health workers take a more active role in addition to field officers to help suppress the spread of TB.
This document discusses factors related to the incidence of pulmonary tuberculosis (TB) in Baubau City, Indonesia. It finds that the incidence of pulmonary TB in Baubau City remains quite high, with 202 detected cases across the city's 17 health centers in 2017. The study aims to determine the relationship between health facilities, health services, and the role of health workers with the incidence of pulmonary TB. The results show there is no relationship between health facilities, health services, or the role of health workers, but there is a relationship between the role of field officers and the incidence of pulmonary TB. It recommends health workers take a more active role in addition to field officers to help suppress the spread of TB.
KESEHATAN MASYARAKAT dengan Angka Kejadian TB Paru
Kota Baubau Nuzul Yustian1), Wahyuddin2), LD. Yusman Muriman3) https://www.ejournal.lppmunidayan.ac.id/ 1) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat index.php/kesmas Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau, Indonesia e-ISSN: 2549-6654 2) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat P-ISSN: 2338-610x Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau, Indonesia Keywords: Health Facilities, Health Services, 3) Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Pilmonary TB Incidence Rate, Role of Health Officers Universitas Dayanu Ikhsanuddin, Kota Baubau, Indonesia Kata kunci: Angka Kejadian TB Paru, Fasilitas Kesehatan, Layanan Kesehatan, Peran Petugas Dikirim: Kesehatan Direvisi: Disetujui:
Korespondensi Penulis: ABSTRACT
nuzulyustian@gmail.com In Baubau City the incidence of pulmonary TB can be said to be still quite high with the number of detected cases being 202 cases spread across 17 health centers in Baubau City with Wajo Health Center as the health center PENERBIT with the highest incidence rate of 32 cases. The purpose of this study was to determine the Fakultas relationship between health facilities, health services and the role of health workers with the incidence of pulmonary TB in Baubau City. The research used is an analytic survey with a cross Kesehatan Masyarakat Universitas Dayanu sectional study design. The population is 35 Ikhsanuddin people. The sample amounted to 35 people with a sampling technique that is total sampling. The Alamat: Jl. Sultan Dayanu Ikhsanuddin No. 124, data analysis used is univariate and bivariate Baubau 93724 analysis. The results showed that health facilities with p = 0.536 = 0.05, health services with p = 0.536 = 0.05, the role of health workers with p = 0.463 = 0.05 and the role of field officers with p = 0.034 = 0.05. The conclusion is that there is no relationship between health facilities, health services, and the role of health workers, with the incidence of pulmonary TB in Baubau City and there is a relationship between the role of field officers and the incidence of pulmonary TB in Baubau City. Suggestions for officers, even though the role as an officer has been carried out, it is better if the role as a health worker is carried out regularly, so that the spread of TB can be suppressed
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 1
