Download as pdf or txt
Download as pdf or txt
You are on page 1of 13

Taufiqur Rohman 181

Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim


Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim di Desa Pulutan
Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga

Taufiqur Rohman

IAIN SALATIGA
rohmantaufiqur93@gmail.com

ABSTRAC
This research talk about educational model religion in the family muslim in the village pulutan kecamatan
sidorejo salatiga city .Of the study focus of the research is that which is becoming problems it was islamic
education in the family muslim in the village pulutan kecamatan sidorejo salatiga city and how their model
religious education in the family muslim in the village pulutan kecamatan sidorejo salatiga city .This study
adopted qualitative approaches, so the presence of researchers in the field very important considering
researchers act directly as an instrument direct and a gatherer data from the observation deep and
actively involved in research .The data shaped words taken from informants and respondents when they
were interviewed .In other words the data clear signs from informants , data on supplementary documents
.A whole the data besides the interviews obtained from observation and documentation .Data analysis
done by means of review existing data , and held reduction data , presentation of data , draw conclusions
and the final stages of data analysis this is have something of the validity of data. Of its reserach obtained
the results of research as follows: problems it was religious education in muslim families in the village
pulutan subdistrict sidorejo salatiga city caused by several factors, that is lack of attention of parents and
exemplary factors of parent and child that is less interest in studying islam . Educational model religion
in the family muslim in the village pulutan kecamatan sidorejo salatiga 2015 city said it would follow the
democratic authoritarian and models .
Keywords: educational model religion, family muslim.

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Model Pendidikan Agama dalam keluarga muslim di Desa
Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Fokus yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa
yang menjadi problematika pendidikan Islam dalam keluarga muslim di Desa Pulutan Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga dan bagaimana Model pendidikan agama dalam keluarga muslim di Desa
Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
jadi kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung
sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam
serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan/
responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa
keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data
tersebut selain wawancara diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan
dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik
kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini adalah mengadakan keabsahan data. Dari
penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Problematika Pendidikan
Agama dalam Kelurga Muslim di Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu faktor kurangnya perhatian dari orang tua dan faktor keteladanan dari
orang tua serta minat anak yang kurang dalam mempelajari agama Islam. Model Pendidikan
Agama dalam keluarga muslim di Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015
menggunakan model otoriter dan model demokratis.
Kata Kunci: Model pendidikan Agama, keluarga muslim.
182 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193

