Download as docx, pdf, or txt
Download as docx, pdf, or txt
You are on page 1of 10

Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 113

FAKTOR RISIKO MUSCULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA


PEKERJA TENUN IKAT DI KELURAHAN TUAN KENTANG KOTA
PALEMBANG
Sherli Shobur,1 Maksuk, 1 Fenti Indah Sari, 2
1
Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang, Indonesia
2
Program Studi Kesehatan Masyarakat STIK Bina Husada Palembang, Indonesia
Korespondensi: maksuk@poltekkespalembang.ac.id

ABSTRACT
Musculoskeletal Disorders (MSDs) are diseases that have symptoms that affect the muscles,
nerves, tendons, joint ligaments, cartilage, and spinal nerves. This study aims to find out the
analysis of musculoskeletal disorders (MSDS) in woven weaving workers in the village of Tuan
KentangPalembang City in 2019. The research was conducted in May. The study was an
observational analytic with design cross-sectional. The samples of this study were a total
sampling of 44 workers, Data was collected with a questionnaire and Nordic Body Map. Data
were analyzed using univariate and bivariate analysis with a significance level (α = 0.05). The
results of this study indicate that there is a relationship between age, length of work, length of
service, repetitive activity and physical fitness and no sex relations with musculoskeletal
disorders (MSDS) in tie weaving workers in the village of Tuan Kentang Palembang 2019. The
results of this study indicate that there is a relationship between age, length of work, length of
service, repetitive activity and physical fitness and no sex relations with musculoskeletal
disorders (MSDS) in tie weaving workers in the village of Tuan Potat Palembang City in 2019
Keywords : Analysis, Musculoskeletal Disorders, Workers, Weaving

ABSTRAK
Musculoskeletal Disorders (MSDs) adalah penyakit yang mempunyai gejala yang menyerang
otot, syaraf, tendon, ligamen tulang sendi, tulang rawan, dan syaraf tulang belakang. Penelitian
ini bertujuan diketahuinyaanalisis Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada pekerja tenun ikat di
kelurahan tuan kentang kota palembang tahun 2019. Desain penelitian ini adalah
observasional analitik dengan pendekatan potong lintang. Sampel penelitian ini pekerja tenun
ikat di Kelurahan Tuan Kentang Kota Palembang yang berjumlah berjumlah 44 orang.
Instrumen penelitian menggunakan lembar Nordic Body Map. Analisis hubungan menggunakan
Uji statistik chi square (α=0,05). Penelitian ini dilaksanakan pada 23 April 2019. Hasil analisis
hubungan didapatkan nilai masing-masing variabel terhadap MSDs adalah umur (p=0,012),
lama kerja(p=0,027), masa kerja (p=0,027), aktivitas berulang (p=0,012), kesegaran fisik
(p=0,027), jenis kelamin (p=0,702). Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
umur, lama kerja, masa kerja, aktivitas berulang dan kesegaran fisik serta tidak ada hubungan
jenis kelamin dengan MSDs. Disarankan untuk lebih memperhatikan kesehatan dan keselamatan
kerja pada pekerja terutama pada gangguan musculoskeletal disorders yang disebabkan karena
kondisi lingkungan kerja dan beban kerja yang kurang sesuai sehingga dapat mengakibatkan
menurunnya produktivitas kerja.

