Professional Documents
Culture Documents
612 2808 1 PB
612 2808 1 PB
Taufiqur Rohman
IAIN SALATIGA
rohmantaufiqur93@gmail.com
ABSTRAC
This research talk about educational model religion in the family muslim in the village pulutan kecamatan
sidorejo salatiga city .Of the study focus of the research is that which is becoming problems it was islamic
education in the family muslim in the village pulutan kecamatan sidorejo salatiga city and how their model
religious education in the family muslim in the village pulutan kecamatan sidorejo salatiga city .This study
adopted qualitative approaches, so the presence of researchers in the field very important considering
researchers act directly as an instrument direct and a gatherer data from the observation deep and
actively involved in research .The data shaped words taken from informants and respondents when they
were interviewed .In other words the data clear signs from informants , data on supplementary documents
.A whole the data besides the interviews obtained from observation and documentation .Data analysis
done by means of review existing data , and held reduction data , presentation of data , draw conclusions
and the final stages of data analysis this is have something of the validity of data. Of its reserach obtained
the results of research as follows: problems it was religious education in muslim families in the village
pulutan subdistrict sidorejo salatiga city caused by several factors, that is lack of attention of parents and
exemplary factors of parent and child that is less interest in studying islam . Educational model religion
in the family muslim in the village pulutan kecamatan sidorejo salatiga 2015 city said it would follow the
democratic authoritarian and models .
Keywords: educational model religion, family muslim.
ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang Model Pendidikan Agama dalam keluarga muslim di Desa
Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Fokus yang dikaji dalam penelitian ini adalah apa
yang menjadi problematika pendidikan Islam dalam keluarga muslim di Desa Pulutan Kecamatan
Sidorejo Kota Salatiga dan bagaimana Model pendidikan agama dalam keluarga muslim di Desa
Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
jadi kehadiran peneliti di lapangan sangat penting sekali mengingat peneliti bertindak langsung
sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam
serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan/
responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa
keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data
tersebut selain wawancara diperoleh dari observasi dan dokumentasi. Analisa data dilakukan
dengan cara menelaah data yang ada, lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik
kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data ini adalah mengadakan keabsahan data. Dari
penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Problematika Pendidikan
Agama dalam Kelurga Muslim di Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu faktor kurangnya perhatian dari orang tua dan faktor keteladanan dari
orang tua serta minat anak yang kurang dalam mempelajari agama Islam. Model Pendidikan
Agama dalam keluarga muslim di Desa Pulutan Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga tahun 2015
menggunakan model otoriter dan model demokratis.
Kata Kunci: Model pendidikan Agama, keluarga muslim.
182 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193
kan peserta didik untuk mengenal, mema ibadah. Maka untuk melaksanakan semua
hami, menghayati, mengimani, bertaqwa, tugas kehidupan itu, baik bersifat pribadi
berakhlak mulia, mengamalkan ajaran maupun sosial, perlu dipelajari dan dituntun
agama Islam. Sebagai bimbingan pengajaran dengan iman dan akhlak terpuji. Dengan
latihan serta penggunaan pengalaman demikian, identitas muslim akan tampak
dalam semua aspek kehidupannya (Rpqib,
(Ramayulis. 2005)
2009).