PENDAHULUAN Dalam praktik di Indonesia ada lembaga


Pendidikan adalah kebutuhan mendasar pendidikan non formal dan informal. Pendi­
bagi kehidupan manusia, dimulai sejak dikan jalur nonformal adalah pendidikan
lahir sampai meninggal dunia. Dengan kata diluar jalur sekolah, pendidikan masyarakat
lain pendidikan berlangsung seumur hidup dan keluarga. Pendidikan masyarakat
yaitu sejak bayi hingga ke liang lahat. Oleh dan keluarga ini termasuk dalam kategori
karena itu, pendidikan adalah aspek utama informal. Dalam masyarakat banyak keluarga
yang harus ditanamkan oleh para pendi­ muslim yang sering mengikuti Pengajian
dik dimulai dari keluarga, sekolah dan beramai-ramai di surau atau langgar dengan
masyarakat. Pendidikan Islam merupakan ustadz kyai atau guru ngaji dan merupakan
sebuah proses yang mengarahkan manusia bagian kehidupan keagamaan dewasa.
kepada kehidupan yang lebih baik dan yang Dari mengikuti kegiatan keagamaan itu
akan mengangkat derajat kemanusiaannya, Pengalaman keagamaan masa kanak-kanak
sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) merupakan modal dasar keberagamaan
dan kemampuan ajarannya (Arifin, 1994). selanjutnya.
Pendidikan Agama Islam adalah suatu Namun realitasnya, di masyarakat sete­
usaha yang sistematis dalam membimbing lah seseorang dewasa hal tidak menutup
anak didik yang beragama Islam dengan cara ke­mung­ kinan akan terputus atau hilang.
sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Pendi­dikan dalam keluarga akan membentuk
Islam itu benar dapat menjiwai, menjadi karakter nilai-nilai agama anak. Peran
bagian yang sangat penting dalam dirinya. keluarga dalam membimbing anak akan
Yakni, ajaran Islam benarbenar dipahami, sangat menentukan sikap kedepan karena
diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi keluarga adalah wadah pertama dan utama
pedoman hidupnya, menjadi pengontrol bagi pertumbuhan dan pengembangan
terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap anak. Pendidikan keluarga memberikan
mental (Syafa’at, 2008). pengetahuan dan keterampilan dasar, agama
Dalam agama Islam pendidikan sangat dan kepercayaan, nilai-nilai moral, norma
ditekankan kepada umatnya. Sebab sosial dan pandangan hidup yang diperlukan
pendidikan akan mengangkat derajat bagi anak untuk dapat berperan dalam keluarga
orang-orang yang berilmu, diterangkan (Ahid, 2010).
dalam Al-Qur’an surat Al-Mujadalah ayat 11 Model pendidikan yang baik dari orang
menyebutkan: tua akan membentuk perilaku dan moral
anak yang akan mengantarkannya dalam
‫الالِ ِس فَافْ َس ُحوا‬ َ َ ْ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذي َن آ َمنُوا إِ َذا قِي َل لَ ُكمْ تَفَ َّس ُحوا ف‬
ِ menjalani kehidupan yang baik. Orang
‫يَفْ َس ِح اللَُّ لَ ُكمْ َوإِ َذا ِقي َل انْ ُش ُزوا فَانْ ُش ُزوا يَرْفَ ِع اللَُّ الَّ ِذي َن آ َمنُوا‬ tua berperan melindungi dan menjaga
ٍ ‫ِمنْ ُكمْ َوالَّ ِذي َن أُوتُوا الْ ِعلَْم َد َر َج‬
‫ات َواللَُّ ِبَا تَ ْع َملُو َن َخبِ ٌري‬ keselamatan keluarga. Orang tua berkewa­
Artinya: jiban memerintahkan anakanaknya untuk
Hai orang-orang beriman apabila kamu taat kepada segala perintah Allah SWT,
dikatakan kepadamu: Berlapanglapanglah seperti shalat, puasa, membaca Al-qur’an
dalam majlis, Maka lapangkanlah niscaya Allah dan lain-lain.
akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila Peran keluarga dalam menanamkan
dikatakan Berdirilah kamu, Maka berdirilah, nilai agama sangatlah diperlukan dalam hal
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
mendidik anak. Namun banyak juga terjadi
yang beriman di antaramu dan orang-orang
di masyarakat yang dari kecil dididik agama
yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
oleh keluarganya setelah dewasa banyak
dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan. yang telah kehilangan agama. Oleh karena
itu, orang tua sebagai central of figure harus
Taufiqur Rohman 183
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
semaksimal mungkin mengontrol anaknya Dalam penelitian ini penulis dapat
(Achmadi, 1987). memperoleh informasi data dari beberapa
Orang tua harus memberikan pendi­ literatur buku maupun jurnal sebagai
dikan yang terbaik bagi anakanaknya, bahan teoritik. Penulis memperoleh sumber
serta mena­nam­kan nilai agama pada anak informasi riil dan proses observasi data dan
yang nan­tinya akan memberikan pengaruh wawancara yang peneliti lakukan secara
positif kepada anak. Mereka akan senantiasa langsung dengan orang tua, anak, pendidik
mendekatkan diri kepada Allah mengemban anak dari keluarga muslim yang kemudian
tugas mulia yang sudah diperintahkan oleh dianalisis.
Allah SWT yaitu menjalankan perintah-Nya
A. Model Pendidikan Agama Islam
serta menjauhi seluruh larangan-larangan-
Nya. 1. Pengertian Model Pendidikan Agama
Penelitian ini ditujukan kepada keluarga Islam
muslim yang berada di desa pulutan Model dapat diartikan sebagai kerangka
Kelurahan Pulutan Kecamatan Sidorejo konseptual yang digunakan sebagai pedoman
Kota Salatigayang notabenenya mayoritas dalam melakukan kegiatan (Sagala, 2005).
Desa pulutan yang dulunya merupakan desa Selain itu juga dapat dipahami sebagai
santri tetapi pada akhir-akhir ini mengalami tipe desain atau diskripsi yang dari suatu
kemerosotan dalam hal nilai-nilai agama. sistem yang disederhanakan agar dapat
Banyak dari generasi muda sekarang ini yang menjelaskan dan menunjukkan sifat bentuk
enggan belajar agama. Orang tualah yang aslinya. Sedangkan Pendidikan merupakan
harus kembali mengontrol anakanaknya proses budaya untuk meningkatkan harkat
untuk kembali mendidik anak agar tercipta dan martabat manusia, dan berlangsung
keluarga yang di ridhoi Allah Swt. sepanjang hayat, yang dilaksanakan
Peran keluarga khususnya orang tua di lingkungan keluarga, sekolah, dan
dalam mendidik pendidikan agama bagi masyarakat.
anaknya sangat diperlukan anak. Orang tua Pendidikan berasal dari bahasa Yunani,
harus mempunyai model dalam mendidik paedagogy, yang mengandung makna se­
keluarga agar berhasil dalam membina orang anak yang pergi dan pulang sekolah
keluarga yang diridhoi Allah SWT. diantar seorang pelayan.Sedangkan pelayan
yang mengantar dan menjemput dinamakan
Metode Penelitian paedagogos. Dalam bahasa Romawi,
Penelitian ini menggunakan pendekatan pendidikan diistilahkan dengan educate yang
kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. berarti mengeluarkan sesuatu yang berada
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh di dalam. Dalam bahasa Inggris, pendidikan
informasi-informasi me-ngenai keadaan diistilahkan to educate yang berarti
saat ini. Di dalamnya terdapat upaya memperbaiki moral dan melatih intelektual
mendeskripsikan, mencatat, analisis, dan (Suwarno, 1995).
menginterpre-tasikan kondisi-kondisi yang Pendidikan agama Islam juga bisa di
sekarang ini terjadi atau ada (Mardalis, 2007). artikan sebagai usaha yang lebih khusus
Pendekatan kualitatif ini dimaksudkan untuk yang ditekankan untuk mengembangkan
menjelaskan peristiwa atau kejadian yang fitrah keberagamaan subjek didik agar
ada pada saat penelitian berlangsung yaitu lebih mampu memahami, menghayati, dan
tentang model pendidikan agama dalam mengamalkan ajaran-ajaran Islam (Achmadi,
keluarga muslim di Desa Pulutan Kecamatan 1992).
Sidorejo Kota Salatiga Tahun 2015. Pendidikan agama Islam merupakan
upaya sadar dan terencana dalam menyiap­
184 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193