Kata Kunci : Analisis, Musculoskeletal Disorders, Pekerja, Tenun


Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 114

PENDAHULUAN
Tubuh manusia dirancang untuk dapat informal yang terdiri dari penyakit
melakukan aktifitas pekerjaan sehari-hari, gangguan sendi dan musculoskeletal, serta
adanya masa otot yang bobotnya hampir di posisi kedua dengan jumlah kasus 30 dari
lebih dari separuh berat tubuh 146 kasus penyakit yang ada. Hal tersebut
memungkinkan kita untuk dapat dapat menyebabkan masalah kecacatan
menggerakan tubuh. Bekerja berarti tubuh seperti dislokasi tulang dan sendi.(5)
akan menerima beban dari luar tubuhnya, Muskuloskeletal disorders (MSDs)
beban tersebut dapat berupa beban fisik merupakan gangguan pada sistem
(1)
maupun beban mental. muskuloskeletal yang disebabkan oleh
Keluhan Musculoskeletal Disorders pekerjaan dan performansi kerja seperti
adalah keluhan pada bagian-bagian otot postur tubuh tidak alamiah, beban, durasi
skeletal yang dirasakan oleh seseorang dan frekuensi serta faktor individu (usia,
mulai dari keluhan sangat ringan sampai masa kerja, kebiasaan merokok, IMT dan
sangat sakit. Apabila otot menerima beban jenis kelamin). (6)
statis secara berulang dan dalam waktu Tenun merupakan salah satu seni
yang lama, akan dapat menyebabkan budaya kain tradisional Indonesia yang
keluhan berupa kerusakan pada sendi, diproduksi di berbagai wilayah seluruh
(2)
ligamen dan tendon. Nusantara termasuk Kota Palembang.
Satu pekerja di dunia meninggal Tenun memiliki makna, nilai sejarah, dan
setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan teknik yang tinggi dari segi warna, motif,
160 pekerja mengalami sakit akibat kerja dan jenis bahan serta benang yang
dan angka kematian dikarenakan digunakan dan tiap daerah memiliki ciri
kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) khas masing-masing. Tenun sebagai salah
(3)
sebanyak 2 juta kasus setiap tahun. satu warisan budaya tinggi (heritage)
Masalah kesehatan di Indonesia merupakan kebanggan bangsa Indonesia,
menunjukkan bahwa sekitar 40,5% penyakit dan mencerminkan jati diri bangsa.(7)
yang diderita pekerja berhubungan dengan Berdasarkan pengambilan data awal,
pekerjaannya diantaranya penyakit MSDs pekerja tenun ikat di Kelurahan Tuan
(4)
sebanyak 16% . Kentang Kota Palembang terdapat 7 rumah
Data dari Puskesmas Rumbio Jaya produksi tenun ikat, dimana dalam satu
(2011), dalam pencatatannya menyebutkan rumah produksi terdiri dari 5-8 pekerja.
terdapat 10 kasus penyakit pada pekerja Kelurahan tuan kentang kota Palembang
115
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019

adalah wilayah industri tenun ikat, dari hasil


berjumlah 44 orang. Instrumen penelitian
pengamatan pada survey pendahuluan
menggunakan lembar Nordic Body Map
dikelurahan tuan kentang kota Palembang
(NBM). Analisis hubungan menggunakan
pekerja tenun ikat berkerja dengan kursi
Uji statistik chi square (α=0,05). Penelitian
tanpa sandaran dengan gerakan kaki dan
ini dilaksanakan pada April – Mei 2019.
tangan yang berulang-ulang. Alat tenun dan
tempat duduk dirancang dengan tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN
memperhitungkan antropometri pekerja,
sehingga pekerja harus menyesuaikan diri Tabel 1 Distribusi Frekuensi Responden
dan berkerja dengan punggung Berdasarkan Musculoskeletal Disorders
membungkuk. Kondisi seperti ini memaksa (MSDs) pada Pekerja Tenun Ikat di
pekerja selalu berada pada sikap dan posisi Kelurahan Tuan Kentang Kota
kerja yang tidak ergonomis yang Palembang
berlangsung lama dan menetap atau statis. Tahun 2019.
Kondisi tersebut dapat menyebabkan
Musculoskeletal Jumlah Persentase
terjadinya gangguan kesehatan, sikap kerja
Disorders (%)
yang statis dalam jangka waktu yang lama lebih (MSDs)
Berat 35 79,5
cepat menimbulkan keluhan pada sistem
Ringan 9 20,5
Musculoskeletal. Total 44 100
Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor risiko yang mempengaruhi Tabel 2. Hubungan antara Umur dengan
keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDs) Musculoskeletal Disorders (MSDs) pada
pada pekerja tenun ikat di Kelurahan Tuan Pekerja Tenun Ikat di Kelurahan Tuan
Kentang Kota Palembang. Kentang Kota Palembang Tahun 2019

METODE Variabel Musculoskelet Jumlah p O


Desain penelitian ini adalah al Disorders valu R
(MSDs) e
observasional analitik dengan pendekatan Berat Ringa
potong lintang. Sampel penelitian ini n
n % n % n %
pekerja tenun ikat di Kelurahan Tuan Umur
Kentang Kota Palembang yang berjumlah ≥ 35 28 90,3 3 9,7 31 100 0,012 8,0
Tahun
< 35 7 10,3 6 2,7 13 100
Tahun
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 116