INTISARI yang sekarang diperingati setiap tahun Di Kota Baubau angka kejadian TB paru sebagai Hari TB Sedunia. Secara keseluruhan, dapat dikatakan masih cukup tinggi dengan sekitar 90% kasus terjadi di kalangan orang jumlah kasus terdeteksi adalah 202 kasus dewasa, dengan lebih banyak kasus di antara yang tersebar di 17 Puskesmas yang ada di pria daripada wanita. Itu rasio pria : wanita di Kota Baubau dengan Puskesmas Wajo sebagai antara orang dewasa adalah sekitar 2 : 1 Puskesmas dengan angka kejadian tertinggi (WHO, 2021). yakni 32 kasus. Tujuan Penelitian ini untuk Tuberkulosis merupakan salah satu dari mengetahui hubungan antara fasilitas 10 penyakit yang menyebabkan kematian kesehatan, layanan kesehatan dan faktor terbesar di dunia. Berdasarkan Global Report peran petugas kesehatan dengan angka TB tahun 2019, angka kesakitan tuberkulosis kejadian TB Paru di Kota Baubau. Penelitian pada 2018 mencapai 10.000.000 orang. yang digunakan adalah survey analitik dengan Sedangkan untuk kasus kematian tuberkulosis rancangan cross sectional study. Populasi mencapai 1.500.000 jiwa. Secara global, sebanyak 35 orang. Sampel berjumlah 35 diperkirakan 10 juta (kisaran 8,9 - 11 juta) orang dengan teknik pengambilan sampel orang jatuh sakit dengan TB pada 2019. yaitu total sampling. Analisis data yang Delapan negara menyumbang dua pertiga dari digunakan adalah analisis univariat dan total global: India (26%), Indonesia (8,5%), bivariat. Hasil penelitian diperoleh fasilitas China (8,4%), Filipina (6,0%), Pakistan Kkesehatan dengan nilai p = 0.536 ≥ α = 0.05, (5,7%), Nigeria (4,4%), Bangladesh ( 3,6%) layanan kesehatan dengan nilai p = 0.536 ≥ α = dan Afrika Selatan (3,6%) (4) (WHO, 2021). 0.05, peran petugas kesehatan dengan nilai p = Di Indonesia, prevalensi kasus baru TB 0.463 ≥ α = 0.05 dan Peran Petugas Lapangan berjumlah 420.994 kasus di tahun 2017. Jika dengan nilai p = 0.034 ≤ α = 0.05. Kesimpulan, melihat data WHO tahun 2019 menyebutkan, yaitu tidak ada hubungan antara fasilitas jumlah estimasi kasus TB di Indonesia kesehatan, layanan kesehatan, serta peran sebanyak 845.000 orang. Jumlah ini petugas kesehatan, dengan angka kejadian TB meningkat dari sebelumnya sebanyak 843.000 Paru Kota Baubau dan ada hubungan antara orang. Ini menempatkan Indonesia sebagai peran petugas lapangan dengan angka salah satu negara penyumbang 60% dari kejadian TB Paru Kota Baubau. Saran bagi seluruh kasus TB dunia. Berdasarkan survei, petugas, walapun peran sebagai petugas persebaran kasus TB pada laki-laki 3 kali lebih sudah dilakukan, ada baiknya jika melakukan tinggi dibandingkan pada perempuan. Begitu peranan sebagai tenaga kesehatan dilakukan juga yang terjadi di negara-negara lain. Hal ini secara rutin, agar penyebaran TB dapat terjadi karena laki-laki lebih terpapar pada ditekan faktor risiko TB misalnya perilaku merokok dan kurangnya kepatuhan minum obat. Survei 1. PENDAHULUAN tersebut menunjukkan bahwa dari seluruh Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit partisipan laki-laki yang merokok berjumlah menular yang diakibatkan oleh sejenis bakteri 68,5% dan hanya 3,7% partisipan yakni Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini perempuan yang merokok (Kemenkes, 2018). umumnya menyerang paru-paru atau lebih Provinsi Sulawesi Tenggara menangani sering dikenal dengan istilah TB paru, selain pasien positif TB berjumlah 282 pasien. Dari itu bakteri ini dapat pula dapat menginfeksi data tersebut terbagi menjadi dua kategori area lain atau biasa dikenal dengan TB luar penyakit TB yaitu TB Multi drug resistant paru. TB sejatinya merupakan penyakit lama. (MDR) dan TB biasa. Dibawah ini persebaran Berbagai macam Studi pada kerangka manusia pasien positif TB di Sultra yang ditangani menunjukkan bahwa ia telah mempengaruhi RSUD Bahteramas, TB MDR terdapat 28 pasie manusia selama ribuan tahun. Penyebabnya dan TB biasa terdapat 254 pasien (Andika, tidak diketahui sampai 24 Maret 1882, 2016). ketika Dr Robert Koch mengumumkan bahwa Data kasus TB di Kota Baubau pada tahun dia telah menemukan sejenis bakteri, yakni 2017 jumlah kasus penderita positif TB (BTA Mycobacterium tuberculosis, sebuah acara +) sebanyak 230 orang, pada tahun 2018