Menurut Zakiah Darajat, pendidikan
agama Islam ialah usaha berupa bimbingan Adapun tujuan utama pendidikan Islam
dan asuhan terhadap anak didik agar adalah membina dan mendasari kehidupan
kelak setelah selesai pendidikan-nya dapat anak didik dengan nilai-nilai agama dan
memahami dan mengamalkan ajaran sekaligus mengajarkan ilmu agama Islam,
agama Islam serta menjadikannya sebagai sehingga ia mampu mengamalkan syariat
pandangan hidup. Islam secara benar sesuai pengetahuan
Sedangkan menurut Ahmad Tafsir (2004) agama. Tujuan pendidikan Islam yang sejalan
pendidikan agama Islam adalah bimbingan dengan tujuan ajaran Islam itu sendiri, yaitu
yang diberikan seseorang kepada seseorang mempertinggi nilai-nilai akhlak, sehingga
agar ia berkembang secara maksimal sesuai mencapai tingkat akhlaqul karimah. Faktor
dengan ajaran Islam. kemuliaan akhlak dalam pendidikan agama
Model pendidikan Islam adalah kerangka Islam dinilai sebagai faktor kunci dalam
konseptual atau cara pengubahan sikap menentukan keberhasilan pendidikan yang
dan tingkah laku seseorang atau kelompok menurut pandangan Islam berfungsi untuk
orang dalam usaha mendewasakan manusia menyiapkan manusia-manusia yang mampu
melalui upaya pengajaran dan pelatihan menata kehidupan yang sejahtera di dunia
berdasarkan Alquran dan Al-hadis untuk dan akhirat (Said, 1994).
mengembangkan fitrah keberagaman Berdasarkan definisi yang telah dike
subjek didik agar lebih mampu memahami, mukakan di atas maka secara umum dapatlah
menghayati, dan mengamalkan ajaran- dikatakan bahwa tujuan pendidikan Islam
ajaran Islam. adalah pembentukan kepribadian muslim
paripurna (kaffah). Pribadi yang demikian
2. Tujuan Pendidikan
adalah pribadi yang menggambarkan
Tujuan pendidikan adalah perubahan terwujudnya keseluruhan esensi manusia
yang diharapkan pada subjek didik setelah secara kodrati, yaitu sebagai makhluk
mengalami proses pendidikan baik pada individual, makhluk sosial, makhluk
tingkah laku individu dan kehidupan bermoral, dan makhluk yang ber-Tuhan.
pribadinya maupun kehidupan masyarakat Citra pribadi muslim seperti itu sering disebut
dan alam sekitarnya dimana individu itu sebagai manusia paripurna (insan kamil)
hidup (Achmadi, 1992). atau pribadi yang utuh, sempurna seimbang
Dalam hal ini, Zakiyah Daradjat dan selaras dengan pola takwa. Dalam hal
mengemukakan: ini ada beberapa tujuan pendidikan Islam
Tujuan Pendidikan adalah membimbing dan yaitu tujuan tertinggi, tujuan umum, tujuan
membentuk manusia menjadi hamba Allah khusus (Achmadi, 1992).
yang shaleh, teguh imannya, taat beribadah a. Tujuan Tertinggi
dan berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan Tujuan tertinggi ini bersifat mutlak,
gerak dalam kehidupan setiap muslim, mulia tidak mengalami perubahan dan berlaku
dari perbuatan, perkataan dan tindakkan apa
umum, karena sesuai dengan konsep
pun yang dilakukan dengan nilai mencari
Ilahi yang mengandung kebenaran
ridha Allah, memenuhi segala perintah-Nya,
mutlak dan universal. Tujuan tertinggi
dan menjauhi segala larangan-Nya adalah
Taufiqur Rohman 185
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
dan terakhir ini pada akhirnya sesuai sosialnya dan tanggung jawabnya
dengan tujuan hidup manusia dan dalam tata hidup bermasyarakat.
peranannya sebagai ciptaan Allah, yaitu: 3. Mengenalkan manusia dengan ala
1. Menjadikan hamba Allah yang paling mini dan mengajak mereka untuk
taqwa mengetahui hikmah diciptanya
Tujuan ini sejalan dengan tujuan serta memberikan kemungkinan
hidup dan penciptaan manusia, kepada mereka untuk mengambil
yaitu semata-mata untuk beribadah manfaatnya.
kepada Allah Swt. 4. Mengenalkan manusia dengan
2. Mengantarkan subjek didik pencipta alam (Allah) dan meme
menjadi Khalifatullah fil ard (wakil rintahkan beribadah kepada-Nya.