kan peserta didik untuk mengenal, mema­ ibadah. Maka untuk melaksanakan semua
hami, menghayati, mengimani, bertaqwa, tugas kehidupan itu, baik bersifat pribadi
berakhlak mulia, mengamalkan ajaran maupun sosial, perlu dipelajari dan dituntun
agama Islam. Sebagai bimbingan pengajaran dengan iman dan akhlak terpuji. Dengan
latihan serta penggunaan pengalaman demikian, identitas muslim akan tampak
dalam semua aspek kehidupannya (Rpqib,
(Ramayulis. 2005)
2009).
Menurut Zakiah Darajat, pendidikan
agama Islam ialah usaha berupa bimbingan Adapun tujuan utama pendidikan Islam
dan asuhan terhadap anak didik agar adalah membina dan mendasari kehidupan
kelak setelah selesai pendidikan-nya dapat anak didik dengan nilai-nilai agama dan
memahami dan mengamalkan ajaran sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam,
agama Islam serta menjadikannya sebagai sehingga ia mampu mengamalkan syariat
pandangan hidup. Islam secara benar sesuai pengetahuan
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir (2004) agama. Tujuan pendidikan Islam yang sejalan
pendidikan agama Islam adalah bimbingan dengan tujuan ajaran Islam itu sendiri, yaitu
yang diberikan seseorang kepada seseorang mempertinggi nilai-nilai akhlak, sehingga
agar ia berkembang secara maksimal sesuai mencapai tingkat akhlaqul karimah. Faktor
dengan ajaran Islam. kemuliaan akhlak dalam pendidikan agama
Model pendidikan Islam adalah kerangka Islam dinilai sebagai faktor kunci dalam
konseptual atau cara pengubahan sikap menentukan keberhasilan pendidikan yang
dan tingkah laku seseorang atau kelompok menurut pandangan Islam berfungsi untuk
orang dalam usaha mendewasakan manusia menyiapkan manusia-manusia yang mampu
melalui upaya pengajaran dan pelatihan menata kehidupan yang sejahtera di dunia
berdasarkan Alquran dan Al-hadis untuk dan akhirat (Said, 1994).
mengembangkan fitrah keberagaman Berdasarkan definisi yang telah dike­
subjek didik agar lebih mampu memahami, mukakan di atas maka secara umum dapatlah
menghayati, dan mengamalkan ajaran- dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam
ajaran Islam. adalah pembentukan kepribadian muslim
paripurna (kaffah). Pribadi yang demikian
2. Tujuan Pendidikan
adalah pribadi yang menggambarkan
Tujuan pendidikan adalah perubahan terwujudnya keseluruhan esensi manusia
yang diharapkan pada subjek didik setelah secara kodrati, yaitu sebagai makhluk
mengalami proses pendidikan baik pada individual, makhluk sosial, makhluk
tingkah laku individu dan kehidupan bermoral, dan makhluk yang ber-Tuhan.
pribadinya maupun kehidupan masyarakat Citra pribadi muslim seperti itu sering disebut
dan alam sekitarnya dimana individu itu sebagai manusia paripurna (insan kamil)
hidup (Achmadi, 1992). atau pribadi yang utuh, sempurna seimbang
Dalam hal ini, Zakiyah Daradjat dan selaras dengan pola takwa. Dalam hal
mengemukakan: ini ada beberapa tujuan pendidikan Islam
Tujuan Pendidikan adalah membimbing dan yaitu tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuan
membentuk manusia menjadi hamba Allah khusus (Achmadi, 1992).
yang shaleh, teguh imannya, taat beribadah a. Tujuan Tertinggi
dan berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan Tujuan tertinggi ini bersifat mutlak,
gerak dalam kehidupan setiap muslim, mulia tidak mengalami perubahan dan berlaku
dari perbuatan, perkataan dan tindakkan apa
umum, karena sesuai dengan konsep
pun yang dilakukan dengan nilai mencari
Ilahi yang mengandung kebenaran
ridha Allah, memenuhi segala perintah-Nya,
mutlak dan universal. Tujuan tertinggi
dan menjauhi segala larangan-Nya adalah
Taufiqur Rohman 185
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
dan terakhir ini pada akhirnya sesuai sosialnya dan tanggung jawabnya
dengan tujuan hidup manusia dan dalam tata hidup bermasyarakat.
peranannya sebagai ciptaan Allah, yaitu: 3. Mengenalkan manusia dengan ala
1. Menjadikan hamba Allah yang paling mini dan mengajak mereka untuk
taqwa mengetahui hikmah diciptanya
Tujuan ini sejalan dengan tujuan serta memberikan kemungkinan
hidup dan penciptaan manusia, kepada mereka untuk mengambil
yaitu semata-mata untuk beribadah manfaatnya.
kepada Allah Swt. 4. Mengenalkan manusia dengan
2. Mengantarkan subjek didik pencipta alam (Allah) dan meme­
menjadi Khalifatullah fil ard (wakil rintah­kan beribadah kepada-Nya.
Tuhan di bumi) yang mampu Keempat tujuan tersebut merupakan
memakmurkannya (membudayakan satu rangkaian atau kesatuan, dengan
alam sekitar) dan lebih jauh lagi, kembali kepada Al-qur’an dapat
mewujudkan rahmah bagi alam disimpulkan bahwa realisasi diri sebagai
sekitarnya, sesuai dengan tujuan tujuan umum pendidikan Islam tidak
penciptaan manusia dan sebagai lain adalah terpadunya pikir, zikir, dan
konsekuensi setelah menerima Islam amal pada pribadi seseorang. Dan ini
sebagai pedoman hidup. merupakan kunci utama untuk sampai
3. Untuk memperoleh kesejahteraan, pada tujuan tertinggi “Ma’rifatullah an
kebahagiaan hidup di dunia sampai ta’abud ilallah”.
di akhirat, baik individu maupun c. Tujuan Khusus
masyarakat. Tujuan khusus adalah pengkhususan
Tujuan ini sesuai dengan cita-cita setiap atau operasionalisasi tujuan tertinggi dan
muslim sebagaimana doa yang paling terakhir dan tujuan umum pendidikan
mencakup dan selalu dimohonkan kepada islam. Tujuan khusus bersifat relatif
Allah, Rabbana atina fid-dunya hasanah, sehingga dimungkinkan untuk diadakan
wa fil-akhirati hasanah wa qina azaban- perubahan di mana perlu sesuai dengan
nar. Ketiga tujuan tertinggi tersebut tuntutan dan kebutuhan, selama tetap
diyakini sebagai sesuatu yang ideal dan berpijak pada kerangka tujuan tertinggi
dapat memotivasi usaha pendidikan dan umum itu. Pengkhususan tujuan
dan bahkan dapat menjadikan aktivitas tersebut dapat didasarkan pada:
pendidikan yang lebih bermakna. 1. Kultur dan cita-cita suatu
b. Tujuan Umum bangsa di mana pendidikan itu
Tujuan Umum adalah sebagai arah yang diselenggarakan.
taraf pencapaiannya dapat di-ukur 2. Minat, bakat, kesanggupan subjek
karena menyangkut perubahan sikap, didik.
perilaku dan kepribadian subjek didik. 3. Tuntutan situasi, kondisi pada kurun
Dalam hal tujuan umum mengenai waktu tertentu.
pendidikan Dr. Muhammad Fadil Al- Dengan demikian tujuan khusus harus
Jamali menyimpulkan sebagai berikut: tetap mengacu pada tujuan tertinggi
1. Mengenalkan manusia akan dan senantiasa dijiwai dengan akhlaqul
peranannya diantara makhluk dan karimah, karena pendidikan budi pekerti
tanggung jawab pribadinya dalam (akhlaq) adalah jiwa dari pendidikan
hidup ini. islam dan Tujuan Akhir Pendidikan Islam
2. Mengenalkan manusia akan adalah berkaitan dengan penciptaan
hubungannya dengan lingkungan manusia di muka bumi ini, yaitu
186 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193