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 2
kasus penderita positif TB mengalami orang (88.6%). Karakteristik responden peningkatan kasus dari 230 orang menjadi berdasarkan kategori umur yang paling 363 orang, dan pada tahun 2019 kasus banyak adalah kategori umur 27-31 tahun penderita postif TB mengalami penurunan yakni sebanyak 12 orang (34%) dan dari 363 orang menjadi 318 orang, lalu pada karakteristik responden berdasarkan umur tahun 2020, kasus TB mengalami penurunan paling sedikit adalah kategori umur 47-51 kembali, menjadi 202 orang. (Dinkes Kota tahun yakni sebanyak 1 orang (3%). Baubau, 2020). Berdasarkan data yang telah Karakteristik responden berdasarkan diperoleh, ada beberapa faktor yang dapat tingkat pendidikan paling banyak adalah mempengaruhi peningkatan dan penurunan responden yang berpendidikan D3 sebanyak angka kejadian TB Paru. Oleh sebab itu 21 orang (60%) dan yang paling sedikit adalah peneliti pun tertarik untuk mengetahui responden yang berpendidikan S1 sebanyak hubungan antara fasilitas kesehatan, layanan 14 orang (40%). Karakteristik reponden kesehatan dan faktor peran petugas kesehatan waktu tempuh dengan jumlah dan presentase dengan angka kejadian TB Paru di Kota tertinggi yakni 5 menit sebanyak 10 (28,6%) Baubau. dan paling sedikit adalah 1, 3, 6, 7, dan 19 2. METODE PENELITIAN menit dengan masing-masing sebanyak 1 Penelitian yang dipakai adalah survey (2,9%). analitik dengan rancangan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada April s.d Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Mei 2021 di wilayah kerja Dinas Kesehatan Karakteristik n % Kota Baubau (seluruh Puskesmas di Kota Responden Baubau). Populasi dalam penelitian ini adalah Jenis Kelamin Laki-Laki 4 11,4 keseluruhan programmer TB beserta Perempuan 31 88,6 pendamping di seluruh Puskesmas di Kota Umur Baubau, serta petugas Wasor TB di Dinas 22-26 7 20 Kesehatan Kota Baubau sebanyak 35 orang 27-31 12 34 dan teknik penarikan sampel menggunakan 32-36 4 11 teknik total sampling, dimana jumlah 37-41 8 23 keseluruhan dari populasi dijadikan sampel 42-46 3 9 dari penelitian ini. Variabel yang diteliti pada 47-51 1 3 penelitian ini adalah faktor fasilitas kesehatan, Pendidikan layanan kesehatan, serta faktor peran petugas D3 21 60 kesehatan dengan angka kejadian TB Paru. S1 14 40 Pengumpulan data melalui data primer yang Waktu Tempuh 1 menit 1 2,9 diperoleh dari instrumen penelitian dalam hal 3 menit 1 2,9 ini menggunakan lembar kuisioner dan data 5 menit 10 28,6 sekunder yang diperoleh dari kantor atau 6 menit 1 2,9 instansi yang berkaitan dengan penelitian ini 7 menit 1 2,9 yaitu kantor Dinas Kesehatan Kota Baubau. 10 menit 5 14,3 Pengelolaan data dilakukan dengan 15 menit 7 20,0 menggunakan aplikasi Microsoft Excel dan 19 menit 1 2,9 SPSS versi 22.0. Analisis yang digunakan pada 20 menit 2 5,7 penelitian ini adalah analisis univariat dan 30 menit 6 17,1 analisis bivariat (dengan uji chi square). Sumber: Data Primer, 2021
3. HASIL Tabel 2 dibawah ini distribusi frekuensi
ANALISIS UNIVARIAT responden berdasarkan fasilitas kesehatan menunjukkan bahwa mayoritas responden Tabel 1 di bawah ini menunjukkan fasilitas kesehatan menjawab cukup, yakni distribusi karakteristik responden sebanyak 31 orang (88,6%), dan fasilitas berdasarkan jenis kelamin laki-laki sebanyak kesehatan yang kurang, sebanyak 4 orang 4 orang (11,4%) dan perempuan sebanyak 31 Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 3 (11,4%. Distribusi frekuensi responden α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan berdasarkan layanan kesehatan menunjukkan antara layanan kesehatan