Jenis Kelamin ini menunjukkan bahwa ada hubungan


Wanita 12 75,0 4 25,0 16 100 0,
antara umur dengan keluhan
70
2 muskuloskeletal, pekerja dengan umur ≥ 30
Pria 23 82,1 5 17,9 28 100
tahun berisiko 4,4 kali mengalami keluhan
Lama Kerja
≥ 8 Jam 23 92,0 2 8,0 2 10 0, 6, muskuloskeletal tingkat tinggi dibanding
5 0 02 70 (8)
pekerja dengan umur < 30 tahun. Selain
< 8 Jam 12 63,2 7 3,8 1 10 7 8
9 0 itu umur ditemukan tidak berhubungan
Masa Kerja
dengan keluhan muskuloskeletal.(6) Begitu
≥ 5 23 92,0 2 8,0 2 10 0, 6,
Tahun 5 0 02 70 juga hasil penelitian pada nelayan
< 5 12 63,2 7 36,8 1 10 7 8 ditemukan tidak ada korelasi antara umur
Tahun 9 0
Aktivitas Berulang dengan keluhan otot. Kondisi ini
Ya 28 90,3 3 9,7 31 100 0, 8, disebabkan berkurangnnya kekuatan otot
Tidak 7 53,8 6 46,2 13 100 01 0
2 karena bertambahnya umur.
Berdasarkan Tabel 2. didapatkan hasil uji
Latihan Fisik
Kurang 16 66,7 8 33,3 24 100 0, 9, statistik p value = 0,702, ini berarti tidak ada
Rutin 02 5 hubungan yang bermakna antara jenis kelamin
7
Rutin 19 95,0 1 5,0 20 100 dengan musculoskeletal disorders (MSDs) pada
pekerja Tenun Ikat di Kelurahan tuan Kentang
Kota Palembang Tahun 2019.
Berdasarkan Tabel 2. didapatkan hasil Menurut Tarwaka (2015), walaupun
uji statistik p value = 0,012, ini berarti ada masih ada perbedaan pendapat dari beberapa
hubungan yang bermakna antara umur ahli tentang pengaruh jenis kelamin terhadap
dengan Musculoskeletal Disorders (MSDs) resiko keluhan otot skeletal, namun beberapa
pada pekerja Tenun Ikat di Kelurahan Tuan hasilpenelitian secara signifikan menunjukkan
Kentang Kota Palembang Tahun 2019. Dari bahwa jenis kelamin sangat mempengaruhi
hasil analisis diperoleh pula nilai OR = tingkat resiko keluhan otot. Hal ini terjadi
8,000, artinya pekerja yang berumur tua karena secara fisiologis, kemampuan otot
mempunyai peluang 8,000 kali lebih wanita memang lebih rendah daripada pria.
berisiko untuk mengalami musculoskeletal Astrand& Rodahl (1977) menjelaskan bahwa
disorders dibandingkan pekerja yang kekuatan otot wanita hanya sekitar duapertiga
berumur muda. dari kekuatan otot pria, sehingga
Salah satu yang mempengaruhi kerja
(2)
otot pekerja yaitu umur. Hasil penelitian
117
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019