Tuhan di bumi) yang mampu Keempat tujuan tersebut merupakan
memakmurkannya (membudayakan satu rangkaian atau kesatuan, dengan
alam sekitar) dan lebih jauh lagi, kembali kepada Al-qur’an dapat
mewujudkan rahmah bagi alam disimpulkan bahwa realisasi diri sebagai
sekitarnya, sesuai dengan tujuan tujuan umum pendidikan Islam tidak
penciptaan manusia dan sebagai lain adalah terpadunya pikir, zikir, dan
konsekuensi setelah menerima Islam amal pada pribadi seseorang. Dan ini
sebagai pedoman hidup. merupakan kunci utama untuk sampai
3. Untuk memperoleh kesejahteraan, pada tujuan tertinggi “Ma’rifatullah an
kebahagiaan hidup di dunia sampai ta’abud ilallah”.
di akhirat, baik individu maupun c. Tujuan Khusus
masyarakat. Tujuan khusus adalah pengkhususan
Tujuan ini sesuai dengan cita-cita setiap atau operasionalisasi tujuan tertinggi dan
muslim sebagaimana doa yang paling terakhir dan tujuan umum pendidikan
mencakup dan selalu dimohonkan kepada islam. Tujuan khusus bersifat relatif
Allah, Rabbana atina fid-dunya hasanah, sehingga dimungkinkan untuk diadakan
wa fil-akhirati hasanah wa qina azaban- perubahan di mana perlu sesuai dengan
nar. Ketiga tujuan tertinggi tersebut tuntutan dan kebutuhan, selama tetap
diyakini sebagai sesuatu yang ideal dan berpijak pada kerangka tujuan tertinggi
dapat memotivasi usaha pendidikan dan umum itu. Pengkhususan tujuan
dan bahkan dapat menjadikan aktivitas tersebut dapat didasarkan pada:
pendidikan yang lebih bermakna. 1. Kultur dan cita-cita suatu
b. Tujuan Umum bangsa di mana pendidikan itu
Tujuan Umum adalah sebagai arah yang diselenggarakan.
taraf pencapaiannya dapat di-ukur 2. Minat, bakat, kesanggupan subjek
karena menyangkut perubahan sikap, didik.
perilaku dan kepribadian subjek didik. 3. Tuntutan situasi, kondisi pada kurun
Dalam hal tujuan umum mengenai waktu tertentu.
pendidikan Dr. Muhammad Fadil Al- Dengan demikian tujuan khusus harus
Jamali menyimpulkan sebagai berikut: tetap mengacu pada tujuan tertinggi
1. Mengenalkan manusia akan dan senantiasa dijiwai dengan akhlaqul
peranannya diantara makhluk dan karimah, karena pendidikan budi pekerti
tanggung jawab pribadinya dalam (akhlaq) adalah jiwa dari pendidikan
hidup ini. islam dan Tujuan Akhir Pendidikan Islam
2. Mengenalkan manusia akan adalah berkaitan dengan penciptaan
hubungannya dengan lingkungan manusia di muka bumi ini, yaitu
186 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193
membentuk manusia sejati, manusia abid belum dewasa. Satuan ini mempunyai sifat-
yang selalu mendekatkan diri kepada sifat tertentu yang sama, dimana saja dalam
Allah, melekatkan sifat-sifat Allah dalam satuan masyarakat manusia (Djamarah,
pribadinya dan menjalankan fungsi- 2004).