membentuk manusia sejati, manusia abid belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-
yang selalu mendekatkan diri kepada sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam
Allah, melekatkan sifat-sifat Allah dalam satuan masyarakat manusia (Djamarah,
pribadinya dan menjalankan fungsi- 2004).
fungsi kehidupannya sebagai khalifatul Menurut tim penyusun kamus besar
fil ard (Ahid, 2010). bahasa Indonesia (2008) yang dimaksud
Hal ini seperti yang diterangkan dalam Muslim adalah penganut agama Islam atau
Q.S Adz Dzariyat ayat 56: orang yang memeluk agama Islam. Muslim
kalau ditinjau dari segi bahasa dan istilah
ِ ‫ال َّن وَ ْالِنْ َس إَِّل لِيَ ْعبُد‬
‫ُون‬ ِ ْ ‫وَ َما َخلَقْ ُت‬ asal usul katanya yaitu dimulai dari kata”
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia Islam” berasal dari bahasa Arab: “salima”
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. yang artinya selamat, dari kata itu terbentuk
Dengan demikian tujuan pendidikan “aslama”yang artinya menyerahkan diri
agama Islam adalah dalam rangka untuk atau tunduk dan patuh. Dari kata “aslama”
menumbuhkan pola kehidupan manusia itulah terbentuk kata Islam dan pemeluknya
yang utuh melalui latihan kejiwaan, disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam
kecerdasan otak penalaran, perasaan dan berarti menyerahkan diri kepada Allah, siap
indera.Jadi pendidikan itu harus melayani patuh pada ajaran-Nya dan yang pasti orang
pertumbuhan manusia dalam semua aspek yang sudah mengucapkan syahadat berarti
baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, dia sudah Muslim, tetapi untuk menjadi
jasmaniah, maupun bahasannya. Pendidik muslim yang sebenarnya setiap orang harus
pada dasarnya mendorong semua aspek menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan
tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian sebenar-benarnya.
kesempurnaan hidup (Mansur, 2005). Jadi, Keluarga Muslim menurut penulis
adalah keluarga yang beragama Islam
B. Keluarga Muslim sekaligus menyerahkan diri kepada Allah
Keluarga adalah sanak saudara yang ber­ dan siap patuh pada ajaran-Nya.
talian dengan turunan atau sanak sau­
C. Problematika Pendidikan Agama dalam
dara yang bertalian dengan perkawi-nan
Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW
(Poerwadarminta, 2006). Keluarga adalah
03
wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan
dan pengembangan anak. Jika suasana Dalam dunia pendidikan pasti muncul per­
dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, masalahan dalam setiap pelaksanaannya,
maka anak akan tumbuh dengan baik baik itu di dalam pemerintahan, seko­ lah
pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah maupun dalam keluarga. Dalam melak­
pertumbuhan anak tersebut (Darajat, 1995). sanakan pendidikan, peran keluarga tidak
Keluarga merupakan sebuah institusi bisa dianggap remeh, karena lingkungan per­
yang terbentuk karena ikatan perkawinan. tama yang mempunyai peran penting dalam
Pada dasarnya keluarga itu adalah sebuah pendidikan adalah lingkungan keluarga.
komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran Di sinilah anak dilahirkan, dirawat, dan
untuk hidup bersama dalam satu atap dibesarkan. Di sini juga proses pendidikan
sebagai suami istri dan saling interaksi berawal.
dan berpotensi punya anak akhirnya Orang tua adalah guru pertama dan
membentuk komunitas baru yang disebut utama bagi anak. Orang tua adalah guru
keluarga. Jadi keluarga dalam bentuk yang agama, bahasa, dan sosial bagi anak.
murni merupakan satu kesatuan sosial yang Karena, Orang tua adalah orang yang
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang pertama mengajarkan anak bersosialisasi
Taufiqur Rohman 187
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
dengan lingkungan sekitar. Dalam keluarga manusia. Anak kecil yang merasa kurang
terjadi inte­raksi antara orangtua dengan disayangi oleh orang tuanya akan menderita
anak. Dengan mendidik, orang tua sangat hatinya, kesehatan badan akan menurun,
berperan dalam proses pendidikan yang kecerdasannya juga mungkin akan semakin
akan diterapkan kepada anak. berkurang, dan kelakuannya mungkin akan
Peran keluarga dalam pendidi-kan menjadi nakal, keras kepala dan sebagainya.
meliputi: Problematika pendidikan agama pada
1. Dalam bidang Jasmani dan kesehatan anak, pada dasarnya tidak hanya terjadi
anak di Desa Pulutan, mungkin pada saat ini
Keluarga mempunyai peranan penting banyak terjadi di Desa-desa bahkan sampai
untuk menolong pertumbuhan anak- terjadi di keluarga daerah perkotaan.
anaknya dari segi jasmaniah, baik Problematika yang terjadi di Desa Pulutan
aspek perkembangan maupun dari merupakan fenomena kejadian yang
aspek perfungsian. Didalam-nya realistis terjadi dalam keluarga. Bahwa
termasuk perlindungan, pengobatan orang tua terkadang sulit mendidik anaknya
dan pengemba-ngan untuk menunaikan karena orang tua yang sibuk bekerja untuk
tanggung jawab. memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga
2. Dalam bidang pendidikan akal anak menjadi kurang perhatian, kurang
(intelektual) bimbingan arahan ditambah lagi faktor
Walaupun pendidikan akal dikelola oleh minat anak yang kurang memperhatikan
institusi-institusi yang khusus, tetapi akan pentingnya pendidikan agama Islam.
keluarga masih tetap memegang peranan Disini sangat diperlukan usaha orang tua
penting dan tidak dapat dibebaskan dari yang harus selalu mendidik mengontrol
tanggung jawab. Anak-anak tidak akan anaknya agar anak tersebut menjadi tertarik
menikmati perkembangan akal yang untuk belajar agama Islam.
sempurna, kecuail jika mereka mendapat Menurut jawaban dari informan yang
pendidi-kan akal dan mendapat ditanyakan oleh penulis tentang apa saja
kesempatan yang cukup di rumah. problematika pendidikan agama dalam
3. Dalam bidang pendidikan agama keluarga muslim, hampir semuanya
Pendidikan agama dan spiritual ini menyatakan pertama keteladanan dari
berarti membangkitkan kekuatan orang tua. Keteladanan menjadi kendala
dan kesediaan spiritual yang bersifat utama dalam masalah pendidikan. Problem
naluri yang ada pada anakanak melalui kedua adalah minat anak yang kurang
bimbingan agama yang sehat dan dalam kegiatan agama seperti shalat, puasa,
mengamalkan ajaran-ajaran agama mengaji Al-qur’an, membaca kitab kuning,
(Ahid, 2010). yasinan, dziba’an dan lain-lain. Hal ini
seperti yang disampaikan oleh Bapak Slkn
Problematika pendidikan agama dalam
(20 04 2015) yang berprofesi sebagai buruh
keluarga Muslim di Desa Pulutan dapat
serabutan dengan pendidikan lulusan SMP
teratasi dengan baik apabila orang tua bisa
mengatakan:
menerapkan peran orang tua dengan sebaik-
baiknya dan anak juga harus meningkatkan “Saya masih kurang dalam memberikan
belajar agama Islam sehingga terjadi contoh yang baik kepada anak-anak,
karena saya sendiri sebetulnya kurang
kesesuaian antara tujuan orang tua dalam
begitu paham tentang agama, jadi saya
mendidik anaknya.
tidak bisa mengajarkan mereka tentang
Menurut Darajat (1993) menyatakan
shalat atau mengaji secara langsung, tetapi
bahwa rasa kasih sayang adalah kebutuhan
jiwa yang paling pokok dalam kehidupan
188 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193