dengan kejadian TB bahwa mayoritas responden menjawab cukup, paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-square yakni sebanyak 20 orang (57,1%), dan fasilitas menunjukkan niali signifikan p-value = 0.463 > kesehatan yang kurang, sebanyak 15 orang α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan (42,9%). antara peran petugas kesehatan dengan Distribusi frekuensi responden kejadian TB paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi- berdasarkan peran petugas kesehatan square menunjukkan niali signifikan p-value = menunjukkan bahwa mayoritas responden 0.034 > α = 0,05 yang berarti terdapat menjawab kurang, yakni 30 orang (85,7%), hubungan antara peran petugas lapangan sedangkan yang menjawab cukup, yakni 5 dengan kejadian TB paru di Kota Baubau. Hasil orang (14,3%). Distribusi frekuensi responden analisis bivariat dapat dilihat pada tabel 3 di berdasarkan peran petugas lapangan bawah ini menunjukkan bahwa mayoritas responden Tabel 3. Factor-Faktor yang Berhubungan menjawab cukup, yakni 32 orang (91,4%), dengan Angka Kejadian TB Paru Kota Baubau sedangkan yang menjawab kurang yakni Angka Kejadian TB Paru sebanyak 3 orang (8,6%). Tidak Tidak Jumlah Variabel Distribusi frekuensi responden Terkendali Terkendali n % n % N % berdasarkan angka kejadian TB Paru Fasilitas Kesehatan menunjukan bahwa mayoritas responden Kurang 3 8,6 0 0 3 8,6 kejadian TB paru berada pada rentang Cukup 20 57,1 12 34,3 32 91,4 terkendali dengan 20 orang (57,1%) dan tidak p-value 0,536 terkendali dengan 15 orang (42,9%) Layanan Kesehatan Kurang 2 5,7 0 0 2 5,7 Tabel 2, Distribusi Responden berdasarkan Cukup 21 60 12 34,3 33 94,3 Fasilitas Kesehatan, Layanan Kesehatan, Peran p-value 0,536 Petugas Kesehatan, Peran Petugas Lapangan, Peran Petugas Kesehatan Angka Kejadian TB Paru Kurang 10 28,6 3 8,6 13 37,1 Variabel n % Cukup 13 37,1 9 25,7 22 62,9 Fasilitas Kesehatan p-value 0,463 Kurang 4 11,4 Peran Petugas Lapangan Cukup 31 88,6 Kurang 0 0 3 8,6 3 8,6 Layanan Kesehatan Cukup 23 65,7 9 25,7 32 91,4 Kurang 15 42,9 p-value 0,034 Cukup 20 57,1 Sumber: Data Primer 2020 Peran Petugas Kesehatan Kurang 30 85,7 Cukup 5 14,3 4. PEMBAHASAN Peran Petugas Lapangan Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan Kurang 3 8,6 Kejadian TB Paru di Kota Baubau Cukup 32 91,4 Berdasarkan hasil penelitian yang telah Angka Kejadian TB Paru dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya Terkendali 20 57,1 hubungan antara fasilitas kesehatan dengan Tidak Terkendali 15 42,9 angka kejadian TB paru di Kota Baubau Sumber: Data Primer, 2021 dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > ANALISI BIVARIAT α = 0,05. Berdasarkan hasil uji Chi-square Hasil penelitian ini menunjukan bahwa menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > responden yang fasilitas kesehatan yang α = 0,05 yang berarti tidak adanya hubungan kurang sebanyak 3 responden (8,6%%) antara fasilitas kesehatan dengan kejadian TB dengan angka kejadian TB paru yang tidak paru di Kota Baubau. Hasil uji Chi-square terkendali dan terkendali sebanyak 0 menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > responden (0%), hal ini dikarenakan instansi Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 4 tempat responden bekerja ditinjau dari α = 0,05. fasilitas kesehatan dalam penanganan kasus Berdasarkan hasil penelitian TB yang kurang berkaitan dengan pot TB dan menunjukkan bahwa responden yang layanan mikroskop yang tidak tersedia maka pihak kesehatan yang kurang sebanyak 2 responden puskesmas melakukan antisipasi yakni (5,7%) dengan angka kejadian TB paru tidak melakukan kerja sama dengan instansi lainnya terkendali sebanyak 2 responden (5,7%) dan dalam hal ini yakni