fungsi kehidupannya sebagai khalifatul Menurut tim penyusun kamus besar
fil ard (Ahid, 2010). bahasa Indonesia (2008) yang dimaksud
Hal ini seperti yang diterangkan dalam Muslim adalah penganut agama Islam atau
Q.S Adz Dzariyat ayat 56: orang yang memeluk agama Islam. Muslim
kalau ditinjau dari segi bahasa dan istilah
ِ ال َّن وَ ْالِنْ َس إَِّل لِيَ ْعبُد
ُون ِ ْ وَ َما َخلَقْ ُت asal usul katanya yaitu dimulai dari kata”
56. dan aku tidak menciptakan jin dan manusia Islam” berasal dari bahasa Arab: “salima”
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. yang artinya selamat, dari kata itu terbentuk
Dengan demikian tujuan pendidikan “aslama”yang artinya menyerahkan diri
agama Islam adalah dalam rangka untuk atau tunduk dan patuh. Dari kata “aslama”
menumbuhkan pola kehidupan manusia itulah terbentuk kata Islam dan pemeluknya
yang utuh melalui latihan kejiwaan, disebut Muslim. Orang yang memeluk Islam
kecerdasan otak penalaran, perasaan dan berarti menyerahkan diri kepada Allah, siap
indera.Jadi pendidikan itu harus melayani patuh pada ajaran-Nya dan yang pasti orang
pertumbuhan manusia dalam semua aspek yang sudah mengucapkan syahadat berarti
baik aspek spiritual, intelektual, imajinasi, dia sudah Muslim, tetapi untuk menjadi
jasmaniah, maupun bahasannya. Pendidik muslim yang sebenarnya setiap orang harus
pada dasarnya mendorong semua aspek menjalankan ajaran-ajaran Islam dengan
tersebut ke arah keutamaan serta pencapaian sebenar-benarnya.
kesempurnaan hidup (Mansur, 2005). Jadi, Keluarga Muslim menurut penulis
adalah keluarga yang beragama Islam
B. Keluarga Muslim sekaligus menyerahkan diri kepada Allah
Keluarga adalah sanak saudara yang ber dan siap patuh pada ajaran-Nya.
talian dengan turunan atau sanak sau
C. Problematika Pendidikan Agama dalam
dara yang bertalian dengan perkawi-nan
Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW
(Poerwadarminta, 2006). Keluarga adalah
03
wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan
dan pengembangan anak. Jika suasana Dalam dunia pendidikan pasti muncul per
dalam keluarga itu baik dan menyenangkan, masalahan dalam setiap pelaksanaannya,
maka anak akan tumbuh dengan baik baik itu di dalam pemerintahan, seko lah
pula. Jika tidak, tentu akan terhambatlah maupun dalam keluarga. Dalam melak
pertumbuhan anak tersebut (Darajat, 1995). sanakan pendidikan, peran keluarga tidak
Keluarga merupakan sebuah institusi bisa dianggap remeh, karena lingkungan per
yang terbentuk karena ikatan perkawinan. tama yang mempunyai peran penting dalam
Pada dasarnya keluarga itu adalah sebuah pendidikan adalah lingkungan keluarga.
komunitas dalam “satu atap”. Kesadaran Di sinilah anak dilahirkan, dirawat, dan
untuk hidup bersama dalam satu atap dibesarkan. Di sini juga proses pendidikan
sebagai suami istri dan saling interaksi berawal.
dan berpotensi punya anak akhirnya Orang tua adalah guru pertama dan
membentuk komunitas baru yang disebut utama bagi anak. Orang tua adalah guru
keluarga. Jadi keluarga dalam bentuk yang agama, bahasa, dan sosial bagi anak.
murni merupakan satu kesatuan sosial yang Karena, Orang tua adalah orang yang
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak yang pertama mengajarkan anak bersosialisasi
Taufiqur Rohman 187
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
dengan lingkungan sekitar. Dalam keluarga manusia. Anak kecil yang merasa kurang
terjadi interaksi antara orangtua dengan disayangi oleh orang tuanya akan menderita
anak. Dengan mendidik, orang tua sangat hatinya, kesehatan badan akan menurun,
berperan dalam proses pendidikan yang kecerdasannya juga mungkin akan semakin
akan diterapkan kepada anak. berkurang, dan kelakuannya mungkin akan
Peran keluarga dalam pendidi-kan menjadi nakal, keras kepala dan sebagainya.