kalau masalah berperilaku insya Allah saya Dan hal ini juga terjadi pada M aw putra
berperilaku baik terhadap anak”. dari Bapak NN (23 05 2015)
Hal ini berbeda dengan apa yang “Setiap hari saya juga disuruh bapak saya
diutarakan oleh bapak Fzn (24 04 2018) untuk berangkat belajar mengaji di rumah
yang berprofesi sebagai guru SD dengan (Bapak Djmt) akan tetapi saya sering kali
pendidikan lulusan sarjana S1 : tidak berangkat mengaji karena teman
sebaya juga tidak berangkat sehingga saya
“Ya, saya selalu berusaha memberikan ikutan tidak berangkat.”
contoh yang baik kepada anak-anak saya,
karena anak itu sangat mudah meniru Selain beberapa anak di atas masih ada
perilaku dari orang tuanya. Jadi, saya harus lagi anak yang terkadang enggan untuk
memberikan contoh yang baik terhadap belajar mengaji yaitu Brk putra dari bapak
anak saya agar anak saya menjadi anak yang Fzn (24 05 2015)
berperilaku baik”.
“Bapak saya setiap hari menyuruh saya
Problematika pendidikan agama Islam untuk belajar ngaji ke tempat guru ngaji, ya
dalam keluarga muslim adalah kurangnya waktunya sehabis maghrib tetapi terkadang
sikap keteladanan dari orangtua sekaligus saya merasa malas mau mengaji karena
per­hatian orangtua terhadap anaknya dan sudah capek, sehabis pulang sekolah tetapi
saya usahakan untuk bisa mengaji dan
juga minat anak yang kurang begitu mem­
shalat lima waktu karena sebetulnya saya
perhatikan mengenai pentingnya belajar
juga ingin belajar lebih dalam soal agama”.
agama yang merupakan pondasi utama
dalam menjalankan kehidupan. Problematika yang terjadi pada anak
Di Desa Pulutan terutama dalam di Desa meliputi faktor lingkungan, teman
keluarga muslim pada dasarnya orang tua sebaya yang nakal dan sekaligus perkem­
dalam mendidik anaknya sudah semangat, bangan teknologi yang semakin maju serta
hanya saja faktor anaknyalah yang kurang minat anak yang kurang memperhatikan
berminat atau kurang memperhatikan tentang pentingnya belajar agama Islam.
untuk belajar agama. Seperti yang terjadi Lingkungan yang kurang mendukung
pada Saudara Mzh putra dari Bapak Slkn (19 menjadi problem bagi anak di Desa Pulutan
05 2015) mengatakan: sehingga gairah semangat anak menjadi
“Setiap hari bapak saya menyuruh saya menurun, akibatnya anak menjadi malas
untuk belajar mengaji tujuannya agar saya belajar dan malas untuk berangkat mengaji.
bisa mengaji membaca Al-qur’an tetapi saya Anak ketika mau berangkat mengaji dan
kurang memperhatikan nasihat-nasihat bertemu teman-teman sebaya yang tidak
dari bapak sehingga saya tidak mengaji lagi mengaji akibatnya menjadi terpengaruh
dengan alasan malas.” untuk tidak berangkat mengaji. Mereka
anak harus pandai-pandai memilih teman
Begitu juga yang terjadi pada Saudara
agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang
IS putra dari Bapak Mgn (19 05 2015)
kurang bermanfaat. Orang tua juga harus
mengatakan:
ikut andil dalam mengatasi problem anak
“Saya sudah tidak belajar mengaji lagi tersebut.
karena saya sudah bekerja di pabrik dan Keteladanan dari orang tua sangat
ketika pulang sudah larut malam sehingga diperlukan bagi anaknya dalam
ketika saya ingin belajar mengaji ke guru
melaksanakan pendidikan Islam karena,
ngaji sudah tidak ada waktu lagi dan lagi pula
orang tua adalah contoh teladan yang
dulu saya sudah pernah khatam mengaji Al-
paling mudah ditiru dan dekat dengan anak.
qur’an.”
Namun dalam keluarga muslim di Desa
Taufiqur Rohman 189
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
Pulutan ada beberapa orang tua yang masih kehidupan anak didik dengan nilai-
kurang bisa menjadi teladan yang baik bagi nilai agama dan sekaligus mengajarkan
anak-anaknya. Dalam keluarga seperti ini, ilmu agama Islam, sehingga ia mampu
para orang tua lebih menyerahkan anaknya mengamalkan syariat Islam secara benar
kepada guru atau tokoh yang dirasa patut sesuai pengetahuan agama (Said, 1994).
ditiru oleh anak-anaknya. Ketidakmampuan Tujuan akhir Model pendidikan Agama
orang tua dalam hal memberikan contoh yang Islam adalah berkaitan dengan penciptaan
baik disebabkan kurangnya pengetahuan manusia dimuka bumi ini yaitu membentuk
tentang agama, kesibukan dalam bekerja, manusia sejati, manusia abid, yang selalu
dan merasa bahwa dirinya kurang baik mendekatkan diri kepada Allah, melekatkan
untuk menjadi contoh anaknya. sifat-sifat Allah dalam pribadinya, dan
Dapat dilihat dari sebab diatas bahwa menjalankan fungsi-fungsi kehidupannya
orang tua merupakan pendidik yang paling sebagai khalifatul fil ard (Ahid, 2010). Menjadi
utama dalam mendidik anaknya sehingga manusia yang berakhlaq mulia dan berbudi
perilaku yang dilakukan oleh orang tua pekerti luhur yang di ridhoi Allah Swt.
akan mempengaruhi perkembangan Dari hasil penelitian penulis tentang
pada anaknya. Orangtua di Desa Pulutan model pendidikan Agama dalam keluarga
yang sibuk bekerja untuk meningkatkan muslim di desa Pulutan, penulis dapat
ekonomi keluarga, terkadang mempunyai menyimpulkan bahwa model pendidikan
sedikit waktu luang untuk berinteraksi dan agama yang diterapkan di desa Pulutan RW
berkumpul dengan anak-anaknya, orangtua 03 meliputi 2 model tetapi yang berlaku
bisa berkumpul pada anak sehabis kerja hanya dua model.
padahal, orang tua sudah lelah capek dan
1. Model Pendidikan Otoriter
butuh istirahat, sehingga proses interaksi
dengan anak menjadi tidak kondusif. Model pendidikan otoriter merupakan
Jadi, problematika pendidikan agama pendidikan yang keras di bandingkan model
dalam keluarga muslim di Desa Pulutan pendidikan yang lain. Pengasuhan dari
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor orangtua yang kaku, diktator dan memaksa
perhatian, teladan dari orang tua serta faktor anak untuk patuh terhadap aturan-aturan
minat belajar anak dalam mempelajari ilmu yang diberikan oleh orangtua tanpa merasa
agama. Namun faktor minat belajar anak perlu menjelaskan kepada anak tentang
untuk mempelajari ilmu agama merupakan guna dan alasan dibalik aturan tersebut.
faktor yang paling berpengaruh, karena Orangtua cenderung mengekang keinginan
keinginan belajar anak tidak sesuai dengan anaknya. Dengan persepsi nilai-nilai, sikap
harapan yang diinginkan orang tua. dan perilaku demikian seorang kepala
keluarga yang otoriter dalam praktek akan
D. Model Pendidikan Agama dalam menggunakan model pendidikan sebagai
Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW berikut:
03 a. Menuntut ketaatan penuh dari para
Model pendidikan agama adalah kerangka anggota keluarga,
konseptual atau cara pengubahan sikap b. Dalam menegakkan disiplin menunjuk­
dan tingkah laku seseorang atau kelompok kan kekakuan,
orang dalam usaha mendewasakan manusia c. Bernada keras dalam pemberian
melalui upaya pengajaran, bimbingan dan perintah atau instruksi,
pelatihan. d. Menggunakan pendekatan punitif dalam
Adapun tujuan utama Model pendidikan hal terjadinya penyimpangan oleh
Agama adalah membina dan mendasari anggota keluarga (Siagian, 1993).
190 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193