RSUD. terkendali sebanyak 0 responden (0%), hal ini Sedangkan untuk responden yang fasilitas dikarenakan ada beberapa petugas TB yang kesehatan yang cukup sebanyak 32 responden belum memahami tentang dan melaksanakan (91,4%) dengan angka kejadian TB paru tidak pemantapan mutu internal (PMI), pemantapan terkendali sebanyak 20 responden (57,1%) mutu eksternal (PME) dan melaksanakan dan terkendali sebanyak 12 responden peningkatan mutu yang merupakan bagian (34,3%), hal ini dikarenakan instansi tempat dari SPO dalam pelayanan TB di puskesmas. responden bekerja dalam kaitannya dengan Sedangkan untuk responden layanan penanganan kasus TB paru berdasarkan kesehatan yang cukup sebanyak 33 responden fasilitas kesehatan dalam menangani kasus (94,3%) dengan angka kejadian TB paru tidak TB paru sudah lengkap, meskipun demikian terkendali sebanyak 21 responden (60%) dan ada beberapa puskesmas yang pada terkendali sebanyak 12 responden (34,3%), laboratoriumnya tidak memiliki pot TB dan hal ini dikarenakan semua tenaga kesehatan ada pula yang tidak memiliki mikroskop untuk yang menangani pasien TB paru telah pemeriksaan dahak suspek TB paru. Maka mengikuti pelatihan dalam menangani pasien dalam kaitannya dengan angka kejadian TB TB paru minimal 1 kali dan dalam penanganan Paru dapat dikatakan tidak berhubungan. pasien TB paru telah mengetahui tata cara dan Fasilitas kesehatan adalah segala bentuk SOP dalam penanganan pasien TB paru. kegiatan untuk memenuhi dan mendukung Layanan kesehatan yang terdepan dapat kebutuhan pasien sesuai dengan standar terlihat dari kesiapan SDM, perencanaan, serta operasional yang sudah di tentukan oleh keahlian SDM (pelatihan SDM) dalam Kementrian Kesehatan menangani pasien. Pelayanan kesehatan Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan berdasarkan kebijakan dan dilakukan oleh Parmelia, dkk (2019) dengan prosedur baku/Standar Prosedur Operasional judul penelitian “Faktor yang berhubungan (SPO) untuk setiap tahap pemeriksaan dengan kejadian putus obat pada pasien laboratorium: persiapan pasien, pengelolaan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Kota contoh uji, pemeriksaan dan pelaporan. Denpasar”, yakni pada faktor fasilitas Hasil tersebut sesuai dengan penelitian kesehatan yang menunjukkan bahwa tidak yang dilakukan oleh Dewi dan Selviana, adanya hubungan yang signifikan dengan nilai (2018) di Sintang, dengan judul penelitian p > 0,05. Pada penelitian tersebut, faktor “Faktor resiko dan spasial kasus TB Paru pada fasilitas kesehatan yang tidak memiliki masyarakat terpencil di wilayah perbatasan hubungan yakni keterjangkauan terhadap (studi kasus di wilayah kerja Puskesmas fasilitas kesehatan, hal ini berbeda dengan Sepauk Kabupaten Sintang)”, yakni pada penelitian yang saya lakukan yakni faktor Pelayanan Kesehatan dengan nilai P > ketersedian serta kelengkapan fasilitas 0.05. Pada penelitian ini, faktor pelayanan kesehatan yang ada di puskesmas. kesehatan yang tidak berhubungan yaitu jarak pelayanan kesehatan. Berdasarkan penelitian Hubungan Layanan Kesehatan dengan tersebut bahwa pelayanan kesehatan harus Angka Kejadian TB Paru di Kota Baubau dapat dicapai masyarakat, sehingga pelayanan Berdasarkan hasil penelitian yang telah kesehatan dapat beroperasi secara maksimal dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya dalam melaksanakan program pelayanan hubungan antara layanan kesehatan dengan kesehatan. Hal tersebut berbeda dengan apa angka kejadian TB paru di Kota Baubau yang diteliti yakni pelayanan kesehatan yang dengan menggunakan uji Chi-square dilakukan secara baik benar dan terstruktur menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.536 > berdasarkan SOP yang telah ditetapkan.