meliputi: Problematika pendidikan agama pada
1. Dalam bidang Jasmani dan kesehatan anak, pada dasarnya tidak hanya terjadi
anak di Desa Pulutan, mungkin pada saat ini
Keluarga mempunyai peranan penting banyak terjadi di Desa-desa bahkan sampai
untuk menolong pertumbuhan anak- terjadi di keluarga daerah perkotaan.
anaknya dari segi jasmaniah, baik Problematika yang terjadi di Desa Pulutan
aspek perkembangan maupun dari merupakan fenomena kejadian yang
aspek perfungsian. Didalam-nya realistis terjadi dalam keluarga. Bahwa
termasuk perlindungan, pengobatan orang tua terkadang sulit mendidik anaknya
dan pengemba-ngan untuk menunaikan karena orang tua yang sibuk bekerja untuk
tanggung jawab. memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga
2. Dalam bidang pendidikan akal anak menjadi kurang perhatian, kurang
(intelektual) bimbingan arahan ditambah lagi faktor
Walaupun pendidikan akal dikelola oleh minat anak yang kurang memperhatikan
institusi-institusi yang khusus, tetapi akan pentingnya pendidikan agama Islam.
keluarga masih tetap memegang peranan Disini sangat diperlukan usaha orang tua
penting dan tidak dapat dibebaskan dari yang harus selalu mendidik mengontrol
tanggung jawab. Anak-anak tidak akan anaknya agar anak tersebut menjadi tertarik
menikmati perkembangan akal yang untuk belajar agama Islam.
sempurna, kecuail jika mereka mendapat Menurut jawaban dari informan yang
pendidi-kan akal dan mendapat ditanyakan oleh penulis tentang apa saja
kesempatan yang cukup di rumah. problematika pendidikan agama dalam
3. Dalam bidang pendidikan agama keluarga muslim, hampir semuanya
Pendidikan agama dan spiritual ini menyatakan pertama keteladanan dari
berarti membangkitkan kekuatan orang tua. Keteladanan menjadi kendala
dan kesediaan spiritual yang bersifat utama dalam masalah pendidikan. Problem
naluri yang ada pada anakanak melalui kedua adalah minat anak yang kurang
bimbingan agama yang sehat dan dalam kegiatan agama seperti shalat, puasa,
mengamalkan ajaran-ajaran agama mengaji Al-qur’an, membaca kitab kuning,
(Ahid, 2010). yasinan, dziba’an dan lain-lain. Hal ini
seperti yang disampaikan oleh Bapak Slkn
Problematika pendidikan agama dalam
(20 04 2015) yang berprofesi sebagai buruh
keluarga Muslim di Desa Pulutan dapat
serabutan dengan pendidikan lulusan SMP
teratasi dengan baik apabila orang tua bisa
mengatakan:
menerapkan peran orang tua dengan sebaik-
baiknya dan anak juga harus meningkatkan “Saya masih kurang dalam memberikan
belajar agama Islam sehingga terjadi contoh yang baik kepada anak-anak,
karena saya sendiri sebetulnya kurang
kesesuaian antara tujuan orang tua dalam
begitu paham tentang agama, jadi saya
mendidik anaknya.
tidak bisa mengajarkan mereka tentang
Menurut Darajat (1993) menyatakan
shalat atau mengaji secara langsung, tetapi
bahwa rasa kasih sayang adalah kebutuhan
jiwa yang paling pokok dalam kehidupan
188 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193
kalau masalah berperilaku insya Allah saya Dan hal ini juga terjadi pada M aw putra
berperilaku baik terhadap anak”. dari Bapak NN (23 05 2015)
Hal ini berbeda dengan apa yang “Setiap hari saya juga disuruh bapak saya
diutarakan oleh bapak Fzn (24 04 2018) untuk berangkat belajar mengaji di rumah
yang berprofesi sebagai guru SD dengan (Bapak Djmt) akan tetapi saya sering kali
pendidikan lulusan sarjana S1 : tidak berangkat mengaji karena teman
sebaya juga tidak berangkat sehingga saya
“Ya, saya selalu berusaha memberikan ikutan tidak berangkat.”