daya tahan otot pria pun lebih


keluhan. Pada wanita keluhan ini lebih
tinggidibandingkan dengan wanita. Hasil
sering terjadi misalnya pada saat mengalami
penelitian Betti’e at al. (1989)
siklus menstruasi, selain itu proses
menunjukkanbahwa rata-rata kekuatan otot
menopause juga dapat menyebabkan
wanita kurang lebih hanya 60 % dari
kepadatan tulang berkurang.
kekuatanotot pria, khususnya untuk otot
Menurut hasil penelitian, teori dan
lengan, punggung dan kaki. Hal ini
penelitian terkait, peneliti berpendapat
diperkuatoleh hasil penelitian Chiang et al.
bahwa tidak ada hubungan antara jenis
(1993), Bernard et al. (1994), Hales et al.
kelamin dengan MSDs karena tidak ada
(1994) dan Johanson (1994) yang
perbedaan antara jenis kelamin laki-laki dan
menyatakan bahwa perbandingan
perempuan untuk mengalami gangguan
keluhanotot antara pria dan wanita adalah
MSDs, tergantung dari aktivitas kerja dan
1:3.Dari uraian tersebut di atas, makajenis
beban kerja yang dikerjakannya.
kelamin perlu dipertimbangkan dalam
Berdasarkan tabel 3.3 didapatkan
mendesain beban tugas.
hasil uji statistik p value = 0,027, ini berarti
Hasil penelitian ini sejalan dengan
ada hubungan yang bermakna antara lama
penelitian yang dilakukan oleh
kerja dengan musculoskeletal disorders
Nuryaningtyas dan Tri (2014) jenis kelamin
(MSDs) pada pekerja Tenun Ikat di
responden dalam penelitian ini mayoritas
Kelurahan tuan Kentang Kota Palembang
berjenis kelamin perempuan yang
Tahun 2019. Dari hasil analisis diperoleh
berjumlah 28 responden sedangkan
pula nilai OR = 6,708, artinya pekerja yang
responden yang berjenis laki-laki berjumlah
lama kerjanya ≥8 Jam mempunyai risiko
5 orang. Berdasarkan uji statistik tidak
6,708 kali lebih besar untuk mengalami
terdapat hubungan antara jenis kelamin
musculoskeletal disorders dibandingkan
dengan keluhan muskuloskeletal. Menurut
pekerja yang lama kerjanya <8 Jam.
Nusdwinuringtyas dalam jurnal
Lama kerja adalah jumlah waktu
Keperawatan (2009), menyatakan bahwa
terpajan faktor risiko. Lama kerja dapat
laki-laki dan perempuan memiliki risiko
dilihat sebagai menit-menit dari jam
yang sama terhadap keluhan
kerja/hari pekerja terpajan risiko. Lama
muskuloskeletal hingga usia 60 tahun,
kerja juga dapat dilihat sebagai pajanan
namun pada kenyataannya jenis kelamin
tahun faktor risiko atau karakteristik
seseorang dapat mempengaruhi timbulnya
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 118

pekerjaan berdasarkan faktor risikonya. korelasi person didapatkan p value sebesar


(Utami, Siti, dan Nurnashriana, 2017) 0.692 dengan nilai α = 0.05 (p > 0.05). nilai
Hasil penelitian ini sejalan dengan p value 0.692 lebih besar dibandingkan
penelitian yang dilakukan oleh Utami, Siti, dengan nilai α (0.05).
dan Nurnashriana (2017) berdasarkan Hasil penelitian ini sejalan dengan
analisis bivariat lama kerja dengan Kejadian penelitian yang dilakukan oleh Lestari dan
Muskuloskeletal Disorders dengan kriteria Yuantari (2013) hubungan antara lama
tidak Normal (>8 jam) terdapat 33 duduk dengan keluhan subyektif nyeri
responden (78.6%) yang mengalami msds, pinggang 0,324 -0,186 Ho diterima dan Ha
sedangkan yang tidak mengalami ditolak tidak ada hubungan antara lama
Muskuloskeletal Disorders terdapat 9 duduk dengan keluhan subyektif nyeri
responden (21.4%), sedangan kriteria pinggang, Lama kerja dapat berpengaruh
normal (< 8 jam) terdapat 9 Responden terhadap cadangan energi sehingga perlu
(45.0%) yang mengalami muskuloskeletal diimbangi dengan istirahat yang cukup
disorders, sedangkan yang tidak mengalami dalam sehari. Istirahat yang cukup akan
msds terdapat 11 responden (55.0%). mengembalikan energi yang hilang selama
Berdasarkan Dari uji chi square bahwa bekerja. Mengacu pada lama istirahat yang
lama kerja dengan keluhan Muskuloskeletal direkomendasikan oleh pemerintah melalui
Disorders memenuhi Syarat Chi square, Departemen perhubungan Direktorat Lalu
menunjukan ρ value (0,019) < 0,05 maka Lintas Angkatan Darat untuk lama bekerja
H0 ditolak atau H1 diterima sehingga dapat lebih dari 8 jam seharusnya lebih dari 1jam
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang sehingga energi yang hilang pulih kembali.
bermakna antara lama kerja dengan Dalam sehari pengemudi bus bekerja
muskuloskeletal disorders pada petani padi sebanyak 8–10 rit selama sehari, dengan
di Desa Ahuhu tahun 2017. waktu istirahat 10–15 menit tiap rit. Lama
Hasil penelitian ini tidak sejalan bekerja dalam sehari optimalnya 8 jam, atau
dengan penelitian yang dilakukan oleh 40-50 jam perminggu.
Randang, Dyah, Oksfriani (2017) Menurut hasil penelitian, teori dan
menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan penelitian terkait, peneliti berpendapat
antara lama kerja dengan keluhan bahwa ada hubungan antara lama kerja
musculoskeletal pada nelayan di desa dengan MSDs dikarenakan semakin lama
Talikuran Kecamatan Remboken Kabupaten waktu yang diperlukan dalam melakukan
Minahasa. Hasil ini didasarkan pada uji pekerjaan maka akan semakin tinggi resiko
119
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019