Mendidik dengan otoriter ada kelebihan Ditinjau dari persepsinya, kepala


juga ada kekurangannya. Misalnya orang keluarga yang demokratis biasanya
tua mendidik melalui Hukuman. Mendidik memandang peranannya selaku koordinator
melalui hukuman yang dilakukan oleh dan integrator dari berbagai unsur dan
para orangtua di Desa Pulutan yaitu untuk komponen keluarga, sehingga bergerak
mendidik anak supaya mereka mempunyai sebagai suatu totalitas. Mengakui dan
kebiasaan-kebiasaan baik ketika besar. menjunjung tinggi harkat dan martabat
Model pendidikan agama yang manusia. Kepala keluarga yang demokratis
diterapkan pada anak di Desa Pulutan yang memperlakukan anggota keluarga sebagai
meliputi model otoriter ini hanya sedikit wahana untuk mencapai tujuan bersama.
orangtua yang menggunakan model ini. Kepala keluarga bersikap fleksibel dalam
Orang tua mendidik anaknya dengan keras, mendidik anak (Siagian, 1993).
dengan menghukum anaknya ketika anaknya Model demokratis ini banyak terdapat
salah. Tetapi yang terjadi di Desa Pulutan, di Desa Pulutan. Model ini kebanyakan
sekeras-kerasnya orang tua dalam mendidik terjadi dalam keluarga dimana orangtua
dan menghukum anak tidak ada tindakan membimbing mengarahkan anak demi
atau kontak fisik. Orangtua berusaha keras menjunjung harkat dan martabat keluarga.
agar anaknya tidak melakukan kesalahan. Di Desa Pulutan kebanyakan orang tua dalam
Contohnya: ketika anak belum melaksakan mendidik memberi arahan kepada anaknya
shalat dan dipantau oleh orangtua anak tidak langsung memarahi ketika anaknya
tersebut tidak langsung di hukum, tetapi melakukan kesalahan. Contoh ketika anak
disuruh melaksanakan shalat walaupun tidak belajar, orang tua hanya mengingatkan
melaksanakan shalat tidak tepat waktu. untuk belajar, tidak marah-marah yang
Tetapi jika anak tidak melaksanakan shalat menimbulkan ketakutan bagi anak.
secara terus-menerus orang tua menghukum Model yang demokratis banyak disukai
anaknya dengan keras. Hukuman yang anak di Desa Pulutan karena orang tua
dilakukan oleh orangtua merupakan model dalam mendidik tidak keras, tidak kaku
terburuk, maksudnya anak dihukum mengikuti perkembangan yang terjadi pada
dengan keras tetapi kondisi tertentu harus anak. Demokratisnya orang tua di Desa
digunakan agar anak menjadi disiplin Pulutan ketika anak salah, maka orang tua
dan menghargai waktu. Oleh karena itu, tetap membimbing mengarahkan memantau
hendaknya diperhatikan ketika orangtua perkembangan anaknya agar bisa menjadi
mendidik anaknya dengan menggunakan anak yang shaleh dan saleha taat pada orang
hukuman agar anak tidak menjadi takut atas tua dan taat dalam menjalankan perintah
hukuman yang telah diberikan kepadanya. agama. Ketika anak tidak berangkat mengaji
orang tua juga memberikan arahan yang
2. Model Pendidikan Demokratis
terkadang orangtua tersebut marah kepada
Model pendidikan demo-kratis adalah model anak. Orangtua marah kepada anaknya
yang seimbang antara menghukum anak dalam artian memberikan pemahaman
dengan mengarahkan anak dengan baik. kepada anak agar tidak mengulangi lagi
Artinya orang tua dalam mendidik anak perbuatan yang tidak bermanfaat. Model
fleksibel. Model demokratis adalah model demokratis yang terjadi di Desa pulutan RW
yang bercirikan adanya hak dan kewajiban 03 ini ternyata masih terdapat orangtua yang
orangtua dan anak sama. Dalam artian saling cenderung kurang memperhatikan anaknya
melengkapi. Anak dilatih untuk bertanggung karena kurangnya pengetahuan orang tua
jawab dan menentukan perilakunya sendiri dalam mendidik anaknya sehingga anaknya
agar dapat disiplin.
Taufiqur Rohman 191
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
dititipkan kepada guru ngaji untuk belajar bisa dikatakan tidak menggunakan model
ilmu-ilmu agama. tersebut.
Para orang tua dalam keluarga muslim
3. Tidak ada Model Laissez Faire (bebas)
mendukung tentang pendidikan agama
Model Laissez faire adalah suatu sistem bagi anaknya, karena menurut mereka
dimana si pendidik menganut kebijaksanaan pendidikan agama itu harus dilaksanakan
tidak ikut campur. Pada model ini anak dan diajarkan kepada anak sejak usia dini.
dipandang sebagai anak yang berkepribadian Mereka menginginkan agar anak dapat
bebas, anak adalah subjek yang dapat menjalankan apa yang diperintahkan oleh
bertindak dan berbuat sesuai dari hati ajaran Islam, seperti mengerjakan shalat,
nuraninya. Orang tua membiarkan anaknya puasa, zakat dan lain-lain.
mencari dan menemukan sendiri apa yang
diinginkannya, kebebasan sepenuhnya Kesimpulan
diberikan kepada anak. Orang tua seperti ini Berdasarkan hasil observasi dan wawancara,
cenderung kurang perhatian dan acuh-tak maka penulis menyimpulkan hasil penelitian
acuh terhadap anaknya. bahwa model pendidikan Agama dalam
Berdasarkan pada model ini penulis keluarga muslim di Desa Pulutan RW 03
tidak menemukan hasil penelitian yang Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga sebagai
menggambarkan orang tua di Desa Pulutan berikut:
mendidik anaknya dengan model Laissez faire
atau dengan cara bebas artinya orang tua 1. Problematika Pendidikan Agama dalam
tidak memperhatikan sama sekali tentang Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW
perkembangan anaknya. Model Laissez 03 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga
faire seperti ini merupakan menelantarkan Tahun 2015
anak. Orangtua kurang memperhatikan Problematika pendidikan Agama dalam
perkembangan si anak dan anak dibiarkan keluarga muslim disebabkan oleh beberapa
berkembang sendiri tanpa pengawasan faktor, yaitu faktor perhatian dari orangtua,
orangtua, orangtua lebih memprioritaskan teladan dari orang tua serta faktor teknologi
kepentingan sendiri. yang sangat mempengaruhi dalam proses
Berdasarkan observasi dan wawancara belajar, sekaligus minat anak dalam
yang dilakukan Penulis kepada keluarga mempelajari ilmu agama yang kurang.
Muslim di Desa Pulutan Rw 03 Kecamatan Orang tua kurang memperhatikan secara
Sidorejo Kota Salatiga, orang tua di Desa seksama dalam mendidik anaknya. Minat
tersebut hanya menerapkan dua model belajar anak dalam mempelajari ilmu agama
pendidikan yaitu model otoriter dan model merupakan faktor yang paling berpengaruh,
demokratis. Hanya sebagian kecil orang karena keinginan belajar anak tidak sesuai
tua mendidik dengan model otoriter dan dengan harapan yang diinginkan orang tua.
mayoritas orang tua mendidik dengan Disamping kendala tersebut, faktor teknologi
menggunakan model demokratis. Mereka juga mempengaruhi anak dalam proses
menginginkan agar anak bisa lebih baik dari belajar, anak yang sudah terpengaruh dengan
orangtua dan menjadi anak yang saleh dan handphone, laptop, tablet, cenderung malas
saleha, dapat berbakti kepada orangtua, untuk belajar agama secara lebih mendalam.
bisa berguna bagi keluarga, agama, dan
negara. Sedangkan model Laissez Faire
tidak digunakan oleh orang tua dalam
mendidik anak atau bahkan di desa Pulutan
192 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193