contoh yang baik kepada anak-anak saya,
karena anak itu sangat mudah meniru Selain beberapa anak di atas masih ada
perilaku dari orang tuanya. Jadi, saya harus lagi anak yang terkadang enggan untuk
memberikan contoh yang baik terhadap belajar mengaji yaitu Brk putra dari bapak
anak saya agar anak saya menjadi anak yang Fzn (24 05 2015)
berperilaku baik”.
“Bapak saya setiap hari menyuruh saya
Problematika pendidikan agama Islam untuk belajar ngaji ke tempat guru ngaji, ya
dalam keluarga muslim adalah kurangnya waktunya sehabis maghrib tetapi terkadang
sikap keteladanan dari orangtua sekaligus saya merasa malas mau mengaji karena
perhatian orangtua terhadap anaknya dan sudah capek, sehabis pulang sekolah tetapi
saya usahakan untuk bisa mengaji dan
juga minat anak yang kurang begitu mem
shalat lima waktu karena sebetulnya saya
perhatikan mengenai pentingnya belajar
juga ingin belajar lebih dalam soal agama”.
agama yang merupakan pondasi utama
dalam menjalankan kehidupan. Problematika yang terjadi pada anak
Di Desa Pulutan terutama dalam di Desa meliputi faktor lingkungan, teman
keluarga muslim pada dasarnya orang tua sebaya yang nakal dan sekaligus perkem
dalam mendidik anaknya sudah semangat, bangan teknologi yang semakin maju serta
hanya saja faktor anaknyalah yang kurang minat anak yang kurang memperhatikan
berminat atau kurang memperhatikan tentang pentingnya belajar agama Islam.
untuk belajar agama. Seperti yang terjadi Lingkungan yang kurang mendukung
pada Saudara Mzh putra dari Bapak Slkn (19 menjadi problem bagi anak di Desa Pulutan
05 2015) mengatakan: sehingga gairah semangat anak menjadi
“Setiap hari bapak saya menyuruh saya menurun, akibatnya anak menjadi malas
untuk belajar mengaji tujuannya agar saya belajar dan malas untuk berangkat mengaji.
bisa mengaji membaca Al-qur’an tetapi saya Anak ketika mau berangkat mengaji dan
kurang memperhatikan nasihat-nasihat bertemu teman-teman sebaya yang tidak
dari bapak sehingga saya tidak mengaji lagi mengaji akibatnya menjadi terpengaruh
dengan alasan malas.” untuk tidak berangkat mengaji. Mereka
anak harus pandai-pandai memilih teman
Begitu juga yang terjadi pada Saudara
agar tidak terjerumus kedalam hal-hal yang
IS putra dari Bapak Mgn (19 05 2015)
kurang bermanfaat. Orang tua juga harus
mengatakan:
ikut andil dalam mengatasi problem anak
“Saya sudah tidak belajar mengaji lagi tersebut.
karena saya sudah bekerja di pabrik dan Keteladanan dari orang tua sangat
ketika pulang sudah larut malam sehingga diperlukan bagi anaknya dalam
ketika saya ingin belajar mengaji ke guru
melaksanakan pendidikan Islam karena,
ngaji sudah tidak ada waktu lagi dan lagi pula
orang tua adalah contoh teladan yang
dulu saya sudah pernah khatam mengaji Al-
paling mudah ditiru dan dekat dengan anak.
qur’an.”
