TEXT TUGAS BAHASA INGGRIS

” MARKET PRICE ISSUE “

MATA KULIAH : BAHASA INGGRIS

DOSEN PENGAMPU : ELSYA AGESTY, M.Pd

KELOMPOK 8 :
REPORTER : PRAMITA RISSA RAMADHANI (2210501022)
HOST : ELA AZZAHRA (2220501031)
NARASUMBER : 1. MAULIDDINA FATHILLAH (2210501021)
2. NABILAH NURHALIZA (2220501033)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
PRODI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM
TAHUN AKADEMIK 2022/2033
 ( ENGLISH TEXT )
 OPENING
Ela : How are you viewers, back again with me Ela Azzahra on this morning's
news. This time we will find out what is the real reason of the unstable selling
price in the market.
Reporter Pramita, who is on the scene right now, will provide us with this
information. Pramita, accept my invitation.

Pramita : Okay, thanks to Ela Azzahra from the studio, I'm already in the Palembang
traditional market, and we can see buyers and sellers interacting in the
background. Let's ask about an unstable market's selling price.

 SEGMENT 2
Pramita : Excuse me Mrs, what’s your name ?
Mrs.Bila : Bila
Mrs.Dina : Dina
Pramita : What are your opinions, Mrs. Bila, on the unstable market selling price right
now?
Mrs Bila : I think the price of eggs is very high, even though two weeks ago the price of
eggs was not as high as it is now
Pramita : Then, do you complain about the high price of eggs?
Mrs Bila : Of course I complained, if for an economy that is just barely enough to that
much, then I can't afford it. If possible, the price of eggs will go down. Pity the
lower class people, previously the most expensive egg was Rp.24.000, whereas
now there are Rp.32.000.
Pramita : Okay, then what is Mrs. Dina's response to Mrs. Bila's complaint about the
high price of eggs?
Mrs Dina : Because a number of other factors, in addition to my desire to raise the price,
have an impact on the price increase, I'm also really perplexed. I will lose
money if I provide a low price. In the meantime, no one wants to purchase if I
 raise the price. The amount of profit I made from the sale was equally modest. I
am unable to provide a reduced price at this time.
Pramita : What reasons, in your opinion, led to the price increase of staple items, if I
may ask?
Mrs Dina : The price of laying hen feed is one of many contributing factors, and as a
result, the amount of food for laying hens must be restricted. Feed for laying
hens costs more than regular broiler feed. Additionally, the health and physical
condition of laying hens are significantly impacted by the weather.
Additionally, recent bad weather has harmed laying hens' health.
Pramita : Ok, thank you very much to Mrs. Bila and Mrs. Dina for the information,
then I will return it to Ela Azzahra in the studio

 CLOSING
Ela : Well, thank you Pramita regarding the information we got regarding the
problem of food prices which are currently unstable, we can conclude that these
unstable prices certainly have causal factors that make food prices unstable,
both in terms of weather, or an increase in business capital.
Thanks to the viewers who watched and listened to the news this morning,
thanks also to the colleagues who were at the location, that's all from us, I Ela
Azzahra said goodbye.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 ( TEKS BAHASA INDONESIA )
 PEMBUKAAN
Ela : Apa kabar pemirsa, kembali lagi bersama saya Ela Azzahra pada berita
pagi ini. Kali ini kita akan mencari tahu apa penyebab sebenarnya dari harga
jual yang tidak stabil di pasaran.
Informasi tersebut akan kita dapatkan dari reporter Pramita yang saat ini
sedang berada dilokasi. Baik Pramita, saya persilahkan.
Pramita : Ok terima kasih kepada Ela Azzahra dari studio, saat ini saya sedang
berada di pasar tradisional Palembang, dan di belakang saya terlihat ada
penjual dan pembeli yang sedang berinteraksi. Coba kita tanya harga jual
pasar yang tidak stabil.

 SEGMEN 2
Pramita : Pagi Ibu, dengan ibu siapa ?
Ibu Bila : Bila
Ibu Dina : Dina
Pramita : Bagaimana pendapat ibu Bila, mengenai harga jual pasar yang tidak
stabil saat ini ?
Ibu Bila : Menurut saya harga telur itu tinggi sekali, padahal dua minggu yang
lalu harga telurnya tidak setinggi sekarang
Pramita : Lalu, apakah ibu mengeluh tentang kondisi harga telur yang sedang
tinggi ?
Ibu Bila : Tentu saja saya mengeluh, kalau untuk ekonomi yang pas pasan
sampai segitu, ya gak kuat belinya. Kalau bisa harga telur itu turun.
Kasihan rakyat bawah, dulu harga telur paling mahal 24 ribu, sedangkan
sekarang ada yang 32 ribu
Pramita : Kemudian bagaimana tanggapan ibu Dina terhadap pendapat ibu Bila
yang mengeluhkan harga telur yang tinggi ?
Ibu Dina : Saya juga bingung sebenarnya, karena kenaikan harga juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor, bukan kemauan saya untuk menaikkan
 harga harganya. jika saya beri harga murah, saya yang akan rugi.
Sedangkan jika saya naikkan harga, tidak ada yang ingin membeli.
Untung yang saya dapat dari penjualan juga tidak besar. Jadi, untuk saat
ini saya tidak bisa memberikan harga murah
Pramita : Kalo boleh tahu menurut ibu, apa sih faktor faktor yang membuat harga
pangan ini naik?
Ibu Dina : Faktor kenaikan itu banyak, salah satunya adalah harga pakan ayam
petelur yang naik juga harganya, sehingga ayam petelur terpaksa dibatasi
jumlah makanannya. Harga pakan ayam petelur ini berbeda dengan pakan
ayam potong biasa. Selain itu juga, cuaca sangat mempengaruhi kondisi
dan kesehatan tubuh ayam petelur. Dan akhir akhir ini cuaca sedang tidak
mendukung menyebabkan kesehatan ayam petelur terganggu
Pramita : Baik, Terimakasih banyak kepada Ibu Bila dan Ibu Dina atas
informasinya, selanjutnya saya kembalikan kepada Ela Azzahra di studio

 PENUTUPAN
Ela : Baik terimakasih pramita menyangkut informasi yang kita dapat kan
mengenai masalah harga pangan yang saat ini tidak stabil, dapat kita
simpulkan bahwa harga yang tidak stabil tersebut tentunya mempunyai
faktor penyebab yang membuat ketidakstabilan harga pangan tersebut, baik
segi cuaca, atau kenaikan modal usahanya.
Terimakasih kepada para pemirsa yang telah menyaksikan dan menyimak
berita pagi ini, terimakasih juga kepada rekan yang ada dilokasi , sekian dari
kami saya Ela Azzahra pamit undur diri.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.