yang akan diterima dan semakin lama


Hasil penelitian ini sejalan penelitian
waktu yang diperlukan untuk pemulihan
yang dilaporakan bahwa terdapat hubungan
tenaga, sehingga kesesuaian antara waktu
masa kerja dengan keluhan muskuloskeletal
bekerja dengan waktu istirahat harus sesuai
disorders.(6) Gangguan pada otot muncul 2
agar mengurangi risiko MSDs.
tahun setelah bekerja dengan jenis
Berdasarkan tabel 3.10 didapatkan
pekerjaan yang sama. Pekerjaan yang sama
hasil uji statistik p value = 0,027, ini berarti
merupakan pekerjaan yang menggunakan
ada hubungan yang bermakna antara masa
otot yang sama dalam waktu yang lama atau
kerja dengan musculoskeletal disorders
lebih dari 2 jam. Selain itu masa kerja
(MSDs) pada pekerja Tenun Ikat di
berpengaruh terhadap keluhan
Kelurahan tuan Kentang Kota Palembang
musculoskeletal disorder’s (MSDs) ini juga
Tahun 2019. Dari hasil analisis diperoleh
terjadi pada supir angkutan umum Gajah
pula nilai OR = 6,708, artinya pekerja yang
Mada Kota Medan.(10) Begitu juga pada
masa kerjanya ≥5 Tahun mempunyai risiko
pekerja tenun ikat ditemukan pekerja yang
6,708 kali lebih besar untuk mengalami
mengalami keluhan MSDs yaitu pada
musculoskeletal disorders dibandingkan
pekerja yang lebih dari 5 tahun. Ini berarti
pekerja yang masa kerjanya <5 Tahun.
bahwa semakin lama seseorang pekerja
Masa kerja adalah faktor yang
dengan aktivitas yang sama maka
berkaitan dengan lamanya seseorang
berpengaruh terhadap keluhan MSDs.
berkerja disuatu perusahaan. Terkait dengan
Berdasarkan Tabel 2 didapatkan hasil
hal tersebut, MSDs merupakan penyakot
uji statistik p value = 0,012, ini berarti ada
kronis yang membutuhkan waktu lama
hubungan yang bermakna antara aktifitas
untuk berkembang dan bermanifestasi. Jadi
berulang dengan Musculoskeletal Disorders
semakun lama waktu kerja atau semakin
(MSDs) pada pekerja Tenun Ikat di
lama seseorang melakukan pekerjaan yang
Kelurahan tuan Kentang Kota Palembang
menonton maka makin besar tingkat risiko
Tahun 2019. Dari hasil analisis diperoleh
MSDs pada pekerja. Masa kerja memiliki
pula nilai OR = 8,000, artinya pekerja yang
hubungan yang kuat dengan keluhan otot
sering melakukan aktivitas
dan meningkatkan risiko MSDs, terutama
berulang mempunyai isiko 8,000 kali lebih
untuk pekerjaamn yang menggunakan
besar untuk mengalami musculoskeletal
kekuatan kerja yang tinggi. (2)
disorders dibandingkan pekerja yang jarang
melakukan aktivitas berulang.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 120

Aktivitas berulang adalah pekerjaan disorders penting dilakukan olahraga.