Namun dalam keluarga muslim di Desa
Taufiqur Rohman 189
Model Pendidikan Agama dalam Keluarga Muslim
Pulutan ada beberapa orang tua yang masih kehidupan anak didik dengan nilai-
kurang bisa menjadi teladan yang baik bagi nilai agama dan sekaligus mengajarkan
anak-anaknya. Dalam keluarga seperti ini, ilmu agama Islam, sehingga ia mampu
para orang tua lebih menyerahkan anaknya mengamalkan syariat Islam secara benar
kepada guru atau tokoh yang dirasa patut sesuai pengetahuan agama (Said, 1994).
ditiru oleh anak-anaknya. Ketidakmampuan Tujuan akhir Model pendidikan Agama
orang tua dalam hal memberikan contoh yang Islam adalah berkaitan dengan penciptaan
baik disebabkan kurangnya pengetahuan manusia dimuka bumi ini yaitu membentuk
tentang agama, kesibukan dalam bekerja, manusia sejati, manusia abid, yang selalu
dan merasa bahwa dirinya kurang baik mendekatkan diri kepada Allah, melekatkan
untuk menjadi contoh anaknya. sifat-sifat Allah dalam pribadinya, dan
Dapat dilihat dari sebab diatas bahwa menjalankan fungsi-fungsi kehidupannya
orang tua merupakan pendidik yang paling sebagai khalifatul fil ard (Ahid, 2010). Menjadi
utama dalam mendidik anaknya sehingga manusia yang berakhlaq mulia dan berbudi
perilaku yang dilakukan oleh orang tua pekerti luhur yang di ridhoi Allah Swt.
akan mempengaruhi perkembangan Dari hasil penelitian penulis tentang
pada anaknya. Orangtua di Desa Pulutan model pendidikan Agama dalam keluarga
yang sibuk bekerja untuk meningkatkan muslim di desa Pulutan, penulis dapat
ekonomi keluarga, terkadang mempunyai menyimpulkan bahwa model pendidikan
sedikit waktu luang untuk berinteraksi dan agama yang diterapkan di desa Pulutan RW
berkumpul dengan anak-anaknya, orangtua 03 meliputi 2 model tetapi yang berlaku
bisa berkumpul pada anak sehabis kerja hanya dua model.
padahal, orang tua sudah lelah capek dan
1. Model Pendidikan Otoriter
butuh istirahat, sehingga proses interaksi
dengan anak menjadi tidak kondusif. Model pendidikan otoriter merupakan
Jadi, problematika pendidikan agama pendidikan yang keras di bandingkan model
dalam keluarga muslim di Desa Pulutan pendidikan yang lain. Pengasuhan dari
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor orangtua yang kaku, diktator dan memaksa
perhatian, teladan dari orang tua serta faktor anak untuk patuh terhadap aturan-aturan
minat belajar anak dalam mempelajari ilmu yang diberikan oleh orangtua tanpa merasa
agama. Namun faktor minat belajar anak perlu menjelaskan kepada anak tentang
untuk mempelajari ilmu agama merupakan guna dan alasan dibalik aturan tersebut.
faktor yang paling berpengaruh, karena Orangtua cenderung mengekang keinginan
keinginan belajar anak tidak sesuai dengan anaknya. Dengan persepsi nilai-nilai, sikap
harapan yang diinginkan orang tua. dan perilaku demikian seorang kepala
keluarga yang otoriter dalam praktek akan
D. Model Pendidikan Agama dalam menggunakan model pendidikan sebagai
Keluarga Muslim di Desa Pulutan RW berikut:
03 a. Menuntut ketaatan penuh dari para
Model pendidikan agama adalah kerangka anggota keluarga,
konseptual atau cara pengubahan sikap b. Dalam menegakkan disiplin menunjuk
dan tingkah laku seseorang atau kelompok kan kekakuan,
orang dalam usaha mendewasakan manusia c. Bernada keras dalam pemberian
melalui upaya pengajaran, bimbingan dan perintah atau instruksi,
pelatihan. d. Menggunakan pendekatan punitif dalam
Adapun tujuan utama Model pendidikan hal terjadinya penyimpangan oleh
Agama adalah membina dan mendasari anggota keluarga (Siagian, 1993).
190 Vol. 2 No. 2 Juli 2018 | 181-193