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 5
pola pelaporannya didalam SITT. Hubungan Peran Petugas Kesehatan dengan Angka Kejadian TB Paru di Kota Hubungan Peran Petugas Lapangan dengan Baubau Angka Kejadian TB Paru di Kota Baubau Berdasarkan asil penelitian yang telah Berdasarkan asil penelitian yang telah dilakukan, dikatahui bahwa tidak adanya dilakukan, dikatahui bahwa ada hubungan hubungan antara peran petugas dengan antara peran petugas lapangan dengan angka angkakejadian TB paru di Kota Baubau dengan kejadian TB paru di Kota Baubau dengan menggunakan uji Chi-square menunjukkan menggunakan uji Chi-square menunjukkan nilai signifikan p-value = 0.463 > α = 0,05. nilai signifikan p-value = 0.034 < α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian menunjukan menunjukkan bahwa responden dengan peran bahwa responden dengan peran petugas petugas kesehatan yang kurang sebanyak 13 lapangan yang kurang sebanyak 3 responden responden (37,1%) dengan angka kejadian TB (8,6%) dengan angka kejadian TB paru yang paru yang tidak terkendali sebanyak 10 tidak terkendali sebanyak 0 responden (0%) responden (28,6%) dan yang terkendali dan yang terkendali sebanyak 3 responden sebanyak 3 responden (8,6%), hal tersebut di (8,6%) hal ini dikarenakan bahwa mayoritas karenakan bahwa banyak petugas kesehatan responden telah melakukan semua poin yang di instansi masing-masing banyak yang belum berhubungan dengan perannya namun pada memahami alur pemeriksaan klinis dan pemantauan dan tracking kontak tidak pemeriksaan bakteriologis dengan dilakukan secara rutin. mikroskopis (TCM TB) dan ada pula yang Sedangkan untuk responden peran kurang memahami bagaimana tata laksana petugas lapangan yang cukup sebanyak 32 akan akses untuk TCM TB itu sendiri. responden (91,4%) dengan angka kejadian TB Sedangkan responden dengan peran paru yang tidak terkendali sebanyak 14 petugas kesehatan yang cukup sebanyak 22 responden (40%) dan yang terkendali responden (62,9%) dengan angka kejadian TB sebanyak 18 responden (51,4%). Hal tersebut paru yang tidak terkendali sebanyak 13 terjadi karena seluruh aspek yang responden (37,1%) dan yang terkendali berhubungan dengan peranan petugas TB di sebanyak 9 responden (25,7%). Hal ini lapangan telah dilaksanakan dengan baik, diakibatkan karena mayoritas responden telah namun yang terjadi di lapangan menunjukkan melakukan pelaporan SITT serta proses bahwa walaupun dengan peran yang pengumpulan data di lapangan dilakukan dilakukan petugas kesehatan sudah secara terstruktur dan lengkap. memadai, masih memungkinkan terjadinya Peranan tenaga kesehatan adalah sebagai angka kejadian TB, olehnya itu sebaiknya “penyembuh”. Harapan masyarakat ketika petugas kesehatan baiknya sering melakukan berhadapan dengan tenaga kesehatan adalah kunjungan atau memberikan pelatihan dan untuk memberikan solusi untuk edukasi bagi kader TB di masyarakat agar menyelesaikan berbagai macam masalah dapat menekan dan menanggulangi TB yang kesehatan yang dikeluhkan. terjadi. Hasil penelitian ini sesuai dengan Peran petugas lapangan, yakni penemuan penelitian yang dilakukan oleh Sumartini kasus, pendampingan pasien, tracking kontak, (2013) di Mataram, pada faktor pelatihan serta edukasi pasien sekaligus keluarga TB/DOTS yang diperoleh tidak memiliki pasien. hubungan dengan penemuan kasus TB Hasil penelitian ini sesuai dengan dengan nilai p =0.093 > α. Penelitian ini penelitian yang dilakukan oleh Putri meneliti tentang peranan petugas kesehatan Wulandini dkk (2020) di siak, dengan judul sebagai agen dalam penemuan kasus TB, hal penelitian yakni “Hubungan Peran ini berbeda dengan yang diteliti oleh Pengawasan Petugas Kesehatan Terhadap peneliti, yakni peranan petugas kesehatan Kepatuhan Konsumsi Obat Pasien TBC di dalam melaksanakan proses pemeriksaan Wilayah Kerja Puskesmas Parawang Kec. pasien di sarana kesehatan serta bagaimana Tualang Kabupaten Siak”, yaitu pada faktor