2. Model Pendidikan Agama dalam Remaja. Jakarta: PT Raja Grafindo


Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW Persada.
03 kecamatan Sidorejo Kota Salatiga Abdul Majid, dan Dian Andayani. 2004.
Tahun 2015 Pendidikan Agama Islam Berbasis
Dari model pendidikan agama keluarga Kompetensi. Bandung: PT Remaja
muslim yang meliputi Model Otoriter, Rosdakarya.
Demokratis dan Laissez Faire. Orangtua dalam
Abdurrahman An-Nahlawi. 1995, Pendidikan
mendidik anaknya mayoritas mendidik
Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat.
dengan model demokratis. Orangtua yang
Jakarta: Gema Insani.
mendidik secara otoriter hanya sedikit
jumlahnya. Hanya ada 1 responden dari Achmadi, 1987. Ilmu Pendidikan Islam. Salatiga:
6 orangtua di Desa Pulutan RW 03 yang Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
mendidik dengan model otoriter yaitu Salatiga.
orangtua mendidik anaknya dengan keras _______. 1992. Islam Sebagai Paradigma Ilmu
dengan menghukum anaknya ketika salah, Pendidikan. Yogyakarta: Aditya Media.
tetapi sekeraskerasnya orangtua dalam
mendidik anaknya tidak ada tindakan kontak Ahid, Nur. 2010. Pendidikan Keluarga dalam
fisik. Orangtua berusaha keras agar anaknya Perspektif Islam. Yogyakarta: Pustaka
tidak melakukan kesalahan. Sedangkan Pelajar.
mayoritas orangtua yang mendidik anaknya Arifin, Anwar. 1994. Strategi Komunikasi,
dengan model demokratis ada 5 responden. Sebuah Pengantar Ringkas. Bandung: CV
Orangtua tersebut mendidik anaknya Armico.
dengan memberi arahan kepada anaknya,
Departemen Agama RI. 2005. Al-Quran Dan
tidak langsung memarahi ketika anaknya
Terjemahnya. Bandung: PT. Syaamil Cipta
melakukan kesalahan. Pada saat orangtua
Media.
sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak
ada waktu untuk mengajari anaknya mengaji, Djamarah.2004. Pola Komunikasi Orang Tua
orangtua tersebut tetap memberikan arahan dan Anak dalam Keluarga.Jakarta: PT.
kepada anaknya untuk mengaji dengan cara Rineka Cipta.
menitipkan anaknya kepada guru ngaji, Ghani, Junaidi. 1997. Dasar-Dasar Pendidikan
sebagai tanggung jawab orangtua terhadap Kualitatif, Prosedur, Teknik dan Teori
anak. Grounded. Surabaya: PT. Bila Ilmu.
Pendidikan agama dalam keluarga
Mansur. 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam
muslim belum terlaksana dengan baik,
Islam. Yogyakarta: Pustaka
meskipun para orang tua menganggap
bahwa pendidikan Islam itu sangat penting. Pelajar.
Mardalis. 2007. Metode Penelitian: Suatu
Pendekatan Proposal. Jakarta: Pt Bumi
Aksara.
DAFTAR PUSTAKA Poerwadarminta.2006. Kamus Umum Bahasa
Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
Ramayulis.2005. Metodologi Pendidikan Agama
Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Aat Syafa’at, dkk. 2008. Peranan Pendidikan
Agama Islam Dalam Mencegah Kenakalan Roqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam:
Pengembangan Pendidikan Integratif
Taufiqur Rohman 193
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
di sekolah, keluarga, dan masyarakat.
Yogyakarta.
Sagala, Syaiful. 2005. Manajemen Berbasis
Sekolah dan Masyarakat. Jakarta: Nimas
Multima
Said, Jalaludin Usman. 1994. Filsafat pendidikan
agama Islam konsep dan perkembangan
pemikirannya. Jakarta: Raja Grafindo
Siagian, Sondang. 1999. Teori dan Praktek
Kepemimpinan.Jakarta: Rineka cipta.
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi
Penelitian. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Suwarno. 1995. Pengantar Umum Pendidikan.
Surabaya: Aksara Baru.
Suwarno, Wiji.2006. Dasar-Dasar Ilmu
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008.
Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat
Bahasa
Darajat, Zakiyah. 1993. Pendidikan Islam
dalam Keluarga dan Sekolah. Bandung:PT.
Rosdakarya.
_______. 1995. Pendidikan Islam dalam
Keluarga. Bandung: CV Rohanna.

You might also like