yang dilakukan secara terus menerus seperti Olahraga yang dianjurkan untuk mencegah
pekerjaan mencangkul, membelah kayu muskuloskeletal disorders adalah low
besar, angkat-angkut dsb. Keluhan otot impact aerobic (seperti: jalan kaki,
terjadi karena otot menerima tekanan akibat bersepeda dan berenang). Sebaiknya di
beban kerja secara terus menerus tanpa lakukan 30-45 menit 3–5 kali seminggu
(2)
memperoleh kesempatan untuk relaksasi. yang diawali dengan pemanasan dan
Kondisi ini juga ditemukan pada pekerja diakhiri dengan pendinginan. Hal ini dapat
tenun ikat dimana pekerja sering melakukan memperkuat otot dan mencegah
aktivitas berulang pada saat menenun kain. muskuloskeletal disorders, sedangkan jika
Aktivitas berulang saat menenun dapat terjadi muskuloskeletal disorders maka
menyebab gangguan sistem otot yang sebaiknya dilakukan peregangan 1–2 kali
dialami pekerja, hal ini didukung dengan sehari dan dilakukan secara rutin.
sarana seperti tempat duduk yang tidak Menurut hasil penelitian, teori dan
ergonomis. penelitian terkait, peneliti berpendapat
Berdasarkan tabel 3.5 didapatkan bahwa terdapat hubungan antara aktifitas
hasil uji statistik p value = 0,027, ini berarti berulang dengan MSDs dikarenakan pekerja
ada hubungan yang bermakna antara yang dalam melakukan pekerjaan secara
kesegaran fisik dengan musculoskeletal terus menerus dan berulang ulang atau
disorders (MSDs) pada pekerja Tenun Ikat monoton mempunyai risiko bahaya yang
di Kelurahan Tuan Kentang Kota tinggi untuk mengalami MSDs dan tingkat
Palembang Tahun 2019. Dari hasil analisis risiko akan bertambah jika pekerjaan
diperoleh pula nilai OR = 9,500, artinya dilakukan dengan beban kerja berat serta
pekerja yang kurang rutin melakukan tenaga besar dalam waktu yang sangat cepat
kesegaran fisik mempunyai risiko 9,500 kali dan waktu pemulihan yang kurang.
lebih besar untuk mengalami Hasil penelitian ini ditemukan juga
musculoskeletal disorders dibandingkan bahwa ada hubungan antara kebugaran
pekerja yang rutin melakukan kesegaran jasmani dengan produktivitas kerja pada
fisik. tenaga kerja wanita unit Spinning 1 bagian
Latihan fisik merupakan gerakan yang Winding PT. Apac Inti Corpora Bawen.(11)
berfungsi untuk meregangkan otot Bila organ tubuh mampu berfungsi secara
seseorang termasuk pekerja. Oleh karena normal dalam keadaan seseorang bergerak
itu untuk mencegah muskuloskeletal dan menjalankan tugas kerja, kondisi
121
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019

demikian diungkapkan dalam istilah sehat


diakhiri dengan pendinginan. Hal ini dapat
dinamis, dimana sehat dinamis merupakan
memperkuat otot dan mencegah
tuntutan mutlak dalam kehidupan sehari-
muskuloskeletal disorders, sedangkan jika
hari. Sehat dinamis merupakan pondasi bagi
terjadi muskuloskeletal disorders maka
kebugaran yang memadai. Kerja
sebaiknya dilakukan peregangan 1–2 kali
menimbulkan kelelahan dan seterusnya
sehari dan dilakukan secara rutin.
terjadi pemulihan sehingga seseorang
merasa bugar kembali dan siap untuk
SIMPULAN
menjalankan tugas berikutnya.
Gangguan muskuloskletal pada pekerja
Hasil penelitian ini sejalan dengan
Tenun Ikat di Kelurahan Tuan Kentang
penelitian yang dilakukan oleh
dipengaruhi oleh umur, lama kerja, masa
Nuryaningtyas dan Tri (2014) hubungan
kerja, latihan fisik dan aktivitas berulang.
kebiasaan olahraga dengan keluhan
Sebagai rekomendasi penting dilakukan
muskuloskeletal disorders berdasarkan uji
latihan peregangan otot bagi pekerja untuk
chi square, menyatakan bahwa tidak ada
relaksasi otot, dan juga program gizi pekerja
hubungan yang signifikan. Bila seseorang
sangat diperlukan untuk meningkatkan
kurang berolahraga maka pada otot terjadi
sistem imun pekerja.
kelemahan dan kehilangan kelenturan dan
bila olahraga dilakukan secara baik dan
DAFTAR RUJUKAN
benar sesuai dengan anjuran dapat
1. Tarwaka, Solichul H.A Bakri dan Lilik
membantu meningkatkan kesegaran jasmani
Sudiajeng, 2004. Ergonomi Untuk
yang pada akhirnya akan meningkatkan
Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
ketahanan fisik (Soeparman, 2001,
Produktivitas. Surakarta: Uniba Press.
Moeloek, 1998 dalam Viyaya 2008). Oleh
2. Tarwaka. 2015. Ergonomi Industri
karena itu untuk mencegah muskuloskeletal
Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan
disorders penting dilakukan olahraga.
Aplikasi di Tempat Kerja, Badan
Olahraga yang dianjurkan untuk mencegah
Penerbit Harapan Press: Surakarta.
muskuloskeletal disorders adalah low
3. Kemenkes RI, 2014. Data Kecelakaan
impact aerobic (seperti: jalan kaki,
Kerja. Kemenkes RI : Jakarta. (online)
bersepeda dan berenang). Sebaiknya di
4. Depkes, 2005. Profil Masalah Kesehatan
lakukan 30-45 menit 3–5 kali seminggu
di Indonesia.
yang diawali dengan pemanasan dan
5. Evadariato, Nurdian &Endang Dwiyanti.
Medikes (Media Informasi Kesehatan),Volume 6, Nomor 2, November 2019 122