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 6
pengawasan minum obat pasien TB dengan nilai p value = 0,0001. Hasil penelitian ini juga Andika, F., & Rosdiana, E. (2016). Kepatuhan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Fauziah Andika (2016), dengan judul Puskesmas Trienggadeng Kabupaten Pidie penelitian “Kepatuhan Berobat Pasien Jaya Treatment Compliance of Tuberkulosis Paru di Puskesmas Tuberculosis Patients in Puskesmas Trienggadeng Kabupaten Pidie Jaya” yakni Trienggadeng Pidie Jaya District. 2(1), pada faktor peran petugas kesehatan dan 59–66. peran PMO yang merupakan bagian dari peran Dewi, R. R. K., & Selviana, S (2018). FAKTOR petugas dengan nilai p value = 0,021. RESIKO DAN SPASIAL KASUS TB PARU Berdasarkan penelitian diatas diharapkan PADA MASYARAKAT TERPENCIL DI kepada tenaga kesehatan dapat WILAYAH PERBATASAN (STUDI KASUS meningkatkan peran untuk lebih peduli dalam DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS mengatasi Kejadian Tuberkulosis (TB) Paru SEPAUK KABUPATEN SINTANG). sehingga kejadian Tuberkulosis (TB) Paru Angewandte Chemie International Edition, dapat teratasi dengan baik. Kemenkes RI. (2018). Tuberkulosis ( TB ). Tuberkulosis, 1(april), 2018. 5. KESIMPULAN www.kemenkes.go.id Berdasarkan hasil penelitian dapat Parmelia, M., Duarsa, D. P., & Komang Ayu disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan Kartika Sari. (2019). TUBERKULOSIS antara fasilitas kesehatan, layanan kesehatan, PARU DI PUSKESMAS KOTA DENPASAR peran petugas kesehatan dengan angka penganggulangan TB . Ketidaktuntasan kejadian TB Paru di Kota Baubau dan terdapat pengobatan TB meningkatkan risiko hubungan antara peran petugas lapangan terjadinya multi-drug resistance dengan angka kejadian TB Paru di Kota Treatment default among pulmonary Baubau. Hasil penelitian ini diharapkan dapat tuberculosis ( TB ) patients is one of the digunakan untuk memotivasi dan dijadikan problems in overcoming tuberc. Jurnal bahan acuan untuk penelitian selanjutnya, Medika Udayana, 8(9). khususnya yang berkaitan dengan faktor- Sumartini, N. P. (2013). PENINGKATAN faktor yang berhubungan dengan angka PERAN PETUGAS KESEHATAN DALAM kejadian TB Paru. Penelitian ini juga dapat PENEMUAN KASUS TUBERKULOSIS (TB) menjadi reverensi bagi instansi yang terkait BTA POSITIF MELALUI EDUKASI dalam meningkatkan kesehatan dalam DENGAN PENDEKATAN THEORY OF pencegahan penularan TB Paru kepada PLANNED BEHAVIOUR (TPB). Dosen masyarakat. Penelitian ini memiliki Poltekkes Kemenkes Mataram Jurusan keterbatasan yang dapat dijadikan bahan Keperawatan Abstrak, 138–155. pertimbangan bagi penelitian selanjutnya agar WHO. (2021). WHO announces updates on new mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik molecular assays for the diagnosis of lagi. Adapun saran pada penelitian ini, bagi tuberculosis (TB) and drug resistance. petugas kesehatan khususnya programer TB WHO. di masing-masing Puskesmas di seluruh https://www.who.int/news/item/17-02- jajaran lingkungan kerja Dinas Kesehatan Kota 2021-who-announces-updates-on-new- Baubau hendaknya jika ada fasilitas penunjang molecular-assays-for-the-diagnosis-of- pemeriksaan TB yang belum memadai, tuberculosis-(tb)-and-drug-resistance alangkah baiknya jika dapat bekerja sama Wulandini, P., Saputra, R., Sartika, W., & ... dengan instansi kesehatan lainnya (2020). Hubungan peran pengawasan misalnya RSUD kemudian untuk pihak Dinas petugas kesehatan terhadap kepatuhan kesehatan agar selalu memantau dan konsumsi obat pasien TBC Di wilayah memberikan edukasi programer TB di kerja puskesmas Perawang Kec. Tualang Puskesmas tentang pentingnya pemahaman Kabuupaten Siak. Jurnal Kesehatan …, tentang SPO dan Prosedur Pemeriksaan TB. 3(3), 155–160. DAFTAR PUSTAKA https://journal.unhas.ac.id/index.php/jk
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 7
mmunhas/article/view/12218
Kampurui Jurnal Kesehatan Masyarakat Vo. No. , 2021 | 8