2017. Postur Kerja Dengan Keluhan (http://www.ejournalhealth.com/index.ph


Musculoskeletal Disorders Pada Pekerja p/medkes/article/viewFile/292/284,
Manual Handling Bagian Rolling Mill, diakses: 1 Maret 2019 pukul 15.06 WIB)
The Indonesian Journal of Occupational 10. Ferusgel A & Rahmawati, 2018.
Safety and Health, 6(1): 97–106. Faktor Yang Mempengaruhi Keluhan
6. Nuryaningtyas, Binarfika Maghfiroh dan Musculoskeletal Disorders Pada Sopir
Tri Martiana. 2014. Analisis Tingkat Angkutan Umum Gajah Mada Kota
Risiko Muskuloskeletal Disorders Medan. Jurnal Universitas Tadulako,
(MSDs) Dengan The Rapid Upper Limbs 9(2).
Assessment (Rula) Dan Karakteristik 11. Utami, Sri Rahayu. 2012. Status
Individu Terhadap Keluhan MSDs Gizi, Kebugaran Jasmani Dan
(Online),The Indonesian Journal of Produktivitas Kerja Pada Tenaga Kerja
Occupational Safety and Health, 3(2): Wanita, Jurnal Kesehatan Masyarakat,
160–169 KEMAS, 8 (1) :74-80
7. Elvida, Maria Nova. 2015. Pembuatan (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/
Kain Tenun Ikat Maumere Di Desa kemas, diakses pada 05 Mei 2019 pukul
Wololora Kecamatan Lela Kabupaten 15.45 WIB)
Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur, 12. Lestari, Yunita Wiji dan MG Catur
Jurnal Holistik, 8(16) Yuantari. 2013.Keluhan Subyektif Nyeri
8. Rahayu, Winda Agustin. 2012. Faktor- Pinggang Pada Pengemudi Bus, Jurnal
Faktor Yang Berhubungan Dengan Visikes,12(1).
Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja (http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/j
Angkat-Angkut Industri Pemecahan Batu km, diakses pada 01 Maret 2019 pukul
Di Kecamatan Karangnongko Kabupaten 14.06 WIB)
Klaten, Jurnal Kesehatan Masyarakat, 1 13. Utami, Ucik, Siti Rabbani Karimuna
(2):836 – 844. dan Nurnashriana Jufri. 2017. Hubungan
9. Randang Jesika M & Dyah Ratih S. lama kerja, sikap kerja, dan beban kerja
2017. Hubungan antara umur, masa dengan Muskuloskeletal Disorders
kerja, dan lama kerja dengan keluhan (MSDs) pada petani padi di desa Ahuhu
musculoskeletal pada nelayan do desa Kecamatan Meluhu Kabupaten Konawe
talikuran kecamatan remboken Tahun 2017, Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kabupatwn Minahasa. Jurnal FKM Kesehatan Masyarakat, 2 (6).
Universitas Ratulangi,

You might also like